TENAGA KERJA
Unsur utama biaya tenaga kerja adalah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja
produksi, baik yang dibayar dengan dasar per jam, harian,atau per satuan. Gaji adalah
pembayaran tetap secara teratur kepada para manajer atau tenaga kerja klerikal. Istilah upah
dan gaji biasanya digunakan secara bergantian.
1. Memastikan adanya catatan yang akurat atas waktu kerja setiap karyawan melalui:
- Kartu Hadir (clock card), yang menyediakan bukti yang dapat diandalkan atas
kehadiran karyawan
- Kartu jam kerja (job time ticket) atau kartu pesanan, untuk memastikan informasi atas
jenis dan lama pekerjaan yang dilakukan (dalam mengerjakan produk)
2. Perhitungan dan persiapan penggajian
- Pencatatan waktu hadir
- Pembuatan Daftar Gaji dan Upah serta Rekapitulasi Gaji dan upah untuk
mengelompokan ke dalam biaya langsung dan tidak langsung ( distribusi biaya tenaga
kerja )
Dade Nurdiniah, SE, M.Ak.
3. Pembayaran : pembayaran gaji dan upah kepada karyawan, serta pembayaran pajak
penghasilan karyawan ke kas Negara
1. Rencana pemberian insentif (incentive wage plan) memberikan imbalan bagi pekerja sesuai
dengan peningkatan outputnya yang berkualitas tinggi. Tujuan utama dari rencana
pemberian insentif adalah untuk merangsang pekerja agar memproduksi lebih banyak,
hingga mereka memperoleh lebih banyak upah, tetapi pada saat bersamaan tambahan
output tersebut mengurangi biaya per unit.
2. Pemberian insentif didasarkan pada : waktu kerja, hasil produksi atau kombinasi diantara
keduanya
Rencana Unit Kerja Langsung adalah salah satu rencana pemberian insentif paling sederhana,
yaitu membayar upah di atas tariff dasar untuk produksi di atas standar. Standar produksi
dihitung dalam jumlah unit per menit dan kemudian diterjemahkan menjadi jumlah dolar yang
dibayarkan per unit. Meskipun tarif per menit mencerminkan hubungan sebab akibat yang
nyata antara output dan upah, insentif ini hanya efektif apabila pekerja dapat mengendalikan
tarif output individual, tarif per unit takan efektif apabila output dipengaruhi yang lain misalnya
mesin
Contoh :
Tarif standar = 15 unit per jam, Tarif Upah dasar=Rp. 1.200 per jam
Rencana Bonus Seratus Persen merupakan suatu variasi dari rencana unit kerja langsung.
Rencana ini berbeda dalam hal dimana standar tidak dinyatakan dalam uang tetapi dalam waktu
per unit output, bukan menggunakan suatu harga per unit melainkan menggunakan waktu
standar yang diperbolehkan untuk selesaikan satu unit dan pekerja dibayar berdasarkan waktu
standar dikalikan tarif per jam jika unit diselesaikan sesuai dengan standar atau lebih sedikit.
Contoh :
Produksi standar=20 unit per jam ( 800 unit untuk 40 jam kerja per minggu )
Tarif dasar upah=Rp. 1.000/jam
Nama Jumlah jam Jumlah Jumlah Rasio Tarif Tarif Jumlah Biaya
pekerja kerja unit yang unit efisiensi dasar dasar x penghasilan tenaga
sesungguhnya dihasilkan standar upah rasio kerja
per jam efisiensi unit
ALI 40 640 800 0,80 1.000 - 40.000 62,50
HASAN 40 840 800 1,05 1.000 1.050 42.000 50
AMIR 36 800 720 1,11 1.200 1.332 47.952 59,94
BADU 40 1.000 800 1,25 1.600 2.000 80.000 80
MEMET 40 1.100 800 1,37 1.500 2.055 82.200 74,73
Perhitungan : rasio efisiensi=jumlah unit yang dihasilkan/jumlah unit standar
Rencana Bonus Kelompok, seperti rencana yang didesain untuk pemberian insentif individual
memicu produksi dengan tarif di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif
per jam untuk produksi sampai sesuai dengan jumlah output standar. Biasanya bonus yang
diperoleh oleh kelompok dibagi diantara anggota anggota kelompok sesuai dengan tarif dasar
mereka.
Contoh :
Suatu kelompok terdiri atas 5 pekerja, Tarif upah= Rp. 2.000/jam untuk setiap pekerja, jam
kerja normal = 8 ja per shif, jumlah produksi standar 40 unit per ja atau 320 unit per shift.
Bonus dihitung per hari dengan tarif Rp 2.000 untuk setiap jam dari waktu yang dihemat
Ada tiga kegiatan dalam akutansi biaya tenaga kerja: pencatatan waktu kerja, perhitungan
jumlah gaji dan upah, dan alokasi biaya tenaga kerja. Setelah tiga kegiatan tersebut selesai
kemudian diadakan pencatatan biaya tenaga kerja dalam catatan akuntansi.
Premi shift
Karyawan yang bekerja pada shift malam (misalnya: jam 15.00 s.d. 23.00 atau 23.00 s.d. 07.00)
biasanya akan diberikan tambahan upah (misalnya: tarif biasa Rp. 35.000 per jam dan premi
shift Rp. 17.500 per jam) karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibayar dengan tarif biasa
Rp. 35.000 ditambah premi shift Rp.17.500 atau Rp. 52.500 per jam. Upah dengan tarif biasa
dibebankan kepada rekening persediaan barang dalam proses, sedangkan sebagian upah yang
merupakan premi shift dibebankan kepada biaya overhead pabrik.
Premi lembur
Premi lembur adalah jumlah jam lembur dikalikan dengan tarif premi (kelebihan tarif upah
lembur di atas tarif biasa). Ada tiga macam perlakuan terhadap biaya premi lembur :
a. Dibebankan kepada biaya overhead pabrik, apabila kerja lembur diakibatkan kegiatan
normal, premi lembur diperlakukan sama dengan premi shift. Upah dengan tarif biasa
dibebankan kepada persediaan barang dalam proses, sedangkan sebagian upah yang
merupakan premi lembur dibebankan kepada biaya overhead pabrik.
b. Dibebankan kepada pesanan tertentu, apabila kerja lembur sebagai akibat pengerjaan
pesanan tersebut, permi lembur dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Semua
upah, baik upah biasa maupun premi lembur, dibebankan ke rekening persediaan barang
dalam proses.
c. Dibebankan sebagai rugi premi lembur, apabila kerja lembur diakibatkan oleh kelalaian
atau tenaga kerja yang tidak capak, premi lembur dibebankan sebagai kerugian premi
lembur. Hanya upah dengan tarif biasa yang dibebankan kepada rekening persediaan
barang dalam proses.
Insentif
Untuk memacu produktivitas karyawan manajemen dapat menerapkan sistem upah insentif,
yaitu karyawan akan diberikan upah tambahan apabila menghasilkan produk di atas jumlah
minimum yang ditetapkan.