Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sabina Diva Permatasari Putri

NIM : 210810301013

Kelas : Akuntansi Biaya C

Dosen Pengampu : Bapak Rochman Effendi, S.E., M.SI, Ak

BIAYA BAHAN

Bahan yang digunakan untuk produksi pada perusahaan manufaktur dibedakan ke dalam
dua golongan yaitu bahan baku dan bahan penolong pabrik. Bahan baku adalah bahan yang
menjadi bagian produk jadi dan dapat diidentifikasi ke produk jadi. Seperti tanah pada
perusahaan pembuat batu bata, karet pada perusahaan pembuat sepatu olah raga, kertas dan tinta
pada perusahaan percetakan, dan kayu pada perusahaan pembuat mebel. Sedangkan bahan
penolong adalah bahan yang tidak dapat diidentifikasi ke produk atau bahan yang nilainya
relative tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk. Seperti lem dan benang pada
perusahaan percetakan, kertas amplas dan paku pada perusahaan pembuat mabel. Bahan yang
digunakan tidak selalu berupa bahan mentah atau bahan yang belum diolah. Banyak perusahaan
menggunakan bahan beripa produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan lain misalnya
lempengan logam pada perusahaan perakitan mobil yang berasal dari perusahaan cor logam.
Perusahaan dapat memperoleh bahan untuk produksi dengan cara mengolah sendiri atau
membeli dari perusahaan lain. Contohnya, pada perusahaan penghasil kertas, bahan baku kertas
pulp dapat diperoleh dengan cara mengolah sendiri atau dibeli dari perusahaan lain, dari dalam
negri ataupun luar negri.

Bahan baku dan bahan penolong pabrik harus dikelola sedemikian rupa supaya
terhindar dari kerugian. Untuk menghindari berbagai kemungkinan yang merugikan perusahaan
perlu menerapkan sistem pengendalian terhadap bahan Sitem pengendalian ini mencakup semua
prosedur untuk mengamankan kuantitas dan nilai rupiah bahan. Mulai dari anggaran penjualan
dan produksi sampai dengan produk selsai diproses dan siap dikirim ke pemesan atau gudang.
Dalam pengendalian bahan, fungsi yang sebaiknya dipisah satu dengan yang lain adalah fungsi
pembelian, penerimaan, penyimpanan, penggunaan, dan pencatatan bahan. Pemisahan fungsi
tidak menjamin perusahaan bebas dari penyalahgunaan bahan karena kemungkinan adanya
kolusi antarbagian. Adanya pemisahan fungsi dapat menciptakan pengecekan internal
antarbagian di dalam perusahaan. Prosedur untuk mengamankan bahan dalam sistem
pengendalian bahan secara garis besar mencakup prosedur pembelian bahan dan prosedur
penggunaan bahan.

Prosedur pembelian bahan mencakup beberapa tahap kegiatan. Pertama, permintaan


pembelian. Permintaan pembelian dilakukan oleh departemen agar kuantitas, kualitas, dan jenis
bahan yang dibeli sesuai dengan kebutuhan dilakukan dengan cara mengisi formulir permintaan
pembelian. Kedua, pembelian bahan yang tujuannya agar dalam transaksi pembelian bahan tidak
terjadi kolusi antara bagian gudang atau bagian produksi terhadap pemasok bahan. Pembelian
bahan dilakukan dengan menggunakan surat order pembelian yang berisi deskripsi bahan yang
diinginkan, kuantitas, harga, jangka waktu pembayaran, dan perintah pengirimian. Ketiga,
penerimaan bahan tujuannya untuk memastikan kuantitas dan kualitas bahan yang diterima
sesuai dengan yang dipesan. Keempat, penyimpanan bahan. Setelah bahan diterima oleh bagian
penerimaan, bahan dan tembusan laporan penerimaan dikirm ke bagian gudang. Tujuannya
untuk pencatatan pada kartu gudang. Terakhir yaitu persetujuan faktur pemasok yang dialkukan
oleh bagian akuntansi dalam memastikan pembayaran kepada pemasok dilakukan sesuai harga
bahan yang diterima dan dipesan.

Formulir permintaan bahan berisi informasi tentang nomor pesanan dan departemen atau
bagian yang memerlukan jenis dan kuantitas bahan yang diminta. Setelah menerima formulir
permintaan bahan, bagian gudang melengkapi formulir dengan mengisi kuantitas bahan yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk produksi.

Akuntansi bahan menyangkut penggunaan akun untuk mencatat pembelian dan


penggunaan bahan serta menyangkut penentuan biaya bahan yang dibeli dan biaya bahan yang
digunakan. Terdapat dua sistem pencatatan pembelian dan penggunaan bahan. Pertama, metode
periodic yang dicatat pada akun pembelian. Biaya bahan yang digunakan untuk produksi
dihtiung setelah perusahaan melakukan perhitungan fisik terhadap bahan yang belum digunakan.
Perhitungan fisik umumnya dilakukan pada akhir periode akuntansi. Kedua, metode perpetual
mutasi bahan dicatat pada pembukuan perusahaan. Pembelian bahan dicatat dengan mendebit
akun bahan. Tidak ada ketentuan yang mengharuskan sutau perusahaan menggunakan sistem
periodic atau perpetual. Penggunaannya diperngaruhi oleh kebutuhan perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi yaitu manfaat sistem, biaya penyelenggaraan sistem, nilai bahan, dan kuantitas
bahan.

Harga perolehan bahan meliputi semua pengeluaran yang terjadi untu memperoleh bahan
sampai bahan digunakan. Harga perolehan bahan baku mencakup harga beli yang tercantum
dalam faktur dari pemasok dan pengeluaran lain yang terjadi untuk membeli bahan sampai bahan
siap diproduksi. Potongan tunai dapat diberikan oleh pemasok kepada pembeli yang membayar
sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan. Umumnya dinyatakan dalam termin seperti 2/10,
n/30. Terdapat dua metode dalam pencatatan yang disertai dengan termin potongan tunai yaitu
metode bruto atau bahan yang dicatat sesuai harga brutonya, yaitu harga beli bahan sebelum
potongan dan metode neto atau bahan yang dibeli dicatat sesuai harga netonya, yaitu harga bahan
beli bahan baku setelah dikurangi potongan. Biaya angkut pembelian. Ketentuan dalam pihak
yang harus membayar biaya dinyatakan dalam istilah FOB (Free On Board) shipping point dan
destination point. FOB Shipping point artinya pembeli yang menanggung biaya angkut. FPB
destination point penjual yang menanggung biaya angkut. Apabila biaya angkut dibayar oleh
pembeli, berarti pengorbanan ekonomis pembeli untuk memperoleh bahan menjadi bertambah,
Oleh karena itu, biaya angkut yang dibayar oleh pembeli merupakan komponen harga perolehan
bahan. Biaya angkut diperhitungkan atas dasar tariff yang ditetukan di muka ditentukan pada
awal tahun anggaran. Penentuan tarif biaya angkut dilakukan dengan cara membagi jumlah
anggaran biaya angkut dalam satu periode anggaran dengan estimasi bahan yang diangkut. Jika
terdapat selisih pada akhir periode, maka selisih dialokasi ke persediaan baha, persediaan barang
dalam proses, persediaan produk jadi, dan harga pokok penjualan. Tetapi jika selisih tidak
material, dibebankan ke harga pokok penjualan. Apabila biaya sesungguhnya untuk pembelian
bahan telah digunakan maka biaya tersebut langsung didebit kea kun bahan.

Salah satu elemen biaya produk adalah biaya yang digunakan. Oleh karena itu,
keakuratan dalam penentuan biaya bahan yang digunakan akan berpengaruh pada biaya produk.
Terdapat beberapa metode untuk mengatasi masalah perubahan harga bahan dalam kaitannya
dengan penentuan biaya bahan yang digunakan. Pertama, metode identifikasi khusus yaitu biaya
bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai harga perolehan saat dibeli. Kedua, metode rata-rata
yaitu biaya bahan yang digunakan ditentukan berdasarkan harga perolehan rata-rata bahan.
Ketiga, metode masuk pertama keluar pertama (MPKP) yaitu biaya bahan yang digunakan
diasumsikan berasal dari harga perolehan bahan yang lebih dahulu dibeli. Keempat, metode
masuk terakhir keluar pertama (MTKP) yaitu biaya bahan yang digunakan diasumsikan berasal
dari harga perolehan bahan yang lebih akhir dibeli.

Perencanaan kebutuhan bahan berkatan dengan kuantitas dipesan dan waktu dipesan.
Kuantitas pesanan ekonomis menunjukkan jumlah pesanan persediaan pada satu waktu yang
meminimalkan biaya tahunan persediaan. Kuantitas optimal untuk pesanan bahan ditentukan
oleh keseimbangan biaya simpan atau presentase dari rata-rata investasi yang tertanam dalam
persediaan dan biaya pesan bahan atau biaya untuk menyiapkan permintaan pembelian, biaya
pesanan pembelian, biaya penerimaan, biaya komunikasi dengan pemasok, dan biaya kegiatan
akuntansi untuk pengiriman dan pembayaran.

Penentuan waktu pesanan dapat dipecahkan menggunakan waktu tunggu atau jangka
waktu antara penempatan pesanan bahan dan bahan tiba, tingkat penggunaan persediaan, dan
persediaan pengaman atau jumlah minimum persediaan yang harus ada untuk menjaga
kemungkinan keterlambatan datangnya bahan agar tidak mengganggu proses produksi.
Ketepatan penentuan tiga faktor tersebut menjadi sangat penting untuk menghindari resiko yang
tidak diinginkan. Titik pesan menunjukkan kuantitas bahan yang ada di perusahaan dan
mengharuskan perusahaan untuk melakukan pemesanan bahan. Titik pesan tercapai ketika
jumlah persediaan yang tersedia hanya sebesar kebutuhan mendatang, yaitu ketika jumlah
persediaan di tangan ditambah jumlah kuantitas yang datang dari pesenan sebelumnya sama
dengan kuantitas penggunaan selama waktu tunggu ditambah persedaan pengaman.

Pengendalian bahan dimulai dengan persetujuan anggaran penjualan dan produksi sampai
dengan penyelesaian produk yang siap untuk dijual atau dikirim ke gudang. Tujuan utama adalah
agar perusahaan dapat melakukan pesanan bahan pada waktu yang tepat dengan sumber terbaik
untuk memperoleh jumlah kuantitas yang tepat dan pada harga dan kualitas yang semestinya.
Terdapat dua metode pengendalian bahan yaitu siklus pesanan dan minimum maksimum. Siklus
pesanan pengendalian dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik status kuantitas bahan
yang ada untuk setiap item atau kelas bahan. Sedangkan pada metode minimum maksimum
menitikberatkan pada batas kuantitas maksimum dan minimum persediaan. Selanjutnya,
melakukan pengamatan fisik persediaan untuk menentukan bahwa titik pesan telah tercapai.
Apabila saldo persediaan yang ada turun menuju titik pesan maka pesan bahan harus segera
disiapkan.

Anda mungkin juga menyukai