Dosen pengampu :
Kelompok 4 :
STIE JAMBI
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
biaya bahan baku. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
Rumusan Masalah..................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
Biaya Yang Membentuk Harga Pokok Bahan Baku Yang Dibeli ..............7
BAB 3 PENUTUP
. Kesimpulan .............................................................................................iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemahaman mengenai biaya penting sekali karena penerapan biaya yang tepat
yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi, biaya dikelompokkan menjadi 3
(tiga) yaitu : biaya produksi, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Pada
biaya produksi menurut objek pengeluarannya secara garis besar, biaya produksi
dibagi menjadi tiga salah satunya Biaya Bahan Baku yaitu biaya yang dikeluarkan
terkait dengan bahan baku pembuatan produk. Yang akan kita bahas pada makalah
ini.
1.2.2 Apa saja biaya yang diperhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang
dibeli ?
1.3.1 Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya
bahan baku. 1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sistem pembelian bahan baku.
BAB II
PEMBAHASAN
A. BIAYA BAHAN BAKU
Biaya bahan baku (raw material cost) adalah seluruh biaya untuk memperoleh
sampai dengan bahan siap untuk digunakan yang meliputi harga bahan, ongklos
membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli, berikut ini diuraikan sistem
1. Sistem Pembelian
Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian,
Jika persediaan bahan baku yang ada digudang sudah mencapai jumlah tingkat
bagian pembelian.
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat order
mencocokan kualitas, kuantitas, jenis serta spesifikasi bahan baku yang diterima
dari pemasok dengan tembusan surat order pembelian. Apabila bahan baku yang
diterima telah sesuai dengan surat order pembelian, Bagian Penerimaan membuat
Bagian Penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari pemasok kepada
Bagian Gudang. Bagian Gudang menyimpan bahan baku tersebut dan mencatat
jumlah bahan baku yang diterima dalam kartu gudang (stock card). Kartu Gudang di
gunakan oleh Bagian Gudang untuk mencatat mutasi tiap-tiap jenis barang gudang.
Kart gudang hanya berisi informasi kuantitas tiap-tiap jenis barang yang disimpan di
gudang dan tidak berisi informasi mengenai harganya. Catatan kartu guang diawasi
informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari Bagian
Pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian penerimaan.
Faktur pembelian beserta surat order pembelian dan laporan penerimaan barang
dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal pembelian yang kemudian di catat dalam Kartu
Persediaan Bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok. Bagian pembelian
memberikan tanda tangan diatas faktur pembelian, sebagai tanda persetujuan bahwa faktur
dapat dibayar karena pemasok telah memenuhi syarat-syarat pembelian yang ditentukan
oleh perusahaan. Faktur pembelian yang telah ditandatangani oleh Bagian Pembelian
tersebut diserahkan kepada Bagian Akuntansi. Dalam transaksi pembelian bahan baku,
mencocokannya dengan informasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima
dari Bagian Pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari bagian
penerimaan. Faktur pembelian beserta surat order pembelian dan laporan penerimaan
barang dicatat oleh bagian akuntansi dalam jurnal pembelian yang kemudian di catat dalam
Kartu Persediaan
BAHAN BAKU
terjadi yang diantaranya adalah terjadi sisa bahan, produk cacat dan produk rusak.
1. Sisa Bahan
bahan. Jika di dalam proses produksi terdapat sisa bahan, maka hasil penjualan
Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik.
Sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap biaya bahan,
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Perlakuan terhadap produk rusak
Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu atau faktor
luar biasa yang lain, maka harga pokok produk rusak dibebankan sebagai
tambahan harga pokok produk yang baik dalam pesanan yang bersangkutan. Jika
produk rusak tersebut masih laku dijual, maka hasil penjualannya diperlakukan
tersebut.
Jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan
produk, maka kerugian yang timbul sebagai akibat terjadinya produk rusak
kerugian tersebut di dalam tarif biaya overhead pabrik. Oleh karena itu anggaran
biaya overhead pabrik yang akan digunakan untuk menentukan tarif biaya overhead
pabrik dihitung dengan rumus: biaya overhead pabrik yang dianggarkan dibagi
3. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
Karena dalam satu periode akuntansi seringkali fluktuasi harga, maka harga beli
bahan baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain.
Oleh karena itu persediaam bahan baku yang ada digudang mempunyai harga
pokok persatuan yang berbeda- beda, meskipun jenisnya sama. Hal ini
menimbulakn masalah dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi. Macam-macam metode penentuan pokok bahan baku yang dipakai
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku digudang harus diberi tanda pada harga
pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku
yang harga per satuannya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang
sudah ada di gudang, harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada
harga berapa bahan tersebut dibeli. Dalam metode ini, tiap-tipa jenis bahan baku
yang ada digudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap pemakaian
bahan baku yang ada digudang jelas identitas harga pokoknya, sehingga setiap
pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuannya secara tepat.
Kesulitan yang timbul dari pemakaian metode ini adalah terletak dalam
penyimpanan bahan baku digudang. Meskipun jenis bahan bakunya sama, namun
jika harga pokok per satuannya berbeda, bahan baku tersebut harus disimpan
Metode masuk pertama, keluar pertama (metode MPKP) menentukan biaya bahan
baku dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang pertama
masuk dalam gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang
pertama kali dipakai. Perlu ditekankan disini bahwa untuk menentukan biaya bahan
baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku
dalam produksi.
Metode masuk terakhir, keluar pertama (metode MTKP) menentukan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok
per satuan bahan baku yang teakhir masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk
menentukan harga pokok bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.
Dalam metode ini persediaan bahan baku yang ada digudang, dihitung harga pokok
rata-ratanya, dengan cara membagi total pokok dengan jumlah satuannya. Setiap
kali terjadi pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga
pokok rata-rata persediaan yang ada digudang, harus dilakukan perhitungan harga
pokok rata-rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses
produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan jumlah satuan bahan baku
yang dipakai dengan harga pokok rata-rata per satuan bahan baku yang ada
digudang. Metode ini disebut juga rata-rata tertimbang, karena dalam menghitung
rata-rata harga pokok persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas
Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar
harga standar (Standard price) yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang
diharapkan akan terjadi dimasa yang akan datang. Harga standar merupakan harga
yang diperkirakan untuk tahun tertentu. Pada saat dipakai, bahan baku dibebankan
Dalam metode ini, pada akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata
per satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada digudang. Harga pokok rata-
rata per satuan ini kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku
PENUTUP
Kesimpulan
Kesalahan dalam perhitungan HPP dapat mengakibatkan penentuan harga jual pada suatu
perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Oleh karena itu perhitungan HPP
menjadi satu hal penting untuk dilakukan bagi setiap perusahaan. Pembelian dan
penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkah-langkah berikut: daftar bahan baku
Laporan penerimaan, Bukti permintaan bahan baku, dan Kartu catatan bahan baku.
Metode perhitungan biaya bahan baku yang digunakan yakni metode identifikasi khusus,
metode MPKP, metode rata-rata, dan metode MTKP. Adapun metode penilaian atas biaya