Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUTANSI BIAYA BAHAN BAKU

DISUSUN OLEH:

NURHALIZZA MUSLIMAH ( 211220071)

MUHAMMAD ZAIRI ( 211220105)

RAHMA SEPTIAWANDA ( 211220120 )

UNIVERSITAS HARAPAN MEDAN

T.A 2022/2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

BAB I PENDAHULUAN 2

Latar Belakang 2

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penulisan 2

Manfaat Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN 4

Pengertian Biaya Bahan Baku 4

Sistem Pembelian 4

Masalah- masalah khusus yang  Berhubungan Dengan Biaya Bahan Baku 7

Unsur Biaya Yang DiPerhitungkan  Dalam Harga Pokok Bahan Baku 9

Penetuan Harga Pokok Bahan Baku Yang DiPakai Dalam Proses Produksi 10

Metode Pencatatan Biaya  Bahan Baku 10

BAB III PENUTUP 12

Kesimpulan 12

Daftar Pustaka 14
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
nikmatNya kepada kita semua, nikmat ilmu yang diberikan Tuhan kepada kita, sehingga kita
bisa menyelesaikan tugas makalah kita yang berjudul "Biaya Bahan Baku”

Makalah yang berjudul "Biaya Bahan Baku" ini dibuat supaya kita belajar mengenai biaya
bahan baku yang terdapat dalam perusahaan manufaktur. Makalah tersebut juga dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah akuntansi biaya.

Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu sebagai dosen pembimbing mata kuliah
akuntansi biaya yang telah memeberikan ilmunya kepada kami semua.

Demikian makalah ini kami buat, kami mohon kritik dan saran apabila didalam makalah yang
kami buat belum sempurna.

Medan,23 September 2022


BAB I PENDAHULUAN

Biaya adalah hal yang tidak asing lagi saat kita dengar. Biaya adalah sesuatu yang kita
keluarkan untuk memperoleh sesuatu. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi. Yang dalam prosesnya atau dalam
pengolahannya melibatkan berbagai macam biaya seperti : biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja, biaya overhead pabrik dll.

Sedangkan yang akan saya bahas pada makalah ini adalah biaya bahan baku. Bahan baku
merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi.

1. Latar Belakang

Biaya bahan baku bagi sering kita dengar, biaya bahan baku tersebut berada pada
perusahaan manufaktur. Kita mempelajari biaya bahan baku untuk mengetahui lebih
dalam mengenai biaya bahan baku serta untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi
biaya.

2. Rumusan Masalah
• Apa itu biaya bahan baku?
• Apa saja prosedur dalam sistem pembelian bahan baku?
• Apa saja masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku?
• Apa saja metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi?
• Apa saja metode pencatatan bahan baku?

3. Tujuan Penulisan
• Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai biaya
bahan baku.
• Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai sistem
pembelian bahan baku
• Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai masalah
khusus yang berhubungan dengan bahan baku
• Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai metode
penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi.
• Untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai metode
pencatatan bahan baku

4. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah akuntansi biaya yang berjudul biaya bahan baku adalah untuk
memenuhi tugas kelompok
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Biaya bahan baku

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi
maupun yang akan terjadi

Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh produk jadi. Bahan
baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat di peroleh dari pembelian lokal, impor
atau pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku perusahaan tidak hanya
mengeluarkan biaya sejumlah harga beli bahan baku, tetapi mengeluarkan biaya-biaya
pembelian, pengundangan dan biaya peroehan lain-lain.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk
jadi. Dalam perusahaan manufaktur;, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan
mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan
menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung). Bahan
langsung yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk.
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang
dibebankan kepada persediaan produk dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua
bahan yang bukan merupakan bahan baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada
biaya overhead pabrik saat bahan tersebut digunakan untuk produksi.

B. Sistem Pembelian

Transaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan bagian-bagian produksi, gudang


pembelian, penerimaan barang dan akuntansi. Dokumen sumber dan pendukung yang dibuat
dalam transaksi pembelian lokal bahan baku adalah: surat permintaan pembelian, surat order
pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjualan. Sistem pembelian lokal
bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur order pembelian, prosedur
penerimaan barang, prosedur penerimaan barang di gudang dan prosedur pencatatan utang.
Berikut ini uraian prosedurnya :

a. prosedur permintaan pembelian bahan baku


jika persedian bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai jumlah tingkat
minimum pemesanan kembali (Reorder Point), bagian gudang kemudian membuat
surat permintaan pembelian untuk di kirim ke bagian pembelian
b. Prosedur order pembelian
Bagian pembelian melaksanakan pembelian atas dasar permintaan pembelian
dari bagian gudang
c. Prosedur penerimaan bahan baku
pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan surat
order pembelian yang diterimanya.
d. Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang
bagian penerimaan menyerahkan bahan baku yang di terima dari pemasok
kepada bagian gudang.
e. Prosedur pencatatan utang yang timbul dari pembelian bahan baku
bagian pembelian menerima faktur pembelian dari pemasok.

Biaya yang di perhitungkan dalam harga pokok bahan baku yang di beli adalah sebagai
berikut :

Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli di tambah biaya-biaya pembelian dan
biaya- biaya yang di keluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut dalam keadaan siap di
olah.

Harga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah di perhitungkan sebagai
harga pokok bahan baku sedangkan biaya-biaya pesan, biaya penerimaan, biaya
pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, pergudangan dan biaya akuntansi bahan baku
merupakan unsur-unsur biaya yang sulit di perhitungkan kepada harga pokok bahan baku
yang di beli.

Apabila dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan maka di


berlakukan sebagai pengurang terhadap harga pokok bahan baku yang di beli. Perlakuan
terhadap biaya angkutan ini di bedakan menjadi :
a. Biaya angkutan di perlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku bahan baku
yang di beli
b. Biaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan baku yang
di beli, namun di perlakukan sebagai unsur BOP.

Dalam pembelian bahan baku unit organisasi yang terkait dalam pembelian bahan
baku adalah : bagian pembelian, penerimaan, gudang, akuntansi persediaan.

Biaya masing-masing pembelian tersebut belum diperhitungkan pada saat bahan baku
dibeli. Timbul kesulitan memperhitungkan pembelian sesungguhnya yang harus dibebankan
kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. Untuk mengatasinya dibuat tarif pembebanan
biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku yang dibeli.

Jika pembelian dibebankan kepada bahan baku yang dibeli atas dasar tarif. Maka
perhitungan tarif biaya pembelian dilakukan sbb :

a. Jumlah biaya tiap bagian yang terkait dalam transaksi pembelian bahan baku tersebut
diperkirakan selama 1 tahun anggaran.
b. Ditentukan dasar pembebanan biaya tiap-tiap bagian tersebut dan ditaksir berapa
jumlahnya dalam tahun anggaran
c. Ditentukan tarif pembebanan biaya-biaya tiap bagian tersebut dengan cara membagi
biaya tiap bagian dengan dasar pembebanan.

Jurnal pembebanan biaya pembelian untuk tiap bagian dalam pembelian bahan
baku:
Persediaan XXX

biaya bagian pembelian yang dibebankan XXX

biaya bagian penerimaan yang dibebankan XXX

biaya bagian gudang yang dibebankan XXX

biaya Bagian akuntansi persediaan yang dibebankan XXX


C. Masalah- masalah khusus yang berhubungan dengan bahan baku

Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk rusak (spoiled
goods).dan produk cacat (defective goods),

1. Sisa bahan (scrap materials)


Tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan yang
mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan.
Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri.
Dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yg timbul adalah bagaimana
memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Hasil penjualan sisa bahan dapat
diperlakukan sebagai berikut:
• Pengurangan biaya bahan baku yg dipakai dalam pesanan yg menghasilkan
sisa bahan tersebut
• Pengurangan terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
• Penghasilan diluar usaha (other income)

Sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan tertentu, maka hasil
penjualan sisa bahan dapat diidentifikasikan dengan pesanan tersebut.

Jurnal yg dibuat pada saat penjualan sisa bahan

Kas / Piutang Dagang XXX

Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku XXX

Hasil penjualan sisa bahan dicatat dalam kartu harga pokok pesanan yg bersangkutan
dalam kolom "biaya bahan baku" sebagai pengurang biaya bahan baku pesanan.

Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlakukan Sebagai Pengurangan Terhadap Biaya


Overhead Pabrik yang Sesungguhnya Terjadi. Hasil penjualan dapat diperlakukan sebagai
pengurangan biaya overhead pabrik jika sisa bahan tidak dapat diidentifikasikan dengan
pesanan tertentu, dan sisa bahan merupakan hal yg biasa terjadi dalam proses pengerjaan
produk.

Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan.

Kas/ Piutang Dagang XXX


Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya XXX
Hasil Penjualan Sisa Bahan Diperlukan Sebagai Penghasilan Di Luar Usaha (Other
Income)

Hasil penjualan sisa bahan digunakan untuk mengurangi biaya produksi. Hasil
penjualan sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan diluar usaha dan tidak
sebagai pengurang biaya produksi.

Jurnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan

Kas/ Piutang Dagang XXX


Hasil Penjualan Sisa Bahan XXX

Pencatatan sisa bahan

Junlah dan nilai sisa bahan relatif tinggi, diperlukan pengawasan terhadap persediaan sisa
bahan. Pemegang kartu persediaan dibagian akutansi perlu mencatat mutasi persediaan sisa
bahan yang ada di gudang. Cara pencatatan persediaan sisa bahan dapat dilakukan dengan
salah satu cara yaitu :

• Bagian akutansi persediaan meyelenggarakan cacatan mutasi persediaan sisa bahan


dalam kartu persediaan.
• Bagian akutansi persediaan tidak hanya menyelenggarakan pencatatan mutasi
persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja, tetapi juga nilai rupiahnya.

Jika bagian akutansi persediaan menyelenggarakan catatan mutasi persediaan sisa bahan, baik
kuantitas maupun nilai rupiahnya, pencatatan persediaan sisa bahan dan penjualannya dapat
dilakukan dengan salah satu dari metode berikut.

2. Produk rusak (spoiled goods)

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan yang
secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik perlakukan terhadap
produk rusak, tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:

• Jika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan tertentu/faktor luar biasa
yang lain
• Jika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses pengolahan
produk
3. Produk Cacat (defective goods)

Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan
tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik.

Masalah yang timbul dari produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya
tambahan untuk pengerjaan kembali produk cacat tersebut.

Jika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan
produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka biaya pengerjaan
kembali produk cacat dapat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang
bersangkutan.

D. Unsur Biaya Yang Diperhitungkan Dalam Harga pokok bahan baku

Apabila, bahan baku diimpor, unsur harga pokoknya akan berbeda dengan apabila bahan
baku tersebut dibeli dari dalam negeri. Dalam pergagangan luar negeri, harga barang yang
disetujui bersama antara pembeli dan penjual akan mempengaruhi biaya-biaya yang menjadi
tanggungan pembeli.

Bahan baku dapat diimpor dengan syarat harga free alongside ship (FAS), free on board
(FOB), cost and freight (C & F), atau cost,insurance, and freight (C.I & F). Pada harga C & F
pembeli menanggung biaya asuransi laut dan penjual menanggung biaya angkutan lautnya.
Pada harga C.I & F, pembeli hanya menanggung biaya-biaya untuk mengeluarkan bahan
baku dari pelabuhan pembeli dan biaya-biaya lain sampai dengan barang tersebut diterima di
gudang pembeli.

Dalam harga C.I & F biaya angkutan laut beserta asuransi lautnya sudah diperhitungkan
oleh penjual dalam harga barang.

Harga pokok bahan baku terdiri dari :

 Harga FOB
 Angkutan laut(ocean freight)
 Harga C & F
 Biaya asuransi (marine insuranse)
 Harga C.I & F
 Biaya-biaya bank
 Bea masuk & biaya pabean lainnya
 Pajak penjualan inpor
 Biaya gudang
 Biaya ekspedisi muatan kapal laut (E.M.K.L)
 Biaya transport lokal
 Harga pokok bahan baku

E. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam proses produksi

Berbagai macam metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi (materialis costing methods)

Diantaranya adalah :

1. Metode Identifikasi khusus

2. Metode masuk pertama keluar pertama

3. Masuk terakhir keluar pertama

4. Metode rata-rata bergerak

5. Metode biaya standar

6. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan

F. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi : Metode
Persediaan fisik (phsycal inventory method) dan Metode Mutasi Persediaan(Perpetual
inventory method)
• Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku
dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga
pokok proses.

• Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang
dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi
maupun yang akan terjadi.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi.
Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan
biaya konversi.

Sistem pembelian lokal bahan baku terdiri dari prosedur permintaan pembelian, prosedur
order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur penerimaan barang di gudang dan
prosedur pencatatan utang.

Dalam proses produksi terjadi sisa bahan (scrap materials), produk cacat (defective goods),
dan produk rusak (spoiled goods) .

metode penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (materialis costing
methods) . Diantaranya adalah :

1. Metode Identifikasi khusus

2. Metode masuk pertama keluar pertama

3. Masuk terakhir keluar pertama

4. Metode rata-rata bergerak

5. Metode biaya standar

6. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam
produksi : Metode Mutasi Persediaan(Perpetual inventory method), Metode Persediaan fisik
(phsycal inventory method).
• Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku
dalam perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga
pokok proses.

• Metode Mutasi Persadiaan adalah cocok digunakan dalam perusaahaan yang harga
pokok produksinya dikumpulkan dengan harga pokok pesanan.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2012. Akutansi Biaya. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Anda mungkin juga menyukai