Anda di halaman 1dari 38

AKUNTANSI BIAYA DAN PENGERTIAN BIAYA

Akuntansi secara garis besar terbagi menjadi 2 tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Sedangkan akuntansi biaya merupakan bagian dari kedua tipe akuntansi tersebut.

Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen


Persamaan akuntansi keuangan dan manajemen :
1. Sama-sama merupakan system pengolah informasi yang menghasilkan informasi keuangan.
2. Sama-sama berfungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan.

Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen


Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
1 Pemakai Laporan dan Manajer puncak dan Pihak Luar Manajer dari berbagai jenjang
Tujuannya Perusahaan organisasi
2 Lingkup Informasi Perusahaan Secara Keseluruhan Bagian dari perusahaan
3 Fokus Informasi Berorientasi pada masa lalu Berorientasi pada masa yang
akan dating
4 Rentang Waktu Kurang fleksibel (bulan,kuartal, Fleksibel (harian, mingguan,
semester dan tahunan) bulanan bahkan 10 tahunan)
5 Kriteria Bagi Infor- Dibatasi oleh prinsip akuntansi Tidak ada batasan, kecuali
masi Akuntansi yang lazim manfaat yang dapat diperoleh
oleh manajemen dari informasi
dibandingkan dengan pengor-
banan untuk memperoleh
informasi tersebut
6 Disiplin Sumber Ilmu Ekonomi Ilmu Ekonomi dan Psikologi
Sosial
7 Isi Laporan Berupa ringkasan mengenai Laporan bersifat rinci mengenai
perusahaan secara keseluruhan bagian perusahaan
8 Sifat Laporan Ketepatan informasi merupakan Unsur taksiran dalam informasi
hal yang penting adalah besar

Akuntansi Biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

Akuntansi biaya adalah : proses pencatatan penggolongan peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.

Akuntansi mempunyai tiga tujuan pokok : Penentuan harga pokok, pengendalian biaya dan
pengambilan keputusan.o

Biaya (arti luas) : pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ada 4 unsur yang terkandung dalam
definisi tersebut yaitu:

1. pengorbanan sumber ekonomi


2. diukur dalam satuan uang
3. yang terjadi atau yang potensian terjadi
4. untuk tujuan tertentu

1
Biaya (arti sempit) : - Pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
i. Pengorbanan Harga Pokok aktiva untuk tujuan tertentu

Biaya dalam perusahaan manufaktur dapat dibagi menjadi 3 fungsi pokok yaitu : Biaya Produksi,
Biaya Pemasaran dan Biaya Administrasi & Umum.

CARA PENGGOLONGAN BIAYA


Umumnya penggolongan biaya ditentukan atas tujuan yang hendak dicapai dengan penggolongan
tersebut yang dikenal dengan konsep “ Different Costs for Different Purposes”. Biaya dapat
digolongkan menurut :
a. Obyek Pengeluaran  Biaya Bahan Bakar, Biaya Assuransi, Biaya Bunga, Biaya depresiasi
Mesin
b. Fungsi Pokok dalam Perusahaan  Biaya produksi, Biaya Pemasaran dan Biaya
Administrasi & umum
c. Hubungan Biaya dengan sesuatu yang dibiayai  Biaya Langsung dan Biaya Tidak
Langsung
d. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan Volume kegiatan  Biaya Tetap,
Biaya semi Ttap, Biaya Semi Variabel, Biaya Variabel
e. Jangka waktu manfaatnya.  Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan.

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi


a. Full Costing  metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua
unsure biaya produksi kedalam harga pokok produksi. HPP=(BB, BTK, BOPV, BOPT)
b. Variabel Costing  metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan
biaya produksi yang berprilaku variabel kedalam harga pokok produksi. HPP = (BB, BTKL,
BOPV)

2
METODE HARGA POKOK PESANAN – FULL COSTING

SIKLUS AKUNTANSI BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Siklus kegiatan perusahaan manufaktur dimulai dengan pengolahan bahan baku di bagian produksi
dan berakhir dengan dengan penyerahan produk jadi ke bagian gudang. Siklus akuntansi biaya
dimulai dengan mencatat harga pokok bahan baku yang dimasukkan ke dalam proses produksi,
dilanjutkan dengan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang
dikunsumsi untuk produksi, serta berakhir dengan disajikannya harga pokok produk jadi yang
diserahkan oleh bagian produksi ke bagian gudang.
Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur digunakan untuk mengikuti proses
pengolahan produk, sejak dari dimasukkannya bahan baku ke dalam proses produksi hingga
dihasilkannya produk jadi dari proses tersebut.

3
SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

penentuan harga
pokok bahan baku
yang dibeli

Biaya Penentuan harga Biaya


tenaga kerja Pokok bahan baku Overhead
Langsung yang dipakai Pabrik

Pengumpulan
biaya produksi

Penentuan
harga pokok
produk jadi

4
Karakteristik usaha perusahaan dengan Metode Harga Pokok Pesanan :
1. Proses pengolahan Produk terjadi secara terputus-putus.
2. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh Pelanggan
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memnuhi persediaan gudang.

Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan
setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya secara individu.
2. Biaya Produksi harus digolongkan berdaasrkan hubungannya dengan produk ( Biaya
Produksi Langsung dan biaya Produksi tidak langsung).
3. Biaya Produksi langsung terdiri dari BB dan BTK, Biaya Produksi tidak langsung yaitu
BOP.
4. Biaya Produksi langsung diperhitungkan dalam harga pokok produksi sebesar biaya yang
sesungguhnya terjadi, sedangkan untuk Biaya Produksi tidak langsung (BOP) dibebankan
kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
5. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat produksi selesai dengan cara membagi
total biaya produksi dengan unit produk selesainya.

Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan :


1. Menentukan harga jual yang akan dibebankan ke pemesan
2. Mempertimbangkan penerimaan dan penolakan pesanan
3. Memantau realisasi biaya Produksi
4. Menghitung Laba-rugi tiap pesanan
5. Menentukan persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

Rekening control dan rekening pembantu dalam metode harga pokok pesanan.

Rekening Kontrol Rekening Pemabantu


Persediaan Bahan Baku Kartu Persediaan
Persediaan Bahan Penolong Kartu Persediaan
Barang dalam Proses Kartu Harga Pokok
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya Kartu Biaya
Biaya Administrasi & Umum Kartu Biaya
Biaya Pemasaran Kartu Biaya
Persediaan Produk Jadi Kartu Persediaan

Akuntansi Metode Harga Pokok Pesanan


a. Pencatatan pada saat terjadi Biaya Produksi Langsung (Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga
Kerja langsung )
Biaya bahan baku dan Biaya Tenaga Kerja Langsung dicatat langsung pada saat terjadinya
dengan mendebit Rekening Barang dalam Proses (BDP) dan ke dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan
b. Pencatatan pada saat terjadi Biaya Produksi Tidak langsung (BOP)
1. Pencatatan BOP Yang dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan
di muka, dengan cara mendebit Rekening Barang dalam Proses-BOP dan ke alam
kartu harga pokok yang bersangkutan.

2. Pencatatan yang sesungguhnya terjadi pertama kali dengan mendebit rekening BOP
sesungguhnya , kemudian rekening BOP dibebankan ditutup ke rekening BOP
sesungguhnya untuk menghitung kelebihan / kekurangan pembebanan BOP.
c. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi.
Pesanan yang telah selesai dan ditransfer ke gudang. Harga pokok pesanan yang telah selesai
diproduksi dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan. Dan dijurnal dengan mendebit rek Persediaan Produk jadi dan
mengkredit Rekening Barang dalam proses

5
d. Pencatatan Harga Pokok Produk dalam proses
Pada akhir periode kemungkinan ada pesanan yang belum selesai di produksi, yang mana
harus diakui sebagai persediaan produk dalam proses dengan cara mendebit rek Persediaan
produk dalam proses dang mengkredit rek barang dalam proses.
e. Pencatatan Harga Pokok produk yang dijual
Harga pokok produk yang dijual dicatat dalam rekening harga pokok Penjualan dan
rekening persediaan produk jadi
f. Pencatatan Penjualan Produk
Pendapatan dari penjualan produk dicatat dengan mendebit rek Piutang/kas dan mengkredit
rek penjualan
g. Pencatatan Biaya non Produksi (Biaya Administrasi &umum dan Biaya Pemasaran)
Biaya adum dan biaya pemasaran dicatat pada saat terjadinya dengan mendebit rek biaya
adum/biaya pemasaran.

Kartu Harga Pokok (Job Order Cost Sheet)

Kartu harga pokok sangat penting dalam metode harga pokok pesanan, karena berfunsi sebagai
rekening pembantu, yang digunakan untuk mengumpilkan biaya produksi tiap pesanan produk.
Biaya produksi untuk mengerjakan pesanan tertentu dicatat secara rinci di dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan.
Biaya produksi langsung, dicatat ke dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan
sesuai biaya yang sebenarnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung, dicatat ke dalam
kartu harga pokok pesanan berdasarkan suatu tarip tertentu.

6
Contoh pengumpulan biaya produksi dengan metode harga pokok pesanan dengan
pendekatan full costing dalam penentuan harga pokok produksi.

Pada bulan Nopember 2010, PT. Eliona mendapat pesanan untuk mencetak undangan sebanyak
1.500 lembar dari PT. Rimendi. Harga yang dibebankan kepada pemesan tersebut adalah
Rp.3.000,00 per lembar. Pada bulan yang sama perusahaan juga menerima pesanan untuk mencetak
pamflet iklan sebanyak 20.000 lembar dari PT. Oki, dengan harga jual sebesar Rp.1.000,00 per
lembar. Pesanan dari PT. Rimendi diberi nomor 101 dan pesanan dari PT. Oki diberi nomor 102.
Berikut ini adalah kegiatan produksi dan kegiatan lain untuk memenuhi pesanan tersebut.

1. Pembelian bahan baku dan bahan penolong.


Pada tanggal 3 November perusahaan membeli bahan baku dan bahan penolong secara kredit
sebagai berikut:
Bahan baku:
Kertas jenis X 85 ream @ Rp.10.000,00 Rp.
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp.350.000,00 Rp.
Tinta jenis A 5 kg @ Rp.100.000,00 Rp.
Tinta jenis B 25 kg @ Rp. 25.000,00 Rp.
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp.
Bahan Penolong:
Bahan penolong P 17 kg @ Rp.10.000,00 Rp.
Bahan penolonh Q 60 liter @ Rp.5.000,00 Rp
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp.
Jumlah bahan yang dibeli Rp.
===========

Pembelian bahan baku dan bahan penolong tersebut dijurnal sebagai berikut

Jurnal # 1

Persediaan bahan baku ............... 5.475.000


Persediaan bahan penolong.......... 470.000
Utang dagang.....................................5.945.000

7
2. Pemakaian bahan baku dan bahan penolong dalam produksi.
Bahan baku untuk pesanan No. 101:
Kertas jenis X 85 ream @ Rp.10.000,00 Rp.
Tinta jenis A 5 kg @ Rp.100.000,00 Rp.
Jumlah bahan baku untuk pesanan No. 101 Rp.
Bahan baku untuk pesanan No. 102:
Kertas jenis Y 10 roll @ Rp.350.000,00 Rp.
Tinta jenis B 25 kg @ Rp.25.000,00 Rp.
Jumlah bahan baku untuk pesanan No.102 Rp.
Jumlah bahan baku yang dipakai Rp.

Bahan penolong yang dipakai untuk mengerjakan kedua pesanan tersebut:


Bahan penolong P 10 kg @ Rp.10.000,00 Rp.
Bahan penolong Q 40 liter @ Rp.5.000,00 Rp.
Jumlah bahan penolong yang dipakai Rp.

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku adalah:

Jurnal # 2
Barang dalam proses biaya bahan baku...........5.475.000
Persediaan bahan baku......................................5.475.000

Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong adalah:


Jurnal # 3

Biaya overhead pabrik sesungguhnya.......................300.000


Persediaan bahan penolong.........................................300.000

8
3. Pencatatan biaya tenaga kerja.

Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh departemen produksi adalah sebagai berikut:

Upah langsung untuk pesanan No.101: 225 jam @ Rp.4.000,00 Rp.


Upah langsung untuk pesanan No.102: 1.250 jam @ Rp.4.000,00 Rp.
Upah tidak langsung Rp. 3.000.000
Jumlah upah Rp.

Gaji karyawan Administrasi dan Umum Rp. 4.000.000


Gaji karyawan Bagian Pemasaran Rp. 7.500.000
Jumlah gaji Rp.
Jumlah biaya tenaga kerja R

Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:

a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan.


Atas dasar daftar gaji dan upah dibuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal # 4

Biaya gaji dan upah.........................20.400.000


Utang gaji dan upah.............................20.400.000

b. Pencatatan distribusi Gaji dan Upah


Pendistribusian biaya tenaga kerja sesuai unsur biaya yang ada yang meliputi: (1) Biaya
tenaga kerja langsung, (2) Biaya tenaga kerja tidak langsung, dan (3) Biaya tenaga kerja non
produksi. Maka distribusi biaya tenaga kerja tersebut dicatat dalam jurna adalah sebagai
berikut:

Jurnal # 5

Barang dalam proses b.tenaga kerja langsung........................5.900.000


Biaya overhead pabrik sesungguhnya...................................3.000.000
Biaya administrasi dan umum..............................................4.000.000
Biaya pemasaran.................................................................7.500.000
Utang gaji dan upah.................................................................20.400.000

c. Pencatatan pembayaran Gaji dan Upah

Jurnal # 6

Utang gaji dan upah....................................20.400.000

9
Kas........................................................20.400.000

4. Pencatatan Biaya Overhead Pabrik.


Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua: (1) pencatatan biaya overhead pabrik
yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarip yang ditentukan di muka, dan (2) pencatatan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Biaya overhead pabrik yang dibebankan
kepada produk atas dasar tarip dalam contoh ini adalah sebesar 150% dari biaya tenaga kerja
langsung. Maka biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada tiap pesanan adalah sebagai
berikut:

Pesanan No.101 150% x Rp. 900.000,00 Rp.


Pesanan No.102 150% x Rp.5.000.000,00 Rp.
Jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik adalah

Jurnal # 7
Barang Dalam Proses BOP.........................8.850.000
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan.................8.850.000

Umpama biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi (selain biaya bahan penolong
Rp.300.000,00 dan biaya tenaga kerja tidak langsung sebesar Rp.3.000.000,00) juga termasuk
biaya-biaya seperti tertera berikut:
Biaya depresiasi mesin Rp.1.500.000
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 2.000.000
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp. 700.000
Biaya pemeliharaan mesin Rp. 1.000.000
Biaya pemeliharaan gedung Rp. 500.000
Jumlah Rp.

10
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi tersebut adalah

Jurnal # 8

Biaya overhead Pabrik sesungguhnya...............5.700.000


Akumulasi depresiasi mesin......................................1.500.000
Akumulasi depresiasi gedung....................................2.000.000
Persekot Asuransi .........................................................700.000
Persediaan suku cadang.............................................1.000.000
Persediaan bahan bangunan........................................500.000

Saldo rekening Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ditutup ke rekening Biaya Overhead
Pabrik Sesungguhnya. Jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

Jurnal # 9
BOP yang di bebankan............ Rp 8.850.000
BOP yang sesungguhnya........................Rp 8.850.000

Selisih biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk dengan biaya overhead pabrik
yang sesungguhnya terjadi dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead Pabrik, pada
contoh di atas jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah:
Biaya bahan penolong Rp.
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp.
Biaya depresiasi mesin Rp.
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp.
Biaya asuransi gedung pabrik dan mesin Rp.
Biaya pemeliharaan mesin Rp.
Biaya pemeliharaan gedung Rp.

11
Jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi Rp.

Dengan demikian jika rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya dibukuan, maka saldo
debet akan menunjukkan jumlah Rp. 9.000.000
Saldo kredit akan menunjukkan jumlah (BOP yg dibebankan) Rp. 8.850.000
Selisih pembebanan kurang (underapplied) Rp. 150.000

Selisih biaya overhead pabrik tersebut dipindahkan ke rekening Selisih Biaya Overhead pabrik,
Jika terjadi selisih pembenanan kurang, maka jurnalnya adalah:

Jurnal # 10

Selisih Biaya Overhead Pabrik..........150.000


Biaya overhead Pabrik Sesungguhnya ......150.000

Jika terjadi selisih pembebanan lebih, maka jurnalnya dibalik yaitu:

Biaya overhead Pabrik sesungguhnya..........XXXXXXX


Selisih Biaya Overhead Pabrik.........................XXXXXX

5. Pencatatan Harga Pokok Produk Jadi.

Pesanan yang sudah selesai diproduksi ditransfer ke Gudang, selanjutnya dihitung Harga Pokok
Pesanan yang telah selesai diproduksi dengan cara, mengambil informasi biaya yang
dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan, misalnya pesanan No.101
telah selesai diproduksi, maka dari kartu harga pokoknya akan dapat dihitung biaya produksi
yang telah dikeluarkan untuk pesanan yang bersangkutan.

Harga pokok pesanan No.101 (telah selesai di produksi) dihitung sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp.


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.
Biaya Overhead Pabrik Rp.
Jumlah harga pokok pesanan No.101 Rp.

12
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi (101 )tersebut adalah sebagai berikut

Jurnal # 11

Persediaan produk jadi............3.600.000


Barang dalam proses biaya bahan baku............1.350.000
Barang dalam proses biaya tenaga kerja........... 900.000
Barang dalam proses BOP.................................1.350.000

6. Pencatatan harga pokok produk dalam proses.


Pada akhir periode kemungkinan ada pesanan yang belum selesai diproduksi. Biaya yangb telah
dikeluarkan untuk pesanan tersebut dapat dilihat pada kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan. Kemudian dibuat jurnal untuk mencatat Persediaan Produk Dalam Proses dengan
mendebet rekening Persediaan Produk Dalam Proses dan mengkredit rekening Barang Dalam
Proses
. Umpama contoh di atas, pesanan No.102 pada akhir periode akuntansi belum selesai
dikerjakan. Harga pokok pesanan No.102 dapat dihitung dengan menjumlah biaya-biaya
produksi yang telah dikeluarkan dan telah dicatat dalam katu harga pokok pesanan tersebut.
Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang belum selesai adalah:

Harga pokok pesanan No.102 (belum selesai di kerjakan) dihitung sebagai berikut:

Biaya bahan baku Rp.


Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp.
Biaya Overhead Pabrik Rp.
Jumlah harga pokok pesanan No.102

13
Jurnal # 12

Persediaan produk dalam proses.........16.625.000


Barang dalam proses biaya bahan baku............4.125.000
Barang dalam proses biaya tenaga kerja...........5.000.000
Barang dalam proses BOP.................................7.500.000

7. Pencatatan Harga Pokok Produk yang Dijual.


Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan No.101 yang diserahkan kepada pemesan adalah:

Jurnal # 13

HPP..............................3.600.000

Persediaan produk jadi...................3.600.000

8. Pencatatan pendapatan penjualan produk.


Pesanan No.101 berupa 1.500 lembar undangan tersebut dijual seharga Rp.3000,00 per lembar
atau harga total = Rp.4.500.000,00. Jurnalnya adalah sebagai berikut:

Jurnal # 14
Piutang dagang.....................4.500.000
Penjualan/Pendapatan.............4.500.000

14
METODE HARGA POKOK PESANAN YANG PRODUKNYA DIOLAH MELALUI
BEBERAPA DEPARTEMEN PRODUKSI

Jika pabrik dibagi menjadi beberapa departemen dan produk diolah melalui beberapa tahap
pengolahan, maka di dalam buku besar dibentuk rekening Barang Dalam Proses untuk masing-
masing departemen produksi.

Contoh : Perusahaan mengolah produksinya melalui dua departemen produksi, yaitu departemen A
dan departemen B. Maka dalam buku besar disediakan rekening kontrol untuk
menampung biaya produksi sebagai berikut :

Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen A


Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen A
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen A
Barang Dalam Proses - Biaya Bahan Baku Departemen B
Barang Dalam Proses - Biaya Tenaga Kerja Langsung Departemen B
Barang Dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik Departemen B

Rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya yang digunakan untuk menampung biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya terjadi juga dipecah menjadi dua :
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Departemen A
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya Departemen B

METODE HARGA POKOK KONTRAK (CONTRACT COSTING)

Metode harga pokok pesanan yang diterapkan pada perusahaan kontraktor dikenal dengan
nama metode harga pokok kontrak (contract costing atau multiple job costing).

Karakteristik kegiatan perusahaan kontraktor adalah sebagai berikut :


a. Pekerjaan biasanya dilaksanakan jauh dari perusahaan
b. Hampir semua bahan dibeli khusus untuk pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, bahan dapat
dibebankan langsung atas dasar faktur dari penjual.
c. Hampir semua biaya merupakan biaya langsung terhadap pekerjaan tertentu.
d. Hampir semua tenaga kerja merupakan tenaga kerja langsung.
e. Hampir semua biaya overhead terdiri dari biaya kantor pusat.
f. Biaya untuk pengerjaan suatu kontrak ditaksir lebih dahulu.
g. Mesin-mesin dan peralatan dibebankan kepada pekerjaan tertentu dengan salah satu cara
berikut ini :
- atas dasar tarip penyusutan per jam pemakaian.
- Jika mesin dan peralatan dipakai dalam suatau pekerjaan dalam jangka waktu
panjang, maka pekerjaan tersebut dibebani dengan biaya penyusutan tahunan atau
bulanan.
Prosedur pencatan biaya dalam metode harga pokok kontrak adalah :

a. Setiap jenis pekerjaan dalam suatu kontrak, dibuat kartu perincian biaya proyek, yang
mencatat biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut.
b. Setiap kontrak dibuat kartu rekapitulasi biaya proyek, dan digunakan untuk :
- meringkas biaya tiap pekerjaan yang telah selesai.
- Biaya-biaya yang tidak dapat langsung dibebankan kepada pekerjaan tertentu.
- Mencatat harga pokok bahan yang tidak habis dipakai untuk proyek tertentu. Dan
dikembalikan ke gudang kantor pusat.
- Mencatat beban biaya overhead kantor pusat.
c. Didalam buku besar disediaan rekening kontrol Proyek Dalam Proses untuk menampung
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengerjaan proyek.

SOAL LATIHAN

15
1. Menurut daftar gaji dan upah yang dibuat Bagian Personalia, biaya tenaga kerja yang harus
dibayar oleh perusahan terdiri atas unsur berikut ini:

Upah langsung karyawan pabrik Rp. 200.000,00


Upah tidak langsung karyawan pabrik Rp. 900.000,00
Gaji Karyawan Administrasi dan Umum Rp.2.000.000,00
Gaji Karyawan Pemasaran Rp.1.500.000,00

Atas dasar data tersebut buatlah jurnal untuk mencatat Utang gaji dan upah, Distribusi gaji dan
upah serta pembayaran gaji dan upah.

2. Perusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan mengolah produksinya melalui dua


departemen produksi: A dan B. Berikut ini transaksi biaya produksi untuk mengolah pesanan
No. B-109 pada bulan Januari 1996:

Jenis Biaya Departemen A Departemen B

Biaya bahan baku Rp. 150.000,00


Biaya tenaga kerja langsung Rp. 500.000,00 Rp. 675.000,00
Biaya overhead pabrik Rp.5.000,00/jam mesin 200% biaya tena-
ga kerja langsung
Jam kerja mesin 200 400
==============================================================

Pada akhir bulan Januari 1996, pesanan No.B-109 telah selesai dikerjakan dan diserahkan
kepada pemesan dengan harga jual Rp.5.000.000,00

Atas dasar data tersebut, buatlah jurnal untuk mencatat transaksi:


a. Terjadinya biaya produksi untuk mengolah pesanan No.B-109 tersebut.
b. Harga pokok produk jadi
c. Penjualan pesanan No.B-109.

4. PT. Ol-ol berproduksi berdasarkan pesanan, menghitung tarip biaya overhead pabriknya
sebesar Rp.150,00 per jam mesin. Dalam suatu bulan perusahaan memproduksi 3 pesanan
dengan waktu pengerjaan sebagai berikut:

Pesanan No.250 200 jam mesin


Pesanan No.251 150 jam mesin
Pesanan No.252 400 jam mesin

Dalam bulan tersebut jumlah biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi adalah sebagai
berikut:
Biaya tenaga kerja tidak langsung Rp. 370.000,00
Biaya bahan penolong Rp. 350.000,00
Biaya depresiasi gedung pabrik Rp. 200.000,00
Biaya depresiasi mesin Rp. 150.000,00
Jumlah Rp.1.070.000,00
Atas dasar data tersebut:

a. Buatlah jurnal untuk mencatat:


(1) Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
(2) Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
(3) Penutupan rekening biaya overhead pabrik yang dibebankan.

b. Hitunglah pembebanan lebih atau kurang biaya overhead pabrik dan buatlah jurnalnya

16
17
METODE HARGA POKOK PROSES

Karakteristik Metode Harga Pokok Proses


a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalahrerelatif sama
c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana
produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu

Perbedaan Metode Harga Pokok proses dan Metode Harga Pokok Pesanan terletak pada :
1. Pengumpulan biaya produksi
Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi berdasarkan pesanan
sedangkan metode harga pokok proses mengumpulkan biaya produksi perdepartemen
produksi per periode akuntansi.
2. Perhitungan harga pokok produksi per satuan
Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara
membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah produk yang
dihasilkan dalam pesanan yang dihasilkan saat pesanan selesai diproduksi sedangkan metode
harga pokok proses menghitung harga pokok produksi persatuan dengan cara membagi total
biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan selama periode yang bersangkutan (akhir periode akuntansi/akhir bulan).
3. Penggolongan biaya produksi
Dalam Metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan antara biaya produksi
langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada
produk berdaasrkan biaya yang sesungguhnya terjadi sedangkan biaya produksi tidak
langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Sedangkan
dalam metode harga pokok proses pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi
tidak langsung seringkali tidak diperlukan, umumnya BOPdibebankan kepada produk atas
dasar biaya yang sesungguhnya terjadi.
4. Unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik
Dalam Metode harga pokok pesanan BOP terdiri dari Biaya Bahan Penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung dan biaya produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung (BOPdibebankan atas dasar tarif ditentukan dimuka). Dalam metode harga pokok
proses BOP terdiri dari biaya produksi selaian Biaya Bahan Baku, Bahan penolong dan
Biaya tenaga kerja (Langsung dan tidak langsung), BOP dibebankan atas biaya yang
sesungguhnya terjadi.

Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi :


1. Menentukan Harga Jual
2. Memantau Realisasi Biaya Produksi
3. Menghitung Laba-rugi Periodik
4. Menentukan Harga Pokok Persediaan produk jadi dan Produk dalam Proses yang disajikan
dalam neraca

18
METODE HARGA POKOK PROSES (TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN
PRODUK DALAM PROSES AWAL)

A. Metode Harga Pokok Proses (Produk diolah Melalui 1 departemen produksi)


Contoh :
PT. ABC mengolah produknya secara massal melalui satu departemen produksi. Data
produksi dan biaya produksi bulan Januari 2010 sbb :
Biaya Bahan Baku 5.000.000
Biaya Bahan Penolong 7.500.000
Biaya Tenaga Kerja 11.250.000
Biaya Overhead Pabrik 16.125.000
Total Biaya Produksi 39.875.00
Data Produksi
Dimasukkan dalam Proses 2.500 Kg
Produk Jadi 2.000 Kg
Produk dalam Proses Akhir
(BB 100%, BP 100%, BTK 50%, BOP 30%) 500 kg
]
Penyelesaian :

Harga Pokok Produksi Perunit:


Unsur Biaya Prod Tt Biaya Prod Unit Ekuivalen By prod/unit
Bahan Baku 5.000.000 2.500 2.000 (5000.000/2500)
Bahan Penolong 7.500.000 2.500 3.000 (7500.000/2500)
Tenaga Kerja 11.250.000 2.250 5.000 (11.250.000/2250)
Overhead Pabrik 16.125.000 2.150 7.500 (16125.000/2150)
Total 39.875.000 17.500

Harga Pokok Produk jadi dan Produk dlm Proses:


Harga Pokok Produk Jadi (2.000 x 17.500) 35.000.000
Harga Pokok dalam Proses :
Biaya Bahan Baku 100% x 500 x 2.000 = 1.000.000
Biaya Bahan Penolong 100% x 500 x 3.000 = 1.500.000
Biaya Tenaga Kerja 50% x 500 x 5.000 = 1.250.000
Biaya Overhead Pabrik 30% x 500 x 7.500 = 1.125.000
4.875.000
Jumlah Biaya Produksi bulan Januari 2010 39.875.000

PT. ABC
Laporan Biaya Produksi Bulan Januari 2010

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 2.500
Produk selesai ditransfer ke gudang 2.000
Produk dalam proses akhir 500
Produk yang dihasilkan 2.500

Biaya yang dibebankan bulan Januari 2010


Total Per Kg

19
Biaya Bahan Baku 5.000.000 2.000
Biaya Bahan Penolong 7.500.000 3.000
Biaya Tenaga Kerja 11.250.000 5.000
Biaya Overhead Pabrik 16.125.000 7.500
Jumlah 39.875.000 17.500

Perhitungan Biaya :
Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke Gudang 35.000.000
(2.000 x 17.500)
Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses Akhir :
Biaya Bahan Baku 1.000.000
Biaya Bahan Penolong 1.500.000
Biaya Tenaga Kerja 1.250.000
Biaya Overhead Pabrik 1.125.000
4.875.000
Jumlah Biaya Produksi yang dibebankan bulan Januari 2010 39.875.000

Quis
PT. Angkasa mengolah produknya secara massal melalui satu departemen produksi. Data
produksi dan biaya produksi bulan Januari 2010 sbb :
Biaya Bahan Baku 6.000.000
Biaya Bahan Penolong 8.500.000
Biaya Tenaga Kerja 12.250.000
Biaya Overhead Pabrik 17.125.000
Total Biaya Produksi 43.875.000

Data Produksi
Dimasukkan dalam Proses 3.500 Kg
Produk Jadi 3.000 Kg
Produk dalam Proses Akhir
(BB 100%, BP 100%, BTK 50%, BOP 30%) 500 kg
]

20
Jurnal pencatatan Biaya Produksi :
- Mencatat Biaya Bahan Baku
Barang dalam Proses – Biaya Bahan Baku 5.000.000
Persediaan Bahan Baku 5.000.000

- Mencatat Biaya Bahan Penolong


Barang Dalam Proses – Biaya Bahan Penolong 7.500.000
Persediaan Bahan Penolong 7.500.000

- Mencatat Biaya Tenaga Kerja


Barang dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja 11.250.000
Biaya Gaji & Upah 11.250.000

- Mencatat Biaya Overhead Pabrik


Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik 16.125.000
Biaya overhead pabrik 16.125.000

- Mencatat harga Produk jadi yang ditransfer ke Gudang


Persediaan Produk Jadi 35.000.000
Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku 4.000.000
Barang dalam Proses – Biaya Bahan Penolong 6.000.000
Barang dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja 10.000.000
Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik 15.000.000

- Mencatat Persediaan Produk dalam Proses


Persediaan Produk dalam proses 4.875.000
Barang dalam Proses - Biaya Bahan Baku 1.000.000
Barang dalam Proses – Biaya Bahan Penolong 1.500.000
Barang dalam Proses – Biaya Tenaga Kerja 1.250.000
Barang dalam Proses – Biaya Overhead Pabrik 1.125.000

21
B. Metode Harga Pokok Proses (Produk diolah lebih dari satu departemen produksi)

Jika produk diolah lebih dari satu departemen produksi maka untuk biaya departemen produksi
pertama sama dengan contoh diatas, Tetapi untuk perhitungan biaya produksi persatuan produk
yang dihasilkan setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat
komulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah
merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari
departemen produksi sebelumnya tersebut, maka HP produk yang dihasilkan oleh departemen
setelah departemen pertama terdiri dari :
1. Biaya Produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya.
2. Biaya Produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama.

Contoh :
PT. XYZ mengolah produknya melalui dua departemen produksi yaitu departemen A dan
Departemen B. Data dan biaya produksi kedua departemen tersebut dalam bulan Maret 2010
adalah :
Departemen A Departemen B
Dimasukkan dalam Proses 35.000 kg
Produk selesai ditransfer ke Dep B 30.000 kg
Produk selesai ditransfer ke Gudang 24.000 kg
Produk dalam Proses Akhir :
BB 100%, BTK 20%,BOP 20% 5.000 kg
BTK50%, BOP 50% 6.000 kg
Biaya yang dikeluarkan bulan Maret 2010
Biaya Bahan Baku 70.000 -
Biaya Tenaga Kerja 155.000 270.000
Biaya Overhead Pabrik 248.000 405.000

22
Penyelesaian :

Departemen A
Harga Pokok Perunit :
Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalen By prod/unit
Biaya Bahan Baku 70.000 (30.000 + 100% x 5.000) = 35.000 2
Biaya Tenaga Kerja 155.000 (30.000 + 20% x 5.000) = 31.000 5
Biaya Overhead Pabrik 248.000 (30.000 + 20% x 5.000) = 31.000 8
473.000 15

Harga Pokok Produkjadi dan Produk dalam Proses:


Produk Jadi ditransfer ke Dep B (30.000 x 15) 450.000
Produk dalam Proses Akhir
Biaya Bahan Baku (5.000 x 100% x 2) = 10.000
Biaya Tenaga Kerja ( 5.000 x 20% x 5 ) = 5.000
Biaya Overhead Pabrik ( 5.000 x 20% x 8) = 8.000
23.000
Jumlah Biaya Produksi Departemen A Bulan Maret 2010 473.000

PT. XYZ
Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Januari 2006

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 35.000
Produk selesai ditransfer ke Dep. B 30.000
Produk dalam Proses Akhir 5.000
Jumlah Produk yang dihasilkan 35.000

Biaya Yang dibebankan Departemen A


Total Per Kg
Biaya Bahan Baku 70.000 2
Biaya Tenaga Kerja 155.000 5
Biaya Overhead Pabrik 248.000 8
473.000 15
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke departemen B 30.000 x 15 450.000

23
Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses akhir :
Biaya Bahan Baku 10.000
Biaya Tenaga Kerja 5.000
Biaya Overhead Pabrik 8.000
23.000
Jumlah Biaya Produksi yang dibebankan Dep A dalam bulan Januari 2006 473.000

B Departemen B

Harga Pokok Perunit :


Unsur Biaya Total Biaya Unit Ekuivalen By prod/unit
Biaya Tenaga Kerja 270.000 (24.000 + 50% x 6.000) = 27.000 10
Biaya Overhead Pabrik 405.000 (24.000 + 50% x 6.000) = 27.000 15
675.000 25

Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke Gudang :


Harga Pokok dari Departemen A (24.000 x 15) Rp. 360.000
Biaya yang ditambahkan oleh departemen B :
24.000 x 25 Rp. 600.000
Total Harga Pokok Produk jadi ditransfer ke Gudang Rp. 960.000

Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses Akhir :


Harga Pokok dari Departemen A : 6.000 x 15 90.000
Biaya Yang ditambahkan oleh departemen B
BTK : 50% x 6.000 x 10=30.000
BOP : 50% x 6.000 x 15=45.000
75.000
Total Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses Dep B Rp. 165.000
Jumlah Biaya Produksi Kumulatif Departemen B Bulan maret 2010 Rp. 1.125.000

24
PT. XYZ
Laporan Biaya Produksi Departemen B Bulan Januari 2006

Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 30.000
Produk selesai ditransfer ke Gudang 24.000
Produk dalam Proses Akhir 6.000
Jumlah Produk yang dihasilkan 30.000

Biaya Yang dibebankan Departemen B


Total Per Kg
Harga Pokok dari Depatemen A 450.000 15
Biaya Yang dibebankan departemen B
Biaya Tenaga Kerja 270.000 10
Biaya Overhead Pabrik 405.000 15
1.125.000 40
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke departemen B 24.000 x 40 960.000
Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses akhir :
Harga Pokok dari Dep A 15 x 6.000 90.000
Biaya Yang ditambahkan Dep B
Biaya tenaga Kerja 30.000
Biaya Overhead Pabrik 45.000
165.000
Jumlah Biaya Prod Komulatif yg dibebankan Dep B dlm bln Jan 2006 1.125.000

C. Pengaruh terjadinya Produk Hilang dalam proses terhadap perhitungan Harga


Pokok Produksi persatuan

Dalam proses produksi tidak semua produk yang diolah dapat menjadi produk yang baik yang
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Adakalanya produk yang dihasilkan lebih kecil
dari produk/unit yang dimasukkan dalam proses, pada kondisi ini berarti ada produk yang hilang
dalam proses produksi. Ditinjau dari saat terjadinya produk dapat hilang pada awal proses,
sepanjang proses atau pada akhir proses. Untuk kepentingan perhitungan harga pokok produk
persatuan produk yang hilang sepanjang proses harus dapat ditentukan pada tingkat mana
produk tersebut hilang. Untuk menyederhanakan perhitungan harga pokok persatuan produk
yang hilang sepanjang proses diperlakukan sebagai produk yang hilang pada awal atau akhir
proses.

Pengaruh terjadinya produk hilang pada awal proses terhadap perhitungan harga pokok
produk persatuan

Produk yang hilang pada awal proses dianggap belum ikiut menyerap biaya produk yang
dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam
perhitungan unit ekuivalensi dalam departemen tersebut. Akibat dari produk dalam awal proses
adalah :

a. Menaikkan harga pokok produksi persatuan produk yang diterima dari departemen
sebelumnya

25
b. Menaikkan harga pokok produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen produksi
setelah departemen produksi yang pertama.

Contoh :
PT. Mama memiliki dua departemen produksi untuk menghasilkan produknya : Departemen A
dan Departemen B. data produksi dan biaya produksi untuk bulan Januari 2010 :

Departemen A Departemen.B
Produk dimasukkan dalam proses 1.000 -
Produk jadi yang ditransfer ke Dep B 700 -
Produk selesai ditransfer ke gudang - 400
Produk dlm Proses Akhir :
- BB &BP 100%, BK 40% 200 -
- BP 60%, BK 50% - 100
Produk yang hilang pada awal proses 100 200

Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku 22.500 -
Biaya Bahan Penolong 26.100 16.100
Biaya Tenaga Kerja 35.100 22.500
Biaya Overhead Pabrik 46.800 24.750
Jumlah Biaya Produksi 130.500 63.350

Penyelesaian :
Departemen A
Perhitungan Biaya Produksi per unit
Jenis Biaya Biaya Produksi Unit Ekuivalensi By Prod/Unit
By Bahan Baku 22.500 (700 + 200x100%)=900 25
By Bahan Penolong 26.100 (700 + 200x100%)=900 29
By Tenaga Kerja 35.100 (700 + 200x 40%)=780 45
By Overhead Pabrik 46.800 (700 + 200x 40%)=780 60
130.500 159

Perhitungan HP Produk Jadi dan HP PDP akhir


Harga Pokok Produk jadi ditransfer ke Dep B (700 x 159) 111.300
Harga Pokok Produk dalam proses Akhir :
- Biaya Bahan Baku (200 x 100% x 25) 5.000
- Biaya Bahan Penolong (200 x 100% x 29) 5.800
- Biaya Tenaga Kerja (200 x 40% x 45) 3.600
- Biaya Overhead Pabrik (200 x 40% x 60) 4.800
19.200
Jumlah Biaya Produksi Departemen A 130.500

PT. Mama
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari 2006

Data Produksi

26
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 Kg
Produk selesai ditransfer ke Dep B 700 Kg
Produk dalam Proses Akhir (BB&BP 100%, BK 40%) 200 Kg
Produk Hilang pada Awal Proses 100 Kg
1.000 Kg
Biaya Yang dibebankan dalam Departemen A
Total Per Kg
Biaya Bahan Baku 22.500 25
Biaya Bahan Penolong 26.100 29
Biaya Tenaga Kerja 35.100 45
Biaya Overhead pabrik 46.800 60
Jumlah Biaya Produksi Departemen A 130.500 159

Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke Dep B: (700 x 159) 111.300
Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses pada Akhir bulan
Biaya Bahan Baku 5.000
Biaya Bahan Penolong 5.800
Biaya Tenaga kerja 3.600
Biaya overhead Pabrik 4.800
19.200
Jumlah biaya produksi Departemen A 130.500

Produk yang hilang pada awal proses di departemen setelah departemen pertama
Mempunyai akibat :
a. Harga Pokok Persatuan Produkyang berasal dari departemen sebelumnya
b. Harga Pokok Produksi persatuan yang ditambahkan dalam departemen dimana produk
yang hilang tersebut terjadi.

Departemen B

27
Perhitungan Biaya Produksi per unit
Jenis Biaya Biaya Produksi Unit Ekuivalensi By Prod/Unit
Yang ditambahkan di Dep B yang ditambahkan di Dep B
By Bahan Penolong 16.100 (400 + 100x 60%)=460 35
By Tenaga Kerja 22.500 (400 + 100x 50%)=450 50
By Overhead Pabrik 24.750 (400 + 100x 50%)=450 55
63.350 140

Harga Pokok persatuan produk yang berasal dari Dep A


(111.300 : 700) 159
Harga Pokok persatuan produk yang berasal dari Dep A
Setelah adanya produk hilang pada awal proses di Dep B
Sebanyak 200 Kg (111.300 :( 700-200)) 222.6
Penyesuaian harga pokok produk persatuan produk yang berasal dari Dep A 63.6

Harga Pokok Produk Selesai ditransfer ke gudang & HP PDPakhir:


Harga Pokok Produk selesai ditransfer ke gudang (400 x 362.6) 145.040
Harga pokok Persediaan Produk dlm Proses akhir
Harga Pokok dari Dep A (100 x 222.6) 22.260
Biaya Yang ditambahkan dalam Dep B
Biaya Bahan Penolong ( 100 x 60% x 35) 2.100
Biaya Tenaga Kerja (100 x 50% x 50) 2.500
Biaya Overhead Pabrik (100 x 50% x 55) 2.750
29.610
Jumlah Biaya Komulatif Dalam Departemen B 174.650

Pengaruh terjadinya produk yang hilang pada akhir proses terhadap perhitungan harga
pokok produksi per satuan.

Produk yang hilang pada akhir proses sudah ikut menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam
departemen yang bersangkutan. Sehingga harus diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi
produk yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Baik di dalam departemen produksi pertama maupun departemen-departemen produksi setelah
departemen produksi pertama, harga pokok yang hilang pada akhir proses harus dihitung dan harga
pokok ini diperlakukan sebagai tambahan harga pokok produk selesai di transfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang.
Hal ini akan mengakibatkan harga pokok per satuan produk selesai yang di transfer ke departemen
berikutnya atau ke gudang menjadi lebih tinggi.

Contoh:

PT. Ponti Jaya memproduksi barang melalui dua departemen yaitu dep. A dan Dep. B data
produksi dan biaya produksi kedua departemen bulan desember th 2010 sbb:

Dep. A (unit) Dep. B(unit)


Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000 -
Produk selesai yang di transfer ke dep B 700 -
Produk selesai yang di transfer ke Gudang - 400
Produk dalam proses akhir bulan dg tingkat
Penyelesaian sbb:

28
BB & BP 100 %, BK 40% 200 -
BP 60%, BK 50% - 100
Produk yang hilang pada akhir proses 100 200

Biaya produksi
Dep. A (unit) Dep. B(unit)
Biaya Bahan Baku (BBB) 22.500 -
Biaya Bahan Penolong (BBP) 26.100 16.100
Biaya Tenaga kerja (BTK) 35.100 22.500
Biaya Overhead Pabrik (BOP) 46.800 24.750

Total Biaya Produksi 130.500 63.350

DEPARTEMEN .A

Jenis Biaya Unit Ekuivalen dep A By Produksi Dep A By prod/unit


BBB 700+(200x 100%)+100 = 1.000 22.500 22,50
BBP 700+(200x 100%)+100 = 1.000 26.100 26,10
BTK 700+(200x 40%)+100 = 880 35.100 39.89
BOP 700+(200x 40%)+100 = 880 46.800 53,18
130.500 141,67

P erhitungan harga pokok produk selesai yg ditransfer ke dep B dan Persediaan produk dalam
proses dep A sbb :

Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke dep B (700 x Rp. 141,67) 99.169
Penyesuaian Harga Pokok Produk selesai karena adanya produk yang hilang
Pada akhir proses (100 x 141,67) 14.167
Harga Pokok produk selesai dep A yang ditransfer ke dep B setelah disesuaikan
( 700 x 161,9) 113.336
Harga Pokok Persediaan produk dalam proses akhir bulan (200 unit)
BBB 200 x 100% x 22,5 = 4.500
BBP 200 x 100% x 26,1 = 5.220
BTK 200 x 40% x 39,89 = 3.191,2
BOP 200 x 40% x 53,18 = 4.254,4
17.165,6
Jumlah Biaya Produksi Dep A 130.501,6
*selisih sebesar Rp 1,6 terjadi karena pembulatan

Sehingga Laporan Biaya Produksi Departemen A Bulan Desember 2005 akan tampak sbb:

PT. Ponti Jaya


Laporan Biaya Produksi departemen A
Bulan Desember 2005
Data Produksi
Produk yang dimasukkan dalam proses 1.000

Produk selesai yang ditransfer ke dep B 700


Produk dalam proses akhir bulan denga tk penyelesaian
BB & BP = 100%, BK 40% 200
29
Produk hilang akhir proses 100
1.000
Biaya yang dibabankan dalam departemen A

Biaya Bahan Baku 22.500 22,50


Biaya Bahan Penolong 26.100 26,10
Biaya Tenaga Kerja 35.100 39,89
Biaya Overhead Pabrik 46.800 53,18

Jumlah Biaya Produksi Dep A 130.500 141,67

Perhitungan Biaya
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke dep B (700 x Rp. 141,67) 99.169
Penyesuaian Harga Pokok Produk selesai karena adanya produk yang hilang
Pada akhir proses (100 x 141,67) 14.167
Harga Pokok produk selesai dep A yang ditransfer ke dep B setelah disesuaikan
( 700 x 161,9) 113.336

Harga Pokok Persediaan produk dalam proses akhir bulan (200 unit)
BBB 200 x 100% x 22,5 = 4.500
BBP 200 x 100% x 26,1 = 5.220
BTK 200 x 40% x 39,89 = 3.191,2
BOP 200 x 40% x 53,18 = 4.254,4
17.165,6
Jumlah Biaya Produksi Dep A 130.501,6

DEPARTEMEN B

Jenis Biaya Unit Ekuivalen dep B By Produksi Dep B By prod/unit


BBP 400+(100x 60%)+200 =
660 16.100 24,39
BTK 400+(100x 50%)+200 =
650 22.500 34,62
BOP 400+(100x 50%)+200 =
650 24.750 38,08
63.350 97.09
=====================================================================

Perhitungan harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Gudang dan Persediaan produk dalam
proses dep B sbb :

Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke Gudang :


Harga Pokok dari Departemen A (400 x 161,91) 64.764
Harga Pokok yang ditambahkan dalam departemen B(400 x 97,09) 38.836
Harga Pokok Produk Hilang pd akhir proses {200 x (161,91+97,09)} 51.800
Harga Pokok produk selesai dep B yang ditransfer ke Gudang 155.400
(400 x 388,5)

Harga Pokok Persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 unit)
Harga Pokok dari Departemen A (100 x 161,91) = 16.191
BBP 100 x 60% x 24,39 = 1.463,4
BTK 100 x 50% x 34,62 = 1.731
BOP 100 x 50% x 38,08 = 1.904

21.289,4
Jumlah Biaya Komulatif dalam Departemen B 176.689,4

PT. Ponti Jaya

30
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Desember 2005

Data Produksi
Produk yang diterima dari Dep A 700

Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 400


Produk dalam proses akhir bulan denga tk penyelesaian
BP = 60%, BK 50% 100
Produk hilang akhir proses 200
700
Biaya yang dibabankan dalam departemen B
Harga Pokok Produk yang diterima dari departemen A 113.337 161,91

Biaya yang ditambahkan dalam departemen B


Biaya Bahan Penolong 16.100 24,39
Biaya Tenaga Kerja 22.500 34,62
Biaya Overhead Pabrik 24.750 38,08
63.350 97,09

Jumlah produksi komulatif dalam departemen B 176.687 259,00

Perhitungan Biaya
Harga Pokok produk selesai di transfer ke gudang :
Harga pokok dari dep A (400 x 161,91) 64.764
Harga Pokok yang ditambahkan di dep B (400 x 97,09) 38.836
Harga Pokok Produk yang hilang pada akhir proses 51.800
{200 x (161,91 + 97,09)
Harga Pokok produk jadi nyang ditransfer ke gudang (400 x 388,5) 155.400

Harga Pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 unit)
Harga Pokok Produk dari dep A (100 x 161,91) 16.191
Harga Pokok yang ditambahkan dalam Dep B :
Biaya Bahan Penolong (100 x 60% x 24,39) 1.463,4
Biaya Tenaga Kerja (100 x 50% x 34,62) 1.731
Biaya Overhead Pabrik (100 x 50% x 38,08) 1.904

21.289,4
Jumlah biaya produksi komulatif dalam Dep B 176.689,4

Contoh soal :
PT Lisa memproduksinya melalui dua departemen produksi yaitu dep 1 dan dep 2 data produksi dan
biaya produksi bulan desember 2005 adalah sbb :
Data Produksi Dep. 1 Dep. 2
Produk dlm proses awal
BBB 100%, BK 40% 4.000 kg -
BTK 20%, BOP 60% 6.000 Kg
Dimasukkan dalam Proses 40.000 kg -
Produk di transfer ke dep 2 35.000 kg
Produk yg diterima dari dep 1 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Prodduk dlm proses akhir :
31
BB 100% BK 70% 9.000 kg
BTK 40% , BOP 80% 3.000 kg
Harga Pokok Produk dlm proses awal :
Harga Pokok dr dep 1 Rp. 11.150.000
BBB Rp. 1.800.000
BTK Rp. 1.200.000 Rp. 1.152.000
BOP Rp. 1.920.000 Rp. 4.140.000

Biaya Produksi
BBB Rp. 20.200.000
BTK Rp. 29.775.000 Rp. 37.068.000
BOP Rp. 37.315.000 Rp. 44.340.000

METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA (MPKP/FIFO)

A. MPKP DEPARTEMEN PERTAMA

Metode masuk pertama keluar pertama mang anggap biaya produksi periode sekarang pertama
kali digunakan untuk menyelesaiakan produk dalam proses awal periode yang masih dalam
proses. Baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam
proses, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam
proses periode sekarang. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat
penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan.
Contoh soal : seperti pada contoh soal metode rata-rata tertimbang dimana data produksi bulan
Desember 2010 adalah sbb :

32
Data Produksi Dep.1 Dep.2
Produk dalam proses awal
Biaya Bahan Baku 100%, BK 40% 4000 Kg -
Biaya tenaga kerja 20%, BOP 60% - 6.000 Kg
Dimasukkan dalam proses 40.000 kg -
Produk ditransfer ke dep 2 35.000 kg -
Produk jadi yang ditransfer ke gudang - 38.000 kg
Produk dalam proses akhir
BBB 100%, BK 70% 9.000 kg -
BTK 40%, BOP 80% - 3.000 kg
Harga Pokok Produk dalam proses awal
Harga pokok dr dep 1 - 11.150.000
BBB 1.800.000 -
BTK 1.200.000 1.152.000
BOP 1.920.000 4.140.000
Biaya Produksi
BBB 20.200.000 -
BTK 29.775.000 37.068.000
BOP 39.315.000 44.340.000

Unit ekuivalensi biaya produksi departemen 1 dihitung dengan memperhatikan tingkat


penyelesaian persediaan produk dalam proses awal, karena tingkat penyelesaian Biaya Bahan
baku dalam persediaan produk dalam proses awal adalah 100%, maka biaya bahan baku yang
dikeluarkan pada periode sekarang sebanyak Rp. 20.200.000 pada dep. 1 tidak lagi deserap
untuk penyelesaian persediaan produk dalam proses awal. Dengan demikian biaya bahan baku
tersebut hanya digunakan untuk menyelesaiakan produk sebanyak 31. 000 unit dan 9.000
produk dalam proses akhir.

Perhitungan Biaya produksi per kg dep 1

Unsur by Prod Total Biaya Unit Ekuivalen ByProd/kg


BBB 20.200.000 (35.000-4.000)+(9.000 x 100%)=40.000 Rp. 505
BTK 29.775.000 (4.000 x 60%)+(35.000-4.000)+(9.000 x 70%)=39.700 Rp. 750
BOP 37.315.000 (4.000 x 60%)+(35.000-4.000)+(9.000 x 70%)=39.700 Rp. 940
92.210.000 Rp. 2.195

Perhitungan Produk selesai dan persediaan produk dalam proses dep.1

Harga pokok Produk selesai yang ditransfer ke dep.2


Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses awal Rp. 4.920.000
Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses awal :
BTK (60% x 4.000 x 750) Rp. 1.800.000
BOP (60% x 4.000 x 940) Rp. 2.256.000
Rp. 8.976.000
Harga Pokok Produk dari periode sekarang ( 31.000 x 2.195) Rp. 68.045.000
Harga Pokok produk selesai dep.1 yg di transfer ke dep. 2 (35.000 x 2.200,6) Rp. 77.021.000

Harga Pokok Produk dalam proses akhir dep. 1


Biaya BB (9.000 x 100% x 505) Rp. 4.545.000
Biaya TK (9.000 x 70% x 750) Rp. 4.725.000
Biaya OP (9.000 x 70% x 940) Rp. 5.922.000
Rp. 15.192.000
Jumlah Biaya yang dibebankan dalam departemen 1 Rp. 92.213.000*

*Selisih sebesar 3.000 karena pembulatan

PT. …………
Laporan Biaya Produksi departemen 1
Bulan Desember 2005

33
Data Produksi
Produk dalam proses awal 4.000 kg
Dimasukkan dalam proses 40.000 kg
Jumlah Produk yang diolah dalam bulan Desember 2005 44.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke dep 2 35.000 kg


Produk dalam proses akhir 9.000 kg
44.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen 1


Total Per kg
Harga Pokok produk dalam proses awal Rp. 4.920.000
Biaya Yang dikeluarkan bulan ini :
Biaya Bahan Baku Rp. 20.200.000 Rp. 505
Biaya Tenaga Kerja Rp. 30.975.000 Rp. 750
Biaya Overhead Pabrik Rp. 39.235.000 Rp. 940
Jumlah biaya yang dibebankan di dep 1 Rp. 92.210.000 Rp. 2.195

Perhitungan Biaya :
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke Dep.2
Harga Pokok Produk dalam proses awal Rp. 4.920.000
Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses awal:
Biaya Tenaga Kerja Rp. 1.800.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.256.000
Rp 8.976.000
Harga Pokok mProduk dari produk bulan ini (31.000 x 2.195) Rp. 68.045.000
Rp. 77.021.000

Harga Pokok produk dalam proses akhir


Biaya Bahan Baku Rp. 4.545.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 4.725.000
Biaya Overhead pabrik Rp. 5.922.000
Rp. 15.192.000
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam dep 1 Rp. 92.213.000

B. MPKP DEPARTEMEN SETELAH DEPARTEMEN PERTAMA

Pada departemen produksi setelah departemen pertama produk teleh membawa harga pokok dari
departemen sebelumnya. Produk dalam proses yang membawa harga pokok dari periode
sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.

Perhitungan Harga Pokok produk per kg yang dihasilkan departemen 2 :

Unsur by Prod Total Biaya Unit Ekuivalen ByProd/kg


HP yg dtrnsfer dr dep.1 77.021.000 35.000 Rp. 2.200,6
Biaya yg dikeluarkan dep. 2 bln ini
BTK 37.068.000 (6.000 x 80%)+(38.000-6.000)+(3.000 x 40%)= 38.000 Rp. 975,5
BOP 44.340.000 (6.000 x 40%)+(38.000-6.000)+(3.000 x 80%)= 36.800 Rp. 1.204,9
Jumlah 158..429.000 Rp. 4.381

Perhitungan Harga Pokok Produk jadi dan Produk dalam proses Dep. 2

Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke gudang ;


Harga Pokok Persediaan produk dalam proses awal Rp 16.442.000
Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses awal :
34
Biaya Tenaga Kerja (80% x 6.000 x 975.5) Rp. 4.682.400
Biaya Overhead Pabrik (40% x 6.000 x 1.204,9) Rp. 2.891.760
Rp. 24.016.160
Harga Pokok Produk dari produksi Bulan ini :
(32.000 x 4.381) Rp. 140.192.000
Rp. 164.208.160
Harga pokok Produk dalam Proses Akhir :
Harga Pokok Dari Dep. 1 (3.000 x 2.200.6) Rp. 6.601.800
Biaya Tenaga Kerja (3.000 x 40% x 975,5) Rp. 1.170.600
Biaya overhead Pa brik (3.000 x 80% x 1.204,9) Rp. 2.891.760
Rp. 10.664.160
Jumlah Biaya yang dibebankan dalam departemen B Rp. 174.872.320 *

*Seharusnya sebesar Rp. 174.871.000 terjadi selisih sebesar Rp 1.320 karena pembulatan

PT. …………
Laporan Biaya Produksi departemen 2
Bulan Desember 2005

Data Produksi
Produk dalam proses awal 6.000 kg
Produk yg diterima dr dep 1 35.000 kg
Jumlah Produk yang diolah dalam bulan Desember 2005 41.000 kg

Produk selesai ya ng ditransfer ke Gudang 38.000 kg


Produk dalam proses akhir 3.000 kg
41.000 kg
Biaya yang dibebankan dalam departemen 2
Total Per kg
Harga Pokok produk dalam proses awal Rp. 16.442.000
Biaya Yang dikeluarkan bulan ini :
Harga Pokok dr dep 1 Rp. 77.021.000 Rp.2.200,6
Biaya Tenaga Kerja Rp. 37.068.000 Rp. 975,5
Biaya Overhead Pabrik Rp. 44.340.000 Rp.1.204,9
Jumlah biaya yang dibebankan di dep 1 Rp. 174.871.000 Rp.4.381

Perhitungan Biaya :
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke Gudang
Harga Pokok Produk dalam proses awal Rp. 16.442.000
Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses awal:
Biaya Tenaga Kerja Rp. 4.682.460
Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.891.760
Rp 24.016.160
Harga Pokok Produk dari produk bulan ini (32.000 x 4.381) Rp. 140.192.000
Rp. 164.208.160
Harga Pokok produk dalam proses akhir
Harga Pokok Dari Dep. 1 (3.000 x 2.200.6) Rp. 6.601.800
Biaya Tenaga Kerja (3.000 x 40% x 975,5) Rp. 1.170.600
Biaya overhead Pabrik (3.000 x 80% x 1.204,9) Rp. 2.891.760
Rp. 10.664.160
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam dep 2 Rp. 174.872.320*

Tambahan Bahan Baku dalam departemen produksi setelah departemen produksi pertama
Pada umumnya bahan baku diolah pertama kali pada departemen pertama. Departemen produksi
berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produksi hasil departemen pertama dengan mengeluarkan
biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Namun sering kali dalam proses produksi bahan

35
baku ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama. Tambahan bahan baku ini
mempunyai dua kemungkinan :
1. Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. Pada kondisi ini maka tambahan biaya bahan
baku tidak mempengaruhi unit ekuivalen produk yang dihasilkan serta tidak mempengaruhi
harga pokok produksi persatuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
2. Menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
tambahan bahan baku tersebut. Pada kondisi ini akan berakibat diadakannya penyesuaian
harga pokok produksi persatuan produk yang diterima dari departemen produksi sebelumnya.
Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk yang berasal dari departemen
sebelumnya yang semula di pikul oleh jumlah tertentu sekarang harus dipikul oleh jumlah
yang lebih banyak akibat tambahan bahan baku tersebut. hal ini mengakibatkan harga pokok
produksi persatuan yang berasal dari departemen sebelumnya menjadi lebih kecil.

Contoh
PT. Oki memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: Departemen. 1 dan Departemen
2. Bahan baku tidak hanya di proses di departemen 1 saja tetapi juga ditambahkan dalam proses
produksi departemen 2. tambahan bahan baku ini mengakibatkan jumlah unit produk yang dipakai
sebagai penyebut dalam perhitungan harga pokok produk yang berasal dari departemen 1
bertambah, sehingga harga pokok per satuan produk yang diterima dari departemen 1 menjadi lebih
rendah. Data produksi dan biaya produksi departemen 2 bulan januari 1998 adalah :

Data Produksi Dep.2


Produk dalam proses awal
Biaya Bahan Baku 100%, BTK 20%, BOP 60% 6.000 Kg
Produk diterima dr Dep1 35.000 kg
Tambahan Produk karena tambahan bahan baku 4.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir
BBB 100%, BTK 40%. BOP 80% 7.000 kg
Harga Pokok Persediaan Produk dalam proses awal
Harga pokok dr dep 1 11.150.000
Biaya Yang ditambahkan departemen 2 dalam bulan yang lalu :
BBB 950.000
BTK 1.152.000
BOP 4.140.000
Harga Komulatif Persediaan Produk dlm proses awal 17.392.000

Harga Pokok Produk yang diterima dari dep 1 dlm bln ini 77.035.000
(35.000 x 2.201)

Biaya Produksi bulan ini


BBB 15.000.000
BTK 37.068.000
BOP 44.340.000
Jumlah Biaya Produksi Departemen 2 Bulan ini 96.408.000

Penyelesaian :

Perhitungan Biaya Produksi persatuan


Total Biaya By Persatuan
Harga Pokok Persediaan Produk dalam Proses 17.392.000
Harga Pokok Produk yg diterima dr Dep 1 77.035.000 2.201
Penyesuaian Karena adanya tambahan bahan baku
Yang menambah produk yang dihasilkan (77.035.000:35.000)-(77.035.000:35.000) (226)*
Harga Pokok Produk yang diterima dari Departemen 1 Setelah disesuaikan 1.975
Biaya Produksi yang ditambahkan dalam Departemen 2 :
BBB 15.000.000 385
BTK 37.068.000 936

36
BOP 44.340.000 1.109
190.835.000 4.405

Perhitungan Harga Pokok Produk jadi dan Produk dalam proses Dep. 2
Harga Pokok Produk selesai di transfer ke gudang:
Harga Pokok persediaan produk dalam proses awal 17.392.000
Biaya Penyelesaian Produk dlm proses awal :
BTK 80% x 6.000 x 936 4.492.800
BOP 40% x 6.000 x 1.109 2.661.600
24.546.400
Harga Pokok Produk dari produksi skrg(32.000 x 4.405) 140.960.000
165.506.400
Harga Pokok Produk dlm proses akhir :
Harga Pokok dr Dep 1 (7.000 x 1.975) 13.825.000
BBB (7.000 x 100% x 385) 2.695.000
BTK (7.000 x 40% x 936) 2.620.800
BOP (7.000 x 80% x 1.109) 6.210.400
25.351.200
Jumlah Biaya Yang dibebankan dalam Departemen 2 190.857.600*

*Jumlah yang sesungguhnya adalah Rp. 190.835.000 selisih sebesar Rp. 22.600 karena pembulatan
saat penentuan harga pokok proses persatuan.

PT Oki
Laporan Biaya Produksi departemen 2
Bulan Desember 2005

Data Produksi
Produk dalam proses awal 6.000 kg
Produk yg diterima dr dep 1 35.000 kg
Tambahan Produk karena tambahan bahan baku 4.000 kg
Jumlah Produk yang diolah dalam bulan Desember 2005 45.000 kg

Produk selesai yang ditransfer ke Gudang 38.000 kg


Produk dalam proses akhir 7.000 kg
45.000 kg

Biaya yang dibebankan dalam departemen 2


Total Per kg
Harga Pokok produk dalam proses awal Rp. 17.392.000
Biaya Yang dikeluarkan bulan ini :
Harga Pokok dr dep 1 Rp. 77.035.000 Rp.2.201
Penyesuaian karena adanya tambahan BB (Rp. 226)
Harga pokok produk yang diterima dr dep 1 setelah disesuaian Rp.1.975

Biaya yang ditambahkan di dep. 2


BBB Rp. 15.000.000 Rp. 385
Biaya Tenaga Kerja Rp. 37.068.000 Rp. 936
Biaya Overhead Pabrik Rp. 44.340.000 Rp.1.109
Jumlah biaya yang dibebankan di dep 1 Rp. 190.835.000 Rp.4.405

Perhitungan Biaya :
Harga Pokok Produk selesai yang ditransfer ke Gudang
Harga Pokok Produk dalam proses awal Rp. 17.392.000
Biaya Penyelesaian Produk dalam Proses awal:
Biaya Tenaga Kerja Rp. 4.492.800
Biaya Overhead Pabrik Rp. 2.661.600

37
Rp 24.546.400
Harga Pokok Produk dari produk bulan ini (32.000 x 4.405) Rp. 140.960.000
Rp. 165.506.400

Harga Pokok produk dalam proses akhir


Harga Pokok Dari Dep. 1 (7.000 x 1.975) Rp. 13.825.000
Biaya Bahan Baku (7.000 x 100 x 385) Rp. 2.695.000
Biaya Tenaga Kerja (7.000 x 40% x 936) Rp. 2.620.800
Biaya overhead Pabrik (7.000 x 80% x 1.109) Rp. 6.210.400
Rp. 25.351.200
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam dep 2 Rp. 190.857.600*

38

Anda mungkin juga menyukai