Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KELOMPOK

AKUNTANSI BIAYA

O
L
E
H

NAMA-NAMA KELOMPOK

1. Demetrianus Bnani (41180155)


2. Helmina Y. Boko ( 41180163 )
3. Fransisca R. Abi (4118058)
4. Yohana L. Toto (41180140)
5. Selvi Serlina (41180137)
6. Robertus Bria (41160019)
7. Maria A.G.L. Bana (41160037)
BAB 2
METODE HARGA POKOK PESANAN

Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan.
Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan baik harga
pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.

Karakteristik harga pokok pesanan:


a. Sifat produksinya terputus-putus tergantung pada pesanan yang    diterima.
b. Bentuk produk tergantung dari spesifikasi pemesan.
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan,    yang memuat rincian
untuk masing-masing pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung, dengan membagi total biaya   produksi dengan total unit
yang dipesan.
f. Akumulasi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan pada pemesan.

1. Aliran kegiatan perusahaan manufaktur dan aliran harga pokok produk


Aliran harga pokok produk menunjukan aliran biaya produksi dalam rangka kegiatan
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang selanjutnya dijual, oleh karena itu
aliran harga pokok produk akan dipengaruhi atau tergantung aliran kegiatan.
Perusahaan manufaktur dalam mengolah bahan baku menjadi produk selesai dan
menjualnya.
Kegiatan perusahaan manufaktur meliputi:
a. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk memperoleh atau mengadakan barang dan jasa
yang akan di konsumsi dalam kegiatan produksi, dapat di kelompokkan kedalam:
 Pembelian, penerimaan, dan penyimpanan bahan baku, bahan penolong,
supplies pabrik dan elemen (barang) lainya yang akan dikonsumsi dalam
kegiatan produksi.
 Perolehan jasa dari tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
jasa lainnya yang akan dikonsumsi dalam kegiatan produksi.
b. Produksi
Produksi adalah kegiatan mengolah bahan baku menjadi produk selesai.
c. Penyimpanan produk selesai
Produk yang telah selesai di produksi dari pabrik akan dipindahkan kedalam
gudang produk selesai menunggu saat dijual atau diserahkan kepada pemesan.
d. Penjualan produk selesai
Produk yang sudah laku dijual akan dikeluarkan dari gudang produk selesai untuk
dikirim kepada pembeli.

Atas dasar aliran kegiatan perusahaan manufaktur tersebut dapat disusun aliran
biaya sebagai berikut:
1. Dalam rangka pengadaan bahan baku akan membentuk hargaperolhan
persediaan bahan baku, pengadaan jasa karywan menimbulkan biaya gaji
dan upah, konsumsi bahan penolong dan barang lain serta jasa yang
dikelompokkan dalam over head pabrik menimbulkan biaya overhead
pabrik.
2. Dalam rangka pengolahan produk, bahan baku yang dikonsumsi membentuk
barang dalam proses, biaya bahan baku, biaya teaga kerja lansgsung yang
dikonsumsi membentuk barang dalam proses , biaya tenaga kerja langsung,
biaya overhead yang dikonsumsi membentuk barang dalam proses , biaya
overhead pabrik.
3. Dalam rangka penyimpanan produk selesai sebelum dijual akan membentuk
harga pokok persediaan produk selesai
4. Dalam rangka penjualan produk, harga pokok persediaan produk selesai
yang dijual akan membentuk harga pokok penjuala.

2. Prosedur akuntansi biaya pada metode harga pokok pesanan.


Dalam hal ini prosedur akuntansi biaya dapat dikelompokkan ssb:
1. Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies
2. Prosedur akuntansi biaya tenaga kerja
3. Prosedur akuntansi biaya overhead pabrik
4. Prosedur akuntansi produk selesai sn produk dalam proses akhir periode.
5. Prosedur akuntansi penjualan dan penyerahan produk kepada pemesan

1) Prosedur akuntansi biaya bahan dan supplies


Prosedur akuntansi biaya bahan dan saplies meliputi prosedur pembelian sampai
dengan pemakain bahan dan suplies di dalam pabrik. Tahap-tahap prosedur
akuntansinya sebagai berikut:

a) Pembelian bahan dan supplies


Dimulai dari pembuatan pesanan pembelian oleh bagian pembelian dan
mengirimkannya kepada supplier.
Jurnal pembelian bahan dan supplies secara kredit sebagai berikiku:
Persediaan bahan baku
Persediaan bahan penolong
Persediaan supplies pabrik
Hutang dagang
b) Pengembalian (Return) bahan dan suplies yang dibeli kepada suplier
Ayat jurnalnya:
Hutang dagang
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Persediaan Suplies Pabrik

c) Potongan pembelian (Tunai) atas pembelian bahan dan suples


Ayat jurnalnya:
Hutang Dagang
Persediaan Bahan Baku
Persediaan Bahan Penolong
Persediaan Suplies Pabrik
Kas

d) Pemakaian Bahan dan Suplies


Ayat jurnalnya:
BDP-Biaya Bahan Baku
Persediaan Bahan Baku

e) Pengembalian Bahan Baku dari pabrik ke Gudang bahan


Ayat jurnalnya:
Persediaan Bahan Baku
BDP-Biaya Bahan Baku

2) Prosedur Akuntansi Biaya Tenaga kerja


Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3 tahap berikut ini:
a. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan
Ayat jurnalnya:
Gaji dan Upah
Hutang Gaji dan Upah

b. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja


Ayat jurnalnya:
BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Administrasi dan Umum
Biaya Pemasaran
Gaji dan Upah

c. Pencatatan Pembayaran Gaji dan Upah


Ayat jurnalnya:
Hutang Gaji dan Upah
Kas

3. Prosedur Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


a. Prosedur Pembebanan Biaya Overhead Pabrik pada Pesanan
Ayat jurnalnya:
BDP-Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead Pabrik di bebankan
b. Prosedur akuntansi pengumpulan Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya.
 biaya bahan penolong
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Persediaan Bahan Penolong

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung


Ayat jurnalnya:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Gaji dan Upah

 Biaya Penyusutan dan Amortisasi Aktiva Tetap Pabrik


Ayat jurnalnya:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Akumulasi Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Bangunan
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Amortisasi Hak Paten

c. Prosedur Akuntansi Perhitungan dan Perlakuan Selisih Biaya Overhead Pabrik


 jurnal untuk menutup Biaya Overhead Pabrik Dibebankan ke Biaya
Overhead Pabrik Sesugguhnya.
Biaya Overhead Pabrik diBebankan
Biaya Overhead Pabrik Sesunggunya

 jurnal untuk menutup biaya Overhead Pabrik sesungguhnya dan


menghitung selisih ssb:
Selisih lebih
Ayat jurnalnya:
Selisih biaya overhead pabrik
Biaya overhead pabrik sesungguhnya

Selisih kurang
Ayat jurnalnya:
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Selisih Biaya Overhead Pabrik

 Salah satu perlakuan selisih yaitu masuk ke rekening Rugi Laba,


jurnalnya sbb:
Selisih tidak menguntungkan:
Rugi -Laba
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Selisih menguntungkan:
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Rugi-Laba

4. Prosedur Akuntansi Produk Selesai dan Produk Dalam Proses Akhir Periode

 Jurnal untuk mencatat produk selesai yaitu:


Persediaan Produk Selesai
BDP- Biaya Bahan Baku
BDP-Biaya Tenaga Kerja Langsung
BDP- Biaya Overhead Pabrik

 Jurnal untuk mencatat produk dalam proses yaitu:


Persediaan Produk Dalam Proses
BDP-Biaya Bahan Baku
BDP-Biaya tenaga Kerja Langsung
BDP- Biaya Overhead Pabrik

5. Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan produk kepada pemesan

 Ayat jurnal untuk barang yang dikirimkan kepada pemesan yaitu:


Piutang Dagang
Kas
Penjualan

 Ayat jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yaitu:


Harga Pokok Penjualan
Persediaan Produk Selesai

3) Sisa Baha, Produk Rusak, Produk Cacat, pada Metode Harga Pokok Pesanan

a. Sisa Bahan
Sisa bahan adalah bahan yang tersisa atau bahan yang rusak didalam proses
pengolahan produk atau penyimpanan dan tidak dapat digunakan kembali dalam
perusahaan.
Sisa bahan dapat di kelompokan menjadi dua yaitu:
1. Sisa Bahan yang tidak laku dijual
2. Sisa bahan yang laku dijual

b. Produk Rusak
Produk rusak adalah produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi
ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki menjadi
produk yang baik, meskipun mungkin secara teknik dapat diperbaiki akan
berakibat biaya perbaikan jumlahnya lebih tinggi dibanding kenaikan nilai atau
manfaat adanya perbaikan.
Dari sedi dapat atau tidaknya produk dijual, produk rusak dapat digolongkan yaitu:
1. Produk yang rusak tidak laku di jual
2. Produk rusak yang laku dijual

c. Produk Cacat
sProduk cacat yaitu produk dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak memenuhi
ukuran mutu yang sudah ditentukan,akan tetapi produk tersebut masih dapat
diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik dalam arti biaya perbaikan
produk cacat lebih rendah dibanding kenaikan nilai yang diperoleh adanya
perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai