Anda di halaman 1dari 17

AKC007-AKUNTANSI BIAYA-MODUL-SESI-3

BAB - III

AKUNTANSI BAHAN BAKU, AKUNTANSI TENAGA KERJA,


AKUNTANSI OVERHEAD

Disusun oleh:

Neneng Sayidah, S.E., M.M., M.Si. (Koordinator)


Ridwan, S.E., M.E.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


(STIE INABA)
BANDUNG
2020
BAB III

AKUNTANSI BAHAN BAKU, AKUNTANSI TENAGA KERJA,


AKUNTANSI OVERHEAD

Pokok Bahasan:
• Akuntansi Bahan Baku
• Akuntansi Tenaga Kerja
• Akuntansi Overhead

A. Akuntansi Bahan Baku

Pada perusahaan kegiatan utamanya adalah mengubah bahan menjadi


produk jadi melalui proses produksi. Sebagai aset perusahaan, bahan untuk
produksi harus dikelola atau dikendalikan dengan baik agar perusahaan
terhindar dari risiko kerugian. Menurut Siregar, dkk. (2016: 347) Bahan yang
digunakan untuk produksi dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:

1. Bahan Baku (Bahan Langsung)


Bahan yang menjadi bagian produk jadi dan dapat di identifikasi ke produk
jadi. Contoh bahan baku adalah tanah pada perusahaan pembuat batu
bata, karet pada perusahaan pembuat sepatu olah raga, kertas pada
perusahaan percetakan, kayu pada perusahaan pembuat mebel.

2. Bahan Penolong Pabrik (Bahan Tidak Langsung)


Bahan yang tidak dapat di identifikasi ke produk atau bahan yang nilainya
relatif tidak signifikan dibandingkan dengan nilai produk jadi. Contoh
bahan penolong adalah lem dan benang pada perusahaan percetakan,
ampelas paku pada perusahaan mebel.

Bahan yang digunakan untuk produksi tidak selalu berupa bahan mentah
(bahan yang belum diolah) banyak perusahaan menggunakan bahan berupa
produk jadi yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Sebagai contoh salah satu

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 1
bahan baku pada perusahaan perakitan mobil adalah lempengan logam.
Perusahaan dapat memperoleh bahan untuk produksi dengan cara mengolah
sendiri atau membeli dari perusahaan lain. Pada perusahaan penghasil kertas,
bahan baku kertas pulp dapat diperoleh dengan cara mengolah sendiri
(melalui proses produksi) atau dibeli dari perusahaan lain, dari dalam negeri
maupun luar negeri.

Tabel Risiko dan pengendalian bahan

No. Kesalahan Risiko yang ditimbulkan


1 Terlambat dalam memesan Perusahaan akan mengalami
barang kekurangan bahan, proses
produksi terganggu,
pemenuhan pemesanan
kepada pemesan akan
terganggu dan kehilangan
kesempatan untuk
memperoleh pendapatan
2 Memesan bahan dalam Biaya simpan terlalu besar
jumlah terlalu banyak dan laba berkurang
3 Memesan bahan Proses produksi menjadi
berkualitas rendah tidak efisien
4 Terlalu tinggi mencatat Perusahaan akan membayar
harga bahan bahan terlalu tinggi
(kehilangan kas) catatan
persediaan bahan tidak
akurat
laporan keuangan tidak
akurat

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 2
5 Salah mencatat dan Laporan keuangan tidak
membukukan pembelian akurat, pengambilan
dan pembayaran keputusan akan keliru
6 Memesan bahan kepada Bahan yang diterima tidak
pemasok yang tidak tepat menjamin kualitasnya
7 Menyimpan bahan pada Rawan terhadap pencurian
tempat yang tidak dan penyalahgunaan bahan
semestinya
Sumber: risiko dan pengendalian bahan (Siregar, 2016).

Akuntansi bahan baku menyangkut penggunaan akun untuk mencatat


pembelian dan penggunaan bahan, selain itu, akuntansi bahan juga
menyangkut penentuan biaya yang dibeli dan biaya bahan yang digunakan.
Terdapat dua sistem untuk mencatat pembelian dan penggunaan bahan
menurut Siregar, dkk. (2016) yaitu:

1. Sistem periodik

Pembelian bahan dicatat pada akun pembelian. Mutasi bahan tidak


tercatat pada pembukuan perusahaan sehingga biaya bahan yang
digunakan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Biaya bahan yang
digunakan untuk produksi dihitung setelah perusahaan melakukan
perhitungan fisik terhadap bahan yang belum digunakan. Perhitungan fisik
umumnya digunakan pada akhir periode akuntansi. Formula penentuan
biaya bahan yang digunakan untuk produksi adalah sebagai berikut:

Persediaan bahan awal periode


(+) Pembelian bahan satu periode
= Bahan tersedia untuk digunakan
(-) persediaan bahan akhir periode (berdasarkan hasil
perhitungan fisik)
= Biaya bahan yang digunakan

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 3
2. Sistem Perpetual

Pada sistem perpetual, mutasi bahan (pembelian dan penggunaan) secara


terus menerus dicatat pada penggunaan bahan dikredit ke akun bahan.
Akun bahan merupakan akun kontrol. Untuk mencatat secara rinci
pembelian dan penggunaan bahan, dibuat kartu persediaan untuk setiap
jenis bahan. Kartu persediaan ini sekaligus berfungsi sebagai buku
pembantu akun kontrol persediaan. Pada sistem perpetual akun kontrol
yang terpengaruh oleh transaksi pembelian dan penggunaan bahan
tampak pada tabel sebagai berikut:

Transaksi Debit Kredit


Pembelian bahan baku Bahan baku Utang dagang
untuk stock
Pembelian bahan baku Barang dalam proses Utang dagang
untuk pesanan/dept
tertentu
Penggunaan bahan Barang dalam proses Bahan baku
baku u/pemesanan/dept
tertentu
Pembelian bahan Bahan penolong Utang dagang
penolong untuk stok
Pembelian bahan Biaya overhead Utang dagang
penolong untuk sesungguhnya
pesanan atau dept
produksi tertentu
Penggunaan bahan Biaya overhead Bahan
penolong untuk pabrik sesungguhnya penolong
pesanan/dept tertentu

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 4
Penggunaan bahan Biaya pemasaran, Bahan
penolong u/dept adm adm & umum penolong
umum

Menurut Dunia & Abdullah, (2019:189) ada dua sistem pencatatan untuk
persediaan bahan yaitu sistem periodik dan sistem perpetual. Perusahaan
industri manufaktur biasanya menggunakan sistem perpetual dalam mencatat
persediaan bahan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa segi pengendalian
yang baik pada sistem ini. Sistem periodik merupakan sistem pencatatan yang
mudah dalam pelaksanaannya dan biayanya tidak mahal, tetapi mempunyai
kelemahan dalam segi pengendalian. Sistem ini mempunyai karakteristik
sebagai berikut:

1. Dalam menetapkan persediaan harus dilakukan perhitungan fisik atas


barang yang ada di perusahaan agar dapat menentukan nilai
persediaan akhir periodik dan menghitung biaya atau harga pokok
bahan dipakai.
2. Terdapat beberapa akun yang digunakan dalam mencatat transaksi
pembelian dan transaksi lainnya yang berkaitan seperti akun
pembelian, akun biaya pengangkatan pembelian, akun potongan
pembelian, serta akun pembelian retur dan pengurangan harga.
Pencatatan akhir periode melalui jurnal penyesuaian.
3. Biaya atau harga pokok bahan yang dipakai dihitung sebagai berikut:

Persediaan bahan awal periode xx


(ditambah) pembelian xx
Persediaan yang tersedia untuk dipakai xx
(dikurangi) persediaan bahan akhir periode (xx)
Harga pokok bahan yang dipakai xx

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 5
Sistem perpetual melakukan pencatatan secara terus menerus
terhadap penambahan dan pengurangan persediaan. Dengan begitu biaya
atau harga pokok bahan yang dipakai dan persediaan bahan pada akhir
periode setiap waktu dapat ditentukan. Ayat jurnal untuk mencatat beberapa
transaksi yang berhubungan dengan persediaan bahan adalah:

1. Pembelian bahan.
(D) Persediaan bahan
(K) Utang dagang
2. Pengembalian bahan kepada penjual atau rekanan.
(D) Utang dagang
(K) Persediaan bahan
3. Permintaan pemakaian bahan untuk produksi.
(D) Barang dalam proses (bahan baku)
(D) Biaya overhead pabrik (bahan tidak langsung)
(K) Persediaan bahan
4. Pengembalian bahan dari produksi ke gudang.
(D) Persediaan bahan
(K) Barang dalam proses
(K) Biaya overhead pabrik
5. Hasil perhitungan fisik atas persediaan lebih kecil daripada kartu
persediaan bahan.
(D) Biaya overhead pabrik”
(K) Persediaan bahan

Formulasi tarif pembebanan biaya pengelolaan bahan ke harga perolehan


bahan

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 6
Kegiatan Tarif Pembebanan
Pembelian Anggaran biaya bagian pembelian selama satu
periode/estimasi frekuensi atau rupiah
pembelian selama satu periode = tarif per pembelian
atau tarif per rupiah pembelian

Penerimaan Anggaran biaya bagian penerimaan selama satu


periode/estimasi jumlah jenis bahan diterima selama
satu periode = tarif per jenis bahan

Penggudangan Anggaran biaya bagian gudang selama satu


periode/estimasi jumlah jenis, kuantitas, atau nilai
rupiah bahan digudangkan selama satu periode =
tarif per jenis, unit, rupiah.

Pencatatan Anggaran biaya bahan bagian pencatatan selama


satu periode /estimasi frekuensi pembelian selama
satu periode = tarif per frekuensi beli

Metode pengendalian bahan menurut Siregar dkk. (2016:370) terdapat dua


metode:

1. Metode siklus pesanan


Pengendalian dilakukan dengan cara memeriksa secara periodik siklus
kuantitas bahan yang ada untuk setiap item atau kelas bahan. Periodisasi
pemeriksaan dapat berbeda antar perusahaan (misal 30,60,90 hari Item
bahan yang bernilai tinggi dan item –item yang sangat penting bagi
kelancaran operasi biasanya menuntut siklus waktu pemeriksaan yang
lebih pendek.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 7
2. Metode minimum maksimum
Metode ini menitikberatkan pada batas kuantitas maksimum dan minimum
persediaan. Pada metode ini pengendalian dilakukan dengan cara
menentukan tingkat persediaan maksimum dan minimum yang harus
dibentuk. Tingkat persediaan adalah jumlah kuantitas persediaan yang
diperlukan untuk mencegah kehabisan bahan selama siklus pemesanan
kembali.

B. Akuntansi Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu dari tiga elemen biaya produksi.
Sebagai elemen biaya produksi, besarnya biaya tenaga kerja menggambarkan
besarnya kontribusi tenaga kerja terhadap proses produksi. Kontribusi tenaga
kerja terhadap proses produksi merupakan segala usaha fisik dan mental yang
dikerahkan oleh karyawan pabrik untuk mengolah bahan baku menjadi barang
jadi. Kontribusi tersebut dinyatakan dalam satuan moneter yang disebut biaya
tenaga kerja dan menggambarkan sumber daya ekonomi yang dikeluarkan
oleh perusahaan atas penggunaan tenaga kerja dalam rangka pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi.

Tabel Komponen Biaya Tenaga Kerja (Siregar, 2016:281)

Biaya tenaga Pengertian Contoh


kerja
Gaji & upah Gaji dan upah reguler Gaji mandor
merupakan kompensasi reguler Gaji buruh
yang diberikan oleh perusahaan Upah buruh
kepada karyawan atas usaha
fisik dan mental yang
dikerahkan oleh karyawan
tersebut

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 8
Insentif Insentif merupakan komponen Insentif
tambahan yang diberikan oleh produksi
perusahaan kepada karyawan
atas kinerja karyawan di atas
standar yang ditentukan
Tunjangan Tunjangan merupakan Tunjangan
kompensasi tambahan yang asuransi
diberikan oleh perusahaan Tunjangan
kepada karyawan selain gaji pensiun
dan upah reguler serta insentif Tunjangan
liburan Premi
lembur

Biaya tenaga kerja meliputi gaji, upah reguler, intensif dan tunjangan, untuk
tujuan pencatatan gaji, upah, reguler, tenaga kerja langsung diperlakukan
sebagai biaya tenaga kerja langsung, sedangkan gaji dan upah reguler
tenaga kerja tidak langsung diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik.
Transaksi yang terjadi dalam penggajian meliputi pengajuan gaji dan upah,
distribusi gaji dan upah, serta pembayaran gaji dan upah. Oleh karena itu,
jurnal yang dibutuhkan dalam akuntansi penggajian juga meliputi hal – hal
sebagai berikut

1. Jurnal pengakuan gaji dan upah

2. Jurnal distribusi gaji dan upah

3. Jurnal pembayaran gaji dan upah.

Menurut Siregar (2016:391) penentuan biaya tenaga kerja melibatkan


beberapa faktor berikut ini:

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 9
1. Sejarah pekerjaan dan pelatihan tambahan yaitu tanggal diterima, tarif gai
dan upah, posisi awal. Pendidikan dan pelatihan tambahan serta promosi

2. Peraturan ketenagakerjaan dan perpajakan yang dibuat oleh pemerintah

3. Penetapan waktu dan biaya tenaga kerja untuk tujuan perbandingan

4. Sistem kompensasi untuk setiap jenis pekerjaan

5. Jam kerja, tarif gaji dan upah total penghasilan , serta potongan gaji dan
upah untuk setiap karyawan

6. Jumlah jam dan biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung yang
ditentukan untuk setiap pekerjaan, proses, seksi

7. Total biaya tenaga kerja setiap periode penggajian.

8. Kompilasi penghasilan dan pengurangan dari penghasilan kumulatif untuk


setiap karyawan.

Contoh Kasus:

PT. Fortuna memiliki 12 orang karyawan yang terdiri dari 5 orang karyawan
produksi, 4 orang karyawan administrasi dan umum dan 3 orang karyawan
pemasaran. Berdasarkan kartu hadir dan kartu jam kerja, perhitungan
penghasilan karyawan untuk satu bulan seperti tabel di bawah ini:

Keterangan Perhitungan Total


Bag Produksi
Tenaga Kerja 4 Org X 140 Jam X 12.500 Rp. 1.400.000
Langsung
Tenaga Kerja 1 Org X Rp. 500.000 Rp. 500.000
Tidak Langsung
Bag Adm & Umum 4 Org X Rp. 600.000 Rp. 2.400.000
Bag Pemasaran 3 Org X Rp. 600.000 Rp. 1.800.000

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 10
Sub Total Rp. 6.100.000

Keterangan Perhitungan Total


Iuran asuransi 2% x 6.100.000 122.000
Iuran pensiun 2,5% x 6.100.000 152.500
Pajak Penghasilan 10% x 6.100.000 610.000
Sub total (844.500)
Penghasilan (6.100.000-884.500) 5.215.500
bersih

Jurnal:
Gaji dan upah Rp6.100.000
Utang gaji dan upah Rp5.215.500
Utang iuran asuransi Rp122.000
Utang iuran pensiun Rp152.500
Utang PPh Rp610.000

C. Akuntansi biaya overhead

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik memiliki karakteristik
sebagai berikut:

1. Jumlah tidak proporsional dengan volume produksi


2. Tidak dapat ditelusuri dan di identifikasi secara langsung kepada produk
atau pesanan.
3. Jenisnya banyak.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 11
Karakteristik di atas merupakan perbedaan poko antara biaya overhead
pabrik dan biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Beberapa contoh
biaya overehead pabrik adalah gaji pengawas, premi lembur, biaya listrik
pabrik, biaya pemeliharaan mesin dan peralatan, biaya depresiasi dan
asuransi gedung pabrik.

Biaya overhead pabrik dapat dibebankan kepada produk atau pesanan


berdasarkan jumlah sesungguhnya atau berdasarkan tarif yang ditentukan di
muka, pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atau pesanan
berdasarkan jumlah sesungguhnya dapat menimbulkan masalah karena
beberapa hal:

1. Total biaya overhead pabrik sesungguhnya baru diketahui jumlahnya


pada akhir tahun sehingga sulit untuk mengalokasikan kepada produk jadi
setiap periode misalnya: setiap bulan atau kepada suatu pesanan

2. Fluktuasi biaya overhead pabrik karena jenis biaya tertentu hanya terjadi
pada suatu periode contoh reparasi dan pemeliharaan mesin

3. Kesulitan untuk menelusuri secara langsung biaya overhead pabrik


kepada pesanan atau produk tertentu.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan tarif adalah dasar


pembebanan dan pemilihan level aktivitas. Pemilihan dasar pembebanan
yang tepat dapat menjamin pembebanan jumlah biaya overhead pabrik
proporsional dengan pemicu terjadinya biaya tersebut. Pertimbangan lain
dalam memilih dasar pembebanan adalah dasar yang meminumkan biaya
klerikal. Dasar pembebanan meliputi unit produksi, biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, jam kerja langsung, jam kerja mesin, dan transaksi lainnya.

Pembebanan biaya overhead adalah faktor yang dapat mewakili konsumsi


produk atas sumber daya yang menimbulkan biaya overhead pabrik. Dasar

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 12
pembebanan terdiri atas unit produksi, biaya bahan, biaya tenaga kerja, jam
kerja langsung, jam kerja mesin dan aktivitas.

Unit produksi: untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik adalah estimasi
jumlah biaya overhead pabrik dibagi elemen unit produksi.

Tarif (Rp/unit): Estimasi jumlah biaya overhead pabrik

Estimasi unit produksi

Biaya tenaga kerja langsung: tarif pembebanan biaya overhead pabrik dihitung
dengan cara membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi
jumlah biaya tenaga kerja langsung.

Tarif (%) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik

Estimasi jumlah biaya tenaga kerja langsung

Jam kerja langsung tarif biaya overhead pabrik dapat dihitung dengan cara
membagi estimasi jumlah biaya overhead pabrik dengan estimasi jumlah jam
kerja langsung
Tarif (Rp/JKl) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik

Estimasi jumlah jam kerja langsung

Jam mesin: Pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan jam kerja mesin
tepat jika kerja mesin digunakan secara ekstensif dan komponen terbesar
biaya overhead pabrik adalah biaya depresiasi, biaya pemeliharaan dan biaya
pemanfaatan mesin lainnya

Tarif (Rp/JM) = Estimasi jumlah biaya overhead pabrik

Estimasi jumlah jam mesin.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 13
Kegiatan utama Akuntansi biaya bahan bertujuan untuk penentuan
harga pokok bahan yang pada akhirnya menentukan harga pokok produk,
sekaligus digunakan untuk mengendalikan biaya bahan. Akuntansi biaya
bahan diperlukan suatu sistem pengendalian bahan untuk menelusuri dan
memonitor kegiatan pengadaan seperti pembelian, penerimaan,
penyimpanan, pembayaran dan pemakaian bahan.

Sistem pengendalian bahan biasanya meliputi penggunaan formulir –


formulir dan media pencatatan untuk mencatat dan melaporkan data yang
diperlukan, dan seperangkat prosedur operasional yang berhubungan dengan
pemakaian dari formulir – formulir.

Tujuan fungsi pembelian adalah menjamin bahwa: Departemen atau


bagian produksi senantiasa mempunyai bahan baku yang cukup. Pembelian
bahan baku dilakukan dengan harga yang paling rendah. Bahan baku tersebut
memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan oleh manajemen atau pimpinan
perusahaan.

Formulir yang digunakan dalam prosedur pembelian yaitu:

a. Permintaan pembelian (purchase requisition)


b. Order pembelian (purchase order)
c. Laporan penerimaan (receiving report)

Prosedur pembelian terdiri atas:

a. Pembuatan formulir permintaan pembelian


b. Departemen pembelian meminta penawaran harga dari beberapa rekanan

(suppliers).

Prosedur pembayaran:

a. Bagian akuntansi menerima dan memfail salinan order pembelian dari

bagian pembelian.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 14
b. Bagian akuntansi mencocokkan faktur dengan order pembelian dan

memfail kedua dokumen tersebut seraya menunggu laporan penerimaan

barang.

c. Mencocokkan dokumen penerimaan dengan faktur untuk memastikan

bahwa barang diterima memenuhi spesifikasi yang didinginkan.

d. Jika faktur dapat disetujui, selanjutnya dibuat bukti jurnal/Jurnal voucer dan

melampirkan faktur, laporan penerimaan barang, order pembelian.

e. Bukti jurnal dan bukti pendukung kemudian dikirim ke bagian keuangan

atau bendahara untuk melakukan pembayaran.

f. Bagian keuangan menerima kuitansi dan melampirkan tambahan bukti

pendukung dari jurnal.

g. Seluruh dokumen dikirim kembali ke bagian akuntansi dicatat dalam buku

harian pengeluaran kas, bukti jurnal dan dokumen pendukung disimpan

sebagai arsip di bagian akuntansi. Pencatatan atas transaksi pembelian

barang dicatat atau dibebankan kepada berbagai akun buku besar yang

berlainan bergantung pada jenis pembelian.

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 15
Referensi:

Carter, Wiliam K. (2017). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Dunia, Ahmad Firdaus, Abdullah Wasilah, Catur Sasongko (2019). Akuntansi


Biaya. Jakarta: Salemba Empat

Firmansyah, Iman. (2014). Akuntansi Biaya. Bandung: Dunia cerdas.

Hongren, Charles T, dkk. (2010). Akuntansi Biaya . Jakarta: Erlangga.

Lanen, Wiliam N, Shannon W. Anderson, Michael W. Maher, (2017). Dasar-


Dasar Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. (2015). Akuntansi Biaya. Jogjakarta: UPP STIM YKPN.

R.A, Supriyono. (2014). Akuntansi Biaya 1- Pengumpulan Biaya dan


Penentuan Harga Pokok. Edisi Kedua. Buku 1. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.

Siregar, Baldric, dkk. (2016). Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan Akuntan Indonesia

Tunggal, Amin Wijaya. (2012). Tanya jawab Akuntansi Biaya. Jakarta:


Harparindo

STIE Indonesia Membangun (inaba)


www.inaba.ac.id 16

Anda mungkin juga menyukai