PERTEMUAN KE- 10
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Bahan baku dalam pemrosesan produksi terdiri dari dua macam, yakni bahan
langsung dan bahan tidak langsung. Bahan langsung adalah bahan yang secara langsung
berkaitan dengan pemroduksian dan terkait erat terhadap output yang dikeluarkan.
Sebaliknya, bahan tidak langsung merupakan bahan tidak terkait erat terhadap output
yang dikeluarkan.
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang harus
dibeli pada periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan
dengan mempertimbangkan faktor-faktor dan persediaan bahan mentah.
Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah yang
harus dibeli oleh perusahaan dalam periode wktu mendatang. Ini harus
dilakukan secara hati-hati terutama dalam hal jumlah dan waktu pembelian.
Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan
berbagai resiko seperti:
Umpamanya:
Biaya administrasi;
Umpamanya;
Beban perawatan
Beban asuransi;
Jumlah bahan mentah yang harus dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan
mentah yang dibutuhkan, karena adanya faktor persediaan. Anggaran ini
merupakan suatu perencenaan yang terperinci atas kuatintas bahan mentah yang
disimpan sebagai persediaan. Dalam penyusunan Anggaran Kebutuhan Bahan
Mentah dan Anggaran Pembelian Bahan Mentah dimuka, tampak bahwa
masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan mentah selalu
diperhitungkan. Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam
menilai pada persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan
tentang penilaian persediaan dapat dikelompokkan menjadi:
Menurut metode FIFO, bahan baku pertama dipakai pemrosesan yaitu bahan
baku pertama masuk, maka biasanya dikenal dengan istilah “Pertama Masuk
Pertama Keluar”. Artinya, Urutan bahan baku yang akan dikeluarkan unitnya
diatur sesuai urutan berdasarkan saat dibeli. Kebalikannya, dalam metode LIFO,
bahan baku pertama dipakai pemrosesan yaitu bahan baku terakhir masuk, maka
biasanya dikenal dengan istilah “Terakhir Masuk Pertama Keluar”. Urutan
bahan baku yang akan dikeluarkan unitnya diatur sesuai urutan berdasarkan saat
dibeli.
Beberapa bahan baku ditahan untuk persediaan, dan yang lainnya digunakan
untuk pengolahan dalam budget unit terpakai dicantumkan dalam satuan uang.
Aturan korporasi bagi stok bahan baku yang pada umumnya ditinjau dari fluktuasi
produksi, sarana menyimpan, kekhawatiran merugi, biaya simpan, persediaan bahan
baku turnover, ketepatan waktu, dan tersedianya modal kerja
EOQ =
E. SOAL PERAGAAN
Reorder point :
Rencana produksi untuk tahun 20XY yang diambil dari Anggaran Produksi Standar
Penggunaan (SP) Bahan Baku/ Standard Usage Rate (SUR) Perkiraan Harga Bahan
Aturan FIFO, metode barang pertama masuk pertama keluar dipakai yakni
barang yang pertama dikeluarkan dari lokasi penyimpanan barang adalah barang
digunakan sebagai penentu harga bahan baku terpakai dalam pemroduksian, walaupun
Volume bahan baku yang mesti ada bagi lancarnya pemroduksian bergantung pada :
biaya produksi).
H. STOK MINIMUM
Stok minimum yaitu jumlah minimum bahan baku yang mesti dijaga agar
1. Sifat rekanan mengirimkaan bahan baku setelah diorder, sesuai perjanian atau
2. Banyaknya bahan baku yang dibayar ketika ada pemesanan. Nilai bahan baku
3. Estimasi pemakaian bahan baku dengan akurat. Sebuah korporasi yang mampu
kekurangan bahan baku sebab bahan baku yang diperlukan tersedia seutuhnya.
sistematis terstruktur agar mutu bahan baku yang dibeli sesuai persyaratan
pemroduksian dari tahun ke tahun selama durasi tertentu. Penganggaran bahan baku
memuat standard mutu bahan baku diperoleh dari rekanan pada tahun – tahun
berikutnya.
1. Pedoman membuat anggaran bahan baku, sebab harga bahan baku tercipta
dari pembelian bahan baku itu sendiri. Dimana, nilai pembelian bahan baku
3. Pedoman membuat anggaran hutang, sebab bahan baku yang dibeli dengan
Terdapat tiga manfaat penting penganggaran bahan baku yang dibeli, yaitu :
Kelengkapan yang dibutuhkan untuk membuat anggaran bahan baku yang dibeli,
yaitu :
Umpamanya, makin banyak unit yang diperlukan, makin banyak juga unit bahan
baku harus diperoleh. Kebalikannya, apabila makin sedikit unit yang diperlukan,
bahan baku.
apabila ada transaksi maka korporasi memesan dalam jumlah yang banyak
penyimpanan.
melakukan pembelian akan dibeli bahan baku dalam jumlah sedikit. Sebaliknya
bila resiko simpanan tersebut kecil, maka akan mendorong perusahaan untuk
selalu menyimpan bahan baku yang banyak di gudang. Akibatnya pada setiap
Contohnya, kecenderungan bahwa harga beli bahan baku terus naik, maka akan
jumlah yang banyak selagi harga belum naik teralu tinggi. Sebaliknya bilamana
Penganggaran Perusahaan 168
Universitas Pamulang by : Team Teaching
ada kecenderungan harga beli bahan baku akan terus turun maka perusahaan
Contohnya, bahan baku belum tentu tersaji di pasaran pada sepanjang tahun
baku dalam jumlah banyak, selagi masih banyak tersedia di pasar. Begitu pun
dengan sebaliknya.
banyak. Sebaliknya bila modal kerja yang tersedia terbatas, maka perusahaan
hanya akan melakukan pembelian bahan baku dalam jumlah yang sedikit.
banyakpula. Sebaliknya bila persediaan bahan baku dalam jumlah yang sedikit maka
M. SOAL PERTANYAAN
1. Bahan baku dalam pemrosesan produksi terdiri dari dua macam, yakni bahan
langsung dan bahan tidak langsung. Jelaskan masing – masing pengertian
tersebut.
2. Problematika yang sering menjadi pemikiran korporasi yakni banyaknya
kebutuhan yang akan dipakai serta banyaknya bahan mentah yang akan dibeli.
Korporasi perlu memikirkan pengeluaran – pengeluaran yang ekonomis, namun
tidak mengakibatkan kurangnya stok bahan baku yang ada di korporasi.
Pengeluaran terhemat ini dikenal sebagai Economial Order Quantity (EOQ).
Dalam kalkulasi EOQ diperhatikan dua macam pengeluaran yang bersifat
variabel, yakni ?
3. Apa saja manfaat penting penganggaran bahan baku yang dibeli, yang saudara ketahui.
4. Penganggaran bahan baku meliputi empat item. Sebutkan dan jelaskan !
5. Sebutkan peranan penganggaran bahan baku yang dibeli
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
PERTEMUAN KE-11
PROSEDUR ANGGARAN BAHAN BAKU
TUJUAN PEMBELAJARAN:
a. Pergerakan produksi dari tahun ke tahun pada kurun waktu berikutnya tercantum
kebijakan dan ketetapan pada persediaan bahan baku yang banyak juga.
terbatas, diperlukan kebijakan dan ketetapan pada persediaan bahan baku yang
menyimpan bahan baku, seperti sewa gedung, biaya perawatan barang yang
persediaan bahan baku dalam jumlah yang banyak. Sebaliknya bila biaya simpan
lama menahan bahan baku dalam gudang yang mengakibatkan cacat, mutu
rendah, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah
tinggi, maka akan mendorong penetapan persediaan bahan baku dalam jumlah
yang sedikit.
g. Durasi antara pemesanan, pembelian, dan benar-benar telah dikirim dan tiba di
Bila tenggang waktunya lama, maka ditetapkan persediaan bahan baku dalam
Persoalan yang penting dipikirkan oleh korporasi disamping banyaknya bahan baku
Jumlah pembelian sebesar jumlah kebutuhan bersih Perhitungan bahan baku untuk
persediaan.
terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan. Pada
penyusunan anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan baku,
tampak bahwa masalah nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan baku selalu
menjadi:
Aturan FIFO, metode barang pertama masuk pertama keluar dipakai yakni
barang yang pertama dikeluarkan dari lokasi penyimpanan barang adalah barang
digunakan sebagai penentu harga bahan baku terpakai dalam pemroduksian, walaupun
Volume bahan baku yang mesti ada bagi lancarnya pemroduksian bergantung
produksi).
STOK MINIMUM
Stok minimum yaitu jumlah minimum bahan baku yang mesti dijaga agar
1. Sifat rekanan mengirimkaan bahan baku setelah diorder, sesuai perjanian atau
2. Banyaknya bahan baku yang dibayar ketika ada pemesanan. Nilai bahan baku
3. Estimasi pemakaian bahan baku dengan akurat. Sebuah korporasi yang mampu
kekurangan bahan baku sebab bahan baku yang diperlukan tersedia seutuhnya.
berbeda terhadap kuantitas bahan yang akan dipakai sebab terdapatnya unsur – unsur
Secara prinsipal belum tersedia formulir baku Anggaran Persediaan Bahan Baku, yang
macam, kuantitas, nilai, dan unit bahan baku untuk stok. Lainnya, diselaraskan terhadap
Misalnya
a. Pekerjaan penjualan
Jenis Harga / Persediaan Persediaan
Unit
barang Unit Awal Akhir
X 15.000 Rp 1.500,- 6.000 4.000
Y 30.000 Rp 1.600,- 3.000 5.000
Z 20.000 Rp 1.900,- 3.500 6.500
Penyelesaian:
PT. SEJAHTERA
Anggaran Produksi (unit)
PT. SEJAHTERA
Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
PT. SEJAHTERA
Anggaran Pembelian Bahan Baku
Keterangan Bahan Baku 1 Bahan Baku 2 Bahan Baku 3
Kebutuhan 214.000 108.000 187.000
Persediaan Akhir 4.000 8.750 12.500
Jumlah Kebutuhan 218.000 116.750 199.500
Persediaan Awal 7.500 10.000 10.000
Pembelian 210.500 106.750 189.500
Harga Rp 800 Rp 500 Rp 750
Nilai Pembelian Rp 168.400.000 Rp 53.375.000 Rp 142.125.000
PT. SEJAHTERA
Anggaran Biaya Bahan Baku yang Habis Digunakan
Barang Barang Barang
K’butuh Harga Jumlah K’butuh Harga Jumlah K’butuh Harga Jumlah
26.000 Rp800 Rp20.800.000 96.000 Rp800 Rp76.800.000 92.000 Rp800 Rp73.600.000
39.000 Rp500 Rp19.500.000 - - - 69.000 Rp500 Rp34.500.000
13.000 Rp750 Rp9.750.000 128.000 Rp750 Rp96.000.000 46.000 Rp750 Rp34.500.000
D. SOAL LATIHAN
SOAL I
Perusahaan Super Lezat memproduksi 2 jenis roti yaitu roti tawar dan roti daging.
Sedangkan bahan baku yang dipakai yaitu tepung terigu dan daging ayam. Rencana
produksi selama tahun 2001 adalah :
Tepung terigu = Rp. 500 / ons dan daging ayam Rp. 5.000 / ons. Rencana persediaan
akhir untuk setiap bulan dan kuartal selama tahun 2001 adalah :
Bahan Baku
Bulan
Tepung Terigu Daging Ayam
Persediaan awal tahun 2001 untuk masing – masing bahan baku adalah :
a. Anggaran kebutuhan bahan baku perusahaan untuk tahun 2011 secara terperinci
dan lengkap
b. Anggaran pembelian bahan baku perusahaan untuk tahun 2011 secara terperinci
dan lengkap.
SOAL II
Perusahaan Rokok Padi sedang mempersiapkan anggaran bahan bakunya untuk tahun
2003. Anggaran ini diperinci bulanan untuk kuartal I dan selanjutnya kuartalan saja.
Tahun produksinya dimulai pada bulan Januari setiap tahun. Untuk tahun produksi 2003
dari bagian produksi diperoleh data seperti dibawah ini :
Triwulan I Triwulan
Kualitas
Jan Peb Mar II III IV
e. Persediaan yang ada pada awal tahun 2003 adalah sebagai berikut :
Dengan menggunakan data yang tersebut itu, saudara diminta untuk menyusun :
i. Ikhtisar anggaran kebutuhan bahan baku untuk produksi satu tahun, terperinci
menurut jenis bahan baku yang dibutuhkan masing – masing kualitas rokok
ii. Anggaran pembelian bahan baku terperinci menurut jenis material, yang harus
disediakan untuk masing – masing bulan dan triwulan tahun 2003
iii. Anggaran biaya produksi karena penggunaan bahan mentah, terperinci menurut
jenis / kualitas rokok untuk masing – masing bulan dan kuartal
E. SOAL PERTANYAAN
a. Sebutkan dan jelaskan 3 kegunaan pokok anggaran pembelian bahan baku yang
saudara ketahui
b. Bahan baku terpakai dalam pemroduksian meliputi 2 hal yakni bahan baku
langsung dan bahan baku tidak langsung. Sebutkan dan jelaskan masing –
masing pengertian tersebut.
c. Apa saja yang harus dicantumkan oleh perusahaan secara terperinci pada
anggaran bahan baku
e. Dari beberapa metode yang sering digunakan, sebutkan dua metode yang
saudara pelajari untuk menentukan jumlah pembelian.
f. Sebutkan pengertian Persediaan Besi (safety stock) dan jelaskan lima faktor
yang menentukan persediaan besi.
g. Anggaran pemakaian bahan baku akan merencanakan nilai bahan baku yang
dikalkulasi dalam meter. Apakah fungsi dibuatnya anggaran pemakaian bahan
baku ini.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
PERTEMUAN KE- 12
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Dengan menguasai rangkuman kali ini, diharapkan masing – masing mahasiswa akan
dapat :
tidak langsung perlu dijelaskan lebih terinci. Premi lembur meliputi upah yang dibayar
kepada semua pekerja pabrik ( baik untuk pekerja langsung maupun tidak langsung)
yang melebihi gaji mereka dalam bekerja biasa. Premi lembur biasanya dianggap
sebagai bagian overhead. Jika seseorang teknisi, Gunawan, mendapat Rp 12.000 tiap
jam bekerja biasa, dan overtime dibayarkan satu setengah kali gaji, maka lemburnya Rp
6.000 tiap jam. Apabila Gunawan bekerja empat puluh jam, dengan empat jam overtime
dalam seminggu, maka penghasilan kotornya akan dikelompokkan sebagai berikut:
Mengapa premi lembur pekerja langsung umumnya dianggap tidak langsung dan
bukan sebagai biaya langsung? Bagaimana juga, biaya tersebut biasanya dapat ditelusuri
ke tumpukkan kerja tertentu. Tidak dianggap sebagai beban langsung karena
penjadwalan pekerjaan produksi umumnya bersifat acak. Misalnya, andaikan bahwa
pekerjaan 1 sampai 5 dijadwalkan kan dikerjakan dalam waktu kerja selam sepuluh jam,
termasuk dua jam lembur. Setiap pekerjaan memerlukan waktu dua jam. Apakah
pekerjaan yang dikerjakan selama 9 atau 10 jam akan dibebani premi lembur? Atau
haruskah premi tersebut diproratakan atas nama pekerjaan? Pendekatan yang
disebutkan terakhir tidak akan merugikan tumpukan kerja tertentu semata-mata karena
tumpukan kerja tersebut akan dikerjakan selam jam-jam lembur. Malahan premi lembur
dianggap disebabkan volume kerja yang terlalu sarat, oleh karena itu biayanya dianggap
sebagai bagian overhead pabrik, yang ditanggung semua unit yang diproduksi.
Ada kalanya premi lembur tidak bersifat acak. Misalnya, pekerjaan khusus atau
buru-buru dengan jelas dapat merupakan satu-satunya penyebab lembur. Dalam keadaan
seperti itu, permi tersebut dianggap sebagai biaya langsung produk yang dibuat untuk
pekerjaan itu.
1. Keperluan pekerja
2. Rekruiment pekerja
3. Training pekerja
4. Spesialisasi pekerja
5. Gaji dan upah
6. Mengawasi pekerja
analisa gerak dan waktu ini terciptanya waktu standar yang dipakai merampungkan
sebuah satuan produk tertentu yang disebut dengan DLH.
Habis menghitung jam kerja langsung tiap – tiap golongan produk, barulah dihitung
estimasi tarif upah rata – rata (average wage rate) pada tahun anggaran berjalam.
Metode paling gampang menghitung tarif upah rata – rata tiap pekerja tiap jam kerja
langsung yakni membagi ongkos yang ditanggung untuk melunasi pekerja langsung
dengan banyaknya pekerja langsung yang dibutuhkan.
Golongan 1 50 orang
Golongan 2 20 orang
Golongan 3 5 orang
Total 75 orang
Hasil perhitungan tarif upah rata – rata pekerja langsung tersebut (per orang per DLH)
adalah :
Tingkat upah
Jumlah Jumlah Jumlah
Golongan per jam dalam
(orang) (DLH) (Rp)
RP
1 150 50 750.000
3 250 5 125.000
75 100 1.275.000
1.275.000
7.500
n.b
Penting dicermati tarif upah rata – rata bisa tidak sama bilamana ada perubahan rasio
pemakaian pekerja yaitu :
12.000.000
50.000
2003 2004
Akibatnya, tahun 2004 mengalami peningkatan upah sebesar Rp. 250 tiap pekerja per
DLH.
12.500.000
50.000
CONTOH SOAL 2
I 2,4
II 1,5
c. Rencana tingkat upah rata-rata per jam buruh langsung (Direct Labour
Hours/DLH) adalah:
Departemen Tarif / DLH
I Rp 500,-
II Rp 700,-
Penyelesaian:
Departemen I Departemen II
Triwulan Std. Std. Total Jam
Produksi Jumlah jam Produksi Jumlah jam
Jam Jam
1 5.000 2,4 12.000 5.000 1,5 7.500 19.500
2 4.000 9.600 4.000 6.000 15.600
3 6.000 14.400 6.000 9.000 23.400
4 8.000 19.200 8.000 12.000 31.200
Jumlah 23.000 55.200 23.000 34.500 89.700
Departemen I Departemen II
Triwulan Total Biaya
Jam Upah Jumlah Jam Upah Jumlah
1 12.000 Rp500 Rp6.000.000 7.500 Rp700 Rp5.250.000 Rp11.250.000
2 9.600 Rp4.800.000 6.000 Rp4.200.000 Rp 9.000.000
3 14.400 Rp7.200.000 9.000 Rp6.300.000 Rp13.500.000
4 19.200 Rp9.600.000 12.000 Rp8.400.000 Rp18.000.000
Jumlah 55.200 Rp27.600.000 34.000 Rp24.150.000 Rp51.750.000
J. SOAL LATIHAN
Furniture Usaha Personal memiliki data sebagai berikut :
a. Data taksiran penjualan selama tahun 2008 dalam unit adalah :
Periode Lemari Meja Rias
Januari 24 14
Pebruari 22 16
Maret 28 18
Triwulan II 54 36
Triwulan III 64 42
Triwulan IV 60 48
Jumlah 252 174
K. SOAL PERTANYAAN
1. Pekerja, adalah sebuah unsur pemroduksian yang penting dan sering muncul di
korporasi, walaupun korporasi itu telah memakai peralatan. Peralatan yang
dipakai di sebuah korporasi pasti memerlukan pengelolaan manusia walaupun
peralatan – peralatan saat ini serba canggih dan modern. Sebutkan dan jelaskan
pengelompokkan tenaga kerja yang bekerja di pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
PERTEMUAN KE- 13
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Sebagian besar industri, menggunakan rata – rata yang luas untuk membebankan
overhead pabrik ke produk. Misalnya, sebuah perusahaan memiliki dua departemen:
departemen dan departemen perakitan. Meskipun terdapat beberapa perbedaan
mendasar dalam operasi. Operasi departemennya, banyak perusahaan semacam itu,
menggunakan tarif pembebanan overhead tunggal untuk seluruh pabrik. Lebih jauh,
survei secara konsisten telah menunjukan bahwa banyak sekali pabrikan (dalam banyak
survei lebih dari 90%) menggunakan jam tenaga kerja langsung atau rupiah tenaga
kerja langsung sebagai dasar pembebanan mereka. Mengapa menggunakan tarif
overhead yang berbeda untuk tiap-tiap departemen? Karena tarif yang berbeda
memungkinkan kaitan yang lebih teliti sumber-sumber yang sesungguhnya digunakan
pada saat produk melewati berbagai departemen. Perhatikan, misalnya, penggunaan
mesin-mesin otomatis yang menyebabkan overhead memepunyai proporsi yang lebih
tinggi dalam total biaya produksi dan tenaga kerja langsung mempunyai proprsi yang
lebih kecil. Beberapa perusahaan memandang tarif overhead pabrik mereka sebagai
presentasi dari biaya tenaga kerja langsung yang melonjak dari 20% dalam tahun 1940-
an menjadi 1.500% dan lebih tinggi lagi dalam tahun 1980-an. Karena itu, banyak
perusahaan mengembangkan lebih banyak lagi dasar overhead departemntal dan lebih
banyak tarif pembebanan overhead dalam tiap-tiap departemen. Karena komputer
membantu mengurangi biaya pengumpulan data yang lebih rinci, beberapa tarif
overhead diberlakukan dalam setiap departemen. Beberapa langsung yang digunakan,
satu tarif overhead yang dikaitkan ke bobot atau biaya bahan langsung yang digunakan,
satu tarif terpisah yang dikaitkan ke tenaga kerja langsung yang digunakan dan satu tarif
terpisah yang dikaitkan ke jam mesin yang terpakai.
C. KARAKTER BIAYA
Upah
Pajak penghasilan
Premi pertanggungan
Penyusutan.
Pemakaian tenaga
Ongkos perawatan
Pengeluaran perbaikan
Disamping menggolongkan biaya dalam kelompok biaya di atas, korporasi juga bisa
menggolongkan pengeluaran berdasarkan pengendalian biaya agar menghasilkan
penggolongan yang berbeda, yaitu :
Ketika menetapkan banyaknya beban mesti dianggarkan bagi anggaran BOP tergambar
tiga masalah utama yang penting, yaitu :
3. Pengendalian BOP
a. Departemen produksi
Keluaran hasil
Ongkos bahan
b. Departemen jasa
Lazimnya, anggaran ovehead pabrik dibuat untuk pedoman kerja, pengkoordinasian dan
mengawasi pekerjaan. Terkadang ada juga yang mengkhususkan membuat anggaran
overhead pabrik agar pemanfaatan biaya dipakai efisien, ketepatan menghitung harga
pokok, kesesuaian pembebanan overhead pabrik selaras terhadap pabrik yaitu
pengalokasian dan pengendalian overhead pabrik.
G. CONTOH SOAL
a. overhead pabrik:
Catatan : Pembulatan pada unit paling kecil ke puluhan, kecuali soal no. 3 (Tarif
BOP)
Hitunglah :
1. Jumlah BOP tiap – tiap dept produksi sesudah menerima BOP dari dept Jasa.
2. BOP Netto tiap – tiap Dept Jasa sesudah membebankan dan mendapat
3. Tarif BOP tiap – tiap dept Produksi di masing – masing unit aktifitas
1. BOP Netto tiap dept jasa sesudah membebankan dan mendapatkan jasa:
Departemen I Departemen I
Mengalokasikan biaya overhead dari dept jasa ke dept produksi mesti tepat dan sesuai
supaya bisa mendapatkan harga pokok produksi yang tepat dan sesuai juga, dimana
ketepatan dan kesesuaian tersebut mesti dikaitkan pada relasi :
1. Sebab akibat
2. Beban keuntungan
Metode pengalokasian overhead pabrik dept jasa ke dept produksi pada umumnya
terdiri dari dua metode, yaitu :
1. Pembebanan langsung
Misalnya :
1 50% 45%
2 30% 30%
3 20% 25%
Dari contoh diatas tampak bahwa departemen jasa tidak memakai jasa
sendiri, sehingga kedua departemen jasa tidak terbebani biaya overhead
pabrik. Clean consept dapat pula dipakai dalam kasus dimana diantara
departemen jasa itu sendiri terjadi tukar menukar jasa.
Dimana :
X = BOP dari seksi jasa 1 setelah menerima BOP dari seksi jasa 2
Y = BOP dari seksi jasa 2 setelah menerima BOP dari seksi jasa 1
a1 = BOP dari seksi jasa 1 sebelum menerima BOP dari seksi jasa 2
a2 = BOP dari seksi jasa 2 sebelum menerima BOP dari seksi jasa 1
I. SOAL LATIHAN
Pemberian Jasa
Pemakaian Jasa
Jasa 1 Jasa 2
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
PERTEMUAN KE- 14
ANGGARAN VARIABEL
TUJUAN PEMBELAJARAN:
output meliputi beban overhead aktual berprilaku variabel saja. Tarif overhead variabel
tiap bagian dibebankan berdasarkan langkah dibawah ini :
1. Beban overhead langsung dept dikelompokkan pengeluaran variabel atau tetap.
2. Beban overhead variabel dept jasa dibebankan ke dept pemroduksian sesuai
banyaknya jasa yang dipakai dept jasa lainnya dan dept pemroduksian
3. Beban overhead variabel dept pemroduksian sesudah ditambahkan beban
overhead variabel yang berasal dari pembebanan dept jasa dipisahkan agar
didapat tarif overhead variabel.
berjumlah Rp. 559.850 dan dibebankan kepada produk atas dasar beban pekerja
langsung sebesar Rp. 322.500, maka beban overhead tetap sesungguhnya adalah 186%
(599.850:322.500) dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian harga pokok
persediaan barang dalam proses diawal dihitung harga pokoknya menurut beban penuh
sebagai berikut:
Biaya produk variabel yang melekat pada persediaan dalam prosesawal Rp 7.900
Tambahan biaya overhead pabrik tetap 186% x Rp 1.700
(biaya tenaga kerja langsung) 3.162
Harga pokok persediaan pokok dalam proses awal menurut metode
Biaya penuh Rp. 11. 062
Pengeluaran:
Point tertinggi = Rp.6.400.000,-
Point terendah = Rp.5.200.000,-
Saling berpengaruh
Perhitungan pengeluaran variabel tiap satuan :
Contoh soal :
Terdapat informasi tentang perencanaan pengeluaran bagi dept pemeliharaan
meliputi 3 item pengeluaran :
Jenis Biaya 10.000 DRH 12.000 DRH 14.000 DRH 16.000 DRH
Gaji 100.000 100.000 100.000 100.000
Bahan pembantu 44.000 59.000 174.000 189.000
lain-lain 30.000 34.000 38.000 42.000
Jumlah 274.000 293.000 312.000 331.000
L. LATIHAN
Terdapat informasi tentang perencanaan pengeluaran bagi dept pemeliharaan meliputi 3
jenis pengeluaran, yakni ::
M. SOAL PERTANYAAN
1. Biaya variabel dan tetap merupakan golongan pengeluaran utama. Pengeluaran
ini diartikan dari pergerakan akumulasinya yang berfluktuasi pada pergeseran
transaksi atas tujuan biaya yang dipilih. Jelaskan pengertian pengeluaran
variabel dan tetap.
2. Sebutkan karakteristik saudara pelajari, mengapa suatu pengeluaran digolongkan
sebagai suatu biaya variabel
DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
PERTEMUAN KE- 15
ANGGARAN MODAL
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Sesudah membahas modul perkuliahan, mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Ciri perusahaan
2. Pembentukan perusahaan
3. Modal Perusahaan
4. Pengertian anggaran modal;
5. Pentingnya anggaran modal;
6. Klasifikasi Proyek Investasi;
7. Tujuan Penyusunan Anggaran Modal.
A. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN
Perusahaan merupakan badan usaha dipisahkan dan berbeda dari perorangan yang
menjalankan dan mengelola perusahaan itu. Menjadi badan usaha, perusahaan mesti
mengikuti aturan – aturan dimana badan usaha itu dijalankan, meliputi peraturan dikenai
pajak terhadap keuntungan yang diperoleh badan usaha tersebut.
Ditilik kepemilikannya, perusahaan digolongkan menjadi perusahaan yang dikuasai
publik dan perusahaan yang hanya dikuasai segelintir individu. Perusahaan yang
sahamnya diperdagangkan secara luas di publik di bursa efek (pasar modal) dinamakan
public corporation, sedangkan perusahaan yang sahamnya tidak diperdagangkan kepada
publik, hanya dimiliki oleh sekelompok kecil investor saja dinamakan nonpublic
(private) corporation.
Setelah menjadi sebuah badan usaha dipisahkan dan berbeda dari pendirinya,
perusahaan beroperasi mengatasnamakan dirinya, tidak mengatasnamakan para
pendirinya. Perusahaan bisa memperoleh, menguasai, dan melepas haknya dengan
mandiri. Sama halnya, apabila perusahaan mengadakan kegiatan meminjam dana maka
kegiatan peminjaman itu dicatat pada suatu perjanjian yang sah secara hukum
mengatasnamakan perusahaan. Lain pula, pada firma, dimana kegiatan para pendiri
melibatkan firma itu sendiri. Dalam perusahaan, pemilik saham takkan melibatkan
perusahaan.
Para pemegang saham memiliki kewajiban yang terbatas. Krediktur hanya berhak atau
memiliki klaim (tuntunan) terhadap aktiva perusahaan saja, bukan atas harta pribadi
pemegang saham hanya sebatas pada jumlah investasi yang dilakukannya dalam
perusahaan. Dalam kasus bangkrutnya perusahaan, secara hukum, kerugian keuangan
yang akan menjadi tanggungan pemegang saham hanya sebatas pada jumlah investasi
modal yang telah disetornya ke dala perusahaan.
Kepemilikan perusahaan dinyatakan dalam lembar saham. Pemilik saham merupakan
perorangan yang mendapatkan dan mempunyai saham perusahaan. Pemilik saham bisa
melepaskan sebagian ataupun semua kepesertaannya di perusahaan melalui penjualan
sahamnya. Pemindahan hak kepemilikan diantara pemegang saham (melalui transaksi
pembelian dan penjualan saham) takkan mempengaruhi eksitensi dan kesinambungan
aktivitas opersional perusahaan. Perusahaan biasanya relatif lebih mudah dalam
memperoleh modal melalui penerbitan saham. Karakteristik telah membuat perusahaan
mampu umtuk meningkatkan modal dalam jumlah yang besar. Pemegang saham sendiri
biasanya tertarik untuk membeli saham perusahaan karena tanggung jawabnya yang
terbatas (seperti yang telah dijelaskan di atas) dan kemudahannya dalam melakukan
penjualannya kembali atas lembar saham yang telah dimilikinya.
Secara hukum pemegang saham, dapat dikatakan sebagai perusahaan dan akan
mengendalikan perusahaan (secara tidak langsung) dengan cara memiliki dewan direksi.
Dewan direksi ini memiliki wewenang untuk menetapkan seluruh kebijakan perusahaan,
baik yang menyangkut kebijakan operasional maupun keuangan (finansial) perusahaan.
Untuk selanjutnya, dewan direksi akan mengngkat atau mempekerjakan seorang
presiden direktur (direktur utama) dan satu atau beberapa wakilnya (direktur), yang
tugasnya adalah melaksanakan seluruh kebijakan yang telah ditetapkan dan
menjalalankan fungsi menejemen secara harian. Untuk perusahaan yang dimana lingkup
usahanya berskala menengah diatas, biasanya beberapa direktur akan dipekerjakan
untuk menangani bidang masing-masing, seperti bidang akuntansi dan keuangan,
B. PEMBENTUKAN PERUSAHAAN
Tahap awal dalam pembentukan perusahaan adalah dengan mengajukan permohonan ke
negara dimana perusahaan tersebut akan didirikan. Permohonan memuat informasi
mengenai nama dan tujuannya didirikan perusahaan, jenis saham, jumlah modal dasar
dan nama pendiri perusahaan.
Setelah permohonan perusahaan disetujui, negara akan mengeluarkan piagam atau akta
pendirian perusahaan. Terbitnya akta ini, secara resmi akan mensahkan berdirinya
perusahaan. Setelah menerima akta pendirian perusahaan, para pendiri perusahaan lalu
akan menyiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Anggaran dasar dan
anggaran rumah tangga ini memuat seperangkat aturan dan prosedur mengenai
pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Pendirian perusahaan membutuhkan banyak biaya. Biaya – biaya yang terjadi dalam
rangka pendirian perusahaan, dinamakan biaya pendirian perusahaan (organization
cost). Pengeluaran – pengeluaran ini mencakup :
Pengeluaran administrasi
C. MODAL PERUSAHAAN
Ketika perusahaan telah sah berdiri tercantum pada akta notaris, perusahaan bersiap –
siap melepaskan kepentingannya pada tiap lembaran saham yang dikuasai. Jika
perusahaan punya semacam saja ataupun satu tipe saham, biasanya saham itu disebut
common stock. Selembar common stock menjadikan pemegang saham mendapat hak
memutuskan :
Berhak memberikan suara
Berhak mendapatkan pembagian keuntungan dalam bentuk dividen
Berhak memperoleh prioritas atas common stock yang direlease korporasi
supaya menjaga banyaknya prosentase penguasaan common stock
Berhak didahulukan pembayaran kewajiban tersisa sesudah kewajiban pada
kreditur dan preferred stock perusahaan dipenuhi jika korporasi mengalami
pailit.
Hak – hak yang akan diberikan oleh perusahaan kepada investor atas kepemilikan
saham biasanya dinyatakan secara tertulis dalam akta pendirian perusahaan atau dalam
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Kepemilikan saham dibuktikan melalui
sertifikat sahamyang bernomor urut tercetak. Dalam sertifikat saham ini tertera :
nama perusahaan,
D. MODAL DISETOR
Modal disetorkan merupakan Jumlah kas dan aktiva tambahan yang diberikan oleh
pemilik saham ke korporasi agar digantikan dengan saham. Adapun saldo laba muncul
sebagai output aktifitas operasional , yaitu laba bersih.
Modal disetorkan bersumber lewat common stock yang diterbitkan dengan lembaran
maksimal saham yang boleh diterbitkan perusahaan disebut juga authorized capital
tercantum pada notulen ataupun akta korporasi
Keseluruhan jumlah modal dasar sesungguhnya mencerminkan dau hal. Yang pertama
adalah untuk memenuhi kebutuhan modal di awal pendirian perseroan dan yang kedua
adalah sebagai antisipasi untuk memenuhi kebutuhan modal di masa mendatang. Jadi,
jumlah lembar saham yang diotorisasi (modal dasar) umumnya akan melampui jumlah
lembar saham yang diterbitkan (dijual) pertama kali, sedangkan sisanya akan diterbitkan
(dijual) lagi secara bertahap sesuai dengan jumlah kebutuhan modal nantinya. Jika
seluruh saham yang diotorisai telah terjual, perseroan harus memperoleh ijin dari negara
untuk memperubah akta pendirian sebelum dapat menerbitkan tambahan saham lagi.
Pengesahan (pengotorisasian) modal saham tidak memerlukan ayat jurnal akuntansi
karena peristiwa ini memiliki efek langsung terhadap besarnya aktiva maupun modal
pemegang saham. Akan tetapi, pengungkapan atas jumlah lembar saham yang
diotorisasi tetap akan di perlukan di neraca, yaitu pada bagian modal pemegang saham
(stockholders’ equity section).
Jumlah lembar saham yang beredar (outstanding) adalah banyaknya lembaran saham
telah diotorisasi, dilepaskan, serta dimiliki berada di tangan pemegang saham. Dalam
keadaan tertentu (nanti akan dijelaskan), perseroan dapat menarik kembali beberapa
sahamnya yang telah beredar dari tangan pemegang saham.
D. PENGEMBALIAN MODAL
Pengembalian modal menunjukkan laba yang diperoleh untuk setiap rupiah modal yang
ditanam. Pengembalian modal dihitung sebagai laba bersih dibagi dengan rata – rata
total modal .
Contoh : Apabila suatu perusahaan menghasilkan laba bersih Rp 500.000 dengan modal
awal Rp. 2.000.000 dan tambahan modal Rp. 1.000.000 maka hitunglah pengembalian
modal perusahaan tersebut.
Jawab :
Laba bersih
Pengembalian modal =
Rata – rata total modal
2.000.000 + 3.000.000
=
2
= 2.500.000
Laba Bersih
Pengembalian modal =
Rata – rata total modal
500.000
=
2.500.000
= 20%
E. PENGEMBALIAN INVESTASI
Kalau pengembalian modal menghitung laba yang dihasilkan setiap rupiah modal
ditanam, pengembalian investasi (return on investment) menghitung pengembalian
untuk setiap rupiah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
Contoh : Apabila suatu perusahaan menghasilkan laba bersih Rp 2.000.000 dengan
menanggung beban bunga Rp. 400.000 dan pajak 20% maka hitunglah pengembalian
modal perusahaan tersebut apabila diketahui total aktiva perusahaan tersebut adalah Rp.
8.000.000
Jawab :
Laba bersih
Pengembalian investasi =
Rata – rata total aktiva
8.000.000
Rata – rata total aktiva =
2
= 4.000.000
Laba Bersih
Pengembalian investasi =
Rata – rata total aktiva
2.000.000
=
4.000.000
= 50%
Aliran kas masuk adalah asal pendapatan kas bersumber dari penghasilan
investasi, berupa pendapatan kas dan pendapatan lainnya dengan senilai
perolehan.
Pendapatan kas adalah penerimaan penjualan, penagihan piutang serta
lainnya.
Pendapatan lainnya yakni pendapatan bersumber dari pihak eksternal seperti
perbankan, institusi leasing, setoran modal perorangan dari pemegang
saham, pelepasan aktiva berwujud dan lainnya.
Aliran dana keluar (outflow) adalah kas yang dikeluarkan atau bentuk pengorbanan
lainnya dengan harga tertentu. Pada aliran dana keluar dikenalkan 2 tehnik
bagaimana dana dikeluarkan sesuai waktunya, yakni :
Pengeluaran modal adalah pengeluaran kas yang bermanfaat jangka panjang
misalnya investasi bangunan untuk kegiatan investasi ataupun perolehan
asset berwujud.
Pengeluaran biaya adalah pengorbanan kas diperhitungkan untuk
mendapatkan penghasilan pada masa sekarang, seperti belanja produksi,
beban memasarkan dan lainnya.
Penjualan xxxx
- Beban operasi xxxx
EBDIT (Earning Before Depreciasion, Interst and Tax) xxxx
- Depreciation xxxx
EBIT (Earning Before Interest and Tax) xxxx
Interest xxxx
-
EBT (Earning before Tax) xxxx
Tax xxxx
-
EAT (Earning After Tax) xxxx
Metode Penilaian
Investasi
Berdasarkan Berdasarkan
pendekatan cash flow pendekatan
keuntungan akuntansi
J. SOAL PERTANYAAN
9. Apa yang dimaksud dengan anggaran modal dan mengapa penyusunan anggaran
modal tersebut dianggap penting oleh perusahaan.
10. Ada berbagai cara metode dalam melakukan penilaian investasi sebutkan dan
jelaskan pendapat saudara.
DAFTAR PUSTAKA
Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta:
Salemba Empat
Stice and Skousen 2019, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM.
PERTEMUAN KE-16
ANGGARAN PENILAIAN INVESTASI
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Sesudah menguasai modul ini , mahasiswa diyakini memiliki kemampuan :
1.M enjelaskan evaluasi kelayakan rencana investasi
2.M enjelaskan kriteria penilaian investasi
3.M emilih berbagai alternatif proyek untuk berinvestasi.
4.M enjelaskan metode yang akan digunakan kelayakan proyek investasi
5.M enghitung kelayakan proyek untuk investasi dengan berbagai metode.
B. ASPEK INVESTASI
Sebuah bisnis yang dibiayai berasal dari kas yang didapatkan melalui koloborasi
kekuatan mandiri dan dari peminjaman.
Terlebih bagi bisnis / proyek baru takkan dimungkinkan mendapatkan modal melalui
penjualan 100 prosen, menimbang tidak ada keyakinan investor.
A. Sumber Dana
a) Biaya administrasi
b) Biaya provisi
c) Komisi
d) Dan bunga
a) Perbankan
b) Institusi leasing
b) Mengurus perijinan
Pertanahan
Peralatan
Gedung
Mesin
Perabotan
Goodwill
Hakcipta
Lisensi
Merek dagang
3. Beban operasional
b) Beban kelistrikan
d) Beban perawatan
e) Pajak
f) Pertanggungan
g) Beban penjualan
h) Beban lainnya
Tahun EAT
2004 Rp. 950.000.000
2005 Rp. 1.100.000.000
2006 Rp. 1.250.000.000
2007 Rp. 1.400.000.000
2008 Rp. 1.650.000.000
Total 6.350.000.000
A. Tabel Cah Flow
Untuk menghitung Cash Flow (Arus Kas), ada 2 langkah yang harus kita
lakukan, yaitu :
1. Terlebih dahulu kita harus mencari Penyusutan dengan rumus :
Investasi – Modal Kerja -Nilai
Residu
Penyusutan =
Umur ekonomis
5.000.000.000 – 1.000.000.000 - 0
=
5
= 800.000.000
1
Discount =
Factor
(1 + r )ⁿ
Dimana :
R = cost of capital
N = tahun ke
4. Maka Tabel Cash Flow dapat kita buat seperti di bawah ini :
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF PV Arus Kas
2004 950.000.000 800.000.000 1.750.000.000 0,833 1.458.300.000
2005 1.100.000.000 800.000.000 1.900.000.000 0,694 1.319.400.000
2006 1.250.000.000 800.000.000 2.050.000.000 0,579 1.186.300.000
2007 1.400.000.000 800.000.000 2.200.000.000 0,482 1.060.000.000
2008 1.650.000.000 800.000.000 2.450.000.000 0,402 984.600.000
Jumlah PV Arus Kas Rp. 6.008.600.000
C. PAYBACK PERIODE ( PP )
Perhitungan payback period pada lazimnya dipakai menilai investasi yang
diusulkan. Payback period adalah durasi yang diperlukan korporasi untuk membayar
investasi diawal yang diperoleh dari arus kas masuk. Pengertian payback period adalah
: “The payback period is the exact amount of time required for the firm to recover its
initial investment in a project as calculated from cash inflow”
Menghitung Payback period dengan membagikan investasi terhadap aliran dana masuk
(cash inflow) setahun. Pilihan menerima hasil investasi melalui model ini yaitu diterima
bilamana payback period yang dihitung lebih kecil durasinya dikomporasikan terhadap
tenggat waktu payback period yang awalnya sudah dihitung.
Misalnya :
Korporasi MNO menginginkan investasi bisnis A dan B. Kedua bisnis itu adalah bisnis
berdiri sendiri dan saling eksklusif. Pengeluaran investasi diawali periode kesatu.
Informasi arus dana netto tiap – tiap bisnis terlihat dibawah ini :
0 -100.000 -100.000
1 50.000 10.000
2 40.000 30.000
3 30.000 40.000
4 20.000 50.000
5 10.000 20.000
*. Perhitungannya
Bisnis A = -1OO.OOO – (5O.OOO+4O.OOO+1O.OOO) = 2 thn 4 bln (1O/3O x 12 bln)
Bisnis B = -1OO.OOO – (1O.OOO+3O.OOO+4O.OOO+2O.OOO) = 3 thn 5 bln (2O/5O x 12 bln)
Hasil perhitungan :
Bisnis A, sebab mempunya waktu pengembalian yang lebih singkat
Kekuatan model NPV untuk menilai pantas tidaknya sebuah investasi yang
direncanakan merupakan pemakaian nilai waktu uang buat perhitungan nilai sekarang
cash flow yang didapatkan di periode – periode berikutnya. Oleh karenanya
mengartikan deskripsi keuntungan bisnis makin dekat aktualnya. Kekuatan lainnya
yakni mempergunakan discount faktor, lazimnya adalah tingkat bunga pinjaman yang
berlaku ditanggung investor dalam mendanai sebuah bisnis. Oleh karenanya
mempergunakan model ini membuat makin lentur sebab bisa menyesuaikan discount
factor yang besarnya sepanjang periode tidak tetap. Pemilihan diterimanya sebuah
investasi mempergunakan model ini yakni bilamana NPV didapatkan plus, dan
diabaikan bilamana NPV minus. Kekurangan model ini menggunakan teknis
menghitung yang sulit, tak segampang mempergunakan payback period. Pemakaian
tehnis menghitungnya membutuhkan kemampuan financialanalis yang menyebabkan
para pemakainya tidak terlalu banyak.
Kasus :
Korporasi MNO bermaksud berinvestasi di proyek A dan proyek B. Keduanya adalah
proyek mandiri dan saling eksklusif. Investasi direncanakan diawal tahun .
Tingkat diskon 1O%
Informasi kas netto tiap proyek terlihat dibawah ini :
Penyelesaian :
Hasilnya :
Proyek A, mempunyai angka lebih besar dikomporasikan proyek B, meskipun dua –
duanya menghasilkan angka NPV > O
Pemilihan memakai model Internal Rate of Return agar sebuah bisnis pantas atau tidak
dilanjutkan bilamana IRR didapatkan melebihi cost of capital, kebalikannya bilamana
kurang dari cost of capital sebaiknya bisnis itu jangan dilanjutkan.
Prinsipnya adalah menghitung IRR melalui cara uji coba. Dimulai perhitungan PV dari
proceeds sebuah investasi mempergunakan suku bunga yang dipilih sesuai diinginkan.
Lalu hasil tersebut dikomporasikan pada hasil PV outlaysnya. Apabila PV
dari proceeds melebihi PV outlaysnya, maka digunakan suku bunga terkecil. Cara uji
coba ini dilanjutkan hingga ditemukan suku bunga dimana PV dari proceeds sama
jumlahnya dengan PV outlaysnya. Pada suku bunga tersebutlah NPV usulan diajukan
sama dengan “O” ataupun mendekati “O”
F. KASUS
Korporasi MNO ingin mendapatkan investasi atas bisnis A dan B. Dua – duanya bisnis
itu adalah proyek mandiri dan saling eksklusif. Investasi diluncurkan diawal tahun
.kesatu.
Informasi arus kas netto tiap bisnis terlihat dibawah ini :
Penyelesaian :
(Bisnis A, memakai tingkat diskon 2O% dan 21%)
Tingkat diskon 2O%
PV Cash flow A = (5O.OOO/1,2) + (4 O.OOO /1.44) + (3 O.OOO /1,728) +
(2 O.OOO /2,O736) + (1 O.OOO /2,4883) = 1OO.47O
Tingkat diskon 21%
PV Cashflow A = (5O.OOO /1,21) + (4O.OOO /1,4641) + (3O.OOO/1,7716) +
(2 O.OOO /2,1436) + (1 O.OOO /2,5937) = 98.763
Penyelesaian :
(Bisnis A, memakai tingkat diskon 18% dan 23%)
Tingkat diskon 18%
PV Cashflow A = (5O.OOO/1,18) + (4O.OOO /1,3924) + (3O.OOO /1,643O) +
(2O.OOO /1,9387) + (1 O.OOO/2,2877) = 1O4.O47
Tingkat diskon 23%
PV Cashflow A = (5O.OOO /1,23) + (4O.OOO/1,5129) + (3O.OOO/1,86O8) +
(2 O.OOO/2,2888) + (1 O.OOO/2,8153) = 95.5O2
Memakai Interpolasi menghitung nilai sekarang arus kas sejumlah 1OO.OOO
(antara 95.5O2 dengan 1O4.O47)
IRR bisnis A = 18% + {(1O4.O47 – 1OO.OOO)/(1O4.O47 – 95.5O2)} {5%}
IRR bisnis A = 18% + 2,368%
IRR bisnis A = 2O.368%
Pilihan bisnis :
Bisnis A, sebab mempunyai tarif rate of return melebihi bisnis B
G. SOAL LATIHAN
Agar kelengkapan industrinya lengkap, PT SV berencana mendatangkan peralatan
baru. Terdapat 2 alternatif yang dikehendaki melaui dua rekanan yang berlainan.
Informasi atas peralatan tersebut terlihat dibawah ini :
DAFTAR PUSTAKA
Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta:
Salemba Empat
Stice and Skousen 2019, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM.
PERTEMUAN KE-17
ANGGARAN KAS
TUJUAN PEMBELAJARAN:
“Anggaran kas memperlihatkan asal dan pemakaian kas yang direncanakan sepanjang
periode penganggaran meliputi arus dana masuk (cash inflow) dan arus kas keluar (cash
outflow)”. (Ellen Christina dan M. Fuad, 2012).
Aliran kas masuk dapat bersifat kontinyu seperti hasil penjualan produk secara tunai
dan hasil pelunasan piutang, sedangkan aliran kas masuk yang bersifat diskontinyu seperti
setoran pemegang saham, pelepasan hak, pencairan pinjaman dan pelepasan asset berwujud
yang tak digunakan lagi..
Arus dana keluar dapat terus – menerus seperti perolehan material dan membayarkan
balas jasa pekerja, sedangkan arus dana keluar diskontinyu seperti pembayaran bunga,
deviden, pajak penghasilan, pembayaran pinjaman, perolehan kembali saham korporasi, dan
perolehan harta berwujud
Bermacam pola menaikkan ataupun memperkecil saldo kas diperlihatkan dibawah ini,
yaitu :
Keterangan :
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Uang kas terbuat dari logam, kertas, cek, wesel pos serta deposito. Materai dikecualikan dari
kas dimasukkan pengeluaran dimuka ataupun biaya deferred. Biasanya, korporasi
menempatkan kas terbagi dua golongan, yakni dana yang disediakan kasir dan dana disimpan
di Bank.
bank ketiga diperuntukkan membayar pekerja; dan ke empat dikhususkan membayar diluar
pekerja.
Saldo kas tak ditaruh di bank umumnya dipegang kasir dalam rangka melunasi
pengeluaran – pengeluaran relatif bertransaksi tak besar serta digunakan sebagai alat
pelunasan spesial.
Kas merupakan aktiva terlikuid dibandingkan harta lainnya. Karena itulah, kas sangat
rentan dimanipulasi dan diselewengkan. Tercantum di laporan keuangan, kas dilaporkan
urutan kesatu, dilanjutkan perkiraan piutang, dan selanjutnya disesuaikan berdasarkan
kelancarannya. Lazimnya alur korporasi, kas dianggap paling penting. Apabila mempunyai
uang kas sebuah korporasi bisa mendapatkan barang dari rekanan, kemudian melepaskan
barang tersebut ke pelanggan, dengan transaksinya kebanyakan transaksinya tidak tunai,
timbulah piutang, kemudian ditagih agar mendapatkan kas; selanjutnya pola diulang lagi.
Kebanyakan transaksi langsung maupun tak langsung berpengaruh terhadap pemasukan dan
pengeluaran kas. Agar terhindar dari incaran manipulasi dan penyelewengan maka
dibutuhkan pengendalian internal terhadap kas itu sendiri..
Kebanyakan kas yang didapat bersumber melalui aktifitas normal sebuah organisasi.
Penerimaan kas normalnya didapat dari penjualan tunai maupun penagihan piutang. Adapun
sumber lainnya muncul melalui aktifitas selain operasional, misalnya penghasilan bunga,
rental, dividen, setoran pemegang saham, pinjaman, pelepasan harta, diterbitkannya surat –
surat berharga dan lainnya.
Dibawah ini point – point penting agar pengendalian internal diterapkan dengan apik
dan mumpuni terhadap kas, yakni :
5. Departemen kasir (kepala kasir) akan mengisi formulir setoran bank dan kemudian
menyetorkan uang kas tadi ke bank. Salinan bukti setor bank ini lalu akan diserahkan
oleh departemen kasir ke bagian keuangan. Jika uang kas hasil penerimaan penjualan
harian atau hasil penagihan piutang tersebut tidak sempat disetor ke bank, maka
simpanlah uang kas tadi dalam safe deposite box, dan hanya satu orang saja yang
ditunjuk atau memiliki kode akses untuk membukanya; hal ini dilakukan untuk
menghindari sikap saling menuduh atau memudahkan pertanggungjawaban langsung
apabila terjadi kehilangan atas uang kas tersebut.
Masing – masing catatan atas penerimaan dana diverifikasikan terhadap saldo fisik
uang yang ada di departemen kasir. Pencocokan ini harus setring – sering dilakukan
untuk memastikan bahwa uang kas yang diterima secara harian telah sama dengan
bukti catatan yang mendukung penerimaan itu.
Penerimaan kas lewat wessel saat konsumen melunasi piutangnya. Kas yang dimaksud
berbentuk cek. Penerimaan cek oleh korporasi berbarengan nota transfer dana. Nota disini
lazimnya lampiran invoice yang diterima pelangggan saat muncul penjualannya, lalu
dikirimkan kembali oleh debitur tersebut berbarengan bukti pelunasannya. Nota disini
menginformasikan pelunasan berisi keterangan periode dikeluarkannya cek, nomor invoice,
disertai saldo netto invoice sesudah dikurangkan diskon ataupun penyesuaian lainnya.
Staf yang menerima wessel ini awalnya memverifikasi antara uang diterimanya
dengan nota pelunasannya. Persis pencatatan registrasi kas, nota ini digunakan untuk
mencatat jumlah yang diterima, serta menjamin kebenaran pencatatan di saldo customer yang
dibebankan. Staf yang melihat ini kemudian membuka cap “Hanya untuk disetorkan” (“For
Deposit only”) di penerimaan cek. Stempel ini untuk mencegah penyelewengan kemungkinan
cek digunakan buat kepentingan individu. Lembaga perbankan takkan menyerahkan uang
atas cek yang dibubuhi cap tetapi membebankan otomatis dianggap penyetoran ke rekening
korporasi. Staf tersebut mempersiapkan suatu daftar berisikan penerimaan cek harian. Daftar
ini merujuk yang membuat cek, maksud pelunasan berikut saldonya.
Semua penerimaan cek diantarkan ke bagian kasir, beserta memonya dan nomor cek.
Manager kasir, sesuai penerimaan cek beserta nota pelunasan dan nomor cek akan menulis
dokumen penyetoran dan menyiapkan rangkuman jumlah kas harian yang diterima..
Lampiran pertama rangkuman kas harian yang diterima dikirimkan manager kasir ke
bagian akuntansi untuk dicatatkan atas mutasi yang diterima melalui pos. Bukti penyetoran
kasir ke bank berbentuk tembusan nota deposit, dan tembusan lembar kedua rangkuman kas
harian yang diterima diberikan ke departemen financial.. Departemen financial kemudian
memverifikasi tembusan dan rangkuman kas diterima lewat pos beserta tembusan dokumen
bank. Atau departemen financial menggandakan tembusan dokumen penyetoran bank
kemudian diberikan ke departemen akuntansi.
Semua orang pasti pernah berpergian untuk berbelanja kebutuhannya masing – masing.
Peristiwa ini lazim terlihat pada aktifitas masyarakat baik di kota ataupun pedesaan. Kini
pusat – pusat perbelanjaan tampak menjamur di setiap sudut. Mulai dari pasar tradisional
ataupun pusat perbelanjaan modern seperti departemenstore, retail, gramedia dan tempat –
tempat lainnya. Saat kita selesai berbelanja dan akan membayar belanjaan kita, terlihat kasir
menghitung jumlah belanjaan menggunakan mesin register dengan menscanner setiap barang
yang kira belanjakan. Masing – masing unit yang dibelanjakan tampak di layar monitor
register berikut total belanja yang harus kita bayar. Kitapun membayarkan jumlah tagihan
berdasarkan struk yang tercetak melalui register tadi.
Sering kita jumpai staf – staf tersebut bekerja mengidentifikasikan barang (bercode)
melalui alat deteksi, kemudian otomatis muncul nama barangnya serta jumlahnya dalam
layar. Ketika kita membayarkan, tidak boleh lupa kalau kita mengecek dan mencermati setiap
transaksi dengan membuat perbandingan data yang terekam dalam struk dengan fisik
belanjaan. Data belanjaan yang telah terekam dalam alat registeri dicetak itu berguna sebagai
alat kontrol, yang memastikan belanjaan kita telah dibebankan dengan tepat, ataupun
menjamin akuratnya nilai belanjaan. Perbuatan ini benar – benar berguna menghindari
munculnya kesalahan, baik ketidaksengajaan ataupun kecurangan yang disengaja oleh kasir
Permulaan shift, lazimnya pengawas memberikan kas diawal bagi setiap kasir
registeri buat uang kembalian. Uang kembalian disimpan dalam brankas masing-masing
kasir. Nantinya, diakhir shift, masing – masing kasir registeri mempertanggungjawabkan
uang kembalian tersebut dengan uang yang telah diperoleh melalui penjualannya setiap
outlet. Lazimnya, korporasi takkan mentolerir keuangan yang salah perhitungan fisiknya
dikecualikan apabila kecurangan dikarenakan sistem pembulatan ke bawah yang diterapkan.
Hal ini berarti bahwa kesalahan yang muncul di luar dibebankan pada kasir registari tersebut.
Pencatatatn dalam akuntansi korporasi untuk merekam kesalahan kas Rp. 4OO,- dengan total
penjualannya adalah Rp. 4.27O.15O,- (sesuai angka yang tercatat di keseluruhan struk
registrasi shift ) adapun aktual kas yang ada hanyalah Rp. 4. 269.75O,-:
Tembusan salinan pertama dari rangkuman total kas harian yang diterima ini
dikirimkan manajer kasir ke bagian akuntansi untuk pencatatan mutasi harian penjualannya.
Setoran departemen kasir ke bank berbentuk salinan nota deposit dan tembusan lembaran
kedua dari rangkuman total harian kas yang diterima diserahkan ke departemen financial.
Bagian keuangan kemudian membandingkan antara lampiran trangkuman total harian kas
yang diterima dengan salinan bukti setoran bank. Bisa juga departemen financial
membandingkan antara salinan bukti setor bank. Terakhir, departemen financial
mengkopikan lampiran bukti setoran bank tadi kemudian dikirimkan ke departemen akuntasi.
I. SOAL PERAGAAN
Jawab
Menghitung piutang bersih
DAFTAR PUSTAKA
Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta:
Salemba Empat
Stice and Skousen 2019, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM.
PERTEMUAN KE-18
ANGGARAN PIUTANG
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Piutang dianggarkan adalah “anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah
piutang perushaan beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang”. (Ellen Christina dan M. Fuad, 2012).
Semakin aktif petugas melakukan penagihan piutang tepat pada waktunya maka semakin
tepat arus kas masuk ke dalam kas perushaan.
Kredibilitas dari debitur yang membeli secara kredit juga mempengaruhi lancar tidaknya
penerimaan uang kas ke perusahaan.
Pada kondisi usaha normal, likuiditas perusahaan pada umunya baik. Sebaliknya bila
pasaran sedang lemah, sulit memperoleh uang tunai sehingga kemungkinan terjadi
penundaan yang semakin menumpuk (kredit macet).
Oleh faktor diatas maka perusahaan perlu membuat perkiraa untuk penerimaan pola
pembayaran piutang oleh debitu, dan perkiraan tersebut dinamakan anggaran piutang.
C. PENGELOMPOKKAN PIUTANG
Perkiraan piutang merujuk banyaknya invoice nantinya ditagih, lazimnya berbentuk tunai
dari korporasi lainnya, dikarenakan melepaskan produk dan jasa non tunai (pembebanan
piutang pihak ketiga dibedakan piutang dagang dan piutang wessel), menyerahkan
peminjaman (bagi pekerja, pelanggan, normalnya berlangsung dengan bentuk wessel, dan
bunga). Ataupun dikarenakan kas yang dibayarkan lebih pada institusi lainnya.
Kebanyakan piutang muncul melalui pelepasan output non tunai bagi customernya.
Tak bisa diingkari kalau normalnya customer makin tergiur apabila suatu output dijajakan
dengan non tunai sehingga kegiatan non tunai ini dijadikan sebuah strategi korporasi agar
menaikkan target produk yang ingin dijualkan. Piutang ini muncul ketika melepaskan dan
memberikan produk dengan pembayaran non tunai.didefinisikan ke dalam piutang dan tak
tertuup kemungkinannya bisa juga berbentuk wessel.
1. Perkiraan Piutang
Yakni nilai ditagihkan kepada debitur hasil menjual suatu produk dengan non tunai.
Saldo piutang dianggap sebagai aktiva dan dicatat disebelah debet. Saldo Piutang
lazimnya diproyeksikan tertagih dengan kurun periode relatif singkat, normalnya 3O
sampai 6O harian. Sesudah penagihan, pengkreditan saldo piutang dicatat. Saldo
Piutang dicantumkan pada bagian aktiva lancar.
2. Wessel Tagih
Mereka yang berikrar melunasi insstrumen non tunainya disebut wessel bayar, yang
tak asing lagi dicantumkan menjadi hutang wessel. Adapun mereka yang dijanjikan
untuk menerimanya, wesselnya disebut wessel tagih , dilaporkan pada laporan
keuangan bagian piutang.
Wessel Tagih serupa dengan piutang dagang saldonya disebelah debit kelompok
aktiva. Sesudah penagihan, wessel tagih dicatat disebelah kredit.
Wessel Tagih dikelompokkan aktiva lancar ataupun aktiva tak lancar. Wessel Tagih
dimunculkan karena pelepasan output dengan non tunai disajikan menurut aktiva
lancar, kebalikannya, wessel tagih yang muncul setelah memberikan dana untuk para
peminjam dicatat korporasi pada harta lancar ataupun tak lancar, sesuai dengan durasi
tenggat yang diberikan. Wessel tagih berciri lancar, dimunculkan dikarenakan
pelepasan output non tunai, pengganti piutangnya tak kunjung diterima pelunasannya
sampai melewati tenggat yang diberikan bearkhir.
Piutang lain - lain lazimnya dikelompokkan dan dicantumkan berbeda dalam urutan
akun yang terdapat di sisi neraca. Misalnya bunga yang masih harus diterima, dividen
yang belum dibayarkan, Pajak dibayar dimuka berbentuk potongan pajak ataupun
kelebihan pembayaran pajak yang dikembalikan serta pinjaman pekerja
Apabila piutang tertagih pada periode setahun ataupun selama mengikuti daur
pengoperasional korporasi lazimnya, menyebabkan piutang lain - lain ditempatkan
disisi harta lancar. Diluar itu, piutang lain – lain ditempatkan disisi harta tidak lancar.
Daur pengoperasional korporasi lazimnya yakni panjangnya tempo yang diperlukan
korporasi diawali membeli material dari supplier, melepaskannya bagi mereka yang
Penetapan kelompok lancar dan tak lancar, lihatlah kasus ini dimana durasi normalnya
aktifitas korporasi yakni 1O tahun, makanya arti lancarnya disini dimaksimalkan 12
bulan (setahun). Artinya, piutang tertagih sesudah setahun ataupun melebihinya
dikelompokkan menjadi tak lancar. Tetapi, apabila durasi normalnya aktifitas
korporasi yakni 14 bulan, mengartikan definisi lancar dimaksimalkan 14 bulan.
Sehingga piutang ditagihkan sesudah 14 bulan ataupun melebihinya digolongkan
sebagai aktiva tak lancar.
Piutang usaha didapatkan melalui aktifitas transaksi korporasi yakni menjual non
tunai output ke customer. Pernyataan piutang usaha melalui ikrar tertulis dengan
resmi agar membayarkan adalah golongan wessel tagih. Namun, seringnya masalah
yang ditemui adalah piutang usaha yakni piutang terhadap debitur non garansi debitur
agar melunasinya ataupun “open accounts”, sering disebut piutang usaha. Adapun
piutang nondagang mencakup kesemua macam piutang lainnya, sebagaimana
diuraikan sebelumnya, yakni bunga yang masih harus diterima, dividen dibayarkan
dimuka, dividen yang masih harus diterima, pajak dibayar dimuka, klaim terhadap
perkumpulan organisasi, dan klaim atas pekerja.
Adapun elemen – elemen utama ketika membuat piutang dianggarkan, seperti terlihat
dibawah ini :
1. Anggaran Penjualan;
2. Situasi kompetisi di pasaran;
3. Peringkat pada kompetisi
4. Syarat membayar yang diajukan perushaan;
5. Kebijakan saat menagih piutang;
6. Program pelaksanaan menjual non tunai untuk barang yang diproduskinya;
Anggaran penjualan
Keadaan persaiangan yang lebih keras memaksa perushaan untuk lebih banyak
melakukan transaksi non tunai penjualannya agar meningkatkan piutangnya
korporasi. Sebaliknya melemahnya kompetisi memungkinkan perusahaan
memperkecil non tunai penjualannya agar memperkecil saldo piutangnya korporasi
Apabila peringkat korporasi lumayan tinggi dalam kompetisi maka korporasi bisa
melakukan tunai penjualannya agar menekan piutang perusahaan. Sebaliknya jika
peringkat korporasi tidak tinggi pada kompetisi korporasi akan melakukan penjualan
kredit untuk memperbesar omzet sehingga memperbesar piutang perusahaan yang
harus ditagihkan.
Bila diskon diajukan korporasi lumayan memikat minat calon yang membeli bisa
memaksa mereka membeli dengan kas. Akibatnya piutang korporasi cenderung kecil.
Sebaliknya jika diskon diajukan perusahaan kurang memikat minat calon yang
membeli takkan bisa memaksa mereka membeli dengan kas, melainkan mereka akan
membeli kredit akibatnya piutang korporasi cenderung makin besar.
F. SOAL KASUS:
Rencananya dimulai 1 Jan 2015, penjualannya dinaikkan menjadi 25% dan dimulai 1 April
naik lagi sebesar 10% dari harga jual Jan 2016.
Tak tertagih 2% dari penjualan non tunai. Persyaratan non tunai diterapkan 3/25 n 3O
Hitunglah :
Penyelesaian :
Penjualan
Bulan kredit Penj. Netto Jan Feb Mar April Mei Juni
1.039.719
1)
Feb 2.187.500 2.143.750 643.125 428.750
1.247.663
2)
Mar 2.625.000 2.572.500 771.750 514.500
1.463.924
3)
April 3.080.000 3.018.400 905.520 603.680
1.280.934
4)
Mei 2.695.000 2.641.100 792.330
1.372.429
5)
Juni 2.887.500 2.829.750
Keterangan :
G. SOAL LATIHAN :
Program penjualannya PT.FILDA ASYIFA thn 2017 sbb :
JAN 5.000.OOO TRIWULAN 2 15.OOO.OOO
FEB 5.500.OOO TRIWULAN 3 17.5OO.OOO
MAR 6.5OO.OOO TRIWULAN 4 18.500.OOO
kandungan 50% penjualannya non tunai dan sisa penjualannya tunai diperoleh kerugiannya
akibat tidak tertagihnya piutang 2% , Selesaikanlah banyaknya penjualan kas dan penjualan
non tunai
KASUS :
Rencananya dimulai 1 Jan 2016, penjualannya dinaikkan menjadi 25% dan dimulai 1 Apr
naik lagi sebesar 10% dari harga jual Jan 2017.
Tak tertagih 2% dari penjualan non tunai. Persyaratan non tunai diterapkan 3/25 n 3O
Hitunglah :
LATIHAN DUA
Program penjualannya PT AZKIA thn 2018 sbb :
JAN 10.000.OOO TRIWULAN 2 3O.OOO.OOO
FEB 11.000.OOO TRIWULAN 3 35.OOO.OOO
MAR 13.OOO.OOO TRIWULAN 4 37.000.OOO
kandungan 25% penjualannya non tunai dan sisa penjualannya tunai diperoleh kerugiannya
akibat tidak tertagihnya piutang 1% , Selesaikanlah banyaknya penjualan kas dan penjualan
non tunai
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan, BPFE,
Yogyakarta
Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Mulyadi 1993, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta
Soemarso, S. R. (2015). Akuntansi Suatu Pengantar (Edisi 5, Buku 2). Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison jr., Charles T. Horngren., C. William Thomas., & Themin Suwardy.
(2016). Akuntansi Keuangan (Edisi IFRS) (Edisi 8, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
Subramanyam, K. R. & John J. Wild. (2017). Analisis Laporan Keuangan (Edisi 14,
Buku 1). Jakarta: Salemba Empat.
Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2015. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Delapan, Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta:
Salemba Empat
Stice and Skousen 2019, Memahami Laporan Keuangan, Jakarta: Penerbit PPM.