NIM : 172114006
Kelas :C
BAHAN MENTAH
Bahan mentah merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan yang
digunakan dalam proses produksi ini, secara tradisional diklasifikasikan menjadi :
Untuk pembahasan dalam anggaran bahan mentah, maka yang dimaksud adalah bahan
mentah langsung (raw material/direct material), sedangkan bahan mentah tidak langsung
(bahan pembantu/indirect material) dibahas dalam Anggaran Biaya Overhead Pabrik.
Jumlah setiap bahan mentah dan suku cadang yang akan dibeli
Penentuan waktu pembelian
Perkiraan besarnya biaya bahan mentah dan suku cadang yang dibeli (tiap pembelian dalam
unit dan nilainya)
Untuk membuat anggaran pembelian, manajer pembelian harus bertanggung jawab atas hal-hal
berikut :
Formula :
Pembelian Bahan Mentah = Unit Beli Bahan Mentah x Harga Beli per unit
Persediaan merupakan sumber daya yang menganggur namun memiliki nilai ekonomis. Persediaan
mencerminkan investasi yang dirancang untuk memperlancar kegiatan produksi melayani
pelanggan.
Penyangga proses produksi sehingga proses tersebut dapat berjalan secara kontinu.
Menetapkan besarnya bahan mentah yang tepat untuk disimpan sebagai sumber daya yang
harus tetap ada.
Menangkal inflasi (fungsi “bedging”), yakni jika harga mengalami penurunan maka
pembelian bahan mentah dapat ditetapkan dalam jumlah besar, sedangkan jika harga naik
maka perusahaan telah memiliki persediaan yang memadai untuk kegiatan perusahaan.
Menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
Salah satu teknik untuk menentukan jumlah bahan mentah yang paling ekonomis adalah
menggunakan model jumlah pesanan ekonomis.
Apabila asumsi ini diberlakukan maka dimungkinkan membuat kebijaksanaan bahan mentah yang
dapat meminimumkan biaya total.
Yaitu jumlah bahan mentah yang setiap kali dilakukan pembelian menimbulkan biaya yang paling
rendah, tetapi tidak mengakibatkan kekurangan bahan.
2 R S 2 R S
EOQ EOQ
C /u
atau P I
Di mana:
S = Biaya pemesanan
Harus ditentukan kapan (saat yang tepat) pemesanan bahan mentah yang dilakukan agar bahan
mentah tersebut dapat datang pada saat dibutuhkan.
d. Persediaan Besi
Yaitu persediaan minimal bahan mentah yang harus dipertahankan untuk menjamin kelangsungan
proses produksi. Besarnya persediaan besi ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain :
Formula :
Nilai Bahan Mentah = Unit Persediaan Bahan Mentah × Harga Bahan Mentah / unit
Formula :
Biaya Bahan Mentah = Unit Kebutuhan Bahan Mentah × Harga Bahan Mentah / unit
Dalam metode ini, setiap jenis bahan mentah yang ada digudang harus diberi tanda pada harga
pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli.
Cara menentukan biaya bahan baku adalah dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan
mentah yang pertama masuk dalam gudang digunakan untuk menentukan pokok harga bahan
mentah yang pertama kali dipakai dalam produksi.
Cara menentukan biaya bahan baku adalah dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan
mentah yang terakhir masuk dalam gudang digunakan untuk menentukan harga pokok bahan
mentah yang pertama kali dipakai dalam produksi.
Dalam metode ini, persediaan bahan mentah yang ada di gudang dihitung harga pokok rata-ratanya,
dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya.
Dalam metode ini, bahan mentah yang dibeli dalam kartu persediaan adalah sebesar harga standar
yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.
Dalam metode ini, pada tiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per satuan tiap
jenis persediaan bahan mentah yang ada di gudang.
Untuk itu diperlukan Performance Report (laporan pelaksanaan) yang terdiri dari :
Varians Efisiensi
= (Jumlah Rencana - Jumlah Riil) × Harga Rencana
Varians Harga
= (Harga Rencana – Harga Riil) × Jumlah Riil
Total Varians
= Varians Efisiensi + Varians Harga