Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

ANGGARAN BAHAN MENTAH

Capaian Pembelajaran: Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan bahan


mentah dan menyusun anggaran bahan mentah

4.1 Pengertian Anggaran Bahan Mentah

Anggaran Bahan mentah adalah semua anggaran yang berhubungan dan

merencanakan secara sistematis serta lebih terperinci tentang penggunaan bahan

mentah untuk proses produksi selama periode tertentu yang akan datang.

Anggaran ini terdiri dari 3 (tiga) buah anggaran yang disusun (dibuat) secara

berurutan, yaitu: Anggaran kebutuhan bahan mentah, anggaran pembelian bahan

mentah, anggaran biaya bahan mentah.

4.2 Jenis – Jenis Bahan Mentah

Anggaran bahan mentah yang dibahas pada bagian ini, hanya menyangkut

perencanaan kebutuhan dan penggunaan bahan mentah langsung atau yang

merupakan bagian dari barang jadi yang dihasilkan. Anggaran bahan mentah

terdiri dari:

4.2.1 Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang

dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang. Kebutuhan bahan

mentah diperinci menurut jenisnya, menurut macam barang jadi yang akan

dihasilkan, serta menurut bagian-bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan

Penganggaran 38
mentah tersebut. Telah diterangkan bahwa bahan mentah yang dipakai dalam

proses produksi dikelompokkan menjadi bahan mentah langsung dan tak

langsung. Anggaran kebutuhan bahan mentah disusun untuk merencanakan

jumlah fisik bahan mentah langsung yang diperlukan, bukan nilainya dalam

rupiah. Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan:

 Jenis barang jadi yang dihasilkan.

 Jenis bahan mentah yang digunakan.

 Bagian-bagian yang dilalui dalam proses produksi.

 Standar penggunaan bahan mentah.

 Waktu penggunaan bahan mentah.

Tabel 4.1 PT La Parisien Anggaran Kebutuhan Bahan Mentah


Januari s.d. Juni 2022
Bahan Mentah X Bahan mentah Y Bahan Mentah Z
Bulan Produksi
SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan
Barang A
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
Barang A
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah

Penganggaran 39
KEBUTUHAN BAHAN MENTAH = PRODUKSI x STANDAR PEMAKAIAN (SP)

4.2.2 Anggaran Pembelian Bahan Mentah

Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan mentah yang

harus dibeli pada periode mendatang. Bahan mentah yang harus dibeli

diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan

kebutuhan bahan mentah.

Anggaran pembelian bahan mentah berisi rencana kuantitas bahan mentah

yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu mendatang. Ini harus

dilakukan secara hati-hati terutama dalam jumlah dan waktu pembelian.

Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu besar akan

mengakibatkan berbagai risiko seperti : bertumpuknya bahan mentah di gudang,

yang mungkin mengakibatkan penurunan kualitas, terlalu lamanya bahan mentah

menunggu giliran diproses, atau biaya penyimpangan yang menjadi lebih besar.

Apabila jumlah bahan mentah yang dibeli terlalu kecil; juga akan

mendatangkan risiko berupa terhambatnya kelancaran proses produksi akibat

kehabisan bahan mentah, serta timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan

mentah pengganti secepatnya.

4.2.2.1 JUMLAH PEMBELIAN YANG PALING EKONOMIS

(Economical Order Quantity/EOQ)

Hal yang perlu selalu dipikirkan oleh perusahaan selain besarnya

kebutuhan juga besarnya (jumlah) bahan mentah setiap kali dilakukan pembelian,
Penganggaran 40
yang menimbulkan biaya paling rendah tetapi tidak mengakibatkan kekurangan

bahan mentah. Jumlah pembelian yang paling ekonomis ini disebut sebagai

Economical Order Quantity (EOQ). Menghitung EOQ dipertimbangkan dua jenis

biaya yang bersifat variabel, yaitu:

Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

kegiatan pemesanan bahan mentah. Biaya ini berubah-ubah sesuai dengan

frekuensi pemesanan, semakin tinggi frekuensi pemesanannya semakin tinggi pula

biaya pemesanannya. Sebaliknya biaya ini berbanding terbalik dengan jumlah

(kuantitas) bahan mentah setiap kali pemesanan. Hal ini disebabkan karena

semakin besarnya jumlah setiap kali pemesanan dilakukan, berarti frekuensi

pemesanan menjadi semakin rendah.

Seperti:

 biaya-biaya persiapan pemesanan;

 biaya administrasi;

 biaya pengiriman pesanan;

 biaya mencocokkan pesanan yang masuk;

 biaya mempersiapkan order pembayaran.

Penganggaran 41
Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan kegiatan penyimpanan bahan mentah yang telah dibeli. Biaya ini berubah-

ubah sesuai dengan jumlah bahan mentah yang disimpan. Semakin besar jumlah

bahan mentah setiap kali pemesanan maka biaya penyimpanan akan semakin

besar pula. Jelaslah bahwa biaya penyimpanan mempunyai sifat yang berlawanan

dengan biaya pemesanan. Seperti:

 biaya pemeliharaan;

 biaya asuransiadministrasi;

 biaya perbaikan kerusakan.

Dengan memperhatikan kedua jenis biaya di atas, maka jumlah pembelian yang

paling ekonomis dapat dihitung dengan rumus:

Dimana :

R = jumlah bahan mentah yang akan dibeli dalam suatu jangka waktu tertentu.

S = biaya pemesanan.

P = harga per unit bahan mentah.

I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam prosentase dari persediaan rata-

rata.

Penganggaran 42
Tabel 4.2 PT La Parisien Anggaran Pembelian Bahan Mentah Tahun 2022

Persediaa Persediaa Pembelian


Jenis Bhn. Kebutuhan n Akhir n awal
Mentah & Bhn. Bahan Total Bahan
Waktu Mentah Baku Kebutuhan Baku Unit Harga Jumlah
Bahan Mentah X
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Jumlah
Bahan Mentah Y
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Jumlah
Bahan Mentah Z
Januari
Februari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Jumlah

KEBUTUHAN BM + PERS. AKHIR BM = PEMBELIAN BM + PERS. AWAL BM

Penganggaran 43
4.2.3 Anggaran Persediaan Bahan Mentah

Jumlah bahan mentah yang dibeli tidak harus sama dengan jumlah bahan

mentah yang dibutuhkan, karena adanya faktor persediaan. Anggaran ini

merupakan suatu perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan mentah yang

disimpan sebagai persediaan. Dalam penyusunan anggaran kebutuhan bahan

mentah dan anggaran pembelian bahan mentah di muka, tampak bahwa masalah

nilai persediaan awal dan persediaan akhir bahan mentah selalu diperhitungkan.

Setiap perusahaan dapat mempunyai kebijaksanaan dalam menilai

persediaan yang berbeda. Tetapi pada dasarnya kebijaksanaan tentang penilaian

persediaan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Kebijaksanaan FIFO (First In First Out).

2. Kebijaksanaan LIFO (Last In First Out).

Dalam kebijaksanaan FIFO, bahan mentah yang lebih dahulu digunakan

untuk produksi adalah bahan mentah yang lebih dahulu masuk di gudang,

sehingga sering pula diterjemahkan ”pertama masuk pertama keluar”. Dengan

kata lain, penilaian bahan mentah di gudang nilainya diurutkan menurut urutan

waktu pembeliannya. Sebaliknya dalam kebijaksanaan LIFO, harga bahan mentah

yang masuk ke gudang lebih akhir justru dipakai untuk menentukan nilai bahan

mentah yang digunakan dalam produksi, meskipun pemakaian fisik tetap

diurutkan menurut urutan pemasukannya.

Penganggaran 44
Perlu ditetapkan terlebih dahulu oleh perusahaan, kebijaksanaan mana

yang dipilih. Hal ini penting dalam rangka penyusunan anggaran persediaan bahan

mentah dan anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan, karena

adanya faktor perbedaan harga dari waktu ke waktu. Harga bahan mentah

mungkin berbeda dari waktu ke waktu, dan ini perlu diperhatikan karena nilai

bahan mentah yang ada di dalam gudang dan yang dipakai untuk produksi juga

berbeda dari waktu ke waktu. Karena itu harus diperhitungkan, apakah bahan

mentah digunakan secara FIFO atau LIFO.

Tabel 4.4 PT La Parisien Anggaran Persediaan Bahan Mentah Tahun 2004

Bahan A Bahan B Bahan C


Keterangan
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Persediaan
Awal
- Januari
- Februari
- Maret
- Triwulan II
- Triwulan III
- Triwulan IV
Persediaan
Akhir

4.2.4 Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis Digunakan dalam

Produksi

Sebagian bahan mentah disimpan sebagai persediaan, dan sebagian

dipergunakan dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan

mentah yang digunakan dalam satuan uang. Tidak semua bahan mentah yang

Penganggaran 45
tersedia akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan karena dua hal,

yakni:

1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal periode

berikutnya.

2. Perlu adanya persediaan besi agar kelangsungan produksi tidak terganggu

akibat kehabisan bahan mentah.

Bahan mentah yang telah habis digunakan dalam proses produksi harus

dihitung nilainya. Rencana besarnya nilai bahan mentah yang habis digunakan

dalam proses produksi dituangkan dalam suatu anggaran tersendiri di sebut

anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan.

Manfaat disusunnya anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan antara

lain adalah:

1. Untuk keperluan Product Costing, yakni perhitungan harga pokok barang

yang dihasilkan perusahaan.

2. Untuk keperluan pengawasan penggunaan bahan mentah.

Dengan dasar pada anggaran kebutuhan bahan mentah di atas, maka anggaran

biaya bahan mentah yang habis digunakan dapat disusun sebagai berikut:

Penganggaran 46
Tabel 4.4 PT La Parisien Anggaran Biaya Bahan Mentah yang Habis
Digunakan Januari s.d. Juni 2022
Bahan X Bahan Y Bahan Z
Jenis Barang & Kebutuha Kebutuha Kebutuha
Bulan n Harga Jumlah n Harga Jumlah n Harga Jumlah
Barang A
- Januari
- Februari
- Maret
- Triwulan II
- Triwulan III
- Triwulan IV
Jumlah
Barang B
- Januari
- Februari
- Maret
- Triwulan II
- Triwulan III
- Triwulan IV
Jumlah

BIAYA BAHAN MENTAH = KEBUTUHAN BAHAN MENTAH x HARGA BM / UNIT

Penganggaran 47

Anda mungkin juga menyukai