Di Susun Oleh :
Kelompok 6
1. Ana Tasha Nur Jannah (1860405223164)
2. Mila Fadilatul Naza (1860405222143)
3. Rafli Ardiansyah (1860405223147)
4. Teguh Wiraseta (1860405223180)
KELAS 4A
MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
FEBRUARI 2024
PEMBAHASAN
1
Herispon, H.Anggaran dan Perusahaan : Analisis dan Aplikas (Pekanbaru : Akademi Keuangan & Perbankan
Riau (Akbar) Pekanbaru.,2015) hal 66
2
baku tersebut sebuah produk atau barang tidak akan terjadi. Bahan baku langsung
ini dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih.
b. Bahan baku tidak langsung / bahan penolong (indirect materials)
Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang sifatnya melengkapi
atau sebagai pelengkap dalam proses produski atau dalam penciptaan suatu
produk atau barang, lebih jelasnya tanpa adanya bahan baku tidak langsung ini
sebuah produk atau barang akan tetap dapat diproduksi, Bahan baku tidak
langsung ini juga dapat terdiri dari satu, dua macam atau lebih
Adapun tujuan dasar dari anggaran bahan baku yang memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku
2. Memperkirakan pembelian jumlah bahan baku yang diperlukan.
3. Sebagai dasar penyusunan dana yang diperlukan untuk melaksanakan pembelian
bahan baku
4. Sebagai dasar penyusun produk costing, yakni memperkirakan komponen harga
pokok pabrik karena penggunaan bahan baku dalam proses produksi.
5. Sebagai dasar fungsi pengawasan bahan baku.
3
Anggaran persediaan bahan baku, yaitu anggaran yang disusun sebagai
perencanaan yang terperinci atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai
persediaan. Dalam kaitannya dengan hal Ini, jumlah bahan baku yang dibeli tidak
harus sama dengan jumlah bahan baku yang dibutuhkan karena adanya faktor
persediaan.
4. Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi
Anggaran biaya bahan baku yang habis digunakan dalam produksi, yaitu
anggaran yang disusun sebagai suatu perencanaan nilai bahan baku yang digunakan
dalam satuan uang. Dalam kaitannya dengan hal ini, sebagian bahan baku disimpan
sebagai persediaan dan sebagian dipergunakan dalam proses produksi.
4
berproduksi. Bila sebuah perusahaan mengikuti standard usage rate ini maka ada beberapa
manfaat yang diperoleh yaitu :
a. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal adalah untuk mempertahankan mutu, rasa,
dan atau kekuatan.
b. Penggunaan bahan baku pada tingkat ideal dapat menghindarkan pemborosan biaya
penggunaan bahan dalam proses produksi atau terjadinya efisiensi biaya produksi.
c. Akan dapat diukur waktu atau durasi dalam proses produksi, dan juga berapa jumlah
tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Dalam perjalanannya standard usage rate dapat saja terjadi penyimpangan, baik yang
dilakukan dengan sengaja atau dengan tidak sengaja penggunaan bahan baku dalam proses
produksi, sehingga akan berpengaruh pada hasil out put atau produk jadi, produk setengah
jadi.2
2
Ibid.., hal 67
3
Suhardi, Budgeting, (Yogyakarta: Penerbit Gava Media, 2019), hal.65
4
Ibid..,hal 65
5
1. Lead time, adalah jangka waktu yang diperlukan sejak dilakukan pemesanan sampai
barang tersebut siap digunakan. Untuk mendapatkan probabilitas lead time ini perlu
dilakukan pengamatan data historis.
2. Safety stock, adalah persediaan pengaman, untuk berjaga-jaga apabila pesanan
terlambat datang.
3. Tingkat penggunaan pembelian.
4. Penambahan biaya penyimpanan bahan baku.
5. Kehabisan persediaan/tidak tersedianya lagi persediaan (langka).
6. Kehilangan pelanggan/berubah ke produk kompetitor lain.
7
Frekuensi Pembelian: berapa kali dilakukan pembelian bahan baku dalam 1
periode (1 tahun).
8
harus dijaga dan dirawat sebaik-baiknya, dan juga pemilik perusahaan harus
memperlakukan buruh pabrik sebagai keluarga dan sehingga buruh bekerja dengan
nyaman.
9
DAFTAR PUSTAKA
Herispon, H. 2015 Anggaran dan Perusahaan : Analisis dan Aplikas Pekanbaru : Akademi
Keuangan & Perbankan Riau (Akbar) Pekanbaru
Vincentia Wahju Widajatun, Astuti, Ady Inrawan, Hery Pandapotan Silitonga, Debi Eka Putri,
Sepbeariska Manurung, Nelly Ervina, Abdurohim, Neneng Susanti, Sakina Ichsani.
ANGGARAN OPERASIONAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR.
10