Anda di halaman 1dari 22

RINGKASAN MATERI KULIAH

PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGAN-1


(Anggaran Persediaan dan Anggaran Piutang)

Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Anggaran Perusahaan


Dosen Pengampu : Dr. Ngadiman, M.Si.

Disusun oleh:
Kelompok 12

1. Dwi Riza Novitawati (K7719022)


2. Khusnul Ulfa (K 7719036)
3. Riska Oktaviana (K 7719064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2022
MODUL 4
Kegiatan Belajar 5
Penyusunan Anggaran Keuangan-1
(Anggaran Persediaan dan Anggaran Piutang)

Tujuan Pembelajaran
Setelah membahas materi ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian persediaan dan faktor yang mempengaruhinya
2. Menyusun anggaran persediaan produk
3. Penyusun anggaran persediaan bahan baku
4. Menyususn anggaran persediaan barang dagang
5. Mendeskripsikan jenis-jenis dan manfaat anggaran piutang
6. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran piutang
7. Menyusun anggaran piutang

PEMBAHASAN
1. Mendeskripsikan Pengertian Persediaan dan Faktor Yang Mempengaruhinya
Menurut Zaki Baridwan “Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual kembali
atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual”. Persediaan
adalah kumpulan barang jadi atau bahan baku produksi yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi
sebuah bisnis, terutama yang berhubungan dengan penyediaan barang atau produk,
persediaan adalah hal utama. Persediaan dapat juga dikatakan sebagai jumlah atau stok
produk yang dimiliki perusahaan. Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual kepada
konsumen untuk meraih keuntungan.
Persediaan (inventory) dikategorikan sebagai barang dagangan yang dimiliki dan
disimpan untuk dijual kepada para pelanggan (costumers). Akun persediaan dilaporkan
dalam neraca (Balance Sheet) sebagai bagian dari kelompok aset lancar (current assets);
sedangkan barang dagangan yang sudah laku terjual akan dilaporkan pada laporan laba rugi
(income statement) sebagai harga pokok penjualan (cost of good sold) yang akan
mengurangi pendapatan penjualan (sales revenue).
Standar Akuntansi Keuangan mendefinisikan persediaan adalah:
a. Aktiva yang tersedia untuk dijual untuk kegiatan normal perusahaan.
b. Aktiva dalam proses atau dalam perjalanan.
c. Aktiva dalam bahan baku atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberi jasa. IAI (2009:14.2)

A. Klasifikasi Persediaan
a. Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk
jadi yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.
b. Persediaan bahan penolong adalah barang-barang yang juga menjadi bagian dari
produk jadi tetapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.
c. Persediaan supplies pabrik adalah barang-barang yang mempunyai fungsi
melancarkan proses produksi misalnya oli mesin, bahan pembersih mesin.
d. Persediaan barang dalam proses adalah barang-barang yang sedang dikerjakan
(diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tadi belum selesai dikerjakan.
Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.
e. Persediaan produk selesai adalah barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam
proses produksi dan menunggu saat penjualannya. Zaki Baridwan (2013: 150).

B. Faktor yang mempengaruhi Persediaan


Ada beberapa macam faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan persediaan untuk
kepentingan proses produksi dalam suatu perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
persediaan tersebut saling berkaitan, sehingga faktor-faktor ini akan mempengaruhi
persediaan bahan baku yang ada dalam perusahaan tersebut. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi persediaan tersebut adalah:
a. Perkiraan Pemakaian Bahan Baku
Sebelum perusahaan yang bersangkutan ini melakukan pembelian bahan baku,
sebaiknya manajemen perusahaan ini dapat memperkirakan pemakaian bahan baku
tersebut untuk keperluan proses produksi tersebut dalam perusahaan yang
bersangkutan. Berapa banyaknya bahan baku tiap unit yang akan dipergunakan untuk
untuk setiap kali produksi ataupun tiap periode produksi. Dengan demikian maka
manajemen akan mempunyai gambaran tentang pemakaian bahan baku untuk
melaksanakan proses produksi pada produksi atau periode produksi yang akan
datang, baik dalam jenis bahan baku maupun jumlah bahan baku dari masing-masing
jenis tersebut.

b. Harga Bahan Baku


Harga bahan baku yang akan dipergunakan dalam proses produksi terhadap
persediaan bahan baku yang dilakukan dalam perusahaan  akan menjadi factor
penentu seberapa besarnya dana yang harus disediakan oleh perusahaan apabila akan
melakukan persediaan atau pembelian bahan baku.

c. Biaya-Biaya Persediaan
Dalam pelaksanaan penyediaan bahan baku di perusahaan, tidak akan lepas dari
adanya biaya-biaya persediaan bahan baku yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini, maka dikenal 3 macam biaya
persediaan yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya tetap.

d. Kebijakan Pembelanjaan
Kebijakan pambelanjaan di dalam perusahaan akan mempengaruhi kebijakan
pembelian dalam perusahaan yang bersangkutan tersebut. Demikian pula dalam
pelaksanaan persediaan bahan baku di “WL” akan dipengaruhi oleh kebijaksanaan
pembelanjaannya.

e. Pemakaian Bahan
Pemakaain bahan baku perusahaan di periode-periode yang telah berlalu untuk
keperluan proses produksi akan dapat digunakan sebagai salah satu dasar
pertimbangan dalam penyediaan bahan baku tersebut.

f. Waktu Tunggu
Yang dimaksud waktu tunggu atau lead time disini adalah waktu tunggu bahan baku
dari mulai dipesan sampai bahan baku tersebut datang. Waktu tunggu ini sangat perlu
untuk diperhatikan, karena sangagat berpengaruh pada proses produksi.

g. Model Pembeliaan Bahan Baku


Model pembeliaan bahan baku di perusahaan akan menentukan besar kecilnya
persediaan bahan baku yang dilakukan dalam perusahaan. Pemilihan model
pembelian bahan baku, tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada
dalam intern perusahaan.

h. Persediaan Pengaman
Pada umumnya untuk menanggulangi adanya kehabisan bahan baku dalam
perusahaan maka perusahaan yang bersangkutan akan mengadakan persediaan
pengamanan (safety stock). Persediaan pengaman ini akan digunakan perusahaan
apabila terjadi kekurangan bahan baku atau keterlambatan datangnya bahan baku
yang dibeli oleh perusahaan sehingga proses produksi yang berlangsung dalam
perusahaan tidak terganggu karena kekurangan bahan baku. Persediaan pengaman ini
jumlahnya tertentu, dimana jumlah ini akan merupakan suatu jumlah yang tetap pada
periode yang telah ditentukan sebelumnya.

i. Pembelian Kembali
Persediaan bahan baku dalam suatu perusahaan tidak akan memadai jika dilaksanakan
dlam sekali pembelian. Hal ini berkaitan dengan biaya-biaya yang dibutuhkan untuk
pengadaan bahan baku, bahan pembantu, maupun untuk fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan perusahaan. Dalam melaksanakan pembelian kembali (reorder Point)
perusahaan akan memperhatikan waktu tunggu (lead time) yang diperlukan dalam
pembelian bahan baku tersebut sehingga bahan baku yang dibeli dapat sampai
kegudang dengan waktu yang tepat.

2. Menyusun Anggaran Persediaan Produk


a. Formulasi penyusunan
Scara garis besar, anggaran produksi disusun dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:

Tingkat penjuala (dari anggaran penjualan)...............................XX


Tingkat persediaan akhir.........................................................XX +
Jumlah................................................................................. XX
Tingkat persediaan awal.........................................................XX -
Tingkat produksi....................................................................XX

Anggaran produksi merupakan dasar (bisnis) untuk penyusunan anggaran-


anggaran lain seperti anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan
anggaran biaya overhead pabrik. Sehingga hubungan antara tingkat penjualan, tingkat
persediaan dapat digambarkan secara diagramatis.

b. Langkah Menyusun Anggaran Produksi


Langkah-langkah umum penyusunan anggaran produksi:
1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan
anggaran produksi yang selaras dengan periode yang digunakan dalam
penyusunan anggaran penjualan.
2. Menentukan satuan fisik dari barang yang akan dihasilkan
3. Menentukan standar penggunaan sumber daya (bahan baku, tenaga kerja langsung
dan penggunaan fasilitas.
4. Menentukan kebijakan pola produksi dan kebijakan persediaan.
5. Menyajikan Anggaran produksi dalam sebuah tabel. Penyajian dalam bentuk
sederhana setidaknya memuat informasi tentang waktu dan jumlah produksi.
Jumlah produksi dihitung dengan mempertimbangkan persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Produksi = Penjualan+ pewrsediaan akhir –
persediaan awal.
6. Untuk kasus-kasus yang lebih kompleks penyajian dapat disesuaikan dengan
prinsip jelas dan informatif
c. Langkah-Langkah Pelaksanaan Anggaran Produksi
Di samping itu dapat pula disusun langkah-langkah utama yang dilakukan dalam
rangka menyusun anggaran produksi pelaksanaanya:
a. Tahap perencanaan
- Menentukan periode waktu yang akan dipake sebagai dasar dalam
penyusunan bagian produksi.
- Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan.

b. Tahap pelaksanaan
- Menentukan kapan barang diprodusir.
- Menentukan dimana barang akan diprodusir
- Menentukan urut-urutan prose produksi
- Menetukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk mencapai
efisiensi
- Menyusun progam tentang penggunaan bahan mentah ,buruh, service dan
peralatan.
- Menyusun standar produksi
- Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.

Dalam tahap perencanaan diatas, dikatakan bahwa penentuan jumlah satuan fisik
barang yang harus diprodusir disesuaikan dengan rencana penjualan. Pada umumnya
rencana penjualan disajikan dalam unit fisik,sehingga menghitung jumlah barang
yang harus diprodusir adalah mudah.

c. Contoh
Diharapkan bahwa 60 unit barang A akan berada ditangan perrusahaan pada
awal periode nanti. Penjualan selama satu periode direncanakan 100 unit.
Sedangkan persediaan akhir diperkirakan 40 unit.
Sehingga perusahaan harus memprodusir barang A sebanyak 80 unit, dengan
perhitungan sebagai berikut:
Penjualan 100 unit
Persediaan akhir 40 unit +

Kebutuhan 140 unit


Persediaan awal 60 unit –

Produksi 80 unit

Kemudian, pada tahap pelaksanaan terdapat langkah yang menentukan


kapan barang akan diprodusir oleh perusahaan. Dalam menentukan kapan suatu
barang akan diprodusir , terlebih diperkirakan:
1. Lamanya proses produksi,yakni jangka waktu yang diperlukan untuk
memproses barang mentah menjadi barang jadi.
2. Jumlah barang yang akan dihasilkan selama satu periode,dengan melihat
kembali anggaran penjualan

3. Menyusun Anggaran Persediaan Bahan Baku


Anggaran persediaan bahan baku adalah suatu perencanaan sistematis dan terperinci
atas kuantitas bahan baku yang disimpan sebagai persediaan. Tujuan penyusunan anggaran
persediaan bahan baku adalah untuk mengendalikan tingkat persediaan sehingga proses
produksi menjadi lancar. Anggaran ini disusun dengan mempertimbangkan sulit tidaknya
mendapatkan bahan baku dan dana investasi yang dibutuhkan untuk persediaan.
a. Kebijakan penyimpanan persediaan
Setiap perusahaan memiliki kebijakan yang berbeda dalam memperhitungkan
nilai persediaan. Pada dasarnya, metode atau kebijakan penialaian persediaan bahan baku
dibedakan menjadi 4, yaitu:
1) Kebijakan FIFO (First In First Out)
Dalam kebijakan ini, bahan baku yang masuk lebih dulu akan langsung
dipakai untuk produksi. Penilaian bahan baku berdasarkan waktu pembelian, atau
sering disebut “masuk pertama, keluar pertama”. Dengan demikian, nilai persediaan
akhir periode dinilai dengan harga pada pembelian terakhir.
2) Kebijakan LIFO (Last In First Out)
Dalam kebijakan ini, bahan baku yang paling terakhir masuk akan langsung
dipakai untuk produksi. Penilaian ini akan membuat persediaan yang paling awal
masuk akan berada lama di dalam gudang. Kebijakan ini juga biasa disebut dengan
“masuk terakhir, keluar pertama”. Dengan demikian nilai persediaan akhir periode
dinilai dengan harga pada pembelian pertama.
3) Kebijakan Moving Average
Kebijakan ini juga disebut metode rata-rata tertimbang, karena kebijakan ini
menggunakan bahan baku sebagai penimbangnya. Pertama semua persediaan bahan
baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata-ratanya. Kemudian, setiap kali
terjadi pembelian baru yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok
rata-rata persediaan, maka harus dilakukan perhitungan harga pokok rata-rata per
satuan yang baru. Nilai persediaan dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang.
4) Kebijakan identifikasi khusus
Dalam kebijakan ini, tiap-tiap jenis bahan baku jelas identitas harga
pokoknya. Setiap bahan baku yang di gudang penyimpanan harus diberi tanda harga
pokok per satuan dan berapa banyak bahan baku tersebut dibeli. Setiap bahan baku
yang harganya berbeda harus dipisahkan penyimpanannya. Dengan demikian, setiap
persediaan dapat diketahui secara tepat harga pokok per unitnya.

b. Penyusunan Anggaran Bahan Baku


Tahapan-tahapan dalam menyusun anggaran persediaan bahan baku, hal yang
perlu diketahui adalah anggaran kebutuhan bahan baku dan anggaran pembelian bahan
baku, sebagai dasar penyusunan anggaran persediaan bahan baku. Tahapan-tahapannya
sebagai berikut:
1) Anggaran kebutuhan bahan baku
Anggaran kebutuhan bahan baku adalah perencanaan kuantitas bahan baku
yang dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang.
Dalam menyusun anggaran kebutuhan bahan baku, data yang diperlukan adalah
- Rencana produksi
- Standar penggunaan (SP) bahan baku atau standar usage rate (SUR)
- Persediaan Awal Tahun
- Rencana Persediaan Akhir
Contoh anggaran kebutuhan bakan baku
PT Malika Kecap Hitam memproduksi satu jenis porduk, yaitu kecap. Bahan
dasar yang digunakan kedelai hitam dan gula merah. untuk membuat kecap yang
merupakan produk kebanggaannya, PT Malika Kecap Hitam memerlukan bahan
tersebut. Berikut data selengkapnya:
a) Rencana Produksi Tahun 2021
Waktu Rencana Produksi (Kg)
Triwulan I 1.500
Triwulan II 2.000
Triwulan III 4.000
Triwulan IV 3.000
Jumlah dalam setahun 10.500

b) Standar Penggunaan (SP) bahan baku/ Standar Usage Rate (SUR)


Standar Penggunaan Bahan Baku Per Kg Produk Kecap
Bahan Baku Bahan Baku
Nama Produk
Kedelai Hitam Gula Merah
KECAP MALIKA 1 Kg 6 Kg

c) Perkiraan Harga Bahan Baku Per Kg


Nama Bahan Basku Harga Bahan Baku (Rp)
Kedelai Hitam 10.000,00
Gula Merah 8.000,00

d) Persediaan Awal Tahun 2021


Nama Bahan Basku Persediaan
Kedelai Hitam 75 Kg
Gula Merah 115 Kg

e) Persediaan Akhir Triwulan


Persediaan Akhir
Waktu
Kedelai (Kg) Gula Merah (Kg)
Triwulan I 225 225
Triwulan II 50 100
Triwulan III 80 120
Triwulan IV 50 100

Berdasarkan data-data tersebut, maka anggaran kebutuhan bahan baku


untuk tahun 2021 adalah sebagai berikut
PT MALIKA KECAP HITAM
ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU
TAHUN 2021
Bahan Baku
Rencana
Produk / Waktu Kedelai Gula Merah
Produksi
SP Kebutuhan SP Kebutuhan
KECAP a b axb c axc
Triwulan I 1.500 1 1.500 3 4.500
Triwulan II 2.000 1 2.000 3 6.000
Triwulan III 4.000 1 4.000 3 12.000
Triwulan IV 3.000 1 3.000 3 9.000
Jumlah 10.500 10.500 31.500

Jadi anggaran untuk kebutuhan bahan baku kedelai dalam setahun


sebanyak 10.500 Kg, sedangkan kebutuhan gula merah dalam setahun sebanyak
31.500 Kg

2) Anggaran Pembelian Bahan Baku


Anggaran pembelian bahan baku adalah perencanaan sistematis mengenai
kuantitas pembelian bahan baku guna memenuhi kebutuhan untuk produksi dari
waktu ke waktu selama periode tertentu. Anggaran bahan baku berisi rencana
kuantitas bahan baku yang harus dibeli oleh perusahaan dalam periode waktu
mendatang.
Masih menggunakan contoh yang sama, yaitu PT Malika Kecap Hitam,
setelah membuat anggaran kebutuhan bahan baku, selanjutnya dapat disusun
anggaran pembelian bahan baku.
PT MALIKA KECAP HITAM
ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN BAKU
TAHUN 2021
Kebutuh Perse Jumlah Pembelian
Persedi
an Bahan diaan Kebutu
aan
Untuk Akhir han Kuantit
Bahan/ Waktu Awal Harga Jumlah
Produksi Period Kotor as (Kg)
(Kg)
(Kg) e (Kg) (Kg)
a* +b c= a+b -d c-d Rp Rp
KEDELAI
Triwulan I 1.500 225 1.725 75 1.650 10.000 16.500.000
Triwulan II 2.000 50 2.050 225 1.825 10.000 18.250.000
Triwulan III 4.000 80 4.080 50 4.030 10.000 40.300.000
Triwulan IV 3.000 50 3.050 80 2.970 10.000 29.700.000
Jml 1 Th 10.500 50 10.905 75 10.475 10.000 104.750.000

GULA MERAH
Triwulan I 4.500 225 4.725 115 4.610 8.000 36.880.000
Triwulan II 6.000 100 6.100 225 5.875 8.000 47.000.000
Triwulan III 12.000 120 12.120 100 12.020 8.000 96.160.000
Triwulan IV 9.000 100 9.100 120 8.980 8.000 71.840.000
Jml 1 Th 31.500 100 32.045 115 31.485 8.000 251.880.000
Keterangan: * data diambil dari anggaran kebutuhan bahan baku
Jadi anggran pembelian kedelai dalam setahun sebanyak 10.475 Kg,
sedangkan anggaran pembelian gula merah sebanyak 31. 485 Kg.

3) Anggaran Persediaan Bahan Baku


Melanjutkan contoh PT Malika Kecap hitam, masuk kepada tahapan
penyusunan anggaran persediaan bahan baku. Berdasarkan data-data pada contoh
anggaran kebutuhan bahan baku, dan anggaran pembelian bahan baku, maka dapat
dibuat anggaran persediaan bahan baku.

PT MALIKA KECAP HITAM


Bahan Baku
Kedelai Gula Merah
Produk / Waktu Kuant Kuant
Harga Jumlah Harga Jumlah
itas itas
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Kg) (Kg)
KECAP
Persediaan Awal
Triwulan I 75 10.000 750.000 115 8.000 920.000
Triwulan II 225 10.000 2.250.000 225 8.000 1.800.000
Triwulan III 50 10.000 500.000 100 8.000 800.000
Triwulan IV 80 10.000 80.000 120 8.000 960.000
Persediaan Akhir
50 10.000 50.000 100 8.000 800.000
Tahun

Jadi anggaran persediaan akhir bakan baku kedelai pada akhir tahun yang
dimiliki PT Malika Kecap Hitam untuk kedelai sebanyak 50 Kg dengan nominal
Rp50.000,00, sedangkan untuk gula merah persediaan akhirnya 100 Kg dengan
nominal Rp 800.000,00.
4. Menyusun Anggaran Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang, merupakan barang yang diperoleh dan tersedia dengan
maksud untuk dijual. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan barang dagang merupakan
persediaan produk jadi yang siap untuk dijual. Faktor yang mempengaruhi persediaan barang
dagangan adalah sifat persaingan dagang, hubungan antara biaya penyimpanan digudang dengan
kehabisan sediaan, ketersediaan barang di supplier. Anggaran persediaan barang dagang adalah
suatu perencanaan sistematis dan terperinci atas kuantitas barang yang akan dismpan sebagai
persediaan dan kemudian untuk dijual.
Ilustrasi penyusunan anggaran persediaan barang dagang atau persediaan produk jadi
akhir. PT Malika Kecap Hitam memiliki data sebagai berikut:
Anggaran penjualan tahun 2021:
Januari : 1.000 botol
Februari : 2.000 botol
Maret : 3.000 botol
Jumlah : 6.000 botol
Produksi awal januari 2021 sebanyak 100 botol
Perusahaan mengutamakan stabilitas produk dalam penyusunan anggaran. Produk jadi
yang dihasilkan selama 3 bulan mencapai 6.060 botol

Penyusunannya
1) Persediaan Produk jadi dianggarkan tahun 2021
Produk jadi 6.060 botol
Persediaan produk awal 100 botol
Produk siap dijual 6.160 botol
Penjualan selama 3 bulan 6.000 botol
Persediaan Produk Jadi Akhir 160 botol

2) Dengan menggunakan stabilitas produk, maka setiap bulan diproduksi :


6.060 botol :3 bulan = 2.020 botol/bulan.

3) Anggaran Produk Jadi (Persedian Barang Dagang) tiap akhir bulannya, sebagai berikut:
PT MALIKA KECAP HITAM
Anggaran Persediaan Barang Dagang
Triwulan I Tahun 2021
(Dalam botol)
Keterangan Januari Februari Maret Triwulan I
Persediaan produk jadi awal 100 1.120 1.140 100
Produk jadi 2020 2.020 2.020 6.060
Produk Siap Dijual 2.120 3.140 3.160 6.160
Penjualan 1.000 2.000 3.000 6.000
Persediaan produk jadi akhir 1.120 1.140 160 160

5. Mendeskripsikan Jenis – Jenis dan Manfaat Anggaran Piutang


Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor (pemberi pinjaman)
kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu mendatang. Jadi
piutang itu ada karena terdapat dua pihak, yaitu kreditor dan debitor.
a. Jenis – Jenis Piutang
 Piutang surat berharga : bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong,
dan cek mundur.
 Piutang wesel (notes receivable): piutang yang didukung janji tertulis dalam bentuk
wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual barang
secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang.
 Beban bayar dimuka : sewa dibayar dimuka, iklan dibayar dimuka, dan bunga dibayar
dimuka.
 Setoran jaminan : untuk keperluan garansi atau jaminan bank dan keperluan menjamin
hubungan bisnis lainnya.
 Piuatang uang muka : terjadi setelah uang muka beli barang atau uang muka kerja
(seperti pasang iklan atau membuat baliho)
 Piutang pajak : angsuran pajak, pajak masukan, kelebihan pajak, dll
 Piutang usaha (account receivable): piutang yang timbul akibat menjual barang atau
jasa secara kredit dari usaha pook perusahaan. Piutang usaha meliputi seluruh
macam/jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya secara
kredit.

b. Manfaat Anggaran Piutang


Piutang usaha sebagai investas yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai
beberapa manfaat, antara lain:
 Memperlancar dan memperbesar omzet barang yang dijual
Kegiatan penjualan merupakan ujung tombak kemaju mundurannya sebuah
perusahaan. Kebijakan pemberian piutang usaha agar usaha perusahaan mampu bersaing
dalam menjual produknya. Dalam kebijakan pemberian piutang usaha agar perusahaan
mampu bersaing dalam menjual produnya sehingga perusahaan perlu memperhatikan:
a. Mengenai batas maksimal piutang yang diberikan untuk berbagai tingkatan debitor.
Tingkatan debitor digolongkan berdasarkan risiko tidak  memenuhi kewajibannya
sesuai janji. Misalnya, debitor yang tingkat risikonya 20% tidak diberikan piutang,
debitor yang tingkat risikonya 15% diberikan  piutang maksimal Rp1.000.000,00
debitor dengan tingkat risiko 10% diberikan piutang maksimal Rp2.000.000,00
debitor dengan tingkat risiko 5% diberikan piutang maksimal Rp5.000.000,00 dan
seterusnya.
b. Penentuan Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitor harus melunasi
utangnya. Contoh 2/10/n30 artinya pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari
sesudah waktu penyerahan barang akan mendapatkan potongan harga sebesar  2%
dari harga jual dari harga jual dan pembayaran selambat lambatnya dilakukan dalam
waktu dalam waktu 30 hari setelah penyerahan barang.
 Mampu bersaing serta memperluas pelanggan
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan menjalin hubungan
baik dengan pelanggan bila pelanggan tersebut lancar dalam pembayaran.
 Meningkatkan kemampuan perusahaan
Apabila pembayaran piutang oleh pelanggan lancar dan dapat memperbesar
tingkat  barang yang dijual, maka piutang yang diberikan dapat meningkatkan
kemampuan (profitabilitas) perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian piutang
diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan terencana
dan terarah sehingga mempermudah pengembalian piutang.

6. Mendeskripsikan Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang


a. Volume barang yang dijual secara kredit
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin
memperbesar anggaran dalam piutang usaha. Begitu juga sebaliknya, apabila volume barang
yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil anggaran dalam
piutang perusahaan.
Contoh : sebulan dijual barang Rp9100.000 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90%
dilakukan secara kredit. Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000 =
Rp90.000
Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat memperkecil
anggaran dalam piutang usaha. Contoh : sebulan dijual barang Rp100.000 dengan syarat 90%
dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit.
Dengan demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp100.000 = Rp10.000.
Kesimpulannya, semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam
piutang.
b. Standar kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang tertanam
dan semakin besar risiko kerugian piutang. Sebaliknya, semakin ketat standar yang diberikan
maka semakin kecil piutang yang diangggarkan dan semakin kecil risiko kerugian piutang.
Standar kredit yang longgar dan ekstrem misalnya tidak perlu jaminan kredit termasuk
jaminan kredit atas barang yang dibeli, semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa
batas umur, dan tanpa mmpertimbangkan apakah calon debitor berpengalaman atau tidak
dalam bekerja.
c. Jangka waktu kredit
Jangka waktu kredit mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha ya tertanam. Semakin
pajang jangka waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan
sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau jasa
yang dijual, disamping itu dapat mengakibatkan piutang usaha semakin besar.
d. Pemberian potongan
Pemberian potongan yang besar akan memperkecil pitang usaha yang tertanam.
Sebalikknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.
Contohnya:
Barang yang dijual Rp100.000
Pembelian tunai dengan potongan 10% (10%×Rp100.000) (Rp10.000)
Uang yang harus dibayar pembeli Rp90.000
Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang,
sedangkan pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang usaha sebesar
Rp100.000
e. Pembatasan kredit
Pembatasan kredit yang dimaksud disini adalah pembatasan kredit dalam arti kuantitatif,
yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan. Semakin tinggi
batasan (plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin rendah
batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.
f. Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan penagihan piutang mempengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktf ataupun pasif.
Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang usaha yang tertanam.
Kebaliknya kebijakan penagihan piutang usaha secara aktif memerlukan biaya yang besar
dibandingkan kebijakan penagihan secara pasif. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya
perjalanan, biaya telepon, biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-lain.

7. Menyusun Anggaran Piutang


Penyusunan angaran piutang merupakan tanggung jawab divisi kredit. Divisi kredit
dalam menyusun anggaran piutang harus bekerja sama dengan divisi penjualan. Devisi
penjualan biasanya di bawah manajer pemasaran, sedangkan devisi kredit biasanya di bawah
manajer keuangan. Penyusunan anggaran piutang dalam bahasan pokok ini berupa anggaran
piutang usaha.
a. Data yang diperlukan untuk penyusunan anggaran piutang
Sebagai ilustrasi, data realisasi dan anggaran jualan dari PT Senja Utama selama
triwulan pertama tahun 2021 dalam ribuan adalah sebagai berikut :
Realisasi Desember Rp80.000
Anggaran Januari Rp85.000
Februari Rp90.000
Maret Rp95.000
Syarat pembayaran 50% tunai, 40% kredit sebulan, 10% kredit dua bulan, dan 1%
ditaksir tidak tertagih dari piutang usaha bulan yang bersangkutan.
b. Menyusun anggaran piutang
Sebelum menyusun anggaran piutang perlu dilakukan perhitugan anggaran piutang
usaha bersi dan taksiran piutang usaha bersih dan taksiran piutang usaha tak tertagih sebagai
berikut.
Perhitungan anggaran piutang usaha bersih:
Januari = 9% x Rp80.000 + 49% x Rp85.000 = Rp48.850
Februari = 9% x Rp85.000 + 49% x Rp90.000 = Rp51.750
Maret = 9% x Rp90.000 + 49% x Rp95.000 = Rp54.650

Perhitungan taksiran piutang tak tertagih (penghapusan piutang):


Desember = 1% x Rp80.000 = Rp800
Januari = 1% x Rp85.000 = Rp850
Februari = 1% x Rp90.000 = Rp900
Maret = 1% x Rp95.000 = Rp950

Cadangan penghapusan piutang usaha dihitung dari:


Penghapusan piutang usaha periode (bulan) lalu + penghapusan piutang usaha
periode (bulan) ini
Cadangan penghapusan piutang usaha perhitungannya sebagai berikut:
Januari = Rp800 (bulan Desember) + Rp850 = Rp1.650
Februari = Rp850 (bulan Januari) + Rp900 = Rp1.750
Maret = Rp900 (bulan Februari) + Rp950 = Rp1.850
Anggaran piutang usaha diperoleh dari:
Piutang usaha bersih + cadangan penghapusan piutang usaha.
Anggaran piutang usaha juga dapat dihitung sebagai berikut :
Januari = 10% x Rp80.000 + 50% x Rp85.000 = Rp50.500
Februari = 10% x Rp85.000 + 50% x Rp90.000 = Rp53.500
Maret = 10% x Rp90.000 + 50% x Rp95.000 = Rp56.500
Anggaran piutang usaha dapat disusun sebagai berikut
PT Senja Utama
Anggaran Piutang Usaha
Triwulan Pertama Tahun 2021
Keterangan Januari Februari Maret
Piutang Usaha Rp50.500 Rp53.500 Rp56.500
Cadangan Penghapusan (Rp1.650) (Rp1.750) (Rp1.850)

Piutang Usaha Bersih Rp48.850 Rp51.750 Rp54.650

Perbaikan:
- Anggaran persediaan produk

Umum:
- Rmk 1-6 harus udah selesai minggu depan
- Perbaiki dalam bentuk word, kirim ke pak Ngadiman
- Bikin PPT juga
- Rmk dan ppt jadikan 1 forlder terpisah

Alur anggaran Perusahan:


- Menyusun anggaran penjuan, diperoleh dari riset pasar (termasuk keinginan
konsumen, segmentasi pasar)
- Disusun anggaran produksi
- Disusun anggaran persediaan bahan baku dan bahan pembantu
- Biaya yang terkait pengolahan produk

Anda mungkin juga menyukai