BAB XV
SISTEM PRODUKSI USAHA
Permintaan
a. Memperkirakan Penggunaan
Untuk memenuhi kebutuhan proses produksi, penjual harus
mempersiapkan ketersediaan bahan baku terlebih dahulu. Agar waktu
pemenuhan persediaan bahan baku lebih efektif dan efisien, penjual perlu
melakukan perkiraan penggunaan bahan baku. Perkiraan yang dibuat
berdasarkan besaran jumlah bahan baku yang diperlukan untuk mencapai
target produksi.
c. Biaya-Biaya Persediaan
Penjual harus mengalokasikan biaya- biaya yang dikeluarkan
selama proses mendapatkan bahan baku. Bahan baku tentu didapatkan
bukan tanpa biaya. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan bahan
baku sederhananya terdiri atas biaya penyimpanan.(holding cost/carrying
cost) dan pemesanan atau pembelian (ordering cost/procurement cost).
d. Pemakaian Riil
Pelaku UMKM perlu memiliki data historis mengenai kebutuhan
bahan baku dalam proses produksi yang akan dipergunakan sebagai salah
satu dasar pertimbangan pengadaan bahan baku. Data historis yang dicatat
antara lain jumlah penyerapan bahan baku selama proses produksi, serta
jumlah kapasitas bahan baku dalam memenuhi target produksi.
e. Waktu Tunggu
Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang diperlukan
(yang terjadi) antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan
baku. Waktu tunggu perlu diperhatikan karena sangat erat berhubungan
dengan penentuan waktu pemesanan kembali (reorder point).
Administrasi Pemasaran
Perizinan usaha Transportasi
Sertifikasi gedung Iklan usaha
Sewa gedung Promosi penjualan
Pemeliharaan gedung Peralatan
Alat tulis kantor Pemeliharaan peralatan
Listrik Depresiasi peralatan
Supaya lebih jelas, mari kita simak penjelasannya melalui ilustrasi usaha
puding buah Ny. Kartika berikut ini!
a. Anggaran Administrasi
Anggaran administrasi puding buah Ny. Kartika adalah sebagai berikut.
a. Perizinan Usaha
Ny. Kartika akan mendaftarrkan usahanya ke Balai
Kesehatan di kotanya. Biaya perizinan ini adalah biaya yang di
keluarkan sepanjang proses mendapatkan izin registrasi P-IRT.
Biaya perizinan di keluarkan hanya sekali saja. Besarnya biaya
perizinan usaha adalah Rp 500.000,00.
b. Sertifikasi Usaha
Ny. Kartika hendak mendaftarkan produk puding buahnya ke
LPPOM untuk dilakukan pengujian sertifikasi kehalalan produk.
Biaya ini hanya dikeluarkan sekali saja dan baru diperbarui lima
tahun kemudian. Biaya sertifikasi halal sebesar Rp 3.500.000,00.
c. Sewa Gedung
Usaha puding buah Ny. Kartika sudah tidak lagi di lakukan
dirumahnya. Ny Kartika menyewa sebuah ruangan untuk
mengoperasikan usaha puding buah. Biaya sewa ruangnya sebesar
Rp 4.800.000,00 selama satu tahun. Dapat disimpulkan, biaya sewa
gedung yang harus di bayar Ny Kartika adalah sebesar Rp
400.000,00.
d. Pemeliharaan Gedung
Agar ruangan yang digunakan sebagai tempat operasional
produksi puding buah nyaman digunakan, Ny Kartika
membutuhkan biaya untuk memelihara gedung. Biaya
pemeliharaan gedung untuk membeli perlengkapan dan peralatan
kebersihan ruangan. Besarnya biaya pemeliharaan gedung setiap
bulan adalah Rp 100.000,00.
e. Alat Tulis Kantor
Untuk keperluan administrasi usaha seprti mencatat, menulis,
dan mengarsipkan, Ny Kartika membutuhkan alat tulis kantor.
Besarnya biaya alat tulis kantor adalah Rp 50.000,00.
f. Listrik
Ny. Kartika harus membayar listrik setiap bulan sebagai
konsekuensi dari kegiatan produksi usaha puding buahnya.
Besarnya biaya listrik yang dianggarkan oleh Ny. Kartika adalah
Rp 80.000,00.
1) Transportasi
Ny. Kartika membutuhkan transportasi untuk mengantarkan
dagangannya ke bebera tempat berkumpulnya konsumen potensial.
Biaya transportasi yang dibutuhkan sebesar Rp200.000,00 per
bulan.
2) Iklan Usaha
Ny. Kartika juga membuat iklan usaha di berbagai media yang
dapat dijangkau oleh dan diakses oleh konsumen potensialnya.
Biaya iklan usahanya sebesar Rp150.000,00 per bulan.
3) Promosi penjualan
Untuk memperluas pasar konsumennya, Ny. Kartika juga
melakukan promosi penjualan. Cara yang dilakukan Ny. Kartika
biasanya berupa sampel, penawaran harga, dan pemberian kupon.
Blaya untuk promosi penjualan sebesar Rp200.000,00 setiap bulan.
4) Peralatan
Ny. Kartika juga memerlukan peralatan penunjang untuk
melakukan pemasaran, Peralata yang dibutuhkan Ny. Kartika
adalah gawai. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp1.500.000,00.
5) Pemeliharaan Peralatan
Biaya pemeliharaan peralatan tidak hanya untuk peralatan
produksi saja, tetapi juga peralatan pemasaran. Bedanya, biaya
pemeliharaan peralatan pemasaran yang dialokasi tidak sebesar
biaya pemeliharaan produksi. Biaya pemeliharaan peralatan
pemasaran yang dialokasikan Ny. Kartika sebesar Rp10.000,00.
6) Depresiasi Peralatan
Agar peralatan yang dimiliki dapat diperbarui kembali, Ny.
Kartika harus memiliki aloka untuk penyusutan peralatan. Biaya
yang dialokasikan sebesar Rp50.000,00 setiap bulan.
Transportasi 200.000,00
Iklan usaha 150.000,00
Promosi penjualan 200.000,00
Peralatan 1.500.000,00
Pemeliharaan peralatan 10.000,00
Depresiasi peralaatan 50.000,00
Jumlah 2.110.000,00
3. Anggaran Persediaan
Biaya persediaan bahan baku terdiri atas biaya pembelian dan
penyimpanan bahan baku. Simaklah uraian berikut ini!
a. Biaya pembelian
Biaya pembelian merupakan biaya yang di keluarkan setiap kali
melakukan pemesanan atau pembelian bahan baku. Biaya pembelian
setiap pelaku usaha berbeda-beda, tergantung dari jenis usaha yang
diproduksinya. Biaya pembelian antara lain sebagai berikut.
1) Biaya transportasi, yaitu biaya perjalanan yang harus di tanggung
oleh pelaku UMKM untuk mendapatkan bahan baku.
b. Penyimpanan
Biaya penyimpanan (holding cost) adalah biaya yang di keluarkan
untuk keperluan menyimpan persediaan bahan baku, barang dalam proses,
ataupun barang jadi. Biaya penyimpanan terdiri atas biaya-biaya yang
bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya-biaya
penyimpanan untuk pelaku UMKM meliputi hal-hal berikut.
1) Biaya gudang, yaitu biaya yang di keluarkan untuk menyimpan
bahan baku. Biaya gudang diperlukan apabila bahan baku
membutuhkan ruangan tersendiri. Biaya gudang umumnya
termasuk biaya sewa gedung. Apabila gudang bahan baku dimiliki
sendiri oleh pelaku usaha maka biaya gudang merupakan biaya
depresi.
2) Biaya kerusakan dan penyusutan, yaitu biaya yang harus di
tanggung oleh pelaku usaha terhadap barang yang di simpan bila
mengalami kerusakan atau penyusutan volume atau berkurangnya
jumlah.
3) Biaya kadaluwarsa, biaya ini umumnya di ukur berdasarkan
besarnya penurunan nilai jual barang tersebut.
4) Biaya asuransi, yaitu biaya yang di keluarkan untuk kebutuhan
asuransi, seperti kebakaran.
2. Dimensi Kualitas
Ada dua jenis usaha yang akan dijelaskan standar mutunya, yaitu usaha
manufaktur dan jasa.
a. Industri Manufaktur
Menurut Russel dan Taylor (2003), dimensi kualitas pada industri
manufaktur terdiri atas berikut ini
1) Performa (performance), yaitu karakteristik operasi utama dari
produk tersebut.
2) Fitur (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3) Keandalan (reliability), yaitu ketahanan atau hasil uji dari kerusakan
atau gagal dipakai.
4) Kesesuaian (conformance), yaitu sejauh mana karakteristik desain
dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
5) Durability, berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah
direparasi, dan juga penanganan keluhan yang memuaskan.
7) Aesthetics, yaitu kemampuan produk dalam menarik perhatian
pancaindra konsumen.
8) Keamanan (safety), yaitu jaminan bahwa produk tersebut aman
untuk digunakan,
9) Persepsi lainnya, yaitu persepsi yang bersifat subjektif berdasarkan
merek, iklan, dan sejenisnya.
b. Industri Jasa
Sementara itu, dimensi kualitas pada industri jasa (Garvin dalam Ariani,
2002) terdiri atas berikut ini.