Anda di halaman 1dari 3

Nama : Berliana Mega Budiman

Nim : 1905111193
Matkul : Anggaran Bk
Prodi : Pendidikan ekonomi
Fkip
RESUME
BAB IV ANGGARAN BAHAN BAKU

Anggaran bahan baku adalah merupakan suatu perencanaan penggunaan


taksiran bahan baku untuk memproses suatu produk menjadi ‘produk jadi’ pada
suatu periode dimasa yang akan datang.

Tujuan perusahaan membuat anggaran bahan baku ini adalah untuk membantu
manajemen dalam hal sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah kebutuhan bahan baru yang akan dipergunakan nantinya.

2. Dapat mengestimasikan jumlah pembelian bahan baku yang diperlukan.

3. Sebagai dasar untuk mengestimasikan kebutuhan dana yang diperlukan dalam


pembelian bahan baku.

Besar kecilnya bahan baku yang dapat digunakan perusahaan dipengaruhi oleh:

1. Besaran estimasi dan perencanaan volume penjualan perusahaan

2. Besaran estimasi dan perencanaan volume produksi.

3. Besaran estimasi dan perencanaan kebutuhan bahan baku yang digunakan


dalam proses produksi.

4. Biaya order pembelian

5. Biaya penyimpanan.

6. Harga bahan baku.

Untuk menyusun anggaran bahan baku ini, terlebih dahulu yang perlu
diperhitungkan perusahaan adalah tiga macam persediaan, yaitu:

1. Persediaan Bahan Baku


2. Persediaan Dalam Proses

3. Persediaan Barang Jadi

Kemudian, menentukan tingkat Perputaran Persediaan:

1. Perputaran Bahan Baku (raw material turnover)

2. Perputaran Barang Dalam Proses Baku (work in prosess turnover)

3. Perputaran Barang Jadi Baku (finished goods turnover).

Serta biaya yang berkenaan dangan penganggaran bahan baku ini, seperti:

1. Biaya Pesanan, merupakan biaya yang timbul akibat pemesanan barang.


2. Biaya Penyimpanan, merupakan biaya yang timbul akibat penyimpanan
barang.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi order time, yaitu:

1. Lead time, adalah jangka waktu yang diperlukan sejak dilakukan pemesanan
sampai barang tersebut siap digunakan. Untuk mendapatkan probabilitas lead
time ini perlu dilakukan pengamatan data historis.
2. Safety stock, adalah persediaan pengaman, untuk berjaga-jaga apabila pesanan
terlambat datang.
3. Tingkat penggunaan pembelian.
4. Penambahan biaya penyimpanan bahan baku.
5. Kehabisan persediaan/tidak tersedianya lagi persediaan (langka).
6. Kehilangan pelanggan/berubah ke produk kompetitor lain.

Economic Order Quantity (EOQ)

Maksud dengan diketahui EOQ adalah perusahaan dapat mengetahui kuantitas


barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, atau pada jumlah
pembelian bahan yang optimal.

Carrying Cost adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan


sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang telah dibeli seperti
biaya pemeliharaan bahan baku, bisa jadi karena datangnya terlalu cepat.

Stock Out Cost (SOC)


Stock Out Cost (SOC) adalah merupakan biaya bahan baku yang timbul
dikarenakan bahan baku yang dipesan datang terlambat, sehingga perusahaan
harus mengeluarkan biaya tambahan akibat keterlambatan tersebut.

Persediaan Model Just In Time (JIT) dan Model Tradisional

Dalam mengelola persediaan perusahaan industri/manufaktur, dapat melakukan


dengan 2 model yaitu:

1. Model tradisional: perusahaan menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis


sementara.
2. Model Just In Time (JIT): perusahaan menganggap pemasok sebagai bagian
keluarga perusahaan atau sebagai mitra bisnis sejati, mereka tahu kapan waktu
jadwal pengiriman barang dengan tanpa diminta/ditelepon dulu, mereka
dididik, dibina serta menjadikannya sebagai bagian dari perusahaan yang telah
membantu menyuplai bahan baku.

Anda mungkin juga menyukai