Disusun Oleh:
Yusky Arsanggi Achmad
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SEMESTER 4
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN 2019-2020
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia,
maka banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun
perusahaan besar. Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba
seoptimal mungkin dan mengawasi berjalannya perusahaan serta
berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu dilakukan oleh suatu
perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan dan
pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan
bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang sangat
penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus
mengalami perubahan dan perputaran.
Persediaan merupakan salah satu elemen modal kerja, dan merupakan
unsur modal kerja yang paling besar. Persediaan dapat berupa bahan
mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, suku cadang maupun
barang jadi tergantung dari jenis perusahaan yang memilikinya. Sebagai
salah satu aset penting dalam perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu
mengatur persediaan sedemikian rupa agar meraih laba yang optimal.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Tujuan dari Manajemen Persediaan ?
2. Bagaimanakah Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan ?
3. Apakah Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan ?
4. Apakah Economic Order Quantity itu ?
C. Tujuan
1. Memahami Tujuan dari Manajemen Persediaan.
2. Mengetahui Jenis dan Sifat Perputaran Persediaan.
3. Mengetahui Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Persediaan.
4. Memahami Economic Order Quantity.
BAB II : PEMBAHASAN
A. Tujuan Persediaan
Tujuan persediaan adalah untuk mencegah kerugian atas tidak
terpenuhinya permintaan langganan yang melonjak, sehingga langganan lari
membeli produk kepada perusahaan pesaing. Dengan kata lain perlunya
menjaga keseimbangan antara ongkos hilangnya langganan dengan biaya-
biaya pemesanan ulang yang sering melibatkan invenatris kecil dan biaya
simpan serta resiko rusaknya barang-barang inventaris besar.
Kebijakan alokasi modal kerja pada persediaan merupakan masalah
penting, karena memiliki efek langsung terhadap tingkat profitabilitas.
Persediaan yang terlalu besar, akan mengakibatkan biaya-biaya seperti;
beban bunga, biaya simpan, biaya pemeliharaan barang di gudang, risiko
rusaknya barang yang disimpan digudang, akan membesar yang pada
gilirannya akan mengakibatkan menurunnya profit. Sebaliknya persediaan
yang terlalu kecil, juga akan mengakibatkan perusahaan beroperasi kurang
efisien yang disebabkan oleh adanya kapasitas mesin dan tenaga kerja
langsung yang menganggur, begitupula dengan dapat beralihnya pelanggan
ke perusahaan lain, saat permintaan produk tiba-tiba berkembang, sehingga
dampaknya juga akan memperkecil profit, atau bahkan perusahaan gulung
tikar, manakala pelanggan beralih ke perusahaan lain.
B. Jenis Persediaan
Jenis persediaan dalam perusahan perdagangan hanya satu yaitu,
persediaan barang dagangan (merchandise inventory) yang memiliki sifat
perputaran (turnover) yang sama, dibeli kemudian dijual kembali dan tidak
mengalami proses lanjutan dalam perusahaan. Berikut ini jenis-jenis
persediaan :
1. Persediaan bahan mentah (Raw materials)
Persediaan barang-barang berwujud seperti baja, kayu da
komponen-komponen lainnya yang di gunakan dalam proses
produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (pruchased parts/
components)
Persediaan barang-barang yang terdiri perusahaan lain, dimana
secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
Persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi,
tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process)
Persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap
bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods)
Persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau di olah
dalam pabrik dan siap untuk dijual atau di kirim kepada langganan.
2𝑅𝑂𝐶
EOQ = √
𝐶𝐶
Dimana
R : kebutuhan bahan baku satu periode waktu
OC : Order Cost (Biaya Pesan)
CC : Carrying Cost (Biaya Simpan)
F. Reorder Point
Reorder point (ROP) adalah titik dimana perusahaan harus
mengadakan pemesanan kembali bahan baku, agar bahan baku yang dipesan
tersebut tiba, tepat pada saat persediaan bahan baku di atas safety stock
(persediaan minimal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam reorder point, adalah; jumlah
bahan baku yang digunakan, juga jangka waktu yang dibutuhkan untuk
pemesanan bahan baku agar proses produksi dapat berjalan lancer. Waktu
datangnya bahan baku dapat saja lebih cepat atau lebih lambat dari yang
telah diperkirakan, sehingga jika perusahaan dalam keadaan tersebut harus
mengeluarkan biaya ekstra untuk mengantisipasi jika pesanan bahan baku
datang lebih awal yang disebut Extra Carrying Cost dan jika datangnya
bahan baku lebih lambat disebut Stock Out Cost.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi agar tidak muncul biaya-
biaya ekstra tersebut di atas, maka perlu diperhatikan Lead Time dan
Reorder Point. Lead time adalah tenggang waktu antara Reorder Point
dengan datangnya barang yang sudah dipesan terlebih dahulu.
G. Contoh Soal Seputar Manajemen Persediaan
1. Diketahui :
a. Perusahaan XYZ dalam operasinya membutuhkan bahan baku
(R) sebanyak 2.000 unit,
b. dimana bahan baku tersebut dapat diperoleh melalui pemesanan
terlebih dahulu dengan biaya pesan (OC) sebesar Rp 200,-
setiapi kali pemesanan
c. Sedangkan biaya simpan (CC) adalah sebesar Rp 10/unit/tahun.
Dari data di atas, hitunglah EOQ.
Jawab :
2𝑅𝑂𝐶
EOQ =√
𝐶𝐶
2 . 2000 . 200
=√
10
= √80000
= 283 Unit
2. Diketahui :
a. Perusahaan ABC dalam operasinya membutuhkan bahan
baku X sebanyak 3000 unit
b. Bahan baku tesebut memiliki biaya pesan ( OC ) sebesar
Rp 400
c. Perkiraan pesanan optimal yang dapat dipesan adalah 240
Unit ( EOQ )
d. Tentukan biaya simpan ( CC ) ?
Jawab :
2𝑅𝑂𝐶
EOQ =√
𝐶𝐶
2 . 3000 .400
240 =√
𝐶𝐶
2√𝐶𝐶 = 6,45497225
CC = 41,6
3. Diketahui
a. Persediaan barang dagang awal (1/1/2007) Rp 900.000,
b. Pembelian selama tahun 2007 Rp 4.200.000,- (+)
c. Barang dagang yang tersedia Rp 5.100.000,-
d. Persediaan barang dagang akhir (1/12/2007) Rp
1.100.000,- (-)
e. Harga Pokok Penjualan (Cost of Good Sold) Rp
4.000.000,-
f. Jumlah hari kerja perusahaan dalam satu tahun adalah 300
hari
Jawab :
Persediaan Awal + Persediaan Akhir
Average Inventory =
2
900000+1100000
Average Inventory =
2
Average Inventory = 1.000.000
4.000.000
Merchandise Turnover =
1.000.000
Merchandise Turnover = 4 kali
A. Kesimpulan
Manajemen persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan
pengendalian yang memonitor tingkat persediaan dan menentukan tingkat
persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan harus diisi, dan berapa
besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat
dan pada waktu yang tepat.atau dengan kata lain, sistem dan model
persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya total melalui penentuan
apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.