MANAJEMEN PERSEDIAN
MANAJEMEN PEMBELIAN
NIM :182126042000019
2019/ 2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Penjualan Bersih
Inventory Turnover = _________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-rata
Atau
Harga Pokok Penjualan
= ________________________________________ = ...... kali
Persediaan Rata-Rata
Inventory Turnover
Contoh Soal
Diketahui Persediaan Barang per tanggal 31 Desember tahun 2009 sebesar Rp.
100.000.000,- dan persediaan barang per tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp.
150.000.000,-. Dalam laporan laba rugi tahun 2009, diperoleh data penjualan sebesar
315.000.000,-. Hitunglah berapa kali perputaran persediaan di gudang?
Jawab:
100.000.000,- + 150.000.000,-
Persediaan Rata – rata = ----------------------------------------
2
= 125.000.000,-
Penjualan Bersih
Perputaran Persediaan = -------------------------
Rata- rata persediaan
315.000.000,-
Perputaran Persediaan = ------------------
125.000.000,-
= 2,52 kali
365 hari
Rata-Rata Barang di gudang = ----------- = 144, 84 hari sekali dalam setahun
2,52 kali
D. Biaya Persediaan
Biaya inventory sebagian merupakan biaya variabel dan sebagian lainnya merupakann
biaya tetap. Biaya inventory yang bersifat variabel adalah biaya yang berubah-ubah karena
adanya perubahan jumlah inventory yang ada di dalam gudang. Biaya tersebut akan naik
kalau kita meningkatkan jumlah persediaan yang disimpan. Adapun jenis biaya ini antara lain
dalam bentuknya biaya modal yang ditanamkan dalam persediaan tersebut, biaya asuransi
persediaan, biaya atau upah buruh yang mengurusi penerimaan barang.
Adapun biaya inventory yang bersifat tetap adalah elemen-elemen biaya inventory yang
relatif tetap dalam jumlah totalitasnya dalam jangka pendek dengan tidak memandang adanya
variasi yang normal dan jumlah persediaan yang disimpan, misalnya depresiasi/penyusutan
ruangan yang digunakan, biaya pemeliharaan gudang, pajak, pemanasan, buruh penjaga
gudang.
Ada 3 macam biaya yang berhubungan dengan inventory yaitu:
1. Ordering cost (biaya pesan dan pemasaran)
Contohnya: biaya pemesanan, set up cost, biaya pengiriman dan penangannya (bongkar-
muat), potongan harga karena jumlah pembelian besar.
2. Carrying cost (biaya penyimpanan)
Contohnya: biaya gudang, asuransi, pajak kekayaan, biaya modal, penyusutan.
3. Biaya persediaan pengaman
Contohnya: kehilangan penjualan, kehilangan kepercayaan pelanggan, gangguan jadwal
produksi.
B. Saran
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara efektif, karena akan
menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
BAB I
PENDAHULUAN
C. Siklus Pembelian
Prosedur Pembelian Tunai
Bodnar dan hopwood (2003 : 417) pembelian merupakan sinomim dari pengadaan, yang
diartikan sebagai berikut. Pengadaan adalah proses bisnis memilih sumber, pemsanan, dan
memperoleh barang dan jasa. Siklus pembelian adalah suatu kegiatan atau transaksi
pembelian, baik itu secara tunai maupun kredit dalam suatu organisasi.
Sistem Informasi Pembelian berarti suatu sistem pembelian atau suatu sistem transaksi untuk
mendapatkan barang-barang baik secara kredit maupun secara tunai di dalam suatu organisasi
perusahaan yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media,
prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi
yang penting, memberi sinyal kepada management dan menyediakan suatu dasar informasi
pembelian untuk pengambilan keputusan yang cerdik.
Dalam sistem pembelian terdapat 2 kegiatan utama yaitu kegiatan pembelian dan kegiatan
penerimaan barang yang dibeli.
Fungsi pembelian dalam suatu perusahaan meliputi :
Pembelian barang dagangan, bahan baku, bahan penolong, suku cadang, dan berbagai
supplies seperti supplies kantor,dll.
Dalam pembahasan kali ini, siklus pembelian terdiri atas :
Dalam prosedur ini fungsi pembelian mengirimkan surat order pembetian kepada
pemasok yang dipilih dan memberitahukan kepada unit-unit organisasi lain dalam
perusahaan, mengenai order pembelian yang sudah dikeluarkan oleh perusahaan.
Prosedur penerimaan barang
Dalam prosedur ini fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan mengenai jenis, kualitas
dan mutu barang yang diterima dari pemasok, dan kemudian membuat laporan penerimaan
barang untuk menyatakan peneriinaan barang dari pemasok tersebut.
Prosedur pencatatan utang
Dalam prosedur ini fungsi akuntansi memriksa dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan pembelian dan menyelenggarakan pencatatan utang atau mengarsipkan dokumen
sumber sebagai catatan utang.
Prosedur distribusi pembelian
Prosedur ini meliputi distribusi rekening yang di debit dari transaksi pembelian untuk
kepentingan pembuatan laporan manajemen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang
budiman pada umumnya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil dari kegagalan dari suatu sistem dapat merusak seluruh komponen yang telah
dirancangkan dalam sebuah perusahaan, misalnya dari segi peralatan, yakni bisa merusak,
membuat rasa tidak nyaman, boros dan mahal dari nominalnya. Oeh sebab itu diperlukan
suatu sistem maupun strategi yang baik dalam suatu perusahaan untuk mencapai kualitas
yang tinggi pada perusahaan, seperti strategi pemeliharaan dan keandalan yang akan
melindungi kinerja dan investasi perusahaan. Setiap manajer harus menghindari hasil yang
tidak diinginkan dari kegagalan yang menjadi resiko dalam perusahaan.
B. Tujuan Penulisan
Kegagalan mesin dan produk dapat memiliki dampak yang sangat luas pada operasi,
reputasi dan keuntungan organisasi. Para manajer sebaiknya membuat rancangan yang baik
dalam mekanisme perusahaan, seperti memperhatikan seluruh keadaan teknologi yang
menjadi penggerak dalam menciptakan suatu produk yang berkualitas, sehingga tidak ada
yang mengalami kerusakan total yang berdampak pada produk. Teknik pemeliharaan dan
keandalan ini menjadi strategi yang sangat penting dalam menganalisis peralatan maupun
teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, agar para manajer dapat meninjau dan
mengantisipasi risiko peralatan yang akan terjadi, sehingga dapat membuat suatu keputusan
antisipasi dan tidak terlalu berakibat fatal kepada para pekerja.
C. Perumusan Masalah
Dari makalah ini, muncullah beberapa permasalahan dalam sistem pemeliharaan dan
keandalan di perusahaan yang akan dibahas melalui analisa kasus berikut :
a. Apa itu pemeliharaan?
b. Konsep keandalan
Pemeliharaan
Setelah perusahaan memiliki calon untuk pemeliharaan pencegahan, perlu ditentukan kapan
dilakukan pemelihararaan pencegahan yang ekonomis. Pada sisi lain, biaya pemeliharaan
pencegahan bisa sangat insidential sehingga pemeliharaan pencegahan layak dilakukan hanya
jika didistribusi MTBF (waktu rata-rata antara kegagalan) agak landai. Dalam setiap pristiwa,
konsisten dengan praktik pengayaan pekerjaan, operator mesin harus bertanggung jawab pada
pemeliharaan pencegahan peralatan dan perkakas mereka sendiri. Dengan teknik pelaporan
yang baik, perusahaan dapat menjaga arsip proses, mesin, atau peralatan individu. Arsip
seperti itu dapat menyediakan profil yang berisi baik jenis pemeliharaan yang diperlukan
maupun waktu pemeliharaan yang dibutuhkan.
Karena keandalan dan pemeliharaan pencegahan jarang yang sempurna, maka
kebanyakan perusahaan memiliki beberapa tingkatan kemampuan perbaikan. Memperbesar
atau meningkatkan fasilitas pemeliharaan dapat menjadikan sistem bekerja secara lebih cepat.
Sebuah fasilitas pemeliharaan yang baik memerlukan enam fitur berikut :
Keandalan yaitu ,Sistem terdiri atas serangkaian komponen yang saling berhubungan,
dan bekerja secara spesifik, sehingga apabila satu komponen gagal dilaksanakan, maka
sistem secara keseluruhan akan menjadi gagal terlaksana. Keandalan merupakan peluang
sebuah komponen mesin atau produk akan bekerja secara baik untuk waktu tertentu di bawah
kondisi tertentu,
Dasar pemikiran konsep analisa keandalan adalah bertolak dari pemikiran layak atau
tidaknya suatu sistem melakukan fungsinya. Keandalan / Reliability dapat didefinisikan
sebagai nilai probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan sukses menjalani
fungsinya, dalam jangka waktu dan kondisi operasi tertentu. Keandalan dapat dirumuskan
sebagai integral dari distribusi probabilitas suksesnya operasi suatu komponen atau sistem,
sejak waktu mulai beroperasi (switch on) sampai dengan terjadinya kegagalan (failure)
pertama
Dalam masa kerjanya, suatu komponen atau sistem mengalami berbagai kerusakan.
Kerusakan – kerusakan tersebut akan berdampak pada performa kerja dan efisiensinya.
Kerusakan – kerusakan tersebut apabila dilihat secara temporer, maka ia memiliki suatu laju
tertentu yang berubah – ubah. Laju kerusakan (failure rate) dari suatu komponen atau sistem
merupakan dinamic object dan mempunyai performa yang berubah terhadap waktu t ( sec,
min, hour, day, week, month and year). Keandalan komponen / mesin erat kaitannya dengan
laju kerusakan tiap satuan waktu. Hubungan antara kedua hal tersebut ditunjukan apabila
pada saat t = 0 dioperasikan sebuah komponen kemudian diamati banyaknya kerusakan pada
komponen tersebut maka akan didapat bentuk kurva seperti pada gambar berikut:
Grafik diatas, yang sering disebut sebagai Bathtub Curve, terbagi menjadi tiga daerah
kerusakan, ketiga daerah tersebut adalah:
Daerah ini adalah periode permulaan beroperasinya suatu komponen atau sistem yang masih
baru (sehingga reliability – nya masih 100% ), dengan periode waktu yang pendek. Pada
kurva ditunjukan bahwa laju kerusakan yang awalnya tinggi kemudian menurun dengan
bertambahnya waktu, atau diistilahkan sebagai Decreasing Failure Rate (DFR). Kerusakan
yang terjadi umumnya disebabkan karena proses manufacturing atau fabrikasi yang kurang
sempurna.
Periode ini mempunyai laju kerusakan yang paling rendah dan hampir konstan, yang disebut
Constant Failure Rate (CFR). Kerusakan yang terjadi bersifat random dan dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan. Ini adalah periode dimana sebagian besar umur pakai komponen atau
sistem berada. Dalam analisa, tingkat kehandalan sistem diasumsikan berada pada periode
Useful life time, dimana failure rate - nya konstan terhadap waktu. Asumsi ini digunakan
karena pada periode early life time, tidak dapat ditentukan apakah sistem tersebut sudah
bekerja sesuai dengan standar yang ditentukan atau belum. Sedangkan pada periode wear out
time, tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi failure.Pada periode useful life time, dimana
failure rate - nya adalah konstan, persamaan reliability yang digunakan
Periode ini adalah periode akhir masa pakai komponen atau sistem. Pada periode ini, laju
kerusakan naik dengan cepat dengan bertambahnya waktu, yang disebut dengan istilah
Increasing Failure Rate (IFR). Periode ini berakhir saat reliability komponen atau sistem ini
mendekati nol, dimana kerusakan yang terjadi sudah sangat parah dan tidak dapat diperbaiki
kembali.
C. Jenis-Jenis Pemeliharaan
Hanya ada satu jenis pemeliharaan tak terencana yaitu pemeliharaan darurat atau
breakdown/emergency. Dikenal sebagai jenis pemeliharaan yang paling tua. Aktivitas
pemeliharaan jenis ini adalah mudah untuk dipahami semua orang. Jenis pemeliharaan ini
mengijinkan peralatan-peralatan untuk beroperasi hingga rusak total (fail). Kegiatan ini tidak
bisa ditentukan / direncanakan sebelumnya, maka aktivitas ini juga dikenal dengan sebutan
unschedule maintenance. Ciri-ciri jenis pemeliharaan ini adalah alat-alat mesin dioperasikan
sampai rusak dan ketika rusak barulah tenaga kerja dikerahkan untuk memperbaiki dengan
cara ‘penggantian’.
Keuntungan pemeliharaan jenis ini hanya satu yaitu mudah dilaksanakan dan tidak perlu
melakukan perencanaan pemeliharaan.
Kelemahannya :
Karena tidak bisa diketahui kapan akan terjadi breakdown, maka jika waktu
breakdown adalah pada saat-saat periode produksi maksimal, maka akan
mengakibatkan tidak tercapainya target produksi pada periode ini.
Jika suku cadang untuk perbaikan ternyata sukar untuk dipenuhi berarti
dibutuhkan waktu tambahan untuk membeli atau memperoleh dengan cara lain
suku cadang tersebut.
Karena kegiatan ini sifatnya mendadak, dalam tugasnya bagian pemeliharaan
bekerja dibawah tekanan bagian produksi yang akan berakibat :
rendahnya efisiensi dan efektifias pekerja
tidak optimalnya mutu hasil pekerjaan perbaikan / pemeliharaan
biaya relatif lebih besar.
Preventive Maintenance
Preventive Maintenance (PM) adalah deteksi dan tindakan secara cepat pada ketidaknormalan
peralatan sebelum mengakibatkan kerusakan atau kerugian. Dua aktivitas dasar pada PM
adalah:
Preventive Maintenance adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk menjaga setiap
alat/komponen berjalan sesuai dengan kondisi yang diharapkan, melalui pemeriksaan, deteksi
dan pencegahan kerusakan total yang tiba-tiba (breakdown). Lalu mengapa semua peralatan
(mesin) tidak dijalankan atau dioperasikan saja sampai rusak ? kemudian baru diperbaiki.
Jawabnya adalah bahwa kerusakan itu dapat terjadi kapan saja (unpredictable) bisa saja
terjadi pada waktu yang sangat tidak menguntungkan, mungkin juga mengakibatkan
timbulnya korban pada pekerjanya, membuat peralatan menjadi cepat aus, mengurangi
produksi, dan yang jelas menjadikan biaya perbaikan relatif lebih mahal dibandingkan biaya
pemeliharaan.
Tetapi di lain pihak ada perusahaan-perusahaan yang terlalu khawatir dengan kegagalan-
kegagalan, sehingga melakukan terlalu banyak kegiatan pemeliharaan. Hal ini menimbulkan
masalah-masalah lain dan terjerumus ke dalam pemeliharaan yang berbiaya tinggi.
Keuntungan PM:
Kerugian :
Tipe pemeliharan jenis ini lebih maju dibanding dengan dua tipe sebelumnya. Ditandai
dengan menggunakan teknik-teknik mutakhir (advance scientific techniques) termasuk
statistik probabilitas untuk memaksimalkan waktu operasi dan menghilangkan pekerjaan-
pekerjaan yang tidak perlu. Predictive Maintenance dipakai hanya pada sistem-sistem yang
akan menimbulkan masalah-masalah serius jika terjadi kerusakan pada mesin atau pada
proses-proses yang berbahaya.
1. Persoalan Teknis
Tujuan yang akan dicapai dalam mengatasi persoalan teknis adalah untuk dapat menjaga
atau menjamin agar produksi pabrik dapat berjalan lancar.
Jadi dalam persoalan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki.
2. Persoalan Ekonomis
Persoalan ekonomis adalah persoalan yang menyangkut bagaimana usaha yang harus
dilakukan supaya kegiatan maintenance yang dibutuhkan secara teknis dapat efisien.
Jadi dalam persoalan ekonomis yang ditekankan adalah efisiensi, dengan memperhatikan
besarnya biaya yang terjadi, dan tentunya alternatif tindakan yang dipilih untuk dilaksanakan
adalah yang menguntungkan perusahaan. Adapapun biaya-biaya yang terdapat dalam
kegiatan maintenance adalah biaya-biaya pengecekan, dan penyetelan, biaya service, biaya
penyesuaian (adjustment) dan perbaikan/reperasi.
Pemilihan preventive maintenance secara teknis perlu dilakukan untuk menjamin kelancaran
bekerjanya suatu mesin atau peralatan tetapi secara ekomomis belum tentu yang terbaik.
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik/industry terdiri atas:
Sebagian dari biaya material handling yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja dan
biaya-biaya lainnya adalah kurang produktif dan tidak efisien, karena merupakan pemborosan
(inefisiensi). Sehingga perlu dilakukan usaha-usaha agar biaya material handling dapat
diperkecil.
a. Adanya kelambatan aliran atau jalannya bahan-bahan yang sedang atau akan
dikerjakan dalam proses produksi.
b. Sering di handle-nya hasil-hasil proses tambahan (by-product) dan barang-barang sisa
(srap) secara tidak efisien.
c. Sering dibutuhkannya waktu yang lama untuk memindahkan bahan-bahan atau
barang-barang di tempat-tempat pengiriman, penerimaan dan pemeriksaan atau
pengecekan, yang disebabkan karena tempat tersebut tidak diatur dengan baik.
d. Adanya pemborosan dalam meng-handle bahan-bahan di bagian pemeliharaan
(maintenance department), yang disebabkan kurangnya pengawasan langsung (direct
supervision) dalam menyusun barang-barang dan memindahkan bahan-bahan atau
barang-barang.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi atau memperkecil biaya material
handling
Biaya material handling dapat dikurangi atau diperkecil dengan memperhatiakan prinsip-
prinsip material handling:
a. Material handling harus dikurangi atau dihindari apabila mungkin dari semua pekerjaan
dalam pabrik.
b. Pekerjaan material handling yang tak dapat dihindarkan atau dikurangi harus
dimekanisasikan, seperti dengan menggunakan ban berjalan (conveyor) atau
forktruck/forklift.
c. Alat-alat handling harus dipilih berdasarkan pertimbangan ekonomi atau efisiensi dan
dapat berguna bagi kepentingan keseluruhan pabrik.
d. Alat-alat handling yang ada harus digunakan secara lebih efisien dalam pabrik.
e. Dalam mempersiapkan plant lay out baru atau memperbaiki layout yang ada, semua
pekerjaan material handling harus direncanakan dengan baik.
f. Sebelum memutuskan penggunaan suatu jenis peralatan handling yang mekanis, perlu
dibuatkan suatu analisis yang lengkap untuk dapat ditentukan jenis peralatan apa yang
paling sesuai dan paling ekonomis untuk pekerjaan tersebut.
g. Rencana untuk memperkenalkan peralatan handling atau membuat perubahan atas
peralatan-peralatan yang ada haruslah dibicarakan, dan diterima oleh semua pihak yang
berkepentingan beserta usul-usul sebelum penerapan dilakukan.
Dalam masalah material handling ini perlu pula diperhatikan dan dipertimbangkan bahwa:
a. Uang yang dikeluarkan untuk pemindahan/handling bahan akan hilang untuk selama-
lamanya, sedang uang yang dikeluarkan untuk membeli alat-alat handling (handling
devices) yang digunakan akan kembali dalam bentuk saving.
b. Penyelidikan perlu dilakukan untuk memungkinkan diadakannya perbaikan guna
mengurangi pemborosan dalam biaya material handling.
1. Product design, dimana produk yang direncanakan haruslah dibuat sedemikian rupa
sehingga mudah diangkut atau dipindahkan.
2. Plant lay out, dimana bagian-bagian dan peralatan haruslah diatur agar supaya
pemindahan bahan-bahan/barang-barang dalam proses dapat berjalan dengan lancar,
sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan waktu material handling.
3. Production planning, di mana urutan-urutan proses produksi haruslah diatur sedmikian
rupa sehingga pemindahan bahan-bahannya mudah dilaksanakan.
4. Pengepakan (packaging) haruslah memperhatikan agar handling-nya mudah, dimana
bungkusan atau pakannya mudah diangkut atau dipindahkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemeliharaam dan keandalan yang baik akan menghasilkan kualitas perawatan
peralatan / mesin yang tinggi, sehingga dapat bertahan lebih dari umur yang diperkirakan
sebelumnya. Peralatan yang andal dan terpelihara tidak hanya memberikan utilisasi yang
tinggi tetapi juga meningkatkan kualitas dan kinerja penjadwalan. Para manajer operasi
memusatkan perhatian untuk memperbaiki desain dan mencadangkan komponen untuk
meningkatkan keandalan. Karyawan yang terlatih dengan baik dan diberdayakan,
memastikan adanya sistem yang andal melalui penggunaan pemeliharaan pencegahan
B. Saran
Peningkatan kualitas mesin atau peralatan produksi dapat dicapai, apabila para
manajer dapat menciptakan suatu kebijakan dalam membuat teknik pemeliharaan dan
keandalan yang baik. Sehingga, dengan adanya kebijakan tersebut, biaya risiko kerusakan
dapat diminimalisirkan dari biaya awal yang telah disediakan.