Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam suatu perusahaan persediaan merupakan salah satu aktiva lancar yang

sangat berpengaruh pada laporan keuangan suatu perusahaan. Bagi perusahaan

manufaktur yang kegiatan utama adalah membeli bahan baku, memproduksi

barang dan menjualnya, maka persediaan barang merupakan unsur yang penting

karena sumber penghasilan utama bagi perusahaan tersebut adalah penjualan

barang jadi hasil produksi perusahaan. Persediaan memiliki arti yang sangat

strategis bagi. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa hampir pada semua

perusahaan, persediaan merupakan harta milik perusahaan yang cukup besar atau

bahkan terbesar jika dibandingkan dengan harta lancar lainnya. Dan persediaan

juga merupakan elemen yang paling banyak menggunakan sumber keuangan

perusahaan yang perlu disediakan agar perusahaan dapat beroperasi secara layak

sebagaimana mestinya.

Nilai persediaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu kuantitas dan harga pokok

dari persediaan tersebut. Kuantitas persediaan barang dagang dapat diketahui

dengan melakukan perhitungan fisik atau melalui catatan dari kartu persediaan.

Dalam hal ini disesuaikan dengan pencatatan yang dipakai oleh perusahaan.

Sedangkan harga pokok persediaan dapat diketahui dengan menghitungnya

berdasarkan metode penilaian persediaan. Perusahaan dituntut untuk konsisten

dalam pencatatan dan penilaian persediaan barang dagang, agar penyajian dalam

neraca dan laporan laba rugi dicatat sebesar nilai realisasi bersih.
Dalam laporan keuangan, persediaan barang akan disajikan baik itu neraca

maupun dilaporan laba rugi. Persediaan barang yang tercantum pada neraca

mencerminkan nilai barang yang ada pada tanggal neraca, sedangkan persediaan

barang yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok penjualan) akan

tercantum pada laporan laba rugi. Agar nilai persediaan barang dagang dapat

dicatat sebesar nilai realisasi bersih, maka perusahaan perlu melakukan penilaian

terhadap persediaan barang. Persediaan juga mempunyai aspek ganda yaitu

disajikan dalam bentuk neraca atau merupakan persediaan neraca sebagai aktiva

perusahaan juga disajikan dalam penghitungan laba rugi sebagai elemen pokok.

Oleh karena itu kesalahan dalam menentukan nilai persediaan, bukan saja akan

mengakibatkan kesalahan dalam pos neraca, akan tetapi juga dalam pos laba rugi

perusahaan baik untuk periode sekarang maupun untuk periode selanjutnya. Dan

pada akhirnya, pembaca laporan keuangan tersebut akan keliru atau salah dalam

menafsirkan keadaan posisi keuangan perusahaan tersebut.

Menurut Rudianto (2020), persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan

baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk

dijual kembali atau diproses lebih lanjut. Persediaan merupakan bagian dari asset

perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan

pencurian ataupun penyalagunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan

menjadi salah satu hal penting bagi Perusahaan

Menurut Assauri (2019) Pengelolaan Persediaan adalah kegiatan dari

urutan kegiatan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam seluruh proses

operasi perusahaan. Pengelolaan Persediaan secara umum, merupakan salah satu


bagian penting diperusahaan dimana berfungsi untuk mengontrol persediaan yang

dimiliki oleh suatu perusahaan. Kegiatan yang selalu dilakukan dalam

pengelolaan persediaan dimulai dari cara mendapatkan persediaan,

menyimpannya sampai persediaan barang tersebut dapat terjual. Proses dalam

mengatur persediaan barang ini tidaklah mudah, salah satu asset perusahaan yang

perperan penting dengan tingkatan penjualan, jika terjadi masalah tentang

persediaan akan langsung berpengaruh pada kerugian bisnis

PT Inovasi Gemilang Cempaka merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang manufaktur. Dengan beberapa jenis persediaan yang dimiliki

perusahaan, maka diperlukan suatu sistem penilaian persediaan yang baik agar

dapat diketahui berapa jumlah persediaan barang yang dimiliki dan serta

mencegah agar persediaan tidak menumpuk digudang. Persediaan sangat rentan

terhadap kerusakan, pengendalian intern bertujuan melindungi harta perusahaan

dan juga memberi informasi mengenai persediaan lebih dapat dipercaya.

Pengendalian intern persediaan dapat dilakukan dengan melakukan tindakan

pengamanan untuk mencegah terjadinya kerusakan, pencurian maupun tindakan

penyimpangan lainnya. PT Inovasi Gemilang Cempaka menggunakan sistem

persediaan dalam menjalankan operasional perusahaan agar proses produksi

barang berjalan dengan lancar. Mengingat bahwa persediaan sangat penting bagi

perusahaan dalam mencapai efisien dan efektifitas, maka penulis tertarik untuk

mengangkat hal tersebut dengan judul “Pengelolaan Persediaan berbasis excel

Pada PT Inovasi Gemilang Cempaka”.


1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah pada

penelitian ini diantaranya PT Inovasi Gemilang Cempaka belum pemiliki

pengeloaan persediaan yang sesuai dan memadai tentang pengelolaan persediaan

dan terdapat selisih antara barang dan pembukuan pencatatan.

1.3 Rumusan masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam

penelitain ini diantaranya :

1. Bagaimana gambaran pengelolaan persediaan pada PT Inovasi Gemilang

Cempaka?

2. Bagaiamana pencatatan persediaan berbasis excel pada PT Inovasi Gemilang

Cempaka?

1.4 Tujuan penelitian


Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah di atas maka tujuan

penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui gambaran Pengelolaan persediaan berbasis microsoft

excel pada PT Inovasi Gemilang Cempaka

2. Untuk mengetahui pencatatan berbasis excel pada PT Inovasi Gemilang

Cempaka
1.5 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian yang masih berupa konsep-konsep, memerlukan

pengembangan lebih lanjut, sebagai kegunaan tidak langsung. Untuk manfaat

teoritis dalam penelitian ini adalah Mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi dalam bidang akuntansi khususnya yang berkaitan dengan

pengelolaan persediaan

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis adalah manfaat dari penelitian yang akan kita lakukan yang

dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari secara langsung. Manfaat

tersebut ditujukan bagi:

a. Bagi mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami aktivitas pengelolaan persedian yang

dilakukan oleh perusahaan. Mulai dari proses masuk dan keluarnya barang

persediaan

b. Bagi Perusahaan

Peneliti mengharapkan dengan adanya penelitian ini dapat berguna bagi

perusahaan guna meningkatkan kualitas pengelolaan persediaan dan

pencatatan persediaan dan dapat mengendalikan persediaan sesuai dengan

prosedur.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Persediaan
Pada setiap tingkat perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan

menengah ataupun perusahaan besar. Persediaan sangat penting bagi

kelangsungan hidup perusahaan, perusahaan harus mampu memperbaiki jumlah

persediaan yang dimilikinya. Persediaan yang dimiliki perusahaan tidak boleh

terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya

yang akan dikeluarkan untuk persediaan tersebut.

Istilah persediaan (inventory) digunakan untuk menyatakan barang yang di

miliki untuk di jual dalam kegiatan normal perusahaan. Persediaan adalah

“aktiva” :

1. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.

2. dalam proses produksi dan ataudalam perjalanan.

3. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa ”(Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan Nomor 14 tentang Persediaan).

Investasi modal dalam aktiva lancar yang paling besar adalah pada

persediaan, adanya persediaan barang sebagai elemen utama dari modal kerja

merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dan secara terus menerus

mengalami perubahan, oleh karena itu investasi dalam persediaan adalah suatu

bentuk investasi yang adanya dipentingkan oleh perusahaan.

Untuk lebih mengetahui pengertian persediaan secara mendalam berikut ini

definisi persediaan menurut para ahli ;


Menurut Rudianto (2020), persediaan adalah sejumlah barang jadi, bahan

baku, dan barang dalam proses yang dimiliki perusahaan dengan tujuan untuk

dijual kembali atau diproses lebih lanjut. Persediaan merupakan bagian dari aset

perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup material dan rawan oleh tindakan

pencurian ataupun penyalagunaan. Oleh karena itu, biasanya akun persediaan

menjadi salah satu hal penting bagi Perusahaan

Menurut Sartono (2019) Persediaan pada umumnya merupakan salah satu

jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Hal ini

mudah di pahami karena persediaan merupakan factor penting dalam menentukan

kelancaran operasi perusahaan. Ditinjau dari segi neraca persediaan adalah

barang-barang atau bahan yang masih tersisa pada tanggal neraca, atau barang-

barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal

perusahaan.

Menurut Kasmir (2018) Persediaan merupakan sejumlah barang yang

disimpan oleh perusahaan dalam suatu tempat atau gudang. Persediaan merupakan

cadangan perusahaan untuk proses produksi atau penjualan pada saat dibutuhkan.

Menurut exandri (2019) Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-

barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha

tertentu.

Menurut Kieso (2015) Persediaan merupakan pos-pos yang dimiliki oleh

perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan

digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Persediaan

dalam perusahaan dagang adalah barang-barang yang dibeli oleh perusahaan


dengan tujuan untuk dijual kembali dengan tanpa mengubah bentuk dan kualitas

barang, atau dapat dikatakan tidak ada proses produksi sejak barang dibeli sampai

dijual kembali oleh perusahaan.

Berdasarkan definisi diatas maka peneliti mendefinisikan bahwa

pengertian persediaan adalah suatu jenis aktiva yang cukup penting, yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan

industri dan persediaan digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Persediaan pada umumnya, meliputi jenis barang yang cukup berarti dari seluruh

aktiva usaha dagang. Di samping itu transaksi yang berhubungan dengan

persediaan merupakan aktivitas yang sering terjadi. Tanpa suatu persediaan, para

pengusaha dagang dihadapkan pada suatu resiko, yaitu pada suatu waktu tidak

dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan yang meminta barang.

Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa para pengusaha dagang

tersebut kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya

mereka dapatkan. Jadi inilah yang menjadi beberapa alasan utama setiap pedagang

harus memiliki persediaan barang dagangnya dengan batas wajar sesuai dengan

beberapa faktor acuan, persediaan yang berlebihan dapat menimbulkan kerugian

bagi pedagang.

Fungsi fungsi persediaan menurut Heizer (2017) Fungsi persediaan untuk

memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang

diantisipasi, dan menghindari perusahaan dari fluktuasi permintaan konsumen

tersebut.
Fungsi Persediaan Dahira (2020), “persediaan dapat memiliki berbagai

fungsi yang menambah fleksibilitas operasi toko. Keempat fungsi persediaan

adalah sebagai berikut :

1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan

pelanggan yang diantisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi

permintaan.

2. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karena pembelian dalam

jumlah besar dapat menurunkan biaya pengiriman barang.

3. Untuk menghindari dari kekurangan stok yang sewaktu – waktu dapat terjadi.

4. Untuk melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga

2.2 Pengelolaan persediaan


Definisi pengelolaan persediaan menurut Herjanto (2019) salah satu aset

penting dalam perusahaan karena mempunyai nilai yang cukup besar dan

mempunyai pengaruh terhadap besar kecilnya biaya operasi, perencanaan dan

pengendalian persediaan. Menurut Keown (2019), menerangkan bahwa

pengelolaan persediaan adalah pengontrolan asset digunakan dalam proses

pengelolaan produk-produk atau barang dagang yang akan dijual dengan jalan

normal dalam operasi perusahaan.

Pengelolaan persediaan barang merupakan salah satu faktor yang berperan

dalam meningkatkan keuntungan pada suatu perusahaan, karena tanpa adanya

pengelolaan persediaan yang baik maka perusahaan tidak akan mengetahui kapan

akan memesan dan mengeluarkan barang. Pengelolaan Persediaan adalah suatu

tindakan seorang pengusaha untuk menjaga agar persediaan tetap stabil. Adapun

tujuan dikelolanya persediaan barang dagang antara lain ; menjaga jangan sampai
persediaan habis, menjaga jangan sampai mengecewakan konsumen, menjaga

agar jangan sampai jumlah persediaan barang berlebihan.

Dalam perusahaan dagang, sebagian besar kekayaan perusahaan pada

umumnya tertanam dalam persediaan. Oleh karena itu pengelolaannya harus

dilakukan dengan system dan prosedur yang memadai. Pengelolaan persediaan

dalam perusahaan dagang didukung dengan prosedur penerimaan, penyimpanan,

pengeluaran dan prosedur pencatatan.

2.3 Prosedur penerimaan barang persediaan


Menurut Mulyadi (2016) Dalam perusahaan dagang, barang dagangan

yang diterima berasal dari transaksi pembelian. Transaksi pembelian dilakukan

oleh bagian pembelian berdasarkan surat permintaan pembelian, artinya tidak ada

transaksi pembelian barang tanpa permintaan pembelian dari bagian yang

membutuhkan barang yang bersangkutan. Permintaan pembelian barang dagangan

dibuat oleh bagian penjualan atau bagian gudang. Bagian gudang berada dibawah

pengawasan bagian penjualan.

Barang yang dikirimkan oleh pemasok (penjual) sesuai dengan surat order

pembelian, diterima oleh bagian penerimaan barang. Kegiatan yang dilakukan

bagian penerimaan barang meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pemeriksaan terhadap kecocokan data pengirim, artinya apakah surat

pengantar barang yang dikeluarkan oleh pemasok dengan alamat yang sesuai

dengan alamat yang tercantum dalam surat order pembelian.

2. Pemeriksaan terhadap fisik barang, meliputi spesifikasi barang (nama, jenis,

type, ukuran) pemeriksaan kualitas dan kondisi barang.


3. Membuat laporan penerimaan barang yang memuat informasi hasil

pemeriksaan yang benar-benar dilakukan.

Bagian penerimaan menyerahkan laporan penerimaan barang kepada

bagian pembelian, sebagai informasi bahwa barang sudah diterima, dan untuk

diperiksa kecocokannya dengan order pembelian. Sementara tembusan laporan

penerimaan barang beserta barang yang bersangkutan di serahkan kepada bagian

gudang.

Gambar 2.1 Prosedur penerimaan barang

2.4 Prosedur penyimpanan dan penyaluran barang persediaan


Menurut Mulyadi (2016), Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan

pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan barang persediaan dalam gudang

atau ruang penyimpanan. Sedangkan penyaluran adalah kegiatan melakukan

pengiriman barang dari gudang unit ke unit satuan kerja pemakai barang.
Di dalam pengelolaan persediaan, prosedur penyimpanan dan penyaluran

barang memiliki peran penting karena akan berdampak pada bagaimana

pengambilan kebijakan persediaan perusahaan selanjutnya, apakah akan

meningkatkan persediaan atau tidak. Dalam hubungannya dengan pengamanan

persediaan barang, yang harus dilakukan bagian gudang sebagai berikut :

1. Menyiapkan tempat untuk menyimpan barang yang akan diterima dengan

memperhatikan sifat barang (mudah rusak, tahan lama, kepekaan terhadap

suhu udara, dst). Kemudian kegiatan dilakukan setelah menerima tembusan

SOP pembelian dari bagian pembelian.

2. Menerima barang beserta tembusan laporan penerimaan barang dari bagian

penerimaan, kemudian mengecek data laporan penerimaan barang dengan

tembusan surat order pembelian.

3. Menyimpan barang dengan penataan yang baik dan dengan memperhatikan

urutan keluar masuknya persediaan barang.

4. Mengeluarkan barang sesuai dengan alat bukti permintaan dan pengeluaran

barang artinya tidak ada pengeluaran barang tanpa alat bukti permintaan dan

pengeluaran barang.

5. Mencatat kuantitas dan kualitas barang yang diterima atau dikeluarkan dalam

kartu Gudang

2.5 Metode Pencatatan persediaan Barang (PSAK 14)


Metode yang dapat digunakan dalam kaitannya dengan pencatatan

persediaan barang adalah :

1. Metode Fisik (Periodik)


Dalam metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang

yang masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan

persediaan (stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah

barang yang masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya.

Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam

buku-buku, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian.

Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok

penjualan tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Perhitungan harga pokok

penjualan dilakukan dengan cara sbb :

Persediaan barang awal Rp XXX

Pembelian (neto) Rp XXX (+)

Tersedia untuk dijual Rp XXX

Persediaan barang akhir Rp XXX (-)

Harga pokok penjualan RpXXX

Permasalahan yang timbul bila digunakan metode fisik adalah jika

diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek misalnya bulanan,

yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila

barang yang dimiliki jenis dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik

akan memakan waktu lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan

terlambat. Dengan tidak diikuti mutasi persediaan dalam buku, menjadikan

metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun

pada waktu melakukan pencatatan.

Tabel 2.1 Contoh Jurnal Trasaksi Metode Periodik


Transaksi Penjualan Tunai
Kas (D) xxx
Penjualan (K) xxx
Transaksi Penjualan Kredit
Piutang Dagang (D) xxx
Penjualan (K) xxx
Transaksi Retur penjualan
Retur Penjualan(D) xxx
Piutang usaha (K) xxx
Transaksi Pembelian
Pembelian(D) xxx
Kas(K) xxx
Transaksi Retur pembelian
Kas (D) xxx
Retur Pembelian (K) xxx
Transaksi akhir periode
Hpp (D) xxx
Persediaan (K) xxx
Hpp (D) xxx
Pembelian (K) xxx
Persediaan (D) xxx
Hpp (K) xxx
Sumber : Darul Fahmi (2014)

2. Metode Buku (Perpetual)

Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening

sendiri sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam

buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam

buku besar. Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan

dalam rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu

dapat diketahui dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan.

Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan

laporan rugi laba jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan

perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun

neraca dan laporan rugi laba dapat segera disusun tanpa mengadakan
perhitungan fisik atas barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu

diadakan pengecekan apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan

jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah persediaan

antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaan dapat

diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu. Apakah

selisih itu normal dalam arti susut atau rusak, ataukah tidak normal, yaitu

diselewengkan. Selisih yang terjadi akan dicatat dalam rekening selisih

persediaan dan rekening lawannya adalah rekening persediaan barang. Bila

jumlah gudang lebih kecil dibandingkan dengan saldo rekening persediaan

maka rekening persediaan dikurangi, dan sebaliknya (Noviani, 2020, p. 26)

Tabel 2.2 Contoh Jurnal Transaksi Perpektual


No Akun Debet Kredit
Trasaksi Pembelian secara kredit
1 Persediaan barang dagang x.xxx.xxx
Utang dagang x.xxx.xxx
Transaksi penjualan seacara kredit
2 Piutang dagang x.xxx.xxx
Penjualan x.xxx.xxx
Harga Pokok penjualan x.xxx.xxx
Persediaan barang dagang x.xxx.xxx
Transaksi retur penjualan
3 Retur penjualan x.xxx.xxx
Persediaan x.xxx.xxx
Piutang usaha x.xxx.xxx
HPP x.xxx.xxx
Retur Pembelian
4 Utang usaha x.xxx.xxx
Persediaan x.xxx.xxx
Sumber : Darul Fahmi (2014)
2.6 Metode harga pokok persediaan Barang
Untuk dapat menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok

persediaan akhir dapat digunakan berbagai cara, diantaranya yaitu :

a. Metode identifikasi khusus : Didasarkan pada anggapan bahwa arus barang

harus sama dengan arus biaya, sehingga perlu dipisahkan tiap-tiap jenis

barang berdasarkan harga pokoknya dan untuk masing-masing kelompok

dibuatkan kartu persediaan sendiri sehingga masing-masing harga pokok

bisa diketahui.

b. Metode masuk pertama keluar pertama (FIFO) : Harga pokok persediaan

dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau

pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga

pokok yang paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya.

c. Rata-rata tertimbang : Barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan

dibebani harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah

harga perolehan.

d. Masuk terakhir keluar pertama (LIFO) : Barang-barang yang dikeluarkan

dari gudang akan dibebani harga pokok pembelian yang terakhir disusul

dengan yang masuk sebelumnya. Persediaan akan dihargai dengan harga

pokok pembelian yang pertama dan berikutnya.

e. Persediaan besi (minimum) : Persediaan minimum dianggap sebagai elemen

yang harus selalu tetap, sehingga dinilai dengan harga pokok yang tetap.

Harga pokok untuk persediaan besi (minimum) biasanya diambil dari

pengalaman yang lalu dimana harga pokok itu nilainya rendah.


f. Biaya standar (standard cost) : Persediaan barang dinilai dengan biaya

standar yaitu biaya-biaya yang seharusnya terjadi. Biaya ini ditentukan

sebelum proses produksi dimulai, untuk bahan baku, upah langsung dan

biaya produksi tidak langsung. Apabila terdapat perbedaan antara biaya-

biaya yang sesungguhnya terjadi dengan biaya standarnya. Perbedaan ini

akan dicatat sebagai selisih.

g. Harga pokok rata-rata sederhana (simple average): Harga pokok persediaan

ditentukan dengan menghitung rata-ratanya tanpa memperhatikan jumlah

barangnya. Apabila jumlah barang yang dibeli berbeda-beda maka metode

ini tidak menghasilkan harga pokok yang dapat mewakili seluruh

persediaan.

h. Harga beli terakhir (latest purchase price) : Persediaan barang yang ada

pada akhir periode dinilai dengan harga pokok pembelian terakhir tanpa

mempertimbangkan apakah jumlah persediaan yang ada melebihi jumlah

yang dibeli terakhir.

i. Metode nilai penjualan relatif : Metode ini dipakai untuk mengalokasikan

biaya bersama (joint cost) kepada masing-masing produk yang dihasilkan

atau dibeli. Pembagian biaya bersama dilakukan berdasarkan nilai penjualan

relatif dari masing-masing penjualan tersebut.

j. Metode biaya variabel (direct cost) : Dalam metode ini harga pokok

produksi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan hanya dibebani

dengan biaya produksi yang variabel yaitu bahan baku, upah langsung dan

biaya produksi yang variabel. Biaya produksi tidak langsung yang tetap
akan dibebankan sebagai biaya dalam metode yang bersangkutan dan tidak

ditunda dalam persediaan (Sahla, 2020, p. 35)

2.7 Sistem perhitungan fisik Barang


Sistem perhitungan fisik adalah menghitung jumlah fisik barang yang ada

atau aktual nya barang tersebut

1. Deskripsi Kegiatan, sistem penghitungan fisik persediaan pada umumnya

digunakan oleh perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang

disimpan di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta

pertanggungjawaban bagian gudang mengenai pelaksanaan fungsi

penyimpanan, dan pertanggungjawaban bagian kartu persediaan mengenai

keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya, serta untuk

melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan persediaan di bagian

kartu persediaan.

2. Dokumen, dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan

membukukan hasil penghitungan fisik persediaan adalah : Kartu

penghitungan fisik (inventory tag), daftar hasil penghitungan fisik (inventory

summary sheet), bukti memorial.

3. Catatan akuntansi, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem

penghitungan fisik adalah : Kartu persediaan, kartu gudang, jurnal umum.

(Noviani, 2020, p. 27)


2.8 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.14 (PSAK No.14) tentang
Persediaan
PSAK adalah standar yang harus diikuti dalam pencatatan dan pelaporan

akuntansi di Indonesia. PSAK ini merupakan aturan-aturan yang harus ditaati oleh

para akuntan agar pelaporan akuntansi di Indonesia ini menjadi lebih efektif.

1. Persediaan

Ikatan Akuntansi Indonesia mengkhususkan pernyataannya mengenai

persediaan dalam PSAK No. 14. Ini terdiri dari bagian pendahuluan,

penjelasan dan mengungkapkan mengenai persediaan barang dagangan.

2. Pendahuluan

PSAK No.14 bagian pendahuluan memuat tentang tujuan pernyataan, ruang

lingkup pernyataan dan definisi persediaan. Pendahuluan ini terdiri dari

paragraf 1 sampai dengan paragraf 4

3. Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk

persediaan. Permasalahan pokok dalam akuntansi persediaan adalah

penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset dan perlakuan akuntansi

selanjutnya atas aset tersebut sampai pendapatan terkait diakui.

4. Ruang Lingkup

PSAK No.14 paragraf 2 menyatakan bahwa: pernyataan ini diterapkan

untuk seluruh persediaan, kecuali:

a. Pekerjaan dalam proses yang timbul dalam kontrak konstruksi,

termasuk kontrak jasa yang terkait langsung (lihat PSAK 34: Kontrak

Konstruksi);
b. Instrumen keuangan (lihat PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian

dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran);

c. Dikosongkan.
2.9 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
No Peneliti Tahun Judul Hasil
Pengelolaan Persediaan dan gudang
yang dilakukukan oleh perusahaan
merupakan hal yang penting dalam
pengambilan kebijakan terkait
dengan keuangan perusahaan Untuk
menganalisa Pengelolaan
Persediaan dan gudang dapat
menggunakan beberapa Pendekatan
Metode Pengelolaan Persediaan.
Obyek dalam artikel ini meliputi
Manajemen Persediaan dan gudang,
Pengelolaan
Faktor terkait Persediaan, Beban
Sulida persediaan dan
1 2022 yang diperlukan dalam mengelola
Erliyana gudang oleh
Persediaan dan gudang, Fungsi
perusahaan
Persediaan, serta berbagai Metode
Pendekatan Pengelolaan Persediaan
Perusahaan yang meliputi Economic
Order Quantity (EOQ), Material
Requirement Planning (MRP), Just
In Time (JIT), Safety Stock System,
dan Activity based costing (ABC).

Hasil dari penelitian ini adalah


sebuah sistem yang dapat
memudahkan Utomo Gypsum
Pembuatan dalam pencarian data, menghemat
Sistem waktu dalam input data, output data
Nur Informasi didapat secara cepat, tepat dan
Aristania, Pengelolaan akurat, mengelola persediaan barang
2 Indah 2017 Persediaan dan data proyek gypsum dan
Uly Barang Dan diharapkan memberikan output
Wardati Data Proyek informasi yang akan memudahkan
Gypsum Pada dalam mengetahui persediaan
Utomo Gypsum barang dan data proyek serta
membantu dalam pembuatan
laporan harian,bulanan, serta
tahunan
Hasil penelitian ini menunjukkah
bahwa penerapan metode EOQ
Analisis
merupakan salah satu cara yang
pengelolaan
dapat digunakan oleh perusahaan
persediaan
Anggy dalam mengelola persediaan barang
3 2019 barang dagang
Listiani dagang, metode ini dapat
untuk
mengefisienkan biaya pemesanan
mengoptimalka
dan biaya penyimpanan barang
n laba
sehingga laba perusahaan dapat
dioptimalkan
Hasil implementasi mengenai sistem
pencatatan persediaan berbasis
Macro Visual Basic for
Sistem Applications (VBA) Microsoft Excel
pencatatan pada SMA El Fitra yaitu Sistem
persediaan yang dirancang sangat memudahkan
seragam pekerjaan sehingga menjadi lebih
Nadiyah
berbasis visual efisien waktu, Proses pencatatan
4 Nur 2023
basic transaksi barang masuk dan keluar
Hasanah
application menjadi lebih mudah, rapi, dan
microsoft excel akurat, Dari segi pencarian dan
pada SMA El penglihatan, data persediaan stok
Fitra Bandung barang menjadi mudah diakses dan
dicari, Tingkat keamanan data
menjadi lebih terjamin dan tingkat
kehilangan data menjadi berkurang
Sumber : Google Scholer (2023)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Objek penelitian

PT Inovasi Gemilang Cempaka adalah perusahaan dagang yang menjual

berbagai macam cat warna, PT Inovasi Gemilang Cempaka berdiri pada Januari

2023. Yang beralamat Jln Pemda Tigaraka Bizpoint Modern Multi Business Point

Pergudangan, Sukamulya, Cikupa, Tangerang Regency, Banten

Visi Perusahaan

Untuk Menjadi Perusahaan Adhesiv Dan Kering Terkemuka Di Indonesia.

Misi Perusahaan

1. Memberikan Solusi terintegrasi yang tepat guna berorientasi kepada

peningkatan kepuasaan pelanggan

2. Memperkuat kompetensi sumber daya manusia yang terampil dan

bermotivasi tinggi

3. Membangun Koleksi Yang Kuat Dengan Mitra Kami Dan Masyarakat

4. Tempat Untuk Tumbuh Dan Memberikan Pekerjaan Terbaik Kami

3.2 Metode pengumpulan data

Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif menjelaskan terkait

tentang situasi dan hasil dari penelitian, Data yang dikumpulkan di tabulasi dan di

analisis dengan menggunakan metode deskriptif.

Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

diantaranya :
1. Observasi

Tahapan observasi langsung dilakukan dilapangan untuk menganalisis

situasi dan diambilnya sampel pendapatan peternakan untuk dianalisis.

Observasi yaitu metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan

berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi

tidak hanya mengukur sikap dari responden, namun juga dapat digunakan

untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi.

2. Wawancara

Menurut Saputra (2020:31) wawancara merupakan suatu kegiatan dalam

berinteraksi bahasa yang terjadi antara dua orang untuk mendapatkan

informasi. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Pada

tahapan ini narasumber yang dijadikan objek untuk wawancara adalah staff

keuangan.

3.3 Instrumen penelitian

Instrumen memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan mutu

suatu penelitian, karena validitas atau keshahihan data yang diperoleh akan sangat

ditentukan oleh kualitas atau validitas instrumen yang digunakan, disamping

prosedur pengumpulan data yang ditempuh.

1. Observasi

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 PT Inovasi Gemilang Cempaka sudah menerapkan
komputerisasi pada pencatatan persediaan
2 Gudang penyimpanan persediaan PT Inovasi Gemilang
Cempaka telah sesuai standar
3 Pencatatan persediaan cat dilakukan setiap bulannya dan
selalu disesuaikan dengan bukti fisik
4 Saat pencatatan terdapat kendala kendala yang terjadi salah
satunya barang yang hilang
5 PT Inovasi Gemilang Cempaka memiliki mitra khusus
6 Pesanan barang yang diterima oleh PT Inovasi Gemilang
Cempaka sesuai dengan pesanannya
7 Penjualan cat dilakukan sesuai prosedur
8 Sistem pencatatan persediaan telah sesuai dengan PSAK 14
9 Cat disusun dan ditata dengan baik di gudang PT Inovasi
Gemilang Cempaka
10 Cat terjaga dengan baik dan tidak pernah ada kehilangan
Sumber : Penulis (2023)

2. Wawancara

No Pertanyaan Jawaban
1 Bagaimana pencatatan persediaan cat?
Bagaimana sistem pengecekan barang pada saat
2
stock opname?
Bagaimana formulir serah terima barang dari
3
supplier ke PT. Inovasi Gemilang ?
4 Bagaimana sistem pencatatan persediaan?
Bagaimana sistem pemesanan barang kepada
5
supplier?
Apakah PT. Inovasi Gemilang menyimpan bukti
6
transaksi dengan lengkap ?
7 Bagaimana penjualan Cat kepada custumer ?
8 Bagaimana jika terjadi barang hilang ?
Apakah Cat PT. Inovasi Gemilang yang
9 didistribusikan kepada siswa sesuai dengan
ukuran ?
Apa saja yang menjadi kendala yang terjadi
10 dalam sistem pencatatan Cat ?

Sumber : Penulis (2023)

3.4 Metode Analisis data

Metode analisis data yang menggunakan analisis statistik deskriptif, yaitu

menggambarkan seluruh peristiwa objek penelitian dan menguraikannya sesuai

dengan data dan fakta yang ada dilapangan disajikan dalam bentuk tabel, atau
gambar. Analisis yang digunakan untuk menjawab karakteristik dan profil usaha

dilakukan secara statistik deskriptif yaitu menganalisis data dengan cara

menggambarkan seluruh peristiwa objek penelitian dan menguraikannya sesuai

dengan data dan fakta yang dilapangan Menurut Spradley, analisis data kualitatif

dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik deskriptif dengan

dengan pendekatan kualitatif. Bahwa aktivitas dalam analisis data deskriptif

melalui tiga cara yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data (data

display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (conclusion

drawing/verification).

1. Reduksi data (Data Reduction)

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dengan observasi,

wawancara mendalam, dan dokumentasi atau gabungan ketiganya

(triangulasi). Pengumpulan data dilakukan berhari- hari, mungkin berbulan-

bulan, sehingga data yang diperoleh akan banyak. Dengan demikian peneliti

akan memperoleh data yang sangat banyak dan sangat bervariasi. Setelah data

diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang

selanjutnya peneliti mulai menyusun rancangan konsep-konsep dari data yang

telah dikumpulkan.
2. Penyajian data (data display).

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan

untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya dan

berdasarkan apa yang dipahami tersebut. Dari penelitian ini menganalisis data

dengan tahap menyajikan tampilan tampilan pada Microsoft visual basic

excel sebagai bahan untuk menganalisis data sebelum disajikan.

3. Conclusion Drawing/Verification (penarikan kesimpulan).

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini bersifat induktif yaitu cara

berpikir dari hal-hal yang khusus menuju umum dengan berdasarkan data yang

diperoleh dari hasil observasi dilapangan yang selanjutnya mempertimbangkan

data yang telah direduksi dengan penyajian, sehingga dapat melakukan penarikan

kesimpulan atas penelitian. Secara garis besar di jelaskan dalam gambar dibawah

ini
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Pengeloaan persediaan PT Inovasi Gemilang Cempaka

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada PT Inovasi Gemilang

Cempaka maka persediaan yang terdapat pada PT. Inovasi Gemilang Cempaka

diantaranya nya adalah :

Tabel 4.1 Persediaan bahan baku


No Nama barang Jumlah stok awal Satuan
1 Binder 25 kg
2 Pigmen 25 kg
3 Solvent 25 kg
4 Additive 25 kg
5 Kalsium karbonat 25 kg
6 Resin 25 kg
7 Pasta black 25 kg
8 Resin A36 25 kg
9 Titan dioksida 5 kg
10 Propylene Vinyl acrylic 25 kg
11 Kaolyn 25 kg
12 Pine oil 25 kg
13 Kaleng 3/4 kg 100 Pcs
14 Kaleng 1 kg 100 Pcs
15 Pail 1 kg 100 Pcs
16 Galon 5 kg 100 Pcs
17 Pil 5 kg 100 Pcs
18 Pail 10 kg 100 Pcs
19 Pail 18 kg 100 Pcs
20 Pail 25 kg 100 Pcs
21 Pail 30 kg 100 Pcs
Sumber : Penulis (2023)

Berdasarkan tabel di atas di ketahui jumlah bahan bahan baku untuk

pembuatan cat seperti di atas, bahan baku tersebut masuk dalam katagori

persediaan karena jumlah yang banyak dan akan stok setiap saat, dan terjadi
pembelian, produksi dan penjualan adapun barang persediaan yang telah jadi

adalah cat dengan berbagai warna di antaranya :

Tabel 4.2 Persediaan barang jadi


Warna Takaran Jumlah Satuan
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Bituminous Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Concrete Base Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Biru Muda Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Biru choral Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Viva magenta Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Tosca Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Putih Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Kaleng 3/4 kg 50 Kaleng
Kaleng 1 kg 50 Kaleng
Pail 1 kg 50 Kaleng
Galon 5 kg 50 Kaleng
Hitam Pil 5 kg 50 Kaleng
Pail 10 kg 50 Kaleng
Pail 18 kg 50 Kaleng
Pail 25 kg 50 Kaleng
Pail 30 kg 50 Kaleng
Sumber :Peneliti (2023)

Berdasarkan hasil penelitian barang jadi yang terdapat di PT Inovasi

Gemilang Cempaka cukup banyak, tabel di atas penjelaskan barang jadi dengan

warna dasar yang bisa di mix and max warna nya sehingga bisa menghasilkan
warna yang lain. Sebuah perusahaan manufaktur harus memiliki persediaan yang

memadai di tangan untuk memenuhi kebutuhan produksinya, tetapi dengan tetap

menghindari tingkat persediaan yang berlebihan. Pengelolaan persediaan bahan

baku PT Inovasi Gemilang Cempaka

1. Pengelolaan persediaan bahan baku pada PT Inovasi Gemilang Cempaka

dilakukan dengan metode zerro stock, jadi persediaan yang ada diperusahaan

harus sama dengan nol atau persediaan harus habis dalam satu kali produksi.

Sedangkan yang terdapat pada teori Dr. Sulaeman Rahman Nidar (2016:128)

pengelolaan peresediaan menggunakan metode zero inventory atau just in

time yang artinya pada saat tidak diperlukan jumlah persediaan bisa sangat

kecil atau nol.

Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan persediaan bahan baku yang

ada diperusahaan telah sesuai dengan landasan teori yang telah penulis

jelaskan meskipun terdapat perbedaan metode tetapi inti dari metode tersebut

tetaplah sama yaitu dengan menggunakan jumlah persediaan bahan baku

dengan sangat kecil atau nol dalam satu kali produksi tersebut.

2. Pengamanan yang dilakukan pada pengelolaan persediaan bahan baku pada

PT Inovasi Gemilang dengan safety stock dikarenakan sering terjadinya hal –

hal yang tidak terduga untuk memenuhi kebutuhan persediaan bahan baku

setiap saat dibutuhkan. Sedangkan menurut Agus Ristono (2010:7) safety

stock adalah persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi unsur

ketidakpastian permintaan dan persediaan. Apabila persediaan pengamanan

tidak mampu mengantisipasi tersebut, maka akan terjadi kekurangan


persediaan (stockout). Jadi penulis simpulkan pengamanan yang terdapat di

perusahaan dengan landasan teori telah sesuai yang telah penulis jelaskan.

3. Mengadakan anticipation stock (antisipasi stock) yang artinya perlu adanya

tambahan persediaan untuk mengantisipasi pertumbuhan persediaan dimasa

yang akan datang. Sedangakan menurut Agus Ristono (2010:7) Persediaan

antisipasi disebut sebagai stabilization stock merupakan persediaan yang

dilakukan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperlukan

dimasa yang akan datang.

Dapat disimpulkan bahwa tambahan persediaan bahan baku yang ada

diperusahaan telah sesuai dengan landasan teori yang telah penulis jelaskan

meskipun terdapat perbedaan istilah jika di PT Inovasi Gemilang dengan

safety stock dinamakan anticipation stock sedangakan di teori stabilization

stock tetapi inti dari antisipasi persediaan tersebut tetaplah sama yaitu dengan

adanya tambahan persediaan untuk mengantisipasi pertumbuhan persediaan

dimasa yang akan dating

4.1.2 Pencatatan persediaan berbasis excel PT Inovasi Gemilang Cempaka

Pencatatan persediaan PT Inovasi gemilang cempaka menggunakan bantuan

microsoft excel, karena belum adanya aplikasi yang memadai untuk pencatatan

persediaan pada PY Inovasi gemilang cempaka, maka dibuatlah pencatatan

berbasis excel. Pertama dibuat 3 sheet diantaranya rekap katalog, barang masuk

dan barang keluar


Berikut adalah tampilan dari rekap katalog berbasis excel pada PT Inovasi

gemilang cempaka :

Gambar 4.1 Tampilan katalog barang


Sumber :Penulis (2023)
Sheet rekap persediaan terdiri dari kolom nomor urut, kelompok barang

menjelaskan barang tersebut masuk kedalam kelompok bahan baku atau barang

jadi, kode barang adalah kode yang dibuat untuk barang agar mudah di hapal,

nama barang, ukuran, warna, satua, stok awal, masuk, keluar dan stok akhir.

Setelah di buat sheet rekap barang maka di buat pula sheet barang masuk

yang terdiri dari kolom tanggal, kode barang, nama barang, ukuran,warna, satuan,

jumlah masuk dan keterangan seperti dibawah ini


Gambar 4.2 Sheet barang masuk
Sumber :Penulis(2023)
Sheet barang masuk di buat beberapa kolom otomatis dengan

menggunakan rumus vlookup, kolom yang manual adalah kolom tanggal, kode

barang dan jumlah stok masuk, kolom otomatis yang dibuat agar mempermudah

dalam pencatatan.

Setelah membuat sheet barang masuk di buat pula sheet barang keluar

sama seperti sheet barang masuk yang di buat beberapa manual dan otomatis

seperti di bawah ini:

Gambar 4.3 sheet barang keluar


Sumber :Penulis(2023)
Setelah menyiapkan sheet maka langkah awal adalah mengisi katalog

barang dengan barang yang sesuai dan mengisi saldo awal, ketika ada barang

masuk maka mengisi sheet barang masuk seperti di bawah ini

Gambar 4.4 Proses penginputan barang masuk


Sumber :Penulis (2023)
Untuk proses barang masuk terjadi sesuai dengan proses yang SOP barang

masuk yang di terapkan pada PT Inovasi gemilang cempaka seperti di bawah ini :

Gambar 4.5 Proses barang masuk PT Inovasi Gemilang Cempaka


Sumber : PT Inovasi Gemilang cempaka (2023)
Setelah melakukan penginputan barang masuk maka jika terjadi

barang keluar maka persediaan di catat di sheet barang keluar seperti

dibawah ini :

Gambar 4.6 Proses barang keluar


Sumber :Penulis (2023)
Untuk proses barang keluar terjadi sesuai dengan proses yang SOP barang

masuk yang di terapkan pada PT Inovasi gemilang cempaka seperti di bawah ini :

Gambar 4.7 Proses pengeluaran barang


Sumber : PT Inovasi gemilang cempaka
4.2 Pembahasan

4.2.1 Gambaran Pengeloaan persediaan PT Inovasi Gemilang Cempaka

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara maka didapati

pengelolaan persediaan pada PT Inovasi gemilang cempaka menggunakan

metode fifo (Firts in firts out). Hal tersebut diketahui dari hasil wawancara

yang dilakukan kepada narasumber, narasumber menjelaskan

bahwasannya pengelolaan tersebut memakai metode fifo karena

persediaan bahan baku tidak bisa bertahan lama sehingga memerlukan

bahan lain untuk menguatkan bahan tersebut agar tidak mengendap dan

mengeras.

Pengelolaan persediaan di PT Inovasi Gemilang Cempaka sangat penting

untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan. Beberapa aspek yang perlu

diperhatikan dalam pengelolaan persediaan antara lain:

1. Perencanaan Persediaan: PT Inovasi Gemilang Cempaka perlu melakukan

perencanaan yang matang untuk menentukan jumlah persediaan yang

diperlukan. Hal ini melibatkan analisis permintaan pasar, estimasi waktu

pengadaan, dan pengendalian biaya persediaan.

Dalam melakukan perencanaan persediaan, PT Inovasi Gemilang

Cempaka melakukan analisis permintaan pasar dengan cermat, perlu

memahami tren pasar, pola pembelian pelanggan, dan faktor-faktor lain

yang dapat mempengaruhi permintaan. PT Inovasi Gemilang Cempaka


dapat memperkirakan jumlah persediaan yang perlu disiapkan untuk

memenuhi permintaan pelanggan.

Selain itu, PT Inovasi Gemilang Cempaka juga memperhitungkan estimasi

waktu pengadaan persediaan. Mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan

untuk memesan, mengirim, dan menerima persediaan baru. Dengan

memperhatikan waktu pengadaan, PT Inovasi Gemilang Cempaka dapat

mengatur jadwal pemesanan persediaan agar tidak terjadi kekurangan atau

kelebihan persediaan.

Terakhir, PT Inovasi Gemilang Cempaka memperhatikan pengendalian

biaya persediaan. menganalisis terhadap biaya persediaan, seperti biaya

penyimpanan, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan.

Dengan mengoptimalkan pengendalian biaya persediaan, sehingga

menghindari pemborosan dan meningkatkan efisiensi operasional.

2. Pengadaan Persediaan: Setelah perencanaan dilakukan, PT Inovasi

Gemilang Cempaka harus melakukan pengadaan persediaan yang

dibutuhkan. Proses ini melibatkan pemilihan pemasok yang handal,

negosiasi harga yang menguntungkan, serta pemeriksaan kualitas barang

yang masuk.

Pertama-tama, PT Inovasi Gemilang Cempaka memilih pemasok yang

handal. Serta melakukan riset dan evaluasi terhadap pemasok yang ada

untuk memastikan bahwa pemasok dapat menyediakan persediaan dengan


kualitas yang baik. Setelah itu mempertimbangkan reputasi pemasok,

keandalan pengiriman, dan kepatuhan terhadap standar kualitas.

Selanjutnya, PT Inovasi Gemilang Cempaka melakukan negosiasi harga

yang menguntungkan. Dan berkomunikasi dengan pemasok dan mencoba

mendapatkan harga yang lebih murah atau diskon khusus. Negosiasi

tersebut bisa menghemat biaya pengadaan persediaan.

Setelah itu, PT Inovasi Gemilang Cempaka melakukan pemeriksaan

kualitas barang yang masuk. Serta dapat memastikan bahwa persediaan

yang diterima sesuai dengan standar kualitas yang diharapkan. Jika ada

barang yang rusak atau tidak sesuai akan dilakukan reklamasi kepada

pemasok.

3. Penyimpanan Persediaan: Persediaan yang sudah diadaakan perlu

disimpan dengan baik agar tidak rusak atau hilang. PT Inovasi Gemilang

Cempaka dapat menggunakan sistem penyimpanan yang efisien, seperti

rak penyimpanan atau sistem barcode, sehingga memudahkan dalam

pencarian dan pengambilan persediaan.

4. Pengendalian Persediaan: PT Inovasi Gemilang Cempaka harus

melakukan pengendalian yang ketat terhadap persediaan. Hal ini meliputi

pemeriksaan secara berkala terhadap persediaan yang ada, mencatat masuk

dan keluarnya persediaan, serta melakukan inventarisasi secara berkala

untuk memastikan persediaan tetap sesuai dengan catatan.


5. Pengawasan Persediaan: PT Inovasi Gemilang Cempaka perlu melakukan

pengawasan terhadap persediaan agar tidak terjadi kebocoran atau

pencurian. Hal ini dapat dilakukan dengan membatasi akses terhadap

persediaan, mengadakan sistem pengawasan kamera, atau menggunakan

sistem keamanan lainnya.

4.2.2 Pencatatan persediaan berbasis excel PT Inovasi Gemilang Cempaka

Pencatatan persediaan berbasis excel pada PT Inovasi Gemilang

cempaka menggunakan beberapa rumus aplikasi microsoft excel berikut

rumus microsoft excel pada rekap katalog pada kolom barang masuk

menggunakan rumus sumif yang berarti menjumlahkan banyak nya kode

tersebut dalam sheet barang masuk.

Gambar 4.8 Rumus dalam excel rekap barang


Sumber :Penulis (2023)
Sama halnya dalam kolom brang keluar menggunakan rumus sumif

yang mengarahkan sum kedalam kolom sheet barang keluar, sedangkan


saldo akhir menggunakan rumus pengurangan dengan cara

=saldoawal+barangmasuk-barangkeluar.

Untuk sheet barang keluar menggunakan rumus vlookup yang

mengarahkan pada kode barang sehingga akan keluar yang di inginkan

seperti gambar dibawah ini :

Gambar 4.9 Rumus barang masuk


Sumber :Penulis (2023)
Contoh dari rumus warna dalam sheet brang masuk

=Vlookup([@[Kodebarang]];Katalog[[Kodebarang]:[Satuan]];5;False) rumus

tersebut memudahkan dalam mencari warna yang sesuai dengan kode barang

tersebut. Sama hal nya dengan barang masuk untuk rumus barang keluar juga

menggunakan rumus vlookup, sebagai contoh nya

=Vlookup([@[Kodebarang]];Katalog[[Kodebarang]:[Satuan]];5;False)
Gambar 4.9 Rumus barang keluar
Sumber :Penulis (2023)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan Pengelolan Persediaan/

Inventory manajemen merupakan sistem, metode atau cara untuk mengendalikan

dan mengelola persediaan yang dimiliki perusahaan juga dapat diartikan sebagai

kegiatan untuk dapat menjaga jumlah optimum barang-barang yang dimiliki.

Pengelolaan persedian bahan baku pada PT Inovasi Gemilang Cempaka

pada sudah di lakukan dengan baik meskipun terdapat perbedaan metode. Bila di

perusahaan menggunakan metode zero stock tetapi menurut teori menggunakan

metode zero inventory atau just in time tetapi inti dari metode diperusahaan dan

menurut diteori tetaplah sama yaitu dengan menggunakan jumlah persediaan

bahan baku dengan sangat kecil atau nol dalam satu kali produksi.

Setelah dilakukan pengelolaan persediaan berbasis excel ini maka didapati

persediaan semakin terkontrol dan bisa terkendalikan dengan baik sehingga

pengambilan keputusan juga sesuai hanya saja kendala yang dialami oleh PT

Inovasi gemilang Cempaka diantaranya :

1. Pertama, Excel mungkin kurang efisien dalam menangani volume data yang

besar. Saat persediaan tumbuh, file Excel bisa menjadi besar dan lambat,

membuat manajemen data lebih sulit.

2. Selanjutnya, ada risiko kesalahan manusia dalam memasukkan data dan

formulir. Karena Excel mengandalkan input manual, ada peluang kesalahan

dalam pengetikan atau perhitungan, yang dapat menyebabkan

ketidakakuratan dalam pengelolaan persediaan.


3. Ketidakmampuan untuk secara otomatis mengintegrasikan informasi

persediaan dengan sistem lain juga bisa menjadi kendala. Misalnya, sulit

untuk menghubungkan data persediaan langsung dengan sistem keuangan

atau sistem manajemen pelanggan.

4. Terakhir, Excel mungkin tidak menyediakan tingkat keamanan data yang

optimal. Dengan banyaknya orang yang mungkin memiliki akses ke file

Excel, risiko kebocoran atau manipulasi data dapat meningkat.

5.2 Saran

Dari kesimpulan diatas maka peneliti memberikan beberapa saran yang bisa

menunjang kinerja diantaranya :

1. Upgrade ke Sistem Manajemen Persediaan yang Terdedikasi:

Pilih solusi perangkat lunak manajemen persediaan yang dirancang khusus

untuk kebutuhan bisnis. Sistem ini dapat menyediakan fungsionalitas yang

lebih baik, integrasi yang lebih mudah, dan keamanan data yang lebih tinggi.

2. Automatisasi Proses

Pertimbangkan untuk mengotomatisasi sebanyak mungkin proses dalam

manajemen persediaan. Sistem otomatis dapat membantu mengurangi risiko

kesalahan manusia dan meningkatkan efisiensi operasional.

3. Integrasi antara Sistem:

Pastikan bahwa sistem manajemen persediaan dapat diintegrasikan dengan

sistem lain yang digunakan dalam bisnis, seperti akuntansi atau sistem

manajemen pelanggan. Ini dapat meningkatkan koordinasi antardepartemen

dan mengurangi kerja manual.


4. Pelatihan Karyawan:

Berikan pelatihan kepada karyawan yang terlibat dalam pengelolaan

persediaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang alat yang mereka

gunakan, mereka dapat mengurangi risiko kesalahan dan menggunakan alat

dengan lebih efektif.

5. Rencanakan Migrasi Data:

Jika memutuskan untuk beralih dari Excel ke solusi yang lebih canggih,

pastikan untuk merencanakan migrasi data dengan hati-hati. Ini akan

membantu memastikan kelancaran transisi dan meminimalkan potensi

kehilangan data.

6. Pertimbangkan Keamanan Data:

Saat memilih atau mengimplementasikan solusi baru, pastikan bahwa

keamanan data adalah prioritas. Pilih platform yang menawarkan kontrol

akses yang baik dan enkripsi data untuk melindungi informasi persediaan.

7. Evaluasi Biaya dan Manfaat:

Hitung biaya dan manfaat dari solusi baru. Meskipun solusi berbayar

mungkin memerlukan investasi awal, manfaat dalam efisiensi, akurasi, dan

keamanan data mungkin jauh lebih besar dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai