PENDAHULUAN
Salah satu ukuran untuk memprediksi laba adalah penjualan dan biaya,
dengan penjualan yang sebanyakbanyaknya diharapkan akan berbanding lurus
dengan laba yang akan diterima. Laba atau keuntungan adalah kenaikan
dalam ekuitas (aktiva bersih) entitas yang ditimbulkan oleh transaksi
peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi sentral perusahaan)
atau transaksi insidentil (transaksi yang keterjadiannya jarang) dan dari
seluruh transaksi lainnya serta peristiwa maupun keadaan - keadaan lainnya
yang mempengaruhi entitas, tidak termasuk yang berasal dari pendapatan
atau investasi oleh pemilik (Dr. (cand) Hery, 2013:109).
1
maupun kredit. Bagaimana perusahaan mengklasifikasikan persediaannya
tergantung pada apakah perusahaan adalah pedagang (perusahaan dagang) atau
pembuat (perusahaan manufaktur).Untuk perusahaan dagang,persediaannya
dinamakan persediaan barang dagangan (hanya ada satu klasifikasi),dimana
barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan sudah langsung dalam bentuk
untuk siap dijual dalam kegiatan bisnis normal perusahaan sehari-hari.Sedangkan
untuk perushaan manufaktur, mula-mula persediaannya belum siap untuk dijual
sehingga perlu diolah terlebih dahulu. Persediaan diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu bahan mentah, barang setengah jadi (barang dalam proses), dan barang
jadi (produk akhir). Jadi,dalam perusahaan manufaktur, perusahaan jenis ini
terlebih dahulu akan mengubah (merakit) input atau bahan mentah (raw
material) menjadi output atau barang jadi (finished goods/ final goods), baru
kemudian dijual kepada para pelanggan (distributor). Persediaan akan
disajikan dalam neraca sebesar harga perolehan (FIFO, LIFO, atau rata)
atau harga yang terendah antara harga perolehan dengan harga pasar (lower
of cost or market method).
Perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover) adalah ukuran
seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu
periode.Periode dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan.Teknik pengendalian
akuntansi yang dapat digunakan secara khusus untuk mengendalikan jumlah
persediaan adalah menggunakan rasio perputaran persediaan. Suatu tingkat
perputaran persediaan yang rendah dapat menunjukan adanya investasi yang
terlau besar dalam suatu persediaan barang. Sebaliknya tingkat perputaran
persediaan yang tinggi menunjukan makin pendek waktu terikatnya modal dalam
persediian barang dalam suatu periode tertentu.
Profitabilitas perusahaan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor keuangan
yang menentukan. Faktor-faktor keuangan dapat diukur menggunakan rasio-rasio
keuangan antara lain Return On Equity (ROE). Penelitian ini bertujan untuk
menguji pengaruh struktur modal yang dipilih yaitu perputaran persediaan
2
terhadap profitabilitas yang diukur menggunakan rasio ROE ( Return On
Equity ).
Melihat dari latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Dari rumusan masalah penulis ingin menjelaskan tujuan dari penulisan ini
adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kieso yang diterjemakan oleh Salim (2011:402) persediaan adalah pospos
aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau
barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat kecermatan. Investasi
dalam persediaan biasanya merupakan aktiva lancar paling besar dari perusahaan
dagang (ritel) dan manufaktur.
5
1. Persediaan bahan baku Barang berwujud yang dibeli atau diperoleh
dengan cara lain (misalnya dengan menambang) dan disimpan untuk
penggunaan langsung dalam membuat barang untuk dijual kembali.
2. Persediaan barang dalam proses Barang yang membutuhkan proses lebih
lanjut sebelum penyelesaian.
3. Barang jadi Barang yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual.
B. Biaya-Biaya Persediaan
6
2. Diskon
Diskon (potongan harga) yang diperlakukan sebagai pengurang biaya
dalam pencatatan pembelian barang juga harus dipelakukan sebagai pengurang
biaya persediaan. Diskon dagang merupakan potongan dari daftar harga yang
berlaku menjadi harga yang benar-benar dibebankan kepada pelanggan. Besarnya
diskon yang diberikan dapat bervariasi menurut faktor-faktor tertentu seperti
kuantitas barang yang dibeli. Jadi diskon dagang sering kali ditetapkan dalam
suatu seri. Contoh: Suatu perusahaan menggambarkan daftar diskon dagangnya
dalam suatu katalog sebagai berikut:
Diskon tunai adalah potongan harga yang diberikan fakturfaktur yang
dibayar dalam periode tetentu. Diskon tunai biasanya ditetapkan sebagai suatu
persentase harga yang tidak perlu dibayar. Bila mana faktur dibayar dalam
beberapa hari tertentu, dan jumlah penuh harus dibayar jika pembayaran
melampaui dalam periode diskon. Sebagai contoh, 2/10, n/30 berarti dalam dua
persen diberikan sebagai diskon tunai jika faktur dibayar dalam waktu 2 hari
setelah tanggal faktur, tetapi jumlah penuh dapat dibayar dalam 30 hari.
3. Retur pembelian dan pengurangan harga
Penyesuaian atas faktur perlu juga jika barang ternyata rusak atau jika
kualitasnya lebih rendah daripada yang dipesan. Kadang kala barang tersebut
secara periodik dikembalikan kepada suplier atau pemasok mungkin pembeli
juga diberikan nota kredit oleh pemasok untuk mengkompensasi kerusakan atau
kualitas barang yang rendah dalam kedua hal tersebut hutang akan berkurang dan
dilakukan pengkreditan secara langsung keperkiraan persediaan pada sistem
perpetual, atau keperkiraan kontra pembelian, yakni retur pembelian dan
pengurangan harga, pada sistem persediaan periodik. Jurnal retur pembelian:
periodik utang usaha Rp xxx
Retur dan potongan pembelian Rp xxx
perpetual utang usaha Rp xxx
7
Persediaan barang dagangan Rp xxx
Metode pencatatan persediaan ada dua, yaitu metode perpetual dan metode periodik.
Dimana metode ini digunakan untuk menganalisis masalah yang penulis angkat.
8
Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan menggunakan
metode ini yaitu:
Untuk mencatat penjualan ada 2 ayat jurnal yang perlu dibuat sekaligus
oleh penjual pada saat melakukan transaksi penjualan yaitu:
Kas Rp xxx
Penjualan Rp xxx
Penjualan Rp xxx
9
pengurangan terhadap harga jual diberikan kepada pelanggan dimana dalam hal
ini perusahaan tidak menerima kemabli barang dagangan yang telah dijualnya.
Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima kembali
barang dagangan yang telah dijualnya yaitu:
Kas Rp xxx
10
harga pokok penjualan dicatat dengan mendebit harga pokok penjualan dan
mengkredit persediaan.
11
Jurnal dalam mencatat transaksi persediaan dengan menggunakan metode ini
yaitu:
12
secara langsung agar dapatmenggambarkan nilai persediaan barang dagang yang
sesungguhnya dalam laporankeuangan.
Ada beberapa macam metode penilaian persediaan yang umum digunakan yaitu:
identifikasi khusus; biaya rata-rata (average); masuk pertama, keluar pertama (FIFO)
dan masuk terakhir, keluar pertama (LIFO).
a. Identifikasi Khusus Pada metode ini, biaya dapat dialokasikan ke barang yang
terjual selama periode berjalan dan ke barang yang ada di tangan pada akahir
periode berdasarkan biaya aktual dari unit tersebut. Metode ini diperlukan
untuk mengidentifikasi biaya historis dari unit persediaan. Dengan indenfikasi
khusus, arus biaya yang dicatat disesuaikan dengan arus fisik barang.
b. Metode Biaya Rata-rata (Average) Metode ini membebankan biaya rata-rata
yang sama ke setiap unit. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa barang-
barang yang terjual seharusnya dibeli pada tiap harga. Metode rata-rata
mengutamakan yang mudah terjangkau untuk dilayani, tidak peduli apakah
barang tersebut masuk pertama atau masuk terakhir.
c. Metode Masuk Pertama, Keluar Pertama (FIFO) Metode ini didasarkan pada
asumsi bahwa unit yang terjual adalah unit yang terlebih dahulu masuk. FIFO
dapat dianggap sebagai sebuah pendekatan yang logis dan realitas terhadap
arus biaya ketika penggunaan metode identifikasi khusus adalah tidak
memungkinkan atau tidak praktis. FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya
yang mendekati paralel dengan arus fisik dari barang yang terjual. Beban
dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang yang terjual. FIFO
memberikan kesempatan kecil untuk memanipulasi keuntungan karena
pembebanan biaya ditentukan oleh urutan terjadinya biaya. Selain itu, di
dalam FIFO unit yang tersedia pada persediaan akhir adalah unit yang paling
13
terakhir dibeli, sehingga biaya yang dilaporkan akan mendekati atau sama
dengan biaya penggantian diakhir periode.
d. Metode Masuk Terakhir, Keluar Pertama (LIFO) Metode ini didasarkan pada
asumsi bahwa barang yang paling barulah yang terjual. Metode LIFO sering
dikritik secara teoritis tetapi metode ini adalah metode yang paling baik dalam
pengaitan biaya persediaan dengan pendapatan. Apalagi metode LIFO
digunakan selama periode inflasi atau harga naik, LIFO akan menghasilkan
harga pokok yang lebih tinggi, jumlah laba kotor yang lebih rendah dan
persediaan akhir yang lebih rendah. Dengan demikian LIFO cenderung
memberikan pengaruh yang stabil terhadap margin laba kotor, karena pada
saat terjadi kenaikan harga LIFO mengaitkan biaya yang tinggi saat ini dalam
perolehan barang-barang dengan harga jual yang meningkat, dengan
menggunakan LIFO, persediaan dilaporkan dengan menggunakan biaya dari
pembelian awal. Jika LIFO digunakan dalam waktu yang lama, maka
perbedaan antara nilai saat ini dengan biaya LIFO akan semakin besar.
14
Laporan keuangan persediaan barang dagang disajikan baik dalam neraca
maupun dalam perhitungan laba rugi. Persediaan barang dagang yang tercantum
dalam neraca mencerminkan nilai barang dagang yang ada pada tanggal neraca, yang
biasanya juga merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Dalam perhitungan laba
rugi persediaan barang dagang munculdalam harga pokok penjualan.
Ada saling hubungan antara persediaan barang dagang di neraca dan laporan
laba rugi. Bahkan, ada saling berhubungan antara persediaan barang dagang
padatahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang. Dari
adanyasaling hubungan ini, terlihat betapa pentingnya pos ini dalam menentukan laba
(rugi) dan posisi keuangan perusahaan, tidak saja terhadap tahun berjalan, tetapi juga
terhadap tahun sebelumnya dan tahun yang akan datang.
15
BAB III
STUDI KASUS
Bata atau T&A Bata Shoe Company terdaftar di Zlin, Cekoslowakia oleh dua
bersaudara Tomas, Anna dan Antonin Bata (1894). Perusahaan sepatu raksasa
keluarga ini mengoperasikan empat unit bisnis internasional Bata Eropa, Bata Asia
Pasifik-Afrika, Bata Amerika Latin, dan Bata Amerika Utara. Produk perusahaan ini
hadir di lebih dari 50 negara dan memiliki fasilitas produksi di 26 negara. Sepanjang
sejarahnya, perusahaan ini telah menjual sebanyak 14 miliar pasang sepatu.
Bata telah mempengaruhi tren dan alas kaki Anda dengan keanggunan dan
karakter selama 120 tahun di seluruh dunia. Sejak didirikan oleh Thomas Bata pada
tahun 1894, perusahaan telah berada di garis depan inovasi, tidak hanya dalam
16
produksi dan desain gaya baru, tetapi dalam penciptaan model bisnis yang
memungkinkan respon yang cepat terhadap perubahan pasar. Hari ini, Bata
menawarkan visi gaya dan fashion untuk mencerminkan gambaran Anda sendiri,
dibuat untuk Anda dan juga dengan Anda. Visi untuk dibagikan.
Sejak kami didirikan di tahun 1894, Bata telah berada di garis depan inovasi; tidak
hanya dalam produksi dan desain gaya baru, tetapi dalam penciptaan model bisnis
yang memungkinkan respon yang cepat terhadap keinginan dan kebutuhan pelanggan
kami selalu berubah. Akibatnya, Bata menikmati sejarah panjang sebagai produsen
terkemuka dan pengecer sepatu berkualitas, dan dengan bangga melayani satu juta
pelanggan setiap hari.
Selama lebih dari 13 dekade, Bata telah di tepi terkemuka desain alas kaki. Hari ini,
profesional di sepatu Bata Pusat Inovasi di seluruh dunia melanjutkan tradisi inovasi
karena mereka mendedikasikan diri mereka untuk menemukan bahan sepatu baru,
mengembangkan teknologi sepatu modern, dan menciptakan alas kaki segar yang
menggabungkan gaya dengan kenyamanan.
17
3.2 Laporan Keuangan Perusahaan Periode 2013 – 2015
18
19
20
21
22
3.3 Analisis Perputaran Persediaan Terhadap ROE
TAHUN 2013
TAHUN 2014
23
TAHUN 2015
Grafik.
24
2.5
1.5
ROE
PER. PERS
1
0.5
0
2013 2014 2015
25
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
26
seperti ROA ( Return On Asset ), ROI ( Return On Invesment ) dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
27