Anda di halaman 1dari 15

PAJAK KARBON MELALUI

PENDEKATAN REGULERND
SEBAGAI INSTRUMEN EKONOMI
ATAS INTERNALISASI BIAYA
EKSTERNAL NEGATIF MENUJU
NET ZERO EMISSION (NZE) DI
BIDANG ENERGI (BATUBARA)
PEMBAHASAN
Net Zero Emission​
Cap and Trade & Cap And Tax
Perhitungan Pajak Karbon Menurut RPMK
Studi Kasus
3

NET ZERO EMISSION


Kondisi tercapainya keseimbangan jumlah emisi karbon yang dihasilkan
dengan jumlah yang mampu diserap oleh lingkungan dan atmosfir.

PP No. 46 Tahun 2017 / PP No. 21


Th 2021
(NET ZERO EMISI)

PERPRES NO 98 Tahun 2021


(Emission Trading System)

Permen LHK No 21 Tahun Permen ESDM No 16 Tahun


2022 2022
(Pembayaran Berbasis (Carbon Trade & Carbon
Kinerja & Carbon Tax) Tax)
EMISSION TRADING SYSTEM (ETS)

Pelaksanaan Uji Coba Perdagangan Karbon

Emission Trading System/ETS

Merupakan suatu system perdagangan karbon


yang di bentuk sebagai perwujudan NZE
dengan penyelenggaran NEK, yang di atur
dalam Perpres No. 98 Tahun 2021. dalam masa
percobaan 2021-2024 dan akan di terapkan
pada tahun 2025.
CAP AND TRADE & CAP AND TAX

Cap and Trade merupakan Skema dimana Perusahaan dengan defisit emisi diwajibkan
membeli SIE dari Perusahaan yang mengemisi dibawah Cap atau membeli SPE ,
Sedangkan Cap and Tax adalah sebuah skema yang memberikan alternatif kepada
Perusahaan dengan defisit emisi dengan membayar pajak karbon atas emisi tersebut
dengan perhitungan sesuai UU HPP Pasal 8 : Emisi x Tarif
MEKANISME UJI COBA PERDAGANGAN
KARBON
CONTOH PENERAPAN CAP&TRADE
&TAX

Dalam contoh tersebut menunjukan sebuah Perusahaan yang


mengalami deficit emisi sehingga harus melakukan system cap
and trade atau cap and tax sesuai dengan peraturan yang berlaku
PERHITUNGAN PAJAK KARBON
MENURUT RPMK
“ STUDI KASUS

Jurnal Pengembangan Energi Nuklir oleh Rizki Firmansyah
Setya Budi dan Suparman dengan judul jurnal “Perhitungan
9

Faktor Emisi CO2 PLTU Batubara dan PLTN” tahun 2013..


Maka dapat dilakukan perhitungan pajak karbonnya sebagai
berikut:
• Tax Carbon
Dengan data diketahui : PLTU Banten
 Emisi Co2 Pajak Karbon = emisi x tarif pajak
PLTU Banten : 4.341,7 kton / 4.341.700 ton = 4.341.700 ton x Rp 30.000
PLTU Indramayu : 6.953,1 kton / 6.953.100 ton = Rp 130.251.000.000,-
PLTU Rembang : 5.014,6 kton / 5.014.600 ton PLTU Indramayu
 Kapasitas Terpasang Pajak Karbon = emisi x tarif pajak
PLTU Banten : 600 MW (cap = 0,918 tCO2e/MWh) = 6.953.100 ton x Rp 30.000
PLTU Indramayu : 900 MW (cap = 0,918 tCO2e/MWh) = Rp 208.593.000.000,-
PLTU Rembang : 630 MW (cap = 0,918 tCO2e/MWh) PLTU Rembang
 Produksi Listrik Bruto Pajak Karbon = emisi x tarif pajak
PLTU Banten : 4.204.800.000 KWh / 4.204.800 = 5.014.600 ton x Rp 30.000
MWh = Rp 150.438.000.000,-
PLTU Indramayu : 6.937.920.000 KWh / 6.937.920 MWh
“ STUDI KASUS

Maka dapat dilakukan perhitungan pajak karbonnya sebagai berikut:
• RPMK (Cap & Tax)
PLTU Banten
10

Batas atas emisi = Cap x produksi listrik bruto


= 0,918
tCO2e/MWh x 4.204.800 MWh
= 3.860.006,4
tCO2e
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = total emisi grk – batas atas emisi
= 4.341.700 -
PLTU Indramayu
3.860.006,4 Batas atas emisi = Cap x produksi
= 481.693,6 tCO2e
listrik bruto
Pajak Terutang = DPP x tarif = 0,918
tCO2e/MWh
= 481.693,6 x Rpx 6.937.920 MWh
30.000 =
= Rp6.369.010,56 tCO2e
14.450.808.000,- Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = total emisi grk – batas atas emisi
Pembayaran Pajak Karbon = pajak terutang – pengurangan =
= Rp
6.953.100 - 6.369.010,56
14.450.808.000 – 0
=
= Rp
14.450.808.000,-
584.089,44 tCO2e
Pajak Terutang = DPP x tarif
=
“ STUDI KASUS
” PLTU Rembang
Batas atas emisi

tCO2e/MWh x 4.415.040 MWh


11

= Cap x produksi li
= 0,918

= 4.053.
tCO2e
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = total emisi grk – batas atas emisi
= 5.014.
4.053.006,72
= 961.59
Pajak Terutang = DPP x tarif
= 961.59
30.000
= Rp
28.847.798.400
Pembayaran Pajak Karbon = pajak terutang – penguranga
= Rp
28.847.798.400 – 0
= Rp
28.847.798.400,-
Jurnal Geomine oleh Lathif Talayansa, Sri Widodo, dan Anshariah
12

dengan judul jurnal “ Analisis Emisi SO2 Hasil Pembakaran


Batubara Pada PLTU Jeneponto” tahun 2017.
Dapat diketahui data sebagai berikut dari jurnal :

Maka dapat dibandingkan dengan peraturan terkini mengenai baku mutu sebagai berikut :
Artikel Seminar Nasional Institut Teknologi Nasional oleh Agung Ghani
13
Kramawijaya dengan judul artikel “Estimasi Beban Emisi Partikulat
dan Gas Dari PLTU Batubara Di Indonesia Dengan Menggunakan Hasil
Pemantauan”.
Dengan data diketahui sebagai berikut :
Untuk data produksi listrik menggunakan data asumsi dengan perhitungan
Produksi listrik : total jam kerja x kapasitas terpasang x 97.5%
14

Maka dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :


UNIT 1
• Tax Carbon
Pajak Karbon = emisi x tarif pajak
=
37.922,55 x Rp 30.000
= Rp
1.137.676.500,-
• RPMK (Cap & Tax)
Batas atas emisi = Cap x produksi listrik bruto
= 0,918
tCO2e/MWh x 4.556.156 MWh
=
4.053.006,72 tCO2e
Dasar Pengenaan Pajak (DPP)= total emisi grk – batas atas emisi
=
37.922,55 - 4.182.550,749
=-
4.144.628,199
Pajak Terutang = DPP x tarif
=-
4.144.628,199 x Rp 30.000
Dengan data tabel sebagai berikut :

Unit 1
Pajak Karbon Baku Mutu
No Nama Emisi Tax Carbon PP No. 22 Tahun 2021 PERMEN LHK Tahun 2019
Emisi (ton) RPMK (Cap & Tax )
(Emisi x tarif Pajak)
Data ug/m3 Baku Mutu ug/m3 Data mg/m3 Baku Mutu mg/m3
1 jam = 150
1 SO2 25,553.75 505,000 24 jam = 75 505 200
1 tahun = 45
1,137,676,500.00 (124,338,845,970.000) 1 jam = 200
2 NO2 9,389.36 200,000 24 jam = 65 200 200
1 tahun = 50
3 TSP 2,979.44 60,000 230 60 50
Total CO2e 37,922.55 1,137,676,500.00 (124,338,845,970.00)

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai