Anda di halaman 1dari 14

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLIK INDONESIA

Rancangan Batas Atas Emisi GRK dan Mekanisme


Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon pada PLTU

Ir. Wanhar
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan

Jakarta, 19 Januari 2021


gatrik.esdm.go.id

@infogatrik
DASAR HUKUM KEGIATAN
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2016
01 Pengesahan Paris Agreement to The United Nations Framework Convention on Climate Change
(Persetujuan Paris Atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan
Iklim)

02 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021


Harmonisasi Peraturan Perpajakan

03 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017


Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021


04 Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target Kontribusi Yang Ditetapkan Secara
Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional

05 Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2019


Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi dan Mitigasi GRK Bidang Energi
2
PENGATURAN PERDAGANGAN KARBON DI PERPRES NOMOR 98 TAHUN 2021
Perdagangan Karbon dapat dilakukan di dalam
negeri dan luar negeri melalui mekanisme
Mekanisme Pelaksanaan Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) perdagangan emisi dan offset emisi GRK
Mekanisme perdagangan karbon akan diatur
1. Perdagangan Karbon oleh Peraturan Menteri LHK, yang dalam
prosesnya akan berkoordinasi dengan sektor
dalam hal ini termasuk Menteri ESDM
a. Perdagangan Emisi Bursa Karbon
Cap and Trade Penetapan batas atas emisi GRK (cap)
Perdagangan ditetapkan melalui persetujuan teknis oleh
b. Offset Emisi
Langsung menteri terkait, dalam hal terkait dengan
subsektor ketenagalistrikan (pembangkit listrik)
maka ditetapkan oleh Menteri ESDM atas
2. Pembayaran Berbasis Kinerja Lingkup : Internasional, Nasional, Provinsi
usulan Ditjen Ketenagalistrikan.
Mekanisme offset emisi GRK diterapkan dalam
hal suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak
3. Pungutan atas Karbon Cap and Tax
memiliki batas atas emisi GRK memberikan
pernyataan pengurangan emisi dengan
4. Mekanisme lainnya sesuai menggunakan hasil aksi mitigasi dari usaha
perkembangan ilmu dan/atau kegiatan lain.
pengetahuan, teknologi yang
ditetapkan oleh Menteri

Note: Perdagangan
Terdapat potensi insentif yang diterima unit pembangkit yang di bawah cap dari perdagangan
emisi dan pembangkit EBT yang dilakukan offset.
Karbon

3
RENCANA PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI KARBON PADA PLTU
Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Pembangkitan Tenaga Listrik
1.
a. Penetapan batas atas emisi GRK (BAE) ditetapkan melalui Persetujuan Teknis (PT-BAE) oleh menteri terkait, dalam hal terkait dengan
subsektor ketenagalistrikan (pembangkit listrik) maka ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan Ditjen Ketenagalistrikan. Saat ini
sedang disusun Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang Penyelenggaran NEK pada PLTU
b. Usulan mekanisme:
1) Surat Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada PLTU batubara diterbitkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral melalui
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan. Surat PTE diberikan kepada unit instalasi PLTU Batubara dalam satuan tonCO2e dan
berdasarkan dari nilai batas atas emisi (tonCO2e/MWh) yang dikalikan produksi bruto (MWh) yang direncanakan pada awal tahun.
2) Trading dilakukan antar peserta uji coba dengan penerapan maksimum trading dari unit pembangkit surplus dibatasi sebesar 70%
dan Offset ditetapkan dari aksi mitigasi pembangkit EBT sebesar 30%
c. Nilai BAE dibagi menjadi PLTU Non MT > 400 MW, 100 ≤ PLTU Non-MT (MW) ≤ 400, dan PLTU MT ≥ 100 MW
d. PLTU batubara dengan kapasitas 25 ≤ MW <100 rencananya akan diterapkan cap and trade and tax pada tahun 2023
e. Rencana kedepan akan dilakukan pengetatan Nilai Batas Atas Emisi dan Allowance sampai tahun 2060
Pelaporan Emisi GRK:
2.
a. Mewajibkan pelaporan emisi GRK bagi pelaku usaha pemegang izin wilus sebagai persiapan pelaksanaan cap and trade and tax
b. Berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengenai status pelaporan pembangkit listrik untuk kepentingan
sendiri dan juga sebagai persiapan pengenaan cap and trade and tax sesuai dengan roadmap penerapan pajak karbon Kementerian
Keuangan
Akan dilakukan Penguatan Kerangka Transparansi:
3.
a. Integrasi APPLE-Gatrik dengan SRN PPI KLHK
b. Integrasi APPLE-Gatrik dengan SIINAS Kemenperin (jika pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri telah melaporkan ke SIINAS)
c. Integrasi APPLE-Gatrik dengan SIMPLE dan SISPEK KLHK untuk data emisi CO2 tier 3 4
RENCANA PENGATURAN PADA RPERMEN ESDM TENTANG PENYELENGGARAN NEK PADA PLTU

Subtansi Pengaturan pada Peraturan Menteri, sebagai berikut

 Mekanisme Pelaporan Emisi GRK Pembangkitan Tenaga Listrik


 Nilai Batas Atas Emisi GRK pada PLTU Batubara
 Mekanisme Penerbitan Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada Pembangkit
Listrik
 Mekanisme Pelelangan Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada Pembangkit
Listrik

5
RENCANA PENGATURAN PADA RPERMEN ESDM TENTANG PENYELENGGARAN NEK PADA PLTU

Skema Pelaporan Emisi GRK pembangkitan Tenaga Listrik * Termasuk mengatur mekanisme
monitoring dan penyampaian data
Unit Pembangkit 1 monitoring di awal periode
PLN Sektor
Unit Pembangkit 2

Unit Pembangkit a
Kementerian ESDM
IP
Unit Pembangkit b Dittekling Ditjen
Ditekling
Pusdatin Dit IGRK &
Dirjen Gatrik Setjen KESDM
KESDM Menteri ESDM
MPV KLHK Menteri LHK
Gatrik KESDM
KESDM

Unit Pembangkit i PJB

Unit Pembangkit e IPP

Unit Pembangkit m PPU

Tingkat fasilitas Tingkat Perusahaan Tingkat Sektoral Tingkat Nasional

 Pelaporan penghitungan dan/atau pengukuran emisi GRK oleh induk perusahaan pembangkitan ke DJK KESDM dilakukan secara online melalui web
yang disusun oleh DJK KESDM.
 Induk perusahaan pembangkitan akan mendapatkan nomor identitas registrasi (ID).
 Data penghitungan dan/atau pengukuran emisi GRK masing-masing unit pembangkitan listrik akan divalidasi oleh induk perusahaan dengan
melakukan penjaminan mutu (QA) dan penjaminan kualitas (QC) pembangkitan sebelum dikirimkan ke DJK KESDM.
 DJK KESDM menerima laporan emisi GRK dari induk perusahaan, dan melakukan QA terhadap laporan emisi GRK yang disampaikan oleh unit induk
perusahaan pembangkit listrik.
 Ditjen Ketenagalistrikan melaporkan tingkat emisi GRK sub bidang ketenagalistrikan kepada Sekretariat Jenderal KESDM, kemudian Sekretariat
Jenderal KESDM akan melaporkan emisi GRK bidang energi kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
SKEMA PENGUKURAN, PELAPORAN DAN VERIFIKASI (MRV) SUB SEKTOR PEMBANGKIT LISTRIK

Pelaporan Emisi GRK di Pembangkit


Listrik telah dilaksanakan secara
online melalui APPLE-Gatrik

1. Pada Perpres Nomor 98 Tahun 2021, disebutkan bahwa bagi


usaha dan/atau kegiatan yang melaksanakan NEK terkait dengan
Perdagangan Karbon dan Pembayaran Berbasis Kinerja, wajib
menyertakan hasil validasi dan verifikasi yang dilakukan oleh
validator dan verifikator independent.
2. Penunjukan verifikator independen termasuk verifikator KESDM
(diusulkan Balai Besar Pengujian KETBKE dan Ditjen
Ketenagalistrikan).

Keterangan:
− DA: Data Aktivitas, FE: Faktor Emisi, QC: Quality Control, QA: Quality Assurance
− Induk Perusahaan, contoh: Unit Induk Wilayah (UIW) PLN (Persero)
− DJK melakukan QA sebagai bagian proses verifikasi dan validasi data yang dilaporkan
RENCANA PENGATURAN PADA RPERMEN ESDM TENTANG PENYELENGGARAN NEK PADA PLTU

2. Nilai Batas Emisi GRK pada PLTU Batubara

Nilai batas atas emisi GRK PLTU batubara berdasarkan:

a) Baseline Emisi GRK sub sektor pembangkit listrik; Kementerian ESDM akan merencanakan
b) target NDC pada sub sektor pembangkit listrik; pengetatan Nilai Batas Atas Emisi (Cap) dari
c) hasil inventarisasi Emisi GRK; dan/atau tahun 2022 sampai 2060
d) waktu pencapaian target.

3. Mekanisme Penerbitan Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada Pembangkit Listrik

Persetujuan Teknis Emisi (Allowance):


Persetujuan Teknis Emisi (allowance) yang diberikan kepada Produksi Bruto
unit instalasi PLTU Batubara dalam satuan tonCO2e dan Persetujuan
Nilai Batas Atas Phase yang
Teknis Emisi = x
berdasarkan dari nilai batas emisi PLTU batubara pada (tonCO2e)
(tonCO2e/MWh) direncanakan
(MWh)
masing-masing phase (tonCO2e/MWh) yang dikalikan
produksi bruto (MWh) yang direncanakan pada awal tahun
masing-masing phase tersebut (merit order).;
RENCANA PENGATURAN PADA RPERMEN ESDM TENTANG PENYELENGGARAN NEK PADA PLTU

4. Mekanisme Pelelangan Persetujuan Teknis Emisi (allowance) pada PLTU batubara

 Pelelangan Persetujuan Teknis Emisi (allowance) pada masing-masing unit PLTU batubara dilakukan oleh Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral melalui Direktur Jenderal Ketenagalistrikan di bawah koordinasi badan otorisasi
nasional yang ditetapkan oleh pemerintah.
 Pelelangan Persetujuan Teknis Emisi (allowance) pada masing-masing unit PLTU batubara setiap 3 (tiga) bulan
sekali untuk mendapatkan harga karbon yang sesuai.
ROADMAP IMPLEMENTASI CARBON TAX (CAP AND TAX )

2022
• Terbitnya Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan, dimana pada pasal
13 mengatur tentang pajak karbon • Implementasi perdagangan karbon
• Penetapan cap u/ sektor pembangkit
• Disahkannya Peraturan Presiden secara penuh melalui bursa karbon
listrik batubara oleh Kementerian ESDM
tentang Nilai Ekonomi Karbon.. • Perluasan sektor pemajakan pajak karbon
• Penetapan PMK tata laksana pajak
• Pengembangan mekanisme teknis karbon (cap & tax) untuk sektor dengan pentahapan sesuai dengan
Pajak Karbon dan Bursa Karbon. pembangkit listrik kesiapan sektor
• Penerapan pajak karbon (cap & tax)
• Pilotting perdagangan karbon di sektor • Penetapan PMK tata laksana pajak karbon
secara terbatas pada PLTU Batubara
pembangkit oleh Kementerian ESDM dengan tarif IDR 30/kg CO𝟐𝟐e (cap & tax) untuk sektor lainnya
dengan harga rata-rata IDR 30/kg CO2e. • Cap (batas atas emisi) yang digunakan

2021 2025
adalah batas atas yang berlaku pada
pilotting perdagangan karbon
pembangkit listrik.

10
SKEMA IMPLEMENTASI PAJAK KARBON (CAP AND TAX) DALAM PERDAGANGAN KARBON (CAP AND
TRADE)

a. Emitter yang menghasilkan emisi di


atas cap, diharuskan membeli dari
emitter yang menghasilkan emisi di
bawah cap dan juga melakukan
Offset.

b. Sedangkan emitter yang menghasilkan


emisi diatas cap, namun tidak bisa
membeli dan melakukan offset dari
seluruh kelebihan emisi, maka emisi
yang tersisa akan dikenakan pajak.

11e
RENCANA SIKLUS CAP AND TRADE AND TAX DI PEMBANGKIT LISTRIK

Penyerahan Rencana Monitoring Awal Periode Perdagangan Verifikasi Laporan


Pelaku usaha mulai menyerahkan rencana  Pelaku usaha mulai melaksanakan DJK KESDM/verifikator independen melakukan
monitoring kepada Ditjen Ketenagalistrikan. trading dan offset verifikasi terhadap laporan pelaku usaha
Data yang disampaikan berupa data rencana  Pelaku usaha melakukan monitoring
produksi listrik bruto pada tahun X. selama satu periode dan melaporkan
hasil monitoring kepada Ditjen
Ketenagalistrikan sampai akhir periode

Mar Des Apr

Jan-Feb Apr Jan - Maret Penyerahan PTE dan SPE


 Pelaku usaha menyerahkan hasil
verifikasi PTE dan SPE
Penerbitan PTE Akhir Periode Perdagangan  Apabila PTE + SPE yang diserahkan
DJK KESDM menerbitkan Persetujuan Teknis Merupakan batas akhir kurang dari emisi terverifikasi, maka
Emisi (PTE - allowance) yang dialokasikan pelaksanaaan trading dan offset pelaku usaha harus membayar pajak
secara gratis dan dapat diperdagangkan karbon sebesar kekurangan PTE+ SPE
mulai dari hari pertama dalam satu periode dikali tarif pajak karbon
 Penyerahan PTE + SPE Tahun X dan/atau
pembayaran pajak sudah harus
diselesaikan pada akhir April, bersamaan
dengan pelaporan pajak badan
12
CONTOH RENCANA PENERAPAN SIKLUS CAP AND TRADE AND TAX
Pelaksanaan Cap and Trade and Tax

1. Januari – Februari 2022


Unit 1 PLTU A menyampaikan data rencana produksi bruto di tahun 2022 kepada Ditjen Ketenagalistrikan
2. Maret 2022
Ditjen Ketenagalistrikan menerbitkan PTE (dalam satuan tonCO2e) untuk unit 1 PLTU A berdasarkan data:
allowance x BAE x rencana prod listrik gross yang akan dihasilkan
3. April –Desember 2022
 Unit 1 PLTU A melakukan trading dan/atau offset sampai dengan akhir periode (Desember)
 Pelaku usaha menyerahkan hasil pelaksanaan trading dan/atau offset
4. Januari – Maret 2023
DJK KESDM/verifikator independen melakukan verifikasi terhadap laporan pelaku usaha
5. April 2023
 Pelaku usaha menyerahkan hasil verifikasi PTE dan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) kepada Ditjen
Ketenagalistrikan
 Apabila PTE + SPE yang diserahkan kurang dari emisi terverifikasi, maka pelaku usaha harus membayar pajak
karbon sebesar kekurangan PTE + SPE dikali tarif pajak karbon
 Penyerahan PTE+SPE Tahun 2022 dan/atau pembayaran pajak sudah harus diselesaikan pada akhir April,
bersamaan dengan pelaporan pajak

13
Terima kasih
www.gatrik.esdm.go.id

Ikuti kami di akun media sosial:


Direktorat Jenderal @infogatrik
Ketenagalistrikan

@infogatrik Info gatrik

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X2 Kav.07-08 Kuningan, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta. 12950

Anda mungkin juga menyukai