Anda di halaman 1dari 22

PUSAT STUDI HUKUM ENERGI DAN PERTAMBANGAN

CENTRE FOR ENERGY AND MINING STUDIES

POIN-POIN PENTING PEMBAHASAN RUU EBET


RAPAT KONSINYERING PEMBAHASAN LANJUTAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG ENERG BARU ENERGI TERBARUKAN
18 – 20 September 2023

Informasi singkat terkait RUU EBET


• RUU EBET terdiri dari: XIV BAB; 62 Pasal; dan 574 DIM
• DIM RUU EBET dari Pemerintah telah mengubah 48 Pasal, ada 10 Pasal tetap, 13 penambahan pasal baru, 3 Pasal dihapus
• Telah dilaksanakan beberapa kali pembahasan DIM RUU EBET dalam forum rapat Panitia Kerja Komisi VII DPR dan Panitia Kerja Wakil
Pemerintah, terakhir dilaksanakan pada forum Rapat Konsinyering tanggal 10 – 12 Juli 2023 untuk membahas pending issues rapat
Panja sebelumnya.
• Rencana pembicaraan Tk. 1 dalam forum Panja selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 18 - 20 September 2023.

Substansi yang telah dibahas


• Judul s.d Pasal 28; DIM 1 – 259 (kecuali substansi Pasal 7A; DIM 110 – 116 mengenai Konservasi Energi)
• Rincian Substansi yang telah dibahas:
- Konsiderans Menimbang dan Mengingat (latar belakang RUU EBET dan Dasar Hukum), DIM 1-15
- Transisi Energi dan Peta Jalan, DIM 29, 84 – 117
- Ketentuan Umum (definisi dan batasan pengertian), DIM 16-36
- Asas Penyelenggaraan RUU EBET, DIM 37-54
- Tujuan Penyelenggaraan RUU EBET, DIM 55-67
- Ruang Lingkup pengaturan RUU EBET, DIM 68-80
- Penguasaan Sumber EBET, DIM 81-83
1
- Perincian Jenis Energi Baru, DIM 118-127
- Nuklir, DIM 128 – 160
- Perizinan Energi Baru, DIM 161 – 169
- Perizinan Berusaha Energi Baru, DIM 170-198
- Pengusahaan Energi Baru, DIM 199-231
- Penyediaan Energi Baru, DIM 232-259

Substansi yang ditunda Pembahasannya


• Substansi Transisi Energi dan Peta Jalan (Pasal 6 – Pasal 7) secara umum sudah dibahas, namun rumusan pasal akan didiskusikan
kembali utk menggabungkan konsep rumusan usulan DPR dan Pemerintah.
• Substansi Pengusahaan EB secara umum telah dibahas, namun untuk DIM No. 222 - 225 terkait TKDN, Pembahasan lebih lanjut ditunda.

Substansi yang Ditolak DPR


• Pasal 10 ayat (3a); DIM 132: Pengecualian persetujuan DPR untuk pembangunan PLTN generasi III.

Substansi yang belum Dibahas


• Pemanfaatan Energi Baru, DIM 260 - 266
• Sumber ET, DIM 267 - 287
• Perizinan dan Pengusahaan ET, DIM 287 - 361
• Penyediaan dan Pemanfaatan ET, DIM 362 – 415
• Pengelolaan Lingkungan Hidup, DIM 418 - 431
• Riset dan Inovasi, DIM 432 – 458
• Harga EBET, DIM 459 – 481
• Dukungan Pemerintah, DIM 482 – 498
• Dana EBET, DIM 499 – 516
• Binwas, DIM 517 – 538

2
• Partisipasi Masyarakat, DIM 539 - 564
• Ketentuan Penutup, DIM 565 - 574

PEMBAHASAN RUU EBET SELANJUTNYA AKAN DILAKSANAKAN


7 – 9 November 2023, RDP Panja RUU EBET dengan agenda Lanjutan pembahasan RUU EBET
14 November 2023, Rapat Kerja Komisi VII dengan Pemerintah dengan agenda pembahasan:
Penyampaian Pokok-Pokok Bahasan Panja RUU tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET), antara lain:
• Amonia sebagai sumber energi baru
• Pengutamaan produk dan potensi dalam negeri untuk energi baru dan energi terbarukan (Pasal 24, ayat (2a) dan Pasal 39, ayat (2a))
• Keharusan bagi pemegang wilayah usaha ketenagakistrikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan menyediaan tenaga listrik yg
bersumber dari energi baru (Pasal 29a)
• Mekanisme nilai ekonomi karbon di sektor energi (Pasal 7a, ayat (6))
16 – 18 November 2023 RDP Panja RUU EBET dengan agenda Lanjutan pembahasan RUU EBET

3
RINCIAN PERKEMBANGAN PEMBAHASAN RUU EBET

NO URAIAN MASALAH KETERANGAN

SUBSTANSI RUU EBET YANG DITUNDA PEMBAHASANNYA

1 Transisi Energi Secara umum, substansi disetujui namun perlu diskusi 1. Substansi transisi energi antara RUU
lebih lanjut terkait rumusan pasal-pasal terkait Transisi EBET dan DIM pada prinsipnya tidak
• Pasal 1/DIM 29
Energi dan Peta Jalan (menggabungkan rumusan DPR jauh berbeda.
• Pasal 6-7A/DIM 84-116 dan usulan Pemerintah). 2. Pemerintah mengusulkan
penyesuaian konstruksi konteks
transisi energi yang diawali dengan
USULAN DPR (Bab Transisi dan Peta Jalan)
target pengembangan EBET sesuai
Transisi Energi dengan judul dan alur pengaturan
• Ruang lingkup transisi energi hanya pada sektor RUU EBET.
ketenagalistrikan 3. Konsistensi penggunaan nomenklatur
• Mengatur DMO 30% “transisi energi” daripada
nomenklatur “transisi
• Harga batubara USD 70 per ton pengembangan EBET”, yang akan
• Konversi PLTD paling lambat 2024 mempengaruhi penggunaan
nomenklatur “peta jalan transisi
energi” daripada nomenklatur “peta
Peta Jalan Pengembangan EBET jalan transisi pengembangan energi”.
• Hanya mencakup sektor ketenagalistrikan 4. Usulan Pemerintah tidak
mencantumkan besaran DMO, harga
dan target operasi PLTD.
USULAN PEMERINTAH (Bab Transisi Energi dan Peta
Jalan)
Target Bauran EBET

4
• Memaksimalkan pemanfaatan EBET untuk
sektor ketenagalistrikan dan bahan bakar
• Menjamin keseimbangan suplai dan demand
• Penurunan emisi GRK
Peta Jalan Transisi Energi
Sebagai pedoman penyediaan dan pemanfaatan EBET
yang menggantikan energi fosil secara bertahap,
terukur, rasional dan berkelanjutan untuk sektor
ketenagalistrikan dan bahan bakar
Transisi Energi
• Pembangunan Pembangkit EBET baru
• Konversi Pembangkit fosil menjadi EBET
• Penggunaan bahan bakar
• Pemanfaatan kemajuan teknologi energi rendah
karbon
• Konservasi Energi
• Percepatan pengakhiran (Early Retirement) PLTU
*(Penambahan usulan substansi di luar DIM)

2 TKDN • Mempertimbangkan hasil Rakor yang dipimpin Pada rapat Konsinyering 10-12 Juli 2023,
oleh Bapak Menkomarves pada tanggal 13 substansi TKDN sudah dibahas, namun
• Pasal 24/DIM 216-225
September 2023, sehubungan dengan ketentuan pembahasan lebih lanjut serta
terkait TKDN untuk percepatan pembangunan pengambilan keputusan ditunda.
proyek ketenagalistrikan yang pembiayaannya

5
bersumber dari perjanjian hibah/pinjaman luar
negeri.
• Disepakati perlunya perubahan Peraturan Menteri
Perindustrian terkait TKDN untuk proyek
infrastruktur ketenagalistrikan dengan
menambahkan ketentuan yang ada di dalam PP
No. 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah serta
Perpres No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah untuk memperbolehkan
penggunaan peraturan lain apabila diatur dalam
perjanjian pinjaman/hibah luar negeri (kebijakan
DFI/asing) sehingga seluruh regulasi memiliki
acuan yang sama.

RINGKASAN HASIL DISKUSI PADA FORUM FGD PERSIAPAN KONSINYERING 2 – 14 SEPTEMBER 2023

3 Isu Masukan Mercy Chriesty Barends Tanggapan Panja Pemerintah


• Transisi Energi dan Peta • 3 hal yang menjadi perhatian untuk transisi • Dekarbonisasi, digitalisasi sudah
Jalan energi: Dekarbonisasi (perencanaan sampai terakomodir dalam DIM RUU EBET,
monev), Digitalisasi dari sisi teknologi, dan yaitu dalam definisi Transisi Energi
• Pengusaan Sumber
Desentralisasi. Kondisi Indonesia berbeda dan ketentuan Bab Transisi Energi
EBET
dengan negara lain (seperti isu geografis). dan Peta Jalan. Untuk keterlibatan
• Audit Teknologi Mandatori transisi energi harus masuk. Pemda (desentralisasi) dalam
proses Transisi Energi, jika disepakati
• Urusan ownership, urusan Pemerintah, Pemda,
bisa ditambahkan dalam ketentuan
atau pihak ketiga harus diperhatikan. Aspek
Pasal 6 dalam peraturan pelaksana
pemeliharaan pembangkit juga perlu
UU EBET terkait Transisi Energi,
diperhatikan.
karena dalam RUU EBET tidak

6
• Audit teknologi perlu tidak hanya ET tetapi juga mengatur spesifik subjek yang
EB. Prinsip dekarbonisasi juga masuk. melaksanakan Transisi Energi.
• Pengaturan pembagian urusan dan
tanggung jawab antara pemerintah
pusat dan daerah telah diatur dalam
DIM RUU EBET yang tersebar di
beberapa substansi antara lain
substansi penyediaan dan
pemanfaatan, perizinan berusaha,
riset dan inovasi, serta pembinaan
dan pengawasan.
• Audit teknologi untuk EB telah
diakomodasi dalam Pasal 24A- 25
DIM RUU EBET.

4 Isu Masukan Dyah Roro Esti Widya Putri Tanggapan Panja Pemerintah
• Transisi Energi dan Peta • Perlu memperhatikan isu carbon pricing/carbon • Isu carbon pricing/carbon tax
Jalan tax system, agar tepat sasaran dan digunakan system telah diusulkan oleh
untuk pengembangan ET. Revenue dari carbon Pemerintah untuk diatur dalam
• Riset dan Inovasi
pricing/tax system dapat digunakan untuk Pasal 7B (Bab Transisi Energi). Hal
pengembangan EBET sesuai kebutuhan nasional, belum dibahas pada Panja dan
perlu diselaraskan dengan Kemenkeu, agar sesuai dengan tata cara
pengalokasian untuk pembangunan EBET, agar pembahasan Panja, substansi ini
lebih mencapai target. perlu untuk diusulkan pada forum
Raker.
• Dalam proses transisi energi diharapkan adanya
majelis EBET untuk dapat melaksanakan • Usulan mengenai badan
pengelolaan EBET seperti badan pengelola pengelola akan mengubah
migas yaitu SKK migas, agar dapat konsepsi pengelolaan EBET
secara fundamental yang diatur

7
menyelesaikan permasalahan di lapangan dalam RUU EBET yang
pengawas dari unsur DPR dan Pemerintah. sebelumnya diinisiasi dan disusun
oleh DPR RI, serta ditanggapi oleh
Pemerintah melalui DIM RUU
EBET. Perlu pembahasan dan
disepakati.
• Perlu dipertimbangkan bahwa
konsep badan pengelola akan
mengubah sistem perizinan
kembali menjadi sistem kontrak,
dimana negara menjadi setara
dengan badan usaha.

5 Isu Masukan Diah Nurwitasari Tanggapan Panja Pemerintah


• Transisi Energi dan Peta • Dalam forum Panja RUU EBET selanjutnya • Agar penormaan jelas dan
Jalan diharapkan agar merefresh pasal per pasal baik implementatif, Pemerintah telah
yang telah disepakati maupun yang masih berusaha mengusulkan
pending. penyesuaian konstruksi konteks
transisi energi yang diawali
• Ketentuan Transisi Energi dalam RUU EBET harus
dengan target pengembangan
dapat memberikan panduan terkait transisi
EBET yang dituangkan dalam Peta
energi yang dituangkan dalam peta jalan transisi
Jalan sebagai panduan dari
energi.
eksekusi pengaturan Transisi
• Peta Jalan transisi energi harus digambarkan Energi.
secara tegas dan implementatif. Hal tersebut
diperlukan agar tidak banyak adanya
pengecualian untuk mengakomodir
ketidakimplementatifan norma Undang-Undang
(seperti pengecualian atas UU Minerba).

8
6 Isu Masukan Ratna Sari Juwita Tanggapan Panja Pemerintah
• Pengusahaan Energi • Diharapkan Pemerintah mengadakan sosialisasi • Ketentuan mengenai pihak yang
Terbarukan kepada masyarakat yang membahas terkait dapat melakukan pengelolaan ET
tahapan pembahasan RUU EBET yang telah dan telah diatur dalam Pasal 32 ayat
• Penyediaan Energi Baru
akan dilalui. (2), yaitu Perseorangan, BUMN,
• Penyediaan Energi BUMD, BU Swasta, BLU, Koperasi,
• Agar dibacakan ulang DIM yang telah disetujui,
Terbarukan BUMDes, BU lain sesuai
mengingat tidak semua anggota Panja RUU EBET
ketentuan peraturan perundang-
DPR RI hadir pada pembahasan sebelumnya.
undangan.
• Pengelolaan ET diharapkan dapat dilakukan oleh
• Pemerintah sepakat untuk tidak
Bumdes dan Koperasi. Hal tersebut diperlukan
memasukkan substansi power
agar wilayah 3T mendapatkan kesempatan yang
wheeling dalam DIM RUU EBET.
sama dalam pemanfaatan ET.
Untuk memastikan pemerataan
• Diharapkan pemanfaatan EBET dapat merata EBET, pemerintah sepakat melalui
untuk seluruh masyarakat. Hal tersebut dapat kewajiban Green RUPTL untuk
dilakukan dengan sistem apapun (power setiap pemegang wilus
wheeling, dst) ketenagalistrikan. Namun
demikian, Pemerintah terbuka
dalam hal isu power wheeling
dibahas kembali dalam forum
panja

7 Isu Masukan Eddy Soeparno Tanggapan Panja Pemerintah


• Insentif dan Dukungan • Ketentuan terkait Pendanaan EBET termasuk • Walaupun sifat dari norma
Pemerintah ketentuan terkait insentif dan dukungan pendanaan EBET bersifat
pemerintah perlu untuk diperhatikan, seperti normatif, namun diharapkan
• Dana EBET
ketentuan terkait JETP. dapat menjadi payung hukum
pada level tertinggi pelaksanaan
JETP dalam program early

9
• Beberapa pembangkit yang akan melakukan retirement. Pendanaan luar
early retirement perlu untuk diperhatikan. negeri dimungkinkan berdasarkan
ketentuan eksisting mengenai
pengelolaan keuangan negara.

8 Isu Masukan Sugeng Suparwoto Tanggapan Panja Pemerintah


• Dana EBET Ketentuan mengenai pembiayaan dan investasi EBET • Pendanaan EBET telah
perlu untuk diperhatikan. diakomodir dalam Pasal 56 DIM
RUU EBET.

RINGKASAN SUBSTANSI RUU EBET YANG TELAH DIBAHAS PADA FORUM PEMBICARAAN TK. 1

9 Transisi Energi dan Peta Jalan • Pada rapat Konsinyering 10-12 Juli 2023, substansi • Pemerintah telah mempersiapkan
Transisi Energi sudah dibahas dan disepakati secara rumusan pasal terkait Transisi Energi
umum. Namun perlu diskusi lebih lanjut terkait dan Peta Jalan dimaksud.
rumusan pasal-pasal terkait Transisi Energi dan
Peta Jalan (menggabungkan rumusan DPR dan
usulan Pemerintah).

10 Penyimpanan Energi • Pada rapat Panja tanggal 28 Maret 2023, • Pada rapat Panja tanggal 21 Juni
Pemerintah telah menyampaikan dan 2023, definisi Penyimpanan Energi
mempresentasikan data dukung substansi disetujui.
Penyimpanan Energi.
• Pada rapat Konsinyering 10-12 Juli
2023, substansi penyimpanan EB
pada Pasal 28A disetujui.

11 Definisi Badan Usaha • Pada rapat Panja tanggal 21 Juni


2023, definisi Badan Usaha disetujui
(menggabungkan konsep rumusan
versi DPR dan Pemerintah).

10
12 Asas-Asas • DPR pada prinsipnya telah menyepakati substansi • Pada rapat Panja 28 Maret 2023,
penjelasan asas rasionalitas dan transparansi Pemerintah telah menyampaikan
dimaksud. substansi asas rasionalitas dan
transparansi yang akan diatur dalam
bagian Penjelasan.

13 Kaidah Keteknikan yang Baik • Pemerintah telah mempersiapkan data dukung • Pada rapat Panja 21 Juni 2023,
& Benar terkait penjelasan “Kaidah Keteknikan Yang Baik penambahan ruang lingkup Kaidah
dan Benar”, yang telah dipresentasikan kepada tim Keteknikan Yang Baik dan Benar
Badan Keahlian DPR pada rapat Tim Kecil tanggal pada Pasal 4 disetujui.
27-28 Februari 2023 dan kepada Panja DPR pada
rapat Panja tanggal 21 Juni 2023.

14 Insentif & Dukungan • Pemerintah telah menyampaikan usulan • Pada rapat Panja 21 Juni 2023,
Pemerintah terminologi “Insentif dan Dukungan Pemerintah” perubahan terminologi DIM No. 77
pada rapat Panja 28 Maret 2023. menjadi “Insentif dan Dukungan
Pemerintah” disetujui.

15 Rincian Sumber Energi Baru • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli


2023, substansi mengenai rincian
Sumber EB telah disepakati menjadi
tidak memasukan hasil sumber EB
dari fosil (hanya nuklir, hidrogen,
amonia dan Sumber Energi Baru
lainnya).

16 Majelis Tenaga Nuklir • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli


2023 disetujui penyesuaian pasal
mengenai MTN, khususnya
mengenai nama MTN yang diubah

11
menjadi majelis pertimbangan
tenaga nuklir.

17 BAPETEN • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli


2023 disetujui penyesuaian pasal
mengenai BAPETEN secara umum
mengenai penambahan unsur
safety, security, dan safeguard
dalam kewenangan BAPETEN, serta
penambahan kewenangan seleksi
kualifikasi/kompetensi BU PLTN oleh
BAPETEN.

18 Bahan Galian Nuklir • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli


2023, penghapusan substansi ini
telah disetujui (sebagaimana
diusulkan oleh Pemerintah karena
ketentuan ini telah diatur dalam
regulasi eksisting masing-masing
sektor).

19 Penyimpanan Lestari Limbah • Pada Rapat Konsinyering 10 - 12 Juli


Radioaktif 2023, substansi ini telah disetujui.

20 Persetujuan DPR terkait PLTN • Pemerintah mengusulkan bahwa pengecualian • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli
terhadap persetujuan DPR untuk pembangunan 2023,substansi ini tidak dibahas.
PLTN diubah dari yang semula berdasarkan
generasi PLTN (telah ditolak dalam forum Panja tgl

12
25-27 Januari 2023) menjadi berdasarkan kapasitas
PLTN.

SUBSTANSI USULAN PEMERINTAH NAMUN BELUM TERMASUK DALAM DIM RUU EBET (USULAN PEMERINTAH BARU)

21 Nilai Ekonomi Karbon • Dalam rangka mencapai target NDC untuk • Pada rapat Panja 28 Maret 2023 dan
mengurangi emisi GRK, Pemerintah mengusulkan 21 Juni 2023, substansi ini belum
substansi baru terkait Nilai Ekonomi Karbon dibahas secara mendetail.
sebagai bagian dari substansi Transisi Energi dan
• Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli
Peta Jalan.
2023, substansi ini tidak dibahas.
• Untuk mendukung usulan Pemerintah dimaksud,
Pemerintah telah menyiapkan data dukung dan
rumusan ketentuan mengenai ekonomi karbon
dalam RUU EBET.

22 Early Retirement PLTU • Sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Peraturan • Pada Rapat Konsinyering 10-12 Juli
Presiden No 112 Tahun 2022 tentang Percepatan 2023, substansi ini tidak dibahas.
Pengembangan Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga Listrik mengenai amanat
percepatan pengakhiran masa operasional PLTU
(early retirement).
• Untuk memperkuat dasar hukum early retirement
dimaksud, Pemerintah mengusulkan penyisipan
substansi early retirement pada DIM Bab Transisi
Energi dan Peta Jalan (pada Pasal 6 ayat (4) sesuai
dengan usulan gabungan rumusan Bab Transisi
Energi dan Peta Jalan).

SUBSTANSI RUU EBET YANG BELUM DIBAHAS PADA FORUM PEMBICARAAN TK. 1

13
23 Pemanfaatan Energi Baru • Pemanfaatan Energi Baru: • Untuk mengoptimalisasi
Pemerintah menyetujui rumusan Pasal 29 sesuai pemanfaatan EBET bagi konsumen
dengan rumusan RUU EBET. yang memerlukan suplai EBET.
• Penyediaan Energi Baru sesuai green RUPTL: • Pemenuhan kebutuhan konsumen
Penambahan substansi terkait kewajiban EBET wajib dilaksanakan
penyediaan EBET oleh pemegang wilayah usaha berdasarkan RUPTL yang
ketenagalistrikan sesuai dengan green RUPTL. memprioritaskan EBET (RUPTL
hijau).
• Penambahan ketentuan baru dalam
24 Sumber Energi Terbarukan • Pasal 30 : Perubahan frasa biomassa menjadi
Pasal 31 yaitu pelaksanaan panas
bioenergi dan penambahan rincian lingkup
bumi dan energi hidro mengacu
bioenergi.
pada peraturan perundang-
• Pasal 31 : undangan di bidang KSDAE KLHK
- Sumber Energi Terbarukan dan kaitannya melalui mekanisme Izin Jasa
dengan regulasi eksisting, antara lain UU Panas Lingkungan, yang mana hal tersebut
Bumi, dan peraturan perundang-undangan akan berkaitan dengan ketentuan
terkait lingkungan dan kehutanan. lex specialist dalam Pasal 60 terkait
• Alasan: Untuk menyelesaikan bottleneck di sektor pengecualian larangan
pemanfaatan sumber daya air untuk pengusahaan pendayagunaan sumber daya air di
panas bumi dan energi hidro di kawasan konservasi KSA (Kawasan Suaka Alam) dan KPA
(KSA/KPA). (Kawasan Pelestarian Alam) untuk
pengusahaan Panas Bumi dan energi
hidro.

25 Perizinan Energi Terbarukan • Pemerintah mengusulkan: • Alasan usulan Pemerintah:


- Penambahan substansi sanksi administratif - Diharapkan RUU EBET ini
untuk BU yang tidak memiliki Perizinan mengatur mengenai jenis
Berusaha. perizinan berusaha EBET,
mengingat RUU sebagai regulasi

14
- Penambahan mekanisme pemberian perizinan tertinggi yang memungkinkan
oleh Pemerintah Pusat, yaitu berdasarkan pengaturan berbeda dengan UU
penetapan wilayah pengusahaan dan/atau lain yang telah terbit (contoh UU
kapasitas. Gatrik, UU Pemda, UU Nuklir, dll)
- Penambahan BLU untuk pemberdayaan BLU - Diperlukan penguatan peran
sektor penyediaan energi. Pemerintah dari sisi hulu dalam
- Penambahan persyaratan ruang sesuai dengan RUU EBET, dengan
substansi Perpu 2/2022. menambahkan ayat baru pada
- Pasal baru dengan substansi yang direposisi dari Pasal 16 untuk Energi Baru dan
substansi Pasal 20 dan Pasal 35 sebelumnya Pasal 32 untuk Energi Terbarukan
(Pasal 20 dan Pasal 35 dihapus). Substansi dalam RUU EBET, terkait
ketentuan ini mengatur mengenai ketentuan pemberian Perizinan Berusaha
lebih lanjut Perizinan Berusaha EBET yang diatur EBET berdasarkan mekanisme
dalam Pasal 16 - Pasal 17 dan Pasal 32-Pasal 33. penetapan wilayah pengusahaan
- Rumusan akan menyesuaikan dengan rumusan dan kapasitas oleh Pemerintah
ketentuan mengenai perizinan EB yang sudah Pusat. Selanjutnya Pemerintah
disepakati pada forum Panja sebelumnya. menetapkan shortlist
pengembang EBET untuk
dilakukan lelang oleh PLN.

26 TKDN • Penambahan ketentuan pertimbangan • Rumusan akan menyesuaikan


pengutamaan produk dan potensi dalam negeri dengan rumusan ketentuan
yang mempertimbangkan ketersediaan atau mengenai TKDN yang sudah
kemampuan, harga EBET yang tetap kompetitif; disepakati pada forum Panja
dan pemberian fleksibilitas sesuai sumber sebelumnya.
pendanaan EBET.

27 Kerja Sama Audit Teknologi • Menurut UU Nomor 11 Tahun 2019 aktivitas riset • Rumusan akan menyesuaikan
dilakukan untuk menghasilkan invensi daninovasi: dengan rumusan ketentuan
penelitian, pengembangan, pengkajian dan mengenai Kerja Sama Audit

15
penerapan. Keseluruhannya dilaksanakansecara Teknologi yang sudah disepakati
integrasi oleh BRIN. pada forum Panja sebelumnya.
• Dampak dan Manfaat Audit Teknologi: Inovasi,
State Of The Art, Strategic Positioning,Compliance,
Operasional, keselamatan, dan alih
teknologi/hilirisasi

28 Penugasan Penyediaan • Penambahan substansi penugasan penyediaan • Substansi terkait penyediaan sarana
Sarana dan Prasarana Energi sarana dan prasarana EBET oleh Pemerintah Pusat dan prasarana juga terdapat pada
Terbarukan dan Pemerintah Daerah. Energi Baru (Pasal 27A DIM 246-
247) dan substansi tersebut telah
• Alasan :
disetujui pada rapat konsinyering 11
- Penugasan penyediaan sarana dan prasarana Juli 2023.
EBET dibagi sesuai kewenangan Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
- Adapun terkait pembagian kewenangan
dimaksud, sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 11 Tahun 2023 Tentang Urusan
Pemerintahan Konkuren Tambahan di Bidang
Energi dan Sumber Daya Mineral Pada
Subbidang Energi Baru Terbarukan.
29 Penyimpanan Energi • Penambahan substansi penyimpanan ET berupa • Substansi terkait Penyimpanan ET
Terbarukan energi mekanik, energi kimia, energi termal, dan juga terdapat pada EB (Pasal 28A
energi listrik. DIM 254-250) dan substansi
tersebut telah disetujui pada rapat
• Alasan : Memaksimalkan pemanfaatan energi yang
konsinyering 11 Juli 2023.
diproduksi dari ET memerlukan infrastruktur
penyimpanan dikarenakan sifat intermitensinya. • Rumusan akan menyesuaikan
dengan rumusan ketentuan

16
mengenai Penyimpanan Energ Baru
yang sudah disepakati pada forum
Panja sebelumnya.

30 Prioritas Penyediaan Energi • Usulan perubahan dari Pemerintah: • Rumusan akan menyesuaikan
Terbarukan dengan rumusan ketentuan
- Penyesuaian terminologi 4T (daerah terdepan,
mengenai Prioritas Penyediaan
terluar, tertinggal, dan wilayah transmigrasi).
Energi Baru yang sudah disepakati
- Penambahan bentuk penyediaan sarana dan
pada forum Panja sebelumnya.
prasarana, yang meliputi penyediaan transmisi
tenaga listrik, penerapan teknologi jaringan
cerdas (smart grid); kebun energi; hutan energi;
fasilitas penyimpanan Energi Terbarukan;
dan/atau fasilitas produksi Energi Terbarukan.
31 Riset dan Inovasi • Penyesuaian istilah ”Penelitian dan
Pengembangan” menjadi “Riset dan Inovasi”
menyesuaikan dengan UU No 11 Tahun 2019.
• Penambahan ketentuan bahwa riset dan inovasi
diarahkan untuk menyediakan solusi inovatif dalam
dekarbonisasi sektor energi melalui:
- smart grid;
- smart charging;
- peningkatan efisiensi proses, penyediaan, dan
pemanfaatan energi;
- Peningkatan efisiensi teknologi EBET;
- Pengembangan jenis EBET; dan/atau

17
- Peningkatan dan pengembangan potensi
sumber daya EBET.
• Penambahan ketentuan bahwa pemberian fasilitas
riset dan inovasi dilaksanakan dengan
mempertimbangkan APBN dan APBD.

32 Harga EBET • Usulan perubahan dari Pemerintah:


- Penyesuaian substansi pengaturan harga EBET
dengan ketentuan harga EBET yang diatur
dalam Perpres 112/2022 tentang Percepatan
Pengembangan Energi Terbarukan untuk
Penyediaan Tenaga Listrik.
- Harga Energi Baru:
a. Menghapus ketentuan untuk penetapan
harga melalui negosiasi para pihak;
b. Ketentuan lebih lanjut diubah menjadi
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
- Harga Energi Terbarukan:
a. Menghapus ketentuan untuk penetapan
harga melalui negosiasi para pihak;
b. Menghapus ketentuan dasar penetapan
harga jual beli tenaga listrik yang
bersumber dari Energi Terbarukan;
c. Penyesuaian ketentuan mengenai
kompensasi; dan

18
d. Ketentuan lebih lanjut diubah menjadi
dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
33 Insentif dan Dukungan • Usulan perubahan dari Pemerintah: • Dukungan pemerintah dalam
Pemerintah pengembangan EBET tidak hanya
a. Menghapus rincian subjek penerima insentif.
terbatas pada pemberian insentif,
b. Menghapus rincian jenis insentif fiskal
namun juga terkait kemudahan
dan/atau non fiskal.
perizinan dan lain - lain
c. Menghapus rincian jenis dukungan
sebagaimana dimaksud dalam
pemerintah.
Perpres 112/2022.
d. Menambahkan pengaturan terkait dukungan
lain yang dapat diberikan kepada BUMN. • Pada rapat Panja 21 Juni 2023,
perubahan terminologi DIM No. 77
menjadi “Insentif dan Dukungan
Pemerintah” disetujui.

34 Dana EBET • Usulan Perubahan dari Pemerintah :


a. Mengubah frasa “kewajiban” pemerintah
untuk menyediakan dana EBET menjadi
“dapat”.
b. Menghapus rincian sumber dana EBET.
c. Menghapus ketentuan lebih lanjut mengenai
dana EBET.
• Penghapusan rincian sumber dana EBET ditujukan
untuk fleksibilitas sumber dana dan peruntukan
dana EBET dapat diatur dalam regulasi setingkat di
bawah undang - undang, serta berdasarkan
ketentuan perundang-undangan eksisting di bidang
keuangan negara.

19
35 Pembinaan dan Pengawasan • Usulan perubahan dari Pemerintah: • Pada rapat Panja 21 Juni 2023,
penambahan ruang lingkup Kaidah
- Penambahan lingkup binwas berupa
Keteknikan Yang Baik dan Benar
"lindungan lingkungan dan penerapan kaidah
disetujui.
keteknikan yang baik dan benar”.
- Penambahan substansi terkait pelaksanaan
binwas oleh Inspektur EBET.
- Penghapusan rincian pihak ketiga yang dapat
bekerja sama dalam melakukan binwas.
• Alasan :
- Pengaturan terkait Inspektur EBET diperlukan
karena telah ada Inspektur Ketenagalistrikan
yang mempunyai ruang lingkup tugas dari sisi
kelistrikan dan terdapat tahapan kegiatan
pengembangan EBET yang dilakukan sebelum
pembangkit EBET memproduksi listrik. Serta
lemahnya wewenang pembinaan dan
pengawasan terhadap penerapan K3LL yang
berdampak pada penerapan yang tidak sesuai
standar dan membahayakan pekerja,
masyarakat & lingkungan sekitar.
- Rincian pihak ketiga dihapus karena fungsi
binwas berada di pemerintah dan terdapat
data serta informasi yang sifatnya rahasia.

36 Partisipasi Masyarakat • Usulan Perubahan dari Pemerintah:


- Pasal 59 baru yang mengadopsi Pasal 65 UU
Panas Bumi.

20
• Alasan :
- UU Energi Baru dan Energi Terbarukan disusun
sebagai kebutuhan mendesak dimana
diperlukan kerangka regulasi yang
komprehensif yang dapat menjaga ekosistem
investasi EBT yang kondusif, adil, dan
berkelanjutan, sehingga EBT dapat bermanfaat
bagi seluruh masyarakat.
- Peran serta masyarakat dalam menjaga,
melindungi dan memelihara kelestarian
wilayah pada kegiatan pemanfaatan EBT dan
membangun ekonomi hijau karena
kontribusinya dalam mengurangi dampak
perubahan iklim dan memastikan ketahanan
energi.

37 Ketentuan Peralihan • Usulan perubahan dari Pemerintah:


- Hal-hal yang diatur dalam ketentuan peralihan
seperti:
a. Ketentuan mengenai pemberlakuan
terhadap pengembangan EBET yang telah
eksisting setelah penetapan RUU ini
dianggap telah sesuai dengan ketentuan
perizinan dalam RUU ini.
b. Ketentuan mengenai persetujuan harga
sebelum RUU ini tetap dihormati.
Pemegang wilayah usaha ketenagalistrikan
dan pemegang IUPTLS eksisting yang

21
menghasilkan listrik bersumber dari
energi fosil dikenai kewajiban standar
portofolio.

38 Ketentuan Penutup • Usulan Perubahan dari Pemerintah:


- Penambahan RUU EBET sebagai Lex Spesialis
dari Ketentuan UU SDA untuk panas bumi
dan energi air di Kawasan konservasi
(KSA/KPA).
• Alasan :
- Potensi panas bumi di hutan konservasi
sebesar 6.169,93 MW (25,96% dari potensi
panas bumi); dan
- Kapasitas proyek PLTA di hutan konservasi
sebesar 40,14 MW, sehingga apabila
ketentuan tersebut diberlakukan di panas
bumi, maka potensi tersebut tidak bisa
dikembangkan, baik itu yang baru ataupun
yang lama.

22

Anda mungkin juga menyukai