New Guidelines for Interconnection of Renewable Energy Generation Plant to PLN Distribution Network
Presentasi ini telah disiapkan oleh UMBRA - Strategic Legal Solutions (UMBRA) khusus untuk keperluan diskusi. Informasi dalam presentasi
ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat hukum yang definitif dan lengkap tentang masalah tertentu dan tidak dapat digunakan sebagai dasar
untuk mengambil tindakan definitif tanpa memeriksa sumber utama dan berkonsultasi lebih lanjut dengan kami atau penasihat hukum
Anda. Presentasi ini juga tidak dimaksudkan sebagai pengganti referensi pada (dan kepatuhan terhadap) ketentuan rinci dari peraturan
perundang-undangan yang relevan.
Pendapat yang dikemukakan dalam presentasi ini mencerminkan pendapat UMBRA pada tanggal disampaikannya presentasi ini dan dapat
berubah tanpa pemberitahuan jika UMBRA mengetahui informasi apa pun, baik spesifik maupun umum, yang mungkin berdampak material
pada pendapat tersebut.
UMBRA tidak akan bertanggung jawab dengan cara apa pun atas konsekuensi apa pun (termasuk tetapi tidak terbatas pada kerugian
langsung, tidak langsung atau konsekuensial, kehilangan keuntungan dan kerugian lainnya) yang diakibatkan oleh penggunaan presentasi
ini maupun setiap pendapat atau pernyataan yang terkandung dalam presentasi ini atau atas kelalaian dalam bentuk apapun sehubungan
dengan presentasi ini.
Seluruh informasi dalam presentasi ini bersifat rahasia dan tidak boleh disalin atau direproduksi (baik seluruhnya maupun sebagian) atau
diringkas atau didistribusikan kepada pihak mana pun dengan cara apa pun tanpa izin tertulis sebelumnya dari UMBRA. UMBRA memiliki
hak berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia untuk mengajukan gugatan terhadap pihak mana pun yang melanggar ketentuan
kerahasiaan ini.
Dengan membaca ketentuan ini dan/atau mengakses presentasi ini (baik seluruhnya maupun sebagian) dengan cara apa pun (termasuk
dalam bentuk fisik dan/atau elektronik), anda dianggap telah menyetujui seluruh ketentuan ini dan akan tunduk pada konsekuensi hukum
yang diakibatkan dari ketentuan disclaimer ini.
5
2
Kerangka Peraturan
Peraturan Perundang-undangan terkait Energi Terbarukan
UU No. 30/2009 Peraturan Pemerintah No.
Peraturan Presiden No. 22/2017
UU No. 30/2007 79/2014
tentang tentang Kebijakan Energi tentang Rencana Umum Energi
tentang Energi
Ketenagalistrikan Nasional Nasional
Pasal 20(5): penyediaan energi baru Pasal 6(2): Pemanfaatan sumber Pasal 9(1): peran Energi Baru
Lampiran 1, hal. 79: 30% dari luas atap
dan energi terbarukan oleh badan energi primer harus dilaksanakan untuk seluruh bangunan Pemerintah
usaha, bentuk usaha tetap dan dan Energi Terbarukan paling dan min. 25% dari luas atap bangunan
dengan mengutamakan sumber sedikit 23%.
perseorangan dapat memperoleh rumah mewah, kompleks perumahan,
insentif dari Pemerintah dan/atau energi baru dan energi apartemen, kompleks pada 2025 dan
pemerintah daerah terbarukan memfasilitasi pendirian industri hulu
hilir PLTS.
•UU 21/2014 tentang
Panas Bumi Permen ESDM No. 10/2018 Permen ESDM No. 50/2017
Permen ESDM No. 48/2017
tentang Perubahan Kedua atas tentang Pemanfaatan Sumber Energi
•PP 7/2017 tentang Panas
Panas Bumi untuk Pemanfaatan Permen ESDM No. 10/2017 tentang Terbarukan untuk Penyediaan tentang Pengawasan Pengusahaan
di Sektor Energi dan Sumber Daya
Pokok-Pokok Dalam Perjanjian Jual Tenaga Listrik
Bumi Tidak Langsung
Beli Tenaga Listrik
Mineral
•Permen ESDM 37/2018 Pasal 2: kewajiban bagi PLN Pasal 11 dan 12: Perubahan Struktur
tentang Penawaran Kepemilikan Saham pada Badan Usaha
Wilayah Kerja Panas Bumi Pasal 28: membebaskan para pihak untuk membeli tenaga listrik dari pemegang IUPTl tidak dapat dilakukan
dari kewajibannya apabila terjadi pembangkit tenaga listrik yang sampai mencapai COD, namun
keadaan kahar memanfaatkan sumber energi perubahan direksi dan/atau komisaris
dapat dilakukan dengan mendapatkan
PLTSa •Perpres No. 35 Tahun 2018 terbarukan. persetujuan terlebih dahulu dari
Menteri ESDM.
Pasal 16: Gubernur dapat
Permen ESDM No. 47/2018
mendelegasikan kewenangannya untuk
•Permen ESDM 49/2018 tentang Tata Cara Penetapan
menetapkan Tarif Tenaga Listrik kepada
Sinar tentang Penggunaan
Sistem Pembangkit Listrik
Tarif Tenaga Listrik
Menteri ESDM atas nama Gubernur.
Matahari Tenaga Surya Atap oleh
Konsumen
Kerangka Pengaturan Studi Penyambungan Pembangkit EBT
1
Terkait penyambungan, permen ini hanya mengatur
Permen ESDM 10/2017 sebagaimana terakhir bahwa pengoperasian pembangkit harus mengacu
kali diubah dengan Permen ESDM 10/2018 pada aturan jaringan yang berlaku.
8 Feb 2018
• Kerangka peraturan untuk • Permen ESDM 19/2016 • 2 Permen ESDM terkait EBT Permen ESDM 9/2018
PLTS pertama diperkenalkan: diterbitkan, mencabut diterbitkan: diterbitkan, mencabut
Permen ESDM 17/2013 Peraturan Menteri ESDM 1. Permen ESDM 12/2017 Permen ESDM
• Tender oleh EBTKE pada 17/2013 sebagaimana diubah dengan 19/2016.
kuota kapasitas • Tender oleh EBTKE pada Permen ESDM 43/2017
• Tidak ada kewajiban studi kuota kapasitas 2. Permen ESDM 50/2017
penyambungan untuk • Permohonan kuota sebagaimana telah diubah
permohonan kuota kapasitas kapasitas harus dengan Permen ESDM 53/2018
dilengkapi dengan studi • DPT pertama untuk Angin, Solar,
penyambungan Biomassa, dan Berbagai Energi
Terbarukan diadakan oleh PLN
• Tidak terdapat pengaturan studi
penyambungan dalam 2 Permen ESDM
di atas.
11
Proses Pengadaan dan Studi Penyambungan dalam Permen ESDM
19/2016
13
3
Pengadaaan EBT dalam kaitannya dengan
Pedoman Penyambungan Distribusi EBT
Pembelian Listrik Energi Terbarukan
Permen ESDM 50/2017
PP 14/2012 (“PP Listrik”)
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1)
Berdasarkan Pasal 25 ayat (4) PP Permen ESDM 50/2017,
Listrik, pembelian listrik yang pembelian listrik yang
Sebelum diterbitkannya Permen berasal dari Energi Terbarukan memanfaatkan Energi Terbarukan
ESDM 50/2017, pembelian dapat dilakukan dengan dilakukan oleh PLN melalui
tenaga listrik yang penunjukan langsung. pemilihan langsung.
memanfaatkan energi
terbarukan dapat dilakukan Tipe Energi
dengan mekanisme Metode Pembelian
Terbarukan
penunjukkan langsung.
Sinar Matahari Pemilihan langsung berdasarkan kuota
Angin kapasitas
Biomassa Pemilihan langsung
Biogas
Metode Pembelian Gerakan dan Perbedaan Suhu
Tenaga Listrik
Berdasarkan Permen Lapisan Laut
ESDM 50/2017 Tenaga Air
Sampah Kota Penunjukan langsung
Panas Bumi
Bahan Bakar Nabati Pemilihan langsung
Pengadaan Tenaga Listrik untuk Energi Terbarukan
Sejak penerbitan Peraturan Menteri ESDM 50/2017, pengadaan listrik bersumber energi terbarukan diadakan melalui
pemilihan langsung oleh PLN melalui proses Pra-Kualifikasi (PK) yang diselenggarakan oleh PLN dimana pengembang
yang tertarik harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan dan melewati kriteria tertentu sebagaimana ditetapkan dalam
dokumen PK.
Pre-Kualifikasi
dilakukan di kantor Mengundang
pusat atau unit induk pengembang yang
tergantung jenis dan terdaftar dalam DPT
kapasitas pembangkit
Proses Pemilihan Langsung PLN
Dalam proses pemilihan langsung, IPP harus terkualifikasi dan terdaftar dalam Daftar Penyedia Terseleksi
(DPT). Prosedur untuk dapat tercatat dalam DPT adalah dengan melalui proes Pra-Kualifikasi yang
diadakan oleh PLN. Tergantung pada jenis pembangkit energi terbarukan, PK diadakan:
PLN pusat (DIVEBT)/wilayah (sesuai PLN pusat (DIVEBT)/wilayah PLN pusat/wilayah (sesuai
kewenangannya): melakukan Daftar Penyedia (sesuai kewenangannya): kewenangannya) dan calon PPL:
Terseleksi (DPT) menentukan calon PPL terpilih menandatangani non-disclosure
agreement (format terlampir pada
Catatan: DPT dilakukan berdasarkan Pedoman Penyambungan)
jenis dan kapasitas Pembangkit
PLN wilayah: memberikan data dan informasi Calon PPL: melakukan Studi PLN pusat (DIVEBT & Div
yang diperlukan sehubungan dengan Kelayakan*, Studi Penyambungan**, Regional)/wilayah (sesuai
penyusunan studi penyambungan dan studi lainnya kewenangannya): menyetujui
pengadaan pembelian listrik dan aplikasi
penyambungan
Definisi:
* Studi Kelayakan adalah studi untuk menentukan kelayakan penyambungan pembangkit EBT ke
sistem distribusi.
Penerbitan Letter of Intent Penandatanganan ** (a) Studi Penyambungan adalah studi yang meliputi Studi Kelayakan, Studi Dampak Sistem
(surat penunjukan PPL) PJBL Distribusi dan Studi Fasilitas Penyambungan.
(b) Studi Dampak Sistem Distribusi adalah studi aliran daya dan hubung singkat untuk
mengidentifikasi dampak negatif.
(c) Studi Fasilitas Penyambungan adalah studi untuk menentukan peralatan dan pengaturan guna
menghubungkan pembangkit EBT ke sistem distribusi sesuai dengan persyaratan teknik dan
memberikan perkiraan biaya untuk melengkapi fasilitas tersebut. 18
4
Pengembang
membutuhkan
PLN memerlukan
jaminan energi dan
kestabilan sistem
pendapatan / take or
pay
Studi
Penyambungan
Kaitan terhadap Bankability Proyek
Risiko Dispatch (Take and Pay/Take or Pay)
Struktur yang umumnya diterima oleh lenders untuk memitigasi risiko jika offtaker tidak mengambil listrik (dispatch) dari
fasilitas pembangkit.
22
Jaminan Energi
PLTU menggunakan konsep capacity payments
(pembayaran kapasitas) berdasarkan faktor ketersediaan
23
Jaminan Energi dan Denda
Dalam hal
Curtailment Guaranteed Minimum Perhitungan Jumlah produksi
Production (GMP) vs Energi yang dibayar PLN dibawah
Deklaras Produksi Deklarasi
1. PLN dapat melakukan Bulanan 1. Jumlah aktual kWh yang Produksi
curtailment disalurkan
2. PLN tetap melakukan
• 92.5% of Projected Available
2. Curtailment PLN (setelah Bulanan/
Energy Guaranteed
pembayaran penuh atas energi XXjam)
• Diatas 107.5% Projected Available
meskipun PLN melakukan
Energy, tidak ada pembayaran
3. Wanprestasi PLN setelah Minimum
curtailment XXjam
3. Akan ada grace period sebelum
• Beberapa PJBTL menggunakan
4. Jangka waktu PLN tidak
Production,
PLN membayar deemed
konsep pembelian didasarkan
membayar adalah XX jam akan terdapat
pada Deklarasi Produksi Tahunan
dispatch
yang dibagi menjadi Deklarasi
5. GFM denda yang
4. Dalam model PJBL yang dibuat 6. NFM di grid PLN dikenakan
Produksi Bulanan. Biasanya PLN
oleh EBTKE, apabila terjadi
tidak membayar penuh atas
curtailment untuk 300 jam
pembelian listrik diatas Deklarasi
pertama, tidak ada pembayaran
Produksi Bulanan
24
Risiko Transmisi atau Interkoneksi
25
Tantangan Intermiten terhadap Stabilitas
Sistem
Tantangan Pembangkit Intermiten
Forecast
• Potensi deviasi yang besar
terhadap realisasi dan tidak
Operasi “take as available” ada standar batas deviasi
(TOP 100%)/Jaminan Energi • Tidak mengakomodir outage?
02
Antisipasi dampak pemadaman akibat fluktuasi pembebanan
oleh pembangkit intermitten dengan pembangkit follower
Pengembang
membutuhkan
PLN memerlukan
jaminan energi dan
kestabilan sistem
pendapatan / take or
pay
Studi penyambungan diharapkan dapat membantu PLN dan Pengembang untuk mengidentifikasi dan
memitigasi risiko-risiko terkait penyambungan pembangkit EBT ke system distribusi PLN yang dapat
mencakup risiko penyambungan, jaminan energi dan stabilitas system, yang mana kemudian
identifikasi dan mitigasi risiko tersebut dapat terelfleksikan dalam pengaturan PJBL
Telkom Landmark Tower, Tower 2, 49th Floor
Jl. Gatot Subroto Kav. 52, Jakarta 12710 - Indonesia
P. (021) 2985 1635 I F. (021) 2985 1601
E. info@umbra.law I www.umbra.law