Abstrak
Finance Lease Agreement menjadi alternatif bagi Pemerintah dan Badan Usaha Swasta
dalam mengadakan usaha penyediaan tenaga listrik, ketika Power Purchase Agreement dianggap
tidak menguntungkan kedua belah pihak saat krisis finansial melanda Indonesia pada tahun 1997.
Pembahasan mengenai kedua kontrak tersebut adalah dengan mengacu kepada peraturan
perundangan di bidang ketenagalistrikan, asas-asas hukum yang berlaku dalam sebuah
perjanjian/kontrak, serta membandingkan masing-masing kontrak terhadap satu sama lain,
sehingga didapat sebuah perbedaan yang disajikan dalam bentuk matriks. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa usaha penyediaan tenaga listrik di Indonesia dapat dilakukan dengan
bantuan dari Badan Usaha Swasta, serta keuntungan-keuntungan yang ditawarkan oleh Finance
Lease Agreement untuk PT PLN (Persero) lebih unggul ketimbang Power Purchase Agreement
serta menyarankan agar pengaturan mengenai leasing dapat diatur lebih komprehensif agar
pembangunan infrastruktur di Indonesia khususnya pembangkit listrik dapat berjalan lebih cepat
dan menguntungkan.
Kata Kunci: Power Purhase Agreement, Finance Lease Agreement, Pembangkit Listrik Tanjung
Jati B Unit I-IV.
Abstract
Keywords : Power Purhase Agreement, Finance Lease Agreement, Pembangkit Listrik Tanjung
Jati B Unit I-IV.
1
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
2
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
3
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
4
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
5
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
Kegiatan Sewa Guna Usaha Hak dan kewajiban para pihak dalam
(Leasing). Finance Lease Agreement secara
B. Pihak dalam Power Purchase umum adalah:
Agreement dan Finance Lease - Lessee: Mendapatkan hak
Agreement sewa guna usaha instalasi
Para pihak dalam Power pembangkit listrik dan
Purchase Agreement adalah PT PLN membayar angsuran sewa
(Persero) sebagai buyer dan badan guna usaha
Independent Power Producer - Lessor: Memberikan hak
sebagai seller. Para pihak dalam sewa guna usaha instalasi
Finance Lease Agreement adalah PT pembangkit listrik dan
PLN (Persero) sebagai lessee dan PT menerima pembayaran
CJP sebagai lessor. angsuran sewa guna usaha
C. Objek Perjanjian dalam Power F. Terminasi Kontrak pada
Purchase Agreement dan Power Purchase Agreement
Finace Lease Agreement dan Finance Lease Agreement
Objek perjanjian dalam Power Pengaturan terminasi kontrak
Purchase Agreement adalah tenaga pada Power Purchase Agreement
listrik yang dihasilkan dari hanya mengatur mengenai terminasi
pembangkitan oleh IPP, sementara kontrak, tetapi pada Finance Lease
objek perjanjian dalam Finance Agreement, pengaturan terminasi
Lease Agreement adalah instalasi kontrak mengatur mengenai hak opsi
pembangkit listrik yang lessee.
disewagunausahakan oleh PT CJP G. Force Majeure dalam Power
selaku lessor. Purchase Agreement dan
D. Jangka Waktu Power Purchase Finance Lease Agreement
Agreement dan Finance Lease Definisi mengenai Force
Agreement Majeure dalam Power Purchase
Jangka waktu Power Purchase Agreement terdapat dalam pasal yang
Agreement adalah 30 tahun, mengaturnya, sedangkan pada
sedangkan jangka waktu Finance Finance Lease Agreement, definisi
Lease Agreement adalah 23 tahun. mengenai Force Majeure terdapat
E. Hak dan Kewajiban Para pada lampiran.
Pihak dalam Power Purchase H. Hak Opsi Pembelian Instalasi
Agreement dan Finance Lease Pembangkit oleh PT PLN
Agreement (Persero) dalam Power
Hak dan kewajiban para pihak Purchase Agreement dan
dalam Power Purchase Agreement Finance Lease Agreement
secara umum adalah: Pengaturan mengenai hak opsi
- Buyer: Membeli tenaga listrik pembelian instalasi pembangkit oleh
& membayar sesuai harga PT PLN (Persero) dalam Power
yang disepakati Purchase Agreement menentukan
- Seller: Menjual tenaga listrik bahwa PT PLN (Persero) dapat
dan menerima pembayaran menggunakan hak tersebut sewaktu-
atas penjualan tersebut waktu sejak perjanjian dimulai
hingga perjanjian berakhir. Namun,
6
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
7
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
mendasar dari kedua kontrak tersebut terhadap hak opsi yang dimiliki oleh
adalah jenis perjanjian dari masing- PT PLN (Persero) untuk membeli
masing kontrak, dimana Power pembangkit listrik, dimana Finance
Purchase Agreement merupakan Lease Agreement PLTU Tanjung Jati
kontrak jual beli sementara Finance B hanya berlaku selama 23 tahun,
Lease Agreement PLTU Tanjung Jati sedangkan Power Purchase
B adalah kontrak sewa guna usaha. Agreement berlaku untuk 30 sampai
Perbedaan tersebut menghasilkan 50 tahun, sehingga PT PLN (Persero)
ketentuan yang berbeda apabila dapat membeli serta memiliki PLTU
dilihat dari hubungan para pihak, Tanjung Jati B lebih cepat ketimbang
objek perjanjian, jangka waktu pembangkit listrik yang
perjanjian, hak dan kewajiban para menggunakan Power Purchase
pihak, pengaturan mengenai Agreement.
terminasi dan pengaturan mengenai Pengaturan mengenai leasing di
force majeure. Hal ini memberikan Indonesia belum mendapatkan
dampak yang positif terhadap PT pembaruan, terlihat dari peraturan
PLN (Persero) selaku BUMN yang yang mengatur mengenai kegiatan
bertanggungjawab untuk sewa guna usaha atau leasing, yaitu
menyelenggarakan usaha penyediaan Keputusan Menteri Keuangan
tenaga listrik bagi kepentingan Republik Indonesia Nomor
umum dalam jumlah dan mutu yang 1169/KMK.01/1991 tentang
memadai serta memupuk keuntungan Kegiatan Sewa Guna Usaha
atas penggunaan Finance Lease (Leasing). Finance Lease merupakan
Agreement pada PLTU Tanjung Jati suatu bentuk perjanjian bagi pelaku
B. Dampak positif yang didapat usaha yang tidak memiliki modal
adalah, sebagai lessor, PT PLN untuk mendapatkan modal yang
(Persero) mampu mengawasi dan dibutuhkannya guna melaksanakan
mengatur semua hal yang berkaitan produksi bisnis yang dijalankannya.
dengan keberlangsungan usaha Jika terdapat pengaturan yang lebih
penyediaan tenaga listrik tersebut, komprehensif dan aktual yang
mulai dari bahan baku yang mengatur mengenai leasing, maka
digunakan, personil yang bukan tidak mungkin perkembangan
dipekerjakan, pembangkit listrik infrastruktur di Indonesia dapat lebih
yang dioperasikan, serta hal-hal lain cepat merata.
yang berkaitan dengan PLTU
Tanjung Jati B. Hal-hal tersebut V. DAFTAR PUSTAKA
dalam Power Purchase Agreement Black, Henry Campbell, Black’s Law
hanya dapat diatur oleh IPP selaku Dictionary, Definitions of the
produsen tenaga listrik. Kemampuan Terms and Phrases of American
untuk mengatur hal-hal tersebut and English Jurisprudence,
memudahkan transparansi atas segala Ancient and Modern, St. Paul,
hal-hal yang berkaitan, sehingga Minn.: West Publishing Co.,
dapat memberikan keuntungan bagi 1891.
PT PLN (Persero). Ketentuan Collin, P.H., Dictionary of Law,
mengenai jangka waktu berlakunya England: Clays Ltd., 1994.
kontrak juga berdampak positif
8
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
9
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
10
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Website : http://www.ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dlr/
11