1
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Penanggung Jawab
Koordinator
Tim Pelaksana
i
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KATA PENGANTAR
Dalam dekade ini, kebutuhan akan energi sudah sangat besar. Efisiensi
penggunaan energi dan diversifikasi sumber energi adalah usaha yang tidak
dapat dielakkan demi menunjang daya saing Indonesia di kancah internasional.
Pemenuhan kebutuhan energi Indonesia yang sangat besar ini membutuhkan
peran serta pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat. Pemanfaatan energi
secara optimal dan efisien akan secara langsung memperkuat ketahanan
energi nasional Indonesia.
ii
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Diharapkan, penyusunan buku saku ini dapat menjadi salah satu sumber
informasi terpercaya yang dapat meningkatkan investasi energi terbarukan dan
efisiensi energi di Indonesia.
Terimakasih,
Jakarta, ........................2017
Direktur Jenderal EBTKE
Rida Mulyana
iii
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
DAFTAR SINGKATAN
APBN Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
B to B Business To Business
BBN Bahan Bakar Nabati
BKPM Badan Koordinasi Penanaman Modal
BOOT Build Own Operate Transfer
BPP Biaya Pokok Produksi
BPPL Biaya Pokok Produksi Lokal
BPPn Biaya Pokok Produksi Nasional
BUMN Badan Usaha Milik Negara
BUMD Badan Usaha Milik Daerah
COD Commercial Operation Date
CPO Coconut Palm Oil
DAK Dana Alokasi Khusus
DJEBTKE Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi
DJK Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan
EBT Energi Baru Terbarukan
ESCO Energy Service Company
FS Feasibility Study
IPB Izin Panas Bumi
IPP Independent Power Producer
IUPTL Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
IUPTLS Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Sementara
KESDM Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral
KPDBU Kerjasama Pemerintah Daerah & Badan Usaha
PJBL Perjanjian Jual Beli Listrik
PJU Penerangan Jalan Umum
PLTA Pembangkit Listrik Tenaga Air
PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin)
iv
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
v
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. ii
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... vi
PENDAHULUAN: INDONESIA SECARA SINGKAT ............................................................................. 1
1. STATISTIK INDONESIA...................................................................................................... 3
2. ROADMAP ENERGI INDONESIA ................................................................................... 4
3. RASIO ELEKTRIFIKASI INDONESIA .................................................................................. 8
REGULASI INVESTASI EBT .................................................................................................................. 11
1. DAFTAR REGULASI INVESTASI ENERGI TERBARUKAN ............................................... 12
2. INVESTASI MELALUI SKEMA IPP ................................................................................... 16
3. INVESTASI MELALUI SKEMA APBN ............................................................................... 27
4. INVESTASI MELALUI SKEMA DAK ................................................................................. 30
5. INVESTASI MELALUI SKEMA KPDBU ............................................................................. 33
6. INVESTASI MELALUI SKEMA ELEKTRIFIKASI PERDESAAN ........................................... 35
KOMODITAS EBT: PANAS BUMI ....................................................................................................... 37
1. POTENSI ......................................................................................................................... 38
2. KAPASITAS TERPASANG .............................................................................................. 40
3. RENCANA DAN TARGET PEMERINTAH ...................................................................... 46
4. ALUR INVESTASI ............................................................................................................ 47
5. TEROBOSAN PEMERINTAH........................................................................................... 51
KOMODITAS EBT: FOTOVOLTAIK SURYA ........................................................................................ 53
1. POTENSI ......................................................................................................................... 54
2. KAPASITAS TERPASANG .............................................................................................. 56
3. RENCANA DAN TARGET PEMERINTAH ...................................................................... 58
KOMODITAS EBT: MIKROHIDRO ...................................................................................................... 61
1. POTENSI ......................................................................................................................... 62
2. KAPASITAS TERPASANG .............................................................................................. 64
3. RENCANA DAN TARGET PEMERINTAH ...................................................................... 66
KOMODITAS EBT: ENERGI ANGIN ................................................................................................... 69
1. POTENSI ......................................................................................................................... 70
2. RENCANA DAN TARGET PEMERINTAH ...................................................................... 72
vi
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
vii
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
PENDAHULUAN: INDONESIA
SECARA SINGKAT
i
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Indonesia,
Energi Berkeadilan
Terbentang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia dengan luas wilayah mendekati dua
juta kilometer persegi menempati peringkat ke-7 sebagai negara terluas di dunia. Letak
geografis Indonesia yang strategis membuat negara ini kaya akan sumber daya alam
yang dapat menunjang sektor pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan,
peternakan, perkebunan serta pertambangan dan energi.
Indonesia dihuni oleh 260 juta penduduk yang menjadikannya sebagai negara ke-4
dengan jumlah penduduk paling banyak di dunia. Kebutuhan penduduk Indonesia kian
meningkat diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan akan meningkat
sebesar 5,2% pada tahun 2017 seperti dilansir oleh Bank Dunia. World Economic Forum
telah merilis laporan mengenai pencapaian negara-negara di dunia dalam bidang
ekonomi dimana Indonesia menempati peringkat ke-10 dalam bidang ukuran pasar, ke-
33 di bidang lingkungan makroekonomi, dan ke-36 di bidang kecanggihan bisnis dari total
140 negara.
2
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
1. STATISTIK INDONESIA
Inflasi tahunan
% 8,4 3,4 3,0
3
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Pada tahun 2015, Indonesia dengan kebutuhan energi sebesar 166 MTOE memenuhi
kebutuhannya dengan menggunakan minyak bumi sebagai sumber utama. Gambar 1
menunjukkan bahwa energi baru terbarukan telah termanfaatkan sebanyak 5% dari total
bauran energi nasional. Kapasitas terpasang dari pembangkit EBT pada tahun 2015
tercatat sebesar 8.215,5 MW dari total potensi sebesar 443.208 MW, dengan kata lain, baru
1,9% dari total potensi EBT Indonesia yang telah berhasil dimanfaatkan.
5%
Minyak Bumi
26%
46% Gas Bumi
Batu Bara
EBT
23%
Dengan mengacu kepada KEN (Kebijakan Energi Nasional) yang tertuang pada Peraturan
Pemerintah No, 79/2014, realisasi penggunaan EBT dalam bauran energi nasional
ditargetkan mencapai paling tidak 23% pada tahun 2025 dan 31,2% pada tahun 2050.
Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) merupakan turunan dari KEN yang telah
ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 22/2017.
RUEN menyatakan bahwa Indonesia masih membutuhkan paling tidak 92,3 MTOE energi
yang berasal dari sumber EBT dari total kebutuhan energi nasional sebesar 400,3 MTOE
untuk mencapai target 23% penggunaan EBT ini pada tahun 2025. Sementara untuk tahun
2050, penggunaan EBT ditargetkan mencapai 315,7 MTOE dari total kebutuhan energi
nasional sebesar 1.012,3 MTOE. Untuk mencapai target di tahun 2025, pemerintah telah
menetapkan rencana pembangunan EBT sebesar 42 GW yang berasal dari sumber panas
4
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
bumi, air, minihidro, mikrohidro, bioenergi, surya, dan bayu, Gambar 2 memperlihatkan
roadmap energi Indonesia berdasarkan KEN dan RUEN.
20%
31% Minyak Bumi
Gas Bumi
Batu Bara
24% EBT
25%
Gambar 2. Target bauran energi nasional 2025 (kiri) dan 2050 (kanan)
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
Selain mengatur mengenai target penggunaan EBT, RUEN juga terfokus kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi yang selama ini belum fokus untuk dijalankan.
Salah satunya adalah dengan melaksanakan konservasi energi yang bertujuan untuk
menjaga ketersediaan energi sehingga tercapai ketahanan energi nasional yang
berkelanjutan. Target konservasi energi adalah efisiensi energi sebesar 52,3 MTOE atau
sebesar 17,4% di tahun 2025 dan 407,6 MTOE atau sebesar 38,9% di tahun 2050 terhadap
skema Business as Usual (BAU) pada masing-masing tahun.
Melalui RUEN, Pemerintah juga menargetkan untuk menurunkan elastisitas energi hingga
dibawah 1. Elastisitas energi merupakan rasio pertumbuhan konsumsi energi final dengan
pertumbuhan PDB dalam periode waktu yang sama. Elasrisitas energi dibawah 1
menunjukkan penggunaan energi yang efisien. Target elastisitas energi Indonesia yang
5
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
tertera dalam RUEN adalah 0,84 pada tahun 2025 dan 0,46 pada tahun 2050. Elastisitas
energi Indonesia secara historis disajikan dalam Gambar 3.
4,0 3500
3042
3,5 2909
2770 3000
2618
2,5 2179
2082
1964 2,0
2,2
2,0 2000
1,6
1,5 1,1 1500
1,0 0,8
0,7
0,6
0,3 1000
0,5
835,9 871,8 804,0
0,0 793,9 790,6 731,2 500
641,6 664,0 699,2
2009
2010
2007
2008
2011
2012
2013
2014
2015
Year
Elastisitas Energi PDB (Triliun Rupiah) Konsumsi Energi (Juta BOE)
Selain dari elastisitas energi, pemerintah juga menggunakan istilah intensitas energi
yang perupakan jumlah konsumsi energi per PDB. Intensitas energi Indonesia secara
historis disajikan pada Gambar 4.
6
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
3,8
3,55
3,6 3,5
3,34
Intensitas Energi (BoE per kapita)
3,4
3,18 3,19
3,2
2,98
3
2,84 2,86
2,77 2,75
2,8 2,72 2,72
2,64
2,56
2,6 2,47 2,5
2,4
2,2
2012*
2013*
2014*
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2015
Tahun
7
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
8
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
9
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
10
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
11
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Peraturan Pemerintah
No. Tahun Judul Keterangan
79 2014 Kebijakan energi nasional
18 2015 Fasilitas pajak penghasilan untuk Hidrogen, gas metana
penanaman modal di bidangbidang usaha batubara, batubara
tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu tercairkan, batubara
tergaskan, PLTP, PLTA,
PLTS, PLTB, PLT Arus
Laut
Peraturan Presiden
4 2010 Penugasan kepada PT. PLN untuk
percepatan pembangunan pembangkit
listrik menggunakan EBT, batubara, dan gas
22 2017 Rencana umum energi nasional
Peraturan Menteri ESDM
38 2016 Percepatan elektrifikasi di perdesaan belum PLTS, PLTB, PLTA,
berkembang, terpencil, perbatasan, dan PLTBm, PLTBg, PLTSa,
pulau kecil berpenduduk melalui PLTP, nuklir, hidrogen,
pelaksanaan usaha penyediaan tenaga gas metana
listrik untuk skala kecil batubara, batubara
tercairkan, dan
batubara tergaskan
03 2017 Petunjuk operasional pelaksanaan dana PLTMH, PLTS, Biogas
alokasi khusus fisik penugasan bidang energi rumah tangga,
skala kecil
10 2017 Pokok dalam perjanjian jual beli listrik PLTP, PLTA (> 10 MW),
dan PLTBm
12
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Undang-Undang
No. Tahun Judul
21 2014 Panas bumi
Peraturan Pemerintah
9 2012 Jenis dan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku
pada KESDM
28 2016 Besaran dan tata cara pemberian bonus produksi panas bumi
13
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
14
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
172 2016 Pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor pertambangan untuk
kegiatan usaha pertambangan/pengusahaan panas bumi pada
tahap eksplorasi
15
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Pihak swasta, dalam hal ini bertindak sebagai pengembang atau Independent Power
Producer (IPP) dapat melakukan investasi di bidang EBT melalui peraturan yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah. Peraturan Menteri ESDM No. 50/2017 yang mencakup
berbagai jenis komoditi EBT mengatur harga beli listrik dan mekanisme pembelian listrik IPP.
Produksi listrik IPP akan dibeli oleh PT. PLN sebagai BUMN yang bertanggung jawab dalam
melakukan transmisi dan distribusi listrik. Oleh karena itu, harga beli listrik IPP merujuk
kepada biaya pokok produksi (BPP) listrik lokal yang dikeluarkan oleh PT. PLN yang telah
ditetapkan oleh Menteri ESDM. Regulasi mengenai patokan harga beli listrik akan berbeda
untuk wilayah, dengan BPP lokal (BPPL) lebih rendah dari BPP nasional (BPPn) dan untuk
wilayah dengan BPP lokal (BPPL) lebih tinggi dari BPP nasional (BPPn). Detail dari peraturan
ini dapat dilihat dari matriks berikut:
16
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
PT. PLN telah mengeluarkan daftar BPP regional untuk tahun 2016 yang telah ditetapkan
oleh Menteri dalam Keputusan Menteri ESDM No.1404 K/20/MEM/2017. Daftar ini dapat
dilihat pada tabel dibawah. Harga pembelian listrik didasarkan kepada nilai BPP tahun
sebelumnya. BPP aktual bulanan dapat diperoleh dari PT. PLN secara terbatas.
17
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
18
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
19
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
20
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM No. 50/2017 dan peraturan dari PT. PLN,
mekanisme pengadaan untuk pembangkit listrik EBT mengikuti mekanisme pemilihan
langsung. Unit pengada pembangkit listrik EBT bergantung kepada kapasitas terpasang
dari pembangkit tersebut. Detail pembagian pengadaan pembangkit listrik EBT dapat
dilihat pada tabel berikut.
Dalam skema pengadaan melalui pemilihan langsung, PT. PLN akan mengundang calon
PPL (Pengembang Pembangkit Listrik) yang tedapat dalam DPT (Daftar Penyedia
Terseleksi) untuk mengikuti proses pemilihan. Dibawah ini akan dijelaskan proses kualifikasi
DPT.
21
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Pengumpulan Dokumen
Perusahaan
@ IPP ke BKPM
Pengumuman Kualifikasi
@ PT. PLN Pusat/Wilayah
Masa Sanggah
@ PT. PLN Pusat/Wilayah
Kelengkapan:
Informasi umum
Pengesahan Hasil Kualifikasi Persyaratan Administrasi
@ PT. PLN Pusat/Wilayah Persyaratan Teknis
Persyaratan Keuangan
Lainnya
DAFTAR PENYEDIA TERSELEKSI
22
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Rapat Penjelasan
@ PT. PLN Pusat/Wilayah
Masa Sanggah
@ PT. PLN Pusat/Wilayah
Kelengkapan:
Penyiapan Dokumen FS & IS
Profil perusahaan
@ IPP
Studi kelayakan (FS)
Studi penyambungan (IS)
Evaluasi Dokumen FS & IS Perizinan
@ PT. PLN Pusat/Wilayah Kajian lingkungan
Kemampuan teknis & finansial
Jaminan pelaksanaan 10%
Penunjukkan PPL & IUPTLS
Penandatanganan PJBL Lainnya
@ IPP & PT. PLN Pusat/Wilayah
23
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Lelang WKP
@ KESDM EBTKE
Penandatanganan HoA
Selama Masa Eksplorasi
@ IPP & KESDM EBTKE
1. Dokumen pendahuluan
Izin investasi
Akta Perusahaan dan Pengesahan
Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA)
Izin mempekerjakan tenaga asing (IMTA)
Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)
Nomor Induk Kepabeanan (NIK)
Surat Keterangan Peta Informasi Ketersediaan Lahan
Format permohonan dan detail dari pelayanan perizinan 3 jam untuk sektor energi dapat
dilihat di Peraturan Menteri ESDM No. 15/2016 beserta revisinya di Peraturan Menteri ESDM
No. 13/2017.
Perjanjian Jual beli Listrik (PJBL) ditandatangani oleh IPP dan PT. PLN sebagai BUMN yang
bertanggungjawab untuk membeli listrik yang diproduksi oleh IPP. Detail dari PJBL ini
dijabarkan dalam Peraturan Menteri ESDM No. 10/2017 dan No. 49/2017 yang mengatur
aspek komersial untuk berbagai jenis pembangkit energi baru terbarukan meliputi:
Informasi dinamis mengenai rencana pembangunan, pra studi kelayakan, dan pedoman
akan PJBL disediakan oleh PT. PLN menurut masing-masing jurisdiksinya.
26
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor energi baru terbarukan yang
dikelola oleh Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal EBTKE diperuntukkan sebagai
modal pembangunan di tingkat daerah. Menurut Peraturan Menteri ESDM No.39/2017,
yang dimaksud aktivitas fisik terkait pembangunan energi baru terbarukan melalui APBN
adalah kegiatan memanfaatkan energi, baik langsung maupun tidak langsung dari
sumber energi baru dan energi terbarukan untuk pembangkitan energi listrik maupun non
tenaga listrik serta peningkatan efisiensi energi. Ruang lingkup kegiatan fisik pemanfaatan
EBTKE berupa pembangunan, pengadaan dan/ atau pemasangan atas:
a. Instalasi penyediaan tenaga listrik dari energi baru dan/ atau energi terbarukan;
b. Instalasi penyediaan bahan bakar non tenaga listrik bioenergi;
c. Peralatan efesiensi energi;
d. Revitalisasi/ rehabilitasi instalasi pemanfaatan energi baru, energi terbarukan
dan konservasi energi; dan/atau
e. Kegiatan fisik pemanfaatan EBTKE lainnya.
27
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
1. Pengusulan Kegiatan:
Permohonan dari Pemerintah Daerah, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Permohonan secara tertulis oleh Gubernur kepada Menteri c.q Ditjen EBTKE
b. Pengusulan berupa proposal dengan dokumen pendukung meliputi:
Dokumen perencanaan;
Surat pernyataan berupa:
Kesanggupan menerima dan mengelola
Kesediaan melakukan pembinaan dan pendampingan terhadap
pengelola atau penerima manfaat
Keabsahan dan kebenaran seluruh dokumen pendukung yang diajukan;
Penetapan calon pengelola
c. Dokumen tambahan khusus untuk:
Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik dari energi baru dan/atau energi
terbarukan, yaitu:
Rancangan Teknis untuk Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik dari energi
baru dan/atau energi terbarukan;
Jadwal pelaksanaan pembangunan sampai dengan pengoperasian;
Surat pernyataan ketersediaan lahan untuk pembangunan, pengadaan
dan/atau pemasangan Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik dari energi
baru dan/atau energi terbarukan;
Surat pernyataan telah berkoordinasi dengan PT PLN terkait dengan
rencana pengembangan jaringan distribusi tenaga listrik.
Instalasi penyediaan bahan bakar non tenaga listrik bioenergi, yaitu:
Rancangan Teknis untuk instalasi penyediaan bahan bakar non tenaga
listrik bioenergi;
Surat pernyataan ketersediaan lahan untuk pembangunan, pengadaan
dan/atau pemasangan instalasi penyediaan bahan bakar non tenaga
listrik bioenergi.
28
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
3. Penetapan
Usulan yang memenuhi persyaratan setelah dilakukan evaluasi administrasi dan teknis
maka Direktur Jenderal atas nama Menteri menetapkan Kegiatan Fisik Pemanfaatan
EBTKE sesuai dengan ketersediaan anggaran Direktorat Jenderal pada tahun
anggaran sebelum pengadaan dilaksanakan.
4. Pengadaan
Pengadaan Kegiatan Fisik Pemanfaatan EBTKE dilakukan oleh Direktorat Jenderal
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan
barang/jasa pemerintah.
Harga Jual
No. Jenis Pembangkit Listrik
(Rp./kWh)
1 Pembangkit Listrik Tenaga Mini/Mikrohidro (PLTM/H) 500
2 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) 600
3 Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 750
4 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 750
5 Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) 950
6 Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Kota (PLTSa) 1000
29
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Dana Alokasi Khusus (DAK) disediakan untuk pemerintah daerah untuk membangun
pembangkit listrik tenaga energi terbarukan berskala kecil demi meningkatkan rasio
elektrifikasi dan mempercepat pembangunan ekonomi khususnya di daerah terpencil.
Petunjuk teknis dari dana alokasi khusus diatur dalam Peraturan Menteri ESDM No. 03/2017.
Target utama DAK adalah:
30
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
1. Rincian Anggaran Biaya (RAB) per rumah tangga sasaran yang disertai Harga
Perhitungan Sendiri (HPS);
2. Tegangan ujung di lokasi desa penerima;
3. Titik koordinat desa/kelurahan penerima listrik perdesaan.
31
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
32
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Skema Kerjasama Pemerintah Daerah & Badan Usaha (KPDBU) merupakan skema
kerjasama antara pemerintah daerah dan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur
untuk kepentingan umum. Skema investasi KPDBU diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 96/2016.
Dalam skema ini, BUMN, BUMD, dan badan usaha swasta yang berbentuk perseroan
terbatas, badan hukum asing, atau koperasi pemenang lelang atau penunjukan langsung
dapat membuat Perseroan Terbatas yang disebut dengan Badan Usaha Pelaksana
KPDBU. Penanggung jawab proyek kerjasama (PJPK) adalah Kepala Daerah atau BUMD
yang menyediakan atau menyelenggarakan infrastruktur. Pembayaran layanan
infrastruktur dilakukan berdasarkan perjanjian KPDBU berdasarkan Peraturan Daerah dan
Peraturan Kepala Daerah tentang APBD. Tahapan pelaksanaan KPDBU meliputi:
33
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Dokumen rencana KPDBU yang memuat hasil studi awal (Outline Business Case atau OBC),
studi penyiapan (Final Business Case atau FBC), dan proyeksi penghitungan pembayaran
kemudian diserahkan pemerintah daerah (Gubernur atau Bupati/Walikota) kepada
Menteri Dalam Negeri. Dukungan yang dapat diberikan pemerintah pusat untuk KPDBU
antara lain:
34
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Melalui Peraturan Menteri ESDM No. 38/2016, pemerintah memberikan kesempatan bagi
Badan Usaha dalam penyediaan listrik dan infrastruktur kelistrikan skala kecil (sampai 50
MW) di daerah Perdesaan belum berkembang, terpencil, perbatasan, dan pulau kecil
berpenduduk. Sumber EBT yang diperbolehkan mencakup: nuklir, gas metana batubara,
batubara tercairkan, batubara tergaskan, panas bumi, angin, bioenergi, sinar matiahari,
aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan temperatur lapisan laut. Skema
elektrifikasi perdesaan ini terdiri dari dua jenis yaitu dengan memanfaatkan dana subsidi
dan tanpa memanfaatkan dana subsidi.
Tahap pelaksanaan:
35
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Tarif tenaga listrik dalam skema subsidi untuk golongan konsumen menggunakan tarif
tenaga listrik PT. PLN untuk konsumen rumah tangga dengan daya tersambung 450 VA.
Besaran subsidi tenaga listrik ditetapkan dengan perhitungan sebagai berikut:
TTL = Tarif Tenaga Listrik rumah tangga daya 450 VA yang dikeluarkan oleh PT. PLN
(Rp/kWh)
M = Marjin (%) yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal EBTKE berdasarkan kondisi
geografis wilayah usaha
Tarif tenaga listrik dalam skema non subsidi ditetapkan oleh Menteri atau gubernur
berdasarkan kewenangannya atau sesuai dengan tarif tenaga tenaga listrik PT. PLN.
36
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KOMODITAS
PANAS BUMI
EBT:
37
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Indonesia yang terletak di daerah Khatulistiwa dan dilewati oleh cincin api memiliki potensi
panas bumi yang sangat besar. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Badan Geologi
dan KESDM EBTKE, Indonesia memiliki total potensi sumber daya sebesar lebih dari 11 GW
dan cadangan panas bumi sebesar lebih dari 17 GW yang baru dimanfaatkan sebanyak
1.698 MW. Dari 23% bauran energi terbarukan pada tahun 2025, Panas Bumi ditargetkan
dapat berkontribusi sebesar 16% atau 7,2 GW. Untuk mencapai target tersebut,
pemerintah telah menetapkan roadmap pengembangan panas bumi sampai tahun
2025.
Hingga pertengahan tahun 2017, Indonesia tercatat sebagai negara ke-3 dengan
pemanfaatan panas bumi terbesar di dunia setelah Amerika Serikat (3.450 MW) dan
Filipina (1.870 MW). Mempertimbangkan potensi yang berlimpah dan pengusahaan
panas bumi yang telah dilakukan sejak 1980, KESDM menargetkan peningkatan
penggunaan panas bumi sebagai local wisdom Indonesia untuk melampaui Filipina pada
2018 dengan kapasitas terpasang sebesar 2.133,5 MW dan melampaui Amerika Serikat
pada 2023 sebagai negara dengan pengusahaan panas bumi terbesar di dunia dengan
kapasitas terpasang sebesar 3.559,5 MW. Bagian ini akan membahas potensi, keadaan
eksisting, rencana pemerintah, alur pengusahaan panas bumi, serta terobosan dari sisi
regulasi pemerintah untuk mendukung percepatan pembangunan sektor panas bumi.
1. POTENSI
Sumber Cadangan
Provinsi Total
Spekulatif Hipotesis Total Terduga Mungkin Terbukti
38
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Papua Barat 75 - 75 - - - -
Kalimantan
65 - 65 - - - -
Barat
Kalimantan
50 - 50 - - - -
Selatan
Kalimantan
20 30 50 - - - -
Utara
Riau 41 - 41 - - - -
Kalimantan Timur 18 - 18 - - - -
39
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
Indonesia memiliki banyak potensi panas bumi yang menjanjikan untuk dikembangkan
lebih lanjut, oleh karena itu kesempatan untuk berinvestasi terbuka lebar. Pemerintah
Indonesia telah menetapkan sebanyak 70 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang terdiri
dari:
10 WKP telah berproduksi secara komersial
24 WKP sedang dalam tahap ekplorasi atau eksploitasi
1 WKP sedang dalam proses penerbitan IPB;
35 WKP sedang dalam persiapan lelang dan penugasan
Kapasitas
No WKP Lokasi PLTP Pengembang Terpasang
(MW)
Sibayak- Sumatera PT. Pertamina
1 Sibayak 12
Sinabung Utara Geothermal Energy
Star Energy
Cibereum
2 Jawa Barat Salak Geothermal Salak 377
Parabakti
Ltd
Ulubelu- PT. Pertamina
3 Lampung Ulubelu 220
Way Panas Geothermal Energy
Dataran
Jawa
4 Tinggi Dieng PT. Geo Dipa Energy 60
Tengah
Dieng
Star Energy
Wayang
Pangaleng Geothermal 227
5 Jawa Barat Windu
an Wayang Windu Ltd.
Patuha PT. Geo Dipa Energy 55
PT. Pertamina
Kamojang 235
Geothermal Energy
Kamojang
6 Jawa Barat Star Energy
Darajat
Darajat Geothermal Salak 270
Ltd I
Lahendong Sulawesi PT. Pertamina
7 Lahendong 120
-Tompaso Utara Geothermal Energy
Nusa
8 Ulumbu Tenggara Ulumbu PT. PLN 10
Timur
40
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Nusa
9 Mataloko Tenggara Mataloko PT. PLN 2,5
Timur
Sumatera
10 Sibual-Buali Sarulla Sarulla Operation Ltd. 110
Utara
TOTAL 1.698,5
Sumber: Direktorat Panas Bumi, Juni 2017
Potensi Rencana
No WKP Lokasi Pengembang
(MW) (MW)
PT. Pertamina
1 Sungai Penuh Jambi 208 145
Geothermal Energy
Tambang PT .Pertamina
2 Bengkulu 873 340
Sawah Hululais Geothermal Energy
Marga Bayur - Sumatera PT. Pertamina
3 1.066 285
Lumut Balai Selatan Geothermal Energy
Karaha Jawa PT .Pertamina
4 725 105
Cakrabuana Barat Geothermal Energy
Buyan Bratan
5 Bali 276 65 Bali Energy Ltd.
Bedugul
Jawa
6 Cibuni 140 10 KJK Teknosa
Barat
Liki
Sumatera PT. Supreme Energy
8 Pinangawan 400 220
Barat Muaralaboh
Muaralaboh
Sumber: Direktorat Panas Bumi, Juni 2017
41
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Potensi Rencana
No WKP Lokasi Pengembang
(MW) (MW)
Jawa PT. Bakrie Darmakarya
1 Telaga Ngebel 120 165
Timur Energi
PT. Sabang
2 Jaboi NAD 50 10
Geothermal Energi
PT. Sokoria Geothermal
3 Sokoria NTT 30 30
Indonesia
Jawa PT. Medco Cahaya
4 Blawan Ijen 270 110
Timur Geothermal
Sorik Marapi-
Sumatera PT. Sorik Marapi
5 Roburan- 200 240
Utara Geothermal Power
Sampuraga
Kaldera Danau PT. Sintesa Banten
6 Banten 115 110
Banten Geothermal
PT. Supreme Energy
7 Gn. Rajabasa Lampung 91 220
Rajabasa
Sumatera PT. Supreme Energy
8 Rantau Dedap 106 220
Selatan Rantau Dedap
Jawa PT. Sejahtera Alam
9 Baturaden 175 180
Tengah Energi
Jawa
10 Guci 79 55 PT. Spring Energi Sentosa
Tengah
Jawa
11 Gn. Ungaran 100 55 PT. Giri Indah Sejahtera
Tengah
Cisolok Jawa PT. Jabar Rekind
12 45 45
Cisukarame Barat Geothermal
Jawa
PT. Pertamina
Timur dan
13 Gunung Lawu 195 110 Geothermal Energy
Jawa
Lawu
Tengah
PT. Enel Green Power
14 Way Ratai Lampung 150 55
Optima Way Ratai
Gunung Sumatera
15 65 20 PT. Hitay Daya Energi
Talang-Bukit Kili Barat
Candi Umbul Jawa
16 72 55 PT. Geo Dipa Energy
Telomoyo Tengah
Tangkuban Jawa
17 100 60 PT. PLN
Perahu Barat
42
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Maluku
19 Songa Wayaua 140 10 PT. PLN
Utara
Sumber: Direktorat Panas Bumi, Juni 2017
Potensi Rencana
No WKP Lokasi COD
(MW) (MW)
43
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
30 Wapsalit Maluku 26 - -
Sumber: Direktorat Panas Bumi, Juni 2017
44
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
No Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Jawa Barat 1.194 1.194 1.194 1.269 1.449 1.569 1.767 1.767 1.917 1.972
2 Lampung 165 220 220 220 220 220 275 495 605 825
Sumatera
3 122 232 342 347 507 587 587 587 717 717
Utara
Jawa
4 60 70 70 80 140 200 420 640 710 710
Tengah
5 Jawa Timur - - - - 55 165 165 220 440 520
6 Bengkulu - - 55 110 140 140 255 255 340 505
Sumatera
7 - 55 110 110 201 201 256 371 371 505
Selatan
Sumatera
8 - - - 80 80 80 100 100 300 300
Barat
Sulawesi
9 100 125 130 150 150 170 170 170 210 250
Utara
10 Aceh - - - 10 10 10 65 65 120 230
11 Jambi - - - 55 60 115 115 145 145 200
12 Banten - - - - - - 110 110 150 150
Nusa
13 Tenggara 12,5 12,5 12,5 42,5 77,5 82,5 92,5 102,5 102,5 117,5
Timur
Maluku
14 - - - - - - 20 20 55 70
Utara
Sulawesi
15 - - - - - - - - - 60
Tengah
Nusa
16 Tenggara - - - - - - - - 20 40
Barat
Sulawesi
17 - - - - - - - - - 20
Tenggara
18 Gorontalo - - - - - - - - 20 20
19 Maluku - - - 20 20 20 20 20 20 20
20 Bali - - - - - - - - - 10
Kapasitas
1.653,5 1.908,5 2.133,5 2.493,5 3.109,5 3.559,5 4.417,5 5.067,5 6.242,5 7.241,5
Total
Tambahan
215 255 225 360 616 450 858 650 1.175 999
Total
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
46
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
4. ALUR INVESTASI
Tabel 19. Alur Investasi panas bumi melalui skema lelang WKP
Izin Lokasi
Estimasi durasi izin
Izn Lingkungan (UKL/UPL)*
5 Pemerintah Daerah lokasi:
Izin Gangguan (HO)
14 hari kerja
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Kementerian
Pekerjaan Umum Izin Pengusahaan Sumber Daya Estimasi durasi:
6
dan Perumahan Air, SIPA 7 hari kerja
Rakyat
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
(IPPKH) untuk hutan
Estimasi durasi:
Kementerian lindung/produksi
IPPKH: 52 hari kerja
7 Lingkungan Hidup
IPJLPB: 56 hari
dan kehutanan Izin Pemanfaatan Jasa Lingkungan
kerja
Panas Bumi (IPJLPB) untuk hutan
konservasi
8 IPP Eksplorasi
12 Developer Eksploitasi
47
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
15 Developer Konstruksi
Tabel 20. Alur Investasi panas bumi melalui skema Penugasan Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi (PSPE)
BKPM &
Pemberian & pengesahan izin
1 Kementerian
prinsip penanaman modal
Hukum dan HAM
Izin Lokasi
Estimasi durasi izin
Izn Lingkungan (UKL/UPL)*
3 Pemerintah Daerah lokasi:
Izin Gangguan (HO)
14 hari kerja
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Kementerian
Pekerjaan Umum Izin Pengusahaan Sumber Daya Estimasi durasi:
4
dan Perumahan Air, SIPA 7 hari kerja
Rakyat
6 IPP Eksplorasi
48
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Setelah itu
8 KESDM - DJEBTKE Pelelangan terbatas mendapat Izin
Panas Bumi (IPB)
Surat Penetapan sebagai Calon
9 PT. PLN Pengembang Usaha Penyediaan
Listrik
13 Developer Eksploitasi
Izin Lokasi
15 Pemerintah Lokal Izin Gangguan (HO)
Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
16 Developer Konstruksi
49
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Dasar hukum
1. Izin prinsip
Peraturan Kepala BKPM No. 15/2015
2. IUPTLS
Peraturan Menteri ESDM No. 15/2016
3. UKL/UPL dan AMDAL
Peraturan Menteri KLHK No. 5/2012
4. SIPA
Peraturan Menteri Kementerian PUPR No. 1/2016
5. IPJLPB
Peraturan Menteri KLHK No. 46/2016
6. IPPKH
Peraturan Menteri KLHK No. 50/2016
7. PJBL/PPA
Peraturan Menteri ESDM No. 10/2017 dan 49/2017
8. IUPTL
Peraturan Menteri ESDM No.35/2014
9. SLO
Peraturan Menteri ESDM No. 10/2016
50
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
5. TEROBOSAN PEMERINTAH
13. Pemerintah memberikan insentif fiskal bagi pengembangan panas bumi berupa;
Peluang bisnis panas bumi tidak hanya terbatas untuk pembangkit listrik panas bumi
dengan kapasitas besar. Adapun peluang usaha lain di sektor panas bumi antara lain:
Pemanfaatan langsung panas bumi antara lain untuk pertanian, pemandian air
panas, turisme, dan sebagainya.
Pembangkit listrik kapasitas kecil.
Potensi panas bumi entalphi rendah.
Services company untuk mendukung usaha inti panas bumi.
52
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KOMODITAS EBT:
FOTOVOLTAIK
SURYA
53
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Fotovoltaik surya merupakan sumber energi terbarukan kedua yang menjadi fokus
pembangunan infrastruktur energi. Hal ini diperlihatkan oleh besarnya target
pembangunan PLTS yang tertuang dalam RUEN sebesar 6,5 GW pada tahun 2025. Sumber
energi surya terdapat di seluruh penjuru Indonesia dengan intensitas yang cenderung
konstan sepanjang tahun membuat pilihan pembangkit ini sesuai untuk meningkatkan
rasio elektrifikasi terutama di daerah tertinggal dan terisolasi. Peningkatan kebutuhan
pembangunan PLTS disertai dengan penurunan biaya produksi listrik fotovoltaik surya
seiring dengan meningkatnya kematangan teknologi menjadikan pasar ini menarik bagi
investor baik dalam maupun luar negeri. Bagian ini akan membahas potensi, keadaan
eksisting, dan rencana pemerintah dalam mengembangkan fotovoltaik surya.
1. POTENSI
Potensi Potensi
No Provinsi No Provinsi
(MW) (MW)
1 Kalimantan Barat 20.113 18 Sumatera Barat 5.898
2 Sumatera Selatan 17.233 19 Kalimantan Utara 4.643
3 Kalimantan Timur 13.479 20 Sulawesi Tenggara 3.917
4 Sumatera Utara 11.851 21 Bengkulu 3.475
5 Jawa Timur 10.335 22 Maluku Utara 3.036
6 Nusa Tenggara Barat 9.931 23 Bangka Belitung 2.810
7 Jawa Barat 9.099 24 Banten 2.461
8 Jambi 8.847 25 Lampung 2.238
9 Jawa Tengah 8.753 26 Sulawesi Utara 2.113
10 Kalimantan Tengah 8.459 28 Papua 2.035
11 Aceh 7.881 27 Gorontalo 1.218
12 Kepulauan Riau 7.763 29 Maluku 2.020
13 Sulawesi Selatan 7.588 30 Sulawesi Barat 1.677
14 Nusa Tenggara Timur 7.272 31 Bali 1.254
15 Papua Barat 6.307 32 Yogyakarta 996
16 Sulawesi Tengah 6.187 33 Riau 753
17 Kalimantan Selatan 6.031 34 Jakarta 225
TOTAL 207.898
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
54
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
55
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
IPP
No Provinsi APBN/DAK PLN Total
ESDM
1 Nusa Tenggara Timur 1.684 1.980 6.000 9.664
2 Sulawesi Selatan 2.615 1.300 3.915
3 Nusa Tenggara Baraat 1.514 1.670 3.184
4 Papua Barat 2.550 2.550
5 Gorontalo 280 2.000 2.280
6 Kalimantan Selatan 180 2.000 2.180
7 Bali 2.140 2140
8 Maluku 1.220 890 2.110
9 Papua 1.795 300 2.095
10 Sulawesi Tenggara 1.095 850 1.945
11 Kalimantan Timur 1.000 430 1.430
12 Kepulauan Riau 1.130 200 1.330
13 Kalimantan Utara 1.315 1.315
14 Bangka Belitung 1.165 40 1.205
15 Sulawesi Utara 270 930 1.200
16 Lampung 1.135 1.135
17 Sumatera Barat 930 190 1.120
18 Kalimantan Barat 930 180 1.110
19 Riau 975 975
20 Kalimantan Tengah 640 640
21 Aceh 565 565
22 Maluku Utara 535 535
23 Sumatera Selatan 520 520
24 Jambi 510 510
25 Sumatera Utara 355 355
56
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
6 Head of Agreement (HoA) dan MoU telah ditandatangani di awal 2017 untuk proyek
yang berhubungan dengan pembangunan sektor energi terbarukan khususnya energi
surya. Detail dari proyek ini dapat dilihat dibawah:
Tabel 23. HoA dan MoU fotovoltaik surya yang telah ditandatangani (2017)
Kap
No. Lokasi Tipe Catatan
(MW)
1 Gorontalo, Gorontalo 10 HoA -
Pringgabaya, Nusa Tenggara
2 5 HoA -
Barat
3 Sengkol, Nusa Tenggara Barat 5 HoA -
4 Selong, Nusa Tenggara Barat 5 HoA -
5 Kuta, Nusa Tenggara Barat 5 HoA -
Lombok, Bangka, Kep.
PLT hybrid antara
8 Karimun, Kupang, Minahasa, - MoU
surya dan diesel/gas
Gorontalo
Sumbawa, Bima, Lombok,
Ambon, Madura, Waena, PLT hybrid antara
9 - MoU
Bombana, Bangka Belitung, surya dan diesel/gas
Nias
Pulau Selayar, Kei Kecil, PLT hybrid antara
10 - MoU
Pulau Ambon, Pulau Buru surya, angin, dan air
57
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
No Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Nusa
1 Tenggara 14,2 15,0 15,0 20,3 40,5 96,8 159,6 238,0 320,7 414,9
Timur
Kalimantan
2 1,3 1,6 15,1 24,3 43,8 88,3 140,9 209,2 282,4 366,4
Barat
3 Gorontalo 4,7 9,7 9,7 19,7 19,7 35,7 65,4 128,8 218,6 343,3
Sumatera
4 1,1 1,1 12,8 20,0 35,8 71,7 114,1 169,3 228,5 296,6
Selatan
Nusa
5 Tenggara 4,9 25,2 90,2 90,2 90,2 90,2 112,3 167,2 225,4 292,0
Barat
Sulawesi
6 0,5 0,5 2,4 9,8 23,3 60,5 100,7 150,4 202,6 261,8
Barat
7 Jambi 1,0 3,0 7,1 13,6 27,1 60,7 98,6 146,7 197,9 256,3
Kalimantan
8 1,9 2,0 8,4 15,3 27,7 56,1 89,3 132,5 178,9 232,1
Timur
Sumatera
9 17,7 57,7 57,7 57,7 57,7 57,7 86,2 128,0 176,2 224,1
Utara
Sulawesi
10 1,4 11,4 11,4 31,4 31,4 52,7 86,2 128,4 173,1 224,1
Tengah
Kalimantan
11 1,1 1,1 6,7 13,4 23,7 52,5 85,0 126,5 170,6 221,1
Tengah
12 Papua 8,2 19,4 19,4 39,4 39,4 50,7 84,2 125,7 169,3 218,8
Sulawesi
13 2,4 9,6 9,6 10,5 21,6 49,7 81,9 122,1 164,6 212,9
Tenggara
14 Aceh 0,8 2,8 6,2 12,7 22,5 50,2 81,3 121,0 163,2 211,4
Maluku
15 4,6 9,6 9,6 9,7 18,9 47,3 78,3 116,8 157,3 203,5
Utara
Jawa
16 0,4 0,4 6,7 12,3 22,1 44,6 71,7 106,6 143,8 186,4
Tengah
17 Jawa Timur 0,6 3,4 7,7 13,2 23,1 44,9 71,7 106,4 143,6 186,4
Sulawesi
18 7,0 8,1 8,1 11,5 21,2 43,8 70,8 105,2 142,0 184,0
Selatan
19 Maluku 5,3 10,3 15,3 15,3 17,6 41,9 69,6 103,8 139,9 180,8
Papua
20 4,1 4,1 5,0 15,0 19,0 39,8 64,6 96,1 129,5 167,8
Barat
21 Jawa Barat 0,3 0,4 6,8 11,5 20,2 39,3 62,7 93,1 125,6 163,0
58
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Kalimantan
22 3,9 3,9 4,8 9,7 18,1 38,0 61,5 91,5 123,5 160,0
Selatan
23 Bengkulu 0,7 0,7 3,1 8,2 16,5 37,3 61,2 91,3 123,0 159,2
Sumatera
24 2,0 2,9 4,6 9,3 17,2 35,9 58,1 86,4 116,6 151,0
Barat
25 Lampung 1,6 1,6 2,1 6,5 13,5 31,3 51,6 77,0 103,8 134,3
Kepulauan
26 1,1 1,1 5,8 9,5 16,5 31,5 50,2 74,4 100,5 130,4
Riau
Sulawesi
27 3,8 3,8 3,8 5,6 11,5 26,5 43,7 65,1 87,8 113,6
Utara
Bangka
28 1,6 3,6 3,6 5,9 11,7 25,9 42,4 63,2 85,2 110,3
Belitung
29 Bali 7,5 8,2 8,2 8,2 108,2 108,2 108,2 108,2 108,2 108,2
Kalimantan
30 0,6 0,6 3,6 6,6 12,0 24,3 39,1 58,1 78,5 101,7
Utara
31 Banten 0,2 0,3 2,1 5,1 10,0 22,2 36,3 54,0 72,9 94,3
32 Riau 1,0 1,0 1,0 4,1 9,0 21,8 36,2 54,1 72,8 94,2
D.I.
33 0,1 0,1 1,1 3,7 8,0 18,9 31,3 46,8 63,0 81,5
Yogyakarta
34 Jakarta 0,2 0,3 0,3 0,7 1,4 3,2 5,3 7,9 10,7 13,8
Kapasitas
107,8 224,5 375 550 900 1.600 2.500 3.700 5.000 6.500
Total
Tambahan
29,3 116,6 150,5 175 350 700 900 1.200 1.300 1.500
Total
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
59
KOMODITAS EBT:
MIKROHIDRO
61
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Energi air telah banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia. Energi air
di Indonesia sendiri memiliki potensi sebesar 75 GW dengan rencana pengembangan
sebesar 18 GW pada tahun 2025. Namun demikian, DJEBTKE sebagai Direktorat Jenderal
dibawah Kementerian ESDM tidak bertanggung jawab kepada pembangunan PLTA.
Pembangunan PLTA berada dibawah jurisdiksi DJK sementara DJEBTKE bertanggung
jawab kepada pembangunan pembangkit tenaga air skala kecil yaitu minihidro (dengan
kapasitas 1-10 MW) dan mikrohidro (dengan kapasitas dibawah mikrohidro). Minihidro dan
mikrohidro sendiri memiliki potensi sebesar 19 GW dengan rencana pengembangan
sebesar 3 GW pada tahun 2025. Bagian ini akan menjelaskan tentang potensi, keadaan
eksisting, dan rencana pemerintah dalam mengembangkan minihidro dan mikrohidro.
1. POTENSI
62
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
63
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
IPP
No Provinsi APBN/DAK PLN Total
ESDM*
1 Jawa Barat 0,024 34,74 34,764
2 Sumatera Utara 0,477 29 29,477
3 Sulawesi Selatan 0,293 4,78 17,7 22,773
4 Sulawesi Tengah 0,021 2,55 10 12,571
5 Sumatera Selatan 0,043 11,6 11,643
6 Nusa Tenggara Barat 0,43 0,1 10,8 11,33
7 Sumatera Barat 0,229 9,328 9,557
8 Gorontalo 0,12 5,3 5,42
9 Banten 3 3
10 Jawa Tengah 2,24 2,24
11 Papua Barat 0,876 0,876
12 Kalimantan Barat 0,687 0,687
13 Jambi 0,018 0,5 0,518
14 Kalimantan Tengah 0,299 0,299
15 Papua 0,283 0,283
16 Nusa Tenggara Timur 0,22 0,22
17 Sulawesi Barat 0,172 0,172
18 Kalimantan Utara 0,087 0,087
19 Lampung 0,08 0,08
20 Riau 0,056 0,056
21 Maluku 0,03 0,03
22 Sulawesi Tenggara 0,016 0,016
23 Sulawesi Utara 0,014 0,014
24 Aceh 0
25 Bali 0
64
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
26 Bangka Belitung 0
27 Bengkulu 0
28 DI Yogyakarta 0
29 DKI Jakarta 0
30 Jawa Timur 0
31 Kalimantan Selatan 0
32 Kalimantan Timur 0
33 Kepulauan Riau 0
34 Maluku Utara 0
TOTAL 4,475 7,43 134,208 146,113
*Catatan: Proyek IPP ESDM dibangun berdasarkan Peraturan Menteri ESDM No. 19/2015
Sumber: Statistik EBTKE 2016 dan Statistik Ketenagalistrikan 2016, DJK ESDM
65
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Tabel 27. Rencana pengembangan minihidro dan mikrohidro hingga 2025 (MW)
No. Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Sumatera
1 40,8 48,9 93,9 150,8 160,8 170,8 236,3 236,3 289,8 352
Utara
Kalimantan
2 0,5 0,5 28,9 28,9 59,5 93,3 122,3 164,8 199,5 243,9
Tengah
3 Jawa Barat 23,3 48,3 91,3 113,8 132,1 167,6 178,1 195,3 219,7 237,4
Kalimantan
4 0,8 0,8 13,4 13,4 32,7 71,5 97,8 144,9 173,9 173,9
Timur
Nusa
5 Tenggara 5,2 5,6 23,6 25,2 46,7 66,4 85,7 111 134,9 163,5
Timur
Sumatera
6 20,1 37,8 37,8 77,8 91,2 91,2 111,8 117,8 142,5 142,5
Barat
7 Aceh 1,1 1,1 9,3 11,5 21,8 44,6 81,7 88,5 107,7 132,4
8 Papua 3,7 8,4 13,6 27,4 28,5 46,5 61,4 84 101,5 124,5
Sulawesi
9 39,4 48,6 68,9 97,3 107,3 107,3 109 109 122,3 122,3
Selatan
10 Jawa Tengah 8,3 9,2 9,2 16,2 25,3 25,3 39 47,8 91,9 119
Sulawesi
11 5,1 5,1 13,3 13,3 27,3 43,2 56,7 76,6 92,6 113,4
Barat
12 Bengkulu 0,7 0,7 0,7 0,7 0,7 7,4 13,4 29,4 34,4 95,4
Sulawesi
13 42,3 43,5 43,5 74,6 74,6 74,6 76 76 90 90
Tengah
Sulawesi
14 2,9 7,7 7,7 12,7 14 29,4 40,1 58,8 70,7 88
Tenggara
15 Jambi 0,3 0,3 4,4 4,4 11,4 27,4 37,9 57,3 68,7 86,0
16 Maluku - - 3,3 37,1 42,1 42,1 42,1 50,7 60,7 76,2
Nusa
17 Tenggara 13,3 13,3 14,6 32 32 32 32,3 49 58,7 73,6
Barat
18 Maluku Utara - - 3,2 3,2 8,7 22,5 31,2 47,8 57,2 71,8
19 Jawa Timur 1,7 1,7 1,7 1,7 4,5 4,5 8,9 37,1 49,2 63
20 Gorontalo 4,1 4,1 4,1 6,1 6,1 16,4 24,1 40,6 48,2 61,7
21 Banten 4,3 15,3 15,3 16,8 21,8 34,8 43,3 43,3 58,3 58,3
66
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
22 Lampung 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 10,1 31,8 35,1 41,2 54,4
Sumatera
23 1,3 1,3 2,7 2,7 2,7 20,2 30,2 30,2 36,2 52,4
Selatan
Kalimantan
24 0,9 1,0 2,3 17,5 17,5 17,5 17,5 29,7 34,7 46,2
Barat
25 Riau 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 2,4 20,5 22,9 33,8
Kalimantan
26 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 14,4 14,4 28,4
Utara
Sulawesi
27 8,2 8,2 8,7 16,4 16,4 19,7 19,7 19,7 26,1 26,1
Utara
Kalimantan
28 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 15,1 16,3 25,8
Selatan
29 Bali 0,0 0,0 1,4 1,4 1,4 1,4 7,3 7,3 23,5 23,5
30 Papua Barat 1,0 1,0 2,0 11 11 11 11 11,1 11,5 19,8
31 Yogyakarta 0,2 0,2 0,2 0,2 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8
Kapasitas
230,5 313,7 520 815,1 1.000 1.300 1.650 2.050 2.500 3.000
Total
Tambahan
33,1 83,2 206,3 295,1 184,9 300 350 400 450 500
Total
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
67
KOMODITAS EBT: ENE
69
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Hingga saat ini, energi angin masih belum banyak dimanfaatkan karena belum adanya
regulasi yang mengatur pembelian listrik PLTB oleh PT. PLN. Dengan dikeluarkannya
Peraturan Menteri ESDM 12/2017, para pelaku bisnis mulai tertarik untuk mengembangkan
energi angin di Indonesia. Sejak tahun 2017, pembangunan PLTB Jeneponto sebesar 60
MW dan PLTB Sidrap sebesar 70 MW sudah memasuki tahap konstruksi. Indonesia memiliki
potensi energi angin sebesar 60 GW yang tersebar di beberapa wilayah di Pulau Jawa,
Sulawesi, dan Indonesia bagian Timur seperti Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Target
pembangunan PLTB sebesar 1,8 GW pada tahun 2025 membutuhkan partisipasi pihak
swasta untuk dapat terwujud.
1. POTENSI
71
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
No. Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Jawa Barat 0,89 0,89 80,89 160,89 250,89 250,89 250,89 250,89 250,89 410,89
Nusa
2 Tenggara 0,10 0,10 0,10 5,10 31,18 131,05 174,97 216,68 261,10 266,10
Timur
Sulawesi
3 0,52 70,52 70,52 130,52 170,52 170,52 170,52 230,52 230,52 230,52
Selatan
4 Banten 0,02 0,02 0,02 35,02 70,02 70,02 70,02 70,02 70,02 150,02
5 Maluku 0,00 0,00 0,00 5,00 10,00 41,34 67,85 86,92 108,83 113,83
Sulawesi
6 - - - - - 33,14 52,07 66,28 82,39 82,39
Barat
Nusa
7 Tenggara 0,02 0,02 0,02 5,02 5,02 23,15 43,47 56,72 72,39 72,39
Barat
8 Papua - - - - - 23,14 41,62 54,01 68,54 68,54
D.I.
9 0,06 0,06 50,06 50,06 50,06 50,06 50,06 50,06 50,06 60,06
Yogyakarta
Sulawesi
10 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 14,40 32,59 43,43 56,65 56,65
Tenggara
11 Jawa Timur 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 0,11 14,58 27,63 46,76 46,76
Jawa
12 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 12,32 22,35 36,90 36,90
Tengah
Kalimantan
13 - - - - - - 14,72 22,89 34,15 34,15
Tengah
14 Aceh - - - - - - 13,33 21,29 32,39 32,39
72
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Bangka
21 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 9,08 9,08
Belitung
Kalimantan
22 - - - - - - - - 8,79 8,79
Selatan
23 DKI Jakarta 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Maluku
24 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002
Utara
Sumatera
25 - - - - - - - - - -
Utara
Sumatera
26 - - - - - - - - - -
Barat
27 Riau - - - - - - - - - -
Kepulauan
28 - - - - - - - - - -
Riau
29 Jambi - - - - - - - - - -
Sumatera
30 - - - - - - - - - -
Selatan
Kalimantan
31 - - - - - - - - - -
Timur
Kalimantan
32 - - - - - - - - - -
Utara
33 Gorontalo - - - - - - - - - -
Sulawesi
34 - - - - - - - - - -
Tengah
Kapasitas Total 3,92 73,92 203,92 398,92 600 820 1.050 1.290 1.540 1.800
Tambahan
0,85 70 130 195 201,08 220 230 240 250 260
Total
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
73
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KOMODITAS EBT:
SAMPAH menjadi
ENERGI
75
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Sampah merupakan masalah yang timbul di kota-kota besar sebagai produk sampingan
dari kegiatan urban. Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah melalui Peraturan
Menteri ESDM No. 50/2017 mendorong pemerintah daerah dan pihak swasta untuk
mempercepat pembangunan PLTSa. Bagian ini mendeskripsikan potensi dan keadaan
eksisting pemngembangan PLTSa, serta taget pengembangan bioenergi.
1. POTENSI
Potensi Potensi
No. Provinsi No. Provinsi
(MWe) (MWe)
1. Jawa Barat 559,32 19. Kalimantan Selatan 18,58
2. Jawa Timur 366,83 20. Jambi 14,86
3. Jawa Tengah 278,44 21. Kalimantan Timur 14,71
4. Dki Jakarta 126,12 22. Papua 12,12
5. Banten 116,55 23. Sulawesi Tengah 11,48
6. Sumatera Utara 99,49 24. Kalimantan Tengah 10,22
7. Sumatera Selatan 62,17 25. Sulawesi Utara 9,83
8. Lampung 57,46 26. Sulawesi Tenggara 9,74
9. Sulawesi Selatan 33,12 27. Bengkulu 7,80
10. Riau 31,71 28. Maluku 6,90
11. Madura 30,77 29. Bangka Belitung 5,40
12. Nusa Tenggara Barat 27,79 30. Sulawesi Barat 5,09
13. D.I. Yogyakarta 27,09 31. Maluku Utara 4,55
14. Kalimantan Barat 22,86 32. Gorontalo 4,45
15. Sumatera Barat 22,69 33. Kepulauan Riau 3,30
16. Bali 21,68 34. Papua Barat 2,06
17. Aceh 20,68 35. Kalimantan Utara -
18. Nusa Tenggara Timur 20,44 TOTAL 2.066,29
Sumber: DJEBTKE, 2013
76
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
Kapasitas
No Lokasi COD Pengembang
(MWe)
PT. Navigat Organic
1 Bekasi 2011 12
Energy Indonesia
PT. Navigat Organic
2 Bali 2012 2
Energy Indonesia
TOTAL 17,6
77
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
No. Provinsi 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
1 Riau 183,4 193,4 195,4 195,4 195,4 195,4 220,7 260,9 306,8 359
Nusa
2 Tenggara 39,8 43,8 81 110,5 136,9 161,4 190,2 224 263,3 308,1
Timur
3 Jawa Timur 145,4 145,4 145,4 145,4 145,4 145,4 172,5 204,7 240,9 281,9
Sumatera
4 174,5 174,5 176,5 176,5 176,5 176,5 176,5 192,2 226,1 264,5
Utara
5 Jambi 104,4 104,4 104,4 104,4 108,9 132,2 157,1 185,5 218,1 255,2
Sulawesi
6 30 31 41,2 75,3 100,7 120,3 142,3 167,9 197,3 230,9
Barat
Jawa
7 98,5 98,5 98,5 98,5 98,5 111,3 134,5 159,6 187,8 219,8
Tengah
Sumatera
8 98,6 101,1 101,1 101,1 101,1 110 132,7 157,4 185,2 216,7
Selatan
9 Jawa Barat 121,8 121,8 121,8 121,8 121,8 121,8 131,7 157 184,9 216,4
Kalimantan
10 72,7 72,7 82,7 82,7 84,2 105 125,8 148,9 175,1 204,9
Tengah
11 Lampung 70,6 70,6 70,6 70,6 79,5 100,2 120,4 142,6 167,7 196,3
Kalimantan
12 63,9 85,9 105,9 105,9 105,9 105,9 117,6 139,2 163,8 191,7
Barat
13 Aceh 71,2 81 82,5 82,5 82,5 92,2 110,9 131,3 154,5 180,8
14 Papua Barat 10,2 10,2 10,8 49,8 75,5 92,0 109,5 129,3 152 177,9
Nusa
15 Tenggara 31,1 32,1 32,1 46,5 74,6 91,6 109,3 129,2 151,9 177,8
Barat
Kalimantan
16 66,8 66,8 66,8 66,8 66,8 81,9 99,6 118,4 139,4 163,1
Selatan
Sulawesi
17 20,8 20,8 20,8 38 65,5 81,1 97 114,7 134,9 157,9
Tenggara
Sulawesi
18 26,5 26,5 26,5 33,6 63,1 78,9 94,6 112 131,8 154,2
Tengah
Maluku
19 16,2 16,2 16,2 35,7 62,6 77,8 93 110,1 129,4 151,5
Utara
20 Bengkulu 42,8 42,8 42,8 42,8 58,2 74,8 90,4 107,3 126,2 147,7
78
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Sulawesi
21 47,3 57,3 57,3 57,3 57,3 72,5 88,5 105,2 123,8 144,9
Selatan
22 Maluku 15,2 21,2 21,2 30,5 58,1 72,8 87,4 103,5 121,7 142,4
23 Gorontalo 23,8 23,8 29,8 29,8 53,6 68,3 82,3 97,6 114,8 134,3
Sumatera
24 46,1 47,1 47,1 47,1 47,6 66,2 81,6 97,4 114,7 134,2
Barat
Kalimantan
25 46,2 58,3 67,8 67,8 67,8 67,8 67,8 67,8 76,7 89,8
Timur
Sulawesi
26 14,5 14,5 14,5 14,5 28,9 43,2 54,2 64,9 76,5 89,6
Utara
27 Banten 24,8 24,8 24,8 24,8 24,8 41,2 53,2 64,1 75,7 88,6
28 Papua 21,2 21,2 31,2 31,2 31,2 41,8 52,4 62,8 74,1 86,7
Bangka
29 25,7 25,7 65,7 65,7 65,7 65,7 65,7 65,7 70,7 82,7
Belitung
D.I.
30 15,4 15,4 15,4 15,4 20,2 35,7 46,3 56 66,1 77,3
Yogyakarta
Kalimantan
31 - - - - 9 29,8 42,1 51,8 61,4 71,8
Utara
32 Bali 12,1 12,1 12,1 12,1 12,1 19,2 29,7 37,3 44,3 51,8
Kepulauan
33 14 14 14 14 14 14 16,2 22,1 26,6 31,1
Riau
34 DKI Jakarta 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 6,2 11,8 15,8 18,4
Kapasitas Total 1801.6 1.881 2.030 2.200 2.500 2.900 3.400 4.000 4.700 5.500
Tambahan
130,6 79,4 149 170 300 400 500 600 700 800
Total
*Biomass, biogas, dan sampah kota sudah termasuk kedalam tabel
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
79
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KOMODITAS EBT:
BIOMASSA/BIOGAS
81
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Pemanfaatan bioenergi dalam bentuk biomassa dan biogas sudah umum dipraktikkan
khususnya di daerah perkebunan dan peternakan yang memiliki potensi limbah agrikultur
dan limbah ternak. Limbah industri agrikultur seperti kelapa sawit dapat dimanfaatkan
sebagai sumber PLTBm ataupun PLTBg (POME). Sementara itu, limbah ternak dapat
dimanfaatkan sebagai sumber panas biogas untuk rumah tangga. Bagian ini membahas
potensi pengembangan biomassa dan biogas sebagai sumber listrik, potensi biogas
rumah tangga sebagai sumber panas, keadaan pengembangan PLTBm dan PLTBg.
Rencana pemerintah dalam pengembangan biomassa dan biogas hingga tahun 2025
dapat dilihat pada Tabel 34 yang tertera pada bagian sampah menjadi energi.
1. POTENSI
Potensi
No. Provinsi
Biomassa/BBN Biogas Total
1 Riau 4.157,4 37,7 4.195,1
2 Jawa Timur 2.851,3 569,6 3.420,9
3 Sumatera Utara 2.796,1 115,5 2.911,6
4 Jawa Barat 1.979,8 574,3 2.554,1
5 Jawa Tengah 1.884,1 348,4 2.232,5
6 Sumatera Selatan 2.061,4 71,2 2.132,6
7 Jambi 1.821,0 18,9 1.839,9
8 Kalimantan Tengah 1.486,7 12,2 1.498,9
9 Lampung 1.407,6 84,5 1.492,1
10 Kalimantan Barat 1.279,3 28,9 1.308,2
11 Kalimantan Selatan 1.266,3 23,6 1.289,9
12 Aceh 1.136,6 37,7 1.174,3
13 Kalimantan Timur 946,6 17,7 964,3
14 Sulawesi Selatan 890,3 69,1 959,4
15 Sumatera Barat 923,1 34,7 957,8
16 Bengkulu 633,0 11,8 644,8
17 Banten 346,5 118,6 465,1
82
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
83
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
84
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Catatan:
85
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
Tabel 36. Kapasitas terpasang biomassa dan biogas on-grid yang beroperasi
Kapasitas
No Lokasi COD Pengembang Sumber
(MW)
Sumatera PT. Growth
1 2006 Limbah sawit 9
Utara Sumatra 1
PT. Listrindo
2 Bangka 2006 Limbah sawit 5
Kencana
PT. Indah Kiat Pulp
3 Riau 2006 Limbah sawit 3
& Paper
PT. Belitung
4 Belitung 2010 Limbah sawit 7
Energy
Sumatera PT. Growth
5 2010 Limbah sawit 10
Utara Sumatra 2
Sumatera
6 2011 PT. Growth Asia Limbah sawit 10
Utara
Sumatera
7 2012 PT. Growth Asia Limbah sawit 10
Utara
8 Belitung 2014 PT. Austindo ANE POME 1,2
9 Gorontalo 2014 PT. PLN Jagung 0,4
10 Jambi 2014 PT. Rimba Palma Limbah sawit 10
Sumatera
11 2015 PT. Victorindo Limbah sawit 3
Utara
Sumatera PT. Harkat
12 2015 Limbah sawit 10
Utara Sejahtera
PT. Meskom Agro
13 Riau 2015 Limbah sawit 10
Sarimas
Kalimantan PT. Maju Aneka
14 2015 POME 1
Selatan Sawit
Kalimantan
15 2015 PT. Sukajadi Sawit POME 2,4
Selatan
Sumatera
16 2015 PT. Mutiara Bunda POME 2
Selatan
Sumatera
17 2015 PT. Sampurna POME 2
Selatan
PT. Riau Prima
18 Riau 2016 Limbah sawit 15
Energy
Sumatera
19 2016 PTPN III Limbah sawit 1,8
Utara
86
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Sumatera
20 2016 PT. Siringo-ringo POME 1
Utara
PT. Riau Prima
21 Riau 2016 Biomassa 10
Energy
22 Jawa Timur 2016 PTPN X Biomassa 2
PT. Rimba Palma
23 Jambi 2016 Biomassa 10
2
Kepulauan
24 2016 PT. Tanjung Batu Biomassa 1
Riau
TOTAL KAPASITAS ON-GRID 136,8
Sumber: DJEBTKE, 2016
Kapasitas
No Lokasi Sumber
(MW)
87
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
BAKAR NABATI
(BBN)
89
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
1. POTENSI
90
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
91
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
2. KAPASITAS TERPASANG
Tabel 39. Kapasitas terpasang badan usaha dengan izin niaga BBN
BIODIESEL BIOETHANOL
Tahun
MT (metrik ton) kL MT (metrik ton) kL
2007 1.907 2.191.954 42.900 55.000
2008 2.701.010 3.104.609 233.300 299.103
2009 3.670.973 4.219.509 264.679 339.333
2010 4.432.973 5.095.371 264.679 339.333
2011 4.474.373 5.142.957 264.679 339.333
2012 4.474.373 5.142.957 264.679 339.333
2013 4.912.193 5.646.199 324.679 416.256
2014 4.922.633 5.658.199 348.079 446.256
2015 7.062.616 8.117.949 348.079 446.256
2016 10.567.866 12.146.975 348.079 446.256
2017 11.329.064 13.021.915 348.079 446.256
BIODIESEL BIOETHANOL
Tahun
MT (metrik ton) kL MT (metrik ton) kL
2007 1.820.000 2.091.954 0 0
2008 2.471.330 2.840.609 0 0
2009 2.721.330 3.127.966 7.800 10.000
2010 3.411.330 3.921.069 7.800 10.000
2011 3.411.330 3.921.069 7.800 10.000
2012 3.411.330 3.921.069 7.800 10.000
2013 3.841.330 4.415.322 7.800 10.000
2014 3.851.770 4.427.322 31.200 40.000
2015 5.991.753 6.887.073 31.200 40.000
2016 9.497.003 10.916.098 31.200 40.000
2017 10.258.204 11.791.039 31.200 40.000
Sumber: DJEBTKE, 2017
92
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Roadmap kewajiban penggunaan BBN sebagai campuran bahan bakar minyak diatur
dalam Peraturan Menteri ESDM No. 32/2008 yang telah direvisi tiga kali menjadi Peraturan
Menteri ESDM No. 12/2015.
Tabel 41. Minimum penggunaan Biodiesel (B100) sebagai campuran bahan bakar
minyak (BBM)
93
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Tabel 43. Minimum penggunaan Biooil (Minyak Nabati Murni) sebagai campuran BBM
Dalam sektor transportasi, kebutuhan akan energi yang berasal dari bahan bakar nabati
sebagai campuran bahan bakar pengganti fosil tertuang pada Rencana Umum Energi
Nasional yang dirangkum dalam tabel berikut.
Tabel 44. Kebutuhan BBN sebagai campuran bahan bakar pengganti fosil
Unit 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2025 2030 2040 2050
MTOE 1,8 2,6 3,2 3,9 4,6 5,5 9,6 14,0 21,3 31,2
% 3,6 5,0 5,9 6,8 7,9 9,0 12,8 15,6 17,1 18,5
* Catatan: BBN termasuk biodiesel, bioethanol, dan bioavtur
Sumber: Perpres No.22/2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN)
94
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
95
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Harga indeks pasar (HIP) adalah harga dasar pembelian BBN yang ditetapkan oleh
pemerintah dan dikeluarkan setiap bulannya. Rumusan besaran HIP diatur oleh Ketetapan
Menteri ESDM. Pada tahun 2016, rumusan besaran HIP diatur dalam Keputusan Menteri
ESDM No. 6034 K/12/MEM/2016 sementara HIP di tahun 2017 diatur dalam Ketetapan
Menteri ESDM No. 2026K/12/MEM/2017 yang diberlakukan mulai tanggal 5 Mei 2017.
Rumusan besaran HIP 2017 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Biodiesel
HIP=(rata2 CPO* + 100 USD/ton) x 870 Kg/m3 + Ongkos Angkut
Bioethanol
HIP = (rata2 tetes tebu periode 3 bulan* x 4,125 Kg/L) + 0,25 USD/L
Sumber: Ketetapan Menteri ESDM No. 2026K/12/MEM/2017 tgl 05 Mei 2017
Catatan:
*Dikeluarkan oleh PT. KPBN (Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara)
Besaran maksimum ongkos angkut untuk setiap daerahnya diatur oleh Ketetapan
Menteri ESDM No. 2026K/12/MEM/2017
Konversi nilai tukar merujuk ke kurs tengah rata-rata yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia
96
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Tabel 46 memberikan gambaran HIP historis pada tahun 2016 yang mengacu kepada
Keputusan Menteri ESDM No. 6034 K/12/MEM/2016.
Rata-rata
0,614 8,183 0,686 9.137,5
bulanan
97
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
KONSERVASI
ENERGI
99
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Konservasi energi merupakan usaha penghematan energi untuk mencapai target efisiensi
energi yang telah ditetapkan pemerintah yaitu penurunan konsumsi energi sebanyak 17%
dari skema BAU dan pencapaian elastisitas energi kurang dari 1 pada tahun 2025. Peluang
investasi di bidang konservasi energi semakin terbuka dengan dikeluarkannya Peraturan
Menteri ESDM No. 14/2012 mengenai kewajiban melakukan manajemen energi di bidang
industri. Tidak hanya bidang industri, pemerintah juga menargetkan pengematan energi
di bidang transportasi, komersial, dan rumah tangga. Berikut adalah penjelasan mengenai
potensi, implememtasi, dan rencana pemerintah di bidang konservasi energi, serta
penjelasan singkat dan alur perizinan pendirian Energy Service Company (ESCO).
Tahun
Unit
2011 2012 2013 2014 2015
Potensi Penghematan
Capaian Penghematan
Biaya Investasi
100
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
101
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Rp 10,3 Miliar
Percontohan ISO 50001, Sistem
1 Manajemen Energi
UNIDO
Rp 2,4 Miliar
Street Lighting Project (ADB
2
Grant)
Pilot ADB
Rp 30,1 Miliar
Proyek Bangunan Efisiensi
3 Energi
Swasta
Rp 1.377,6 Miliar
Proyek JCM (Bangunan &
4 Industri)
Swasta / JCM
Rp 21,5 Miliar
5 PJU LED Pemda
Pemda / APBD
Rp 117,6 Miliar
6 PJU LED KESDM
KESDM / APBN
102
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
5.585 TS Total
8.068 Retrofit 13.653 Unit
103
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Mengganti 259 Lampu HPS (High Pressure Sodium) eksisting dengan Lampu LED yang
dilengkapi dengan teknologi smart system
Sebelum Sesudah
Watt Konsumsi Energi Watt Konsumsi Energi
400 5,27 kWh/hari 200 2,34 kWh/hari
250 4,59 kWh/hari 145 1,75 kWh/hari
Tabel 50. Penghematan listrik total dari pemasangan PJU hemat energi
Penghematan Total Penghematan
Kuantitas Watt Substitusi
(Watt) (Watt)
99 200 400 200 19.800
160 145 250 105 16.800
259 36.600
Penghematan tagihan listrik 37%
1200
1000
Konsumsi Energi (MTOE)
800 39%
BAU
600
RUEN
400
22%
17%
200
0
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
1,8
1,6 1,54
1,4
1,11
1,2 1,04
1,0
0,71 0,70 0,68 0,68 0,67
0,8
0,6 1,14
0,4 0,89 0,84
0,58 0,54 0,53 0,50 0,46
0,2
0,0
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050
Skenario KEN Skenario BAU
Komersial 36 MBOE
Implementasi:
Potensi penghematan
• Audit Energi/ IGA (Investment Grade
10-30 %
Audit)/ ESCO Pilot Project
• Standar efisiensi energi
• Sistem Pelaporan Online (Gedung
Pemerintah)
• Peningkatan Pemahaman Masyarakat
dalam Sektor Komersial
106
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
3. KONSEP ESCO
Usaha Jasa Konservasi Energi (Energy Service Company - ESCO) adalah kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, pengoperasian, pemeliharaan, serta pengukuran dan
verifikasi di bidang Konservasi Energi. Dua macam pola bisnis ESCO mencakup:
107
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
108
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Pengajuan permohonan
melalui situs EBTKE Persyaratan:
www.ebtke.esdm.go.id a. Akta pendirian & SIUP (Surat
@ ESCO Izin Usaha Perdagangan)
b. Memiliki 1 orang atau lebih
auditor energi bersertifikat
Penerimaan dokumen (informasi tentang
permohonan auditor/manajer energi
@ Direktur Jenderal EBTKE bersertifikat dapat diakses di
@ Direktur Konservasi aplikasi.ebtke.esdm.go.id/po
Energi me/)
c. Daftar kelengkapan
peralatan penunjang
Verifikasi dokumen d. Kemampuan keuangan
permohonan yang telah diverifikasi oleh
@ Subdit Pengembangan lembaga audit keuangan
Usaha Konservasi Energi atau yang dilaporkan ke
lembaga keuangan negara.
Penerbitan SKT
@ Direktur Jenderal EBTKE
melalui Kasubdit
Pengembangan Usaha
Konservasi Energi
Saat ini sudah ada 5 perusahaan yang tercatat sebagai Perusahaan ESCO di DJEBTKE.
Detail kelima perusahaan ini terdapat pada bagian Lampiran.
109
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
LAMPIRAN 1:
STAKEHOLDER KONSERVASI
ENERGI
111
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Kapabilitas
Laboratorium Alamat Kontak
Tes
P3TKEBTKE (Pusat Jl, Cileduk Raya Kav, (T) 021 – 7203530 300
Penelitian 109 Cipulir (F) 021 – 7203525 Lampu/bulan
Pengembangan Kebayoran Lama
Teknologi Jakarta 12230
Ketenagalistrikan
Energi Baru,
Terbarukan dan
Konservasi Energi)
B2TKE – BPPT Kawasan Puspitek (T) 021 – 7560550 500
(Balai Besar Teknologi Gd,620-622 Serpong, 021 – 7560092 Lampu/bulan
Energi) Tanggerang - (F) 021 – 7560904
Banten
BARISTAND Jl, Jagir Wonokromo (T) 031 – 8410054 800
(Balai Riset dan No, 360 (F) 031 – 8410480 Lampu/bulan
Standardisasi) Surabaya 60244
PT. SUCOFINDO Jl, Arteri Tol Cibitung, (T) 021 – 88321176 2280
Bekasi 17520 (F) 021 – 88321166 Lampu/bulan
B4T Jl, Sangkuriang No, (T) 022 – 2504088 600
(Balai Besar Barang 14, 022 – 2504828 Lampu/bulan
dan Bahan Teknik) Bandung 40135 022 – 2510682
(F) 021 – 2502027
112
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
113
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Alamat:
Graha Pura Lantai 3, Jalan
Pancoran Indah 1 No. 52,
PT Energy
Pancoran, DKI Jakarta 12780
2 Management
Indonesia EMI
Telp:
(021) 79193431
Alamat:
Graha Sucofindo Lt 13, Jl Pasar
PT Superintending Minggu Kav 34, DKI Jakarta
Company of 12780
3
Indonesia
SUCOFINDO Telp:
(021) 7983666
Alamat:
Jl. Pegangsaan Dua Km. 2, No.
64, DKI Jakarta
PT. Fokus Indo
4
Lighting
Telp:
(021) 4612110
Alamat:
Wisma Mampang Lt., Raya No.1,
Jl. Mampang Prpt. Raya No.2,
DKI Jakarta 12790
5 PT. Tracon Industri
Telp:
(021) 7974367
114
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
LAMPIRAN 2:
DAFTAR KONTAK
STAKEHOLDERS
115
Buku Saku Investasi Energi Terbarukan & Efisiensi Energi di Indonesia 2017
Institusi Kontak
KESDM DJEBTKE T : +62 21 398 300 77
Jl. Pegangsaan Timur No.1 E : info@ebtke.esdm.go.id
Menteng Jakarta Pusat W : www.ebtke.esdm.go.id
116