Permen ESDM No. 49 Tahun Permen ESDM No. 13 Tahun Permen ESDM No. 16 Tahun
2018 2019 2019
• Merupakan Permen ESDM • Merupakan Permen ESDM • Merupakan Permen ESDM
tentang Penggunaan Sistem tentang Perubahan Pertama tentang Perubahan Kedua
PLTS Atap oleh Pelanggan Atas Permen ESDM No. Atas Permen ESDM No.
PT PLN (Persero) 49/2018 tentang 49/2018 tentang
• Terdiri dari 19 Pasal yang Penggunaan Sistem PLTS Penggunaan Sistem PLTS
terbagi dalam 8 Bab yaitu Atap oleh Pelanggan PT PLN Atap oleh Pelanggan PT PLN
Ketentuan Umum, (Persero) (Persero)
Penggunaan Sistem PLTS • Mengubah ketentuan Izin • Mengubah ketentuan
Atap, Perhitungan Ekspor Operasi dan SLO sesuai terkait perhitungan biaya
dan Impor, Pembangunan dengan Perubahan Regulasi capacity charge dan
dan Pemasangan, Ketenagalistrikan yaitu meniadakan biaya
Pelaporan, Ketentuan Lain- Permen ESDM No. 12 Tahun emergency energy charge
lain, Ketentuan Peralihan 2019 bagi Pelanggan Industri
serta Ketentuan Penutup
3472
Jumlah : 3.472 Pelanggan NTB NTT
3308
3152
3007
Kapasitas : 26,51 MWp
2874
2779
2566
2524
2441
2346
2249
2209
2151
1868
1779
1673
1580
1533
1435
1329
1210
1059
975
934
Sebelum Terbit Permen ESDM (68,4%)
681
641
624
609
592
553
524
499
472
458
426
414
399
372
351
26,51 MWp
6,17
5,31
5,87 3.472Pelanggan
245 220
8,3 20 7,4 4,3 4,1 2,3 77 0,1 9
PLTS Atap
Industri Rumah Bisnis Sosial Pemerintah Layanan Berdasarkan Golongan
Tangga Khusus Tarif
2,77
1,98
1,07
0,49 0,31
1,00 Kapasitas PLTS Atap
0,23 0,30 0,03 0,19 0,14 0,18 Berdasarkan Wilayah
0,04 0,01 0,41
(MWp)
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 - Istilah
Istilah lain yang dijelaskan dalam Pasal 1 yaitu Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, kWh
Ekspor, kWh Impor, Pemegang Perizinan Berusaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik yang selanjutnya
disebut Badan Usaha, Sertifikat Laik Operasi, Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dan Pejabat di Lingkungan
KESDM yang terkait dengan PLTS Atap.
BAB II
PENGGUNAAN SISTEM PLTS ATAP
Pasal 2 – Tujuan PLTS Atap
Penggunaan Sistem PLTS Atap bertujuan untuk menghemat tagihan listrik Pelanggan PLTS Atap, mendapatkan
listrik dari sumber energi terbarukan, dan berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca.
BAB II
PENGGUNAAN SISTEM PLTS ATAP
Pasal 4 – Pemenuhan PLTS Atap terhadap SNI/standar Internasional
Sistem PLTS Atap wajib mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) dan/atau standar internasional sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
PERHITUNGAN EKSPOR dan IMPOR ENERGI LISTRIK DARI SISTEM PLTS ATAP
Pasal 6 – Nilai ekspor impor energi listrik PLTS Atap
▪ Energi listrik Pelanggan PLTS Atap yang diekspor dihitung berdasarkan nilai kWh Ekspor yang tercatat
pada meter kWh ekspor-impor dikali 90%.
▪ Perhitungan energi listrik Pelanggan PLTS Atap dilakukan setiap bulan berdasarkan selisih antara nilai
kWh Impor dengan nilai kWh Ekspor.
▪ Dalam hal jumlah energi listrik yang diekspor lebih besar dari jumlah energi listrik yang diimpor pada
bulan berjalan, selisih lebih akan diakumulasikan dan diperhitungkan sebagai pengurang tagihan listrik
bulan berikutnya.
▪ Perhitungan selisih lebih untuk pelanggan PLTS Atap dihitung 6 (enam) bulan dari bulan Januari sampai
dengan Juni dan Bulan Juli sampai bulan Desember tahun berjalan.
▪ Dalam hal pemasangan PLTS Atap dilakukan setelah bulan Januari selisih lebih dihitung sejak sistem
PLTS Atap mulai beroperasi sampai bulan Juni tahun berjalan.
▪ Dalam hal pemasangan PLTS Atap dilakukan setelah bulan Juni selisih lebih dihitung sejak sistem PLTS
Atap mulai beroperasi sampai bulan Desember tahun berjalan.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
BAGIAN KESATU PERMOHONAN
Pasal 7 – Alur permohonan pemasangan PLTS Atap
▪ Calon Pelanggan PLTS Atap harus mengajukan permohonan pembangunan dan pemasangan Sistem
PLTS Atap kepada pemegang IUPTL dan ditembuskan kepada Dirjen Ketenagalistrikan dan Dirjen
EBTKE dengan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis.
▪ Permohonan mengikuti format yang tercantum dalam lampiran Permen.
▪ Pemegang IUPTL wajib memberikan persetujuan atau pengembalian terhadap permohonan paling lama
5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima.
▪ Pengembalian permohonan harus disampaikan secara tertulis disertai dengan alasan pengembalian.
▪ Dalam hal terjadi penyesuaian PJBL maka pemberian persetujuan terhadap permohonan paling lama 12
(dua belas) hari kerja sejak permohonan diterima.
▪ Jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja sudah termasuk penyesuaian PJBL.
▪ Dalam hal permohonan dikembalikan/tidak disetujui, maka calon pelanggan dapat mengajukan
permohonan kembali sesuai ketentuan awal permohonan.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
BAGIAN KESATU PERMOHONAN
Pasal 8 – Perubahan mekanisme prabayar menjadi pasca bayar
▪ Pemegang IUPTL wajib menyetujui permohonan perubahan mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik
prabayar menjadi pascabayar dari permohonan sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat (1).
▪ Setelah permohonan perubahan mekanisme pembayaran tarif disetujui, pemegang IUPTL wajib
mengubah mekanisme pembayaran tarif tenaga listrik dari prabayar menjadi pascabayar bersamaan
dengan pemasangan meter kWh ekspor impor.
.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
BAGIAN KEDUA PERIZINAN
Pasal 9 – Batasan kapasitas untuk izin usaha penyediaan tenaga listrik atau laporan ke Menteri
▪ Pelanggan PLTS Atap dengan total kapasitas lebih dari 500 kW yang terhubung dalam 1 (satu) sistem Instalasi
Tenaga Listrik wajib mendapatkan izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri diberikan oleh
Menteri atau Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
▪ Kapasitas sistem PLTS Atap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan dengan kapasitas total inverter.
▪ Pelanggan PLTS Atap dengan total kapasitas sampai dengan 500 kW yang terhubung dalam 1 (satu) sistem Instalasi
Tenaga Listrik tidak wajib memiliki izin usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri, namun wajib
menyampaikan laporan sebanyak 1 (satu) kali kepada Menteri atau Gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan format tercantum dalam Lampiran Permen.
▪ Pelanggan PLTS Atap yang menyampaikan laporan kepada Menteri merupakan pelanggan Pemegang IUPTL yang izin
usaha penyediaan tenaga listrik nya diterbitkan oleh Menteri.
▪ Pelanggan PLTS Atap yang menyampaikan laporan kepada Gubernur merupakan pelanggan Pemegang IUPTL yang
izin usaha penyediaan tenaga listrik nya diterbitkan oleh Guernur.
▪ Penerbitan izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk kepentingan sendiri dan penyampaian Laporan dilaksanakan
melalui aplikasi sistem pelayanan dan pelaporan terintegrasi PLTS Atap secara elektronik.
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
BAGIAN KETIGA PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN
Pasal 10 – Ketentuan pembangunan PLTS Atap oleh pemegang IUPTL
▪ Sistem PLTS Atap hanya dapat dibangun dan dipasang oleh Pelanggan PLTS Atap setelah mendapatkan
persetujaun Pemegang IUPTL sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
▪ Pelaksanaan pembangunan dan pemasangan sistem PLTS Atap wajib dilakukan oleh Badan Usaha
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
▪ Pelaksanaan pembangunan dan pemasangan sistem PLTS Atap oleh Badan Usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan keselamatan
ketenagalistrikan
BAB IV
PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PLTS ATAP
BAGIAN KEEMPAT PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
Pasal 11 – Batasan kapasitas PLTS Atap wajib SLO
▪ Pemenuhan ketentuan SLO dilakukan oleh pelanggan PLTS Atap dan dapat dibantu oleh Badan Usaha
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan setelah mendapatkan
persetujuan Pelanggan PLTS Atap.
▪ Dokumen disampaikan oleh Pelanggan PLTS Atap dan dapat dibantu oleh Badan Usaha sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan untuk dievaluasi oleh Menteri atau
Gubernur sesuai kewenangannya dan wajib mendapatkan nomor registrasi dari Menteri.
▪ SLO diterbitkan oleh Badan Usaha yang telah di akreditasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
Pasal 16
▪ Menteri menugaskan BUMN Pemegang IUPTL bagi kepentingan umum untuk membangun Aplikasi penggunaan PLTS
Atap berbasis digital yang terintegrasi dengan sistem SCADA atau SMARTGRID Distribusi untuk:
✓ Menjaga kestabilan dan keandalan sistem ketenagalistrikan;
✓ Menjaga efisiensi penyaluran energi listrik; dan/atau
✓ Monitoring produksi energi PLTS Atap secara waktu nyata/realtime.
▪ Seluruh pelanggan PLTS Atap wajib tunduk pada ketentuan yang ditetapkan dalam aplikasi.
▪ Aplikasi dibuat paling lambat 6 (enam) bulan sejak penetapan penugasan dari Menteri ke Badan Usaha Milik Negara
Pemegang IUPTL.
▪ Pemgenag IUPTL selain Badan Usaha Milik Negara dapat membuat aplikasi setelah mendapat persetujuan Menteri.
(….Biaya Kapasitas = kapasitas total inverter (kW) x 5 (lima) jam x tarif tenaga listrik…..)
▪ Sistem PLTS Atap yang dipasang dan dibangun tersambung (ongrid) dengan jaringan pemegang IUPTL,
maka Pelanggan PLTS Atap dari golongan tarif untuk keperluan industri tidak dikenai biaya pembelian
energi listrik darurat (emergency energy charge) yang merupakan bagian dari biaya operasi paralel.
▪ Pelanggan PLTS Atap dari golongan tarif untuk keperluan industri harus melaporkan rencana operasi
Sistem PLTS Atap yang tersambung (ongrid) dengan jaringan pemegang IUPTL kepada pemegang
IUPTL.
www.ebtke.esdm.go.id @djebtke @djebtke @djebtke 29
SUBSTANSI POKOK RANCANGAN PERMEN ESDM TENTANG PLTS ATAP (18/19) Draft Versi 10
BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 18 – lanjutan
▪ Dalam hal sistem PLTS Atap dipasang dan dibangun terpisah (offgrid) dari jaringan pemegang IUPTL,
pelanggan PLTS Atap dari golongan tarif untuk keperluan industri tidak dikenai biaya kapasitas (capacity
charge) dan biaya pembelian energi listrik darurat (emergency energy charge).
▪ Pelanggan PLTS Atap yang akan berkontribusi menurunkan emisi gas rumah kaca dalam bentuk kegiatan
perdagangan karbon dapat dilaksanakan dengan kesepakatan para pihak.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19 – PLTS Atap yang telah dibangun dan dipasang sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan dan
belum dilaporkan kepada Pemegang IUPTL, dinyatakan telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri
ini setelah pelanggan PLTS Atap melapor kepada pemegang IUPTL dan memenuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang ketenagalistrikan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21 & 22
• Ketentuan operasi paralel tidak berlaku sepanjang berkaitan dengan penggunaan sistem PLTS Atap oleh
Pelanggan PLTS Atap.
▪ Peraturan Menteri yang baru akan mencabut Permen ESDM No.49/2018 j.o. Permen ESDM No.13/2019
j.o. Permen ESDM No.16/2019.
▪ Peraturan Menteri yang baru akan mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Dalam 1 area terdapat beberapa PLTS Atap dengan Dalam 1 area terdapat beberapa PLTS Atap dalam 1
masing-masing sistem (ID Pelanggan) s.d 500 kWp sistem (ID Pelanggan) dengan satu/masing-masing
Memenuhi SLO kontrol panel
Wajib SLO
50 kWp 50 kWp
PLTS Atap & PLTS ground mounted dalam 1. 1 kWh meter untuk PLTS Atap s.d 500 kWp
1 sistem (ID Pelanggan) Memenuhi SLO
Wajib SLO 2. 1 kWh meter untuk charger EV
Wajib SLO (SLO Pemanfaatan)
50 kWp 10 kWp
10 kWp
Terdapat 2 PLTS Atap dalam 1 bangunan dan dalam Terdapat 2 PLTS Atap dalam 2 bangunan terpisahkan
1 sistem (ID Pelanggan) s.d 500 kWp dan dalam 1 sistem (ID Pelanggan)
Memenuhi SLO Wajib SLO
50 kWp
50 kWp
10 kWp
10 kWp
Wajib SLO