ABSTRAK
Sungai Citarum di sub DAS Cirasea, Kabupaten Bandung, Jawa Barat berpotensi untuk
dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro ROR (Run of River). Konsep PLTM ROR
adalah memanfaatkan aliran sungai langsung tanpa menampungnya disebuah tampungan
(waduk). Untuk dapat dibangun dan termanfaatkan maka perlu adanya studi untuk
mengetahui kelayakan secara teknis maupun ekonomi. Hasil kajian menunjukkan debit
andalan Q40% = 3,551 m3/dt dan debit rancangan Q50th = 488,476 m3/dt. PLTM dibangun
dengan bendung tipe mercu bulat dan peredam energi tipe bak tenggelam dan untuk
bangunan lainnya terdiri dari intake, feeder canal, kantong lumpur, waterway, headpond,
tail race. Untuk pipa penstock menggunakan jenis steel pipe SM50Y dengan diameter pipa
utama 1,2 m, pipa sekunder 0,85 m dengan ketebalan yang sama yaitu 9 mm. Tinggi jatuh
126,68 m dengan kapasitas terpasang 2×2,00 MW menggunakan turbin francis sumbu
horisontal. Energi tahunan yang dihasilkan sebesar 20,23 GWh untuk perhitungan
bedasarkan debit sungai tanpa compensation flow dan 16,40 GWh untuk perhitungan dengan
compensation flow. Hasil analisa ekonomi untuk bedasarkan debit sungai tanpa
compensation flow B/C 1,78, NPV 113,765 milyar rupiah, IRR 15,77% dengan payback
periode selama 5,84 tahun. Sementara itu untuk debit dengan compensation flow B/C 1,44,
NPV 64,479 milyar rupiah, IRR 12,05% dengan payback periode selama 7,20 tahun.
Kata kunci: PLTM ROR, debit, bak tenggelam, penstock, kelayakan ekonomi.
ABSTRACT
Citarum river in sub DAS Cirasea, Bandung Regency, West Java is potential to build a
hydropower ROR (Run of River). The concept of hydropower ROR is using the river flow
without collecting it in the reservoir. To be built and utilized would be needed to study for
knowing the eligibility by technically and economically. The result of study is minimum
discharge Q40% = 3,551 m3/sec and flood discharge Q50th = 488,476 m3/sec. The hydropower
built with ogee-shaped weir, submerged bucket type and for another building consist of
intake, feeder canal, stilling basin, waterway, headpond, and tail race. For the penstock pipe
use steel pipe SM50Y with main diameter 1,2 m, second pipe 0,85 m with the same thickness
are 9 mm. The high fall by 126,68 m with the used capacity 2x2,00 MW using Francis turbine
horizontal axis. The energy generated per year produced by 20,23 GWh for the calculating
based on river discharge without compensation flow and by 16,40 GWh for the calculating
based on compensation flow. The analysis result of economy based on river discharge
without compensations flow is B/C 1,78, NPV 113,765 billion rupiah, IRR 15,77% with
payback period during 5,48 years. In the meantime for the discharge with compensation flow
B/C 1,44, NPV 64,479 billion rupiah, IRR 12,05% with payback period during 7,20 years.
Key word : Hydropower, discharge, submerged bucket type, penstock, economic feasibility
PENDAHULUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI
Seiring dengan perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
jaman kebutuhan akan energi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro
utamanya listrik semakin meningkat (PLTM) diklasifikasikan sebagai
karena hal tersebut seiring dengan pembangkit listrik tenaga air dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kapsitas antara 200 kW sampai dengan 10
perkembangan di sektor industri dan MW per unit (Agus Sugiyono,2009).
kemajuan di bidang teknologi. Pada pemanfaatan dam kecil yang
Namun peningkatan kebutuhan akan didesain dengan beberapa tipe turbin
energi ini tidak sebanding dengan khusus dengan unit kecil dan dihubungkan
ketersediaan sumber daya yang dengan generator yang berada diluar
biasanya digunakan seperti minyak penutup dapat dikatakan sebagai
bumi dan batubara yang merupakan pembangkit listrik minihidro (Mosonyi,
energi yang tak terbarukan. 1987:121).
Di Indonesia pada tahun 2015 ini Klasifikasi PLTM
sedang menerapkan berbagai upaya Ditinjau dari cara membendung air,
untuk meningkatkan energi, yaitu PLTM dapat dikategorikan menjadi dua
melalui Program 35.000 megawatt macam:
pemerintah berkomitmen untuk 1) PLTM run of river yaitu air sungai di
menciptakan kemandirian energi hulu dibelokkan dengan menggunakan
Indonesia, dengan pemanfaatan dam yang dibangun memotong air
secara optimal potensi energi baru sungai, air sungai kemudian diarahkan
dan terbarukan yang didukung ke bangunan PLTM kemudian
dengan adanya Keputusan Menteri dikembalikan ke aliran semula di hilir.
No.74K/21/MEM/2015 tentang
Pengesahan Rencana Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN
(Persero) Tahun 2015-2024. Maka
dari itu, untuk mendukung
keberhasilan program pemerintah ini
diperlukan upaya memaksimalkan
pengembangan produksi energi
dengan memanfaatkan sumber daya
terbarukan salah satunya dengan Gambar 1. PLTM Type Run off River
Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Sumber:https://aliefworkshop.wordpress.com/
(PLTM). Sungai Citarum berada di 2) PLTM dengan kolam tandon
DAS Citarum Hulu tepatnya di sub (reservoir) yaitu aliran air sungai
DAS Cirasea dan secara administrasi dibendung dengan menggunakan
berada di Desa Sukapura Kecamatan kemudian baru air dialirkan ke PLTM.
Kertasari, Kabupaten Bandung,
Provinsi Jawa Barat berpotensi untuk
dibangun PLTM ROR (Run of River).
Konsep PLTM ROR adalah
memanfaatkan aliran sungai langsung
tanpa menampungnya disebuah
tampungan (waduk). Untuk dapat
dibangun dan termanfaatkan maka
perlu adanya studi untuk mengetahui
kelayakan secara teknis maupun Gambar 2. PLTM Type Reservoir
ekonomi. Sumber:https://aliefworkshop.wordpress.com/
Kajian Hidrologi Perencanaan b. Uji Abnormalitas Data
PLTM Uji yang digunakan adalah uji Inlier-
a. Uji Homogenitas Data Outlier, di mana data yang menyimpang
Sebelum data hujan dipakai dari dua batas ambang, yaitu ambang
terlebih dahulu harus melewati bawah (XL) dan ambang atas (XH) akan
pengujian untuk homogenitas data dihilangkan. Rumus dari uji Inlier-Outlier
tersebut. Metode yang digunakan adalah :
adalah RAPS (Rescaled Adjusted XH = Exp. (Xrerata + Kn . S) (7)
Partial Sum) (Buishand, 1982). XL = Exp. (Xrerata - Kn . S) (8)
Tujuan dari uji ini adalah untuk dengan:
mengetahui tingkat homogen dari XH = nilai ambang atas
data yang diperoleh, karena tidak XL = nilai ambang bawah
semua data mengandung ketelitian Xrerata = nilai rata-rata
dan keakurasian.. Rumus dari metode S = simpangan baku dari logaritma
RAPS adalah : terhadap data
* Kn = besaran yang tergantung pada
S 0 (1) jumlah sampel data
0
N = jumlah sampel data
* k
S i 1 Yi Y (2) c. Analisa Hujan Rancangan
k Untuk analisa hujan rancangan ini
dengan k = 1,2,3,......,n distribusi yang digunakan adalah
* distribusi Log Pearson III dengan kala
S ulang yang telah ditentukan. Ditribusi ini
** k
S (3) dipilih dengan pertimbangan bahwa cara
k Dy ini lebih fleksibel dan dapat dipakai untuk
2
semua sebaran data.
k
i 1
Y i Y d. Uji Kesesuaian Distribusi
2
D
(4) Uji Smirnov Kolmogorov
y n
Uji Smirnov-Kolmogorov ini akan
** membandingkan harga maks dengan
Q = maks | S | 0 ≤ k ≤ n (5)
k suatu harga kritis yang ditentukan
** ** berdasarkan jumlah data dan batas nilai
R = maks S - min S (6) simpangan data. Bila maks < kritis,
k k
hipotesa tersebut dapat diterima
dengan: Uji Chi Square
Q = atribut dari besarnya sebuah Langkah-langkahnya adalah:
nilai statisti Pers.(5) 1) Menghitung selisih data curah hujan
R = atribut dari besarnya sebuah (Xt) dengan nilai data curah hujan hasil
nilai statisti Pers.(6) pengamatan (Xe).
*
S = hujan (X) – hujan rerata ( X ) 2) Selisih tersebut dikuadratkan lalu
k dibagi nilai tiap tahunnya kemudian
2 * dijumlahkan untuk beberapa tahun.
D = nilai kuadrat S dibagi Nilai ini disebut X2 hit.
y k
3) Harga X2hit dibandingkan dengan
dengan jumlah data harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat
** * dengan dan jumlah data (n) tertentu.
S = nilai kuadrat S dibagi
k k Apabila X2hit < X2Cr maka hipotesa
dengan Dy distribusi dapat diterima.
e. Intensitas Curah Hujan Tp = tenggang waktu dari permulaan
Koefisien Pengaliran hujan sampai puncak banjir (jam)
Koefisien pengaliran (C) adalah T0,3 = waktu yang diperlukan oleh
perbandingan antara jumlah air yang penurunan debit, dari puncak
mengalir di suatu daerah akibat sampai 30% dari Qp(jam)
turunnya hujan dengan jumlah air CA = luas daerah aliran sungai (km2)
hujan yang turun di daerah tersebut. Debit Andalan
Distribusi Curah Hujan Dalam perencanaan PLTM ini,
Analisa hujan rancangan ini dikarenakan minimalnya data maka
menggunakan Mononobe. Sebaran metode perhitungan debit andalan
hujan jam-jaman dipakai model menggunakan metode simulasi
monobe, dengan rumus : perimbangan air dari Dr. F.J. Mock, yang
2/3 didahului perhitungan Evapotranspirasi
R t
Rt 24 (9) Potensial. Sedangkan untuk pemilihan
t T debit andalan yang nantinya akan
dengan : dijadikan debit pembangkit, pada studi ini
Rt = intensitas hujan hujan rata-rata digunakan FDC (Flow Duration Curve).
dalam T jam (mm) Analisa Hidrolika dan Dimensi
R24= curah hujan efektif dalam satu Banguanan
hari (1 mm) Bendung
t = lamanya hujan dalam sehari Bendung pada yang digunakan pada
(diambil 6 jam) studi ini merupakan bendung tetap.
T = waktu konsentrasi hujan Berikut ini adalah persamaan untuk
Aliran Dasar menghitung debit yang melewati mercu:
Aliran dasar dapat diperoleh Q = Cd Be He1,5 (13)
dengan persamaan debit aliran dasar dengan:
(QB), dengan variabel luas DAS dan Q = debit (m3/dt)
kerapatan jaringan sungai, dengan Cd= koefisien debit limpahan untuk tinggi
persamaan berikut (Harto, 1993:168): tekan rencana
QB= 0,4751 x A0,6444 x D0,9430 (10) He= tinggi energi di atas mercu (m)
D= LN / A (11) Be = lebar efektif bendung (m)
dengan: Kolam Olak
QB = aliran dasar Berikut merupakan tipe peredam
A = luas DAS energi:
D = kerapatan jaringan kuras, jumlah 1) USBR Tipe I
panjang sungai semua tingkat Syarat : Bilangan Froude (Fr) < 4,5
tiap satuan luas 2) USBR Tipe II
LN = panjang sungai semua tingkat Syarat : (q) >45 m3/dt/m ; (Fr) > 4,5
Analisa Debit Rancangan 3) USBR Tipe III
Untuk menghitung debit banjir Syarat : (q) < 18,5 m3/dt/m ; (Fr) > 4,5
rancangan digunakan metode 4) USBR Tipe IV
Hidrologi Satuan Sintesis Nakayassu. Syarat : Bilangan Froude (Fr) 2,5 – 4,5
Rumus yang dihasilkannya adalah 5) Peredam Energi Tipe Bak Tenggelam
sebagai berikut (Soemarto,1999:100): Syarat : Kedalaman hilir sangat besar
CA. Ro dibanding kedalaman normal hilir.
Qp (12)
3,6(0,3Tp T0,3 ) Bangunan Pengambilan (Intake)
dengan : Pintu yang digunakan pada intake
Qp = debit puncak banjir (m3/dt) ini merupakan pintu sorong,
Ro = hujan satuan (mm) persamaannya adalah sebagai berikut:
Q = K a b 2 g h (14) Bak Penenang (Headpond)
dengan: Headpond diusahakan untuk
Q = debit (m3/det) memiliki tampungan sebesar debit operasi
K = factor aliran tenggelam dikalikan dengan waktu 2 - 3 menit atau
= koefisien debit 120 - 180Qp untuk menjaga kestabilan
turbin akibat regulasi governor
a = bukaan pintu (m) (AHEC,2011).
b = lebar pintu (m)
Pipa Pesat (Penstock)
g = percepatan gravitasi 9,81 (m/det2)
Persamaan diameter penstock
h= kedalaman air didepan pintu diatas
adalah sebagai berikut:
ambang (m)
1. Warnick’s formula (1984)
Kantong Lumpur
0,72 P 0,43
Untuk merencanakan kantong D 0 , 63
(18)
lumpur terdapat berbagai macam Hr
persamaan salah satunya dengan 2. Bier (1945)
menggunakan metode kriteria 0, 466
P
perencanaan PU, KP – 02. D 0,176 (19)
Persamaannya adalah sebagai Hr
berikut: 3. Sarkaria’s formula (1979)
Qdesain P 0,35
A (15) D 0,62 0,65 (20)
H
dengan: 4. Moffat’s formula (1990)
A = Luas kantong lumpur (m2) 0,52 P 0,43
Qdesain = Debit desain kantong D 0 , 60
(21)
Hr
lumpur (m3/detik)
5. USBR (1986)
=Kecepatan endap sedimen (m/dt)
Sebagai kontrol dimensi kantong 1,517 Q 0,5
D 0 , 25
(22)
sebaiknya sesuai dengan kaidah Hr
L
bahwa 8 (Anonim/KP – 02, 6. Flashbusch (1987)
B 1,12 Q 0,45
1986:167), untuk mencegah aliran D 0 ,12
(23)
tidak meander di dalam kantong Hr
lumpur. Kecepatan di kantong lumpur dengan :
mempunyai kriteria dimana kecepatan P = daya yang dihasilkan (kW)
aliran v diantara 0,3 – 0,65 m/dt. Hr = tinggi jatuh efektif (m)
Saluran Pembawa (waterway) Persamaan tebal penstock adalah
Debit yang melalui suatu saluran sebagai berikut (NTNU, Norway):
dihitung sebagai berikut: Di
p Cs
Q= VA (16) t 2 (24)
Kecepatan diperoleh dengan
formula Manning – Strickler: dengan :
1 t = tebal penstock (m)
V = 3 R2 S (17)
n p = tekanan pada penstock (Mpa)
dengan: Di = diameter penstock (m)
Q = debit (m3/dt) Cs = coefficient of safety (1,2)
V = kecepatan rata-rata (m/dt) σ = stresses in the pipe material
R = jari-jari hidrolik (m) (206 Mpa)
S = kemiringan dasar saluran
n = koefisien kekasaran
Kehilangan tinggi (Headloss) Kavitasi dan titik pusat turbin
Headloss yang diperhitungkan Penentuan titik berat turbin atau
antara lain pada trash rack, intake elevasi pusat turbin dapat dinyatakan
bendung, feder canal, kantong dalam persamaan berikut (Celso,
lumpur, waterway, belokan 2004:169):
waterway, headpond, trash rack D
headpond, inlet headpond menuju Z = TWL ( Hs) 3 (29)
2
penstock, gesekan di sepanjang pipa dengan:
penstock, percabangan pipa penstock, Z = titik pusat turbin (m)
belokan pipa pada penstock, TWL = elevasi tail water level (m)
perubahan diameter pipa penstock, Hs = tinggi hisap turbin (m)
gesekan di sepanjang pipa penstock D3 = diameter runner (m)
setelah percabangan, main intake, Untuk mengontrol kavitasi
valve (butterfly valve), spiral casing digunakan koefisien thoma kritis (σc)
turbin, draft tube, dan tail race. dihitung dengan menggunakan fungsi
Tinggi Jatuh Efektif kecepatan spesifik dengan persamaan
Persamaan tinggi jatuh efektif berikut: (turbin francis)
(Heff) adalah sebagai berikut:
v2
H eff = H gross ( H1.1 H1.2 H1.3 ) (25) σc = 1,2715 . NQE + 1,41
(30)
2 gH
H eff = H gross ( H L ) (26) dengan:
dengan: σc = koefisien kritis thoma
Heff = tinggi jatuh efektif (m) NQE = kecepatan spesifik
H1.1 = kehilangan tinggi dari intake Kavitasi akan terjadi pada σ = σcrit.
sampai ke headpond (m) Besar kavitasi aktual dapat dihitung
H1.2 = healoss dari headpond sampai dengan persamaan berikut (Patty,
penstock (m) 1995:100):
H1.3 = kehilangan tinggi dari turbin Ha Hw Hs
(31)
sampai ke tail race (m) H eff
Hgross = tinggi jatuh kotor (m) dengan:
Turbin dan Generator σ = kavitasi
Nilai kecepatan spesifik turbin Ha = tekanan atmosfir (m)
(NQE’) dengan persamaan berikut Hw = tekanan uap air disebelah bawah
(Celso, 2004:169) turbin Francis: sudu rotor atau pada bagian atas
1,924 pipa lepas (m)
NQE’ = (27)
H 0,512 Hs = tinggi hisap atau draft head (m)
dengan: Heff = tinggi jatuh air efektif (m)
H = tinggi jatuh efektif (m) Daya dan Energi
Kecepatan sinkron generator Daya dapat dihitung dengan
sama dengan kecepatan putar turbin persamaan (Arismunandar, 2004:19):
sehingga kecepatan sinkron generator Daya Teoritis= 9,81 x Q x Heff (32)
dihitung sebagai berikut: Daya Turbin= 9,81 x ηt x Q x Heff (33)
Daya Generator = 9,81 x ηg x ηt x Q x Heff (34)
120 f dengan:
p= (28)
N' ηt = efisiensi turbin
ηg = efisiensi generator
ρ = massa jenis air = 1000 (kg/m3)
Q = debit pembangkit (m3/dt)
Heff = tinggi jatuh efektif (m)
Produksi energi tahunan dihitung HASIL DAN PEMBAHASAN
berdasarkan tenaga andalan. Berikut Debit Rancangan
persamaannya: Berikut hasil analisa debit rancangan:
E = 9,8 x H x Q x η x 24 x n - Q25th = 388,030 m3/dt
= P x 24 x n (35) - Q50th = 488,476 m3/dt
dengan: - Q100th = 600,307 m3/dt
E = energi tiap satu periode (kWH) - Q1000th = 1216,447 m3/dt
H = tinggi jatuh efektif ( m ) Debit Andalan
Q = debit outflow (m3/dtk) Debit andalan di dapatkan dari
η = efisiensi turbin pembangkitan data hujan menjadi data
n = jumlah hari dalam satu periode debit menggunakan metode FJ.Mock.
Analisa Ekonomi Debit yang dipilih untuk debit pembangkit
Analisa ekonomi dilakukan PLTM di sungai Citarum Hulu adalah
untuk mengetahui kelayakan suatu debit dengan keandalan 30%-60%
proyek dari segi ekonomi. Dalam (Colorado Small Hydropower Handbook,
melakukan analisa ekonomi 2007). Sehingga berdasarkan hal tersebut
dibutuhkan dua komponen utama maka debit yang dipilih merupakan debit
yaitu: cost (komponen biaya) dan andalan Q40 yaitu sebesar 3,551 m3/dt.
benefit (komponen manfaat dari Analisa Hidrolika dan Dimensi
energi tahunan dan tarif dasar listrik Bangunan
yang berlaku). Indikator kelayakan: Bendung
1) BCR (Benefit Cost Ratio) Bendung yang digunakan
Jika BCR > 1 maka proyek merupakan bendung tetap, dengan tipe
dikatakan layak. mercu bulat. Berikut merupakan dimensi
PV dari manfaat bendung:
BCR (36)
PV dari biaya Debit desain Q50th = 488,476 m3/dt
dengan : Lebar bendung = 22,00 m
PV = Present value Tinggi bendung = 3,00 m
BCR = Benefit Cost Ratio Tinggi dinding bendung = 11,00 m
2) NPV (Net Present Value) Elevasi lantai bendung = + 1220,00 m
Suatu proyek dikatakan ekonomis Kolam olak
dan layak dibangun apabila NPV Lokasi rencana bendung Citarum
bernilai + (positif) atau NPV > 0. mempunyai material berupa batu-batu
NPV = PV Benefit – PV Cost (37) yang cukup besar, dimana diperkirakan
dengan : banjir sungai akan mengangkut batu-batu
PV = Present value bongkah / boulder yang akan dapat
3) IRR (Internal Rate of Return) merusak lantai apron hilir maupun dasar
sungai di hilir bendung, maka kolam olak
IRR I '
NPV '
I "I ' (38) bendung Citarum direncana peredam
NPV ' NPV" energi tipe bak tenggelam (submerged
4) Analisa Sensitivitas bucket type).
- Cost naik 10% benefit tetap Jari-jari Kelengkungan (R) = 6,00 m
- Cost turun 10% benefit tetap Analisa Dimensi Bangunan Hantar
- Benefit naik 10% cost tetap
Intake
- Benefit turun 10% cost tetap
Dasar intake di rencanakan lebih
- Cost naik 10% benefit turun 10%
tinggi 1 m dari dasar bendung (+1221 m).
- Cost turun 10% benefit naik 10%
- Debit desain (1,1× Qp) = 3,901 m3/dt
5) Payback Periode
- Lebar Intake = 3,00 m
biaya modal biaya O & P - Jumlah pintu =2buah @ 1,10 m
PB = (39)
manfaat - Tinggi pintu = 10 m
Perhitungan kapasitas 1 pintu: Saluran Pembawa (Waterway)
Q = K a b 2 g h1 Berikut merupskan dimensi dari
saluran pembawa:
= 1 0,570 0,5 1,1 2 9,81 2,00 - Debit desain (1,1× Qp) =3,901 m3/dt
= 1,964 m3/detik - Lebar saluran pembawa = 2,90 m
- Panjang waterway = 2040,00 m
Bak Penenang (Headpond)
Headpond diusahakan untuk
memiliki tampungan sebesar debit operasi
dikalikan dengan waktu 2 - 3 menit atau
120 – 180 Qp untuk menjaga kestabilan
turbin akibat regulasi governor
(AHEC,2011), sehingga persamaan untuk
perencanaan volume tampungan
headpond adalah sebagai berikut :
Volume Tampungan Cadangan =180 Q
Gambar 3. Rating curve pintu
= 639,12 m3
Sumber: Hasil Perhitungan
Vol. tampungan cadangan desain
Feeder Canal (V) = B L Hdc
Berfungsi untuk menyalurkan air
menuju saluran setelahnya, yang = 6 55 2 = 660 m 3
dalam perencanaan ini digunakan Karena V > Volume Cadangan maka cukup
untuk menyalurkan air ke kantong Pipa Pesat (Penstock)
lumpur. Berikut dimensinya: Tabel 1. Diameter Pipa dan Kecepatan aliran
- Lebar saluran = 2,50 m D 1.0 Q
Persamaan
(m) V (m/det)
- Debit desain = 3,551 m3/dt
Warnick et al (1984) : 1,2 3,12
- Kedalaman air = 1,42 m Bier (1945) : 0,88 5,84
Kantong lumpur Sarkaria (1979) : 1,08 3,89
Q desain = 3,906 m3/det Moffat et al (1990) : 1,01 4,47
Kecepatan endap (w) = 0,015 m/dt USBR (1986) : 0,85 6,26
L.B = Q / W Falshbusch (1987) : 1,11 3,68
= 3,906 / 0,015 D rata - rata : 1,02 4,33
n = N QE '
g H eff
0 , 75
Q 1 turbin.
Q 0,5
9,81 126,680,75
= 0,16 = 25,34 t/s
1,78 0,5
N’ = n 60
= 25,34 60 = 1520,24 rpm
Pada studi ini turbin direncanakan
menggunakan generator tipe sinkron
dengan frekuensi 50 Hz maka kecepatan
Tinggi Jatuh Efektif sinkron generator sama dengan kecepatan
Persamaan yang digunakan putar turbin, sehingga kecepatan sinkron
dalam perhitungan tinggi jatuh efektif generator dihitung sebagai berikut:
adalah sebagai berikut: 120 f 120 50
p = = = 3,947
H eff = H gross ( H L ) N' 1520 ,24
= 133,48 – 6,80 Dikarenakan nilai kutub generator (p)
= 126,68 m harus memiliki nilai genap dan tidak
Turbin dan Generator berbentuk bilangan desimal maka dipilih
alternatif jumlah kutub yang mendekati
dengan hitungan tersebut. Sehingga
perhitungan kcepatan putar terkoreksi
adalah sebagai berikut:
p = 4 pole
120 f 120 50
N’ = =
p 4
=1500 rpm
Gambar 3. Pemilihan turbin
N' Q 0,5
Klafisikasi turbin berdasarkan Heff
sebesar 126,68 m dan daya 4 MW
NQE ' =
60 g H eff 0,75
maka turbin Francis yang dipilih
1500 1,78 0,5
dengan sumbu horisontal karena =
sumbu horisontal dipilih apabila daya 60 9,18 126,680,75
yang dihasilkan < 10 MW. = 0,159
Titik Pusat turbin
Data perencanaan sebagai berikut: Daya dan Energi
Elevasi TWL = + 1087,10 Perhitungan daya, diselesaikan dengan
Heff = 126,68 m persamaan sebagai berikut:
NQE = 0,159 1. Daya teoritis (desain)
Suhu Air = 20˚C Pdesain = 9,81 × Q × Heff
Tekanan Atm = 87234,22 Pa = 9,81 × 3,551 × 126,68
Tekanan Uap Air (Pw) = 2333,92 Pa = 4412,4488 kW = 4,41 MW
Berat Jenis air (ρ) = 1000 kg/m3 2. Daya turbin
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2 Pturbin = 9,81 × ηt × Q × Heff
Kec. Setelah runner = 2 m/dt = 9,81 × 0,9397 × 3,551 × 126,68
Berikut ini adalah perhitungan = 4146,3782 kW = 4,14 MW
titik pusat turbin: 3. Daya generator
Koef. Thoma kritis (σc) Pg = 9,81 × ηg × ηt × Q × Heff
V2 = 9,81 × 0,965 × 0,9397 × 3,551 × 126,68
σc = 1,2715 N QE
1, 41
= 4001,255 kW = 4,00 MW
2 gh Untuk perhitungan energi PLTM
= 0,097 Citarum Hulu ini, terlebih dahulu
Tinggi Hisap kritis (Hs) dilakukan optimasi dengan mencoba-coba
Patm Pv V 2 aliran debit pada kapasitas terpasang
Hs = H eff
g 2g berdasarkan available discharge (debit
yang tersedia pada probabilitas tertentu)
= -3,41 m
dengan mempertimbangkan kerja turbin
Nilai minus dari perhitungan
yaitu operasi maksimum 100% dan
menunjukkan bahwa posisi turbin
minimim 40% dari debit desain untuk 1
berada di bawah elevasi TWL
turbin. Optimasi energi ini nantinya akan
(tenggelam). Kavitasi akan terjadi
menghasilkan produksi energi tahunan
nilai tinggi hisap (Hs) berada pada
kaerena probabilitas pada optimasi ini
nilai diatas -3,41 m, jadi untuk
adalah probabilitas dalam 1 tahun. Dalam
keamanan direncanakan Hs -3,80 m.
perhitungan optimasi pada studi ini
Kavitasi juga terjadi apabila elevasi
menggunakan 2 cara, yang nantinya akan
titik pusat turbin rencana lebih besar
dibandingkan. Cara yang digunakan
dibandingkan dengan elevasi titik
antara lain optimasi yang berdasarkan
pusat turbin yang diizinkan. Untuk
debit sungai (debit tanpa compensation
mencegah hal tersebut maka
flow) dan optimasi dengan compensation
penentuan elevasi titik pusat turbin
flow. Compensation flow merupakan debit
adalah sebagai berikut (Celso, 2004):
dengan probabilitas 90%-95% sebagai
Elevasi titik pusat turbin yang
debit antisipasi yang diperlukan
diizinkan
(ESHA,2004). Energi yang dihasilkan
D
Z= TWL0, 2Q ( Hs) 3 debit tanpa compensation flow sebesar
2 20,23 GWh sementara untuk debit dengan
0,44 compensation flow sebesar 16,41 GWh.
Z= 1086,67 (3,80)
2 Analisa Ekonomi
= +1083,04 m Parameter yang digunakan dalam
Maka, elevasi titik pusat turbin perhitungan analisa kelayakan ekonomi
ditempatkan lebih redah dibanding pada studi ini adalah BCR, NPV, IRR,
elevasi titik pusat turbin yang Analisa sesnsitivitas dan Payback
diizinkan, yaitu +1082,50 m. Periode dengan usia guna bangunan 20
tahun. Besarnya parameter tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Perbandingan Debit tanpa Compensation Flow dan Debit dengan Compensation
Flow
No. River Flow Compensation Flow
1 Energi 20235529,49 kWh Energi 16407050,53 kWh
2 Capacity Factor (CF) 57,73% Capacity Factor (CF) 46,81%
Analisa Ekonomi
3 River Flow Compensation Flow
O&P (1%) Rp 1.048.886.000,00 O&P (1%) Rp 1.048.886.000,00
PPN (10%) Rp 11.537.745.000,00 PPN (10%) Rp 11.537.745.000,00
Total Cost Rp 126.915.195.000,00 Total Cost Rp 126.915.195.000,00
4 Benefit (Suku Bunga 6,5%) Rp 260.501.589.000,00 Benefit (Suku Bunga 6,5%) Rp 211.215.760.000,00
5 B/C 1,78 B/C 1,44
6 NPV Rp 113.765.992.000,00 NPV Rp 64.479.768.000,00
6 IRR 15,77% IRR 12,05%
7 Analisa Sensitivitas Analisa Sensitivitas
B/C B-C IRR B/C B-C IRR
Kondisi 1 1,61 Rp 99.091.998.000 14,02% Kondisi 1 1,31 Rp 49.806.169.000 10,44%
Kondisi 2 1,97 Rp128.439.197.000 16,21% Kondisi 2 1,60 Rp 79.153.368.000 13,14%
Kondisi 3 1,95 Rp139.815.756.000 16,11% Kondisi 3 1,58 Rp 85.601.344.000 13,03%
Kondisi 4 1,60 Rp 87.715.439.000 13,85% Kondisi 4 1,30 Rp 43.358.192.000 10,27%
Kondisi 5 1,45 Rp 73.041.840.000 12,14% Kondisi 5 1,18 Rp 28.684.593.000 8,81%
Kondisi 6 2,17 Rp154.489.356.000 17,15% Kondisi 6 1,76 Rp 100.274.943.000 14,17%
8 Payback Period 5,84 Tahun Payback Period 7,20 Tahun