Anda di halaman 1dari 9

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TIPE RUN OFF

RIVER DI SUNGAI KLADEN PACITAN MENGGUNAKAN METODE


FLOW DURATON CUVRE MAJEMUK

JURNAL ILMIAH

Diajaukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh
SAMUEL HARJANTO
NIM : 105060401111004

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2014
LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TIPE RUN OFF


RIVER DI SUNGAI KLADEN PACITAN MENGGUNAKAN METODE
FLOW DURATON CUVRE MAJEMUK

JURNAL ILMIAH

Diajaukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)

Disusun Oleh
SAMUEL HARJANTO
NIM : 105060401111004

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing I

Dr. Ir. Lily Montarcih L, Msc Dr. Ir. Endang Purwati, MP


NIP. 19620917 198701 2 001 NIP. 19521117 198103 2 001
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR TIPE RUN
OFF RIVER DI SUNGAI KLADEN PACITAN MENGGUNAKAN METODE
FLOW DURATON CUVRE MAJEMUK

Samuel Harjanto1, Lily Montarcih L2, Endang Purwati2


1
Mahasiswa S-1 Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
2
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang
E-mail : samuelharjanto@gmail.com
ABSTRAK
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu bentuk program yang digunakan
untuk menghasilkan energi terbarukan bersumber dari air. Energi terbarukan merupakan
solusi untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat setiap harinya. Di
Indonesia sendiri, kebutuhan akan energi setiap harinya bertambah seiring dengan
pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan industri dll. Pemenuhan
kebutuhan energi melalui program pembangunan pembangkit listrik tenaga air harus
disertai dengan analisis debit dan tinggi jatuh yang baik, dikarenakan kedua hal tersebut
akan berpengaruh pada besaran daya dan energi yang dihasilkan. Studi ini ingin
menggungkapkan perencanaan debit desain dengan menggunakan metode yang telah
dikembangkan oleh John Paulus Pantouw, yaitu Flow Duration Curve Majemuk untuk
menghasilkan besaran nilai daya dan energi yang optimal dengan sumber energi air.
Flow Duration Curve Majemuk sendiri adalah grafik lengkung durasi aliran yang
digambarkan dengan melakukan pemilahan data deret hidrologi (debit) berdasarkan tren
bulan basah dan kering pada lokasi studi. Lokasi studi terletak di daerah Kabupaten Pacitan
dengan objek studi sungai Kladen. Penggunaan metode ini ingin membuktikan bahwa
potensi debit yang tersembunyi pada sungai dapat dimunculkan dan termanfaatkan serta
tidak terbuang/bias jika menggunakan metode flow duration curve tunggal. Pada studi ini
menggunakan metode flow duration curve tunggal, flow duration curve majemuk 2
(pemilahan bulan basah 1 dan bulan kering 1), dan flow duration curve majemuk 3
(pemilahan bulan basah 1, bulan kering 1, dan bulan basah 2), untuk menghasilkan debit
desain optimum yang nantinya akan berpengaruh pada besaran daya dan energi yang
dihasilkan pada desain perencanaan pembangkit listrik tenaga air itu sendiri.
Kata Kunci: debit desain, flow duration curve tunggal, dan flow duration curve majemuk
ABSTRACT
Hydroelectricity is one of the ways used to generate renewable energy sourced from
water. Renewable energy is a solution to meet the growing energy needs every day. In
Indonesia, daily energy requirements increase along with population growth, economic
growth, and industrial growth. Energy needs through the development of hydroelectric
power plants must be accompanied by an analysis of high discharge and a good head,
because both of these will affect the amount of power and energy produced. This study is
aimed to explain about discharge planning design using methods that have been developed
by John Paul Pantouw, namely Plural Flow Duration Curve to produce the amount of
power and energy values are optimal with water energy source.
Plural Flow Duration Curve is a curved duration of the flow chart depicted by sorting
hydrologic series data (discharge) based on trends in wet and dry at the study site. Study
sites located in the area with the object of study in Pacitan’s Kladen river. The use of this
method is aimed to prove that the discharge potential hidden in this river can be raised and
utilized and not wasted / bias when using a single method of flow duration curve. This
study uses a single method of flow duration curve, plural flow duration curve 2 (sorting
wet months 1 and dry months 1 ), and the plural flow duration curve 3 (sorting wet month
1, month 1 dry and wet months 2), to produce the optimum design discharge which will
affect the amount of power and energy generated at the power plant planning design water
itself.
Keywords: design discharge, flow duration curve single, and the flow duration curve
plural
1. PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga
Dewasa ini perkembangan energi Minihidro atau kebanyakan dikenal
berbanding lurus dengan perkembangan dengan singkatan PLTM, yaitu suatu
jaman. Pertumbuhan penduduk, bentuk perubahan tenaga air dengan
perkembangan industri, dan kemajuan ketinggian debit tertentu menjadi tenaga-
teknologi menjadi alasan utama serta tenaga listrik dengan menggunakan turbin
bukti bahwa energi sangatlah penting air dan generator (QDC,
bagi kehidupan ini. Kebutuhan akan Telecomunication and Power Instructure
energi ini sayangnya tidak beriringan Build and Invesment : 2014).
dengan sumber daya yang dimanfaatkan Cara kerja PLTM dimulai dengan
atau digunakan sebagai sumber utama proses perubahan aliran air yang
penghasil energi. merupakan energi potensial menjadi
Air merupakan salah satu sumber energi mekanis dalam bentuk putaran
daya yang sangat melimpah dan mudah turbin, untuk kemudian dikonversi
digunakan dalam pemanfaatannya. Salah menjadi energi listrik pada generator. Air
satu bentuk program pendayagunaan air yang mengalir pada kapasitas tertentu,
adalah pembangkit listrik tenaga air disalurkan pada ketinggian tertentu
(PLTM) dimana program ini dapat menuju rumah turbin. Turbin akan
menghasilkan besaran energi yang menerima energi air tersebut, dan
disesuaikan dengan besaran aliran air mengubahnya menjadi energi mekanik
(debit) dan besaran tinggi jatuh dari suatu berupa berputarnya poros turbin. Poros
topografi yang ada. Dengan kata lain yang berputar kemudian ditransmisikan
pembangkit listrik tenaga air merupakan ke generator dan akan dihasilkan energi
pembangkit/penghasil energi paling listrik yang akan masuk ke sistem kontrol
ekonomis. arus listrik sebelum dialirkan ke rumah-
Pembangkit listrik tenaga air rumah (QDC, Telecomunication and
merupakan bentuk program yang Power Instructure Build and Invesment :
digunakan untuk memenuhi kebutuhan 2014).
energi listrik. Pembangkit listrik tenaga Studi perencanaan pembangkit
air dapat dikategorikan sesuai dengan listrik ini berlokasi di sungai Kladen
besaran daya yang dihasilkan yaitu : Kabupaten Pacitan, dengan perencanaan
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga PLTA jenis minihidro. Kondisi sungai ini
Mikro Hidro) dengan kisaran daya dapat dikatakan dalam kategori sungai
sebesar < 100 kW , PLTM (Pembangkit musiman dikarenakan aliran sungai pada
Listrik Tenaga Minihidro) dengan kisaran saat musim basah dan musim kering
daya sebesar 100 kW – 5000 kW dan berbeda jauh dan cenderung tidak
PLTA sebesar > 5000 kW. Dengan stabil.dengan keadaan sungai seperti ini
demikian, dapat ditentukan jenis PLTA maka dalam perencanaan pembangunan
berdasarkan dari besaran output daya Secara umum konsep dari layout
yang dihasilkan. sistem PLTM merupakan pembangkit
jenis run off river yang memanfaatkan
langsung aliran sungai yang ada. Studi perencanaan pembangkit
Penggunaan aliran langsung pada sungai listrik tenaga hidro ini bertujuan untuk
sering kali tetap mebutuhkan melakukan optimasi debit air yang
bendung/kolam tampungan sebagai terbatas pada sungai Kladen Kabupaten
tempat menampung air serta meninggikan Pacitan dengan maksud untuk dapat
muka air untuk memperbesar aliran air menghasilkan energi yang maksimum
yang akan mensuplai PLTA itu sendiri. pada perencanaan pembangkit listrik tipe
Studi perencanaan PLTM ini run off river.
dibatasi sampai perencanaan bangunan 2. METODOLOGI PERENCANAAN
pengambilan., dan dalam kaitannya pada Pada studi perencanaan pembangkit
perencanaan PLTM ada dua hal yang listrik tenaga air ini menggunakan data
menjadi pokok penting yaitu aliran curah hujan yang diambil dari 2 stasiun
sungai (debit) dan berapa tinggi jatuh hujan yang berbeda yaitu Stasiun Hujan
yang ada. Metode analisa debit yang Pringkuku dan Stasiun Hujan Donorejo
digunakan adalah metode flow duration serta Stasiun Klimatologi Pacitan. Data
curve majemuk dimana dalam yang telah diperoleh kemudian diolah
penggunaan metode ini dilakukan dengan tahapan pengerjaan sehingga
pemilahan data deret hidrologi (curah dapat menghasilkan output/keluaran yang
hujan, debit, dll) berdasarkan tren bulan diinginkan sebagai berikut :
basah dan bulan kering pada lokasi studi 1) Melakukan uji homogenitas data
yang diambil agar terlihat potensi aliran untuk melihat keseragaman data
air pada saat musim basah dan kering dan dengan uji F dan uji T dan uji
memunculkan potensi debit yang konsistensi data untuk melihat
tersembunyi agar tidak bias/hilang apakah data berasal dari populasi
dengan penggunaan metode flow yang sama dengan uji lengkung
duration curve tunggal. massa ganda sebagai berikut
Flow duration curve sendiri adalah (Soewarno, 1995:95) :
grafik hubungan antara deret hidrologi o Uji F
(debit, curah hujan, dll) pada sumbu Y Merupakan uji yang dilakukan
terhadap probabilitas/prosentase besaran untuk meilhat apakah
deret hidrologi tersebut (John P Pantouw, varian/standar deviasi data yang
2014:11). Dalam studi ini diambil dimiliki seragam dengan
beberapa masalah yang dapat dirumuskan membandingkan hasil Fhitung dan
seperti berikut : Ftabel (Soewarno, 1995:96).
1) Tipe flow duration curve apakah a) Mencari standar deviasi
yang dapat memberikan peningkatan dengan variable X dan Y :
energi optimal dengan kondisi S12
karakteristik DAS Kladen ? F hitung =
S22
, S12 > S22 
2) Berapakah hasil optimasi debit
S22
dengan menggunakan metode flow F hitung = 2
S1
, S12 < S22 
duration curve majemuk yang
sesuai ? dengan :
3) Berapakah besaran energi yang S1 = varians sampel 1
diperoleh dari hasil optimasi debit S2 = varians sampel 2
meggunakan metode flow duration b) Mencari Fhitung dari standar
curve majemuk yang sesuai ? deviasi X dan Y :
n  1 n xi  x 
k 2
4) Berapakah besaran energi yang
dihasilkan oleh flow duration curve F1 = i 1

 x 
k n 2
tunggal dan flow duration curve ij  xi  x j  x
majemuk ? i  1 j 1
 k  1 k  x j  x 
F2 = n 2 2. Melakukan uji konsistensi data
j 1
dengan uji lengkung massa ganda.
Data yang digunakan adalah data
 x 
k n 2
ij  xi  x j  x komulatif dari Stasiun Hujan
i  1 j 1
Pringkuku dan Stasiun Hujan
dengan : Donorejo. Gambar lengkung massa
X1 = harga rata-rata ganda disajikan pada Gambar 1 di
bulan i bawah.
Xj = harga rata-rata
bulan j
X = harga rata-rata
keseluruhan
X1j = pengamatan untuk
bulan I pada tahun j
n = banyak pengamatan
perbulan
k = banyak bulan
c) Membandingkan Fhitung
dengan Ftabel, dengan
hipotesis : Gambar 1. Lengkung Massa Ganda
Jika Fhitung < Ftabel, berarti Sta Hujan Pringkuku
homogen. terhadap Sta. Hujan
Jika Fhitung > Ftabel, berarti Donorejo.
tidak homogen 3. Melakukan perhitungan evaporasi
o Uji T potensial dengan membandingkan 3
Merupakan uji yang dilakukan metode yaitu Metode Blanney-
untuk melihat atau menunjukkan Criddle, Metode Radiasi, dan Metode
kestabilan nilai rata-ratanya, Penman untuk mendapatkan nilai
dengan membandingkan Ttabel dan evaporasi potensial terbesar yang
Thitung yang diperoleh (Soewarno, berhungan dengan nilai ketersediaan
1995:96). debit nantnya pada metode F.J.
Mock. Beberapa metode diatas
[ x1  x 2 ] memeliki prinsip umum yang sama
t
1 1 yaitu (Lily Montarcih, 2010:21) :
.  Eto = c . Eto*
N1 N 2
dengan :
dengan : Eto = evapotranspirasi potensial
x1 = rerata dari sampel x (mm/hari).
1
x 2 = rerata dari sampel x c = faktor koreksi
2 Eto* = evaporasi (mm/hari)
s1 = standar deviasi sampel x1 4. Melakukan pembangkitan data debit
s2 = standar deviasi sampel x2 dengan Metode F.J. Mock. Data
N1 = ukuran sampel x1 curah hujan yang dipilih berasal dari
N2 = ukuran sampel x2 Stasiun Pringkuku dikarenakan
Hipotesa : memberikan pengaruh terbesar pada
Jika Thitung < Ttabel, berarti berasal DAS yang direncanakan (Lily
dari populasi yang sama. Montarcih, 2010:206).
Jika Thitung > Ttabel, berarti tidak 5. Melakukan analisa debit andalan
berasal dari populasi yang dengan metode flow duration curve
sama. yang dibagi menjadi 3 yaitu flow
duration curve tunggal, flow duration 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
curve majemuk 2, dan flow duration Pada pengerjaan analisa
curve 3. perhitungan terbagi menjadi beberapa
6. Melakukan analisa perhitungan tahapan pengerjaan yaitu :
perencanaan bangunan pengambilan o Pengujian homogenistas data dengan
dengan debit andalan desain yang hasil uji F dan Uji T sebagai berikut :
sudah didapatkan dari analisa flow Stasiun Hujan Donorejo
duration curve. Standar perencanaan Fhitung = 0,496 dan Ftabel = 3,48
bangunan pengambilan berdasarkan Thitung = 0,496 dan Ttabel = 1,746
KP-02 (Bangunan Utama) seperti - dari hasil perhitungan diatas
pada Gambar 2 di bawah. didapat hipotesa bahwa data yang
tersedia seragan/homogenitas dan
berasal dari populasi yang sama.
Stasiun Hujan Donorejo
Fhitung = 0,297 dan Ftabel = 3,48
Thitung = 0,593 dan Ttabel = 1,746
- dari hasil perhitungan diatas
didapat hipotesa bahwa data yang
tersedia seragan/homogenitas dan
berasal dari populasi yang sama.
o Perhitungan evaporasi potensial yang
Gambar 2. Konfigurasi Bangunan nantinya akan berpengaruh pada
Pengambilan pembangkitan data debit metode F.J.
7. Melakukan analisa perhitungan daya Mock dengan metode Blanney-
dan energi dengan debit yang didapat Criddle, metode Radiasi, dan metode
dan tinggi jatuh yang sudah Penman. Metode yang dipilih adalah
ditentukan (Arismunandar, 2004:19). yang dapat memberikan nilai
Daya Teoritis = 9,81 x Q x Heff(kW) evaporasi terbesar yang disajikan
Daya Turbin = 9,81 x ηt x Q x Heff(kW) pada Tabel 1. Di bawah.
Daya Generator = 9,81 x ηg x ηt x Q x Tabel 1. Perhitungan Nilai Evaporasi
dengan 3 Metode
Heff (kW)
Bulan BC Radiasi Penman
dengan : Januari 4,8 4,4 5,4
Februari 4,8 4,4 7,3
P = daya yang dihasilkan (kW)
Maret 4,6 4,3 6,6
ηt = efisiensi turbin April 4,2 4,3 5,7
Mei 4,1 3,8 7,3
ηg = efisiensi generator
Juni 4,2 3,8 6,8
ρ = massa jenis air = 1000 (kg/m3) Juli 4,1 4,1 6,9
Agustus 4,5 4,8 10,3
Q = debit pembangkit (m3/dt)
September 4,9 4,9 15,8
Heff = tinggi jatuh efektif (m) Oktober 5,0 52 12,7
November 5,0 3,6 13,0
dngan rumus energi adalah :
Desember 5,0 4,3 10,8
dari hasil perhitungan diatas
. didapatkan hasil evaporasi terbesar
dengan : menggunakan metode Penman.
t = waktu yang dipengaruhi oleh o Melakukan pembangkitan data debit
kemungkinan kejadiannya. dengan data curah hujan Stasiun
Hujan Pringkuku, hari hujan, dan
hasil evaporasi dari metode Penman.
Data debit yang dibangkitkan adalah lengkung durasi aliran dengan
debit bulanan pada tahun 2003 - dilakukan pemilahan bulan
2012 basah 1 (Januari-Maret), kering
o Melakukan analisa debit andalan 1 (April-September), dan
dengan metode flow duration curve basah 2 (Oktober-Desember).
tunggal, flow duration curve Gambar flow duration curve
majemuk 2, dan flow duration curve majemuk 3 digambarkan pada
majemuk 3. Gambar 5. di bawah.
- Analisa flow duration curve
tunggal yaitu pengambaran
lengkung durasi aliran tanpa -
diadakan pemilahan musim
basah dan kering. Gambar flow
duration curve tunggal
digambarkan pada Gambar 3.
di bawah.

Gambar 5. Flow Duration Curve


Majemuk 3
o Melakukan analisa perencanaan
bangunan pengambilan dengan
Qkeandalan 50% = 2,3726 m3/dt,
Bsungai = 10 m, H = 0,6322 m
didapat bukaan pintu sebesar
0,5989 m.
o Melakukan analisa perhitungan
Gambar 3. Flow Duration Curve
daya dan energi dengan Qkeandalan
Tunggal 3
50% = 2,3726 m /dt, efisiensi turbin
- Analisa flow duration curve
= 0,77 , efisiensi generator = 0,85 ,
majemuk 2 yaitu pengambaran
tinggi jatuh = 162,5 m dan jumlah
lengkung durasi aliran dengan
hari = 355 didapat daya sebesar
dilakukan pemilahan bulan
2475,4831 KW dan energi sebesar
basah 1 (Oktober-Maret), dan
21.106 KWH.
kering 1 (April-September).
Gambar flow duration curve 4. KESIMPULAN
Pada studi perencanaan pembangkit
majemuk 2 digambarkan pada
listrik tenaga air tipe run off river di
Gambar 4. di bawah.
sungai Kladen Pacitan dengan metode
flow duration curve majemuk dapat
ditarik beberapa kesimpulan yang
mencakup rumusan masalah, sebagai
berikut :
1) Tipe flow duration curve majemuk
3 adalah tipe yang sesuai
dibanding tipe lainnya dikarenakan
dapat memberikan besaran energi
terbesar.
Gambar 4. Flow Duration Curve
2) Debit desain yang digunakan
Majemuk 2
adalah debit andalan dengan
- Analisa flow duration curve
prosentase 50% (High Water Level)
majemuk 3 yaitu pengambaran
yang dibagi menjadi 3 kategori 4) Saudara saya Lukas Harjanto,
yaitu debit andalan 50% pada Amelia Klavert, dan Bobby Adi
musim basah 1 sebesar 2,3726 Saputra K.
m3/dt, musim kering 1 sebesar 5) Roselina Eka Septarini atas perhatian
0,1723 m3/dt, dan musim basah 2 dan waktunya.
sebesar 0,0532 m3/dt. 6) Teman-teman pengairan Angakatan
3) Tipe flow duration curve majemuk 2010.
3 dapat memeberikan besaran daya 6. DAFTAR PUSTAKA
dan energi terbesar dibanding tipe 1. Anonymous. 2013. Telecomunication
lainnya dengan besaran daya And Power Infrastructure
sebesar 2475,5 KW dan besaran Build And Ivestment:
energi sebesar 21091115,7 KWH Pembangkit Listrik Tenaga
dalam kurun waktu setahun (355 Minihidro.http://www.qdc.co.i
hari). d/tag/pembangkit-listrik-enaga-
4) Perolehan daya dan energi yang mini-hydro. (diakses tanggal :
diahasilkan dengan membending 9 April 2014).
metode flow duration curve tunggal 2. Arismunandar, A & Kuwahara, S.
dan flow duration curve majemuk 1988. Teknik Tenaga Listrik
ditabelkan pada Tabel 2 di bawah Jilid I. Jakarta: PT. Pradnya
dengan nilai efisiensi turbin sebesar Paramita.
0,77 , efisiensi generator sebesar 3. Montarcih, Lily. 2010. Hidrologi
0,85, tinggi jatuh sebesar 162,5 m Praktis. Bandung: CV. Lubuk
dan dengan jumlah hari 355 hari. Agung.
4. Pantouw, John P. 2014, Model Flow
Tabel 2. Perhitungan Daya dan Energi
Duration Curve Majemuk
Menggunakan Debit keandalan 90%
Sesuai Karakteristik Daerah
Q Daya Energi
Metode Musim Aliran Sungai Untuk
(m3/dt) (KW) (KWH)
FDC 1 - 0,572 597 51.105 Memperoleh Energi Optimum
Basah 1 0,014 15 12.104 Pembangkit Listrik Tenaga
FDC 2 Minihidro Tipe Run Off River
Kering 1 0,031 33 28.104
Basah 1 1,080 1127 96.105 Disertasi tidak dipublikasikan.
FDC 3 Kering 1 0,031 33 28.104 Malang: Universitas
Basah 2 0,003 4 32.103 Brawijaya..
5. UCAPAN TERIMA KASIH 5. Soewarno, 1995. Aplikasi Metode
Dalam kesempatan ini saya Stasistic Untuk Analisa Data.
sampaikan rasa hormat dan terimakasih Bandung. NOVA
kepada : 6. Keputusan Direktur Jenderal
1) Tuhan Yesus dan almarhum kakek Pengairan. 1986. Kriteria
saya (Ngadimen) atas doa dan berkat Perencanaan Bagian
yang tak berkesudahan. Bangunan Utama KP – 02.
2) Kedua orang tua saya Harjanto dan
Soelistianah yang selalu memberikan
doa dan memenuhi semua kebutuhan
studi selama ini.
3) Ibu Dr. Ir. Lily Montarcih Limantara,
Msc dan Dr. Ir. Ibu Endang Purwati
MP atas bimbingannya dan
kesabarannya.

Anda mungkin juga menyukai