LISTRIK TENAGA
SURYA
Nama Kelompok :
Muhammad rizky arief hidayah (02.2019.1.09664)
Muhammad Bagus Ferdiansah (02.2019.1.09758)
SEJARAH
Pada tahun 1839, fisikawan asal Perancis Edmond Becquerel menemukan efek fotovoltaik saat melakukan
eksperimen dengan sel yang terbuat dari elektroda logam dalam larutan konduktor. Dalam eksperimen tersebut,
Edmond menemukan sebuah sel yang menghasilkan lebih banyak listrik ketika terkena cahaya. Kemudian pada tahun
1873, Willoughby Smith menemukan senyawa kimia, selenium dapat berfungsi sebagai fotokonduktor. Berselang tiga
tahun kemudian, William Grylls Adams dan Richard Evans Day menerapkan prinsip fotovoltaik yang ditemukan oleh
Becquerel pada selenium. Mereka menemukan bahwa selenium sebenarnya bisa menghasilkan listrik saat
terkena cahaya. Hampir 50 tahun setelah penemuan efek fotovoltaik, pada 1883, penemu Amerika Charles
Fritz menciptakan panel surya selenium pertama dan berhasil menghasilkan listrik. Panel surya selenium
ini adalah cikal bakal dari penggunaan silikon dalam panel surya modern.
Pada tahun 1905, Alber Einstein menerbitkan sebuah makalah tentang efek fotolistrik dan bagaimana
cahaya membawa energi. Tulisan Enstein ini berhasil menarik banyak perhatian dan membuat penerimaan
Bahan yang digunakan adalah silikon dan mampu menghasilkan efisiensi sebesar 4%. Era sel surya modern baru dimulai
setelah penemuanfenomena photovoltaik pertama pada tahun 1954, yakni ketika tiga peneliti Bell Laboratories di Amerika
Serikat (Chapin,Fullr,dan Pearson) secara tidak sengaja menemukan bahwa sambungan dioda p-n dari silicon mampu
membangkitkan tenaga listrik ketika lampu laboratorium dinyalakan. Pada tahun yang sama, usaha mereka telah berhasil
membuat sel surya pertama dengan efisiensi sebesar 6%. Pada akhirnya , penelitian sel surya yang berkembang hingga saat
ini memiliki banyak jenis dan variasi teknologi pembuatannya. (Pradona Yoga, 2019).
PENGERTIAN
Pembangkit listrik yang mengubah energi surya menjadi energi listrik.
menggunakan fotovoltaik, atau secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya.
Panel Surya sebenarnya dapat langsung digunakan tanpa diberi rangkaian regulator ataupun batere,
tetapi ini tidak dilakukan karena dapat membebani kinerja dari panel (akibat adanya beban yang
berlebihan) sehingga tidak akan terjadi kerusakan yang fatal pada panel surya tersebut (Widodo
dkk., 2010)
4. Inverter
Jika diinginkan hasil keluaran listrik dari PLTS ini berupa
listrik arus bolak-balik (AC) maka ini harus dihubungkan ke
sebuah rangkaian elektronik / modul 30 elektronik yang
bernama Inverter DC-AC. Dimana Inverter DC-AC
berfungsi untuk mengubah arus listrik searah (DC) menjadi
arus listrik bolak-balik (AC). Setelah arus listrik searah
diubah menjadi arus listrik bolak-balik. Besarnya tegangan
dan daya keluaran yang dapat dihubungkan kebeban
nantinya harus sesuai dengan kemampuan inverter yang
dipakai dan besarnya sistem penyimpanan yang digunakan
(besarnya ampere hour (AH) atau amper jam dari batere)
JENIS-JENIS
SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA
1. PLTS Terpusat
2. Semakin sedikit kita bergantung pada bahan bakar fosil akan meningkatkan
ketahanan dan keamanan energi, karena akan mengurangi kebutuhan impor
minyak dari pihak asing.
2. Unjuk kerja dari photovoltaic cell sangat tergantung kepada sinar matahari
yang diterimanya. Kondisi iklim (misal awan dan kabut) mempunyai efek
yang signifikan terhadap jumlah energi matahari yang diterima sel sehingga
akan mempengaruhi pula unjuk kerjanya seperti dibuktikan dalam penelitian
Youness et. al (2005) dan Pucar dan Despic (2002).