Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS KETERSEDIAAN SISTEM PEMBANGKIT


BERBASISKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN
(PLTA) DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
(PLTS)

Oleh:

Herki Desrizal
NIM : 1207136383

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Skripsi dengan judul Analisis Ketersediaan Sistem Pembangkit
Listrik Berbasiskan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Herki Desrizal
NIM. 1207136383

Program Studi Teknik Elektro S1, Fakultas Teknik Universitas Riau,

Menyetujui,
Pembimbing Utama

Iswadi Hasyim Rosma, PhD


NIP. 19780715 200312 1 006

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Elektro S1


Fakultas Teknik Universitas Riau

Dr.Indra Yasri, ST,. MT.


NIP. 19740307 200212 1 002

2
DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL................................................................................................iY

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv

JUDUL PENELITIAN.............................................................................................1
BIDANG ILMU.......................................................................................................1
LATAR BELAKANG..............................................................................................1
PERUMUSAN MASALAH....................................................................................2
TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................3
BATASAN MASALAH...........................................................................................3
LUARAN YANG DIHARAPKAN..........................................................................3
MANFAAT PENELITIAN......................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
1.1 Teori Dasar.....................................................................................................5
1.1.1 PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)...............................................5
1.1.2 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin)...............................................7
1.1.2.1 Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA)........8
1.1.2.2 Status Teknologi PLTA Saat Ini..........................................................10
1.2 Software HOMER........................................................................................10
1.3 Metode Frequency Dan Duration.................................................................12
METODE PELAKSANAAN................................................................................13
JADWAL KEGIATAN...........................................................................................16
RANCANGAN BIAYA.........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
DAFTAR GAMBA
Gambar 1. pembangkit listrik tenaga surya.............................................................6
Gambar 2 : Ilustrasi pembangkit listrik tenaga angin..............................................8
Gambar 3 Grafik Status Teknologi PLTB Saat Ini.................................................10
Gambar 4. Arsitektur Simulasi dan Optimasi HOMER.........................................11
Flowchart Penelitian..............................................................................................15

OUTLINE PROPOSAL

4
A. Judul Penelitian : Analisis Ketersediaan Sistem Pembangkit Berbasiskan
Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS)

B. Bidang Ilmu : Tenaga Listrik

C. Latar Belakang

Ketersediaan sistem pembangkit merupakan komponen yang sangat


penting dalam sistem tenaga listrik, karena berperan penting dalam penyediaaan
energi listrik yang sangat dibutuhkan masyarakat, bagi masyarakat perkotaan dan
sekitarnya, penyediaan sistem pembangkit listrik tidak menjadi masalah karena
sistem pembangkit telah disediakan oleh perusahaan listrik negara (PLN) untuk
menghasilkan energi listrik secara berkesinambungan. Namun lain halnya dengan
masyarakat yang tinggal didaerah daerah pedalaman dan pulau-pulau
terpencil,pemenuhan akan ketersediaan sistem pembangkit untuk memasok energi
listrik merupakan masalah besar, karena jaraingan listrik PLN belum menjangkau
daerah tersebut,sehingga solusi yang paling tepat untuk ketersediaan sistem
pembangkit tersebut yaitu dengan menyediakan sistem pembangkit misalnya
sistem pembangkit berbasiskan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Baru-baru ini, dewan energi dunia (WEC) menunujukkan bahwa sekitar
1,5 milyar orang yang diketahui tidak mempunyai akses listrik (A.Abdulkarim,
2016). Demikian pula, sekitar tiga milyar orang terpaksa menggunakan bahan
bakar untuk kegiatan sehari - hari mereka, mereka semata-mata hanya
mengandalkan pada penggunaan generator diesel yang biaya pemakaiannya cukup
mahal, bagi masyarakat yang tinggal didaerah terpencil mereka masih mencari
pembangkit listrik yang biayanya lebih hemat.
Energi terbarukan yang berkembang pesat didunia saat ini adalah energi
angin dan energi surya. Sumber energi angin dan surya merupakan sumber energi
terbarukan yang bersih dan tersedia secara bebas. Masalah utama dari kedua
pembangkit tersebut yaitu tidak tersedia secara terus menerus. Energi surya

2
tersedia hanya pada siang hari saat udara cerah ( tidak mendung atau hujan),
sedangkan energi angin tersedia pada waktu yang seringkali tidak dapat diprediksi
dan sangat berfluktuasi tergantung cuaca atau musim.
Untuk itu, perhitungan analisa terhadap ketersediaan pembangkit listrik
tenaga angin dan tenaga surya tersebut perlu dilakukan untuk memperkirakan
hasil yang didapat dari kedua pembangkit tersebut, serta membandingkan antara
kedua pembangkit tersebut.yang kemudian membandingkan hasil yang didapat
dengan energi yang dihasilkan oleh PLN.

D. Perumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana menentukan ketersediaan sistem pembangkit berbasiskan
PLTA dan PLTS ?
2. Melakukan perhitungan dengan menggunakan software HOMER
3. Melakukan perhitungan ketersediaan sistem pembangkit dengan metode
frequency and duration terhadap kedua pembangkit tersebut
4. Menghitung jumlah energi listrik yang dihasilkan PLTA dan PLTS tersebut
dalam kurun waktu 24 jam
5. Membuat kurva perbandingan antara PLTA dan PLTS dalam menghasilkan
energi listrik dalam kurun waktu 24 jam

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat
ketersediaan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTS) untuk mensuplai beban pada suatu daerah.

F. Batasan Masalah
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Ketersediaan pembangkit listrik yang akan dianalisis adalah ketersediaan
pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya.

3
2. Sistem pembangkit listrik yang akan diteliti adalah perbandingan antara
kedua jenis pembangkit tersebut terhadap energi yang dihasilkan dalam
waktu 24 jam.
3. Pengaruh cuaca dan kondisi durasi cuaca terganggu terhadap ketersediaan
kedua sistem pembangkit tersebut.
4. Menghitung ketersediaan kedua sistem pembangkit tersebut dengan
metode perhitungan frequency and duration.

G. Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah analisis ketersediaan
sistem PLTA dengan PLTS untuk mensuplai beban pada suatu daerah.

H. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Dapat menjadi panduan lapangan, terutama untuk memperoleh hasil dari
perbandingan antara ketersediaan sistem pembangkit listrik tenaga angin
dan pembangkit listrik tenaga surya.
2. Dapat menjadi sumber referensi bagi pihak-pihak yang ingin melakukan
pengembangan penelitian.

I. Tinjauan Pustaka

Penelitian pada (A.Abdulkarim, 2016) membahas mengenai lebih lanjut


permasalahan yang terjadi terhadap pembangkit listrik terutama berbasiskan
pembangkit listrik tenaga angin dan pembangkit listrik tenaga surya.
Sedangkan artikel (Bawan, 2009) pada jurnalnya. Analisa potensi energi
terbarukan dikabupaten kaimana propinsi papua barat, menghitung potensi energi
hybrid di propinsi papua barat.
Artikel (Romi Wiryadinata, et al, 2013) membahas mengenai studi
pemanfaatan energi matahari dipulau panjang sebagai pembangkit listrik
alternatif, menghitung jumlah energi matahari di pulau panjang.

4
Penelitian oleh (FIRINCA S.D, et al, 2015) membahas mengenai simulasi
sistem energi terbarukan menggunakan software HOMER.
Tugas akhir ini bertujuan menganalisa ketersediaan sistem pembangkit
berbasiskan pembangkit listrik tenaga angin (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga
surya (PLTS) untuk mensuplai beban pada suatu daerah. Adapun metode yang
digunakan yaitu :
(1). frequency and duration method. Dengan tahapan pengumpulan data
dari data potensi angin dan data potensi energi surya diindonesia serta
data dari Eirgrid dan Soni.
(2). Studi literature selanjutnya data dianalisa.
(3). Dibandingkan dengan metode frequency dan duration yang digunakan.

1.1. Teori Dasar

1.1.1. PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)

PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) adalah suatu teknologi


pembangkit listrik yang mengkonversi energi foton dari surya menjadi listrik.
Konversi ini dilakukan pada panel surya yang terdiri dari sel-sel fotovoltaik. Sel
sel ini merupakan lapisan-lapisan dari silikon (Si) murni atau bahan
semikonduktor lainnya yang diproses sedemikian rupa,sehingga apabila bahan
tersebut mendapat energi foton akan mengeksitasi elektron dari ikatan atomnya
menjadi elektron yang bergerak bebas,dan pada akhirnya akan mengeluarkan
tegangan listrik arus searah (Miharja, 2009).

5
Intensitas energi yang terkandung dalam sinar matahari yang sampai
kepermukaan bumi besarnya sekitar 1000 watt, tetapi karena daya guna konversi
energi radiasi menjadi energi listrik berdasarkan efek fotovoltaik baru mencapai
25% ,maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru mencapai

250 watt per m2 . Negara indonesia tergolong daerah tropis yang mempunyai

potensi energi surya yang tinggi .hal ini terlihat dari radiasi harian yaitu sebesar
2
4,5 kWh/ m /hari, hal ini memberi indikasi bahwa prospek penggunaan

fotovoltaik dimasa mendatang cukup cerah (Bawan, 2009).

Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari yang kemudian
diubah menjadi listrik melalui proses fotovoltaik. Listrik yang dihasilkan oleh
modul dapat langsung disalurkan kebeban ataupun disimpan dalam baterai
sebelum digunakan kebeban.pada malam hari, dimana modul surya tidak
menghasilkan listrik, beban sepenuhnya dicatu oleh battery. Demikian pula
apabila hari mendung, dimana modul surya menghasilkan listrik lebih rendah
dibandingkan pada saat matahari benderang. Modul surya dengan kapasitas
tertentu dapat menghasilkan jumlah listrik yang berbeda-beda apabila ditempatkan
pada daerah yang berlainan (Miharja, 2009).

Keuntungan- Keuntungan pembangkit dengan surya photovoltaic (PV),


antara lain :
1. Energi yang digunakan adalah energi yang tersedia secara gratis.
2. Perawatannya murah dan sederhana.
3. Tidak terdapat peralatan yang bergerak,sehingga tidak perlu penggantian
suku cadang dan penyetelan pada pelumasan.
4. Peralatan bekerja tanpa suara dan tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan.
5. Dapat bekerja secara otomatis.
Seperti hal nya PLTA, masalah utamanya yaitu ketersediaannya, energi
matahari hanya tersedia siang hari, oleh karena itu PLTS harus bekerja sama
dengan pembangkit lain untuk meningkatkan keandalannya. untuk itu,tegangan
DC yang dihasilkan modul fotovoltaik harus diubah menjadi tegangan AC dengan

6
menggunakan inverter. Tegangan bolak balik yang dihasilkan inverter harus
mempunyai bentuk dan frekuensi yang baik agar bisa diparalelkan dengan
jaringan yang ada ( Dahono, 2008).

Gambar 1. pembangkit listrik tenaga surya ( Dahono, 2008)

Gambar 1. memperlihatkan skema pembangkit listrik tenaga surya skala


kecil yang dipakai untuk skala rumah tangga. Tegangan DC yang dihasilkan sel
surya diubah menjadi tegangan AC dengan menggunakan inverter. Inverter
diparalel dengan tegangan jala-jala (misal PLN) . sebagian energi listrik yang
dihasilkan sel surya akan dikonsumsi sendiri. Jika berlebih, energi listrik yang
dihasilkan bisa dijual ke jaringan PLN. Pembangkit listrik semacam ini tidak
memerlukan batere sebagai penyimpan energi.
Sampai tahun 2025, pemerintah indonesia berencana memasang PLTS
sampai 1000 MW. Jika melihat kebutuhan akan PLTS dunia, maka peluang bisnis
PLTS sangat-sangat besar. Sayangnya, hanya sedikit orang indonesia yang
menguasai teknologi ini. Tidak ada industri diindonesia yang memproduksi sel
surya, biasanya baru terbatas merakitnya. Seperti halnya PLTB, hanya sedikit
orang atau industri diindonesia yang menguasai teknologi elektronika daya yang
diperlukan dalam PLTS ( Dahono, 2008).

1.1.2 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin)

PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) adalah suatu teknologi


pembangkit listrik yang merubah potensi angin menjadi energi listrik. Angin
adalah udara yang bergerak/mengalir, sehingga memiliki kecepatan, tenaga dan
arah. Penyebab dari pergerakan ini adalah pemanasan bumi oleh radiasi matahari.
Udara diatas permukaan bumi selain dipanaskan oleh matahari secara langsung,
juga mendapat pemanasan oleh radiasi matahari bumi tidak homogen, maka

7
jumlah energi matahari yang diserap dan dipancarkan kembali oleh bumi
berdasarkan tempat dan waktu adalah bervariasi. Hal ini menyebabkan kerapatan
dan tekanan atmosfer, udara memiliki sifat untuk selalu mencapai kesetimbangan
tekanan, karena itu perbedaan kecepatan dan tekanan atmosfer ini menyebabkan
udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah
( Miharja, 2009).
daya yang dihasilkan energi angin dirumuskan sebagai berikut ( E.W
Golding) :
3
P = k.F.A.E. v
Dengan P = daya (kw)
5
k = konstanta = 1,37. 10
F = faktor = 0,5926
E = efisiensi rotor dan peralatan lain
v = kecepatan angin (m/det)

1.1.2.1 Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA)

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) karena sifatnya yang terbarukan


(renewable) sudah jelas akan memberikan keuntungan karena angin tidak akan
habis digunakan tidak seperti pada penggunaan bahan bakar fosil. Tenaga angin
jga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya
tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan,
namun demikian pembangkit listrik tenaga aangin juga tidak sepenuhnya ramah
lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber
energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya yaitu dampak visual,derau
suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan (Budiastra, 2009).

8
Gambar 2 : Ilustrasi pembangkit listrik tenaga angin (Budiastra, 2009)

Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik.


Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan
yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang
angin pada lahan yang masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat
menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat. Selain menggangu
pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin , penggunaan lahan
untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta pemukiman. Hal
ini yang membuat pembangkitan tenaga angin didaratan menjadi terbatas .
beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah membuat pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat. Penggunaan tiang yang tinggi
untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang
masuk kerumah-rumah penduduk. Perputaran sudu-sudu menyebabkan cahaya
matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk
setempat ( Wiryadinata, 2013).
Efek lain akibat penggunaan turbin angin yaitu terjadinya derau frekuensi
rendah. Putaran dari sudu-suduturbin angin dengan frekuensi konstan lebih
mengganggu dari pada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-
sudu turbin, penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara
listrik. Derau mekanik yang terjadi disebakan oleh operasi mekanis elemen-
elemen yang berada dalam nacelle atau rumah pembangkit listrik tenaga angin.
Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan interferensi

9
elektromagnetik, menggangu penerimaan sinyal televisi atau transmisi gelombang
mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisis
data turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi
dari banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin,
turbulensi aliran masuk. Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh
karena itu kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi dibawah 70 m/s. Beberapa
ilmuan berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga
angin dapat merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan energi
kinetik angin dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfer ( Wiryadinata,
2013).
Biaya investasinya memang cukup mahal, harga satu unit kincir angin
yang diberi nama EGRA (Energi Gratis) ini sekitar 60 juta rupiah. Biaya yang
dibutuhkan tampak cukup besar, tetapi jika dihitung secara ekonomis, ternyata
cukup menguntungkan. Karena memakai kincir angin, maka tidak ada
pengeluaran untuk bahan bakar lagi. Biaya pemeliharaan relatif murah.
Bandingkan jika memakai mesin diesel. Untuk biaya solar saja menghabiskan
Rp.132.000 per hari, yang artinya Rp.132.000 x 365 = Rp. 48.180.000 per tahun.
Belum termasuk biaya pemeliharaan mesin. Di perkirakan dalam waktu 2
tahun,manfaat dari kincir angin ini sudah terasa dan cukup menguntungakan.
1.1.2.2 Status Teknologi PLTA Saat Ini

Gambar 3 Grafik Status Teknologi PLTA Saat Ini ( Klaster Energi


Angin (MEAI) )

Turbin Angin Terbesar Enercon E-126 (7 MW),Kapasitas terpasang


diseluruh dunia sampai dengan 2010 sebesar 196.63 GW, dengan urutan
negara pengguna terbesar:
1. China 42.287 / (26.010) MW

10
2. USA 40.180 / (35.195) MW
3. Jerman 27.214 / (25.777) MW
4. Spanyol 20.675 / (19.145) MW
5. India 13.065 / (10.125) MW
6. Sedangkan indonesia baru mencapai sekitar 2 MW

1.2. Software Homer


HOMER adalah singkatan dari Hybrid optimisation model for electric
renewables, salah satu tool populer untuk desain sistem PLH menggunakan energi
terbarukan . HOMER mensimulasikan dan mengoptimalkan sistem pembangkit
baik stand-alone maupun grid-connected yang dapat terdiri dari kombinasi
kombinasi turbin angin, photovoltaic, mikrohidro, biomassa, generator
(diesel/bensin), microturbine, fuel-cell, baterai, dan penyimpanan hidrogen,
melayani beban listrik maupun termal ( Lambert, Gilman, dan Lilienthal 2006).
HOMER mensimulasikan operasi sistem dengan menyediakan perhitungan
energy balance untuk setiap 8,760 jam dalam setahun. Jika sistem mengandung
baterai dan generator diesel/bensin, HOMER juga dapat memutuskan, untuk
setiap jam, apakah generator diesel/bensin beroperasi dan apakah baterai diisi atau
dikosongkan. Selanjutnya HOMER menentukan konfigurasi terbaik sistem dan
kemudian memperkirakan biaya instalasi dan operasi sistem selama masa
operasinya seperti biaya awal, biaya penggantian komponen-komponen, biaya
O&M, biaya bahan bakar, dn lain-ain.
Saat melakukan simulasi, HOMER menentukan semua konfigurasi sistem
INPUT
yang mungkin, kemudian ditampilkan berurutan menurut net present costs NPC
(atau disebut juga life cycle costs). Jika analisa sensitivitas diperlukan, HOMER
akan mengulangi proses simulasi untuk setiap variabel sensitivitas yang
ditetapkan. Error relatif tahunan sekitar 3% dan error relative bulanan sekitar 10%
(Sheriff dan Ross 2003).

Load Resource Component Optimasation


OUTPUT

HOMER
Simulation

11
Optimal Net Cost Of Energy Excess Energy
System Present US $/ kWh Fraction (%)
Category Cost

Total Capital Fuel Renewable CO2, Emission


Cost Consumtion Fraction (%) (Kg / yr)

Gambar 4. Arsitektur Simulasi dan Optimasi HOMER (Kunaifi, 2010)

1.3 Metode Frequency dan Duration


Frequency dan duration adalah indeks yang paling berguna untuk
pelanggan atau evaluasi titik beban dan karena itu penciptaan indeks yang sama
untuk kapasitas, menawarkan tingkat kompatabilitas pada penilaian secara
keseluruhan (Billinton, et al, 1986).
Indeks dasar metode frequency dan duration system yaitu jumlah yang
diharapkan dari hari (jam) dalam suatu periode tertentu bahwa beban melebihi
kapasitas yang tersedia dan energi diharapkan tidak disertakan pada periode,
karena kapasitas terpasang tidak cukup. Indeks ini berguna untuk membandingkan
kecukupan konfigurasi alternatif dan ekspansi. Memberikan indikasi terjadinya
frekuensi untuk mencukupi suatu kondisi kapasitas, maupun durasi yang
kemungkinan ada.
Sebuah frekuensi dan durasi pendekatan untuk evaluasi pertama kali
dikenal oleh halperin dan adler pada tahun 1958. Frequency dan duration (F&D)
metode ini memerlukan sistem data tambahan yang digunakan dalam metode
probabalistik dasar. Teknik frequency dan duration (F&D) menggunakan kondisi
ketersediaan sistem pembangkit A dan parameter U untuk tersedianya sistem
pembangkit.
Dalam arti yang lebih umum frekuensi dari kondisi tertentu dapat
dinyatakan sebagai harapan matematis menghadapi dinding batas kondisi
sekitarnya itu. Frekuensi masuk sama dengan frekuensi keluar. Konsep

12
keseimbangan frekuensi disajikan dalam rekayasa sistem sebagai sarana
persamaan formulating untuk solusi dari sistem pembangkit.
1
Siklus waktu = frequency siklus
Waktu siklus dapat diperoleh baik untuk individu atau kumulatif
kondisi kapasitas.
Durasi rata-rata kondisi kapasitas sistem pembangkit tertentu dapat
diperoleh sebagai berikut :
Rata Rata Saturasi = Probabilitas Kondisi
Frekuensi Kondisi

Durasi rata-rata kondisi kapasitas individu atau kumulatif dapat


karena ditemukan dengan menggunakan nilai yang sama.

J. Metode Pelaksanaan
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahap metode, diantaranya :
1. Studi Literatur
Berupa studi kepustakaan dan membaca teori-teori yang berkaitan dengan
topik tugas akhir dari buku-buku referensi atau teks pendukung yang dimiliki,
jurnal yang relevan dan menunjang proposal ini.
2. Studi Bimbingan
Berupa tanya jawab dengan dosen pembimbing Jurusan Teknik Elektro UR
mengenai masalah-masalah yang timbul selama penulisan berlangsung.
3. Diskusi dan Tanya Jawab
Yaitu dengan mengadakan diskusi dan tanya jawab dengan dosen
pembimbing serta dengan rekan-rekan mahasiswa yang memahami tentang
pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya .
4. Observasi
Penulis mengumpulkan data penelitian dari EIRGRID dan Soni serta data
potensi angin dan surya yang ada di indonesia.
5. Analisis Perhitungan
Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan dari EIRGRID dan Soni serta
kondisi pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya diindonesia maka
penulis melakukan perhitungan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan
dari proposal ini dengan menggunakan metode frequency and duration.

13
6. Analisa Hasil Perhitungan
Output dari perhitungan metode frekuensi dan durasi kemudian dianalisa
untuk mendapatkan parameter-parameter yang akan di gunakan untuk
mendapatkan hasil akhir yang diinginkan kemudian membandingkan antara
kedua sistem pembangkit tersebut dengan menggunakan software HOMER.
7. Membuat Kesimpulan
Dari hasil Analisis perhitungan ketersediaan sistem pembangkit tenaga angin
dan tenaga surya maka akan diperoleh kesimpulan dari penelitian.

8. Pembuatan Laporan Akhir Penelitian


Pada tahap ini akan dimulai dari BAB I hingga BAB V

Flowchart Penelitian

14
start

Studi Literature

Pemodelan PLTA dan PLTS dengan menggunakan sofware homer

Masukkan data kondisi PLTA dan PLTS diindonesia

Melakukan simulasi PLTA dan PLTS dengan software homer

Analisa kedua sistem pembangkit dengan metode frequency and duratio

Melakukan perhitungan perbandingan antara kedua sistem pembangkit

Membuat kurva perbandingan kedua sistem pembangkit

Membandingkan antara kedua sistem pembangkit

tidak

Hasil Sesuai
ya

pembahasan

end

K. Jadwal Kegiatan

15
Okober November Desember Januari
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Studi Literatur
Diskusi dengan
Dosen
Pembimbing
2
mengenai topik
penelitian yang
akan dilakukan.
Melaksanakan
pengumpulan
3 data dengan
melakukan
penelitian
Analisis
4 Perhitungan
dan evaluasi
Membuat
simulasi
5 hubung singkat
menggunakan
homer
Pembuatan
6 laporan akhir
penelitian.

L. Rancangan Biaya
1. Bahan dan Alat :
Biaya Satuan Jumlah
No Nama Bahan Volume
(Rp) (Rp)

16
1. Buku Referensi 2 Buah Rp.200.000 Rp 400.000
2. ATK 2 Set Rp.50.000 Rp 100.000
Jumlah Biaya (Rp) 500.000
2. Perjalanan/Transportasi :
N Biaya Satuan Jumlah
Kota/Tempat Tujuan Volume
o (RP) (Rp)
1 Penelitian 10x (PP) 10.000 100.000
Jumlah Biaya (Rp) 100.000

3. Pengeluaran Lain-lain (Administrasi, Publikasi danOperasional) :


Biaya Satuan Jumlah
No Uraian Kegiatan Volume
(Rp) (Rp)
Dokumentasi
1. 5 Kali 50.000 250.000
Penelitian
Pengetikan dan
2. 5 Rangkap 40.000 200.000
Perbanyakan Proposal
3. Seminar Proposal 1 Kali 300.000 300.000
Pengetikan dan
4. Perbanyakan Laporan 6 Rangkap 80.000 480.000
Hasil Penelitian
Seminar Hasil
5. 1 Kali 500.000 500.000
Penelitian
Jumlah Biaya (Rp) 1.730.000
4. Total :
1
Bahan dan Alat 500.000
.
2
Perjalanan/ Transportasi 100.000
.
3
Pengeluaran Lain-Lain 21.730.000
.
Jumlah Biaya (Rp) 2.330.000

Terbilang : Dua juta tiga ratus tiga puluh ribu rupiah

18
DAFTAR PUSTAKA

[1] A.Abdulkarim, S. Abdulkader, D.J.Morrow, A.J.Falade, A.U.Lawan dan I.

19
HR, Effect Of Weather and the Hybrid Energy Storage on the Availability of
Standalone Microgrid, International Journal of Renewable Energy
Research, vol. 6, no. Renewable energy, pp. 1-10, 2016.
IN.Budiastra,IA. D.Giriantari,wyn.Artawijaya,C.I. Partha,'' pemanfaatan
[2] energi angin sebagai energi alternatif pembangkit listrik di nusa penida dan
dampaknya terhadap lingkungan,''Bumi lestari, vol.9, pp 263-267,2009
[3] E. K.Bawan, Analisa Potensi Energi Terbarukan Di Kabupaten Kaimana
Propinsi Papua Barat, SMARTek, vol. 2, no. Potensi Energi Terbarukan, pp.
1-10, 2009.
[4] F. S.D dan M. I, Simulation Of The System With Renewable Energy Source
Using HOMER Software, Journal Of Sustainable Energy , vol. 6, no.
Simulation Renewable Energy Source Using HOMER Software, pp. 1-5,
2015.
[5] F. Miharja, perencanaan dan manajemen pembangkit listrik tenaga hybrid
(angin/surya/fuel cell) pulau sumba menggunakan software homer, no.
perencanaan dan manajemen pembangkit listrik tenaga hybrid menggunakan
software homer, pp. 1-5.

[6] Kunaifi,'' program homer untuk studi kelayakan pembangkit listrik hibrida
dipropinsi riau,pp.B18-B27,2010.
[7] R.Nazir, H.D.Laksono, E.P.Waldi, E.Ekaputra dan a. P.Coveria, Renewable
Energy Sources Optimization: A Micro-Grid Model Design, Science Direct,
no. International Conference Alternatif Energy in Developing Countries and
Emerging Economis, pp. 316-327, 2013.
[8] R. Wiryadinata dan A. I. S. Munarto, Studi pemanfaatan energi matahari
dipulau panjang sebagai pembangkit listrik alternatif, SETRUM, vol. 2, no.
Pemanfaatan Energi Matahari, p. 1, 2013.
[9] R. Billinton dan R. N. Allan, Reliability Evaluation Of Power System ,
Second Edition, New York: Springer Science Business Media, 1986.
[10] P.Argo Dahono,''Pembangkit listrik energi terbarukan,''Institut Teknologi
Bandung,2008.

20

Anda mungkin juga menyukai