Disusun oleh:
Ilham Arinugraha
Iyus
Kyky Try Rejeky
M.Manhalul L
Moch. Rifqi P.W
Mochamad Zein Z.A
Mochammad Iqbal N.I
(121364018)
(121364019)
(121364020)
(121364021)
(121364022)
(121364023)
(121364024)
I. PENDAHULUAN
DG didefinisikan sebagai pembangkitan listrik skala kecil yang dihubungkan pada suatu
utilitas. Pada aplikasinya fasilitas pembangkitan diletakkan berdekatan dengan beban (pada titik
penggunaan energy diproduksi). Koneksinya dapat dilakukan pada sisi jaringan distribusi atupun
pada sisi pengukuran beban pelanggan. Umumnya pelanggan menggunakan output dari DG
dengan surplus yang dikirim dari sistem distribusi. Jika pelanggan membutuhkan beban lebih
besar dari daya yang disupply DG maka akan diambil daya dari sistem distribusi.
DG sudah diterapkan di sistem pembangkitan di Amerika Utara untuk beberapa alasan
diantaranya: sebagai alternative pembangunan sistem pembangkitan yang besar, keterpaksaan
pembangunan jalur transmisi baru dan permintaan yang tinggi akan daya yang handal. DG
semakin menarik karena dapat menghasilkan inovasi baru dengan biaya yang ekonomis sehingga
dapat merubah perekonomian dan lingkungan peraturan liberal pada perdagangan listrik.
Pengamatan public akan perubahan iklim yang tidak menentu mengakibatkan tingginya
peminat pada energy terbarukan dan penggunaan bahan bakar yang murah secara efisien. Selain
itu ada juga peminat terhadap perkembangan sistem yang mengkombinasikan antara panas
dengan listrik yang lebih dikenal sebagai Combine Heat and Power (CHP). Perkembangan
sistem yang menggunakan energy terbarukan menjadikan pemanfaatan DG menjadi suatu sistem
hybrid yang terdiri dari beberapa generator yang dibangun pada suatu MicroGrid yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
assessments), studi mengenai proteksi, dll. Sistem dengan daya kecil dibawah 5MW biasanya
dihubungkan dengan sub-transmisi dan sistem distribusi dan terintegrasi dengan sistem proteksi
utilitas. Selai itu DG juga menghasilkan dua perspektif pada kebutuhan proteksi yaitu pemilik
pembangkitan serta utilitasnya.
Distributed Generation (DG) atau pembangkit terdistribusi merupakan gabungan dari
pemanfaatan sumber energy fosil dan non fosil. DG menghaslkan daya listrik yang berbedabeda, karena pembangkit ini disesuaikan dengan potensi yang ada di wilayah disekitarnya.
Dekatnya pembangkit dengan pusat beban menyebabkan efisiensi pada distribusi, jaringan
transmisi, biaya operasional dan sedikitnya losses yang terjadi.
Distributed Generation (DG) adalah pembangkit listrik yang secara langsung
dihubungkan dengan jaringan distribusi atau secara langsung terhubung dengan beban. DG ini
tidak terpusat pada satu tempat saja seperti halnya power plant-power plant yang besar
melainkan dapat didistribusikan sepanjang saluran distribusi sesuai dengan potensi yang dimiliki
tiap daerah. Interkoneksi distributed generation ke dalam jaringan distribusi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap peningkatan kualitas jaringan distribusi tenaga listrik yang meliputi :
aliran daya, perbaikan profil tegangan, peningkatan kehandalan, dan penurunan rugi daya.
Sebagian besar jaringan distribusi tenaga listrik dirancang sedemikian rupa sehingga aliran daya
mengalir dalam satu arah. Penerapan distributed generation memberikan sumber energy listrik
tambahan pada suatu jaringan distribusi tenaga listrik.
Bi-directional inverter, merupakan inverter dua arah yaitu merubah tegangan DC dari
baterai menjadi tegangan AC atau sebaliknya dari keluaran generator ke sistem DC untuk
pengisian energi ke baterai (charge battery).
Solar Charge Conditioner berfungsi untuk mengatur pengisian baterai dari input PVArray agar baterai terkontrol pengisiannya sehingga tidak akan terjadi over charge
maupun over discharge.
Managemen energi difungsikan sebagai tujuan utama dari sistem hibrid dimana aliran
beban akan selalu dikontrol dari ketiga sumber energi. Jika sumber Genset harus
beroperasi maka beban yang dipikul oleh genset harus dioptimalkan pada posisi min 70%
dari kapasitas diesel agar tercapai efisiensi pemakaian bahan bakar sesuai kurva Specific
Fuel Consumption (SFC) diesel-generator. Semua aliran energy akan dimonitor dan
dikontrol untuk dapat mencapai titik efisiensi secara sistem dalam pemakaian BBM.
Tanpa Management Energi maka PLTH layaknya hanya berfungsi sebagai switch over
atau backup sistem yang tidak akan memperbaiki SFC PLTD
c) Pada kondisi beban puncak, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.c, seluruh sub sistem
pembangkit peroperasi bersama-sama untuk menuju paralel sistem dan ini terjadi apabila
kapasitas terpasang diesel atau inverter tidak mampu sampai beban puncak. Jika kapasitas
genset cukup untuk mensuplai beban puncak, maka inverter tidak akan beroperasi paralel
dengan genset. Apabila baterai sudah mulai penuh energinya maka secara otomatis genset
akan mati dan beban disupali dari baterai melalui inverter.
identifikasi dan screening rute produksi, kajian dilakukan dari mulai tahapan penanaman,
pengolahan bahan baku, pemroduksian, penggunaan, hingga dampaknya terhadap lingkungan.
Tujuan dari screening ini adalah memilih rute produksi yang paling layak secara teknoekonomis. Identifikasi dan screening rute produksi untuk oil processing plant dan biodiesel plant
lebih ditekankan pada upaya untuk menyusun rute konversi produksi bahan bakar hayati
khususnya pure plant oil dan biodiesel. Biodiesel adalah suatu sumber daya yang dapat
diperbaharui berasal dari minyak nabati, penggunaanya untuk menggantikan solar dari minyak
bumi yang merupakan bahan bakar yang dominan untuk mesin diesel. Pertumbuhan penggunaan
biodiesel tumbuh dengan cepat terutama dalam bidang transportasi. Disamping itu biodisel dapat
juga digunakan sebagai bahan bakar untuk generator. Manfaat utama dari biodiesel adalah
mengurangi emisi udara yang berbahaya bagi lingkungan dalam pengoperasian pembangkit
energi listrik.
Keuntungan dan kerugian pembangkit listrik yang mengunakan minyak nabati antara lain :
a. Keuntungan:
1. Ketersediaan bahan baku memadai seperti: kelapa sawit, jarak, singkong,jagung, dan tebu
untuk bioethanol dan biodiesel.
2. Bisa diandalkan sebagai pengganti solar dan bensin.
b. Kekurangan:
1. Jalur konversi yang panjang untuk menghasilkan energi listrik.
2. Membutuhkan Tenaga Ahli untuk proses konversi dari bahan baku menjadi biodiesel dan
bioethanol.
3. Sebahagian besar bahan bakunya berasal dari bahan pangan.
4. Meningkatkan beban lingkungan karena adanya perkebunan mono kultur sehingga dapat
mengurangi produktifitas tanah dan mengganggu keseimbangan ekosistem.
udara di transformasi menjadi molekul karbon lain (misalnya gula dan selulosa) dalam
tumbuhan. Energi kimia yang tersimpan dalam dalam tanaman dan hewan (akibat memakan
tumbuhan atau hewan lain) atau dalam kotorannya dikenal dengan nama bio-energi. Ketika
biomassa dibakar, energi akan terlepas, umumnya dalam bentuk panas. Karbon pada biomassa
bereaksi dengan oksigen di udara sehingga membentuk karbondioksida. Apabila dibakar
sempurna, jumlah karbondioksida yang dihasilkan akan sama dengan jumlah yang diserap dari
udara ketika tanaman tersebut tumbuh. Oleh karena itu kecepatan regenerasi biomassa
merupakan salah satu hal terpenting yang menentukan layak tidaknya untuk dimanfaatkan.
Secara umum keuntungan dan kerugian pembangkit listrik biomasa yaitu :
a. Keuntungan :
1. Sumber energi yang murah dan memanfaatkan limbah tanaman seperti kayu dari hutan,
material sisa pertanian serta Iimbah organik manusia dan hewan.
2. Dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti batubara.
b. Kerugian :
1. Lokasi ketersediaan biomasa tersebar sehingga susah dilakukan pengumpulan dalam
jumlah yang banyak.
2. Kontiniutas ketersediaan biomasa tidak terjamin.
a. Kelebihan :
1. Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian
permukaan bumi dan tidak habis (renewable energy).
2. Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi yang berbahaya
baik bagi manusia maupun lingkungan.
b. Kerugian :
1. Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga surya tidak efektif digunakan pada
daerah memiliki cuaca berawan untuk waktu yang lama.
2. Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena air di
dalamnya membeku.
3. Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk pertanian,
perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat
rendah.
4. Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa digunakan ketika
malam hari atau pada saat cuaca berawan.
IV TIPE PROTEKSI
Standar untuk integrasi DG dengan sistem distribusi memerlukan hal sebagai berikut:
Tidak menyebabkan overvoltage atau kehilangan utilitas koordinasi relay
Pemutusan ketika tidak lagi beroperasi secara paralel dengan utilitas (81 O / U, 27, 59)
Tipe Proteksi
Generator
Interkoneksi
Kebutuhan
Pengguna Proteksi
4.1 Interkoneksi
Proteksi DG terdiri dari PCC dan trafo interkoneksi. Tujuan dari proteksi interkoneksi ini
adalah untuk melindungi jaringan listrik dari unit DG pada saat pengoperasian paralel antara DG
dengan jaringan listrik. Persyaratan proteksi interkoneksi biasanya terbentuk oleh peralatan dan
termasuk berikut diantaranya:
1. Memutus
Secara garis besar, interkoneksi pada DG terbagi atas tiga komponen, yaitu
mikrohidro, pasang surut dan biomassa. Setiap teknologi DG memiliki karakter yang berbedabeda dala menghasilkan energi, misalnya tipikal energi yang dihasilkan oleh PV dan fuel cell
berupa direct current atau wind turbin yang tipikal energinya berupa energi mekanis (dihasilkan
dari putaran pada turbin).
Gambar 5 Interkoneksi DG
Power Converter
Power converter dalam interkoneksi, berfungsi untuk mengubah energi dari sumber energi
utama (prime energy resources) menjadi energi dengan level frekuensi tertentu (50Hz - 60Hz).
Secara garis besar, ada 3 kategori powerconverter yang digunakan dalam interkoneksi, yaitu :
1. Generator sinkron
2. Generator induksi
3. Static power converter
Generator sinkron dan generator induksi mengkonversi putaran energi mekanis ke dalam
tenaga listrik dan sering disebut dengan routing power converter. Static power converter (biasa
dikenal dengan inverter) tersusun atas solid-device seperti transistor. Pada inverter, transistor
mengkonversi energi dari sumber menjadi energi dengan frekuensi 50-60Hz dengan switching
(switch on- off). Teknologi DG yang dijual di pasaran, kebanyakan telah diintegrasikan dengan
power converter masing-masing. Misalnya fuel cell yang telah diintegrasikan dengan inverter.
Power converter memiliki efek yang besar terhadap DG pada sistem distribusi. Oleh sebab itu
dibutuhkan peralatan interkoneksi untuk menjamin keamanan dan kestabilan operasi. Generator
sinkron, generator induksi dan inverter memberikan respon yang sangat berbeda terhadap variasi
kondisi dari sistem tenaga.
Sistem Interface dan peralatan proteksi
Peralatan ini ditempatkan sebagai penghubung antara terminal output dari power
converter dan jaringan primer. Komponen interkoneksi ini biasanya terdiri
atas step-up
transformer, metering kadang ditambahkan controller dan relay proteksi. Dalam komponen ini
terkadang terdapat communication link untuk mengontrol kondisi pada sistem.
4.2 Generator
Proteksi generator dipasang pada sisi generator pada PCC dan melindungi DG dari
kesalahan internal dan kondisi pengoperasian yang abnormal. Setiap generator akan memiliki
cara proteksi tersendiri untuk memproteksi alat dan diposisikan pada terminal generator. Proteksi
terfokus untuk mengatasi pendeteksian hubung singkat internal pada generator dan kondisi
pengoperasian yang abnormal (rugi medan, daya balik, eksitasi lebih, dan arus yang tidak
seimbang).
4.3 Peralatan yang Membutuhkan Proteksi
Banyak utilitas yang akan membutuhkan pemasangan DG untuk menyesuiakan diri pada
area tertentu. Peralatan yang menyediakan persyaratan yang detail pada area berikut ini:
Persyaratan CT dan VT
Kecepatan operasi
5.1 Jenis DG
Generator dapat diklasifikasikan menjadi generator tradisional dan non-tradisional.
Contoh dari generator tradisional diantaranya adalah Turbin kecepatan rendah, Turbin
reciprocating, Mesin diesel, dan Turbin Mikro. Sedangkan generator non-tradisional diantaranya
Electrochemical, Storage Batteries, dan Renewable Devices. Kebanyakan generator nontradisional seperti fuel cell dan PV menggunakan inverter sebagai interface (antarmuka)
sedangkan generator tradisional biasanya terhubung secara langsung dengan grid.
dan pemilik DG. Tipe koneksi pentanahan diklasifikasikan: pentanahan solid, tidak ditanahkan
atau ditanahkan melalui impedansi pentanahan. Lima koneksi trafo banyak digunakan untuk
interkoneksi DG dengan sistem peralatan. Pemilihan koneksi akan mempengaruhi besar dari
tegangan lebih diikuti gangguan satu fasa dan juga besar arus gangguan yang disuplai dari gardu.
menghasilkan pengaruh yang besar pada arus hubung singkat dari jaringan sehingga dapat
diabaikan dalam aspek proteksi.
Proteksi mungkin akan gagal mendeteksi gangguan arus jika:
6.2 Islanding
Islanding adalah kondisi ketika DG tidak lagi beroperasi secara paralel dengan sistem utilitas
dan dapat terjadi sebagai hasil dari bebrapa kondisi berikut:
Gangguan yang dideteksi oleh utilitas, dan yang menyebabkan membukanya perangkat
disconnect tapi yang tidak terdeteksi dari peralatan proteksi DG
Terkadang opening atau kebocoran dari suplai utilitas normal menyebabkan kerusakan
komponen atau peralatan.
Disconnect disengaja untuk melayani baik disebuah titik pada utilitas atau pada service
intrance (pintu masuk layanan)
Gangguan alam
Setelah mendeteksi dari autonomous microgrid (terputus dengan aman dari utilitas), sebuah
strategi control baru diaktifkan untuk mengelola keduanya baik untuk operasi dan proteksi dari
microgrid. Setelah island telah ditetapkan, proses auto recloser dapat terjadi penyambungan
kembali pada island untuk utilitas utama (main utility). Setelah island berhasil reclosed dan
tersambung dengan grid, strategi control harus dikembalikan ke model strategi grid connected
untuk mengelola operasi dan proteksi. Pengoperasian peralatan proteksi perlu memberikan reaksi
yang berbeda ketika beroperasi secara parallel dengan utilitas dan juga ketika beroperasi sebagai
sebuah stand-island tersendiri sebagai arus gangguan akan mengubah secara drastic antara mode
terhubung dan mode isolasi serta dampak skema proteksi yang didasarkan pada short-circuit
sensing. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam skema proteksi DG antara lain:
Proteksi under-voltage yang dapat memberikan waktu delay proteksi jika proteksi
over-current konpensional tidak bisa beroperasi.
masalah yang terpenting dalam operasi island adalah sistem telah terputus ketika DG beroperasi
dalam mode operasi paralel normal bahkan ketika terhubung dengan utilitas, dalam keadaan ini
perangkat osilasi tidak dibiarkan dioperasikan, microgrid terhubung ke sistem utilitas.Pada
kondisi yang tidak tepat disebut dengan unintended islanding, perhatian utama dalam
unintentional islanding adalah
Tegangan dan frekuensi yang disediakan untuk pelanggan lain yang terhubung
dengan
islanding
adalah
diluar
kendali
utility,
tetapi
utility
masih
B. Deteksi Pasif
Metode pasif untuk mendeteksi sebuah kondisi islanding pada dasarnya mengamati
parameter parameter yang telah dipilih seperti tegangan dan frekuensi dan/atau
karakteristiknya dan menyebabkan inverter menangkap perubahan daya ketika ada
peralihan dari kondisi normal. Berikut adalah contoh metode deteksi pasif :
C. Deteksi Aktif
Metode aktif untuk mendeteksi sebuah kondisi islanding memperkenalkan perubahan
yang disengaja atau gangguan untuk saluran yang terhubung dan kemudian mengamati
tanggapan untuk menentukan apakah jaringan utility dengan frekuensi stabil, tegangan
dan impedansinya masih terhubung. Apabila kekhawatiran kecil mampu berdampak pada
parameter sambungan beban dalam syarat yang telah ditentukan, saluran aktif
menyebabkan inverter untuk menangkap perubahan daya. Berikut yang termasuk metode
aktif:
Pengukuran impedansi
Bias frekuensi
Lompatan frekuensi
D. Zona Non-Deteksi
Evaluasi teknik deteksi selesai melalui identifikasi dari zona non-deteksi dimana
islanding tak disengaja mungkin terjadi. Semua skema anti-islanding memiliki beberapa
keterbatasan seperti: Harga penerapan tinggi, membutuhkan koordinasi antara
pembangkit dan the utility, rentan salah mendeteksi islanding (tripping gangguan),
kemungkinan tidak mendeteksi islanding pada kondisi tertentu, dan kemungkinan
penurunan dari kualitas daya utility dan stabilitas tegangan dan frekuensi.
radial tradisional diatur menanggung aliran daya hanya satu arah. Penambahan DG menghasilkan
aliran daya balik yang tidak diingikan pada model sistem pengaman asli.
6.8. Ferro-Resonansi
Ferro-resonansi dapat terjadi dan merusak peralatan atau trafo pelanggan. Sejak fuse pada
jaringan tiga fasa tidak memicu bersamaan ini mungkin terjadi akibat trafo terhubung hanya
melalui dua fasa pada waktu singkat. Kapasitansi kabel seri dengan induktansi trafo yang dapat
menyebabkan tegangan dan arus tinggi ketika kondisi resonansi.
6.9. Grounding
Sebuah DG transformator terhubung dengan lilitan primer trafo yang tidak dikebumikan,
yang bertujuan untuk keperluan analisis terhadap peralatan (insulator, lightning arrester, breakers
etc) dalam mengatasi kondisi over voltage yang terjadi pada gangguan antara penghantar line
dan ground. Sebuah unit DG terhubung melalui pembumian pada trafo delta-wye (atau
terhubung wye tanpa pembumian), gangguan pembumian pada penghantar line diakibatkan oleh
arus yang mengalir melalui dua aliran line-ground.
6.10. Safety
Penambahan DR pada feeder akan menyebabkan kerusakan di dalam peralatan.
Pengoperasian proteksi peralatan yang tidak tepat dapat menyebabkan kondisi (unsafe) pada
peralatan. Pada tipe dan ukuran tertentu dari DR trafo yang terhubung delta, feedback di dalam
fasa yang berada dalam kondisi gangguan over voltage dapat disebabkan oleh kerusakan pada
peralatan pelanggan atau utilitas peralatan. Kerusakan ini akan mengakibatkan kedua
penggunaan peralatan dan pengoperasian di daerah pelanggan menjadi tidak aman (unsafe).
Overvoltage Study
Islanding Mode Study
Efek ini akan lebih parah untuk unit DG mengendalikan tegangan terminal seperti
langsung digabungkan unit sinkron
Efek ini hampir diabaikan untuk elektronik ditambah unit DG bertindak sebagai sumber
arus konstan
Sasaran
Proteksi
Fungsi
Proteksi
Multi Fungsi
Digital Relay
Skema
Proteksi
Sederhana
Skema
Proteksi
Lanjutan
dengan menggunakan relay digital multifungsi yang mengkombinasikan beberapa fungsi relay
kedalam satu paket relay.
8.2 Fungsi Proteksi
Berikut ini adalah fungsi perlindungan yang biasanya digunakan untuk daya Kecil (10kW
atau kurang) aplikasi DG:
current dengan voltage controller atau voltage restained control memungkin untuk lebih selektif
dalam membedakan arus gangguan dari beban lebih ketika tingkat arus gangguan arus pada
sistem, dimana tin dan tingkat beban lebih berdekatan, dikarenakan oleh perbandingan ratio yang
sulit diatur. Penambahan ketidakseimbangan arus akan membantu dalam mencegah
ketidakseimbangan
arus
dari
kerusakan
interkoneksi
peralatan.
Penambahan
fungsi