Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum “PERANCANGAN SISTEM

PLTS TERHUBUNG JARINGAN


MENGGUNAKAN PVSYST”
Modul 2 – Perancangan Sistem PLTS Terhubung Jaringan
Menggunakan PVsyst
I Made Arta Diana/119340005
Asisten: Phillip Nathanael Erlangga Sitorus
Dosen: Ilham Dwi Arirohman, S.T., M.Eng
Tanggal praktikum: 7 Oktober 2021
Imade.119340005@student.itera.ac.id
Teknik Sistem Energi – JTPI Sub JTEIF
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak—Akibat pesatnya perkembangan sistem yang dilakukan untuk mengkaji kekurangan atau kelemahan
PLTS terhubung jaringan, kini memungkinkan sebuah sistem PLTS pada teknologi sebelumnya untuk meningkatkan
memiliki daya output yang maksimum dengan menggunakan efektivitas dan efisiensi dari sistem pembangkit. kekurangan
converter yang terhubung dengan jaringan inverter. Untuk atau kelemahan PLTS pada teknologi sebelumnya untuk
memahami karakteristik dan prinsp kerja sistem Pembangkit meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari sistem
Listrik Tenaga Surya (PLTS) terhubung jaringan. Dan agar pembangkit.
mampu merancang sistem PLTS terhubung jaringan
menggunakan software Pvsys, maka dari itu praktikum ini Oleh karena itu saat ini perkembangan Pembangkit
dilakukan. Dengan situasi saat ini praktikum dilaksanakan Listrik Tenaga Surya (PLTS) begitu pesat. Semakin banyak
daring yaitu mendesain sistem PLTS terhubung jaringan penelitian-penelitian yang dilakukan untuk mengkaji
berkapasitas 10 kWp menggunakan software PVsyst. PLTS
kekurangan atau kelemahan PLTS pada teknologi
yang dirancang adalah PLTS atap dengan lokasi di Gedung
sebelumnya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
Laboratorium Teknik 3 ITERA. Gedung Labtek 3 ITERA
dari sistem pembangkit.
mempunyai potensi energi surya yang cukup mumpuni
dengan besar energi pertahun 1751kWh/m2 dan iradiasi Kini PLTS dapat diterapkan pada bangunan dengan
horizontal 1751,1 kWh/m2/bulan dengan iradiasi vertical meletakan PV pada atap bangunan. Sistem PLTS atap ini bisa
950,1 kWh/m2/bulan dalam 12 bulan. Rugi-rugi paling dihubungkan juga dengan sistem jaringan pembangkit dari
tinggi berasal dari suhu yaitu 7,3%. PR pada PLTS ini = luar agar luaran sehingga saat kekurangan cahaya maka
0,880. PV dan inverter yang paling cocok adalah PV yang supplay listrik digantikan dari jaringan pembangkit. Agar
digunakan SunPower dengan spesifikasi 350 wp 50V dan output sistem PLTS terhubung jaringan ini semakin
dengan inverter SolarEdge 4,0 kW fixed 750 V. maksimal, maka dapat dikombinasikan dengan converter
berupa inverter.

Kata kumci—Inverter; terhubung jaringan; PLTS; PVsyst Untuk mendesain sebuah PLTS, sekarang bisa dilakukan
dengan menggunakan software salah satunya seperti PVsyst.
I. PENDAHULUAN Software ini untuk mempelajari, mengukur, mensimulasikan
Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) iyalah salah satu dan menganalisa sistem PV. Aplikasi ini tentunya
teknologi yang memanfaatkan energi baru terbarukan. PLTS memudahkan seorang perancang ataupun mahasiswa yang
menggunakan sel surya (Photovoltaic atau PV) untuk mempelajari PV. Tujuan dari praktikum ini adalah Untuk
mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Sistem memahami karakteristik dan prinsp kerja sistem Pembangkit
PLTS saat ini terbagi menjadi dua yaitu sistem stand-alone Listrik Tenaga Surya (PLTS) terhubung jaringan. Dan agar
dan sistem terhubung jaringan (grid-connected). Pada sistem mampu merancang sistem PLTS terhubung jaringan
PLTS terhubung jaringan, output energi dari sistem langsung menggunakan software Pvsys
disalurkan ke jaringan listrik tanpa harus disimpan ke dalam II. TINJAUAN PUSTAKA
baterai. Energi matahari sangat potensial untuk dimanfaatkan
dan dikembangkan terutama di daerah yang memiliki A. Potensi Energi Matahari
intensitas penyinaran tinggi seperti di Indonesia. Oleh karena
itu saat ini perkembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Sebagai salah satu sumber energi alternatif, cahaya
(PLTS) begitu pesat. Semakin banyak penelitian-penelitian matahari yang tidak akan pernah habis sangat potensial dan
mempunyai prospek besar untuk dikembangkan. Indonesia Warna kuning pada gambar 2 merupakan penyediaan energi
memiliki keuntungan secara geografis karena terletak di surya dengan jumlah yang tinggi [4].
daerah tropis dan dilewati oleh garis khatulistiwa dimana
intensitas radiasinya lebih tinggi dibandingkan daerah lain
yaitu sebesar 4,66 – 5,54 kWh/m2 per hari hal ini termasuk
yang paling baik untuk dimanfaatkan sebagai PLTS
(Pembangkit Listrik Tenaga Surya) baik skala
kecil,menengah maupun menengah keatas [1]. Energi
suryapotensi lebih dari 200 GW dengan efisiensi teknologi
photovoltaic yang tersedia saat ini [2], data lain menyebutkan
potensi energi surya di Indonesia sebesar 207 [3]. GW

Sumber :RUEN 2017


Table 1. Tabel Potensi surya Per Provinsi

Provinsi Lampung berdasarkan RUEN 2017 mempunyai


potensi energi surya sebesar 2238 MW [5], dan berdasarkan
IESR 2019 energi surya yang direncakan untuk dimanfaatkan
sebesar 52 MW [2].
B. PLTS
PLTS atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya
merupakan sebuah teknologi pembangkit listrik yang dapat
mengkonversi energi foton dari cahaya matahari menjadi
energi listrik, konversi ini terjadi pada PV modul yang terdiri
dari sel surya [6]. PLTS merupakan teknologi pengkonversi
Sumber: IESR(2019) tenaga radiasi matahari menjadi energi listrik dengan
Gambar 1. Energi Terbarukan Nasional menggunakan sel surya [7]. Pada dasarnya PLTS merupakan
sebuah alat pencatu daya atau alat yang menyediakan energi
listrik, serta dapat didesain untuk mencatu kebutuhan listrik
skala kecil sampai dengan besar, secara mandiri, ataupun
Hybrid (dikombinasikan dengan sumber lain) [8]. PLTS
adalah sistem pembangkit energi listrik yang mengubah
energi gelombang elektromagnetik matahari menjadi energi
listrik [9].
Berdasarkan teknologi yang digunakan PLTS dibagi
menjadi dua sistem yaitu sistem PLTS grid-connected dan
PLTS Off – Grid (Stand Alone). PLTS grid-connected atau
PLTS terinterkoneksi adalah sistem PLTS yang terhubung
Sumber: Outlook Energi Indonesia 2019
dengan jaringan PLN. Manfaat dari PLTS grid-connected
Grafik 1. Grafik Penyediaan EBT dapat menghasilkan listrik yang bebas emisi dan ramah
lingkungan. Sistem ini memberikan nilai tambah pada
konsumen karena dapat mengurangi tagihan listrik rumah
tangga atau perkantoran. PLTS Off – Grid (Stand Alone)
adalah jenis sistem PLTS yang dirancang untuk
menghasilkan energi listrik secara mandiri dalam memenuhi
kebutuhan beban listrik. PLTS Off – Grid biasanya terdapat
pada daerah pedalaman atau pulau-pulau besar yang tidak
mendapatkan pasokan listrik [10].
C. Panel Surya
Bagian utama dari sistem PLTS adalah panel surya yaitu
rangkaian dari beberapa sel surya. Sel surya terdiri dari dua
lapisan semi konduktor dengan perbedaan muatan. Lapisan Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung,
atas sel surya itu bermuatan negatif sedangkan lapisan jenis debu udara, asap, uap air, kabut dan polusi
bawahnya bermuatan positif. Sel-sel itu dipasang dengan sangat menentukan kinerja dari panel surya.
posisi sejajar dan seri dalam sebuah panel yang terbuat dari 5. Peletakan panel surya
alumunium ataupun baja anti karat yang dilindungi oleh kaca Supaya energi matahari yang diserap berada
atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sel diberi sambungan pada nilai yang optimal maka permukaan panel
listrik untuk dapat disambungkan dengan sel lain [11]. surya harus dipertahankan tegak lurus terhadap
sinar matahari yang jatuh ke permukaan panel
Cara kerja photovoltaik mirip dengan piranti
surya [12].
semikonduktor dioda p-n junction yang memiliki 2 buah
bahan semikonduktor, tipe-p dan tipe-n. Dengan
D. Rugi-Rugi Daya
menggunakan photo-electric effect dari bahan
semikonduktor yang pada umumnya terbuat dari silikon (Si) persamaan rugi-rugi daya yang dihasilkan dapat dilihat
dan Germanium (Ge), photovoltaik dapat langsung pada persamaan di bawah ini:
mengkonversi sinar matahari menjadi listrik searah (dc). Bila
𝑃 = 𝑖 2 𝑥 𝑟………………………….(2)
photovoltaik itu dikenakan pada sinar matahari, maka timbul
yang dinamakan elektron dan hole. Elektron-elektron dan 𝑃 = 𝑖 2 𝑥 𝑟 𝑥 𝑙………………………(3)
hole-hole yang timbul di sekitar pn junction bergerak
berturut-turut ke arah lapisan n dan ke arah lapisan p. 𝑃 = ∑𝑛𝑖=1 𝐼𝑎𝑖 2 𝑅𝑖 + ∑𝑛𝑖=1 𝐼𝑟𝑖 2 𝑅𝑖 ……(4) [13]
Sehingga pada saat elektron-elektron dan hole-hole itu P = daya
melintasi pn junction, timbul beda potensial pada kedua Iai = arus aktif
ujung photovoltaik. Jika pada kedua ujung photovoltaic Iri = arus reaktif
diberi beban maka timbul arus listrik yang mengalir melalui R = tahanan
beban [1].
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja panel Parameter kerja PLTS dapat direpresentasikan dengan Final
surya antara lain sebagai berikut: Yield
𝐸𝑝𝑣
1. Suhu modul 𝑌𝐹 = (kWhAc/kWpDC) …………………….. (5)
𝑃𝑜
Panel surya dapat beroperasi maksimal pada
suhu normal 25 °C. Apabila suhu lebih tinggi Po = daya puncak (kWp DC)
dari suhu normal maka tegangan open circuit EPV = energi ke jaringan (kWh AC)
(Voc) yang dihasilkan panel melemah. Setiap
kenaikan suhu 1 °C (dari suhu normal) berakibat Reference Yield (YR), merupakan total insulasi matahari
berkurangnya daya yang dihasilkan sekitar pada bidang (HT) dalam satuan kWh/m2 dibagi iridasi array
0,5%. iridasi acuan (1 kWh/m2):
𝐻𝑇
𝑈 𝑥 (𝑇𝑚 − 𝑇𝑎 ) = 𝐴 𝑥 𝐺 𝑥 (1 − 𝑌𝑅 = (kWh/m2/kWp)…………………….(6)
𝐺𝑆𝑇𝐶
ŋ𝑚 )………… (1)
Kualitas dari suatu PLTS dapat juga diuraikan oleh
performance ratio (PR). PR biasanya dinyatakan dalam
U = factor rugi-rugi termal
persentase, yang menunjukan rugi total pada sistem saat
Tm = suhu modul surya
mengkonversi dari DC menjadi keluaran AC [14].
Ta = suhu ambien 𝑌
A = koefisien absorbs irradiansi 𝑃𝑅 = 𝐹 ……………………………………….(7)
𝑌𝑅
G = irradiansi matahari
Ŋm = efisiensi modul surya E. Inverter
Inverter ialah rangkaian elektronika daya yang digunakan
2. Intensitas Cahaya Matahari
sebagai pengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik
Radiasi matahari berbeda disetiap lokasi di bumi
(AC) menggunakan switching dengan frekuensi tertentu.
dan dipengaruhi keadaan spektrum matahari ke
Switching adalah suatu proses perpindahan antara kondisi
bumi. Radiasi matahari akan berpengaruh
ON dan OFF ataupun sebaliknya. Berdasarkan jumlah fasa
terhadap daya yang dikeluarkan oleh panel.
output inverter dapat dibedakan menjadi Inverter 1 fasa dan
3. Kecepatan tiupan angin
inverter 3. Berdasarkan pengaturan tegangannya Voltage Fed
Angin di sekitar lokasi panel surya membantu
Inverter (VFI), Current fed Inverter (CFI) dan Variable DC
pendinginan suhu permukaan panel sehingga
linked inverter. Berdasarkan bentuk gelombang outputnya
suhu dapat terjaga di kisaran suhu yang optimal.
Square sine wave inverter, Modified sine wave inverter, Pure
4. Keadaan atmosfir bumi
sine wave inverter dan Grid Tie Inverter [15].
F. PVSyst
PVSyst adalah software yang berfungsi untuk
proses pembelajaran, pengukuran (sizing), dan analisis data
dari sistem PLTS secara lengkap. PVSyst dikembangkan oleh
Universitas Genewa, yang terbagi ke dalam sistem
terinterkoneksi jaringan (grid-connected), sistem berdiri
sendiri (stand-alone), sistem pompa (pumping), dan jaringan
arus searah untuk transportasi publik (DC-grid). PVSyst juga
dilengkapi database dari sumber data meteorologi yang luas
dan beragam, serta data komponen PLTS [14].
III. METODE PRAKTIKUM
Praktikum ini dilakukan secara online, dengan mendesain
serta mensimulasikan sebuah sistem PLTS atap terhubung
jaringan pada Gedung di kampus ITERA (lebih tepatnya
Gedung Laboratorium Teknik 3) menggunakan software
PVSyst. Kapasitas dari sistem PLTS yang dibuat adalah 10
kWp, praktikan bebas memilih besar sudut azimuth, bebas
memilih jenis dan merk PV yang tersedia. Serta bebas
memilih jenis dan merk inverter yang disediakan. Yang
terpenting adalah nilai PR (Performance Ratio) setelah desain
disimulasikan berkisar antara 0,7 – 0,8. Untuk langkah-
langkah mendesain sistem PLTS dapat dilihat pada flowchart Table 2. Data Meteonorm
berikut:
Dari table 1 tersebut dapat diketahui data-data mengenai
iradiasi matahari, suhu, kecepatan angin, kelembapan relative
12 bulan dalam satu tahun. Global Horizontal Iradiasi (GHI)
menyatakan jumlah total iradiasi gelombang pendek yang
diterima dari atas oleh permukaan horizontal. Global Iradiasi
Horizontal rata-rata pertahun sebesar 1751,1 kWh/m2/bulan
dan bulan Oktober memiliki nilai yang paling tinggi yaitu
162,1 kWh/m2/bulan. Global Iradiasi Vertical adalah
kebalikan dari Global Iradiasi Horizontal yang mana
permukaan yang dimaksud adalah permukaan vertical. Rata-
rata Global Iradiasi Vertical pertahun adalah 950,1
kWh/m2/bulan dengan bulan Oktober yang Global Iradiasi
Vertikalnya paling tinggi yaitu sebesar 94,6 kWh/m2/bulan.
Rata-rata suhu pertahun yaitu 26,6 °C dan suhu tertinggi pada
bulan Oktober yaitu 27,5 °C. Kecepatan angin rata-rata
pertahun 1,2 m/s, pada bulan Januari kecepatan angin paling
tinggi yaitu 1,5 m/s. kelembapan rata-rata dalam satu tahun
adalah 80,5%, kelembapan tertinggi pada bulan Februari
yaitu 83,8%. Dan variabilitas Global Horizontal Iradiasi
tahun ke tahun yaitu 5,6%.

IV. HASIL DAN ANALISIS


Setelah melakukan desai dan simulasi sistem PLTS maka
diperoleh data-data seperti meteo, potensi energi dan
efisiensi.
Grafik 2. Array Temperature Vs Effective Irradiance Grafik 3. System Output Power Distribution

Sumbu x pada grafik 3 menunjukan daya yang masuk ke


Dari grafik 2 tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi dalam grid dengan satuan KW, sedangkan sumbu y
suhu maka iradiasi efektif semakin sedikit dan yang iradiasi menunjukan energi yang masuk grid dalam kWh/bln.
efektif paling banyak antara suhu 20 °C sampai ± 33°C Menunjukan bahwa semakin besar energi maka power juga
(lingkup STC pada 25°C)ini menunjukan bahwa suhu yang makin besar atau power dan energi berbanding lurus. Power
begitu panas justru mebuat PV tidak optimal. tertinggi yang di alirkan ke jaringan lebih ± 7,5 KW dengan
energi ± 420 kWh/bln.

Gambar 2. Koordinat Lokasi

Gamabr 2 menunjukan posisi dan letak labtek 3 berdasarkan


garis lintang maupun garis bujur. Lokasi sangat
mempengaruhi lama waktu penyinaran dan hal ini tentu akan
berpengaruh terhadap potensi dan energi surya yang dapat di Grafik 4. Daily Input/Output
tangkap dan di konversi oleh modul PV. Sumbu x merupakan input sedangkan sumbu y merupakan output, output
dan input pada sistem ini berbanding lurus. Sebaran input tertinggi pada 5,5-
7 kWh/m2/day dengan output energi menuju jaringan 50 – 60 kWh/day.
Gambar 4. Diagram PR

setiap bulannya. Ketika performance ratio berada pada


angka > 0,8 maka dapat dikatakan losses yang terjadi sedikit
atau sistem PLTS dapat bekerja dengan optimal. Nilai
performance ratio masih bisa di tekan dengan terus mencoba
mencocokan tipe PV, inverter, jumlah modul in series, dan
jumlah strings. Hal tersebut bisa dicapai karena PV yang
digunakan SunPower dengan spesifikasi 350 wp 50V dan
dengan inverter SolarEdge 4,0 kW fixed 750 V (Perlu
diperhatikan bahwa pemilihan inverter harus memiliki nilai
kapasitas daya yang lebih besar dari total daya modul PV
yang akan dipasang) seperti pada gambar 5 berikut.

Gambar 3. Diagram lossis

Gambar 3 menunjukan diagram loss atau rugi-rugi daya


pada sistem PLTS. Terlihat bahwa sistem memiliki rugi-rugi
yang relative kecil. Input energi atau potensi energi dalam
satu tahun sebesar 1751kWh/m2 dengan luaran atau output Gambar 5. Devinisi Sistem
sebesar 15278 kWh. Pada awalnya energi sebesar
1751kWh/m2 lalu ada rugi-rugi 0,2% dari global incident in
coll, plane dan 2,3% dari IAM factor on global, sehingga V. KESIMPULAN
irradiasi efektif sebesar 1707 kWh/m2 * 49 m2 coll. Saat Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
dikonversi oleh PV pada keadaan STC (25 °C) dengan bahwa:
efisiensi 20,13% menjadi 17000 kWh. Saat konversi PV ini
rugi-rugi paling tinggi yaitu 7,3% disebabkan oleh suhu. Ini 1. Gedung Labtek 3 ITERA mempunyai potensi
mengidentifikasikan bahwa suhu sangat berpengaruh energi surya yang cukup mumpuni dengan besar
terhadap kinerja PV. Lalu ada losis pada inverter selama energi pertahun 1751kWh/m2 dan iradiasi
operasi yaitu 2,3%, namun ini masih menunjukan efisien. horizontal 1751,1 kWh/m2/bulan dengan iradiasi
vertical 950,1 kWh/m2/bulan dalam 12 bulan.
2. Rugi-rugi paling tinggi berasal dari suhu yaitu
7,3%.
3. PR pada PLTS ini = 0,880.
4. PV dan inverter yang paling cocok adalah PV
yang digunakan SunPower dengan spesifikasi
350 wp 50V dan dengan inverter SolarEdge 4,0
kW fixed 750 V.

DAFTAR PUSTAKA
[1] I. A. KURNIAWAN, "ANALISA
POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI MENGGUNAKAN SOFTWARE PV*SOL," p.
PEMANFAATAN LAHAN PEMBANGKIT 2, 2016.
LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PAITON," [12] A. Gifson, M. R. Sirega and M. P.
Tugas Akhir, p. 7, 2016. Pambudi, "RANCANG BANGUN
[2] IESR, "Laporan Status Energi Bersih PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
Indonesia: Potensi, Kapasitas Terpasang, dan (PLTS) ON GRID DI ECOPARK ANCOL,"
Rencana Pembangunan Pembangkit Listrik TESLA, vol. XXII, p. 23, 2020.
Energi Terbarukan," Institute for Essential [13] R. F. Margeritha, R. S. Hartati and N.
Services Reform, Jakarta Selatan, 2019. P. S. Utama, "Analisis Penyambungan
[3] K. E. D. S. D. MINERAL, "RENCANA Distributed Generation Guna
STRATEGIS KEMENTERIAN ENERGI DAN Meminimalkan Rugi-Rugi Daya
SUMBER DAYA MINERAL 2020 - 2024," Menggunakan Metode Particle Swarm
DIREKTUR JENDERAL PERATURAN Optimization (PSO)," Teknologi Elektro,
PERUNDANG-UNDANGAN vol. XVI, pp. 123-124, 2017.
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI [14] I. K. A. Setiawan, I. N. S. Kumara and
MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,, I. W. Sukerayasa, "ANALISIS UNJUK
Jakarta, 2020. KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
[4] D. E. Nasional, "Indonesia Energy Out SURYA (PLTS) SATU MWp
Look 2019," SEKRETARIAT JENDERAL TERINTERKONEKSI JARINGAN DI
DEWAN ENERGI NASIONAL, Jakarta, 2019. KAYUBIHI, BANGLI," Teknologi Elektro,
[5] KESDM, "RENCANA UMUM vol. XIII, pp. 28-29, 2014.
ENERGI NASIONAL," Jakarta, 2017. [15] S. Sukmajati and M. Hafidz,
[6] D. Rizkasari, W. Wilopo and M. K. "PERANCANGAN DAN ANALISIS
Ridwan, "POTENSI PEMANFAATAN ATAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
GEDUNG UNTUK PLTS DI KANTOR KAPASITAS 10 MW ON GRID DI
DINAS PEKERJAAN UMUM, YOGYAKARTA," JURNAL ENERGI &
PERUMAHAN DAN ENERGI SUMBER KELISTRIKAN, vol. VII, p. 49, 2015.
DAYA MINERAL (PUP-ESDM) PROVINSI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,"
Journal Of Appropriate Technology For
Community Services, vol. I, p. 105, 2020.
[7] Suriadi and M. Syukri, "Perencanaan
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Terpadu Menggunakan Software PVSYST
Pada Komplek Perumahan di Banda Aceh,"
Jurnal Rekayasa Elektrika , vol. IX, p. 77, 2010.
[8] A. S. Anwar, "ANALISIS
KELAYAKAN PEMBANGKIT ENERGI
LISTRIK TENAGA SURYA ROOFTOP DI
GEDUNG FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SILIWANGI," Tugas Akhir,
pp. II-1, 2021.
[9] B. Ramadhani, Instalasi Pembangkit
Listrik Tenaga Surya Dos & Don’ts, Jakarta:
Deutsche Gesellschaft für Internationale
Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, 2018.
[10] T. d. K. E. Direktur Jenderal Energi
Baru, PANDUAN DAN PEMELIHARAAN
PLTS OFF-GRID, Jakarta: KESDM, 2017.
[11] D. I. Riswandi and I. K. Bactiar,
"SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT
LISTRIK TENAGA SURYA 30 kWp ON-
GRID DI KAMPUS UNIVERSITAS
MARTIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

Anda mungkin juga menyukai