Sistem PLTS atap adalah pembangkitan tenaga listrik menggunakan modul fotovoltaik yang
dipasang dan diletakkan pada atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan milik konsumen
PT PLN (Persero) serta menyalurkan energi listrik melalui sistem sambungan listrik
konsumen PT PLN (Persero). Komponen PLTS Atap terdiri dari: modul surya, inverter,
sambungan listrik, sistem pengaman, dan meter kWh ekspor-impor.
Seluruh pelanggan PLN baik pelanggan dari golongan rumah tangga, bisnis, sosial,
pemerintah maupun industri.
1
sesuai dengan lampiran Permen ESDM No.49 tahun 2018, yang dilengkapi persyaratan
administrasi (minimal memiliki nomor identitas konsumen PT PLN) dan persyaratan teknis
(minimal memuat besaran daya terpasang sistem PLTS Atap, spesifikasi teknis peralatan
yang akan dipasang dan diagram satu garis).
2. PT PLN (Persero) melakukan evaluasi dan verifikasi untuk pemberian persetujuan
terhadap permohonan Konsumen PT PLN (Persero) paling lama 15 (lima belas) hari kerja
sejak permohonan diterima secara lengkap.
3. Jika konsumen PT PLN (Persero) belum memenuhi persyaratan administrasi dan/atau
persyaratan teknis, PT PLN (Persero) akan menyampaikan pemberitahuan tertulis
mengenai kekurangan persyaratan yang harus dilengkapi paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah evaluasi dan verifikasi.
4. Konsumen PT PLN (Persero) dapat menyampaikan kekurangan kelengkapan
persyaratan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja setelah pemberitahuan tertulis
diterima oleh Konsumen PT PLN (Persero).
Meter eskpor impor, sebagai salah satu komponen utama sistem PLTS Atap, berfungsi
sebagai alat yang mengukur aliran masuk listrik dari jaringan distribusi PLN ke konsumen,
sekaligus mengukur arus keluar listrik dari sistem PLTS Atap ke jaringan distribusi PLN.
Meteran tersebut mengukur listrik dalam bentuk energi (kWh). Pada setiap akhir bulan, PLN
akan menghitung tagihan listrik konsumen PLN berdasarkan angka yang tertera pada meter
ekspor impor tersebut. Bagi konsumen yang memasang PLTS Atap, maka mekanisme
pembayaran tenaga listrik kepada PLN harus dengan skema pasca bayar. Jika saat
2
pengajuan pemohon masih merupakan konsumen prabayar, maka akan diubah menjadi
skema pasca bayar dalam proses penyambungan.
Perhitungan tagihan listrik konsumen PLN pada akhir bulan yang memasang PLTS Atap
adalah sebagai berikut :
Tagihan Listrik Konsumen (kWh) = jumlah kWh impor – (65% x jumlah kWh ekspor)
Dimana :
kWh impor adalah kWh yang diimpor konsumen dari PLN
kWh ekspor adalah kWh yang diekspor konsumen ke jaringan PLN sebagai surplus energi
setelah anda konsumsi sendiri pada siang hari
Apabila nilai ekspor lebih besar daripada nilai impor, maka akan disimpan untuk
mengurangi tagihan listrik bulan berikutnya. Setiap tiga bulan jika masih terjadi surplus
maka akan dinihilkan, yaitu setiap bulan April, Juli, Oktober dan Januari.
Surplus ekspor akan diakumulasikan pada bulan berikutnya sebagai kWH pengurang
tagihan. Setiap tiga bulan jika masih terjadi surplus maka akan dinihilkan (reset ke nol).
MENGAPA NILAI EKSPOR LISTRIK PLTS ATAP KE PLN HANYA DIHARGAI 65%?
Perhitungan 65% ini mempertimbangkan biaya distribusi dan biaya pembangkitan PLN
sekitar 2/3 dari harga tarif tenaga listrik. Selain itu nilai 35% dianggap sebagai kompensasi
biaya penyimpanan tenaga listrik PLTS Atap di grid PLN. Listrik PLTS yang digunakan
sendiri perhitungannya tetap 100% karena menggantikan listrik yang diimpor dari PLN, porsi
yg digunakan sendiri ini jumlahnya lebih besar dibanding yang diekspor. Listrik yang diekspor
ke PLN dinilai 65%, dan jumlahnya jauh lebih kecil dibanding yang dipakai sendiri.
Saat ini tidak mungkin. Karena anda tetap dibebani biaya RM (Rekening Minimum) yang
nilai-nya Rp = 40 jam x daya terpasang (kVA) x TTL + Pajak Penerangan Jalan dan Materai.
RM dapat capai dengan perencanaan produksi dan konsumsi yang baik. (BUAT NARASI
YANG BARU)
3
APAKAH PELANGGAN PLTS ATAP DARI GOLONGAN INDUSTRI DIKENAKAN
BIAYA KAPASITAS DAN BIAYA EMERGENCY?
Konsumen PT PLN (Persero) dari golongan tarif industri yang melakukan pemasangan PLTS
Atap tersambung (on grid) dengan jaringan PT PLN (Persero) dikenai biaya kapasitas
(capacity charge) yang dibayarkan setiap bulan dan tidak dikenakan biaya pembelian
energi listrik darurat (emergency energy charge) yang merupakan bagian dari biaya operasi
pararel.
Biaya kapasitas = kapasitas total inverter (kW) x 5 jam x tarif tenaga listrik
Kapasitas Sistem PLTS Atap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya
tersambung Konsumen PT PLN (Persero). Kapasitas Sistem PLTS Atap ditentukan dengan
kapasitas total inverter.
Perlu diingat bahwa manfaat utama dari pemasangan PLTS Atap oleh konsumen PLN
adalah penghematan biaya listrik, karena listrik yang kita gunakan dari sistem PLTS
Atap akan mengurangi besarnya kWh listrik yang kita beli dari PLN tiap bulannya.
Sedangkan skema ekspor kelebihan kWh listrik dari PLTS Atap pelanggan ke jaringan
PLN tidak ditujukan untuk jual beli listrik secara komersial, melainkan menjadi cadangan
penghematan listrik yang hanya dapat diakumulasikan selama 3 bulan.
Selain itu, sesuai Permen ESDM No. 49/2018, cadangan listrik tersebut dalam
perhitungan tagihan listrik PLN hanya bernilai 65% dari tariff dasar listrik (TDL) PLN.
Namun, jika pelanggan menggunakan langsung listrik yang dihasilkan dari PLTS Atap
(tidak dikirim ke jaringan Listrik PLN), maka satu kWh listrik yang digunakan akan
mengurangi 1 kWh listrik yang kita beli dari PLN ( ~ dinilai 100%). Manfaat optimum
dapat diperoleh ketika pelanggan PLN menggunakan semua listrik yang dihasilkan untuk
kepentingan sendiri dan sekecil mungkin listrik yang dihasilkan dikirim ke PLN.
Sehingga, daya tersambung optimum untuk sistem PLTS Atap yang dianjurkan adalah
sebesar kebutuhan listrik konsumen PLN tersebut.
4
BERAPA BESAR PENGHEMATAN LISTRIKNYA?
Sangat tergantung dari kapasitas daya PLTS Atap yang dipasang dan konsumsi listrik tiap
bulannya. Pada umumnya penghematan listrik menggunakan PLTS Atap adalah sekitar 30%
dari pemakaian listrik PLN. Untuk jawaban pastinya dapat dihitung secara matematis.
Tujuan pemasangan PLTS Atap oleh masyarakat adalah untuk mengurangi atau menghemat
tagihan listrik bulanan Karena listrik yg diimport atau digunakan dari PLN akan dikurangi oleh
listrik yang di ekspor dari PLTS Atap 65%. Sehingga sampai saat ini masih untuk
pengurangan tagihan listrik PLN.
Badan Usaha atau lembaga milik pemerintah pusat atau pemerintah daerah yang meiliki
Setifikat Badan Usaha bidang pembangunan dan pemasangan Sistem PLTS. Daftar Badan
Usaha tersebut dipublikasikan pada website Direktorat Jenderal Energi Bau, Terbarukan dan
Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,dan PT PLN (Persero).
Sesuai peraturan yang berlaku, pemasangan PLTS atap (dan aplikasi PLTS lainnya) hanya
dapat dilakukan oleh badan usaha yang telah terdaftar secara resmi sebagai Badan Usaha
Pembangunan dan Pemasangan PLTS. Badan usaha tersebut dapat berbentuk lembaga
swasta, Lembaga milik Pemerintah pusat dan Lembaga milik Pemerintah daerah yang
melakukan usaha jasa pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik tenaga energi
baru lainnya. Daftar lembaga usaha tersebut dapat dilihat melalui website Kementerian
ESDM: https://sbudjk.esdm.go.id/Dokumen/Daftar-Badan-Usaha
Pemasangan PLTS atap yang dilakukan oleh badan usaha diluar daftar tersebut berisiko
terhadap kesesuaian konfigurasi sistem yang dipasang dengan standar atau ketentuan yang
berlaku. Hal ini dapat membahayakan pelanggan itu sendiri, maupun jaringan PLN karena
sistem tersebut akan tersambung ke jaringan PLN. Selain itu, dengan menggunakan jasa
badan usaha yang terdaftar tersebut, semua tahapan dalam proses pengajuan pemasangan
PLTS atap kepada PLN hingga penyambungan meter ekspor impor dapat dibantu atau
difasilitasi secara langsung oleh badan usaha.
5
APA SAJA YANG DILAKUKAN OLEH BADAN USAHA PEMBANGUNAN DAN
PEMASANGAN PLTS ?
Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS mempunyai tanggung jawab utama
yaitu memastikan instalasi PLTS Atap yang terpasang memenuhi kaidah K2
(keselamatan dan kesehatan), baik dalam proses pemasangan PLTS Atap maupun
terkait interkoneksi PLTS Atap ke jaringan PLN. Tanggung jawab tersebut dapat
meliputi:
Mendesain pemasangan panel surya sesuai dengan bentuk atap rumah atau
bangunan
Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
Membantu proses pendaftaran dan perijinan untuk pemasangan panel surya atap
Memasang panel surya atap dan mengurus uji kelayakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Komisioning PLTS Atap ke jaringan listrik PLN
Langkah terpenting yaitu memeriksa kesiapan lokasi pemasangan panel surya. Untuk
menilai apakah calon lokasi adalah area potensial/memadai untuk pemasangan panel surya,
dapat dilakukan langkah sebagai berikut:
1. Analisa terhadap luasan dan orientasi atap. Pada umumnya, luasan atap yang ada
dapat digunakan untuk instalasi PLTS atap. Tetapi tidak semua luasan atap dapat
digunakan secara efektif. Hal ini karena orientasi atap tertentu memungkinkan timbulnya
efek bayangan (misalnya pada atap prisma) yang dapat mengurangi efektifitas kinerja
panel surya. Selain itu, atap yang sudah penuh dengan peralatan pendukung gedung
(misalnya kompresor AC, menara komunikasi, tangki air, dll) juga kurang memadai untuk
pemasangan PLTS atap.
2. Pemeriksaan terhadap kekuatan struktur. Analisa struktur atap/dinding/area
pemasangan panel surya juga perlu dilakukan untuk menilai apakah lokasi tersebut
memadai atau layak untuk menahan beban rangkaian modul surya (~panel surya).
3. Analisa bayangan (shading analysis). Shading analysis bertujuan untuk menganalisa
sinar matahari yang jatuh ke modul surya supaya tidak terhalang oleh objek yang berada
6
di sekitar, misalnya bayangan pohon, bayangan gedung, atau bayangan panel surya itu
sendiri. Untuk melakukan analisa ini, telah terdapat beberapa software/aplikasi yang
dapat digunakan. Misalnya Solar Pathfinder, Steprobotics, HORIcatcher, Sun Angle
Calculator, Sonnenbahn Indikator Pro, dll.
Dalam perencanaan sistem PLTS Atap, diperlukan input data-data dan proses
perhitungan teknis untuk mendapatkan konfigurasi sistem sesuai kebutuhan listriknya.
Hasil dari perhitungan konfigurasi sistem ini nantinya menentukan RAB pemasangan
PLTS Atap secara rinci. Perencanaan konfigurasi sistem PLTS Atap biasanya dibantu
oleh penyedia PLTS Atap (atau badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan
PLTS Atap), dan sudah termasuk dalam paket jasa yang ditawarkan hingga
pemasangan sistem.
INPUT
Kebutuhan listrik di
OUTPUT
siang hari/daya
Jumlah modul surya
tersambung PLN
Kapasitas dan tegangan inverter
Besaran iradiasi
Luas area yang diperlukan untuk
matahari, dan luas
pemasangan modul surya
atap/dinding/lahan
Orientasi dan sudut kemiringan
parker
pemasangan modul surya
Spesifikasi modul
Daya keluaran sistem PLTS Atap
surya & inverter yang
dipilih
Ilustrasi Sederhana Input Data dan Keluaran dalam Perancangan Sistem PLTS
Untuk membantu masyarakat umum mengetahui potensi PLTS Atap yang dapat dipasang
serta manfaat yang diperoleh, Kementerian ESDM telah menyediakan aplikasi E-Smart yang
dapat diunduh di www.p3tkebt.esdm.go.id.
7
KARENA INDONESIA BERADA DI KHATULISTIWA, APAKAH BOLEH MEMASANG
PANEL SURYA DENGAN POSISI DATAR?
Tidak diperbolehkan. Walaupun hal ini akan memudahkan proses pemasangan, namun
pemasangan panel surya secara mendatar akan menyebabkan genangan air atau
debu/kotoran yang menempel pada panel surya. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi
kinerja panel surya itu sendiri dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif.
Secara umum, standar untuk Indonesia dalam menentukan sudut kemiringan modul surya
adalah dalam rentang antara 6-11 derajat, sesuai dengan letak lintang khatulistiwa Indonesia
(6° LU–11° LS).
Permen ESDM No. 13 tahun 2019 menjelaskan bahwa regulasi terkait SLO PLTS Atap
mengikuti ketentuan Permen ESDM No. 12 tahun 2019, yang mengatur hal-hal sebagai
berikut:
1. Instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas di atas 500 kVA wajib memiliki SLO
2. Instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas sampai dengan 500 kVA dinyatakan telah
memenuhi kewajiban SLO apabila memiliki hasil uji pabrikan, sertifikat produk, atau
dokumen standar keselamatan produk yang setara.
SLO adalah bukti pengakuan formal bahwa suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi
sebagaimana kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasionalkan
(Permen ESDM No. 38 Tahun 2018). SLO dikeluarkan oleh lembaga inspeksi teknik (LIT)
terakreditasi setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap sistem untuk melihat
keamanan dan kehadalaan instalasinya. SLO yang dikeluarkan harus memiliki nomor
register yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM (Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan)
atau Dinas ESDM Provinsi, sesuai kewenangannya.
Permen ESDM No. 13 tahun 2019 menjelaskan bahwa regulasi terkait izin operasi PLTS
Atap mengikuti ketentuan Permen ESDM No. 12 tahun 2019, yang mengatur hal-hal sebagai
berikut:
1. Instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas di atas 500 kVA wajib mendapatkan izin
operasi yang diterbitkan oleh Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya
melalui sistem Online Single Submisssion (OSS)
8
2. Instalasi Sistem PLTS Atap dengan kapasitas sampai dengan 500 kVA tidak
memerlukan izin operasi, namun wajib menyampaikan laporan sebanyak 1 (satu) kali
kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atau Gubernur sesuai dengan kewenangannya
sebelum melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan sendiri (formatnya
sesuai dengan lampiran Permen ESDM No. 12 tahun 2019)
Berdasarkan draft roadmap PLTS (EBTKE-KESDM, 2019) biaya investasi PLTS atap per
kWp adalah berkisar antara 14 juta rupiah hingga 25 juta rupiah (dengan kisaran yang
berbeda untuk total kapasitas terpasang antara 1.500Wp hingga 6.500Wp). Biaya
memasang PLTS atap dapat bervariasi antara pengaplikasian yang satu dengan lainnya. Hal
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas sistem, teknologi/spesifikasi
komponen yang digunakan, lokasi/wilayah pemasangan yang berpengaruh terhadap biaya
transportasi komponen PLTS maupun vendor pemasang PLTS atap, serta kualitas layanan
vendor pemasang (dan ada/tidaknya layanan purna jual).
Hal lain yang akan mempengaruhi besaran biaya pemasangan PLTS atap (di luar ilustrasi di
atas) adalah kesiapan struktur atap, dinding, atau lahan parkir yang akan menjadi lokasi
penyangga panel surya. Jika kondisi saat ini kurang memadai, maka diperlukan biaya
tambahan untuk memperkuat struktur atapnya, mengingat 1 modul surya memiliki kisaran
berat antara 11 hingga 15 kg. Sehingga untuk instalasi sistem PLTS atap sebesar 3,5 kWp,
misalnya, dengan kebutuhan modul surya (spesifikasi tertentu) sebanyak 72 buah, maka
struktur atap (atau penyangga panel surya) akan menahan beban sebesar 1.080kg (~ 1,2
ton) rangkaian modul surya.
Pengembalian CAPEX PLTS Atap akan sangat tergantung dengan Kapasitas PLTS Atap
yang dibangun, harga PLTS Atap dan bunga pinjaman. Rata-rata payback period PLTS
Atap adalah 7 - 8 tahun. Untuk golongan pelanggan 4.400 VA dan kapasitas PLTS Atap yg
dipasang adalah 4 kWp. Dengan asumsi harga total pemasangan PLTS Atap adalah 70 Juta
Rupiah, maka payback periodnya adalah sekitar 9 tahun.
Berbeda dengan genset, aplikasi PLTS atap yang diatur dalam Permen ESDM No.49/2018
saat ini tidak diarahkan sebagai cadangan sumber energi saat listrik PLN padam. Tanpa
tersambung ke jaringan PLN, energi yang dihasilkan dari PLTS atap tidak stabil, mengingat
sifat energi surya yang intermitten. Ketidakstablilan energi listrik yang dihasilkan dari PLTS
atap ini dikhawatirkan dapat merusak peralatan listrik pelanggan PLN jika langsung
digunakan tanpa baterai.
9
Namun, secara teknis, aplikasi PLTS atap memungkinkan untuk digunakan tanpa
tersambung ke jaringan PLN, dengan beberapa catatan:
aplikasi dengan menggunakan baterai akan menyebabkan biaya investasi menjadi sangat
mahal;
perlu memperhatikan standar keselamatan instalasi listrik untuk memastikan bahwa
sambungan listrik ke jaringan PLN benar-benar terputus ketika PLTS atap berfungsi
sebagai cadangan energi – seperti genset;
hingga saat ini, belum ada pengaturan dan ketentuan yang baku dari pemerintah untuk
pengaplikasiannya.
Perawatan panel surya atap yang tersambung pada jaringan PLN pada prinsipnya cukup
sederhana dan tidak memerlukan biaya tinggi. Perawatan harian dan mingguan mungkin
perlu dilakukan pada awal-awal operasional sistem PLTS Atap untuk memastikan sistem
beroperasi sebagaimana mestinya. Namun perlu diingat bahwa untuk perawatan tahun
pertama, biasanya termasuk dalam kontrak pemasangan yang disediakan oleh Badan
Usaha/Vendor.
Terlepas dari kontrak perawatan sistem PLTS Atap dengan Badan Usaha, terdapat dua
hal utama yang perlu untuk diperhatikan oleh pelanggan PLN. Pertama yaitu menjaga
modul surya tetap bersih dari kotoran dan menjaga supaya tidak ada bayangan yang
jatuh ke modul surya. Kedua, selalu memperhatikan kinerja sistem PLTS Atap, yang
dapat dilakukan dengan memastikan rangkaian kabel tidak ada yang terlepas, atau
dengan memonitor banyaknya listrik yang dihasilkan pada kondisi sinar matahari optimal
dari waktu ke waktu. Terkait dengan yang terakhir, jika sistem PLTS Atap kita tanpa
dilengkapi dengan sistem monitoring terkomputerisasi, dapat dilakukan dengan
memperhatikan jika ada anomali perhitungan tagihan listrik dari PLN.
Tergantung kualitas peralatan yang anda gunakan. Pada umumnya kualitas baik di
atas 20 tahun.
Umur teknis sistem PLTS Atap tergantung dari kualitas dan perawatan sistem PLTS
Atap. Untuk panel surya dengan kualitas yang baik pada umumnya berumur diatas
20 tahun.
10
Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat kelas menengah belum memasang
PLTS Atap, antara lain:
1. Proses untuk mendapatkan persetujuan PLN masih dirasakan sulit
2. Belum mengetahui bagaimana proses dan manfaat pemasangan PLTS Atap
3. Investasi masih dianggap mahal
4. Tidak tahu siapa yang bisa memasang PLTS Atap.
Sebagai upaya untuk mendorong pengembangan PLTS Atap, maka Kementerian ESDM
tengah merevisi Permen PLTS Atap No 49/2018 jo 13/2019 jo 16/2019 yangg substansinya
a.l:
meningkatkan nilai ekspor dari semula 65% menjadi lebih besar sehingga bisa
memberikan biaya pengembalian investasi PLTS Atap lebih cepat
Menerapkan pelayanan dan pelaporan berbasis aplikasi sehingga memudahkan
masyarakat dalam melakukan permohonan pemasangan PLTS atap kpd PLN dan
mendptkan kWh meter exim.
11
16. APAKAH LISTRIK PENGGUNA LSA AKAN IKUT MATI JIKA TERJADI
PEMADAMAN OLEH PLN?
Iya. LSA hanya beroperasi jika ada arus listrik PLN
12
instalasi listrik perlu diperiksa apakah perlu penggantian atau tidak untuk memastikan
keamanan instalasi.
41. APAKAH ADA BIAYA LAIN YANG HARUS DITANGGUNG OLEH PELANGGAN
INDUSTRI TERHADAP PEMASANGAN LSA INI?
Ada yaitu biaya kapasitas (capacity charge) dan biaya pembelian energy listrik darurat
(emergency energy charge) sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
13
tidak diberlakukan.
14