Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH TEORI-TEORI PEMBANGUNAN DAN ISU GLOBAL

Dosen : Dr. Ir. Sonny Yuliar

PEMBANGUNAN PLTU KARANGKANDRI


DI DESA KARANGKANDRI KECAMATAN KESUGIHAN
KABUPATEN CILACAP

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

RIO DARMAWAN I.
NIM. 24014041
MAGISTER STUDI PEMBANGUNAN
SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
2014

PEMBANGUNAN PLTU KARANGKANDRI DI DESA KARANGKANDRI


KECAMATAN KESUGIHAN KABUPATEN CILACAP

I.

Latar belakang permasalahan

Harapan Kota Cilacap kota industri yang berkembang dipenuhi optimisme. Ketika
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pembangunan PLTU bertenaga
batubara baru di wilayah mereka. Tujuan awal pembangunan PLTU adalah memancing
pertumbuhan ekonomi. Lalu selanjutnya, hal ini akan membantu mengembangkan wilayah
industri Cilacap menjadi 2.000 hektar lebih dari 10 kali luas sebelumnya. Pada awal
proyek ini, pemerintah melihat dengan bangga. PLTU menghasilkan 600 Megawatt listrik
ke jaringan Jawa-Bali.
Desa Karangkandri merupakan desa yang berada di sekitar area PLTU Cilacap berdiri.
Desa ini terletak di sebelah selatan kota Cilacap dan berbatasan langsung dengan
Samudera Hindia. Pada awalnya selama mulai pembangunan masyarakat merasakan
dampak yang cukup baik. Masyarakat Desa Karangkandri terserap sebagai tenaga kerja di
proyek tersebut. Puluhan warung nasi dan minuman bermunculan di sekitar lokasi proyek.
Warga Desa Karangkandri yang tak mau repot berjualan, ikut mendapatkan uang dengan
cara menyewakan tanah atau halaman rumahnya. Tanah yang disewakan itu digunakan
untuk mendirikan warung nasi atau tempat penitipan sepeda dan motor. Banyak pekerjaan
baru diciptakan, menyebabkan peningkatan dalam penjualan material bangunan. Beberapa
masyarakat setempat mendapatkan uang dengan menyewakan rumahnya bagi para insinyur
pembangunan.
Tapi tidak lama setelahnya kenyataan tiba dan semua dimulai dengan awan hitam debu
yang menutup kota kecil ini. Bertentangan dengan harapan awal akan pertumbuhan
ekonomi, biaya sebenarnya yang ditanggung kota di Jawa Tengah ini akhirnya menjadi
sangat jelas.
PLTU Karangkandri, Cilacap mulai beroperasi pada bulan Mei 2006, dengan kapasitas
total 600 Megawatt. Sejak awal beoperasi PLTU Cilacap sudah mulai menimbulkan
berbagai masalah yang langsung dialami oleh masyarakat sekitar. Mulai dari suara
berdengung yang terus menerus terdengar dari PLTU, debu batubara yang memaksa
puluhan penduduk pindah dari Perumahan Griya Kencana Permai, salah satu lokasi
pemukiman yang paling dekat dengan PLTU Cilacap. Berkurang drastisnya hasil
tangkapan ikan oleh nelayan di sekitar PLTU Cilacap dan dampak buruk pada kesehatan
yang dialami oleh masyarakat yang tinggal disekitar PLTU tersebut.
Greenpeace bersama Komite Aspirasi Masyarakat (KAM) Cilacap melakukan pemeriksaan
kesehatan terhadap masyarakat yang tinggal disekitar PLTU Karangkandri. Hasil
pemeriksaan kesehatan menunjukkan dari 562 warga yang diperiksa, 60% mengalami
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), 20 persen bronchitis, 10 persen faringitis, 10
persen menderita penyakit lainnya. Menurut penelitian kesehatan yang dilakukan
Greenpeace pada bulan Agustus tahun 2008, 80% masyarakat yang tinggal di sekitar PLTU
Cilacap mengalami penyakit-penyakit pernafasan yang diduga diakibatkan debu batubara1.
Masyarakat setempat tidak tinggal diam. Pada tahun 2011 warga Perumahan Griya
Kencana Permai menggelar aksi unjuk rasa bertepatan dengan kunjungan komisi VII DPR
RI sebagai bentuk kekecewaan mereka pada pembangunan PLTU Karangkandri. Warga
meminta anggota DPR RI memperjuangkan tuntutan mereka agar Perumahan Griya

1 http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/110812/Report-Batubara
%20Mematikan.pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2014.
2

Kencana Permai yang dekat dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Karangkandri
ini digusur2.
Ekspansi PLTU Karangkandri
PLTU Karangkandri memliki kapasitas 2300 MW dengan bahan bakar berupa batu bara
masuk ke dalam Interkoneksi Jawa-Bali yang diatur penyalurannya oleh Pusat Penyalur
Beban di Gandul, Cinere Jawa Barat. PLTU Karangkandri merupakan PLTU Swasta milik
PT Sumber Segara Primadaya yang merupakan patungan dari PT Pembangkit Jawa Bali
(anak perusahaan PLN) (49%) dengan PT Sumberenergi Sakti Prima (51%). Karena
dimodali kredit dari China, PLTU Cilacap pun dibangun oleh Chengda Engineering
Corporation asal China. Adapun pembangunan konstruksi fisiknya diserahkan kepada PT
Wijaya Karya Tbk. Mesin yang digunakan di pembangkit listrik ini juga buatan China.
Kini kalau ada kerusakan dan perbaikan, juga diserahkan ke PMA asal China: PT D&C
Engineering. Perusahaan ini merupakan patungan antara Zhejiang Themal Power
Construction Company (Beijing), Garland Investment Limited (Hongkong), dan PT
Sumbergas Saktiprima.
Pada tahun 2013, PLTU Karangkandri melalui pengembangnya, PT. Sumber Segara
Primadaya melakukan ekspansi. China Development Bank Corporation membiayai proyek
perluasan atau ekspansi PLTU Cilacap berkapasitas 1 x 660 megawatt (MW) dengan nilai
investasi US$ 700 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun3. PLTU Cilacap Ekspansi ini akan
dibangun bersebelahan dengan PLTU Cilacap eksisting, di Desa Karang Kandri. "Ada
kerjasama dengan China untuk membangun PLTU Cilacap, ini ekspansi sebesar 1 x 660
megawatt. Ini akan segera dimulai, saat ini penandatanganan facility agreement dengan
China Development Bank Corporation," kata Menteri ESDM pada waktu itu, Jero Wacik
di Jakarta, Rabu (3/4/2013). Jero menjelaskan bahwa kerjasama ini adalah tindak lanjut
dari pertemuan Presiden Indonesia dan Presiden China. "Dengan adanya persetujuan
partnership pada 2005 dan bergulir terus, makin maju RRC makin maju juga Indonesia.
Maka swasta terus menjalin kontrak dan komunikasi. Dan yang hari ini adalah salah
satu dari sekian banyak. PLTU ini begitu selesai langsung masuk jaringan Jawa-Bali
sektor selatan," ucapnya4.
Tetapi tampaknya permasalahan keadilan belumlah reda akibat pembangunan PLTU ini.
Ratusan warga dari Desa Karangkandri dan Slarang, Kecamatan Kesugihan demo di PLTU
Karangkandri, Kamis (22/5/2014) Mereka menuntut dipekerjakan dalam pembangunan
proyek ekspansi PLTU Cilacap Unit 35. Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk
dan membawa sejumlah poster yang berisi protes. Tulisan dalam poster itu antara lain
2 https://id.berita.yahoo.com/kunjungan-komisi-vii-dpr-didemo-warga-cilacap085217291.html diakses pada tanggal 12 Desember 2014
3 http://finance.detik.com/read/2013/04/03/162939/2210663/1034/chinabiayai-pembangunan-pltu-cilacap-rp-66-triliun diakses pada tanggal 10
Desember 2014
4 http://www.neraca.co.id/industri/26880/China-Gelontorkan-Dana-Rp66-Triliun
diakses pada tanggal 10 Desember 2014
5 http://cilacapmedia.com/index.php/seputar-cilacap/2356-tuntut-dipekerjakanwarga-dua-desa-demo-di-pltu-karangkandri.html diakses pada tanggal 10
Desember 2014
3

Kami butuh kerja, Batasi tenaga kerja asing, Kami bukan budak Cina, PLTU omdo.
Adapun tuntutan dari warga yang berada di Ring I PLTU Karangkandri antara lain
utamakan perekrutan tenaga kerja lokal sebagai pekerja proyek, keberadaan jumlah pekerja
asing harus dibatasi, penghijauan disekitar di PLTU dan sekitarnya, penerangan jalan dari
lampu merah Karangkandri sampai PLTU, normalisasi sungai Kali Yasa, pengobatan gratis
dan penyiraman jalan terkait debu yang berasal dari mobil proyek dan truk pengangkut
batu bara.
II.
Pembahasan
Identifikasi permasalahan pembangunan
Permasalahan pembangunan yang disebabkan adanya pembangunan PLTU Karangkandri
dapat dipandang dari beberapa aspek. Diantaranya aspek lingkungan hidup, aspek
kesehatan, aspek sosial ekonomi.
Aspek lingkungan hidup. Pembangunan PLTU Karangkandri menimbulkan degradasi
lingkungan hidup desa Karangkandri. PLTU Karangkandri adalah sebuah pembangkit
listrik tenaga uap yang bersumber tenaga dari pembakaran batubara. Batubara adalah
bahan bakar paling kotor, paling intesif karbon dari semua jenis bahan bakar fosil,
mengemisi 29 persen lebih banyak karbon per unit energi dibandingkan minyak bumi dan
80 persen lebih dari gas. Ini adalah penyebab terbesar perubahan iklim dengan emisi
karbon dioksida. PLTU bertenaga batubara adalah sumber utama pengemisi polutan seperti
sulfur dioksida, nitrogen oksida yang menyebabkan hujan asam dan pencemaran udara6.
Aspek kesehatan. Dampak yang ditimbulkan dari pembangunan PLTU Karangkandri
adalah jelas, yaitu menurunnya tingkat kesehatan masyarakat khususnya warga desa
Karangkandri. Hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan dari 562 warga yang diperiksa,
60% mengalami Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), 20 persen bronchitis, 10 persen
faringitis, 10 persen menderita penyakit lainnya. Partikel batubara halus adalah penyebab
utama penyakit yang berhubungan dengan radang paru-paru.
Aspek sosial ekonomi. Adanya PLTU Karangkandri menyebabkan penurunan kualitas
hidup. Polusi dari PLTU berdampak buruk pada kemampuan banyak orang untuk hidup di
tanah sekitarnya. Sekitar 12 hektar sawah produktif di dua desa praktis rusak setelah PLTU
membanjirinya dengan air laut panas bercampur buangan dari PLTU. Insiden ini memaksa
seorang petani, Noto, dan anaknya mencari pekerjaan lain setelah sawah mereka rusak.
Debu batubara memaksa puluhan penduduk pindah dari Perumahan Griya Kencana
Permai, salah satu lokasi pemukiman yang paling dekat dengan PLTU Karangkandri. Suara
bising dan kondisi udara yang panas selalu dialami warga desa Karangkandri selama PLTU
Karangkandri beroperasi. Polusi yang mencemari air laut menyebabkan menurunnya hasil
tangkapan ikan. Pengoperasian PLTU Karangkandri yang lebih banyak memakai tenaga
asing memicu kecemburuan penduduk lokal dalam ketersediaan lapangan kerja.
Identifikasi elemen sosial dan sosiogram
Dalam pembahasan permasalahan mengenai dampak akibat pembangunan PLTU
Karangkandri di Desa Karangkandri ini dapat diidentifikasi elemen-elemen sosial yang
berperan dalam permasalahan pembangunan tersebut seperti yang ditunjukkan pada
diagram 1. Diagram ini menunjukkan batasan (boundary) masyarakat yang menjadi
perhatian. Setelah dilakukan penelusuran, disimpulkan bahwa aktor-aktor yang berperan
diantaranya adalah PLTU Karangkandri, warga desa Karangkandri, LSM, CSR, dan
Pemerintah Kabupaten Cilacap.
6http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/110812/Report-Batubara
%20Mematikan.pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2014
4

1. PLTU Karangkandri. PLTU Karangkandri adalah aktor yang dipandang sebagai


penyebab permasalahan pembangunan dalam pembahasan ini. Akibat yang
ditimbulkan dari pembangunan PLTU Karangkandri menyebabkan implikasi pada
berbagai hal. PLTU Karangkandri di sini diasumsikan sebagai subyek sentral
permasalahan pembangunan.
2. Warga desa Karangkandri. Warga desa Karangkandri sebagai aktor yang merasakan
dampak secara langsung akibat pembangunan PLTU Karangkandri. Dan disinyalir
banyak nilai pada masyarakat yang tergerus.

CSR

PLTU
Karangkandri
Warga Desa Karangkandri
LSM
Pemerintah Kab. Cilacap

Diagram 1. Sosiogram
3. LSM. LSM adalah merujuk pada lembaga sosial masyarakat yang mewadahi aspirasi
masyarakat untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat yang hilang akibat
pembangunan PLTU Karangkandri.
4. CSR. CSR (corporate social responsibility) adalah suatu suatu tindakan atau konsep
yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan
itu berada.
5. Pemerintah Kab. Cilacap. Pemerintah daerah berperan sebagai pengelola dan
pengawas. Pemerintah daerah Kab. Cilacap dalam hal ini diwakili oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kab. Cilacap mengatur regulasi lingkungan hidup
khususnya yang berkaitan dengan pembangunan PLTU Karangkandri.
Identifikasi nilai-nilai yang ada
Dalam melakukan identifikasi nilai-nilai sebuah fenomena sosial perlu kiranya untuk
menempatkan pikiran secara obyektif dan tidak melibatkan perasaan yang tendensius. Hal
ini dimaksudkan agar tujuan utama dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan
dapat tercapai secara berimbang. Identifikasi nilai dilakukan pada tiap elemen sosial dalam
batasan masyarakat yang telah ditentukan sebelumnya.
PLTU Karangkandri. Pembangunan PLTU Karangkandri adalah salah satu program
kementerian pertambangan dan energi pada waktu itu yang bertujuan untuk menyediakan
pasokan listrik yang ideal.
Sekitar tahun 2004 2005 listrik di Pulau Jawa, Madura, dan Bali akan mengalami
krisis, karena pertumbuhan kebutuhan listrik yang terus
meningkat.PLTU
Cilacap
berkapasitas 600 MW dan PLTU Tanjung Jari II berkekuatan 1200 MW yang akan
selesai tahun 2006 nantinya untuk memenuhi
kebutuhan listrik di Bali dan Jawa

bagian selatan dengan sistem transmisi 500 KV," Purnomo Yusgiantoro (29 Desember
2003)7.
Selain itu, pembangunan PLTU Karangkandri ini didukung penuh oleh pemimpin daerah
setempat pada waktu itu dengan alasan dengan adanya pembangunan PLTU Karangkandri
ini dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Alasan yang sama disampaikan oleh pemimpin
daerah setempat pada saat ini berkaitan dengan pembangunan tahap kedua PLTU
Karangkandri pada tahun 20138.
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa pembangunan PLTU Karangkandri bermula
dari niat baik pemerintah untuk mensejahterakan warganya dengan menyediakan listrik
sebagai sumber daya kehidupan dan dan secara tak langsung dapat membuka lapangan
pekerjaan. Kita dapat melihat adanya usaha untuk mewujudkan nilai kesejahteraan dan
keadilan sosial yang merata. Jadi dapat disimpulkan dalam pembangunan PLTU
Karangkandri ini didasari oleh nilai kesejahteraan dan keadilan sosial dalam
pengelolaannya.
Hal yang cukup menarik untuk dibahas adalah adanya campur tangan asing dalam
pembangunannya. Sebagaimana disampaikan di awal, bahwa pembangunan PLTU
Karangkandri didanai oleh pemodal asing. Sedangkan komoditas listrik adalah termasuk
hajat hidup orang banyak yang dikuasai negara. Dengan adanya campur tangan asing ini
nilai-nilai seperti harga diri bangsa atau hak atas pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya sendiri bisa tergerus sehingga menyebabkan nilai-nilai luhur seperti kemandirian,
berdiri di kaki sendiri menjadi ikut asing.
Warga desa Karangkandri. Adanya pembangunan PLTU Karangkandri menyebabkan
berbagai permasalahan pada kehidupan warga desa Karangkandri. Pembangunan PLTU
Karangkandri pada awalnya membawa manfaat untuk masyarakat sekitar PLTU
Karangkandri. Paling tidak pada awal pembangunannya masyarakat bisa merasakan secara
langsung. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya warga sekitar yang bekerja (sebagai buruh
bangunan) pada awal pembangunan. Nilai yang terkandung adalah adanya kesejahteraan
yang didapat dari adanya lapangan kerja. Di samping itu aktualisasi warga sekitar juga
tersalurkan dengan adanya pembangunan.
Penurunan nilai-nilai kehidupan terjadi setelah pembangunan PLTU Karangkandri selesai
dan telah beroperasi. Pembangunan PLTU Karangkandri membawa dampak pada berbagai
aspek. Pada aspek lingkungan hidup, kondisi udara yang tercemar akibat pembakaran
batubara PLTU merampas hak warga untuk mendapatkan udara yang bersih. Ada nilai
perlindungan atau penghargaan atas hidup yang hilang. Secara aspek kesehatan, Polusi
yang disebabkan oleh pembakaran batubara dan tercemarnya udara sekitar menyebabkan
masalah kesehatan yang serius. Hak akan hidup layak dan sehat yang terrenggut oleh
pembangunan PLTU menyebabkan nilai-nilai atas penghargaan atas hidup pun
menghilang pula. Secara aspek sosial ekonomi, hak warga atas kenyamanan perlahan
menghilang dibuktikan dengan adanya keluhan warga desa Karangkandri yang terganggu
dengan suara bising yang ditimbulkan oleh beroperasinya PLTU Karangkandri. Udara
cemaran batubara hasil pembakaran mengotori perumahan mereka, menyebarkan debu
yang berbahaya dan memaksa warga satu per satu pindah mencari tempat yang layak huni.
Hilangnya mata pencaharian warga desa Karangkandri sebagai petani dan nelayan
7http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/template
Detail.jsp?id=39168&lokasi=lokal diakses pada tanggal 11 Desember 2014
8 http://satelitnews.co/pltu-karang-kandri-tahap-ii-dibangun/ diakses pada
tanggal 11 Desember 2014
6

menyebabkan lunturnya hak warga untuk mendapat penghasilan yang layak. Sekali lagi
kita melihat hilangnya nilai-nilai kehidupan seperti kesejahteraan, penghargaan atas hidup,
dan keadilan sosial.
PLTU Karangkandri banyak memperkerjakan tenaga ahli dari negeri Tiongkok baik selama
pembangunan ataupun setelah beroperasi. Tenaga ahli tersebut ditempatkan pada bagian
yang memang membutuhkan skill yang mengutamakan penguasaan teknologi tinggi.
Pendapat penulis adalah hal ini didasari atas alasan agar pengetahuan teknologi dalam
negeri (Indonesia) tidak lebih maju dari negara pendukung (Tiongkok) dan atas
eksklusivitas ini Tiongkok menjadi pemilik kapital secara penuh. Nilai yang ada di sini
adalah adanya ketidakinginan untuk disaingi dan selalu menjadi yang terdepan dalam
segala hal. Tetapi bisa juga pandangan tersebut salah apabila alasan tersebut didasari
karena adanya rasa tanggung jawab dan profesionalisme dari negara pendukung agar
teknologi tersebut tepat guna bagi masyarakat Indonesia. Ada nilai tanggung jawab yang
ingin dijunjung.
Untuk memperjuangkan hak-hak warga desa Karangkandri yang hilang, warga dibantu
oleh LSM. Peran LSM di sini adalah untuk memediasi keinginan warga desa Karangkandri
dengan pihak PLTU Karangkandri. Selain itu, bersama organisasi non pemerintah
internasional, LSM melakukan aksi sosial pemeriksaan kesehatan bagi warga desa. Melalui
usahanya, LSM menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan dan perjuangan atas hak-hak yang
hilang. Pihak PLTU Karangkandri melalui CSR-nya juga berusaha untuk tidak menutup
mata atas permasalahan yang terjadi. Melalui programnya berupa penyediaan modal bagi
petani dan nelayan, pembangunan infrastruktur, beasiswa, pengobatan gratis, dan
penanaman pohon ketapang sebagai perwujudan adanya nilai tanggung jawab yang
dilakukan oleh pihak PLTU Karangkandri terhadap permasalahan lingkungan, kesehatan,
dan sosial ekonomi. Di lain sisi, Pemerintah Kab. Cilacap sebagai perwakilan pemerintah
yang melindungi dan memperjuangkan hak warganya atas kesejahteraan. Dan di satu sisi
menjadi pengawas terhadap jalannya pembangunan. Melalui izin dan rekomendasi
pembangunan yang diberikan (tentunya sesuai regulasi yang ada), secara tidak langsung
telah membantu mewujudkan kesejahteraan warganya atas pemenuhan hajat hidup berupa
ketersediaan listrik.
Tatanan-tatanan dalam pembangunan PLTU Karangkandri
PLTU Karangkandri adalah salah satu program kementerian pertambangan dan energi pada
waktu itu yang bertujuan untuk menyediakan pasokan listrik yang ideal. PLTU
Karangkandri adalah sebuah artefak berupa pembangkit listrik yang bersumber daya
batubara. Ketika kita berbicara sebuah pembangkit listrik, maka ada peran teknologi di
dalamnya dan teknologi dapat dilihat dari sistem teknis yang digunakan. Tetapi dalam
perjalanannya, teknologi yang diterapkan menyebabkan beberapa perubahan pada tatanan
yang ada. Terutama pada lingkungan hidup yang menyebabkan perubahan tatanan lain
secara berantai.
Sumber perekonomian baru. Pembangunan PLTU Karangkandri pada awal
pembangunannya dijadikan sandaran ekonomi warga sekitar PLTU. Diindikasikan
dengan munculnya warung-warung makan sederhana dan banyaknya perekrutan tenaga
kerja yang melibatkan warga setempat sebagai tenaga proyek. Para warga yang tidak
memilih untuk berjualan menyewakan halaman rumahnya untuk dijadikan parkir para
pekerja proyek. Selain itu ada warga yang menyewakan rumahnya untuk tempat tinggal
tenaga ahli proyek.
Setelah pembangunan PLTU Karangkandri selesai dan telah beroperasi, perubahan satu
demi satu muncul. Perubahan utama disebabkan oleh polusi yang disebabkan pembakaran
batubara. Kondisi ini membuat kualitas udara menurun. Ada tatanan lingkungan hidup
7

yang berubah. Selain itu terjadi penurunan kualitas tanah yang disebabkan oleh adanya
intrusi air laut yang tercemar limbah batu bara. Dampak ini sangat dirasakan oleh warga
yang mempunyai sawah yang dekat dengan laut. Air laut yang tercemar limbah batu bara
mengakibatkan rusaknya ekosistem air laut. Sesudah PLTU Karangkandri berdiri banyak
nelayan yang mengeluhkan menurunnya hasil tangkapan ikannya.
Pembangunan PLTU Karangkandri mengakibatkan berubahnya tingkat kesehatan warga
desa Karangkandri. Banyak warga desa yang mengalami penyakit pernapasan yang
disebabkan oleh polusi pembakaran batubara PLTU Karangkandri. Tingkat kesehatan yang
menurun membuat produktifitas warga terhambat. Warga berhenti bekerja karena
menderita sakit.
Dampak pembangunan PLTU Karangkandri menyebabkan berubahnya kualitas hidup
warga desa Karangkandri. Banyak warga yang terganggu dengan suara bising dan suhu
panas yang dihasilkan PLTU Karangkandri. Kenyamanan tidak mereka rasakan lagi
semenjak dibangunnya PLTU. Di sisi lain, warga yang menderita sakit memilih untuk
berhenti bekerja sehingga tidak ada pendapatan untuk menopang kehidupan ekonominya.
Para petani kehilangan mata pencahariannya dikarenakan limbah batu bara yang
mengintrusi tanah sawahnya.
Secara sosial, timbul kecemburuan warga sekitar karena merasa PLTU Karangkandri lebih
banyak merekrut tenaga asing dalam sistem kerja yang diterapkan. Para petani memilih
untuk berhenti bekerja sebagai petani dan mencari pekerjaan lain. Terjadi perubahan sosial
politik warga desa setempat khususnya warga perumahan Griya Kencana Permai. Agenda
tentang perjuangan mengatasi dampak lingkungan lebih diutamakan dalam pembahasan
rapat warga dibanding agenda lain9. Dalam perjuangannya, warga dibantu oleh LSM
melalui aksi sosial seperti pengobatan gratis maupun aksi mediasi dan bahkan demonstrasi.
Dilihat dari sudut pandang PLTU Karangkandri sebagai sebuah perusahaan, secara
manajerial PLTU Karangkandri mempunyai mekanisme pertanggungjawaban terhadap
sosial atau diistilahkan sebagai CSR. Kepuasan masyarakat terhadap penyelesaian berbagai
masalah tergantung pada seberapa maksimal peran CSR perusahaan.
Dalam tatanan kepemerintahan, Pembangunan PLTU Karangkandri berada dalam
pengawasan Pemerintah Daerah Kabupaten Cilacap. Memenuhi peran sebagai eksekutif,
Bupati melalui Badan Lingkungan Hidup mengatur regulasi berkaitan dengan
pembangunan PLTU Karangkandri.
Dari analisa tatanan-tatanan yang ada dapat diketahui ada satu tatanan yang sebenarnya
mempunyai dampak positif tetapi, tatanan tersebut mempunyai potensi yang
mengakibatkan berubahnya konstelasi tatanan yang telah terbentuk sebelumnya. Kita
melihat PLTU Karangkandri sebagai potensi teknologi. Di sini jelas manfaat teknologi
tersebut, yaitu sebagai penghasil listrik. Selain itu menurut penulis, adanya PLTU ini dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan atau edukasi yang nyata bagaimana sebuah tenaga
listrik dihasilkan. Tetapi pada faktanya, tampaknya pembangunan PLTU ini tidak melihat
konstelasi tatanan yang sudah ada. Dalam pembangunannya analisa AMDAL dilakukan
secara paralel dengan alasan kebutuhan yang mendesak. Tak pelak, hal ini menyebabkan
perubahan pada tatanan yang menuju ke arah negatif.
Sumber-sumber perubahan
Sumber perubahan adalah segala sesuatu yang yang dapat menjadi penyebab bagi
perubahan. Sumber-sumber perubahan memilliki potensi untuk menimbulkan perubahan,
9 https://id.berita.yahoo.com/kunjungan-komisi-vii-dpr-didemo-warga-cilacap085217291.html diakses pada tanggal 12 Desember 2014
8

diperlukan adanya tatanan tertentu agar potensi tersebut menjadi aktual 10. Dalam kasus ini
yang menjadi sumber perubahan diantaranya PLTU Karangkandri, warga desa
Karangkandri, LSM, CSR, dan Pemerintah setempat.
PLTU Karangkandri. Seperti yang disinggung di awal, PLTU Karangkandri adalah sebuah
tatanan teknologi. Dengan teknologi manusia bisa melakukan perubahan sesuai apa yang
dikehendaki. Listrik adalah sumber daya yang berguna untuk kehidupan. Melalui teknologi
yang diterapkan pada PLTU, manusia melalui pengetahuan dan modal sumber daya yang
dihasilkannya dapat menciptakan perubahan-perubahan yang berguna bagi kehidupan.
Keberadaan PLTU Karangkandri menjadi sumber perubahan tatanan yang sudah ada
sebelumnya. Berubahnya sistem kehidupan sosial, lingkungan hidup, kesehatan, sistem
perekonomian masyarakat sekitar adalah pengaruh yang disebabkan oleh keberadaan
sebuah teknologi yang disebut PLTU Karangkandri.
Warga desa Karangkandri. Manusia adalah sumber perubahan yang penting karena
manusia mempunyai moralitas11. Suatu sistem kehidupan sosial desa adalah hasil dari
jalinan relasi antar warga desa. Relasi tersebut menguat ketika permasalahan menimpa
kehidupan sosial mereka. Dengan adanya moralitas warga desa, rakitan menjadi semakin
kuat dan menjadi penggerak terjadinya perubahan.
Keberadaan LSM adalah untuk mendukung pergerakan warga desa yang kehilangan hakhak sebagai manusia. Dengan modal kehendak baik LSM, perubahan sangat diharapkan
terjadi. CSR sebagai bentuk pertanggungjawaban perusahaan menjadi sumber perubahan
lain. Dengan program-programnya yang pro warga dan lingkungan, CSR bisa diandalkan
sebagai sumber perubahan tergantung pada seberapa besar perannya dalam melakukan
perubahan.
Pemerintah setempat dengan wewenangnya dalam mengatur pemerintahan dan mengelola
sumber daya yang ada di wilayahnya sangat diharapkan untuk menjadi sumber perubahan.
Dapat disintesiskan dari analisa di atas bahwa sumber-sumber perubahan yang penting
dalam batasan masyarakat ini diantaranya adalah PLTU Karangkandri dengan
teknologinya, warga desa Karangkandri dengan modal moralitas manusianya, Selain itu
ada juga LSM dan CSR yang dapat mendukung warga desa Karangkandri dan melakukan
perubahan secara sosial. Pemerintah setempat dengan regulasinya menjadi sumber
perubahan selanjutnya.
Skenario-skenario perubahan
Dalam proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan kegiatan wajib dilakukan
kajian mengenai dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup berkenaan dengan
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan. Pembangunan PLTU Karangkandri adalah
sebuah proyek besar tentu sudah melewati kajian mengenai AMDAL. Walaupun begitu,
tampaknya AMDAL yang dilakukan ternyata belum secara optimal memperhitungkan
dampak yang terjadi pada lingkungan abiotik, biotik, dan kultural. Adalah permasalahan
yang selalu terjadi di negeri ini dimana pembangunan yang dilaksanakan terkadang selalu
menimbulkan dampak yang merugikan satu pihak. Dan semua itu telah terjadi. Apa yang
bisa dilakukan sekarang adalah berusaha mencari cara untuk mengurangi dampak tersebut
dengan melakukan perubahan di masyarakat. Pembangunan yang dimaknai sebagai
perubahan kemasyarakatan adalah perubahan tatanan-tatanan yang ada di masyarakat,
10 Yuliar, Sonny (2014). TOR Tugas Individual Mata Kuliah Teori Pembangunan
dan Isu-isu Global
11Ibid.
9

yang melibatkan sumber-sumber daya perubahan, yang membawa masyarakat menuju


keadaan baru yang lebih baik12. Dari analisis sebelumnya kita telah mengetahui tatanantatanan dan sumber-sumber perubahan yang selanjutnya digunakan sebagai modal untuk
merumuskan pemikiran pembangunan yang dipandang relevan. Untuk itu ada beberapa
skenario pemikiran pembangunan yang bisa dirumuskan:
Skenario alternatif pertama - PLTU Karangkandri.
Skenario pertama ini lebih dilihat dari faktor keberadaan PLTU Karangkandri sebagai
penyebab utama permasalahan yang merugikan warga desa Karangkandri. Perubahan
tatanan lebih ditekankan pada keberpihakan terhadap warga desa Karangkandri dan
mengandalkan tanggung jawab PLTU Karangkandri secara penuh. Upayanya yaitu dengan
melakukan pemindahan warga desa Karangkandri (eksodus) ke tempat yang lebih baik.
Hal ini dilakukan atas dasar pertimbangan karena letak permukiman warga yang terlalu
dekat dengan sumber polusi sedangkan warga sudah menempati permukiman jauh sebelum
dibangunnya PLTU Karangkandri. Jadi, untuk mengembalikan hak-hak warga yang hilang,
warga perlu dipindah ke tempat yang lebih baik untuk mendapatkan kembali hak-hak
warga yang hilang dan secara kualitas lebih baik dari tempat sebelumnya. Pilihannya yaitu
pihak perusahaan PLTU Karangkandri menyediakan permukiman baru yang jauh dari
lokasi PLTU atau memberi kompensasi kerugian materi yang diderita warga dengan
sejumlah uang. Atau, sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap polusi udara
yang ditimbulkan, perusahaan harus melakukan tanggung jawab lingkungan. Misalnya
dengan membangun sebuah instalasi anti polusi yang berfungsi untuk menanggulangi
dampak polusi yang berlebihan terhadap warga desa Karangkandri.
Perubahan dengan cara ini cenderung menyebabkan kerugian pada salah satu pihak yaitu
PLTU Karangkandri. Kerugian utama jelas dari segi biaya yang dikeluarkan. Akan ada
pengeluaran yang besar untuk melakukan eksodus warga. Tetapi hal ini dipandang sepadan
dengan kerugian yang telah diterima warga karena kurang maksimalnya antisipasi dampak
sosial ekonomi dan lingkungan yang dilakukan. Mekanisme ini mirip dengan kompensasi
yang dilakukan oleh Lapindo terhadap warga Porong pada kasus semburan lumpur panas
di Sidoarjo.
Skenario alternatif kedua - CSR dan warga desa Karangkandri.
Optimalisasi peran CSR. Masih banyak yang menilai bahwa CSR yang dilaksanakan
belum tepat sasaran dan tepat guna karena bantuan yang diberikan tidak merata di daerah
terdekat yaitu Desa Karangkandri. Implikasinya bahwa PLTU masih perlu mendapatkan
perbaikan dan kontrol pengawasan, baik itu dari pihak pemeritah desa atau dari pihak
BLH. Semua pelaksanaan CSR harus melibatkan masyarakat agar tercipta
keharmonisasian dan pembangunan yang berkelanjutan yang akan memberikan citra yang
positif dari stakeholder13. Program CSR yang telah dilakukan mencakup beberapa aspek.
Utamanya aspek lingkungan, kesehatan, dan sosial ekonomi. Diantaranya program
penanaman 1000 bibit pohon Ketapang dan pembangunan track dum (pemecah ombak),
pemberian bantuan kesehatan, dan pemberian beasiswa pendidikan. Program CSR
sebaiknya dilaksanakan secara berkelanjutan, karena program yang berkelanjutan akan
12 Ibid.
13http://fisip.unsoed.ac.id/content/respon-masyarakat-terhadap-pelaksanaancorporate-social-responsibility-csr-pltu-karangkandri diakses pada tanggal 13
Desember 2014
10

memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar, baik kepada perusahaan itu
sendiri berupa citra perusahaan.
Partisipasi warga desa secara aktif. Skenario ini adalah sebagai bentuk alternatif apabila
skenario pertama tidak berhasil. Prinsipnya adalah adanya perubahan pandangan dan
kesadaran yang tumbuh dari warga untuk mengatasi masalah lingkungan. Selain didukung
oleh CSR perusahaan, warga melakukan inisiatif aksi penyelamatan lingkungan secara
bersama-sama. Upayanya adalah dengan mengandalkan peran ketokohan warga desa
Karangkandri. Tantangannya adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran warga akan
pentingnya menjaga lingkungan. Bentuk konkret dari upaya ini misalnya dengan program
kampung hijau14. Di sini diperlukan peran dari warga atau tokoh masyarakat sebagai
perintis. Penghijauan dipilih dengan pertimbangan manfaatnya sebagai penangkal polusi
udara.
Kerjasama CSR dan warga desa Karangkandri. Pada skenario ini lebih ditekankan pada
bantuan CSR yang sifatnya pemberdayaan masyarakat. Bantuan ini sebagai kompensasi
atas hilangnya mata pencaharian warga setempat. Bentuk bantuan yang diberikan misalnya
dengan pengadaan kursus-kursus keterampilan yang dibutuhkan warga dan bersifat
produktif. Misalnya pengadaan kursus budidaya ikan. Warga diajarkan bagaimana mencari
penghasilan dari budidaya ikan.
Skenario alternatif ketiga - Pelibatan pemerintah.
Skenario ketiga adalah dengan menjadikan teknologi yang dipunyai wahana PLTU
Karangkandri sebagai sarana edukasi masyarakat sekitar. Tentunya dengan telah
mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan yang memadai. Mengingat kota
Cilacap adalah kota industri, sangat potensial untuk menjadikan wahana PLTU
Karangkandri sebagai wahana wisata industri. Pada alternatif ketiga ini peran pemerintah
diperlukan dalam hal program dan pembiayaan serta regulasi.
Peningkatan skill warga desa Karangkandri. Pemerintah melalui dinas tenaga kerja
membantu warga desa Karangkandri dengan pemberian keterampilan yang diperlukan
sehingga PLTU Karangkandri tak ragu untuk merekrut warga desa Karangkandri.
Skenario alternatif keempat Penggabungan sumber-sumber perubahan
Skenario ini adalah penggabungan dari beberapa skenario sebelumnya yang melibatkan
semua sumber perubahan. Mulai dari PLTU Karangkandri, CSR, warga desa
Karangkandri, maupun pemerintah. Menggunakan skenario ketiga yaitu menjadikan
teknologi PLTU Karangkandri sebagai sarana edukasi dan membuatnya sebagai wahana
wisata industri yang didukung pemerintah dalam program dan pembiayaan serta regulasi
selain itu melibatkan warga desa Karangkandri melalui promosi program kampung hijau.
Warga yang telah berhasil membudidayakan ikan melalui program kerjasama CSR dengan
warga bisa dilibatkan pula misal dengan program pekan pasar ikan atau kuliner ikan.
Sehingga diharapkan dengan upaya ini semua pihak bisa terrangkul.
III.

Diskusi dan Kesimpulan

PLTU Karangkandri Cilacap adalah program pemerintah untuk memenuhi target


kebutuhan listrik nasional yang ideal. Program ini bekerjasama dengan China dalam hal
pendanaan dan teknologi. PLTU Cilacap dibangun PT. Pembangkitan Jawa Bali, anak
14 Program penghijauan kampung perlu dikaji lebih lanjut mengenai tingkat
kehijauan yang bisa melawan paparan polusi udara yang disebabkan PLTU
Karangkandri.
11

perusahaan PT. PLN, bekerja sama dengan Chengda Engineering Corporation of China.
Biaya pembangunan pembangkit tersebut sebesar 510 juta dollar AS (sekitar Rp 4,5
triliun). Dari jumlah itu, sebesar 408 juta dollar AS bersumber dari Bank of China dalam
bentuk supplier credit yang harus dikembalikan dalam delapan tahun15. Pembangkit itu
merupakan bagian dari kerja sama yang telah disepakati dalam Forum Energi Indonesia
China (ICEF) I pada tahun 200516.
Kerjasama antara China dan Indonesia sudah sejak lama dan berkembang. Mulai dari
muhibah Cheng Ho sampai dengan pemerintahan Jokowi sampai saat ini. Jika kita
menggunakan teori ketergantungan (dependency theory) yang menggambarkan keadaan
dimana keadaan ekonomi suatu negara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan
ekspansi negara lain, Indonesia mengalami suatu ketergantungan ekonomi terhadap Cina.
Bagaimanapun, Indonesia melihat bahwa kerjasama dengan Cina pada awalnya dapat
memberikan pertumbuhan yang signifikan terhadap perekonomian bangsa.
Teori dependensi17 berkembang ketika Amerika Serikat sebagai negara memiliki modal
melirik Amerika Latin sebagai negara yang strategis ditinjau dari segi ekonomi dan
keamanannya. Amerika Latin memiliki banyak sumberdaya alam dan mineral yang
berpotensi untuk memajukan perekonomian wilayahnya. Namun Amerika Latin belum
memiliki modal yang cukup untuk mengeksplorasi dan mengelola hasil alamnya pada
masa itu. Teori Modernisasi pada masa itu menyarankan bahwa negara dunia ketiga
sebaiknya mengajukan bantuan kepada pihak asing dalam penanaman modal dan investasi
dalam menciptakan pembangunan ekonomi yang mandiri.
Hal tersebut hampir sama dengan peran China sebagai negara pemilik modal yang tertarik
dengan Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki potensi sumber daya alam.
Tetapi Indonesia tidak mempunyai cukup modal untuk mengeksplorasi hasil alamnya.
Kerjasama dilakukan Indonesia dengan China dan menghasilkan kesepakatan salah
satunya adalah berupa investasi yang diberikan oleh China untuk mengembangkan
berbagai program dalam bidang energi dan sumber daya alam.
Cina merupakan partner kerjasama yang menjanjikan dalam bidang perekonomian. Hanya
saja, kebijakan-kebijakan luar negeri yang ditempuh pemerintah pasca orde baru
cenderung belum mempertimbangkan keuntungan yang diperoleh Indonesia secara
optimal. Pembangunan PLTU berbahan batubara tampaknya belum memperhatikan
dampak yang dihasilkan terhadap masyarakat. Terutama dampak polusi yang ditimbulkan.
Hendaknya, pembangunan PLTU disertai dengan kajian yang benar mengenai dampaknya.
Sehingga hasilnya benar-benar dirasakan dan tanpa merugikan satu pihak. Atau sebaiknya
pemerintah menginvestasikan pada teknologi yang ramah lingkungan dan fokus pada
energi terbarukan dibanding dengan penggunaan batubara yang cenderung polutif.
Salah satu contoh nyata bahwa pembangunan PLTU berbahan batubara belum
memperhatikan dampak yang dihasilkan terhadap masyarakat adalah pembangunan PLTU
Karangkandri Cilacap. Meskipun telah melalui AMDAL, pembangunan tersebut tetap
menyisakan permasalahan. Polusi udara, turunnya tingkat kesehatan, hilangnya mata
pencaharian, adalah beberapa permasalahan yang ditimbulkan. Hal tersebut sangat
15http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F851/PLTU
%20Cilacap%20Jadi%20Acuan.htm diakses tanggal 15 Desember 2014
16 Ibid.
17 Desai, Vandana dan Robbert Potter. (2002). The Companion to
Development Studies, New York: Oxfor University Press Inc.
12

dirasakan oleh warga desa Karangkandri. Segala daya dan upaya dilakukan untuk
mengatasinya. Warga desa Karangkandri dibantu LSM memperjuangkan hak-hak mereka,
CSR dari pihak perusahaan berusaha bertanggung jawab secara sosial, dan pemerintah dan
dewan berusaha memediasi aspirasi warga.
Sebuah pemikiran pembangunan dihasilkan melalui sintesis yang melibatkan sumbersumber perubahan untuk mengatasi permasalahan pembangunan yang ada. Skenario ini
adalah penggabungan dari beberapa skenario yang melibatkan semua sumber perubahan.
Mulai dari PLTU Karangkandri, CSR, warga desa Karangkandri, maupun pemerintah.
Yaitu menjadikan teknologi PLTU Karangkandri sebagai sarana edukasi dan membuatnya
sebagai wahana wisata industri yang didukung pemerintah dalam program dan
pembiayaan serta regulasi selain itu melibatkan warga desa Karangkandri secara parisipatif
melalui promosi program kampung hijau. Warga yang telah berhasil membudidayakan ikan
melalui program kerjasama CSR dengan warga bisa dilibatkan pula misal dengan program
pekan pasar ikan atau kuliner ikan. Sehingga diharapkan dengan upaya ini semua pihak
bisa terrangkul.
Daftar Pustaka
Desai, Vandana dan Robbert Potter. (2002). The Companion to Development Studies, New
York: Oxford University Press Inc.
Yuliar, Sonny (2014). TOR Tugas Individual Mata Kuliah Teori Pembangunan dan Isu-isu
Global.
Cilacapmedia.com (2014). Tuntut Dipekerjakan, Warga Dua Desa Demo Di PLTU
Karangkandri dari http://cilacapmedia.com/index.php/seputar-cilacap/2356-tuntutdipekerjakan-warga-dua-desa-demo-di-pltu-karangkandri.html diakses pada
tanggal 10 Desember 2014.
Detik.com (2013). China Biayai Pembangunan PLTU Cilacap Rp 6,6 Triliun dari
http://finance.detik.com/read/2013/04/03/162939/2210663/1034/china-biayaipembangunan-pltu-cilacap-rp-66-triliun diakses pada tanggal 10 Desember 2014.
Greenpeace Walhi (2010). Batubara Mematikan Bagaimana Rakyat Indonesia
Membayar
Mahal Untuk Bahan bakar Terkotor di Dunia dari
http://www.greenpeace.org/seasia/id/PageFiles/110812/ReportBatubara
%20Mematikan.pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2014.
Neraca.co.id (2013). China Gelontorkan Dana Rp 6,6 Triliun dari
http://www.neraca.co.id/industri/26880/China-Gelontorkan-Dana-Rp66-Triliun
diakses pada tanggal 10 Desember 2014.
Perpustakaan.bappenas.go.id (2003). PLTU Cilacap untuk atasi krisis listrik 2005 dari
http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/opac/themes/bappenas4/templateDetail.js
p?id=39168&lokasi=lokal diakses pada tanggal 11 Desember 2014.
Perpustakaan.bappenas.go.id (2006). PLTU Cilacap Jadi Acuan - Investor China Berani
Membangun
meski
Tanpa
Jaminan
dari

13

http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digital/blob/F851/PLTU%20Cil
acap%20Jadi%20Acuan.htm diakses tanggal 15 Desember 2014.
Radidyo, Mochamad Jalu (2013). Respon Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Corporate
Social Responsibility (CSR) PLTU Karangkandri Kecamatan Kesugihan
Kabupaten Cilacap . Purwokerto: Universitas Jenderal Soedirman dari
http://fisip.unsoed.ac.id/content/respon-masyarakat-terhadap-pelaksanaancorporate-social-responsibility-csr-pltu-karangkandri diakses pada tanggal 13
Desember 2014.
Satelitnews.co.id (2014). PLTU Karangkandri Tahap II Dibangun dari
http://satelitnews.co.id/pltu-karang-kandri-tahap-ii-dibangun/ diakses pada tanggal
11 Desember 2014.
Yahoo.com (2011). Kunjungan Komisi VII DPR Didemo Warga Cilacap dari
https://id.berita.yahoo.com/kunjungan-komisi-vii-dpr-didemo-warga-cilacap085217291.html diakses pada tanggal 12 Desember 2014.

14

Anda mungkin juga menyukai