Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN .................................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 7
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................ 8
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................................... 8
BAB II ................................................................................................................... 10
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10
2.1 Harmonisa ................................................................................................. 10
2.2 Standar Harmonisa .................................................................................... 15
2.3 Penyebab Harmonisa ................................................................................. 17
2.4 Akibat yang ditimbulkan oleh harmonisa ................................................. 17
2.5 Cara Mengatasi Harmonisa ......................................................................... 18
2.6 Lift 1 Gedung Teknik Sipil Polinema ...................................................... 19
2.7 Kompensasi Harmonisa ............................................................................ 20
2.10 Web Cloud ............................................................................................... 22
2.11 Power Meter ............................................................................................. 23
2.12 Arduino Mega 2560.................................................................................. 24
2.13 CT (Current Transformator) ..................................................................... 25
BAB III ................................................................................................................. 26
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 26
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................... 26
3.2 Metode Penelitian ........................................................................................ 26
3.3 Diagram Alir Penyelesaian Skripsi ............................................................. 27
3.4 Pengambilan Data ........................................................................................ 29
3.5 Rencana Anggaran Biaya (RAB) ................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

II
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gelombang Sinus Arus dan Tegangan .............................................. 11
Gambar 2.2 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan Penjumlahannya .. 11
Gambar 2.3 Harmonisa Ganjil dan Genap ............................................................ 14
Gambar 2.4 Triplen Harmonisa............................................................................. 15
Gambar 2.5 Filter Pasif Harmonisa ....................................................................... 19
Gambar 2.6 Single Line Lift 1 ............................................................................. 20
Gambar 2.7 DBMS (Database Management System)........................................... 22
Gambar 2.8 Web Cloud......................................................................................... 23
Gambar 2.9 Power Meter 2120 ............................................................................. 23
Gambar 2.10 Arduino Mega 2560 ........................................................................ 25
Gambar 2.11 CT (Current Transformer) 150/5 A ................................................. 25
Gambar 3.1 Diagram alur pengerjaan skripsi ....................................................... 27
Gambar 3.2 Proses Pengambilan Data .................................................................. 29

III
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Standar Harmonisa Arus berdasarkan IEEE 519-1992 ......................... 15
Tabel 2.2 Standar Harmonisa Tegangan berdasarkan IEEE 519-1992 ................. 16
Tabel 3.1 Rancangan Anggaran Biaya .................................................................. 30

IV
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini kebutuhan energi semakin tahun semakin meningkat dimulai dari
bidang rumah tangga, perkantoran, pendidikan hingga usaha/ industri. Begitu juga
pada Politeknik Negeri Malang yang sangat bergantung pada energi listrik yang
digunakan untuk perkembangan kemajuan dunia pendidikan. Dalam setiap
tahunnya Politeknik Negeri Malang selalu berbenah untuk meningkatkan mutu dan
kualitasnya yang salah satunya dengan cara penambahan fasilitas sarana prasarana.
Dengan adanya penambahan fasilitas sarana prasarana maka jumlah pemakaian
energi listrik akan terus meningkat. Peningkatan jumlah fasilitas pada kampus
seperti hal nya penambahan fasilitas lift yang dipergunakan sebagai alat transportasi
mahasiswa dan dosen untuk mempermudah mobilitas. Dari komponen lift yang
digunakan ternyata dapat menimbulkan kualitas energi di Politeknik Negeri Malang
menjadi kurang baik. Hal tersebut dikarenakan adanya beban beban yang tidak
linear yang dapat menimbulkan harmonisa.

Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban-beban non linier yang


terhubung ke sistem distribusi. Beban non liner ini umumnya adalah peralatan
elektronik yang di dalamnya banyak terdapat komponen semi konduktor, yang
dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus
gelombang dari sumber tegangan. Beberapa contoh beban non linier adalah berupa
aplikasi elektronika daya seperti static power converter, electronic ballast, variable
frequency, variable speed drive (VSD) dll, yang merupakan penyumbang
harmonik.

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk


mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung-gedung
bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Gedung-gedung yang
lebih rendah biasanya hanya mempunyai tangga atau eskalator. Lift-lift pada zaman
modern mempunyai tombol-tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai lantai
tujuan mereka.

5
6

Pada panel lift 1 gedung Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang telah
terpasang 2 buah lift penumpang dengan kapasitas maksimal 11 orang dewasa atau
seberat 750 Kg. Lift yang terlah terpasang pada gedung teknik sipil Politeknik
Negeri Malang ini berasal dari parusahaan bernama Louser Lift. Pada lift yang
terpasang memilki sistem penggerak berupa motor yang menggunakan gearbox.
Dari tipe lift yang digunakan mendapatkan keunggulan beberapa hal seperti
performa yang tinggi, minimnya jumlah getaran dan tanpa adanya kebisingan suara.
Pada panel lift 1 gedung teknik sipil Politeknik Negeri Malang berencana akan
dipasang sebuah panel monitoring berbasis DBMS (Database Management System)
sebagai media monitoring panel lift 1. Hal tersebut dikarenakan untuk memantau
tegangan, arus, energi, daya, dan harmonisa pada panel lift 1.

Pemasangan perangkat monitoring pada panel lift 1 dikarenakan adanya 2


perangkat lift yang terpasang dan hal tersebut dapat menimbulkan harmonisa yang
merusak bentuk gelombang sinusuidal tegangan dan arus. Harmonisa didefinisikan
sebagai komponen sinusoidal dari periodik atau besaran yang frekuensinya
merupakan kelipatan bulat dari frekuensi fundamental. Apabila komponen
frekuensinya dua kali frekuensi fundamental, maka disebut harmonik ke-2 (IEEE
std 100-1992). Akibat yang ditimbulkan antara lain terdapat turunnya efisiensi
energi listrik dan rendahnya kualitas daya dari sistem. Hal ini disebabkan oleh
tingginya kandungan harmonisa dan rendahnya faktor daya yang dikarenakan
meningkatnya arus reaktif. Standar yang digunakan sebagai batasan harmonisa
adalah yang dikeluarkan oleh International Electrotechnical Commission (IEC)
yang mengatur batasan harmonisa pada beban beban kecil satu fasa (tegangan kerja
230V) ataupun tiga fasa (tegangan kerja 230/400V). Untuk beban tersebut
umumnya digunakan standar IEC 61000-3-2. Pada standar IEC 61000-3-2, beban-
beban kecil tersebut diklasifikasikan dalam kelas A (peralatan penggerak motor dan
semua peralatan 3Ø yang arusnya tidak lebih dari 16 A perfasanya), B (peralatan
tool portable yang batas arus harmonisanya merupakan harga absolut maksimum
dengan waktu kerja singkat), C (semua peralatan penerangan dengan daya input
aktifnya >25 watt), dan D (semua jenis peralatan yang dayanya dibawah 600 watt),
dimana masing-masing kelas mempunyai batasan harmonisa yang berbeda.
7

Melihat begitu pentingnya pengaruh harmonisa pada panel lift 1. Maka


dalam hal penyusunan skripsi ini akan dibahas mengenai pengaruh harmonisa pada
panel lift 1. Sehingga penulis menjadikan masalah ini sebagai bahan skripsi penulis,
dengan judul “ANALISIS HARMONISA PADA PANEL LIFT 1 DI GEDUNG
TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG BERBASIS DBMS
(DATABASE MANAGEMENT SYSTEM)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat


dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana nilai IHD, THDi dan THDv pada panel lift 1 pada
Gedung Teknik Sipil dalam beberapa keadaan tertentu (beban
kosong, beban 1 orang, beban maksimal) ?
2. Bagaimana pengaruh harmonisa terhadap daya dan power faktor
pada panel lift 1 Gedung Teknik Sipil dan kesesuaian dengan standar
IEC 61000-3-2 ?
3. Bagaimana pengaruh kenaikan arus harmonisa terhadap peralatan
pada panel lift 1 Gedung Teknik Sipil ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini antara lain :
1. Dapat menganalisis nilai IHD, THDi dan THDv pada panel lift 1
pada Gedung Teknik Sipil dalam beberapa keadaan tertentu (beban
kosong, beban 1 orang, beban maksimal)
2. Dapat menganalisis pengaruh harmonisa terhadap daya dan power
faktor pada panel lift 1 Gedung Teknik Sipil dan kesesuaian dengan
standar IEC 61000-3-2
3. Dapat menganalisis pengaruh kenaikan arus harmonisa terhadap
peralatan pada panel lift 1 Gedung Teknik Sipil
8

1.4 Batasan Masalah

Agar masalah yang dibahas tidak meluas, maka penulis merasa perlu untuk
memberikan beberapa batasan sehingga kemungkinan terjadinya penyimpangan
dari tema pembahasan dengan tujuan akan dapat dihindari.
Adapun batasan dari penulisan ini antara lain :
1. Hanya mengidentifikasi hasil pengukuran panel lift 1.
2. Pembahasan ini dibatasi untuk evaluasi pengaruh harmonisa pada lift
1.
3. Tidak membahas tentang optimisasi biaya.
4. Tidak melakukan perencanaan ulang
5. Tidak menjelaskan secara detail tentang motor penggerak lift
6. Tidak menjelaskan secara detail tentang alat dan software DBMS
(Database Management System) yang telah dibuat

1.5 Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisi mengenai latar belakang, tujuan penulisan, perumusan


masalah, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan.

2. BAB II LANDASAN TEORI

Membahas mengenai gambaran umum dan teori tentang harmonisa,


penyebab harmonisa dan akibat dari harmonisa.

3. BAB III METODOLGI PENELITIAN

Berisi tentang penjelasan langkah langkah pengambilan data, tempat


penelitian dan metode analisis yang digunakan

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang data yang diambil dan hasil analisa tentang harmonisa
sesuai rumusan masalah yang telah dibuat
9

5. BAB V PENUTUP

Berisi mengenai kesimpulan dari analisa data yang telah dilakukan dan
saran untuk pembangunan penulisan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Harmonisa
Gelombang AC arus/tegangan yang cacat dimana gelombang tersebut dapat
diuraikan atau ekstrasi menjadi gelombang sinusoida yang frekuensinya merupakan
kelipatan bilangan bulat dari frekuensi fundamentalnya dengan magnitude yang
berbeda-beda merupakan harmonisa.
Bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan konsumen dan
bentuk gelombang arus yang dihasilkan dalam sistem tenaga listrik yang ideal
adalah gelombang sinus murni. Akan tetapi karena adanya gangguan yang terjadi
dalam sistem distribusi tenaga listrik yang disebabkan adanya distorsi gelombang
arus dan tegangan. Distorsi gelombang arus dan tegangan ini disebabkan adanya
pembentukan gelombang-gelombang dengan frekuensi kelipatan bulat dari
frekuensi fundamentalnya.
Harmonisa bisa muncul akibat adanya beban-beban non linier yang
terhubung ke sistem distribusi. Beban non liner ini umumnya adalah peralatan
elektronik yang di dalamnya banyak terdapat komponen semi konduktor, yang
dalam proses kerjanya berlaku sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus
gelombang dari sumber tegangan. Beberapa contoh beban non linier adalah berupa
aplikasi elektronika daya antara lain: static power converter (rectifiers atau
inverters), pengisi batere (bateray chargers), electronic ballast, variable frequency,
electric arc furnace, thyristor ac power controllers, thyristor-controlled reactor
(TCR), silicon controlled rectifier (SCR), dan adjustable speed drive (ASD), yang
ini semuanya merupakan penyumbang harmonik.
Distorsi harmonisa diterjemahkan melalui suatu distorsi dari gelombang
arus dan tegangan di jaringan yang tidak lagi sinusodial, hal tersebut akan
menyebabkan timbulnya arus, tegangan dan daya harmonik di dalam jaringan yang
mengandung beban-beban non linier. Distorsi harmonisa, yang membentuk suatu
bentuk distorsi mutu dari pada arus, tegangan, daya jaringan adalah besaran variabel
yang berubah-ubah, besaran distorsi tersebut dapat dinyatakan dengan total

10
11

harmonic distortion (THD). Beban non liner antara lain: variable speed drive,
komputer, printer, lampu fluorescent yang menggunakan elektronik ballast.

Gambar 2.1 Gelombang Sinus Arus dan Tegangan


(Sugiarto, 2012)

Gelombang non sinusoidal dapat terbentuk dengan menjumlahkan


gelombang-gelombang sinusoidal, seperti terlihat pada

Gambar 2.2 Gelombang Fundamental, Harmonik Ketiga dan


Penjumlahannya
(Sugiarto, 2012)
12

2.1.1 Individual Harmonic Distortion


Kontribusi masing-masing komponen harmonik terhadap distorsi arus dan
tegangan dinyatakan oleh IHD (Individual Harmonic Distortion) merupakan rasio
nilai RMS dari harmonik individual terhadap nilai RMS fundamental. Nilai IHD
untuk harmonik tegangan dan arus pada orde ke-h didefinisikan sebagai berikut :
𝑉ℎ
𝐼𝐻𝐷𝑣 = × 100%
𝑉1

𝐼ℎ
𝐼𝐻𝐷𝑖 = × 100%
𝐼1

2.1.2 Total Harmonic Distortion


Total Harmonic Distortion (THD) merupakan rasio antara nilai RMS dari
komponen harmonisa dan nilai RMS dari nilai fundamental dan biasanya
dinyatakan dalam persen (%). Indeks ini digunakan untuk menyatakan deviasi dari
bentuk gelombang periodik yang mengandung harmonisa terhadap gelombang
sinusoidal murni. Total Distorsi Harmonik (THD) tegangan dan arus, yaitu :

√∑~ 2
ℎ=2 𝑉ℎ
𝑇𝐻𝐷𝑣 = × 100%
𝑉1

√∑~ 2
ℎ=2 𝐼ℎ
𝑇𝐻𝐷𝑖 = × 100%
𝐼1

Keterangan :
THD = Total Harmonic Distortion
Mh = nilai rms arus atau tegangan harmonik ke-h
M1 = nilai rms arus atau tegangan pada frekuensi dasar

2.1.3 Total Demand Distortion


Total Demand Distortion (TDD) tingkat distorsi arus dapat dilihat dari nilai
THD, akan tetapi hal tersebut dapat saja salah saat diinterprestasikan. Aliran arus
yang kecil dapat memiliki nilai THD yang tinggi, namun tidak menjadi ancaman
yang dapat merusak ke sistem tenaga listrik. Beberapa analis mencoba untuk
menghindari kesulitan seperti ini dengan melihat THD pada arus beban puncak
13

frekuensi dasar dan bukan melihat sampel sesaat pada frekuensi dasar. Hal ini
disebut total demand distortion (TDD) dan masuk dalam standar IEEE 519-1992.
Nilai TDD dapat didefinisikan sebagai berikut :

Keterangan :
Ih = arus harmonik orde ke-h
IL = arus beban maksimum pada frekuensi
dasar pada PCC (Point of Common Couplin)

2.1.4 Power Factor Distortion


Tegangan dan arus yang mengandung komponen harmonik mempunyai
nilai RMS sebagai berikut (Abidin, 2015 dan Dermawan dkk) :

𝑇𝐻𝐷𝑉 2
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉1 √1 + ( )
100

dan

𝑇𝐻𝐷 2
𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝐼1 √1 + ( 100𝐼) atau

Pada persamaan dibawah ini merupakan total power faktor yang memiliki
dua komponen. Komponen pertama disebut perpindahan power faktor
(displacement power factor) :
𝑃
𝑃𝐹𝑑𝑖𝑠𝑝 = 𝑉
1 𝑟𝑚𝑠 𝐼1 𝑟𝑚𝑠

Komponen kedua disebut distorsi power faktor yang merupakan hasil dari
komponen arus harmonisa (distortion power factor) :
1
𝑃𝐹𝑑𝑖𝑠𝑡 = 2
√1+ (𝑇𝐻𝐷𝐼 )
100

Jika tegangan memiliki komponen harmonisa, maka distorsi power factor


akan menghasilkan 2 produk seperti persamaan dibawah ini, satu untuk tegangan
dan satu untuk arus :
14

1 1
𝑃𝐹𝑑𝑖𝑠𝑡 = 2
× 2
√1+ (𝑇𝐻𝐷𝐼 ) √1+ (𝑇𝐻𝐷𝑉 )
100 100

Sehingga total power factor menjadi :


𝑃
𝑃𝐹𝑡𝑜𝑡 =
𝑇𝐻𝐷𝑉 2 𝑇𝐻𝐷𝐼 2
𝑉1𝑟𝑚𝑠 𝐼1𝑟𝑚𝑠 √1+( ) +( )
100 100

𝑃𝐹𝑡𝑜𝑡 ≈ cos (𝜃1 − 𝛿1 ) . 𝑃𝐹𝑑𝑖𝑠𝑡

Harmonisa dapat di bagi menjadi dua jenis yaitu harmonisa ganjil dan
genap. Harmonisa ganjil adalah gelombang harmonisa dimana gelombang sisi
positif dengan gelombang sisi negatif bentuknya hampir sama. Sedangkan
harmonisa genap adalah gelombang harmonisa dimana gelombang sisi positif
dengan gelombang sisi negatif bentuknya berbeda/tidak sama. Seperti pada gambar
berikut ini :

Gambar 2.3 Harmonisa Ganjil dan Genap

Triplen harmonisa (zero sequence harmonic) adalah kelipatan ganjil dari


harmonisa ketiga ( h = 3, 9, 15, 21, 27, ...). Hal ini menjadi penting untuk
diperhatikan khususnya pada sistem bintang yang ditanahkan (grounded wye
systems) karena adanya arus yang mengalir pada kawat netral. Arus pada kawat
netral akan menjadi overload karena arus antar fasanya tidak saling menghilangkan.
15

Gambar 2.4 Triplen Harmonisa


(Ginting, dkk. 2013)

Sistem diatas merupakan sistem yang seimbang dan diasumsikan komponen


harmonisa ketiga hadir dalam sistem. Diharapkan arus pada fasa A, B, dan C akan
saling menghilangkan agar tidak ada arus yang mengalir pada konduktor netral.
Akan tetapi, pada konduktor netral mengalir arus triplen harmonik dari ketiga fasa
yang saling menjumlahkan yang besarnya tiga kali dari arus triplen pada setiap
fasanya.

2.2 Standar Harmonisa


Ada dua kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi distorsi harmonisa.
Yaitu batasan untuk harmonisa arus, dan batasan untuk harmonisa tegangan. Untuk
standard harmonisa arus, ditentukan oleh rasio Isc/IL. Isc adalah arus hubung
singkat yang ada pada PCC (Point of Common Coupling), sedangkan IL adalah arus
beban fundamental nominal. Sedangkan untuk standard harmonisa tegangan
ditentukan oleh tegangan sistem yang dipakai. Standar distorsi harmonisa tegangan
dan arus berdasarkan standar IEEE 519-1992 dapat dilihat pada Tabel.
(Ginting, dkk. 2013)
Tabel 2.1 Standar Harmonisa Arus berdasarkan IEEE 519-1992
Ciruit Current at Maximum Total
Rated Load at Harmonic Distortion
380v/220V (THD) of Current
I ≤40A 20.0%
40≤ I ≥ 400A 15.0%
400A ≤ I ≥ 800A 12.0%
800A ≤ I ≥ 200A 8.0%
I ≥ 2000A 5.0%
16

Batasan distorsi harmonisa arus


Vn ≤ 66 kV
Distorsi Harmonisa Arus Maksimum dalam Persen
IL
Orde Harmonisa Individu “h” Total
Ihs/IL Harmonisa Ganjil Demand
17 ≤ h 23 ≤ Distortion
11 ≤ h 35 ≤
h < 11 < 23 h<
< 17 h
35
<20* 4.0% 2.0% 1.5% 0.6% 0.3% 5.0%
20 – 7.0% 3.5% 2.5% 1.0% 0.5% 8.0%
50
50 – 10.0% 4.5% 4.0% 1.5% 0.7% 12.0%
100
100 -
12.0% 5.5% 5.0% 2.0% 1.0% 15.0%
1000
>1000 15.0% 7.0% 6.0% 2.5% 1.4% 20.0%

Tabel 2.2 Standar Harmonisa Tegangan berdasarkan IEEE 519-1992


Distorsi Harmonisa
Tegangan Pada Titik Distorsi harmonisa
Tegangan Total - THDVn
Sambungan (Vn) Tegangan Individu (%)
(%)
Vn ≤ 66 kV 3.0 5.0
66 kV < Vn ≤ 150 kV 1.5 2.5
Vn > 150 kV 1.0 1.5

CATATAN 1: Tegangan yang termasuk pada tabel diatas merujuk pada SPLN No.
1 Tahun 1995, Tegangan-Tegangan Standar.
CATATAN 2: hal-hal yang menjadi perhatian antara lain,
1. Harmonisa genap dibatasi 25% dari Harmonisa ganjil diatasnya;
2. Distorsi arus searah (Direct Current – DC) tidak diperbolehkan;
3. Aplikasi semua peralatan pembangkit listrik dibatasi oleh nilai-nilai distorsi arus
diatas terlepas dari rasio hubung singkat ISC / IL;
4. Isc adalah Arus hubung singkat maksimum di titik sambung pelanggan;
5. IL adalah Arus beban maksimum (dihitung berdasarkan daya kontrak);
6. TDD adalah Total Demand Distortion, distorsi harmonisa arus (%) dari arus
beban maksimum (diukur selama 15 menit).
17

2.3 Penyebab Harmonisa


Harmonisa disebabkan oleh beban yang tidak seimbang, yang merupakan
peralatan elektronik yang didalamnya terdapat komponen semikonduktor. Dalam
sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linear dan beban non
linier.
Beban linier yang memberikan bentuk gelombang keluaran linier dimana
arus yang mengalir akan sebanding dengan impedansi dan perubahan tegangan,
sedang beban non linear bentuk gelombang keluarnya tidak sebanding dengan
tegangan dalam tiap setengah siklus sehingga bentuk gelombang arus maupun
tegangan keluarannya tidak sama dengan gelombang masukan. Beban non-linier
yang terpasang pada sistem.
Penggunaan beban ini yang mengakibatkan arus dan tegangan terdistorsi.
Beban nonlinier yang terpasang menyebabkan arus bervariasi sehingga tak
sebanding dengan tegangan selama setiap setengah perioda.
(Zulkarnaini & Andres. 2012)

2.4 Akibat yang ditimbulkan oleh harmonisa


Pengaruh dari adanya harmonisa yaitu rusaknya peralatan transformator,
mesin-mesin listrik, switchgear, fuse dan rele proteksi. Transformator, motor listrik
dan peralatan pemutus(switchgear) akan mengalami naiknya rugi-rugi dan
pemanasan lebih. Motor induksi akan mengalami kegagalan start dan berputar pada
kecepatan subsinkron (subsynchronous speeds). Pemutus tenaga akan mengalami
kesalahan pemutusan arus. Umur kapasitas akan lebih pendek disebabkan panas dan
stress dari dielektriknya. Karakteristik arus waktu dari fuse dapat berubah, dan rele
proteksikan mengalami perilaku yang tak menentu.
Akibat lain yang dapat ditimbulkan oleh adanya hamonisa antara lain
adalah: 1) Timbulnya getaran mekanis pada panel listrik yang merupakan getaran
resonansi mekanis akibat harmonik arus frekwensi tinggi. Harmonisa dapat
menimbulkan tambahan torsi pada kWH meter jenis elektromekanis yang
menggunakan piringan induksi berputar. Sebagai akibatnya terjadi kesalahan
penunjukkan kWh meter karena piringan induksi tersebut dirancang hanya untuk
beroperasi pada frekwensi dasar, 2) Interferensi frekwensi pada sistem
telekomunikasi karena biasanya kabel telekomunikasi ditempatkan berdekatan
18

dengan kawat netral. Triplen harmonisa pada kawat netral dapat memberikan
induksi harmonik yang mengganggu sistem telekomunikasi, 3) Pemutus beban
dapat bekerja di bawah arus pengenalnya atau mungkin tidak bekerja pada arus
pengenal, dan 4) Kerusakan pada sistem komputer.(Sugiarto. 2012)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dampak dari harmonisa adalah sebagai berikut:
a. Harmonisa tegangan menyebabkan pemanasan berlebih pada motor dan
generator induksi/singkron
b. Harmonisa tegangan dengan amplitude yang tinggi/puncak tertinggi dapat
memperburuk isolasi kabel, kumparan dan kapasitor.
c. Harmonisa tegangan dapat menyebabkan kegagalan kerja peralatan elektronik
dan rangkaian yang menggunakan gelombang tegangan untuk singkron
d. Arus harmonisa pada motor menyebabkan EMI (interverensi elektromagnetic)
e. Harmonisa arus pada kabel dapat menyebabkan panas berlebih
f. Harmonisa arus pada trafo dapat panas berlebih
g. Harmonisa arus pada Circuit Breaker dan Swith Gear yang lain dapat
menaikkan rugi-rugi panas
h. Arus resonansi yang ditimbulkan harmonisa dan filter dapat menyebabkan
kegagalan kerja kapasitor
i. Kegagalan kerja relay proteksi dan Circuit Breaker karena nilai RMS berubah

2.5 Cara Mengatasi Harmonisa


Untuk mengatasi harmonisa, dapat dilakukan dengan menggunakan filter
harmonisa. Tujuan pokok dari filter harmonisa adalah untuk mereduksi amplitudo
frekuensi-frekuensi tertentu dari sebuah tegangan atau arus. Dengan penambahan
filter harmonisa pada suatu sistem tenaga listrik yang mengandung sumber-sumber
harmonisa, maka penyebaran arus harmonisa keseluruh jaringan dapat ditekan
sekecil mungkin. Selain itu filter harmonisa pada frekuensi fundamental dapat
mengkompensasi daya reaktif dan dipergunakan untuk memperbaiki faktor daya
sistem. Selain itu penggunaan filter harmonisa pada frekuensi dasarnya 50 Hz dapat
mengkompensasi daya reaktif dan memperbaiki faktor daya mencapai rata-rata 0.80
– 0.94. Salah satu filter harmonisa itu sendiri yaitu filter pasif.
19

Filter pasif bekerja dengan menghilangkan harmonisa dengan frekuensi


tertentu. Filter ini tidak dapat menghilangkan seluruh frekuensi harmonisa yang
ada. Komponen utama dari filter ini adalah induktor dan kapasitor. Induktor dan
kapasitor yang digunakan pada filter pasif dipilih yang memiliki nilai yang ketika
terjadi resonansi, maka frekuensi resonansi tersebut terjadi ketika tepat pada
frekuensi harmonisa yang ingin kita hilangkan. Resonansi mengakibatkan induktor
dan kapasitor akan saling menghilangkan. Sehingga bila rangkaian filter akan
bertindak sebagai short circut. Ketika terjadi short circut, , maka harmonisa pada
frekuensi resonansi akan dibuang ke ground. Secara garis besar, filter pasif dibagi
menjadi 3 kelompok, yaitu : single-tuned filter, double-tuned filter, dan high-pass
filter.

Gambar 2.5 Filter Pasif Harmonisa

2.6 Lift
Elevator atau yang lebih akrab dikenal oleh masyarakat luas dengan nama
lift adalah salah satu alat bantu dalam kehidupan manusia yang berfungsi untuk
mempermudah aktifitas manusia yang rutinitasnya lebih sering berada didalam
gedung-gedung bertingkat. Lift merupakan alat transportasi yang pengendaliannya
tidak dilakukan oleh manusia secara langsung, sehingga semua pengguna lift
sepenuhnya tergantung pada kehandalan teknologi dari alat transportasi vertikal
ini.
Keberadaan lift ini merupakan sebagai pengganti fungsi dari pada tangga
dalam mencapai tiap-tiap lantai berikutnya pada suatu gedung bertingkat, dengan
demikian keberadaan lift tidak bisa dikesampingkan. Hal ini dikarenakan dapat
mengefisienkan energi dan waktu pengguna lift tersebut. Sistem kendali lift dengan
segala kemajuan dan kehandalannya tidak serta merta ada, namun telah mengalami
20

perkembanganperkembangan secara bertahap, sejak keberadaannya pertama kali


dibangun pada tahun 1830.

Gambar 2.6 Single Line Lift 1

2.7 Kompensasi Harmonisa

Penentuan jenis kompensasi kapasitor yang akan digunakan berdasarkan


standart Schneider Electric Indonesia :
a. Jika Gh/Sn < 15% atau THD (V) < 2% maka menggunakan kapasitor standart
b. Jika 15% ≤ Gh/Sn < 25% atau THD (V) < 3% maka menggunakan kapasitor
Hrange
c. Jika 15% ≤ Gh/Sn < 60% atau THD (V) < 5% maka menggunakan kapasitor
Hrange + Detuned Reactor

d. Jika Gh/Sn ≥ 60% atau THD (V) > 5% maka menggunakan filter harmonisa
21

Maka besar Gh/ Sn yaitu sebesar :

=𝐺 ℎ 𝑥 100 %
𝑆𝑛

𝐺ℎ = Total daya peralatan yang menghasilkan harmonisa (kVA)


𝑆𝑛 =Total daya trafo (kVA)

Sedangkan untuk menentuan sistem kompensasi yang akan digunakan


berdasarkan standart Schneider Electric Indonesia :
1. Kompensasi tetap jika Qc/Sn < 15 % 2.
Kompensasi otomatis jika Qc/Sn ≥ 15 %
Maka persamaan yaitu sebesar :
𝑄𝑛
= 𝑥 100 %
𝑆𝑛

Ket : Qc = Total daya Kapasitor


Sn = Total daya Trafo

Menentukan daya reaktif menggunakan metode tabel cos , yaitu dengan


mengalikan daya beban total dengan faktor daya (Cos ) yang akan diperbaiki,
sehingga persamaannya adalah :

Qc = PF(nilai tabel) x P (daya beban total)

2.9 DBMS (Database Management System)


DBMS merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk dapat melakukan
utilisasi dan mengelola koleksi data dalam jumlah yang besar. DBMS juga
dirancang untuk dapat melakukan manajemen data secara lebih mudah. Sebelum
adanya DBMS, data pada umumnya disimpan dalam bentuk flat file, yaitu file teks
yang ada pada sistem operasi.
Database memiliki kapabilitas unik unik untuk menyajikan informasi ke banyak
pengguna sesuai dengan permintaan masing-masing. Pengguna di sini bisa saja
manusia atau aplikasi yang masuk secara sah ke database untuk menyimpan atau
22

mendapatkan data. Aplikasi tersebut adalah program yang dirancang untuk


menyelesaikan tugas-tugas bisnis tertentu seperti sistem pemesanan barang, sistem
penggajian, sistem akuntansi.
Database Manajemen Sistem sendiri memiliki banyak fungsi dan kegunaan,
anatara lain (Robbins, 1995) :
a. Mengelola dan memelihara data
b. Memindahkan data ke dan dari file data fisik yang dibutuhkan
c. Mengawasi pembaharuan data dan mencegah konflik perubahan data
d. Mendukung bahasa query
e. Pengawasan back up database dan pemulihan dari kesalahan
f. Mekanisme keamanan

Gedung AO
Gedung AL

Gedung Aula
Pertamina Gedung AQ

Trafo 2

Gambar 2.7 DBMS (Database Management System)


2.10 Web Cloud
Web Cloud membutuhkan perangkat seperti laptop atau komputer desktop,
komputer pad, ponsel pintar atau sumber daya komputasi lainnya dengan web
browser (atau rute akses lain yang disetujui) untuk mengakses sistem cloud melalui
World Wide Web. Biasanya pengguna akan login ke cloud pada penyedia layanan.
Cloud bekerja secara clientserver, menggunakan protokol web browser. Cloud
menyediakan server berbasis aplikasi dan semua layanan data kepada pengguna,
dengan output ditampilkan pada perangkat klien. Jika pengguna ingin membuat
dokumen menggunakan pengolah kata, misalnya, Cloud menyediakan aplikasi yang
23

cocok yang berjalan pada server yang menampilkan pekerjaan yang dilakukan oleh
pengguna pada layar web browser klien. Memori yang dialokasikan untuk web
browser sistem klien digunakan untuk membuat data aplikasi muncul di layar sistem
klien, tetapi semua perhitungan dan perubahan dicatat oleh server, dan hasil akhir
termasuk file yang dibuat atau diubah secara permanen disimpan pada server cloud.
Kinerja dari aplikasi cloud tergantung pada kecepatan akses jaringan, dan
kehandalan serta kecepatan pemrosesan perangkat klien.

Gambar 2.8 Web Cloud

2.11 Power Meter


Power meter adalah suatu peralatan digital yang multifungsi. Power meter
dapat menggantikan bermacam-macam alat ukur meter, relay, tranduser, dan
komponen-komponen lainnya. Power meter itu menggunakan komunikasi RS-485
yang dilengkapi dengan pengintegrasian dalam setiap pemantauan daya dan sistem
kendali.

Gambar 2.9 Power Meter 2120


(Sumber : katalog power meter 2120 Scheider)
24

Sistem manajer software (SMS) dari power meter, ditulis untuk monitoring
daya. Power meter adalah alat ukur dengan tingkat ketelitian yang tinggi pada beban
non linear. Power meter merupakan suatu contoh peralatan canggih yang
memungkinkan pengukuran secara akurat dan juga dapat memonitoring lebih dari
50 nilai pembacaan data secara maksimum dan minimum dari tampilan atau
pengendali dengan menggunakan software. PM yang gunakan adalah tipe 2120.

2.12 Arduino Mega 2560


Arduino Mega 2560 adalah papan pengembangan mikrokontroller yang
berbasis Arduino dengan menggunakan chip ATmega2560. Board ini memiliki pin
I/O yang cukup banyak, sejumlah 54 buah digital I/O pin (15 pin diantaranya adalah
PWM), 16 pin analog input, 4 pin UART (serial port hardware). Arduino Mega
2560 dilengkapi dengan sebuah oscillator 16 Mhz, sebuah port USB, power jack
DC, ICSP header, dan tombol reset. Board ini sudah sangat lengkap, sudah
memiliki segala sesuatu yang dibuthkan untuk sebuah mikrokontroller. Dengan
penggunaan yang cukup sederhana, anda tinggal menghubungkan power dari USB
ke PC anda atau melalui adaptor AC/DC ke jack DC. Salah satu contohnya adalah
arduino yang akan digunakan dalam monitoring energy system.

Salah satu yang membuat Arduino memikat hati banyak orang adalah
karena sifatnya yang open source, baik untuk hardware maupun software-nya.
Diagram rangkaian elektronik Arduino digratiskan kepada semua orang. Anda bisa
bebas men-download gambarnya, membeli komponen-komponennya, membuat
PCB-nya dan merangkainya sendiri tanpa harus membayar kepada para pembuat
Arduino.
25

Gambar 2.10 Arduino Mega 2560


(sumber : www.Arduino.com)

2.13 CT (Current Transformator)


Trafo Arus (Current Transformator - CT) yaitu peralatan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran besaran arus pada intalasi tenaga listrik disisi primer
(TET, TT dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari
besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti
untuk keperluan pengukuran dan proteksi. Fungsi dari Trafo Arus adalah sebagai
berikut :
1. Memperkecil besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus
untuk sistem pengukuran.
2. Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer.
3. Standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder.

Gambar 2.11 CT (Current Transformer) 150/5 A


(Sumber : katalog Current Transformer)
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Adapun waktu dan tempat penelitian adalah sebagai berikut :
Waktu : 2 Januari – 31 Mei 2020 (5 Bulan)
Tempat : Politeknik Negeri Malang
Gedung : Gedung Teknik Sipil

3.2 Metode Penelitian


Dalam penyusunan skripsi ini, metode penelitian yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi lapangan berupa pengamatan atau survei secara langsung ke
lokasi yang akan dilakukan penelitian, adapun observasi pada studi ini bertempat
di gedung Teknik Sipil. Tujuan dari observasi lapangan ini adalah untuk
mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya dan juga untuk mendapatkan
informasi berupa data-data yang diperlukan untuk menunjang skripsi secara
langsung dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Studi Literatur
Studi literatur ini bertujuan untuk mendapatkan teori-teori yang akan
dijadikan sebagai landasan dari penelitian ini. Studi ini meliputi tentang
pemahaman teori, konsep dan metode yang cocok untuk membentuk kerangka
berfikir yang logis dan lebih terarah. Literatur dapat berupa buku, karya-karya
ilmiah, jurnal-jurnal serta media internet yang dapat menunjang dengan penulisan
laporan ini.

26
27

3.3 Diagram Alir Penyelesaian Skripsi


Metode perencanaan dari skripsi ini ditunjukkan dengan alur sebagai
berikut:

1) Mulai

2) Observasi Data

4)
3) Pengukuran

4) Data Pengukuran

Analisis Harmonisa Pada


5)
Lift 1 Gedung Teknik Sipil

6) Analisis Harmonisa Sesuai Tidak


Standar IEC

Ya

7) Analisis Dampak Harmonisa


8)

Kompensasi Nilai Tidak


8)
Harmonisa

Ya
9) Selesai

Gambar 3.1 Diagram alur pengerjaan skripsi


28

Penjelasan flowchart :
1) Mulai
Mulai mempersiapkan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan
observasi data.
2) Observasi Data
Melaksanakan observasi data yang dibutuhkan untuk skripsi.
3) Pengukuran
Pengukuran menggunakan DBMS yang telah dipasang.
4) Data Pengukuran
Setelah data pengukuran didapat maka dapat mengetahui dampak harmonisa
yang terjadi pada tempat penelitian.
5) Analisis Harmonisa Pada Lift 1 Gedung Teknik Sipil
Analisis dilakukan untuk mengetahui keadaan harmonisa pada Lift 1 Gedung
Teknik Sipil.
6) Analisis Harmonisa Sesuai Standar IEC ?
Setelah mengetahui harmonisa pada panel lift 1, maka akan dibandingkan
dengan standar yang ada untuk mengetahui kondisi harmonia apakah sudah
sesuai standar atau belum.
7) Analisis Dampak Harmonisa
Analisis dilakukan untuk mengetahui dampak harmonisa pada Lift 1 sehingga
muncul rugi-rugi daya.
8) Kompensasi Nilai Harmonisa
Setelah mengetahui dampak harmonisa, dilakukan kompensasi untuk
mengurangi nilai harmonisa yang dihasilkan.
9) Selesai
Penelitian telah selesai.
29

3.4 Pengambilan Data


• Peralatan yang digunakan
Dalam pengambilan data pada laporan akhir ini memakai
peralatanperalatan sebagai berikut :
1. Current Transformer (CT)
Current Transformer (CT) digunakan untuk pengukuran arus dengan melakukan
transformasi dari besaran arus yang besar menjadi besaran arus yang kecil.
2. Power Meter 2120
Power meter digunakan untuk pengukur parameter-parameter kelistrikan yang
diperlukan dalam analisis dalam laporan akhir ini. (spesifikasi terlampir)
3. Mikrokontroler Arduino Mega 2560
Mikrokontroler Arduino Mega digunakan untuk memproses data yang ada pada
power meter. (spesifikasi terlampir)
4. Kabel LAN
Kabel LAN digunakan untuk menghubungkan ke internet agar dapat diakses.
5. Database
Database digunakan untuk menyimpan data yang telah diolah dari mikrokontroler

Kabel LAN

Power Meter
Arduino Mega

Gambar 3.2 Proses Pengambilan Data


30

• Parameter yang diukur


Dalam laporan akhir ini parameter kelistrikan yang dibutuhkan untuk analisis
adalah sebagai berikut :
1. Tegangan
2. Arus
3. THD (Total Harmonic Distortion) Tegangan
4. THD (Total Harmonic Distortion) Arus
5. IHD (Individual Harmonic Distortion) per phasa
6. Frekuensi
7. Daya (P, Q, S)
8. Power Faktor

3.5 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Tabel 3.1 Rancangan Anggaran Biaya

Nama
NO TYPE Spesifikasi Jumlah Satuan Harga Satuan Harga Total
Komponen
Lamp
1 AD22-22DS 220 VAC 3 Buah Rp 10.000,00 Rp 30.000,00
Indikator
54 digital I/O pins, 16
2 Arduino Mega 2560 REV3 1 Buah Rp 570.000,00 Rp 570.000,00
analog inputs
3 Power Meter PM 2200 V,A,Hz,P,Q,S,IHD,PHD 1 Buah Rp3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
4 Power Supply - 12V 5A 1 Buah Rp 45.000,00 Rp 45.000,00
5 Terminal - 12 pole 2 Buah Rp 20.000,00 Rp 40.000,00
Kabel
6 NYAF KHA 16A 20x5 Meter Rp 3.000,00 Rp 300.000,00
1x1,5mm
7 MCB 1Pole DOM12251SNI 1P 2A 1 Buah Rp 70.000,00 Rp 70.000,00
8 MCB 3Pole DOM11349SNI 3P 6A 1 Buah Rp 280.000,00 Rp 280.000,00
9 Kabel LAN RJ45 - 20 Meter Rp 10.000,00 Rp 200.000,00
Current
10 - 150A/5 3 Buah Rp 65.000,00 Rp 195.000,00
Transformer
11 Fuse - (5x30x1000)mm 3 Buah Rp 10.000,00 Rp 30.000,00
12 Panel Box - 40x50x30cm 1 Buah Rp 370.000,00 Rp 370.000,00
13 Duct - 25 x 25mm 1 Buah Rp 15.000,00 Rp 15.000,00
14 Ethernet - - 1 Buah Rp 140.000,00 Rp 140.000,00
15 Skun kabel - - 5 Buah Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
13 Dc Motor Fan - 12V 8x8cm 2 Buah Rp 8.000,00 Rp 16.000,00
TOTAL Rp 5.401.000,00
31

DAFTAR PUSTAKA

Koerniawan, Tony. (2015). Harmonisa Akibat Variable Speed Drive Lift. Jurnal
Jurusan Teknik Elektro: Sekolah Tinggi Teknik PLN

Kasim, Ali. (2013). Pengaruh Harmonisa Motor. Jurnal Teknik Elektro ISSN
2089-2942 Volume 3 Nomor 5: Universitas Palembang.

Sujatmiko. (2010). Pengaruh Harmonisa terhadap Kinerja Transformator Arus.


Skripsi Fakultas Teknik Progam Studi Teknik Elektro. Depok: Universitas
Indonesia

Sugiarto, Hadi. (2012). Kajian Harmonisa Arus dan Tegangan Listrik di Gedung
Administrasi Politeknik Negeri Pontianak. Jurnal Vokasi ISSN 1693-9085
Volume 8 Nomor 2: Politeknik Negeri Pontianak.

Abidin, Janny F. (2015) Analisis Unjuk Kerja Harmonik di Instalasi Listrik Industri
dan Upaya Penanggulangannya. Jurnal ISSN 2086-9479 Teknologi
Elektro: Universitas Mercu Buana.

Zulkarnain, Iskandar. (2019). Analisis Pengaruh Harmonisa terhadap Arus Netral,


rugi-Rugi, dan Penurunan Kapasitas pada Transformator Distribusi.
Makalah Seminar Tugas Akhir L2F 004 487: Universitas Diponegoro.

Dermawan, Erwin., Mushoffa Ali F., dan Anwar Ilmar R. (2012). Analisis
Pengaruh Harmonisa Terhadap Kabel ‘NYA’. Jurnal ISSN 2085-1669
Volume 8 Nomor 2: Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Ariana, I.G., I.W. Rinas, dan I.G.D Arjana. (2017). Analisis Pengaruh Harmonisa
terhadap Rugi-Rugi Daya (losses) pada Transformator di Penyulang
Sedap Malam. Jurnal ISSN 1693-2951 Teknologi Elektro Volume 16
Nomor 1.

Elektro. Surabaya: Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya dan Universitas Negeri
Surabaya.

Suheta, Titiek dan Subuh Isnur H. Pengaruh Harmonisa pada Gardu Trafo Tiang
Daya 200 kVA di PT PLN (Persero) APJ Surabaya Utara. Jurnal Teknik
32

Anda mungkin juga menyukai