Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PERANGKAT EKEKTRONIKA DAN DASAR

INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA PADA SAINS


ATMOSFER DAN KEPLANETAN

LAPORAN PRATIKUM TEKNIK INSTRUMENTASI,


PENGUKURAN, DAN OBSERVASI ATMOSFER DAN
ANTARIKSA

AZZURA LHAILATUL RAHMADANI

122290043

PROGRAM STUDI SAINS ATMOSFER DAN KEPLANETAN

JURUSAN SAINS

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2023
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………...……….ii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….……….iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….…...v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Elektronika................................................................................................3

2.2 Resistor......................................................................................................4

2.3 Kapasitor...................................................................................................5

2.4 Transistor...................................................................................................5

2.5 Catu Daya / Power Supply........................................................................6

2.6 Buzzer........................................................................................................6

2.7 Bread Board...............................................................................................6

2.8 Light Emitting Diode (LED).....................................................................7

2.9 Hukum-Hukum Rangkaian........................................................................7

BAB III METODOLOGI.......................................................................................11

3.1 Waktu Dan Tempat.................................................................................11

3.2 Alat Dan Bahan.......................................................................................11


3.3 Langkah Kerja Perakitan Rangkaian RainDrop......................................11

3.4 Langkah Kerja Perakitan Rangkaian FlipFlop........................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................13

4.1 Hasil.........................................................................................................13

4.2 Pembahasan.............................................................................................13

BAB V KESIMPULAN.........................................................................................16

5.1 Kesimpulan..............................................................................................16

5.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

LAMPIRAN...........................................................................................................18
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Resistor Arang (Carbon resistor)..........................................................4


Gambar 2. Resistor Oksidasi Logam (Metal film resistor)....................................5
Gambar 3. Transistor..............................................................................................5
Gambar 4. Catu Daya/Power Supply......................................................................6
Gambar 5. Buzzer...................................................................................................6
Gambar 6. Kurva I-V untuk Hambatan..................................................................8
Gambar 7. Lima Penghantar Bertemu Membentuk Titik Cabang..........................9
DAFTAR TABEL

Table 1. Data Percobaan Rangkaian Rain Drop....................................................14


Table 2. Data Percobaan Rangkaian Flip flop.......................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan lembaga
pemberi informasi cuaca dan iklim di Indonesia. Lembaga ini mendirikan stasiun
meteorologi di berbagai tempat untuk mengamati kondisi lingkungan yang ada di
sekitar stasiun tersebut. Pengamatan meteorologi adalah salah satu atau
serangkaian tindakan yang meliputi kegiatan menaksir, mengukur, dan atau
menghitung parameter meteorologi, baik secara visual maupun menggunakan alat.
Pengamatan meteorologi dilakukan untuk memperoleh data unsur-unsur
meteorologi dan keadaan cuaca saat itu. Parameter yang diambil adalah suhu dan
kelembaban, kecepatan angin, arah angin, dan curah hujan. Data parameter
meteorologi tersebut, selanjutnya disiapkan untuk berbagai keperluan, seperti
untuk dikumpulkan hingga jangka waktu tertentu, diolah menjadi data olahan,
diplot pada peta geografis khusus, untuk dianalisa pola cuaca saat itu, untuk
pelayanan informasi keadaan meteorologi sesaat, dan keperluan penerbangan atau
yang lainnya. Akan tetapi pemantauan yang dilakukan BMKG memiliki cakupan
yang luas sehingga keakuratan di beberapa lingkungan tidak sesuai dari apa yang
diprediksi oleh BMKG.

Kemajuan teknologi saat ini membawa kita pada tahap lebih maju dalam
pengamatan parameter cuaca. Penggunaan alat digital dalam pengamatan cuaca
sudah banyak dilakukan bersamaan dengan pengamatan alat konvensional. Tidak
bisa dihindari adanya kelemahan dari alat konvensional membuat kita memilih
menggunakan alat otomatis untuk menggantikan kegiatan operasional dalam
pengamatan cuaca. Pemanfaatan teknologi mikrokontroler bisa digunakan untuk
pengamatan meteorologi. Parameter cuaca seperti suhu, kelembaban, tekanan,
udara, arah dan kecepatan angin serta lama penyinaran matahari yang biasanya
diukur menggunakan alat konvensional seperti termometer, barometer,
hygrometer, anemometer dan Campbell-Stokes dapat digantikan dengan
penggunaan sensor-sensor yang sudah banyak diproduksi. Alat-alat ini bekerja
secara tersendiri, dengan membuat suatu alat portable yang dapat mengukur suhu
kelembaban dan tekanan udara sekaligus, dapat membantu efisiensi dalam
penggunaan alat dan mengurangi angka kesalahan dalam pembacaan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pratikum kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu mengenali komponen-komponen dasar elektronika


2. Mahasiswa mampu memahami kegunaan komponen dasar elektronika
dalam sistem elektronika
3. Mahasiswa dapat merangkai komponen dalam rangkaian elektronika
4. Mahasiswa mampu menganalisis cara kerja komponen dalam sebuah
rangkaian elektronika
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektronika
Elektronika adalah Perangkat atau teknologi yang terkait dengan atau
menggunakan sirkuit dan komponen arus searah tegangan rendah dan padat,
biasanya untuk pengiriman dan / atau pemrosesan data analog atau digital.
Adapun fungsi-fungsi dasar perangkat elektronika adalah:

1. Rectification (Penyearah)
Rectification atau Penyearah adalah fungsi perangkat elektronika yang
dapat mengkonversikan tegangan dan arus listrik AC (bolak-balik)
menjadi tegangan dan arus listrik DC (searah).
2. Amplification (Penguatan)
Amplification atau Penguatan adalah fungsi perangkat elektronika
yang dapat memperkuat sinyal lemah menjadi sinyal yang lebih
besar.
3. Control (Pengendalian)
Automatic Control atau Pengendalian Otomatis banyak ditemukan
dalam perangkat elektronika dan listrik seperti pengendalian
kecepatan motor, pengendalian tegangan kulkas, pengendalian lampu
lalu lintas dan masih banyak lagi.
4. Generation (Pembangkitan)
Perangkat elektronika dapat mengkonversikan tegangan dan arus
listrik DC ke tegangan dan arus listrik AC sesuai dengan frekuensi
yang dibutuhkan. Pada saat melakukan fungsi tersebut, diperlukan
suatu rangkaian yang disebut dengan Osilator.
5. Conversion (Konversi)
Salah satu hal yang menarik dalam Elektronika adalah kemampuan
beberapa jenis komponen Elektronika yang dapat mengkonversikan
dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya. [1]

2.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronik yang didesain untuk menahan arus
listrikdengan memproduksi penurunan tegangan diantara kedua salurannya sesuai
dengan arus yang mengalirinya.Resistor digunakan sebagai bagian elektronik dan
sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Karakteristik utama dari resisitor adalah resistansinya dan daya listrik
yang dapat diboroskan. Berikut adalah jenis-jenis dari resistor:

 Resistor Arang (Carbon resistor)


Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat
dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini
merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual
belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas
daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3
Watt.

Gambar 1. Resistor Arang (Carbon resistor)

 Resistor Oksidasi Logam (Metal film resistor)


Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal
film merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama oksida logam
yang memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat
ditemui dengan nilai toleransi 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal
film ini mirip dengan resistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin
warna yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti
resistor karbon, resistor metal film ini juga diproduksi dalam beberapa
kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film
ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri
dan perangkat militer.

Gambar 2. Resistor Oksidasi Logam (Metal film resistor)

2.3 Kapasitor
Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang
dipisahkan oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang
umum dikenal misalnya udara vakum, keramik, gelas dan lain-lain. Jika
kedua ujung plat metal diberi tegangan listrik, maka muatan-muatan
positif akan mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada ujung metal
yang satu lagi. Muatan positif tidak dapat mengalir menuju ujung kutub
negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung kutub
positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini tersimpan selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung
kakinya. Di alam bebas, phenomena kapasitor ini terjadi pada saat
terkumpulnya muatan-muatan positif dan negatif di awan.

2.4 Transistor
Transistor komponen semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, di mana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Gambar 3. Transistor

2.5 Catu Daya / Power Supply


Catu Daya atau sering disebut dengan Power Supply sebuah piranti
yang berguna sebagai sumber listrik untuk piranti lain. Pada dasarnya Catu
Daya bukanlah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik saja, namun
ada beberapa Catu Daya yang menghasilkan energi mekanik, dan energi
yang lain. Daya untuk menjalankan peralatan elektronik dapat diperoleh
dari berbagai sumber

Gambar 4. Catu Daya/Power Supply

2.6 Buzzer
Buzzer sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer
hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri
arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke
dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya,
karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik. [2]
Gambar 5. Buzzer

2.7 Bread Board


BreadBoard sering disebut dengan project board merupakan dasar
konstruksi sebuah sirkuit elektronik yang merupakan bagian prototype dari
suatu rangkaian elektronik yang belum disolder sehingga masih dapat
diubah skema atau penggantian komponen.

 Jenis – Jenis BreadBoard


Ditentukan berdasarkan banyak lubang yang terdapat pada papan itu,
misal breadboard 400 lubang, 170 lubang dan lain sebagainya.
 Cara Penggunaan BreadBoard
Pahami terlebih dahulu jalur – jalur yang saling terhubung antara satu
lubang dengan lainnya.

2.8 Light Emitting Diode (LED)


LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya.
LED juga merupakan produk temuan lain setelah diode, strukturnya sama
dengan diode, namun akhir-akhir ini telah ditemukan bahwa electron yang
menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas
dan energi cahaya. LED fibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan
cahaya, dengan menggunakan dopin gallium, arsenic dan phosporus sesuai
warna cahaya yang akan dihasilkan [3]

2.9 Hukum-Hukum Rangkaian


Berikut ini merupakan hukum-hukum dasar yang di gunakan dalam
rangkaian listrik:

A. Hukum Ohm
Salah satu hukum Fisika yang mungkin paling dikenal oleh para
Mahasiswa adalah hukum Ohm. Hukum ini ditemukan pada tahun
1827 oleh George Ohm, seorang Fisikawan Jerman yang hidup pada
tahun 1787 – 1854 [4], yang menghubungkan antara beda potensial
listrik, kuat arus listrik dan hambatan listrik. Hukum Ohm berbunyi:
” Untuk suatu konduktor logam pada temperature konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial antara dua titik dari
konduktor dengan arus listrik adalah konstan. “

Konstanta ini disebut hambatan listrik. Secara matematik, hukum


Ohm dapat ditulis:

Beda Potensial Listrik R


𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = atau R =
Arus Listrik I

Jika hubungan ini digrafikkan, maka akan terlihat seperti Gambar (7)
di bawah ini. Grafik yang sesuai dengan hukum Ohm disebut grafik
Ohmik, sedangkan yang tidak sesuai dengan hukum Ohm disebut non
Ohmik.
I
Non Ohmik

Ohmik

Slope= 1/R

Gambar 6. Kurva I-V untuk Hambatan

B. Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff terdiri dari dua persamaan yang membahas tentang
kekekalan muatan dan energi dalam rangkaian listrik, dan pertama
dijabarkan pada tahun 1845 oleh Gustav Kirchhoff [5], Hukum Kirchhoff
terbagi menjadi dua macam, yaitu Kirchhoff Current Law atau KCL dan
Kirchhoff Voltage Law atau KVL.

 Kirchoff Current Law


Hukum ini berbunyi :

“Jumlah secara aljabar arus listrik pada suatu titik cabang sama
dengan nol”.
Secara ringkas:

∑ 𝐼𝑖 = 0 ∑𝑉=0

∑ Ii = 0

Yang dimaksud titik cabang adalah pertemuan antara 3 penghantar atau


lebih, yang biasanya ditandai dengan bulatan berwarna hitam.
Penerapan KCL pada Gambar (8) didapatkan:

I1 + I2 – I3 – I4 – I5= 0

Pada persamaan arus listrik yang masuk titik cabang ditandai positif
dan yang meninggalkan titik cabang ditandai negatif.

 KVL (Kirchoff Voltage Law)


Hukum Kirchhoff tentang tegangan didasarkan pada hukum kekekalan
energi. Ketika muatan listrik q berpindah dari potensial tinggi ke
potensial rendah, di mana beda potensialnya ∆V, maka energi muatan
itu akan turun sebesar q∆V. Hukum tegangan Kirchoff berbunyi:

“Jumlah secara aljabar tegangan listrik dalam suatu rangkaian


tertutup adalah nol”

Secara ringkas dapat ditulis:

∑𝑉=0
∑ vi = 0

Yang dimaksud rangkaian tertutup adalah suatu rangkaian yang terdiri


dari sumber tegangan dan beban yang dihubungkan dengan suatu
penghantar, sehingga menghasilkan arus listrik. Sedangkan
penjumlahan secara aljabar bermakna bahwa tegangan listrik dapat
bertanda positif atau negatif bergantung cara memasangnnya. Sebagai
contoh, tinjau rangkaian pada Gambar (9) di bawah ini:

v1 I
v2 R vR
v3

Gambar 7. Rangkaian Listrik Sederhana

Perhatikan arah anak panah pada masing-masing besaran. Penerapan


dari KVL menghasilkan persamaan:

v1 – v2 + v3 –IR = 0

Tegangan yang timbul pada hambatan R ditentukan dengan hukum


Ohm, vR = IR. Arah sumber tegangan yang searah dengan arah arus
yang dihasilkannya ditandai positif (sebagai sumber). Sedangkan arah
tegangan yang timbul pada beban (hambatan) selalu berlawanan dengan
arah arus (sebagai pemakai). Oleh karena itu tegangan yang timbul
pada hambatan R diberi tanda negatif, yang disebut sebagai tegangan
jatuh (∆V = - IR).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum Teknik Instrumentasi, Pengukuran dan Observasi Atmosfer
dan Antariksa, penelitian ini dilakukan pada hari Sabtu, 11 November
2023 pada Jam 16.00-18.00,Di Laboratorium SAP Gedung C Lantai 3
Institut Teknologi Sumatera.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan untuk rangkaian rain drop adalah:

1) Catu daya/ Power supply/ Baterai


2) BreadBroad
3) Kabel Jumper
4) Sensor Hujan/Rain drop
5) Resistor
6) Buzzer
7) Transistor

Alat yang digunakan untuk rangkaian flip flop adalah:

1) Catu daya/Power Supply/Baterai


2) Breadbroad
3) Kabel Jumper
4) Kapasitor
5) Resistor
6) LED warna-warni
7) Transistor

3.3 Langkah Kerja Perakitan Rangkaian RainDrop


3.4 Langkah Kerja Perakitan Rangkaian FlipFlop
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. Sensor Raindrop Kondisi Buzzer Kondisi LED


1 Saat tidak terkena air Tidak Berbunyi Mati/ Tidak Menyala
2 Saat terkena air Berbunyi lebih LED Menyala lebih
dengan rentang nilai kencang terang
resistor 10Ω-20Ω
(10Ω)
3 Saat terkena air Berbunyi LED Menyala terang
dengan rentang nilai besar/kencang
resistor 180Ω -300Ω
(220Ω)
4 Saat terkena air Berbunyi kurang LED Menyala sangat
dengan rentang kencang redup
resistor 9000 Ω-15000

Table 1. Data Percobaan Rangkaian Rain Drop

No Nilai Kapasitor Kondisi Lampu / LED


1 100µF Menyala terang dan pertukaran
LED atau flip lambat (per 2 detik)
2 22µF Menyala terang dan pertukaran
LED atau flip cepat (per 2 detik)
3 470µF Menyala terang dan pertukaran
LED atau flip lambat (per 2.5
detik)
Table 2. Data Percobaan Rangkaian Flip flop

4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu rangkaian Flipflop. Lampu LED yang
digunakan akan bergantung kepada ukuran kapasitor dan resistor rangkaian. Jika
apabila nilai kapasitor yang akan digunakan pada rangkaian diubah ukurannya,
maka kondisi lampu LED yang digunakan akan berkedip sesuai dengan nilai
kapasitor
dan resistornya. Dapat dilihat dalam praktikum yang sudah dilaksanakan,
semakin besar nilai kapasitor yang di gunakan dalam pratikum kali ini maka
lampu akan berkedip secara sangat dengan lambat. Dapat dilihat pada nilai
kapasitor 100µF kondisi pada lampu/LED menyala terang dan pertukaran LED
atau flip lambar (per 2 detik), pada nilai kapasitor 22µF kondisi pada lampu/LED
menyala terang dan pertukaran LED atau flip cepat (per 2 detik), dan pada nilai
kapasitor 470µF kondisi pada lampu/LED menyala terang dan pertukaran LED
atau flip lambat (per 2,5 detik)

Hal ini dapat dilihat sesuai dengan definisi kapasitor yaitu berfungsi sebagai
tempat penyimpan dan pemberian energi listrik yang telah disimpan. Dalam
rangkaian Flipflop sendiri dipasangkan dua buah resistor yang berukuran sama,
saat rangkaian yang telah dibuat dinyalakan maka kapasitor yang mengisi bagian
resistor 1 akan berbanding lusur dengan nilai hambatannya. Sehingga tegangan
yang ada pada resistor 1 akan semakin bertambah dan mengakibatkan lampu LED
dapat menyala. Selanjutnya, apabila tegangan pada resistor 1 mengalami
kekosongan maka kapasitor pada resistor 2 akan melakukan pemasukan sehingga
lampu akan mengalami pergantian menyala ke LED 2. Sistem ini akan
mengalami siklus yang akan berulang, sehingga lampu akan mati dan menyala
secara bergantian. Hal ini dapat dilihat berdasarkan definisi kapasitor yaitu
berfungsi sebagai penyimpan dan pemberian energi listrik yang telah disimpan.

Pada percobaan 2 yaitu rangkaian Raindrop, sensor pada Raindrop merupakan


keluaran dari input yang meruoakan tetesan air yang melalui rangkaian
elektronika sehingga LED dan Buzzer akan teraliri arus listrik sehingga dari
masing-masing LED dan Buzzer akan menyala dan mengeluarkan suara. Prinsip
kerja dari rangkaian Raindrop ini adalah apabila sensor hujan yang sudah
dipasangkan dalam rangkaian yang akan digunakan lalu dihubungkan pada
sumber daya maka sensor tersebut akan mendeteksi hujan dengan mengeluarkan
bunyi terhadap buzzer dan akan menyalakan LED ketika sensor yang digunakan
terkena percikan air. Dapat dilihat pada sensor Raindrop yang tidak terkena air
maka kondisi buzzer tidak berbunyi sedangkan kondisi LED mati/tidak menyala,
pada sensor Raindrop yang terkena air dengan rentang nilai resistor 10Ω-20Ω
kondisi pada buzzer berbunyi lebih kencang dan kondisi LED menyala terang,
pada sensor Raindrop yang terkena air dengan rentang nilai resistor 180Ω-300Ω
maka kondisi buzzer berbunyi besar/kencang, pada sensor Raindrop yang terkena
air dengan rentang nilai 9000Ω-15000Ω kondisi pada buzzer berbunyi kurang
kencang dan kondisi LED menyala sangat redup.

Ketika aliran listrik mengalir masuk ke dalam rangkaian dan melewati resistor,
maka kuat arus yang keluar bergantung terhadap nilai dari resistor yang
digunakan dalam pratikum. Hal ini dikarenakan resistor memiliki suatu fungsi
sebagai penghambat arus dalam sebuah rangkaian [6]. Dapat kita lihat dalam
pengambilan data percobaan pada saat melaksanakan praktikum, semakin besar
nilai hambatan yang digunakan dalam percobaan maka akan semakin kecil pula
kuat arus yang mengalir sehingga mengakibatkan buzzer dan LED yang menyala
semakin lemah atau berbunyi semakin kecil.
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1 Mampu mengenali komponen-komponen dasar elektronika.
2 Mampu dan paham tentang kegunaan komponen dasar elektronika dalam
sistem elektronika.
3 Dapat merangkai komponen dalam rangkaian elektronika.
4 Mampu menganalisis cara kerja komponen dalam sebuah rangkaian
elektronika

5.2 Saran
1 Perawatan komponen-komponen elektronika yang digunakan agar tetap
berfungsi dengan baik sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan
data.
2 Penjelasan lebih lanjut tentang bagaimana cara menghubungkan
komponen-komponen di breadboard dan cara menghubungkan dengan
kabel jumper pada setiap komponen.
DAFTAR PUSTAKA

[1] https://teknikelektronika.com/pengertian-elektronika-electronics-definisi-
elektronika/.

[2] J. E. Istiyanto, Pengantar Elektronika &


Instrumentasi ,PenerbitAndi, Jogyakarta., 2013.

[3] Elkompedia, Pengertian Arus, Tegangan, Hambatan, dan Daya, 2018.

[4] L. A. A. Warnes, Electronic and Electrical Engineering: Priciples and


Practice, London, Macmillan Press, Ltd, 1994.

[5] F. E. J. Alonso F., Hukum_sirkuit_Kirchhoff, 2010.

[6] C. S. K. B. Pranata, Elektronika Dasar 1, Malang: Program Studi Pendidikan


Fisika, Universitas Kanjuruhan Malang, 2018.
LAMPIRAN

Gambar Rangkaian Flipflop

Gambar Rangkaian Raindrop

Anda mungkin juga menyukai