Tanggal Revisi
Tanggal Terima
RANGKAIAN LISTRIK
Disusun Oleh:
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK
Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat
mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron inilah
yang kita kenal sebagai listrik. Hambatan listrik suatu penghantar atau suatu peranti
listrik didefinisikan sebagai rasio beda potensial yang dipasang pada ujung-ujung
penghantar atau peranti listrik itu dengan kuat arus yang mengalir melalui
penghantar atau peranti listrik itu. Terdapat dua tipe rangkaian, yaitu rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Rangkaian seri dan paralel dapat dikombinasikan sehingga
menjadi rangkaian kombinasi atau gabungan. Pengukuran dalam rangkaian listrik
ini yaitu menguji Hukum Ohm dengan menggunakan hambatan dan beberapa
komponen elektronik, menguji kebenaran rumus tegangan dan arus listrik untuk
rangkaian seri dan paralel pada hambatan-hambatan listrik, menguji Hukum
Kirchoff pada resistor baik terhubung seri maupun paralel, dan memahami cara
kerja osiloskop serta dapat menggambar bentuk gelombang tegangan dan beban
yang ditampilkan melalui osiloskop. Banyak peralatan elektronik yang
menggunakan listrik searah (DC) seperti baterai kering, baterai basah, sel surya,
adaptor atau power supply, dan termoelemen. Prosedur praktikum rangkaian listrik
terdapat tiga percobaan yaitu, menguji hukum ohm, menguji kebenaran rumus seri
dan pararel, menguji hukum kirchoff I dan II, dan memahami penggunaan
osiloskop. Dari tiga percobaan tersebut rangkaian yang terdiri dari resistor atau
komponen elektronika dan dihubungkan dengan catu daya, lalu diuji menggunakan
multimeter dan osiloskop. Hasil uji menggunakan multimeter menghasilkan kuat
arus yang berbeda pada setiap resistor dan rangkaian yang berbeda dan hasil uji
menggunakan osiloskop menghasilkan gelombang tegangan sumber dan beban.
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
2.6 Rangkaian Seri dan Paralel .................... Error! Bookmark not defined.
ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
vi
1
BAB I
PENDAHULUAN
Terdapat dua tipe rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Komponen-komponen yang berada di dalam alat listrik saling terhubung sehingga
membentuk sebuah rangkaian listrik. Pada saat terhubung inilah terjadi aliran listrik
dari sumber listrik di sepanjang penghantar. Pada ujung-ujung penghantar harus
terdapat perbedaan potensial agar arus listrik dapat mengalir pada penghantar. Kuat
arus listrik yang melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
yang melewati penampang penghantar itu tiap satuan waktu. Dalam rangkaian
listrik tentunya terdapat hambatan, tegangan, dan arus. Hubungan antara hambatan,
tegangan, dan arus telah diselidiki oleh Georg Ohm yang menghasilkan hukum
Ohm. Untuk menganalisis rangkaian listrik seri dan paralel, prinsip yang perlu
dipahami adalah kaidah kirchoff yang terbagi menjadi hukum kirchoff I dan II.
Dengan begitu, kita sebagai mahasiswa perlu melakukan praktikum pengujian
hukum ohm serta hukum kirchoff I dan II agar dapat memahami konsep hukum
tersebut bukan hanya secara teori. Selain itu, penggunaan osiloskop juga diperlukan
untuk mendapatkan gelombang tegangan sumber dan beban. Kita perlu memahami
listrik arus searah (DC) mengingat banyaknya penggunaan arus listrik searh (DC)
dalam kehidupan seperti baterai kering, baterai basah, sel surya, adaptor atau power
supply, dan termoelemen.
Batasan masalah pada praktikum rangkaian listrik terdapat variabel terikat dan
variabel bebas. Pada percobaan A, variabel terikatnya adalah nilai kuat arus dan
variabel bebasnya adalah beda potensial atau tegangan yang disuply oleh catu daya.
Pada percobaan B, variabel terikatnya adalah tegangan dan kuat arusnya dan
variabel bebasnya adalah hambatannya. Pada percobaan C, variabel terikatnya
adalah gelombang sumber dan beban dan variabel bebasnya adalah tegangannya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai
dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.
Pada aliran air, alirannya mirip dengan aliran listrik pada penghantar. Arus
listrik akan mengalir pada suatu penghantar jika ada perbedaan tekanan listrik pada
kedua ujung penghantar tersebut.tekanan listrik ini disebut potensial listrik. Beda
potensial listrik disebut pula sebagai beda tegangan listrik. Beda potensial listrik
biasanya dilambangakan dengan V dengan satuan volt atau yang disingkat v. untuk
mengukur beda tegangan secara langsung, digunakan alat yang disebut voltmeter.
Makin tinggi perbedaan potensial antara ujung-ujung penghantar, maka makin
deras aliran listrik yang mengalir melaluinya. Derasnya aliran listrik disebut kuat
arus arus listrik. Kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar
didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melewati penampang
penghantar itu tiap satu satuan waktu.kuat arus listrik biasanya dilambangkan
dengan I dan diberi satuan ampere atau A. Kuat arus listrik dapat diukur langsung
dengan menggunakan alat ukur yang dikenal sebagai amperemeter atau ammeter.
5
arus DC yang berasal dari sumber energi alam yang terbarukan adalah
sel/panel surya, yang memanfaatkan cahaya matarahari dalam
penggunaannya. Penggunaan arus DC yang paling sering dijumpai adalah
aki mobil, yang menjadi sumber energi listrik bagi perangkat elektronik di
dalam mobil seperti lampu mobil, tape, pemantik rokok dan lain sebagainya.
Secara teori, arus DC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan energi
potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih
rendah. Karakteristik arus DC antara lain: 1). Nilai arus listriknya selalu
tetap atau konstan terhadap perubahan waktu; 2). Polaritasnya selalu tetap
pada masingmasing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs
t (waktu) maupun V (tegangan) vs t (waktu) mendatar, di mana nilai V
maupun I selalu tetap terhadap perubahan waktu. Dan praktikum kali ini
menggunakan arus DC.
potensial lebih rendah dan dikatakan memiliki polaritas negatif atau disebut kutub
negatif.
Sumber tegangan yang memiliki polaritas tetap disebut tegangan DC atau
sumber tegangan searah. Contohnya adalah baterai dan aki. Ada pula sumber
tegangan yang memiliki polaritas yang berubah-ubah secara periodic. Sumber
tegang yang seperti ini disebut sumber tegangan AC atau sumber tegangan bolak
balik. Contohnya adalah sumber tegangan listrik di perumahan (PLN). Arus yang
mengalir melalui peranti yang dihubungkan dengan sumber bolak balik pun akang
mengalir secara bolak balik.
1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif
elemen/komponen
tersebut.
Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dan hambatan dapat ditulis :
V = I.R………………………………..………………………………………….2.2
Keterangan :
V = Beda potensial (Volt)
I = Arus listrik (Amepere)
R = Hambatan (Ohm)
Perlu ditekankan di sini bahwa hukum ohm tidak berlaku untuk setiap peranti
atau komponen listrik. Ada peranti yang tunduk pada hukum ohm, ada pula yang
tidak. Penghantar adalah contoh komponen yang memenuhi hukum ohm,
sedangkan diode adalah contoh komponen listrik yang tidak tunduk pada hukum
ohm. Selain perantinya, hambatan pada rangkaian listrik juga berpengaruh pada
kuat arus seperti ohmik dan non-ohmik.
Komponen ohmik adalah hambatan yang resistansinya tetap seperti resistor dan
lampu. Sehingga,karena resistansinya konstan maka semakin besar beda potensial,
semakin besar juga arusnya. Sedangkan pada komponen non-ohmik seperti PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NCT (Negative Temperature Coefficient)
yang nilai resistansinya sesuai dengan suhunya. Semakin besar suhu PTC maka
semakin besar pula resistansinya yang mengakibatkan semakin kecil arus yang
mengalir di peranti. Semakin besar suhu NCT maka semakin kecil resistansinya
yang mengakibatkan semakin besar arus yang mengalir pada peranti. Dengan
demikian arus listrik dengan komponen non-ohmik tidak hanya terpengaruh oleh
beda potensialnya, tetapi juga dengan suhu PTC dan NCT.
2.5 Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff dapat digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian yang
kompleks. Hukum ini merupakan salah satu teori elektronika untuk menganalisis
lebih lanjut tentang rangkaian elektronika. Loop merupakan suatu rangkaian atau
suatu jalan konduksi yang tertutup. Titik-titik cabang dalam jaringan (rangkaian)
merupakan tempat bertemunya beberapa konduktor.
Arus listrik yang telah dipelajari, mengalir bagaikan aliran dari dataran
tinggi ke dataran rendah atau arus listrik itu merupakan aliran arus dari potensial
11
tinggi disebut kutub positif melalui kabel (rangkaian luar) menuju potensial rendah
disebut kutub negatif.
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika
melalui percabangan, Arus listrik akan terbagi pada setiap percabangan dan
besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Jika hambatan
pada cabang tersebut besar, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut
mengecil.
Pada rangkaian listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang
bercabang-cabang. Untuk menghitung besaran arus listrik yang mengalir pada
setiap cabang, seorang ahli fisika bernama Gustav Robert Kirchoff (1824-1887)
mengemukakan dua aturan hukum yang digunakan untuk membantu perhitungan
tersebut. Hukum kirchoff pertama disebut hukum titik cabang (KCL = Kirchhoff
Current Law) dan hukum Kirchoff kedua disebut hukum loop (KVL = Kirchhoff
Voltage Law). Suatu titik cabang dalam suatu rangkaian adalah tempat bertemunya
beberapa buah konduktor. Sebuah loop adalah jalan konduksi yang tertutup.
2.5.1 Hukum Kirchoff I
Pertama, kita membahas tentang hukum Kirchoff I. Hukum ini
merupakan hukum kekekalan muatan lisrik yang ada pada sistem tertutup
adalah tetap. Secara sederhana, hukum Kirchoff I menyatakan bahwa, ”jumlah
arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus yang keluar dari
titik tersebut.” Secara matematis dapat ditulis menjadi:
∑ 𝐼 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟……………………………….…………………..2.3
2.5.2 Hukum Kirchoff II
Jika potensial listrik boleh diandaikan ketinggian suatu tempat, kaidah
kirchoff dapat diumpamakan sebagai orang yang melakukan perjalanan
sepanjang jalan melingkar di pegunungan. Dalam perjalanan tersebut, ia akan
melalui jalan yang naik turun. Namun, ketika ia kembali tempat semulamia akan
kembali ke ketinggian yang sama. Artinya, perubahan ketinggian total selama
perjalanan itu nol. Kaidah kirchoff II berhubungan dengan tegangan yang
berbunyi “Jumlah aljabar semua perubahan potensial yang dijumpai sepanjang
penelusuran sebuah loop harus nol.”
12
BAB III
METODE PERCOBAAN
Mulai
Mengulang langkah-langkah
dengan mengganti resistor dengan
lampu, ptc, dan ntc
14
Data pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Mengulangi langkah-langah
tersebut dengan tegangan yang
berbeda ,sesuai dengan blanko
Mengulangi langkah-langah
tersebut dengan tegangan yang
berbeda ,sesuai dengan blanko
Data pengamatan
Pembahasan
Literatur
16
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kirchoff II, rangkaian listrik disusun secara seri yang sesuai
pada blanko percobaan dengan menggunakan 3 resistor. Besar resistansi setiap
resistor adalah 50Ω, 100Ω, dan 150Ω. Tegangan DC dari catu daya dialirkan pada
rangkaian seri ini. Untuk membuktikan hukum kirchoff II, tegangan pada catu daya
diubah sebanyak 2 kali yaitu 6volt dan 12volt. Pengukuran tegangan pada setiap
resistor dilakukan sebanyak untuk setiap tegangan dari catu daya yang berbeda.
Untuk mengetahui apakah rangkaian ini sesuai dengan hukum kirchoff II adalah
dengan cara menambahkan hasil pengukuran tegangan pada hambatan/resistor, jika
hasilnya sama dengan tegangan yang diberikan catu daya, maka rangkaian tersebut
sesuai dengan hukum kirchoff II. Jika hasil total tegangan beban tidak sama dengan
23
tegangan sumber, maka terdapat kesalahan pada saat praktikum. Berdasarkan data
hasil percobaan, nilai total tegangan beban tidak sesuai (melebihi) nilai tegangan
sumber.
ohm atau yang disebut komponen non-ohmik. Hal ini disebabkan PTC yang nilai
resistensinya berubah-ubah sesuai suhunya. Pada rangkaian PTC, semakin besar
suhu PTC maka semakin besar juga nilai resistansinya sehingga menyebabkan nilai
arus yang semakin kecil. Berdasarka hukum kirchoff I ini membahasa tentang arus
yang masuk ke titik percabangan sama dengan arus yang keluar dari titik
percabangan. Dengan percobaan ini kita dapat membuktikan bahwa arus total yang
terdapat pada rangkaian paralel sesuai dengan jumlah total besar arus setiap resistor.
Sedangkan pada hukum kirchoff II membahas tentang tegangan yang diberikan
pada rangkaian seri sama dengan jumlah total besar tegangan setiap resistor. Dan
pada percobaan menggunakan osiloskop kita dapat mengetahui bentuk gelombang
tegangan sumber dan beban/hambatan. Adapun perbedaan hasil pengukuran
dengan perhitungan rumus terjadi karena terdapat kesalahan ketika peraktikum
dilaksanakan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan adalah komponen yang
bermasalah, kabel penghubung yang kendor, praktikan kurang teliti dalam
melakukan percobaan.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil percobaan praktikum rangkaian listrik dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hukum ohm menyatakan bahwa “ Kuat arus yang melewati suatu peranti
selalu berbanding lurus dengan beda potensialnya. “ Pada rangkaian listrik
untuk menguji hukum ohm, tidak semua komponen listrik sesuai dengan
hukum ohm. Hambatan atau komponen listrik yang sesuai dengan hukum
ohm disebut komponen ohmik yaitu resistor, lampu. Dan NTC. Sedangkan
hambatan yang tidak sesuai dengan hukum ohm disebut komponen non-
ohmik yaitu PTC.
2. Hukum kirchoff I menyatakan bahwa ”jumlah arus yang masuk pada sebuah
titik cabang sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut.” Pada
percobaan hukum kirchoff I ini menggunakan rangkaian paralel dengan 3
resistor, masing-masing resistor memiliki resistansi sebesar 50Ω, 100Ω, dan
150Ω. Dengan melakukan pengukuran besar arus dengan menggunakan
multimeter menunjukkan bahwa besar arus awal (sebelum masuk titik
percabangan) sama dengan besar arus akhir (setelah keluar titik
percabangan). Namun, berdasarkan data percobaan besar arus awal tidak
sama dengan besar arus akhir.
3. Hukum kirchoff II menyatakan bahwa “Jumlah aljabar semua perubahan
potensial yang dijumpai sepanjang penelusuran sebuah loop harus nol.”
Artinya, tegangan sumber yang diberikan pada sebuah rangkaian listrik
sama dengan jumlah total besar tegangan pada setiap tegangan. Dalam data
percobaan tegangan sumber pada rangkaian adalah 6volt. Tegangan
beban/hambatan 𝑅1 adalah 2,09volt, 𝑅2 1,06volt, dan 𝑅3 3,13 volt. Jika
tegangan beban dijumlahkan hasilnya harus sama dengan tegangan sumber.
26
Jika hasil total tegangan beban tidak sama dengan tegangan sumber,
terdapat kesalahan pada saat praktikum. Namun, berdasarkan data
percobaan besar tegangan sumber tidak sama dengan total tegangan beban.
5.2 Saran
Saran yang bisa saya berikan setelah melaksanakan percobaan ini adalah:
1. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa setiap tahunnya melaksanakan
praktikum fisika terapan secara offline. Namun, untuk tahun 2020 ini
praktikum dilaksanakan secara online dikarenakan COVID 19.
2. Dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk berkumpul ini,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah mengambil langkah yang baik,
khususnya pada Fakultas Teknik. Tetapi untuk kedepannya saya berharap
agar dapat segera melaksanakan praktikum secara offline.
3. Lebih teliti lagi dalam membaca skala alat ukur.
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
29
Lampiran A. Perhitungan
1. Percobaan A
Berikut adalah hasil perhitungan besar arus dari data menggunakan
persamaan ohm :
Resistor 100 Ω
- Kuat Arus (I) Perhitungan
𝑉1 2
a. 𝐼1 = = 100 = 0,02A
𝑅
0,02−0,01
% Error = | | x 100% = 50%
0,02
𝑉2 4
b. 𝐼2 = = 100 = 0,04A
𝑅
0,04−0,03
% Error = | | x 100% = 25%
0,04
𝑉3 6
c. 𝐼3 = = 100 = 0,06A
𝑅
0,06−0,05
% Error = | | x 100% = 16,7%
0,06
𝑉4 8
d. 𝐼4 = = 100 = 0,08A
𝑅
0,08−0,07
% Error = | | x 100% = 12,5%
0,08
𝑉5 10
e. 𝐼5 = = 100 = 0,1A
𝑅
0,1−0,09
% Error = | | x 100% = 10%
0,1
𝑉6 12
f. 𝐼6 = = 100 = 0,12A
𝑅
0,12−0,11
% Error = | | x 100% = 8,3%
0,12
200−100
% Error = | | x 100% = 50%
200
𝑉 4
b. 𝑅2 = 𝐼2 = 0,03 = 133,3 Ω
2
30
133,3−100
% Error = | | x 100% = 24,9%
133,3
𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,05 = 120 Ω
3
120−100
% Error = | | x 100% = 16,6%
120
𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,07 = 114,2 Ω
4
114,2−100
% Error = | | x 100% = 12,4%
114,2
𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,09 = 111,1 Ω
5
111,1−100
% Error = | | x 100% = 9,9%
111,1
𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,11 = 109 Ω
6
109−100
% Error = | | x 100% = 8,2%
109
Lampu
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,09 = 22,2 Ω
1
𝑉 4
b. 𝑅2 = 𝐼2 = 0,12 = 33,3 Ω
2
𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,15 = 40 Ω
3
𝑉4 8
d. 𝑅4 = = = 44,4 Ω
𝐼4 0,18
𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,20 = 50 Ω
5
𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,22 = 54,5 Ω
6
PTC
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,08 = 25 Ω
1
𝑉2 4
b. 𝑅2 = 𝐼 = 0,17 = 23,5 Ω
2
𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,28 = 21,4 Ω
3
31
𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,25 = 32 Ω
4
𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,20 = 50 Ω
5
𝑉6 12
f. 𝑅6 = 𝐼 = 0,18 = 66,7 Ω
6
NTC
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,03 = 66,7 Ω
1
𝑉2 4
b. 𝑅2 = 𝐼 = 0,08 = 50 Ω
2
𝑉3 6
c. 𝑅3 = 𝐼 = 0,13 = 46,1 Ω
3
𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,19 = 42,1 Ω
4
𝑉5 10
e. 𝑅5 = = = 32,2 Ω
𝐼5 0,31
𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,52 = 23 Ω
6
2. Percobaan B
Berikut adalah hasil perhitungan besar arus dari data menggunakan
persamaan kirchoff I :
1. Untuk tegangan 6Volt
𝑉
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
6 6
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 1 1 = 0,036 = 0,22A
+ +
50 100 150
𝑅2 𝑅3
a. 𝐼𝑅1 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3
100.150
𝐼𝑅1 = 50.100+50.150+100.150 . 0,22
15000
𝐼𝑅1 = 5000+7500+15000 .0,22
15000
𝐼𝑅1 = 27500 .0,22
𝑅1 𝑅3
b. 𝐼𝑅2 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3
50.150
𝐼𝑅2 = 50.100+50.150+100.150 .0,22
7500
𝐼𝑅2 = 5000+7500+15000 .0,22
7500
𝐼𝑅2 = 27500 .0,22
12 12
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 1 1 = 0,036 = 0,44A
+ +
50 100 150
𝑅2 𝑅3
a. 𝐼𝑅1 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3
100.150
𝐼𝑅1 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
15000
𝐼𝑅1 = 5000+7500+15000 . 0,44
15000
𝐼𝑅1 = 27500. 0,44
50.150
𝐼𝑅2 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
33
7500
𝐼𝑅2 = 5000+7500+15000 . 0,44
7500
𝐼𝑅2 = 27500. 0,44
100.50
𝐼𝑅3 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
5000
𝐼𝑅3 = . 0,44
5000+7500+15000
5000
𝐼𝑅3 = 27500. 0,44
50
𝑉𝑅1 = 50 +100+150. 6
50
𝑉𝑅1 = 300. 6
𝑉𝑅1 = 0,17.6
𝑉𝑅1 = 1,02V
2,09−1,02
% Error = | | x 100% = 104,9%
1,02
𝑅2
b. 𝑉𝑅2 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3
100
𝑉𝑅2 = 50+100+150. 6
100
𝑉𝑅2 = 300.6
𝑉𝑅2 = 2V
1,06 −2
% Error = | | x 100%= 47%
2
34
𝑅3
c. 𝑉𝑅3 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3
150
𝑉𝑅3 = 50+100+150. 6
150
𝑉𝑅3 = 300. 6
𝑉𝑅3 = 0,5.6
𝑉𝑅3 = 3V
3,13 −3
% Error = | | x 100% = 4,3%
3
50
𝑉𝑅1 = 50+100+150. 12
50
𝑉𝑅1 = 300. 12
𝑉𝑅1 = 0,17.12
𝑉𝑅1 = 2V
4,13−2
% Error = | |x 100 % = 106,5%
2
𝑅2
b. 𝑉𝑅2 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3
100
𝑉𝑅2 = 50+100+150. 12
100
𝑉𝑅2 = 300. 12
𝑉𝑅2 = 4V
2,09−4
% Error = | | x 100% = 47,7%
4
𝑅3
c. 𝑉𝑅3 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3
150
𝑉𝑅3 = . 12
50+100+150
150
𝑉𝑅3 = 300.12
𝑉𝑅3 = 6V
6,03 −6
% Error = | | x 100% = 0,5%
6
35
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
36
1. Percobaan A
a. Apa saja penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab :
Manfaat hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
menentukan besarnya arus yang mengalir, tegangan yang perlu
diberikan, atau resistansi yang perlu dipasang pada suatu alat elektronik.
Contoh aplikasinya adalah mengubah level panas setrikaan, mengubah
level kecepatan kipas angin, dan mengubah terang/redupnya lampu.
b. Sebuah kawat panjang 10 meter dengan diameter 2 mm dan hambatan
jenisnya 2,14.10−6 ohmmeter. Hambatan kawat tersebut adalah?
Diketahui :
L = 10 m
A = 2 𝑚𝑚2 = 2. 10−6
ρ = 2,14. 10−6 Ωm
Ditanya : R… ?
Jawab :
𝜌𝐿
R= 𝐴
2,14 𝑥 10−6.10
R= 2 𝑥 10−6
21,4
R= 2
R = 10,7Ω
c. Diketahui nilai tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 volt dan nilai
arus yang terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai
resistansinya?
Diketahui :
V = 24 V
I = 10mA = 10. 10−3 A
Ditanya : R…?
Jawab :
V = I.R
𝑉
R= 𝐼
37
24
R = 10−2
R = 24 x 102
R = 2400Ω
2. Percobaan B
a. Perhatikan gambar percabangan arus listrik dibawah ini!
Jika diketahui ε1 = 18 V; ε2 = 7 V; ε3 = 12 V; R1 = 24 Ω; R2 = 5 Ω;
dan R3 = 7 Ω. Maka besar kuat arus lisrik total Itotal adalah...
Diketahui :
𝜀1 = 18V
𝜀2 = 7V
𝜀3 = 12V
𝑅1 = 24Ω
𝑅2 = 5Ω
𝑅3 = 7Ω
39
Ditanya : 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 …?
Jawab :
a. Loop I
𝜀1 + I ( 𝑅1 + 𝑅2 ) = 0
-18 + 24 I + 5 𝐼1 = 0
24 I + 5 𝐼1 = 18
Karena I = 𝐼1 + 𝐼2 , Maka..
24 ( 𝐼1 + 𝐼2 ) + 5 𝐼1 = 18
24 𝐼1 + 24 𝐼2 + 5 𝐼1 = 18
29 𝐼1 + 24 𝐼2 = 18…. (i)
b. Loop II
𝜀2 + 𝜀3 + I ( 𝑅2 + 𝑅3 ) = 0
7 + 12 - 5 𝐼1 + 7 𝐼2 = 0
-5 𝐼1 + 7 𝐼2 = -19…(ii)
Lalu menggunakan eliminasi :
29 𝐼1 + 24 𝐼2 = 18 (x7) 203 𝐼1 + 168 𝐼2 = 126
-5 𝐼1 + 7 𝐼2 = -19 (24) -120 𝐼1 + 168 𝐼2 = -456
323 𝐼1 = 582
𝐼1 = 1,8A
Kemudian, substitusikan hasil :
7 𝐼2 = -19 + 5 𝐼1
7 𝐼2 = -19 + 5 (1,8)
7 𝐼2 = -19 + 10
−9
𝐼2 = = -1,3A ( tanda (-) hanya menentukan arah )
7
Jadi, 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,8 + 1,3
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3,1A
40
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
41
LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BLANGKO PERCOBAAN
RANGKAIAN LISTRIK
DATA PRAKTIKAN
NAMA Shofi Rochmania Heryanti
NIM / GRUP 3336200100 / F3
JURUSAN Teknik Sipil
REKAN Effranch dan Indardi
TGL. PERCOBAAN 12 November 2020
Tegangan pada R1
Tegangan pada R2
Tegangan pada R3