Anda di halaman 1dari 52

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

RANGKAIAN LISTRIK

Disusun Oleh:

Nama Praktikan : Shofi Rochmania Heryanti


NIM : 3336200100
Jurusan : Teknik Sipil
Grup : F3
Rekan : Effranch dan Indardi
Tgl. Percobaan : 12 November 2020
Asisten : Niko Arfana Usti

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020

Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK

Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat
mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron inilah
yang kita kenal sebagai listrik. Hambatan listrik suatu penghantar atau suatu peranti
listrik didefinisikan sebagai rasio beda potensial yang dipasang pada ujung-ujung
penghantar atau peranti listrik itu dengan kuat arus yang mengalir melalui
penghantar atau peranti listrik itu. Terdapat dua tipe rangkaian, yaitu rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Rangkaian seri dan paralel dapat dikombinasikan sehingga
menjadi rangkaian kombinasi atau gabungan. Pengukuran dalam rangkaian listrik
ini yaitu menguji Hukum Ohm dengan menggunakan hambatan dan beberapa
komponen elektronik, menguji kebenaran rumus tegangan dan arus listrik untuk
rangkaian seri dan paralel pada hambatan-hambatan listrik, menguji Hukum
Kirchoff pada resistor baik terhubung seri maupun paralel, dan memahami cara
kerja osiloskop serta dapat menggambar bentuk gelombang tegangan dan beban
yang ditampilkan melalui osiloskop. Banyak peralatan elektronik yang
menggunakan listrik searah (DC) seperti baterai kering, baterai basah, sel surya,
adaptor atau power supply, dan termoelemen. Prosedur praktikum rangkaian listrik
terdapat tiga percobaan yaitu, menguji hukum ohm, menguji kebenaran rumus seri
dan pararel, menguji hukum kirchoff I dan II, dan memahami penggunaan
osiloskop. Dari tiga percobaan tersebut rangkaian yang terdiri dari resistor atau
komponen elektronika dan dihubungkan dengan catu daya, lalu diuji menggunakan
multimeter dan osiloskop. Hasil uji menggunakan multimeter menghasilkan kuat
arus yang berbeda pada setiap resistor dan rangkaian yang berbeda dan hasil uji
menggunakan osiloskop menghasilkan gelombang tegangan sumber dan beban.

Kata kunci : Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I dan II, Osiloskop

i
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ............................................................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan Percobaan .................................................................................. 1

1.3 Batasan Masalah .................................................................................... 2

BAB II TINJAU PUSTAKA

2.1 Arus Listrik ........................................................................................... 4

2.2 Sumber Tegangan Listrik ....................... Error! Bookmark not defined.

2.3 Energi .................................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Hukum Ohm .......................................... Error! Bookmark not defined.

2.5 Hukum Kirchoff .................................... Error! Bookmark not defined.

2.6 Rangkaian Seri dan Paralel .................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir ....................................................................................... 13

3.2 Prosedur Percobaan ............................................................................. 16

3.3 Alat-Alat yang Digunakan ................................................................... 18

ii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan ................................................................................... 19

5.2 Pembahasan .......................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 25

5.2 Saran .................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERHITUNGAN ..................................................................... 28

LAMPIRAN B JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ........... 35

LAMPIRAN C GAMBAR ALAT DAN BAHAN............................................. 40

LAMPIRAN D BLANKO PERCOBAAN ........................................................ 43

iii
DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 4.1 Percobaan Hukum Ohm…………………………...…………..………19

Tabel 4.2 Percobaan Hukum Kirchoff………………………………….....……..19

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 2.1 Arus AC………………………………………..….…….…………....5


Gambar 2.2 Arus DC…………………………………………..…………………..6
Gambar 2.3 Beda potensial antara 2 terminal………………………….….………..7
Gambar 2.4 Arus positif meninggalkan terminal positif……………….………......8
Gambar 2.5 Arus positif menuju terminal positif……………….…………………8
Gambar 2.6 Rangkaian Seri……………………………….……………….……..12
Gambar 2.7 Rangkaian Paralel…………………………….………….………….12
Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Hukum Ohm………………….…..…….....14
Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan Hukum Kirchoff…………………………..16
Gambar 3.3 Rangkaian Hukum Ohm……………………………………………..16
Gambar 3.4 Rangkaian Hukum I Kirchoff……………………..……..…………..17
Gambar 3.5 Rangkaian Hukum II Kirchoff…………...……………….………….17
Gambar 3.6 Pembangkitan Menggunakan Osiloskop…………….…….………..18
Gambar 4.1 Tegangan pada Sumber…………………….……….………………20
Gambar 4.2 Tegangan pada R1………………………….……………………….20
Gambar 4.3 Tegangan pada R2………………………………….……………….20
Gambar 4.4 Tegangan pada R3………………………..………………………….21
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Tegangan dengan Arus…………………..………22

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A. Perhitungan ...................................................................................... 28


Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus ........................................... 35
Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan ...........................................................40
Lampiran D. Blanko Percobaan ............................................................................ 43

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terdapat dua tipe rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Komponen-komponen yang berada di dalam alat listrik saling terhubung sehingga
membentuk sebuah rangkaian listrik. Pada saat terhubung inilah terjadi aliran listrik
dari sumber listrik di sepanjang penghantar. Pada ujung-ujung penghantar harus
terdapat perbedaan potensial agar arus listrik dapat mengalir pada penghantar. Kuat
arus listrik yang melalui penghantar didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik
yang melewati penampang penghantar itu tiap satuan waktu. Dalam rangkaian
listrik tentunya terdapat hambatan, tegangan, dan arus. Hubungan antara hambatan,
tegangan, dan arus telah diselidiki oleh Georg Ohm yang menghasilkan hukum
Ohm. Untuk menganalisis rangkaian listrik seri dan paralel, prinsip yang perlu
dipahami adalah kaidah kirchoff yang terbagi menjadi hukum kirchoff I dan II.
Dengan begitu, kita sebagai mahasiswa perlu melakukan praktikum pengujian
hukum ohm serta hukum kirchoff I dan II agar dapat memahami konsep hukum
tersebut bukan hanya secara teori. Selain itu, penggunaan osiloskop juga diperlukan
untuk mendapatkan gelombang tegangan sumber dan beban. Kita perlu memahami
listrik arus searah (DC) mengingat banyaknya penggunaan arus listrik searh (DC)
dalam kehidupan seperti baterai kering, baterai basah, sel surya, adaptor atau power
supply, dan termoelemen.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan rangkaian listrik pada praktikum ini adalah :

1. Menguji hukum ohm menggunakan hambatan beberapa komponen


elektonik.
2

2. Menguji kebenaran rumus seri dan parallel dari hambatan-hambatan listrik.


3. Menguji hukum kirchoff pada rangkaian resistor yang terhubung seri dan
paralel.
4. Memahami penggunaan osiloskop serta dapat menggambar bentuk
gelombang tegangan sumber dan beban.
1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada praktikum rangkaian listrik terdapat variabel terikat dan
variabel bebas. Pada percobaan A, variabel terikatnya adalah nilai kuat arus dan
variabel bebasnya adalah beda potensial atau tegangan yang disuply oleh catu daya.
Pada percobaan B, variabel terikatnya adalah tegangan dan kuat arusnya dan
variabel bebasnya adalah hambatannya. Pada percobaan C, variabel terikatnya
adalah gelombang sumber dan beban dan variabel bebasnya adalah tegangannya.
3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron


dapat mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Proses perpindahan elektron
inilah yang kita kenal sebagai listrik. Hambatan listrik suatu penghantar atau suatu
peranti listrik didefinisikan sebagai rasio beda potensial yang dipasang pada ujung-
ujung penghantar atau peranti listrik itu dengan kuat arus yang mengalir melalui
penghantar atau peranti listrik itu. Terdapat dua tipe rangkaian, yaitu rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Rangkaian seri dan paralel dapat dikombinasikan sehingga
menjadi rangkaian kombinasi atau gabungan. Rangkaian Listrik dapat
dikelompokkan kedalam elemen atau komponen aktif dan pasif. Elemen aktif
adalah elemen yang menghasilkan energi dalam hal ini adalah sumber tegangan dan
sumber arus. Elemen lain adalah elemen pasif dimana elemen ini tidak dapat
menghasilkan energi, dapat dikelompokkan menjadi elemen yang hanya dapat
menyerap energi dalam hal ini hanya terdapat pada komponen resistor atau banyak
juga yang menyebutkan tahanan atau hambatan dengan simbol R, dan komponen
pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua yaitu
komponen atau lemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet dalam
hal ini induktor atau sering juga disebut sebagai lilitan, belitan atau kumparan
dengan simbol L, dan komponen pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan
magnet dalam hal ini adalah kapasitor atau sering juga dikatakan dengan
kondensator dengan simbol C.

Rangkaian adalah interkoneksi dari sekumpulan elemen atau komponen


penyusunnya ditambah dengan rangkaian penghubungnya dimana disusun dengan
cara-cara tertentu dan minimal memiliki satu lintasan tertutup. Dengan kata lain
hanya dengan satu lintasan tertutup saja kita dapat menganalisis suatu rangkaian.
4

Yang dimaksud dengan satu lintasan tertutup adalah satu lintasan saat kita mulai
dari titik yang dimaksud akan kembali lagi ketitik tersebut tanpa terputus dan tidak
memandang seberapa jauh atau dekat lintasan yang kita tempuh.

2.1 Arus Listrik

Arus merupakan perubahan kecepatan muatan terhadap waktu atau muatan


yang mengalir dalam satuan waktu dengan simbol i (dari kata Perancis : intensite),
dengan kata lain arus adalah muatan yang bergerak. Selama muatan tersebut
bergerak maka akan muncul arus tetapi ketika muatan tersebut diam maka arus pun
akan hilang. Muatan akan bergerak jika ada energi luar yang memepengaruhinya.
Muatan adalah satuan terkecil dari atom atau sub bagian dari atom. Dimana dalam
teori atom modern menyatakan atom terdiri dari partikel inti (proton bermuatan +
dan neutron bersifat netral) yang dikelilingi oleh muatan elektron (-), normalnya
atom bermuatan netral. Muatan terdiri dari dua jenis yaitu muatan positif dan
muatan negatif. Arah arus searah dengan arah muatan positif (arah arus listrik) atau
berlawanan dengan arah aliran elektron. Suatu partikel dapat menjadi muatan
positif apabila kehilangan elektron dan menjadi muatan negatif apabila menerima
elektron dari partikel lain.

Pada aliran air, alirannya mirip dengan aliran listrik pada penghantar. Arus
listrik akan mengalir pada suatu penghantar jika ada perbedaan tekanan listrik pada
kedua ujung penghantar tersebut.tekanan listrik ini disebut potensial listrik. Beda
potensial listrik disebut pula sebagai beda tegangan listrik. Beda potensial listrik
biasanya dilambangakan dengan V dengan satuan volt atau yang disingkat v. untuk
mengukur beda tegangan secara langsung, digunakan alat yang disebut voltmeter.
Makin tinggi perbedaan potensial antara ujung-ujung penghantar, maka makin
deras aliran listrik yang mengalir melaluinya. Derasnya aliran listrik disebut kuat
arus arus listrik. Kuat arus listrik yang mengalir melalui suatu penghantar
didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melewati penampang
penghantar itu tiap satu satuan waktu.kuat arus listrik biasanya dilambangkan
dengan I dan diberi satuan ampere atau A. Kuat arus listrik dapat diukur langsung
dengan menggunakan alat ukur yang dikenal sebagai amperemeter atau ammeter.
5

Arus terdapat 2 macam, yaitu:

1. Arus bolak-balik (Alternating Current/AC)


Alternating Current atau yang biasa disingkat AC merupakan tipe
arus listrik bolak-balik. Ide mengenai arus AC dikembangkan oleh Nikola
Tesla yang bekerjasama dengan perusahaan Westinghouse dan digunakan
secara komersil pada pertengahan abad 20-an mendatar (singkatan dari
alternating current) atau yang biasa disebut dengan arus bolak balik, adalah
arus listrik yang nilainya berubah-ubah terhadap satuan waktu. Sumber arus
AC yang paling umum adalah berasal dari induksi elektromagnetik yaitu
dari generator AC yang secara eksklusif dioperasikan oleh Perusahaan
Listrik Negara (PLN) ataupun dari generator portabel (genset AC).
Penggunaan arus AC yang paling umum adalah pada rumah tangga, di mana
arus AC dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk menyalakan perangkat-
perangkat elektronik seperti televisi, air conditioner (AC), lampu rumah dan
lain sebagainya.

Gambar 2.1 Arus AC[1]


2. Arus searah (Direct Current/DC)
Direct Current atau yang biasa disingkat DC merupakan tipe arus
listrik searah. Ide mengenai arus DC dikembangkan oleh Thomas Alva
Edison melalui perusahaannya yaitu General Electric dan digunakan secara
komersil pada akhir abad ke-19. Sumber arus DC yang paling umum
digunakan berasal dari proses kimiawi, hasil induksi elektromagnetik dan
bahkan berasal dari sumber energi alam yang terbarukan. Sumber arus DC
yang berasal dari proses kimiawi antara lain baterai (elemen Volta) dan
akumulator (biasa disebut aki). Sumber arus DC yang berasal dari hasil
induksi elektromagnetik antara lain dinamo (generator/motor DC). Sumber
6

arus DC yang berasal dari sumber energi alam yang terbarukan adalah
sel/panel surya, yang memanfaatkan cahaya matarahari dalam
penggunaannya. Penggunaan arus DC yang paling sering dijumpai adalah
aki mobil, yang menjadi sumber energi listrik bagi perangkat elektronik di
dalam mobil seperti lampu mobil, tape, pemantik rokok dan lain sebagainya.
Secara teori, arus DC adalah aliran elektron dari suatu titik dengan energi
potensial listrik yang lebih tinggi ke titik lain dengan energi potensial lebih
rendah. Karakteristik arus DC antara lain: 1). Nilai arus listriknya selalu
tetap atau konstan terhadap perubahan waktu; 2). Polaritasnya selalu tetap
pada masingmasing terminalnya dan 3) Bentuk gelombang baik I (arus) vs
t (waktu) maupun V (tegangan) vs t (waktu) mendatar, di mana nilai V
maupun I selalu tetap terhadap perubahan waktu. Dan praktikum kali ini
menggunakan arus DC.

Gambar 2.2 Arus DC [1]


2.2 Sumber Tegangan Listrik
Tegangan atau seringkali orang menyebut dengan beda potensial dalam bahasa
Inggris voltage adalah kerja yang dilakukan untuk menggerakkan satu muatan
(sebesar satu coulomb) pada elemen atau komponen dari satu terminal/kutub ke
terminal/kutub lainnya, atau pada kedua terminal/kutub akan mempunyai beda
potensial jika kita menggerakkan/memindahkan muatan sebesar satu coulomb dari
satu terminal ke terminal lainnya. Keterkaitan antara kerja yang dilakukan
sebenarnya adalah energi yang dikeluarkan, sehingga pengertian diatas dapat
dipersingkat bahwa tegangan adalah energi per satuan muatan.
Sumber tegangan listrik semacam baterai dan aki dalam rangkaian di
lambangkan dengan simbol . Bagian yang diberi tanda positif berarti bagian
yang memiliki potensiual listrik lebih tinggi dan dikatakan memiliki polaritas
positif atau disebut kutub positif. Sedangkan yang diberi tanda negative memiliki
7

potensial lebih rendah dan dikatakan memiliki polaritas negatif atau disebut kutub
negatif.
Sumber tegangan yang memiliki polaritas tetap disebut tegangan DC atau
sumber tegangan searah. Contohnya adalah baterai dan aki. Ada pula sumber
tegangan yang memiliki polaritas yang berubah-ubah secara periodic. Sumber
tegang yang seperti ini disebut sumber tegangan AC atau sumber tegangan bolak
balik. Contohnya adalah sumber tegangan listrik di perumahan (PLN). Arus yang
mengalir melalui peranti yang dihubungkan dengan sumber bolak balik pun akang
mengalir secara bolak balik.

Gambar 2.3 Beda potensial antara 2 terminal [1]


Maka ada dua istilah yang seringkali dipakai pada Rangkaian Listrik, yaitu:
1. Tegangan turun(voltage drop)
Jika dipandang dari potensial lebih tinggi ke potensial lebih rendah.
2. Tegangan naik(voltage rise)
Jika dipandang dari potensial lebih rendah ke potensial lebih tinggi.
2.3 Energi
Kerja yang dilakukan oleh gaya sebesar satu Newton sejauh satu meter. Jadi
energi adalah sesuatu kerja dimana kita memindahkan sesuatu dengan
mengeluarkan gaya sebesar satu Newton dengan jarak tempuh atau sesuatu tersebut
berpindah dengan selisih jarak satu meter.nPada alam akan berlaku hukum
Kekekalan Energi dimana energi sebetulnya tidak dapat dihasilkan dan tidak dapat
dihilangkan, energi hanya berpindah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Contohnya pada pembangkit listrik, energi dari air yang bergerak akan berpindah
menjadi energi yang menghasilkan energi listrik, energi listrik akan berpindah
menjadi energi cahaya jika anergi listrik tersebut melewati suatu lampu, energi
cahaya akan berpinda menjadi energi panas jika bola lampu tersebut pemakaiannya
lama, demikian seterusnya. Untuk menyatakan apakah energi dikirim atau diserap
tidak hanya polaritas tegangan tetapi arah arus juga berpengaruh.
Elemen/komponen listrik digolongkan menjadi :
8

1. Menyerap energi
Jika arus positif meninggalkan terminal positif menuju terminal
elemen/komponen, atau arus positif menuju terminal positif
elemen/komponen
tersebut.

Gambar 2.4 Arus positif meninggalkan terminal positif[1]


2. Mengirim energi
Jika arus positif masuk terminal positif dari terminal
elemen/komponen, atau arus positif meninggalkan terminal positif
elemen/komponen.

Gambar 2.5 Arus positif menuju terminal positif[1]


Besar energy listrik telah diselidiki oleh James PrescottnJoule. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan, ia menemukan bahwa energi panas yang dihasilkan
energy liatrik berbanding lurus dengan beda potensial, kuat arus, dan lama waktu
mengalir.
Dengan demikian, besar energy listrik dalam suatu rangkaian dapat
dirumuskan sebagai :
W = V.I.t…………………………………………………………………2.1
Keterangan :
9

 W = Energi listrik (Joule)


 V = Beda potensial (Volt)
 I = Kuat arus (Ampere)
 T = Satuan waktu (second)
2.4 Hukum Ohm
Hukum Ohm berbicara mengenai hubungan antara tegangan listrik (V) dan
arus listrik (I). Sebelum memahami hubungan antar kedua besaran fisika tersebut,
perlu pemahaman mengenai definisi arus listrik. Arus listrik merupakan banyaknya
muatan listrik yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik didefinisikan searah
dengan pergerakan muatan positf atau proton. Pada logam bahan konduktor,
muatan yang bergerak sebenarnya muatan negatif atau elektron, sehingga
arah penjalaran arus listrik berlawanan dengan arah pergerakan muatan listrik
(Abdullah, 2017).
Pergerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial, elektron akan
bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa arus lisrtik berpindah dari potensial tinggi (kutub positif) ke potensial rendah
(kutub negatif). Besar arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar sebanding
dengan beda potensial sumber (I ~ V), yang berarti semakin besar sumber
tegangan, semakin besar arus listrik yang mengalir. Kemudahan arus listrik yang
mengalir pada sebuah penghantar bergantung pada jenis penghantar. Kemampuan
penghantar untuk mengalirkan arus listrik disebut dengan konduktivas, lawan dari
resistivitas atau lebih dikenal dengan istilah hambatan (R). Semakin besar
resistrivitas sebuah penghantar, akan semakin sulit arus listrik melewatinya (I ~
1
). Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dam hambatan telah diselidiki
𝑅

oleh Georg Simon Ohm (1787 – 1854). Hasil penyelidikan tersebut


menghasilkan hukum yang menyatakan “ Kuat arus yang melewati suatu peranti
selalu berbanding lurus dengan beda potensialnya. “ Dengan demikian, semakin
besar kuat arusnya maka semakin besar juga beda potensialnya dan semakin besar
kuat arusnya semakin kecil juga hambatannya.
10

Hubungan antara beda potensial, arus listrik, dan hambatan dapat ditulis :
V = I.R………………………………..………………………………………….2.2
Keterangan :
 V = Beda potensial (Volt)
 I = Arus listrik (Amepere)
 R = Hambatan (Ohm)
Perlu ditekankan di sini bahwa hukum ohm tidak berlaku untuk setiap peranti
atau komponen listrik. Ada peranti yang tunduk pada hukum ohm, ada pula yang
tidak. Penghantar adalah contoh komponen yang memenuhi hukum ohm,
sedangkan diode adalah contoh komponen listrik yang tidak tunduk pada hukum
ohm. Selain perantinya, hambatan pada rangkaian listrik juga berpengaruh pada
kuat arus seperti ohmik dan non-ohmik.
Komponen ohmik adalah hambatan yang resistansinya tetap seperti resistor dan
lampu. Sehingga,karena resistansinya konstan maka semakin besar beda potensial,
semakin besar juga arusnya. Sedangkan pada komponen non-ohmik seperti PTC
(Positive Temperature Coefficient) dan NCT (Negative Temperature Coefficient)
yang nilai resistansinya sesuai dengan suhunya. Semakin besar suhu PTC maka
semakin besar pula resistansinya yang mengakibatkan semakin kecil arus yang
mengalir di peranti. Semakin besar suhu NCT maka semakin kecil resistansinya
yang mengakibatkan semakin besar arus yang mengalir pada peranti. Dengan
demikian arus listrik dengan komponen non-ohmik tidak hanya terpengaruh oleh
beda potensialnya, tetapi juga dengan suhu PTC dan NCT.
2.5 Hukum Kirchoff
Hukum Kirchoff dapat digunakan untuk menganalisis suatu rangkaian yang
kompleks. Hukum ini merupakan salah satu teori elektronika untuk menganalisis
lebih lanjut tentang rangkaian elektronika. Loop merupakan suatu rangkaian atau
suatu jalan konduksi yang tertutup. Titik-titik cabang dalam jaringan (rangkaian)
merupakan tempat bertemunya beberapa konduktor.
Arus listrik yang telah dipelajari, mengalir bagaikan aliran dari dataran
tinggi ke dataran rendah atau arus listrik itu merupakan aliran arus dari potensial
11

tinggi disebut kutub positif melalui kabel (rangkaian luar) menuju potensial rendah
disebut kutub negatif.
Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami cabang-cabang. Ketika
melalui percabangan, Arus listrik akan terbagi pada setiap percabangan dan
besarnya tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Jika hambatan
pada cabang tersebut besar, maka arus listrik yang melalui cabang tersebut
mengecil.
Pada rangkaian listrik, kita dapat menemukan rangkaian listrik yang
bercabang-cabang. Untuk menghitung besaran arus listrik yang mengalir pada
setiap cabang, seorang ahli fisika bernama Gustav Robert Kirchoff (1824-1887)
mengemukakan dua aturan hukum yang digunakan untuk membantu perhitungan
tersebut. Hukum kirchoff pertama disebut hukum titik cabang (KCL = Kirchhoff
Current Law) dan hukum Kirchoff kedua disebut hukum loop (KVL = Kirchhoff
Voltage Law). Suatu titik cabang dalam suatu rangkaian adalah tempat bertemunya
beberapa buah konduktor. Sebuah loop adalah jalan konduksi yang tertutup.
2.5.1 Hukum Kirchoff I
Pertama, kita membahas tentang hukum Kirchoff I. Hukum ini
merupakan hukum kekekalan muatan lisrik yang ada pada sistem tertutup
adalah tetap. Secara sederhana, hukum Kirchoff I menyatakan bahwa, ”jumlah
arus yang masuk pada sebuah titik cabang sama dengan arus yang keluar dari
titik tersebut.” Secara matematis dapat ditulis menjadi:
∑ 𝐼 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟……………………………….…………………..2.3
2.5.2 Hukum Kirchoff II
Jika potensial listrik boleh diandaikan ketinggian suatu tempat, kaidah
kirchoff dapat diumpamakan sebagai orang yang melakukan perjalanan
sepanjang jalan melingkar di pegunungan. Dalam perjalanan tersebut, ia akan
melalui jalan yang naik turun. Namun, ketika ia kembali tempat semulamia akan
kembali ke ketinggian yang sama. Artinya, perubahan ketinggian total selama
perjalanan itu nol. Kaidah kirchoff II berhubungan dengan tegangan yang
berbunyi “Jumlah aljabar semua perubahan potensial yang dijumpai sepanjang
penelusuran sebuah loop harus nol.”
12

Secara matematis dapat dituliskan sebagai :


∑ 𝐸 + ∑ 𝐼𝑅 =
0………………..……………………….………………….…2.4
2.6 Rangkaian Listrik Seri dan Paralel
2.6.1 Rangkaian Seri

Gambar 2.6 Rangkaian Seri [1]


Pada resistor hubungan seri arus ( I ) yang mengalir pada setiap
elemen sama besarnya. Secara matematis :
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 = 𝐼2 = 𝐼3 = …𝐼𝑛 ………...…..…………………………………..2.5
Dengan tegangan yang berbeda, secara matematis :
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 + 𝑉2 + 𝑉3 + …𝑉𝑛 ……......……………..……………...……….2.6
2.6.2 Rangkaian Paralel

Gambar 2.7 Rangkaian Paralel [1]


Pada resistor hubungan paralel tegangan ( V ) pada setiap elemen
sama besarnya. Secara matematis :
𝑉𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑉1 = 𝑉2 = 𝑉3 = …𝑉𝑛 ……….………………..…………...……..…2.7
Dengan arus yang berbeda, secara matematis :
𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2 + 𝐼3 + … 𝐼𝑛 …………….……………………...…………..2.8
13

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir


Diagram alir praktikum rangkaian listrik ini dapat dilihat pada Gambar 3.1
dan Gambar 3.2

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Merangkai rangkaian percobaan


sesuai pada modul

Menyalakan catu daya dan


menaikkan tegangan pada catu
daya, kemudian mengamati nilai
yang ditampilkan oleh multimeter

Menaikkan tegangan sesuai dengan


blanko percobaan dan mengamati
nilai arus seirig pertambahan
tegangan

Mencatat nilai arus dan tegangan


pada blanko di kolom resistor

Mengulang langkah-langkah
dengan mengganti resistor dengan
lampu, ptc, dan ntc
14

Data pengamatan

Literatur

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Hukum Ohm

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Melakukan percobaan hukum


kirchoff I

Merangkai 3 Resistor secara


paralel yang terhubung dengan
sumber tegangan DC

Menyalakan catu daya dan


mengubah tegangan sesuai nilai
yang ditentukan pada blanko
15

Mengukur arus yang mengalir pada


tiap-tiap resistor menggunakan
multimeter

Mengulangi langkah-langah
tersebut dengan tegangan yang
berbeda ,sesuai dengan blanko

Melakukan percobaan hukum


kirchoff II

Merangkai 3 Resistor secara seri


yang terhubung dengan sumber
tegangan DC

Menyalakan catu daya dan


mengubah tegangan sesuai nilai
yang ditentukan pada blanko

Mengukur tegangan pada tiap


resistor menggunakan multimeter

Mengulangi langkah-langah
tersebut dengan tegangan yang
berbeda ,sesuai dengan blanko

Data pengamatan

Pembahasan

Literatur
16

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.2 Diagram Alir Percobaan Hukum Kirchoff


3.2 Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan rangkaian listrik pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :
3.2.1 Hukum Ohm
1. Disusun rangkaian seperti yang terlihat pada Gambar 3.2 dibawah
ini

Gambar 3.3 Rangkaian Hukum Ohm [3]


Dimana:
A = Amperemeter DC
Kx = Komponen yang akan ditentukan hambatannya
2. Diatur posisi output, set komponen elektronik sehingga Kx =
Resistor.
3. Diatur posisi saklar pada catu daya DC sehingga keluarannya adalah
0 Volt.
4. Ditutup switch S , kemudian atur keluaran catu daya sehingga lebih
besar dari 0 Volt.
5. Dikedudukan amperemeter (I) dan kedudukan voltmeter (V) yang
ditentukan oleh asisten dicatat oleh peserta praktikum.
6. Dipercobaan ini diulang beberapa kali (minimum 5 kali) untuk
harga-harga I dan tegangan V yang berbeda.
7. Dilangkah 1 sampai 5 diulang untuk Kx = NTC.
17

8. Dilangkah 1 sampai 5 diulang untuk Kx = PTC .


9. Dilangkah 1 sampai 5 diulang untuk Kx = Lampu.
3.2.2 Hukum I Kirchoff

1. Disusun rangkaian seperti yang terlihat pada Gambar 3.3, dimana


nilai dari R1, R2, dan R3 berturut-turut sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan
150 Ω.

Gambar 3.4 Rangkaian Hukum I Kirchoff[3]


2. Disambungan catu daya DC ke jala-jala listrik PLN dan nyalakan.
3. Dipilih harga tegangan DC dengan cara memutar selektor pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
4. Diukur besar arus yang melewati masing-masing resistor
menggunakan Amperemeter (A) yang terpasang seri pada tiap
resitor, lalu catat hasilnya pada blangko percobaan.
5. Diulang percobaan ini dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.
3.2.3 Hukum II Kirchoff

Gambar 3.5 Rangkaian Hukum II Kirchoff[3]


1. Rangkaian disusun seperti yang terlihat pada Gambar 3.4, dimana
nilai dari 𝑅1 , 𝑅2 , dan 𝑅3 berturut-turut sebesar 50 Ω, 100 Ω, dan 150
Ω.
2. Sambungkan catu daya DC ke jala-jala listrik PLN dan nyalakan.
3. Harga tegangan DC dipilih dengan cara memutar selektor pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
18

4. Besar tegangan yang pada masing-masing resistor diukur


menggunakan Voltmeter (V) yang terpasang paralel pada tiap
resitor, lalu catat hasilnya pada blangko percobaan.
5. Percobaan ini diulang dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.
3.2.4 Pembangkitan Gelombang Menggunakan Osiloskop

Gambar 3.6 Pembangkitan Menggunakan Osiloskop[3]


1. Disusun rangkain seperti pada percobaan Hukum II Kirchoff dengan
tegangan sumber yang telah ditetapkan.
2. Dinyalakan osiloskop, Kemudian ambil dan sambungkan ujung dari
kabel probe dengan channel 1 pada osiloskop.
3. Diatur kemudian Volt/Div sebesar 5 Volt/Div.
4. Untuk mengukur tegangan yang akan terbaca dengan osiloskop
kabel probe dihubungkan dengan secara paralel pada tiap resistor
dan tegangan resitor.
5. Diamati entuk gelombang yang tertampil pada layar osiloskop.
3.3 Alat-Alat yang Digunakan
Alat-alat yang digunakan pada praktikum percobaan rangkaian listrik
adalah sebagai berikut :
1. Multimeter 1 set.
2. Catu Daya DC (0-12 V, 3 A) 1 buah
3. Komponen elektronik Resistor 3 buah
4. Komponen elektronik NTC 1 buah
5. Komponen elektronik PTC 1 buah
6. Komponen elektronik Lampu 1 buah
7. Kabel-kabel penghubung 1 set
19

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Dari percobaan A, B dan C kita mendapatkan data hasil dari perhitungan


multimeter dan osiloskop, sebagai berikut pada tabel 4.1, tabel 4.2, dan gambar
percobaaan.

4.1.1 Percobaan A. Hukum Ohm


Tabel 4.1 Percobaan Hukum Ohm

Perc. Kx = Resistor 100 Ω Kx = Lampu


ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,01 2 0,09
2 4 0,03 4 0,12
3 6 0,05 6 0,15
4 8 0,07 8 0,18
5 10 0,09 10 0,20
6 12 0,11 12 0,22

Perc. Kx = PTC Kx = NTC


ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,08 2 0,03
2 4 0,17 4 0,08
3 6 0,28 6 0,13
4 8 0,25 8 0,19
5 10 0,20 10 0,31
6 12 0,18 12 0,52

4.1.2 Percobaan B. Hukum Kirchoff

Tabel 4.2 Percobaan Hukum Kirchoff

Kirchoff Voltage Law Kirchoff Current Law


Perc.
Vs VR1 VR2 VR3 Vs IR1 IR2 IR3
ke-
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (A) (A) (A)
20

1 6 2,09 1,06 3,13 6 0,06 0,14 0,04


2 12 4,13 2,09 6,03 12 0,12 0,28 0,07

4.1.3 Percobaan C. Bentuk Gelombang dari Osiloskop

Gambar 4.1 Tegangan pada Sumber

Gambar 4.2 Tegangan pada R1

Gambar 4.3Tegangan pada R2


21

Gambar 4.4 Tegangan pada R3

4.2 Pembahasan

Pada percobaan A, yaitu percobaan menguji hukum ohm menggunakan


komponen elektronik. Komponen elektronik yang dipakai pada percobaan pertama
adalah resistor, lampu, PTC, dan NCT. Dengan perlakuan tegangan yang berbeda-
beda pada rangkaian listrik, sehingga menghasilkan nilai arus listrik yang berbeda
pula. Sesuai dengan bunyi hukum ohm yang menyatakan bahwa arus listrik
berbanding lurus dengan beda potensialnya atau tegangan dan berbanding terbalik
dengan hambatannya.

Pada percobaan A ini rangkaian listrik menggunakan resistor 100 Ω, lampu,


PTC, dan NTC yang disusun sesuai dengan blanko percobaan. Dengan tegangan
DC dari catu daya yang dialirkan pada rangkaian ini. Tegangan dimulai sebesar
2volt, lalu dihitung besar arusnya dengan multimeter. Kemudian dilanjutkan
dengan tegangan 4 volt, 6 volt, 8 volt, 10 volt, dan 12 volt. Setelah pengukuran arus
listrik dan mencatatnya pada blanko, kita bisa melihat apakah hukum ohm berlaku
pada resistor. Berdasarkan data yang kita dapatkan dari percobaan, semakin besar
tegangan yang diberikan pada rangkaian maka semakin besar pula nilai arus
listriknya. Kecuali pada data komponen elektronik PTC. Namun, data hasil
pengukuran dari multimeter berbeda dengan hasil perhitungan menggunakan
rumus.
22

Gambar 4.5 Grafik Hubungan Tegangan dengan Arus


Pada percobaan hukum kirchoff I, rangkaian listrik disusun secara paralel
dengan 3 resistor, sesuai pada blanko percobaaan. Resistansi pada resistor pertama
adalah 50Ω, resistor ke-2 100Ω, dan resistor ke-3 150Ω. Setelah rangkaian sudah
dirangkai, tegangan DC diberikan oleh catu daya. Untuk menguji hukum kirchoff
I, tegangan yang diberikan pun berbeda yaitu 6volt dan 12volt. Pada setiap tegangan
yang diberikan, pengukuran besar arus dilakukan pada resistor disetiap titik-titik
percabangan yang berbeda. Setelah pengukuran dan mendapatkan data kita dapat
mengetahui apakah rangkaian ini sesuai dengan hukum kirchoff I dengan cara
mencari I total dari tegangan dan hambatan total. Jika besar I total sama dengan
pertambahan arus pada setiap resistor, maka hukum kirchoff I berlaku pada
rangkaian. Berdasarkan data dari hasil percobaan, rangkaian ini tidak sesuai dengan
hukum kirchoff I. maka terdapat kesalahan pada saat praktikum.

Pada percobaan kirchoff II, rangkaian listrik disusun secara seri yang sesuai
pada blanko percobaan dengan menggunakan 3 resistor. Besar resistansi setiap
resistor adalah 50Ω, 100Ω, dan 150Ω. Tegangan DC dari catu daya dialirkan pada
rangkaian seri ini. Untuk membuktikan hukum kirchoff II, tegangan pada catu daya
diubah sebanyak 2 kali yaitu 6volt dan 12volt. Pengukuran tegangan pada setiap
resistor dilakukan sebanyak untuk setiap tegangan dari catu daya yang berbeda.
Untuk mengetahui apakah rangkaian ini sesuai dengan hukum kirchoff II adalah
dengan cara menambahkan hasil pengukuran tegangan pada hambatan/resistor, jika
hasilnya sama dengan tegangan yang diberikan catu daya, maka rangkaian tersebut
sesuai dengan hukum kirchoff II. Jika hasil total tegangan beban tidak sama dengan
23

tegangan sumber, maka terdapat kesalahan pada saat praktikum. Berdasarkan data
hasil percobaan, nilai total tegangan beban tidak sesuai (melebihi) nilai tegangan
sumber.

Pada percobaan C yaitu menggunakan osiloskop untuk mengetahui


gelombang tegangan sumber dan beban/hambatan. Rangkaian yang digunakan
sama seperti rangkaian hukum kirchoff II yang disusun secara seri sesuai dengan
blanko percobaan. Setelah menyalakan osiloskop, ujung kabel probe dihubungkan
dengan channel 1 pada osiloskop. Kemuadian, atur Volt/Div sebesar 5Volt/Div, ini
menunjukkan bahwa setiap kotak yang terdapat pada layar osiloskop bernilai 5volt
dan dalam setiap kotak terdapat 5 titik sehingga setiap titik bernilai 1volt. Untuk
mengentahui gelombang tegangan, kabel probe dihubungan secara seri dengan
sumber tegangan dan resistor. Setelah dihubungkan, layar osiloskop akan
menunjukkan gelombang tegangan. Dengan adanya gelombang tegangan, kita bisa
mendapatkan nilai tegangan pada setiap resistor.
Pada percobaan C yaitu menggunakan osiloskop untuk mengetahui
gelombang tegangan sumber dan beban/hambatan. Rangkaian yang digunakan
sama seperti rangkaian hukum kirchoff II yang disusun secara seri sesuai dengan
blanko percobaan. Setelah menyalakan osiloskop, ujung kabel probe dihubungkan
dengan channel 1 pada osiloskop. Kemuadian, atur Volt/Div sebesar 5Volt/Div, ini
menunjukkan bahwa setiap kotak yang terdapat pada layar osiloskop bernilai 5volt
dan dalam setiap kotak terdapat 5 titik sehingga setiap titik bernilai 1volt. Untuk
mengentahui gelombang tegangan, kabel probe dihubungan secara seri dengan
sumber tegangan dan resistor. Setelah dihubungkan, layar osiloskop akan
menunjukkan gelombang tegangan. Dengan adanya gelombang tegangan, kita bisa
mendapatkan nilai tegangan pada setiap resistor.
Berdasarkan percobaan rangkaian listrik yang menguji hukum ohm,
didapatkan bahwa resistor 100 Ω, lampu, dan NTC sesuai dengan hukum ohm. Hal
ini disebabkan resistor dan lampu nilai resistansinya konstan sehingga nilai arus
listrik yang semakin besar berbanding lurus dengan tegangannya/beda
potensialnya. Dapat dikatakan bahwa, resistor dan lampu adalah komponen
eleketornik yang bersifat ohmik. Sedangkan pada PTC tidak sesuai dengan hukum
24

ohm atau yang disebut komponen non-ohmik. Hal ini disebabkan PTC yang nilai
resistensinya berubah-ubah sesuai suhunya. Pada rangkaian PTC, semakin besar
suhu PTC maka semakin besar juga nilai resistansinya sehingga menyebabkan nilai
arus yang semakin kecil. Berdasarka hukum kirchoff I ini membahasa tentang arus
yang masuk ke titik percabangan sama dengan arus yang keluar dari titik
percabangan. Dengan percobaan ini kita dapat membuktikan bahwa arus total yang
terdapat pada rangkaian paralel sesuai dengan jumlah total besar arus setiap resistor.
Sedangkan pada hukum kirchoff II membahas tentang tegangan yang diberikan
pada rangkaian seri sama dengan jumlah total besar tegangan setiap resistor. Dan
pada percobaan menggunakan osiloskop kita dapat mengetahui bentuk gelombang
tegangan sumber dan beban/hambatan. Adapun perbedaan hasil pengukuran
dengan perhitungan rumus terjadi karena terdapat kesalahan ketika peraktikum
dilaksanakan.
Beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan adalah komponen yang
bermasalah, kabel penghubung yang kendor, praktikan kurang teliti dalam
melakukan percobaan.
25

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarakan hasil percobaan praktikum rangkaian listrik dapat
disimpulkan bahwa :

1. Hukum ohm menyatakan bahwa “ Kuat arus yang melewati suatu peranti
selalu berbanding lurus dengan beda potensialnya. “ Pada rangkaian listrik
untuk menguji hukum ohm, tidak semua komponen listrik sesuai dengan
hukum ohm. Hambatan atau komponen listrik yang sesuai dengan hukum
ohm disebut komponen ohmik yaitu resistor, lampu. Dan NTC. Sedangkan
hambatan yang tidak sesuai dengan hukum ohm disebut komponen non-
ohmik yaitu PTC.
2. Hukum kirchoff I menyatakan bahwa ”jumlah arus yang masuk pada sebuah
titik cabang sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut.” Pada
percobaan hukum kirchoff I ini menggunakan rangkaian paralel dengan 3
resistor, masing-masing resistor memiliki resistansi sebesar 50Ω, 100Ω, dan
150Ω. Dengan melakukan pengukuran besar arus dengan menggunakan
multimeter menunjukkan bahwa besar arus awal (sebelum masuk titik
percabangan) sama dengan besar arus akhir (setelah keluar titik
percabangan). Namun, berdasarkan data percobaan besar arus awal tidak
sama dengan besar arus akhir.
3. Hukum kirchoff II menyatakan bahwa “Jumlah aljabar semua perubahan
potensial yang dijumpai sepanjang penelusuran sebuah loop harus nol.”
Artinya, tegangan sumber yang diberikan pada sebuah rangkaian listrik
sama dengan jumlah total besar tegangan pada setiap tegangan. Dalam data
percobaan tegangan sumber pada rangkaian adalah 6volt. Tegangan
beban/hambatan 𝑅1 adalah 2,09volt, 𝑅2 1,06volt, dan 𝑅3 3,13 volt. Jika
tegangan beban dijumlahkan hasilnya harus sama dengan tegangan sumber.
26

Jika hasil total tegangan beban tidak sama dengan tegangan sumber,
terdapat kesalahan pada saat praktikum. Namun, berdasarkan data
percobaan besar tegangan sumber tidak sama dengan total tegangan beban.

4. Penggunaan osiloskop pada rangkaian seri menunjukkan gambar


gelombang tegangan sumber dan gelombang tegangan beban. Pada
percobaan menggunakan 5Volt/Div yang artinya setiap kotak memiliki nilai
5volt. Gambar gelombang tegangan sumber menunjukkan nilai 12volt, pada
gambar tegangan beban 𝑅1 menunjukkan nilai 4volt, 𝑅2 2volt, dan 𝑅3 6volt.

5.2 Saran
Saran yang bisa saya berikan setelah melaksanakan percobaan ini adalah:
1. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa setiap tahunnya melaksanakan
praktikum fisika terapan secara offline. Namun, untuk tahun 2020 ini
praktikum dilaksanakan secara online dikarenakan COVID 19.
2. Dengan keadaan yang tidak memungkinkan untuk berkumpul ini,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah mengambil langkah yang baik,
khususnya pada Fakultas Teknik. Tetapi untuk kedepannya saya berharap
agar dapat segera melaksanakan praktikum secara offline.
3. Lebih teliti lagi dalam membaca skala alat ukur.
27

DAFTAR PUSTAKA

[1] M. Ramdhani. Rangkaian Listrik. Penerbit Erlangga. 2008.


[2] M. Farchani. Kajian Konsep Fisika Kelas XII. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri. 2018.
[3] R. T. Ra, P. Konstruk, dan S. I. Bangun. 1980; volume I: 1-8.
[4] Ibadurrahman. 2020. Rangkaian Listrik.
https://www.studiobelajar.com/rangkaian-listrik/. [17 November 2020]
[5] A. J. B. Siqueira . Journal of Chemical Information and Modeling, 2019.
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.quipper.c
om%2Fid%2Fblog%2Fmapel%2Ffisika%2Fyuk-kenalan-dengan-hukum-
kirchhoff-beserta-contoh-soalnya%2F&psig=AOvVaw0AL9Haqu0r7B-
gOx-
sEVls&ust=1601648404973000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjR
xqFwoTCNjFvtfLk-wCFQAAAAAdAAAAABAX. [17 November 2020]
28

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
29

Lampiran A. Perhitungan
1. Percobaan A
Berikut adalah hasil perhitungan besar arus dari data menggunakan
persamaan ohm :

 Resistor 100 Ω
- Kuat Arus (I) Perhitungan

𝑉1 2
a. 𝐼1 = = 100 = 0,02A
𝑅
0,02−0,01
% Error = | | x 100% = 50%
0,02
𝑉2 4
b. 𝐼2 = = 100 = 0,04A
𝑅

0,04−0,03
% Error = | | x 100% = 25%
0,04
𝑉3 6
c. 𝐼3 = = 100 = 0,06A
𝑅

0,06−0,05
% Error = | | x 100% = 16,7%
0,06
𝑉4 8
d. 𝐼4 = = 100 = 0,08A
𝑅

0,08−0,07
% Error = | | x 100% = 12,5%
0,08
𝑉5 10
e. 𝐼5 = = 100 = 0,1A
𝑅

0,1−0,09
% Error = | | x 100% = 10%
0,1
𝑉6 12
f. 𝐼6 = = 100 = 0,12A
𝑅

0,12−0,11
% Error = | | x 100% = 8,3%
0,12

- Resistor (R) Perhitungan


𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,01 = 200 Ω
1

200−100
% Error = | | x 100% = 50%
200
𝑉 4
b. 𝑅2 = 𝐼2 = 0,03 = 133,3 Ω
2
30

133,3−100
% Error = | | x 100% = 24,9%
133,3
𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,05 = 120 Ω
3

120−100
% Error = | | x 100% = 16,6%
120
𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,07 = 114,2 Ω
4

114,2−100
% Error = | | x 100% = 12,4%
114,2
𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,09 = 111,1 Ω
5

111,1−100
% Error = | | x 100% = 9,9%
111,1
𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,11 = 109 Ω
6

109−100
% Error = | | x 100% = 8,2%
109

 Lampu
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,09 = 22,2 Ω
1

𝑉 4
b. 𝑅2 = 𝐼2 = 0,12 = 33,3 Ω
2

𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,15 = 40 Ω
3

𝑉4 8
d. 𝑅4 = = = 44,4 Ω
𝐼4 0,18
𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,20 = 50 Ω
5

𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,22 = 54,5 Ω
6

 PTC
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,08 = 25 Ω
1

𝑉2 4
b. 𝑅2 = 𝐼 = 0,17 = 23,5 Ω
2

𝑉 6
c. 𝑅3 = 𝐼3 = 0,28 = 21,4 Ω
3
31

𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,25 = 32 Ω
4

𝑉 10
e. 𝑅5 = 𝐼5 = 0,20 = 50 Ω
5

𝑉6 12
f. 𝑅6 = 𝐼 = 0,18 = 66,7 Ω
6

 NTC
Resistor (R) Perhitungan
𝑉 2
a. 𝑅1 = 𝐼1 = 0,03 = 66,7 Ω
1

𝑉2 4
b. 𝑅2 = 𝐼 = 0,08 = 50 Ω
2

𝑉3 6
c. 𝑅3 = 𝐼 = 0,13 = 46,1 Ω
3

𝑉 8
d. 𝑅4 = 𝐼4 = 0,19 = 42,1 Ω
4

𝑉5 10
e. 𝑅5 = = = 32,2 Ω
𝐼5 0,31
𝑉 12
f. 𝑅6 = 𝐼6 = 0,52 = 23 Ω
6

2. Percobaan B
Berikut adalah hasil perhitungan besar arus dari data menggunakan
persamaan kirchoff I :
1. Untuk tegangan 6Volt
𝑉
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

6 6
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 1 1 = 0,036 = 0,22A
+ +
50 100 150

𝑅2 𝑅3
a. 𝐼𝑅1 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3

100.150
𝐼𝑅1 = 50.100+50.150+100.150 . 0,22
15000
𝐼𝑅1 = 5000+7500+15000 .0,22
15000
𝐼𝑅1 = 27500 .0,22

𝐼𝑅1 = 0,54.0,22 = 0,12A


0,06−0,12
% Error = ⌈ ⌉ x 100% = 50%
0,12
32

𝑅1 𝑅3
b. 𝐼𝑅2 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3

50.150
𝐼𝑅2 = 50.100+50.150+100.150 .0,22
7500
𝐼𝑅2 = 5000+7500+15000 .0,22
7500
𝐼𝑅2 = 27500 .0,22

𝐼𝑅2 = 0,27.0,22 = 0,06A


0,14−0,06
% Error = ⌈ ⌉ x 100% = 133,33%
0,06
𝑅2 𝑅1
c. 𝐼𝑅3 = 𝐼
𝑅1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
100.50
𝐼𝑅3 = 50.100+50.150+100.150 .0,22
5000
𝐼𝑅3 = 5000+7500+15000 .0,022
5000
𝐼𝑅3 = .0,22
27500

𝐼𝑅3 = 0,18.0,22 = 0,04A


0,04−0,04
% Error = ⌈ ⌉ x 100% = 0%
0,04

2. Untuk tegangan 12Volt


𝑣
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑅
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙

12 12
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1 1 1 = 0,036 = 0,44A
+ +
50 100 150

𝑅2 𝑅3
a. 𝐼𝑅1 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3

100.150
𝐼𝑅1 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
15000
𝐼𝑅1 = 5000+7500+15000 . 0,44
15000
𝐼𝑅1 = 27500. 0,44

𝐼𝑅1 = 0,54.0,04 = 0,24A


0,12−0,24
%Error = | | x 100% = 50%
0,24
𝑅1 𝑅3
b. 𝐼𝑅2 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3

50.150
𝐼𝑅2 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
33

7500
𝐼𝑅2 = 5000+7500+15000 . 0,44
7500
𝐼𝑅2 = 27500. 0,44

𝐼𝑅2 = 0,27.0,44 = 0,12A


0,28−0,12
% Error = | | x 100% = 133,33%
0,12
𝑅2 𝑅1
c. 𝐼𝑅3 = 𝑅 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 𝑅2 + 𝑅1 𝑅3 + 𝑅2 𝑅3

100.50
𝐼𝑅3 = 50.100+50.150+100.150 . 0,44
5000
𝐼𝑅3 = . 0,44
5000+7500+15000
5000
𝐼𝑅3 = 27500. 0,44

𝐼𝑅3 = 0,18.0,44 = 0,08A


0,07−0,08
% Error = | | x 100% = 12,5%
0,08

Berikut adalah hasil perhitungan besar arus dari data menggunakan


persamaan kirchoff II :
1. Untuk tegangan 6Volt
𝑅1
a. 𝑉𝑅1 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

50
𝑉𝑅1 = 50 +100+150. 6
50
𝑉𝑅1 = 300. 6

𝑉𝑅1 = 0,17.6
𝑉𝑅1 = 1,02V
2,09−1,02
% Error = | | x 100% = 104,9%
1,02
𝑅2
b. 𝑉𝑅2 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

100
𝑉𝑅2 = 50+100+150. 6
100
𝑉𝑅2 = 300.6

𝑉𝑅2 = 2V
1,06 −2
% Error = | | x 100%= 47%
2
34

𝑅3
c. 𝑉𝑅3 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

150
𝑉𝑅3 = 50+100+150. 6
150
𝑉𝑅3 = 300. 6

𝑉𝑅3 = 0,5.6
𝑉𝑅3 = 3V
3,13 −3
% Error = | | x 100% = 4,3%
3

2. Untuk tegangan 12Volt


𝑅1
a. 𝑉𝑅1 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

50
𝑉𝑅1 = 50+100+150. 12
50
𝑉𝑅1 = 300. 12

𝑉𝑅1 = 0,17.12
𝑉𝑅1 = 2V
4,13−2
% Error = | |x 100 % = 106,5%
2
𝑅2
b. 𝑉𝑅2 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

100
𝑉𝑅2 = 50+100+150. 12
100
𝑉𝑅2 = 300. 12

𝑉𝑅2 = 4V
2,09−4
% Error = | | x 100% = 47,7%
4
𝑅3
c. 𝑉𝑅3 = 𝑅 . 𝑉𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
1 + 𝑅2 + 𝑅3

150
𝑉𝑅3 = . 12
50+100+150
150
𝑉𝑅3 = 300.12

𝑉𝑅3 = 6V
6,03 −6
% Error = | | x 100% = 0,5%
6
35

LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
36

1. Percobaan A
a. Apa saja penerapan hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari?
Jawab :
Manfaat hukum Ohm dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
menentukan besarnya arus yang mengalir, tegangan yang perlu
diberikan, atau resistansi yang perlu dipasang pada suatu alat elektronik.
Contoh aplikasinya adalah mengubah level panas setrikaan, mengubah
level kecepatan kipas angin, dan mengubah terang/redupnya lampu.
b. Sebuah kawat panjang 10 meter dengan diameter 2 mm dan hambatan
jenisnya 2,14.10−6 ohmmeter. Hambatan kawat tersebut adalah?
Diketahui :
 L = 10 m
 A = 2 𝑚𝑚2 = 2. 10−6
 ρ = 2,14. 10−6 Ωm
Ditanya : R… ?
Jawab :
𝜌𝐿
R= 𝐴
2,14 𝑥 10−6.10
R= 2 𝑥 10−6
21,4
R= 2

R = 10,7Ω
c. Diketahui nilai tegangan pada suatu rangkaian sebesar 24 volt dan nilai
arus yang terbaca pada amperemeter sebesar 10 mA. Berapakah nilai
resistansinya?
Diketahui :
 V = 24 V
 I = 10mA = 10. 10−3 A
Ditanya : R…?
Jawab :
V = I.R
𝑉
R= 𝐼
37

24
R = 10−2

R = 24 x 102
R = 2400Ω
2. Percobaan B
a. Perhatikan gambar percabangan arus listrik dibawah ini!

Berapa nilai kuat arus lisrik pada cabang 𝐼4 ?


Diketahui :
 𝐼1 = 6A
 𝐼2 = 13A
 𝐼3 = 8A
 𝐼5 = 5A
Ditanya : 𝐼4 …?
Jawab :
∑ 𝐼 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = ∑ 𝐼 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝐼1 + 𝐼3 + 𝐼4 = 𝐼2 + 𝐼5
6A + 8A + 𝐼4 = 13A + 5A
𝐼4 = 18A – 14A
𝐼4 = 4A
b. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini!
38

Tentukan besarnya kuat arus rangkaian tersebut apabila besarnya ε1 =


12 V, ε2 = 6 V, dan R1 = 2 Ω, R2 = 6 Ω, serta R3 = 4 Ω.
Diketahui :
 𝜀1 = 12V
 𝜀2 = 6V
 𝑅1 = 2Ω
 𝑅2 = 6Ω
 𝑅3 = 4Ω
Ditanya : I…?
Jawab :
∑ 𝜀 + ∑ 𝐼.R
- 𝜀1 - 𝜀2 + I ( 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 ) = 0
- 12 – 6 + I ( 2 + 6 + 4 ) = 0
-18 + I 12 = 0
18
I = 12
3
I = 2A = 1,5A

c. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini!

Jika diketahui ε1 = 18 V; ε2 = 7 V; ε3 = 12 V; R1 = 24 Ω; R2 = 5 Ω;
dan R3 = 7 Ω. Maka besar kuat arus lisrik total Itotal adalah...
Diketahui :
 𝜀1 = 18V
 𝜀2 = 7V
 𝜀3 = 12V
 𝑅1 = 24Ω
 𝑅2 = 5Ω
 𝑅3 = 7Ω
39

Ditanya : 𝐼𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 …?
Jawab :
a. Loop I
𝜀1 + I ( 𝑅1 + 𝑅2 ) = 0
-18 + 24 I + 5 𝐼1 = 0
24 I + 5 𝐼1 = 18
Karena I = 𝐼1 + 𝐼2 , Maka..
24 ( 𝐼1 + 𝐼2 ) + 5 𝐼1 = 18
24 𝐼1 + 24 𝐼2 + 5 𝐼1 = 18
29 𝐼1 + 24 𝐼2 = 18…. (i)
b. Loop II
𝜀2 + 𝜀3 + I ( 𝑅2 + 𝑅3 ) = 0
7 + 12 - 5 𝐼1 + 7 𝐼2 = 0
-5 𝐼1 + 7 𝐼2 = -19…(ii)
Lalu menggunakan eliminasi :
29 𝐼1 + 24 𝐼2 = 18 (x7) 203 𝐼1 + 168 𝐼2 = 126
-5 𝐼1 + 7 𝐼2 = -19 (24) -120 𝐼1 + 168 𝐼2 = -456
323 𝐼1 = 582
𝐼1 = 1,8A
Kemudian, substitusikan hasil :
7 𝐼2 = -19 + 5 𝐼1
7 𝐼2 = -19 + 5 (1,8)
7 𝐼2 = -19 + 10
−9
𝐼2 = = -1,3A ( tanda (-) hanya menentukan arah )
7

Jadi, 𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝐼1 + 𝐼2
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 1,8 + 1,3
𝐼𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 = 3,1A
40

LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
41

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Resistor Gambar C.2 Lampu

Gambar C.3 PTC Gambar C.4 NTC

Gambar C.5 Multimeter Gambar C.6 Kabel


Penghubung
42

Gambar C.7 Catu Daya


43

LAMPIRAN D
BLANKO PERCOBAAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN


Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

BLANGKO PERCOBAAN
RANGKAIAN LISTRIK

DATA PRAKTIKAN
NAMA Shofi Rochmania Heryanti
NIM / GRUP 3336200100 / F3
JURUSAN Teknik Sipil
REKAN Effranch dan Indardi
TGL. PERCOBAAN 12 November 2020

PERCOBAAN A. Hukum Ohm


Perc. Kx = Resistor 100 Ω Kx = Lampu
ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,01 2 0,09
2 4 0,03 4 0,12
3 6 0,05 6 0,15
4 8 0,07 8 0,18
5 10 0,09 10 0,20
6 12 0,11 12 0,22

Perc. Kx = PTC Kx = NTC


ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,08 2 0,03
2 4 0,17 4 0,08
3 6 0,28 6 0,13
4 8 0,25 8 0,19
5 10 0,20 10 0,31
6 12 0,18 12 0,52

PERCOBAAN B. Hukum Kirchoff

Kirchoff Voltage Law Kirchoff Current Law


Perc.
Vs VR1 VR2 VR3 Vs IR1 IR2 IR3
ke-
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (A) (A) (A)
1 6 2,09 1,06 3,13 6 0,06 0,14 0,04
2 12 4,13 2,09 6,03 12 0,12 0,28 0,07
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN


Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

Percobaan C. Bentuk Gelombang dari Osiloskop


Tegangan pada Sumber

Tegangan pada R1

Tegangan pada R2

Tegangan pada R3

Suhu ruang awal = 23℃


Suhu ruang akhir = 23℃
Sikap barometer awal = 755mmHg
Sikap barometer akhir = 755mmHg

Anda mungkin juga menyukai