Anda di halaman 1dari 40

Nilai

TanggalRevisi

TanggalTerima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

PANAS JENIS & KALORIMETER

DisusunOleh:

NamaPraktikan : Rudi Pebrian


NIM : 3331200009
Jurusan : Teknik Mesin
Grup : A5
Rekan : Akhmad Ryandeka Efendi
Tgl. Percobaan : 7 oktober, 2020
Asisten : Dandy Indra Gunawan

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020

Jl. JenderalSudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712


Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK
Kalorimeter adalah alat yang sengaja dirancang untuk mengukur kalor. Pada dasarnya
kalorimeter adalah wadah (bejana) dari logam yang di selimuti”atau diberi jaket agar
kalor sukar pindah ke udara di sekitar bejana. Bejana ditutup dengan tutup yang terbuat
dari bahan yang tidak menghantarkan kalor dan kalor jenisnya kecil, sehingga kalor yang
diambilnya dapat diabaikan. Pada tutupnya terdapat lubang untuk memegang
thermometer dan pengaduk. Pengaduk biasanya terbuat dari logam yang sejenis dengan
kalorimeter. Kalor yang diambilnya sering diperhitungkan untuk memperoleh hasil yang
lebih teliti.Bila benda yang suhunya lebih tinggi disentuhkan (atau dicampurkan) dengan
benda yang suhunya lebih rendah, kalor mengalir dari benda yang suhu nya lebih tinggi
ke benda yang suhu nya lebih rendah. Sebelum orang mengetahui bahwa kalor adalah
energi, orang sudah menegtahui bahwa kalor yang diberikan sama dengan kalor yang
diterima. Asas ini pertama kali ditemukan oleh ahli kimia Inggris kelahiran Perancis
bernama Joseph Black (1728-1799). Pada percobaan menentukan kalor jenis benda
dengan menggunakan kalorimeter, kalorimeter diisi air. Benda yang kalor jenisnya
hendak ditentukan dimasukan ke dalam kalorimeter (“dicampurkan” dengan kalorimeter).
Bila benda yang hendak ditentukan kalor jenis itu lebih tinggi suhunya daripada suhu
kalorimeter (+isinya), benda tersebut. memberikan kalor kepada kalorimeter. Akibatnya
suhu kalorimeter beserta isinya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukan ke dalam
kalorimeter turun. Suhu akhir benda dan kalorimeter menjadai sama.

Kata kunci: kalorimeter, kalor


i
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................1
1.3 Batasan Masalah .............................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Kalorimeter .................................................................................2
2.2 Kalor ...............................................................................................3
2.3 Asas black........................................................................................5
2.4 Perpindahan kalor .........................................................................6

BAB III METODE PERCOBAAN


3.1 Diagram Alir Percobaan ...............................................................10
3.2 Prosedur Percobaan .......................................................................12
3.3 Alat yang Digunakan ....................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ............................................................................15
4.2 Pembahasan ...................................................................................17
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................19
5.2 Saran .............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN........................................................................21
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS.............23
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN...............................32

ii
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................35

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1Data hasil percobaan panas jenis dan kalorimeter ...................................15

Tabel 4.2 Ralat langsung panas jenis dan kalorimeter ...........................................16

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan ......................................................................................21

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus ...........................................23

Jawaban Pertanyaan .....................................................................23

Tugas Khusus ..............................................................................27

Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan .........................................................32

Lampiran D. Blanko Percobaan ............................................................................35

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum untuk mendeteksi adanya jalor yang meiliki oleh suatu bendan yaitu
dengan mengukur suhu bendan dengan suatu alat yang dinamakan kalorimeter.
Pertukaran energy kalor merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama
kalorimeter, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pengkuran kalor. Ketika
menerima kalor zat itu akan mengalami kenaaikan suhu hingga tingkat tertentu
sehingga zat tersebut akan mengalami perubahan wujud seperti perubahan
perubahan wujud zat padat menjadi cair. Sebaliknya jika suatu zat mengalami
perubahan wujud dari cair menjadi padat maka zat tersebut akan melepaskan
sejumlah kalor.
Pada kehidupan sehari-hari sering ditemui beberapa kejadian yang melibatkan
perpindahan kalor. Misalnya ketika kita membuat teh atau kopi dengan
menuangkan air panas ke dalam gelas akan terjadi perpindahan kalor sehingga
gelas tersebut menjadi panas. Berdasarkan prinsip perpindahan kalor banyak sekali
bermanfaat dibidang pangan diaplikasikan sebagai pengering suatu makanan
karena dengan pengeringan mikroba akan mati dan tidak tumbuh, dan sebagai
penggoreng bahan makanan.

1.2 Tujuan Percobaan


Adapun Menentukan kalor jenis benda menggunakan kalorimeter.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah terbagi dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel
bebasnya adalah masa dan gaya yang diberikan terhadap benda. Sedangkan
variabel terikatnya adalah besar gaya yang diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kalorimeter

Kalorimeter adalah alat yang sengaja dirancang untuk


mengukur kalor. Pada dasarnya kalorimeter adalah wadah (bejana) dari
logam yang di “selimuti” atau diberi jaket agar kalor sukar pindah ke
udara di sekitar bejana. Bejana ditutup dengan tutup yang terbuat dari
bahan yang tidak menghantarkan kalor dan kalor jenisnya kecil,
sehingga kalor yang diambilnya dapat diabaikan. Pada tutupnya
terdapat lubang untuk memegang thermometer dan pengaduk.
Pengaduk biasanya terbuat dari logam yang sejenis dengan kalorimeter.
Kalor yang diambilnya sering diperhitungkan untuk memperoleh hasil
yang lebih teliti.
Pada percobaan menentukan kalor jenis benda dengan
menggunakan kalorimeter, kalorimeter diisi air. Benda yang kalor
jenisnya hendak ditentukan dimasukan ke dalam kalorimeter
(“dicampurkan” dengan kalorimeter). Bila benda yang hendak
ditentukan kalor jenis itu lebih tinggi suhunya daripada suhu
kalorimeter (+isinya), benda tersebut

memberikan kalor kepada kalorimeter. Akibatnya suhu kalorimeter


beserta isinya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukan ke dalam
kalorimeter turun. Suhu akhir benda dan kalorimeter menjadai sama.
Misalkan massa benda yang hendak ditentukan kalor jenisnya itu

, kalor jenisnya , suhu awalnya . Misalkan massa kalorimeter ,


kalor jenisnya , massa pengaduk , kalor jenis pengaduk , massa
air di dalam kalorimeter , kalor jenisnya . Misalkan suhu awal
kalorimeter dan isinya , dan . Setelah benda dan
kalorimeter dicampurkan, misalkan suhu akhirnya menjadi .
Suhu kalorimeter
beserta isinya naik sebesar . Suhu benda yang hendak

ditentukan kalor jenisnya turun . Jadi kalorimeter beserta


isinya menerima kalor sebesar:
.................. (2.1)

Benda yang kalor jenisnya hendak ditentukan memberikan kalor


sebesar:
........................................ (2.2)

Menurut hukum kekekalan energi (Asas Black) . Jadi:

.......(2.3)

atau

....................................... (2.4)

dapat dihitung jika besaran-besaran lain diketahui atau dapat diukur.

2.2 Kalor
Kalor ialah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda pada
benda lainnya karena terdapat suatu perbedaan suhu. Saat dua benda memiliki
perbedaan suhu dipertemukan maka kalor akan mengalir atau berpindah dari
benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
Contohnya adalah pada saat kita mencampurkan air dingin dengan air panas,maka
kita akan memperoleh air hangat. Banyak yang belum mengetahui perbedaan suhu
dan kalor. Suhu merupakan nilai yang terukur pada termometer, sedangkan kalor
merupakan energi yang mengalir dari suatu benda ke benda lainnya.
Adapun rumus dan satuan kalor yaitu, satuan kalor adalah kalori (kal) atau joule
(J). Kalori yaitu banyaknya kalo yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air
agar suhunya menjadi 1 oC. 1 kalori = 4,2 joule. 1 Joule = 0,24 kalori
Rumus Kalor yaitu:
Q = m . c . ∆T ………………….. (2.5)
Dengan keterangan:
Q  = Kalor (J)
M = Masa benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
∆T= Perubahan suhu (oC)
Kalor dan Perubahan Pada Benda
Kalor bisa mengubah suhu zat
Pada dasarnya, masing-masing benda yang suhunya lebih dari nol mutlak, maka
benda tersebut memiliki kalor. Kandungan ini yang akan menjadi penentu berapa
suhu benda tersebut. Jika benda tersebut dipanaskan, maka benda menerima
tambahan kalor menjadikan suhunya bertambah atau meningkat. Sedangkan jika
benda tersebtu didingingkan, maka benda tersebut melepaskan kalor menjadikan
suhunya menurun.
Kalor bisa mengubah wujud zat
Beberapa benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, maka benda tersebut
akan mengalami perubahan wujud. Contohnya adalah es yang dipanaskan (diberi
kalor) maka es (bentuk padat) tadi akan menjadi cair (bentuk gas), dan apabila
pemanaasan terus dilakukan maka air tadi juga akan berubah menjadi gas. Tititk
dimana zat akan berubah bentuk menjadi zat titik cair atau titik lebur benda.

2.3 Asas black


Asas Black adalah prinsip yang berada dalam ilmu termodimakia telah
dikemukakan oleh seorang ilmuan Fisika Joseph Black. Asas ini menjabarkan
beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Jika dua buah benda yang berbeda yang dalam suhunya dicampurkan, benda yang
panas akan memberi sebuah kalor pada benda yang dingin sehingga suhu tersebut
akhirnya sama.
Jumlah kalor yang diserap benda dingin akan sama pada jumlah kalor yang
dilepas dari benda panas.
Benda yang didinginkan akan melepaskan kalor yang sama besar dengan kalor
yang diserap jika dipanaskan.
Bunyi Asas Black
Bunyi Asas Black, yaitu:
“Pada pencampuran dua zat, banyaknya jumlah kalor yang dilepas zat yang
suhunya lebih tinggi sama dengan banyaknya jumlah kalor yang diterima oleh zat
yang suhunya ialah lebih rendah”
Sejarah Joseph Black (1728 – 1799)
Joseph Black adalah seorang ilmuwan yang berasal dari kota Skotlandia. Dia
menyatakan bahwa es bisa mencair tanpa adanya perubahan suhunya. Hal ini
berarti bahwa es bisa menyerap panas dan memakai energi panas itu untuk
mengubah bentuknya kedalam cairan. Dia juga mengemukakan bahwa kejadian
yang sama akan terjadi ketika air berubah menjadi uap air.
Energi yang telah diserap di sebuah bahan untuk berubah dari benda padat
menjadi cair disebut sebagai kalor laten peleburan, sedangkan jika benda cair
berubah menjadi gas disebut sebagai kalor laten penguapan.
Joseph Black juga telah menyatakan bahwa sejumlah substansi yang berbeda akan
memerlukan sejumlah energi panas yang berbeda pula dalam menentukan
suhunya pada kenaikan yang sama.
Rumus Asas Black
Secara matematis, rumus Asas Black bisa ditulis sebagai berikut:
Qlepas = Qterima ………………………………….. (2.6)
Keterangan:
Qlepas = merupakan jumlah kalor yang dilepaskan oleh suatu zat (Joule)
Qterima = merupakan jumlah kalor yang diterima oleh suatu zat (Joule)
penjabarannya dibawah ini:
(M1 X C1) (T1-Ta) = (M2 X C2) (Ta-T2)
Cara menentukan dengan mudahnya, yaitu:
(M1 X T1 + M2 X T2) / (M1 + M2)
Keterangan:
M1  = massa benda 1 yang memiliki tingkat suhunya tinggi (kg)
M2 = massa benda 2 yang memiliki tingkat suhunya rendah (kg)
C1 = kalor jenis benda 1 (J/kgoC)
C2 = kalor jenis benda 2 (J/kgoC)
T1 = suhu awalnya benda 1 (oC atau K)
T2 = suhu awalnya benda 2 (oC atau K)
Tc = suhu campuran atau suhu akhir (oC atau K)
2.4 Perpindahan kalor

Perpindahan Panas (kalor) yaitu merupakan salah satu dari displinnya ilmu teknik
termal yang juga mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah
panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Konduksi termal merupakan
pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas antara dua
sistem.
Perpindahan Kalor (Panas) yang dapat terbagi atas konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas
atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah.
Benda yang tidak bisa menghantarkan suatu panas yaitu disebut Isolator.

Macam – Macam Perpindahan Panas (Kalor)

Perpindahan Panas (Kalor) juga memiliki macam – macamnya, yaitu antara lain :

1. Konduksi

Konduksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan panas (kalor) tersebut pada suatu zat
tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel – partikelnya.

Contoh Terjadinya Konduksi :

 Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang sedang
dibakar.
 Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
 Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
 Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

2. Konveksi

Konveksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka akan
terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).

Contoh Terjadinya Konveksi :

 Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.


 Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya pada saat dipanaskan.
 Terjadinya angin darat dan angin laut.
 Gerakan balon udara.
 Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi.

3. Radiasi

Radiasi  yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.

Contoh Terjadinya Radiasi :

 Panas matahari sampai ke bumi walau hanya melalui ruang hampa.


 Tubuh terasa hangat pada saat berada di dekat sumber api.
 Menetaskan telur unggas dengan lampu.
 Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

Rumus Perpindahan Panas (Kalor)

Perpindahan Panas(Kalor) jug memiliki rumus – rumusnya, yaitu antara lain :

 Konduksi :

Laju Kalor = Q/t = kA (T2 – T1)/x………………….. (2.7)

 Konveksi :

Laju Kalor = Q/t = hA (T2 – T1)…………………………… (2.8)

 Radiasi :

Laju Kalor = Q/t = σeAT4 ………………………………………… (2.9)


BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan


Dibawah ini merupakan diagram alir percobaan moudulus young yaitu sebagai
berikut.

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Mengenali bahan kalorimeter dan bahan


pengaduk

Mengikat salah satu kubus materi

Menuangkan 200 mL air ke dalam


gelas kimia

Menimbang kalorimeter kosong dan


pengaduknya

Mengisi kalorimeter dengan air sebanyak 125


mL

Memasang kalorimeter dan perlengkapannya


Mencatat hasil suhu awal

Menimbang kubus materi sebanyak 3 kali

Meletakan gelas kimia berisi air 200 mL diatas


pemanas elektrik

Memasukan kubus materi ke dalam gelas


kimia

Memanaskan gelas kima tersebut hingga suhu


90°

Mencatat suhu air di dalam gelas kimia


tersebut

Membuka penutup kalorimeter

Mengaduk kalorimeter sambil mengamati


perubahan suhu

Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Percobaan (panas jenis dan kalorimeter)
3.2 Prosedur percobaan
Berikut ini merupakan prosedur percobaan panas jenis dan kalorimeter
yaitu:
a. Persiapan Alat

1. Siapkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan daftar alat.

2. Kenali bahan kalorimeter dan bahan pengaduk. Jika bahannya


sama, maka kalor jenisnya sama (Caluminium).
3. Ikat salah satu kubus materi, misal balok besi dengan tali nilon.

4. Tuangkan 200 mL air ke dalam gelas kimia.

b. Menentukan Kalor Jenis Kubus Materi

5. Timbang kalorimeter kosong dan pengaduknya sebanyak 3 kali.

6. Isi kalorimeter dengan air sebanyak 125 mL dan timbang


sebanyak 3 kali dan catat massa nya.
7. Pasang kalorimeter dan perlengkapannya. Gunakan termometer
untuk mengukur suhu kalorimeter.
8. Catat hasilnya sebagai suhu awal .

9. Timbang kubus materi sebanyak 3 kali.

10. Letakan gelas kimia berisi 200 mL air diatas pemanas elektrik

11. Masukkan kubus materi ke dalam gelas kimia beserta


termometer dengan menggantungkannya pada statif.
12. Panaskan gelas kimia tersebut hingga suhu 90°C.

13. Catat suhu air di dalam gelas kimia tersebut sebagai suhu awal
benda yang dipanaskan .
14. Buka penutup kalorimeter, dekatkan kalorimeter sedekat
mungkin dengan gelas kimia. Lalu angkat kubus materi dari
dalam gelas kimia dan segera masukkan ke dalam kalorimeter
kemudian tutup kembali dengan rapat.
15. Aduk kalorimeter sambil mengamati perubahan suhu yang
ditunjukan termometer. Catat suhu setiap 15 detik sekali hingga
diperoleh suhu yang konstan atau maksimum. Catat suhu akhir

kalorimeter sebagai .
16. Lakukan langkah serupa dengan diatas untuk menentukan kalor

jenis kubus materi lainnya (misal: kuningan, tembaga, aluminium).

3.3 Alat-alat yang digunakan


Adapun alat-alat percobaan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
 Termometer 2 buah
 Kalorimeter 1 set
 Kubus materi 4 buah
 Gelas kimia 250 mL 2 buah
 Neraca 1 buah
 Pemanas elektrik 1 buah
 Dasar statif 1 buah
 Kaki statif 1 buah
 Batang statif 250 mm 1 buah
 Boss- head 1 buah
 Tali nilon secukupnya
 Stopwatch 1 buah

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan


Berikut ini merupakan data hasil percobaan panas jenis dan kalorimeter yaitu
sebagai berikut.
Tabel 4.1 percobaan pada panas jenis dan kalorimeter
Jenis benda Massa (gr)
Kalorimeter 45,3 45,3 45,3
Pengaduk 15,3 15,3 15,3
Kalorimeter ½ bagian air 178,3 178,3 178,3
Kubus materi 1 (besi) 63,1 63,1 63,1
Kubus materi 2 (kuningan) 67,2 67,2 67,2

Percobaan Tempratur akhir Tempratur akhir C %


(Ta) (Ta) (J/kg℃) Kesalahan
Percobaan 1 15 detik 29℃ 165 detik 29℃

Suhu dalam 30 detik 29℃ 180 detik 29℃

kalorimeter 45 detik 29℃ 195 detik 29℃

mula-mula 60 detik 29℃ 210 detik 29℃

(T0)26,5℃ 75 detik 29℃ 225 detik 29℃


0,27%
Suhu kubus 90 detik 29℃ 240 detik 29℃ 4,7 × 102

materi 1 105 detik 29℃ 255 detik 29℃

(kuningan) (T) 120 detik 29℃ 270 detik 29℃

90℃ 135 detik 29℃ 285 detik 29℃


150 detik 29℃ 300 detik 29℃
Percobaan 2 15 detik 30℃ 165 detik 30,8℃

Suhu air dalam 30 detik 30℃ 180 detik 30,8℃ 2,31 × 102 0,49%

Kalorimeter 45 detik 30℃ 195 detik 30,8℃

Mula-mula (T0) 60 detik 30,8℃ 210 detik 30,8℃

28,8℃ 75 detik 30,8℃ 225 detik 30,8℃

Suhu kubus 90 detik 30,8℃ 240 detik 30,8℃ 3,85 × 102


materi 2 105 detik 30,8℃ 255 detik 30,8℃ 0,16%

(besi) (T) 90℃ 120 detik 30,8℃ 270 detik 30,8℃


135 detik 30,8℃ 285 detik 30,8℃
150 detik 30,8℃ 300 detik 30,8℃
4.1.1 Ralat langsung
Tabel 4.2 Ralat langsung panas jenis dan kalorimeter pada percobaan
2 (besi)

n Pn Pa |ðP| |ðP|2  SP SR Pa ± SP


1 2,46 ×102 2
3,31×10 85 7,225 × 103 7,22×10 2
38,01 0,11% 3,31×102±38,01
2 4,16 × 102 85 7,225 × 103
 6,62 × 102 170 1,445 × 104

4.1.2 Ralat tidak langsung


Percobaan kalorimeter kosong
Untuk m = 45,3 gr
c = ( mk x ck + mp x cp + ma x ca ) ( Ta – To )
mb ( T – Ta )
dc/dmk = (-( ck+mp x cp+ma x ca))/(mb(T-Ta ))
dc/dmk = (-( 900+15,3 x 900 +178,3 x 4200 ))/(67,2(90-26,5 ))
dc/dmk = 186,263
SM = √(dc/dmk+SP))
SM = √((186,263 x 38,01))
SM = 518,753
M ± SM = 186,263 ± 518,753
Percobaan Kubus materi 1 ( BESI )
Untuk masa = 63,1 gr
c = ( mk x ck + mp x cp + ma x ca ) ( Ta – To )
mb ( T – Ta )
dc/dmb = ((mk x ck+mp x cp+ma x ca)(Ta-To ))/(mb(T-Ta ) x mb(T-Ta) )
dc/dmb = (( 45,3 x 370 +15,3 x 370 +178,3 x 4200 )( 29-26,5))/((63,1(90-29 ))x( 63,1 (90-
29)) )
dc/dmb = 188,154
SM = √(dc/dmb+SP))
SM = √((188,154 x 38,01))
SM = 521,380
M ± SM = 188,154 ± 521,380

Percobaan Kubus materi 1 ( KUNINGAN)


Untuk masa = 63,1 gr
c = ( mk x ck + mp x cp + ma x ca ) ( Ta – To )
mb ( T – Ta )
dc/dmb = ((mk x ck+mp x cp+ma x ca)(Ta-To ))/(mb(T-Ta ) x mb(T-Ta) )
dc/dmb = (( 45,3 x 460 +15,3 x 460 +178,3 x 4200 )( 30-28,8))/((67,2(90-30 ))x( 67,2 (90-
30) )
dc/dmb = 385,258
SM = √(dc/dmb+SP))
SM = √((385,258 x 38,01))
SM = 746,059
M ± SM = 188,154 ± 746,059

4.2 Pembahasan

Pada percobaan kali ini yaitu melakukan praktikum panas jenis


dan kalorimeter denga tujuan menentukan kalor jenis benda menggunakan
kalorimeter. Kalorimeter adalah alat yang sengaja dirancang untuk
mengukur kalor. Pada dasarnya kalorimeter adalah wadah (bejana) dari
logam yang di “selimuti” atau diberi jaket agar kalor sukar pindah ke
udara di sekitar bejana. Bejana ditutup dengan tutup yang terbuat dari
bahan yang tidak menghantarkan kalor dan kalor jenisnya kecil, sehingga
kalor yang diambilnya dapat diabaikan. Pada tutupnya terdapat lubang
untuk memegang thermometer dan pengaduk. Pengaduk biasanya terbuat
dari logam yang sejenis dengan kalorimeter. Kalor yang diambilnya sering
diperhitungkan untuk memperoleh hasil yang lebih teliti.
Pada percobaan menentukan kalor jenis benda dengan
menggunakan kalorimeter, kalorimeter diisi air. Benda yang kalor jenisnya
hendak ditentukan dimasukan ke dalam kalorimeter (“dicampurkan”
dengan kalorimeter). Bila benda yang hendak ditentukan kalor jenis itu
lebih tinggi suhunya daripada suhu kalorimeter (+isinya), benda tersebut

memberikan kalor kepada kalorimeter. Akibatnya suhu kalorimeter beserta


isinya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukan ke dalam kalorimeter
turun. Suhu akhir benda dan kalorimeter menjadai sama. Oleh karena itu
jika ingin menentukan nilai kalor jenis benda kita harus mempersiapakan
alat-alatnya seperti kalorimeter, karena kalorimeter ini berperan penting
dalam menentukan kalor jenis pada sebuah benda .
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulan dari praktikum panas jenis dan kalorimeter yaitu


dengan tujuan menetukan kalor jenis benda dengan menggunakan kalorimeter.
Bila benda yang suhunya lebih tinggi disentuhkan (atau dicampurkan) dengan
benda yang suhunya lebih rendah, kalor mengalir dari benda yang suhu nya
lebih tinggi ke benda yang suhu nya lebih rendah. Sebelum orang mengetahui
bahwa kalor adalah energi, orang sudah menegtahui bahwa kalor yang
diberikan sama dengan kalor yang diterima. Asas ini pertama kali ditemukan
oleh ahli kimia Inggris kelahiran Perancis bernama Joseph Black (1728-1799).
Oleh karena itu, asas ini dinamai Asas Black.

5.2 Saran
1. Praktikan sebelum melakukan percobaan disarankan mempelajari materi panas jenis dan
kalorimeter yang ada pada modul
2. Menonton video di youtube lab fisika terapan 2020 agar mengetahui alat-alat yang
digunakan dan prosedur percobaan
3. Praktikan disarankan menguji rumus panas jenis dan kalorimeter
4. Praktikan disarankan menghitung secara manual ralaat langsung agar mengetahui hasil
perhitungannya.
5. Praktikan disarankan menscreenshot alat-alat yang digunakan pada video di youtube lab fisika
terapan 2020

DAFTAR PUSTAKA

1. Seputar pengetahuan. 2019. Pengertian kalor, jenis, rumus, kapasitas, dan


perpindahannya. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-
kalor-kalor-jenis-rumus-kapasistas-perpindahan.html. [9 oktober]
2. Rumus.co.id 2019. Asas black https://rumus.co.id/asas-black/ [9 oktober]
3. Rumus.co.id 2019. Perpindahan panas (kalor)
https://rumus.co.id/perpindahan-panas-kalor/ [11 oktober 2020]
LAMPIARAN A
PERHITUNGAN
Percobaan 1 panas jenis dan kalorimeter (kuningan)
Cb=(mk x ck +mp x cp+ ma x ca) x (T a – T 0)
mb(T −Ta)
¿( 45,3 x 370+15,3 x 370+178,3 x 4200)(29−26,5)
67,2( 90−29)
1928205
¿
4099,2
¿ 4,7 x 102 j/kg ℃

Perhitungan nilai eror % atau kesalahan


370 j/kg−470 j/kg
% Erro r= 100 %
370 j/ kg
%Error=¿0,27%
Percobaan 2 panas jenis dan kalorimeter (besi)
Cb=(mk x ck +mp x cp+ ma x ca) x (T a – T 0)
mb(T −Ta)
¿( 45,3 x 460+15,3 x 460+178,3 x 4200)(30−28,8)
63,1(90−30)
9320832
¿
3786
¿ 2,31 x 102 j /kg ℃

Cb=(mk x ck +mp x cp+ ma x ca) x (T a – T 0)


mb(T −Ta)
¿( 45,3 x 370+15,3 x 370+178,3 x 4200)(30,8−28,8)
67,2( 90−30,8)
1553472
¿
375,52
¿ 3 , 85 x 102 j/kg ℃

Perhitungan nilai eror % atau kesalahan


460 j/kg−246 j/kg
% Error= 100 %
460 j /kg
%Error=¿0,49%
Perhitungan nilai eror % atau kesalahan
460 j/kg−416 j/kg
% Error= 100 %
460 j/ kg
%Error=¿0,16%
LAMPIRAN B
JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS

Pertanyaan
1. Sebutkan jenis-jenis kalorimeter dan jelaskan prinsip kerja dari kalorimeter
pada percobaan ini!
2. Dalam ruang yang dingin, bagian atas meja logam atau meja marmer terasa
jauh lebih dingin bila disentuh dibandingkan permukaan kayu meskipun
suhu keduanya sama. Jelaskan mengapa hal ini terjadi!
3. Jelaskan bunyi Hukum Termodinamika nol, 1, 2 dan 3!

4. Sebuah lampu pijar memakai kawat wolfram dengan luas 2 x 10 - 6


m2
dan emisivitasnya 0,5. Jika bola lampu berpijar dengan suhu 800 K selama
10 second (σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4 ), maka hitunglah jumlah energi radiasi
yang dipancarkan oleh lampu pijar tersebut.
5. Balok es bermassa 20 gram bersuhu 0°C dicelupkan pada 400 gram air
bersuhu 30°C yang diletakkan dalam wadah khusus. Anggap wadah

tidak menyerap kalor. Jika kalor jenis air 1 kal.g −1 °C−1 dan kalor lebur es 80
kal.g −1, maka suhu akhir campuran adalah?

JAWABAN
1. – Kalorimeter sederhana (larutan)
- Kalorimeter bom
Prinsip kerja kalorimeter pada percobaan kali ini adalah kalorimeter
diisi air. Benda yang kalor jenisnya hendak ditentukan dimasukan ke dalam
kalorimeter (“dicampurkan” dengan kalorimeter). Bila benda yang hendak
ditentukan kalor jenis itu lebih tinggi suhunya daripada suhu kalorimeter
(+isinya), benda tersebut

memberikan kalor kepada kalorimeter. Akibatnya suhu kalorimeter beserta


isinya naik, sedangkan suhu benda yang dimasukan ke dalam kalorimeter
turun. Suhu akhir benda dan kalorimeter menjadai sama.
2. dikarenakan sifat benda logam adalah konduktor dan kayu bersifat isolatorr..
konduktor panas akan menghantarkan panas dengan mudah begitu pula dengan
hawa dingin konduktor berasal dari kata konduksi
konduksi adalah perambatan tanpa diikuti oleh alat perantaranya
3. - Hukum Termodinamika I

Hukum Termodinamika I, juga dikenal sebagai Hukum Kekekalan Energi, menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Energi hanya dapat ditransfer atau diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya.  

Misalnya, menyalakan lampu listrik tampaknya adalah proses menghasilkan energi. Namun,
sebenarnya hanya mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.

- Hukum Termodinamika II

Menyatakan entropi suatu sistem tidak dapat berkurang, namun akan cenderung bertambah.
Entropi merupakan tingkat “keacakan” atau “ketidakteraturan” dalam suatu sistem. Penerapan
hukum ini terjadi pada perpindahan panas (kalor) secara spontan dari benda panas ke benda
dingin. Perpindahan panas tejadi karena entropi akan bertambah akibat pergerakan partikel yang
meningkat seiring perpindahan kalor.

- Hukum Termodinamika III

Hukum Termodinamika III menyatakan bahwa entropi suatu sistem mendekati nilai konstan,
yaitu nol, ketika suhu mendekati nol absolut. Suhu nol absolut ini merupakan dasar perhitungan
dalam skala Kelvin, yang setara dengan -273,15 ⁰C. Skala Kelvin ini digunakan  

4. A = 2x10-6 m2
e = 0,5

T = 800K

t = 10s

σ = 5,67 x 10-8 W/m2K4


Q =……?
Q = e x σ x A x T4 x t
Q = 0,5 x 5,67 x 10-8 x 2x10-6 x 8004 x 10
Q = 0,23224 J
5. mes = 20 g
tes = 0°c
mair = 400 g
tair = 30°c
cair = 1 kal.g−1 °C−1
Les = 80 kal.g −1
t = …..?
Qterima = Qlepas
mes x Les + mes x cair (t- tes) = mair x cair (tair-t)
20 x 80 + 20 x 1 (t-0) = 400 x 1 (30-t)
1600 + 20t = 400 x 30 – 400t
1600 + 20t = 12000 – 400t
20t + 400t = 12000 – 1600
420t = 10400
t = 10400/420
t = 25°c

Tugas khusus

1. PLTU sebagai salah satu jenis pembangkit yang paling sering dijumpai di Indonesia
merupakan suatu sistem pembangkit yang saling terkait antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Salah satu komponen terpenting dalam siklus pembangkit ini adalah
boiler, dimana fungsi utama dari komponen ini adalah penghasil steam (uap) yang akan
menggerakan turbin guna menghasilkan tenaga listrik[2]. Air yang mengalir di dalam
membrane wall tube pada boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan
bakar (sumber panas lainnya) di dalam ruang bakar (furnace) sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut
menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap.

2. Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses isotermal,


isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian rupa sehingga akhirnya
kembali kepada keadaan semula. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinami-ka yang
melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal
dari keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem
dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali ke
keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya
kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.Apabila siklus tersebut berlangsung terus
menerus, kalor yang diberikan dapat diubah menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua
kalor dapat diubah menjadi usaha. Kalor yang dapat diubah menjadi usaha hanya pada
bagian yang diarsir (diraster) saja. Berdasarkan diatas besar usaha yang bermanfaat
adalah luas daerah ABCA.Berdasarkan percobaan joule diketahui bahwa tenaga mekanik
dapat seluruhnya diubah menjadi energi kalor. Namun, apakah energi kalor dapat
seluruhnya diubah menjadi energi mekanik? Adakah mesin yang dapat mengubah kalor
seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis,
Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan
efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini
selanjutnya dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu
dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.

3. Grafiik konduksi dan konveksi


Grafik radiasi

4. Grafik perpindahan kalor

Grafik hubungan kalor dengan perubahan suhu dan perubahan wujud air.

AB = Tambahan kalor menaikkan suhu es sampai 0 oC


BC = Tambahan kalor mencairkan es menjadi air
CD = Tambahan kalor menaikkan suhu air dari 0 oC sampai 100 oC
DE = Tambahan kalor menguapkan air
EF = Tambahan kalor menaikkan suhu uap

Grafik di atas menunjukkan proses perubahan suhu dan perubahan wujud air selama air
menyerap kalor (pada tekanan udara 1 atmosfer). Jika air melepaskan kalor maka proses yang
terjadi adalah kebalikan dari proses di atas (tandah panah di balik). Penambahan kalor dari B – C
tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya meleburkan es menjadi air. Demikian juga
penambahan kalor dari D – E tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya mengubah air
menjadi uap. Air hanya salah satu contoh saja. Pada dasarnya semua benda akan mengalami
proses perubahan wujud dan perubuhan suhu seperti yang dialami oleh air, jika benda tersebut
menyerap kalor. Perbedaannya terletak pada titik beku dan titik didih. Setiap benda mempunyai
titik beku dan titik didih yang berbeda. Jika benda melepaskan kalor maka proses yang terjadi
adalah kebalikan dari proses di atas.

5. - Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh : Mentega yang dipanaskan akan mencair, lilin yang
dipanaskan akan meleleh atau berubah menjadi cair.
- Membeku
Peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh : air yang dimasukkan dalam freezer akan menjadi es
batu, lelehan cairan lilin yang dibiarkan akan mengeras atau menjadi padat.
- Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh : peristiwa berubahnya uap di udara menjadi salju.
- Menguap
Peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi
panas. Contoh : baju basah yang dijemur di bawah sinar matahari akan menjadi kering, air yang
direbus dan dibiarkan mendidih lama akan berkurang kuantitasnya karena menguap menjadi gas.

- Menyublim
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contoh : kapur barus (kamper) yang disimpan dalam lemari pakaian lama-lama
akan habis.

- Mengembun
Peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas. Contoh : rumput dan tanaman yang dekat dengan tanah menjadi basah pada pagi , butiran
air di bagian luar gelas yang berisi es.

LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN

Gambar C.1 Kubus materi

Gambar C.2 Benang nilon

Gambar C.3 Gelas kimia

Gambar C.4 Kalorimeter


Gambar C.5 Kompor listrik

Gambar C.6 Neraca digital

Gambar C.7 Statif


Gambar C.8 Stopwatch

Gamabar C.9 Termometer

LAMPIRAN D
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

BLANGKO PERCOBAAN
PANAS JENIS & KALORIMETER
DATA PRAKTIKAN
NAMA Rudi Pebrian
NIM / GRUP 3331200009
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Akhmad Ryandeka Efendi
TGL. PERCOBAAN 6, oktober, 2020

JENIS BENDA MASSA (gr)


Kalorimeter Kosong 45,3 45,3 45,3
Pengaduk 15,3 15,3 15,3
Kalorimeter + ½ bagian air 178,3 178,3 178,3
Kubus materi 1 (BESI) 63,1 63,1 63,1
Kubus materi 2 (KUNINGAN) 67,2 67,2 67,2

Percobaan Tempratur akhir Tempratur akhir C %


(Ta) (Ta) (J/kg℃) Kesalahan
Percobaan 1 15 detik 29℃ 165 detik 29℃

Suhu dalam 30 detik 29℃ 180 detik 29℃

kalorimeter 45 detik 29℃ 195 detik 29℃

mula-mula 60 detik 29℃ 210 detik 29℃

(T0)26,5℃ 75 detik 29℃ 225 detik 29℃


0,27%
Suhu kubus 90 detik 29℃ 240 detik 29℃ 4,7 × 102

materi 1 105 detik 29℃ 255 detik 29℃

(kuningan) (T) 120 detik 29℃ 270 detik 29℃

90℃ 135 detik 29℃ 285 detik 29℃


150 detik 29℃ 300 detik 29℃
Percobaan 2 15 detik 30℃ 165 detik 30,8℃

Suhu air dalam 30 detik 30℃ 180 detik 30,8℃ 2,31 × 102 0,49%

Kalorimeter 45 detik 30℃ 195 detik 30,8℃

Mula-mula (T0) 60 detik 30,8℃ 210 detik 30,8℃

28,8℃ 75 detik 30,8℃ 225 detik 30,8℃

Suhu kubus 90 detik 30,8℃ 240 detik 30,8℃ 3,85 × 102


materi 2 105 detik 30,8℃ 255 detik 30,8℃ 0,16%

(besi) (T) 90℃ 120 detik 30,8℃ 270 detik 30,8℃


135 detik 30,8℃ 285 detik 30,8℃
150 detik 30,8℃ 300 detik 30,8℃

0
Suhu ruang awal = 23,5 C
0
Suhu ruang akhir = 24 C
Sikap Barometer awal = 760 mmHg
Sikap Barometer akhir = 760 mmHg

Anda mungkin juga menyukai