TanggalRevisi
TanggalTerima
DisusunOleh:
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................1
1.3 Batasan Masalah .............................................................................1
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN........................................................................21
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS.............23
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN...............................32
ii
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................35
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan ......................................................................................21
vi
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Kalorimeter
.......(2.3)
atau
....................................... (2.4)
2.2 Kalor
Kalor ialah salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda pada
benda lainnya karena terdapat suatu perbedaan suhu. Saat dua benda memiliki
perbedaan suhu dipertemukan maka kalor akan mengalir atau berpindah dari
benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah.
Contohnya adalah pada saat kita mencampurkan air dingin dengan air panas,maka
kita akan memperoleh air hangat. Banyak yang belum mengetahui perbedaan suhu
dan kalor. Suhu merupakan nilai yang terukur pada termometer, sedangkan kalor
merupakan energi yang mengalir dari suatu benda ke benda lainnya.
Adapun rumus dan satuan kalor yaitu, satuan kalor adalah kalori (kal) atau joule
(J). Kalori yaitu banyaknya kalo yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram air
agar suhunya menjadi 1 oC. 1 kalori = 4,2 joule. 1 Joule = 0,24 kalori
Rumus Kalor yaitu:
Q = m . c . ∆T ………………….. (2.5)
Dengan keterangan:
Q = Kalor (J)
M = Masa benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
∆T= Perubahan suhu (oC)
Kalor dan Perubahan Pada Benda
Kalor bisa mengubah suhu zat
Pada dasarnya, masing-masing benda yang suhunya lebih dari nol mutlak, maka
benda tersebut memiliki kalor. Kandungan ini yang akan menjadi penentu berapa
suhu benda tersebut. Jika benda tersebut dipanaskan, maka benda menerima
tambahan kalor menjadikan suhunya bertambah atau meningkat. Sedangkan jika
benda tersebtu didingingkan, maka benda tersebut melepaskan kalor menjadikan
suhunya menurun.
Kalor bisa mengubah wujud zat
Beberapa benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, maka benda tersebut
akan mengalami perubahan wujud. Contohnya adalah es yang dipanaskan (diberi
kalor) maka es (bentuk padat) tadi akan menjadi cair (bentuk gas), dan apabila
pemanaasan terus dilakukan maka air tadi juga akan berubah menjadi gas. Tititk
dimana zat akan berubah bentuk menjadi zat titik cair atau titik lebur benda.
Perpindahan Panas (kalor) yaitu merupakan salah satu dari displinnya ilmu teknik
termal yang juga mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah
panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Konduksi termal merupakan
pertukaran mikroskopis langsung dari energi kinetik partikel melalui batas antara dua
sistem.
Perpindahan Kalor (Panas) yang dapat terbagi atas konduksi, konveksi, dan radiasi. Panas
atau kalor adalah energi yang berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu yang rendah.
Benda yang tidak bisa menghantarkan suatu panas yaitu disebut Isolator.
Perpindahan Panas (Kalor) juga memiliki macam – macamnya, yaitu antara lain :
1. Konduksi
Konduksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut
mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan panas (kalor) tersebut pada suatu zat
tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel – partikelnya.
Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika saat kita memegang kembang api yang sedang
dibakar.
Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
Tutup panci akan menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.
2. Konveksi
Konveksi yaitu merupakan perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut
berpindah. Jika partikelnya berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka akan
terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).
3. Radiasi
Radiasi yaitu merupakan perpindahan panas tanpa zat perantaranya. Radiasi juga
biasanya dapat disertai cahaya.
Konduksi :
Konveksi :
Radiasi :
Mulai
Data Pengamatan
Literatur
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.4 Diagram Alir Percobaan (panas jenis dan kalorimeter)
3.2 Prosedur percobaan
Berikut ini merupakan prosedur percobaan panas jenis dan kalorimeter
yaitu:
a. Persiapan Alat
10. Letakan gelas kimia berisi 200 mL air diatas pemanas elektrik
13. Catat suhu air di dalam gelas kimia tersebut sebagai suhu awal
benda yang dipanaskan .
14. Buka penutup kalorimeter, dekatkan kalorimeter sedekat
mungkin dengan gelas kimia. Lalu angkat kubus materi dari
dalam gelas kimia dan segera masukkan ke dalam kalorimeter
kemudian tutup kembali dengan rapat.
15. Aduk kalorimeter sambil mengamati perubahan suhu yang
ditunjukan termometer. Catat suhu setiap 15 detik sekali hingga
diperoleh suhu yang konstan atau maksimum. Catat suhu akhir
kalorimeter sebagai .
16. Lakukan langkah serupa dengan diatas untuk menentukan kalor
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suhu air dalam 30 detik 30℃ 180 detik 30,8℃ 2,31 × 102 0,49%
4.2 Pembahasan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Praktikan sebelum melakukan percobaan disarankan mempelajari materi panas jenis dan
kalorimeter yang ada pada modul
2. Menonton video di youtube lab fisika terapan 2020 agar mengetahui alat-alat yang
digunakan dan prosedur percobaan
3. Praktikan disarankan menguji rumus panas jenis dan kalorimeter
4. Praktikan disarankan menghitung secara manual ralaat langsung agar mengetahui hasil
perhitungannya.
5. Praktikan disarankan menscreenshot alat-alat yang digunakan pada video di youtube lab fisika
terapan 2020
DAFTAR PUSTAKA
Pertanyaan
1. Sebutkan jenis-jenis kalorimeter dan jelaskan prinsip kerja dari kalorimeter
pada percobaan ini!
2. Dalam ruang yang dingin, bagian atas meja logam atau meja marmer terasa
jauh lebih dingin bila disentuh dibandingkan permukaan kayu meskipun
suhu keduanya sama. Jelaskan mengapa hal ini terjadi!
3. Jelaskan bunyi Hukum Termodinamika nol, 1, 2 dan 3!
tidak menyerap kalor. Jika kalor jenis air 1 kal.g −1 °C−1 dan kalor lebur es 80
kal.g −1, maka suhu akhir campuran adalah?
JAWABAN
1. – Kalorimeter sederhana (larutan)
- Kalorimeter bom
Prinsip kerja kalorimeter pada percobaan kali ini adalah kalorimeter
diisi air. Benda yang kalor jenisnya hendak ditentukan dimasukan ke dalam
kalorimeter (“dicampurkan” dengan kalorimeter). Bila benda yang hendak
ditentukan kalor jenis itu lebih tinggi suhunya daripada suhu kalorimeter
(+isinya), benda tersebut
Hukum Termodinamika I, juga dikenal sebagai Hukum Kekekalan Energi, menyatakan bahwa
energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Energi hanya dapat ditransfer atau diubah dari
satu bentuk ke bentuk lainnya.
Misalnya, menyalakan lampu listrik tampaknya adalah proses menghasilkan energi. Namun,
sebenarnya hanya mengubah energi listrik menjadi energi cahaya.
- Hukum Termodinamika II
Menyatakan entropi suatu sistem tidak dapat berkurang, namun akan cenderung bertambah.
Entropi merupakan tingkat “keacakan” atau “ketidakteraturan” dalam suatu sistem. Penerapan
hukum ini terjadi pada perpindahan panas (kalor) secara spontan dari benda panas ke benda
dingin. Perpindahan panas tejadi karena entropi akan bertambah akibat pergerakan partikel yang
meningkat seiring perpindahan kalor.
Hukum Termodinamika III menyatakan bahwa entropi suatu sistem mendekati nilai konstan,
yaitu nol, ketika suhu mendekati nol absolut. Suhu nol absolut ini merupakan dasar perhitungan
dalam skala Kelvin, yang setara dengan -273,15 ⁰C. Skala Kelvin ini digunakan
4. A = 2x10-6 m2
e = 0,5
T = 800K
t = 10s
Tugas khusus
1. PLTU sebagai salah satu jenis pembangkit yang paling sering dijumpai di Indonesia
merupakan suatu sistem pembangkit yang saling terkait antara satu komponen dengan
komponen lainnya. Salah satu komponen terpenting dalam siklus pembangkit ini adalah
boiler, dimana fungsi utama dari komponen ini adalah penghasil steam (uap) yang akan
menggerakan turbin guna menghasilkan tenaga listrik[2]. Air yang mengalir di dalam
membrane wall tube pada boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran bahan
bakar (sumber panas lainnya) di dalam ruang bakar (furnace) sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut
menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap.
Grafik hubungan kalor dengan perubahan suhu dan perubahan wujud air.
Grafik di atas menunjukkan proses perubahan suhu dan perubahan wujud air selama air
menyerap kalor (pada tekanan udara 1 atmosfer). Jika air melepaskan kalor maka proses yang
terjadi adalah kebalikan dari proses di atas (tandah panah di balik). Penambahan kalor dari B – C
tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya meleburkan es menjadi air. Demikian juga
penambahan kalor dari D – E tidak menyebabkan perubahan suhu air tetapi hanya mengubah air
menjadi uap. Air hanya salah satu contoh saja. Pada dasarnya semua benda akan mengalami
proses perubahan wujud dan perubuhan suhu seperti yang dialami oleh air, jika benda tersebut
menyerap kalor. Perbedaannya terletak pada titik beku dan titik didih. Setiap benda mempunyai
titik beku dan titik didih yang berbeda. Jika benda melepaskan kalor maka proses yang terjadi
adalah kebalikan dari proses di atas.
5. - Mencair
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat
memerlukan energi panas. Contoh : Mentega yang dipanaskan akan mencair, lilin yang
dipanaskan akan meleleh atau berubah menjadi cair.
- Membeku
Peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh : air yang dimasukkan dalam freezer akan menjadi es
batu, lelehan cairan lilin yang dibiarkan akan mengeras atau menjadi padat.
- Mengkristal
Peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi padat. Dalam peristiwa ini zat
melepaskan energi panas. Contoh : peristiwa berubahnya uap di udara menjadi salju.
- Menguap
Peristiwa perubahan wujud zat dari cair menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan energi
panas. Contoh : baju basah yang dijemur di bawah sinar matahari akan menjadi kering, air yang
direbus dan dibiarkan mendidih lama akan berkurang kuantitasnya karena menguap menjadi gas.
- Menyublim
Peristiwa perubahan wujud zat dari padat menjadi gas. Dalam peristiwa ini zat memerlukan
energi panas. Contoh : kapur barus (kamper) yang disimpan dalam lemari pakaian lama-lama
akan habis.
- Mengembun
Peristiwa perubahan wujud zat dari gas menjadi cair. Dalam peristiwa ini zat melepaskan energi
panas. Contoh : rumput dan tanaman yang dekat dengan tanah menjadi basah pada pagi , butiran
air di bagian luar gelas yang berisi es.
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
LAMPIRAN D
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
BLANGKO PERCOBAAN
PANAS JENIS & KALORIMETER
DATA PRAKTIKAN
NAMA Rudi Pebrian
NIM / GRUP 3331200009
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Akhmad Ryandeka Efendi
TGL. PERCOBAAN 6, oktober, 2020
Suhu air dalam 30 detik 30℃ 180 detik 30,8℃ 2,31 × 102 0,49%
0
Suhu ruang awal = 23,5 C
0
Suhu ruang akhir = 24 C
Sikap Barometer awal = 760 mmHg
Sikap Barometer akhir = 760 mmHg