Tanggal Revisi
Tanggal Terima
RANGKAIAN LISTRIK
Disusun Oleh:
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
i
ABSTRAK
Kata kunci: Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, Muatan arah arus, Daya dan usaha
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
ABSTRAK ……………………………………………………………………….ii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN A.PERHITUNGAN..........................................................................33
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS .............40
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN..................................43
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................47
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.3 (a) Sumber Arus Paralel., dan (b) Sumber Arus Ekivalen...............9
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Hail Percobaan Hukum Ohm Resistor dan Lampu..........................15
Tabel 4.2 Hail Percobaan Hukum Ohm PTC dan NTC .................................15
Tabel 4.3 Hail Percobaan Hukum I dan II kirchoff.........................................19
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan..................................................................................32
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus .....................................39
1 Jawaban Pertanyaan..................................................................40
Lampiran C. Gambar Alat Yang Digunakan....................................................46
Lampiran D. Blangko Percobaan……………………………………………...48
1
BAB I
PENDAHULUAN
arus listrik Menguji Hukum Kirchoff pada resistor Memahami cara kerja
osiloskop
4. Memahami cara kerja osiloskop serta dapat menggambar bentuk
gelombang tegangan dan beban yang ditampilkan melalui osiloskop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
q=n q 3…………………………………..…….1.1
Dimana
N = Jumlah elektron
Q = Besar muatan, dalam Coulomb
Qe = Muatan elektron, -1,602 x 10-19 C
4
Dalam kondisi bebas, elektron akan selalu bergerak menuju potensial yang
lebih tinggi. Pergerakan elektron ini dalam suatu penghantar akan menghasilkan
arus listrik yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak elektron itu sendiri.
Arus listrik I merupakan banyaknya perubahan muatan q yang mengalir dalam
suatu selisih waktu t yang dilaluinya[1].
2.2 Tegangan
Untuk dapat bergerak pada suatu konduktor dalam arah tertentu, sebuah
elektron memerlukan energi atau kerja. Kerja tersebut disebabkan adanya external
electromotive force (emf) atau dikenal dengan istilah gaya gerak listrik (GGL).
GGL tersebut juga dikenal dengan voltage (tegangan) atau beda potensial[1].
Tegangan Vab antara dua titik a dan b dalam sebuah rangkaian listrik adalah
besarnya energi (kerja) yang dibutuhkan untuk menggerakkan satu satuan muatan
dari a ke b. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut
dw
v ab= ………...……………………………….2.2
dq
Dimana :
W = Enwrgi dalam joule(J)
q = muatan dalam coulomb (C)
v = diukur dalam volt (V)
Tanda plus (+) dan minus (-) digunakan untuk mendefinisikan arah atau
polaritas tegangan.Vab dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu 1. titik a
mempunyai potensial Vab volt lebih tinggi dari pada titik b, atau 2. Potensial pada
titik a terhadap titik b adalah Vab. Hal ini mengikuti logika bahwa secara umum
v ab =−v ab………………...…………………….2.3
5
Arus dan tegangan adalah dua variable dasar dalam rangkaian listrik. Istilah
signal (sinyal) adalah istilah umum yang digunakan oleh besaran listrik seperti
arus dan tegangan untuk membawa informasi. Engineer lebih sering menyebut
variable sinyal dari-pada fungsi matematis terhadap waktu karena pentingnya
sinyal dalam komunikasi dan disiplin ilmu lainnya. Sebagaimana arus listrik,
tegangan yang bernilai konstan disebut tegangan dc dan dinyatakan dengan V.
Sementara tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu disebut tegangan ac dan
disimbolkan dengan v. Tegangan dc umumnya dihasilkan oleh battery dan
tegangan ac dihasilkan oleh generator listrik[2].
dw
P= ……………………………….……….2.4
dt
Dimana:
P = Daya (watt)
W = Energi (Joule)
6
t = waktu (sekon)
dw dw dq
P= = . ………………………………..2.5
dt dq dt
P=V . I ……………….…………………………2.6
V =I . R ……………………...……………….2.7
Dimana :
V = Tegangan (volt)
I = Kuat arus (Ampere)
R = Hambatan (Ω)
Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai
tahanan di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga
sebaliknya dan dapat ditulis sebagai berikut
V
I = …………………………………….2.
R
8
V
R= ……………………………..……2.9
I
Untuk menerapkan hukum ohm, kita harus memperhatikan arah arus dan
polaritas tegangan. Arah arus I dan polaritas tegangan V harus sesuai dengan
konvensi tanda positif. Arus yang mengalir dari potensial yang lebih tinggi ke
potensial yang lebih rendahV =I . R , sebaliknya jika arus mengalir dari potensial
rendah ke potensial lebih tinggi V =−I . R . Nilai R dapat bervariasi dari mulai nol
sampai tak terhingga. Sehingga penting untuk mempertimbangkan dua keadaan
ekstrim dari R. Elemen yang memiliki R = 0 dikatakan hubung singkat (short
circuit). Untuk rangkaian yang terhubung singkat V =IR=0, berarti tegangan
bernilai nol tetapi arusnya bisa berapa saja. Pada tataran praktis, hubung singkat
8
i 1−i 2+ i3 +i 4 −i 5=0……………………………..2.10
Arus i 1, i 3 ,dan i 4 masuk ke simpul dan arus i 2dan i 5keluar simpul. Jika
persamaan diatas disusun kembali akan menghasilkan
i 1+ i3 +i 4 =i 2+i 5……………..…………………2.11
Gambar 2.3 (a) Sumber Arus Paralel., dan (b) Sumber Arus Ekivalen
10
R s=R1 + R2….…………………………………2.12
I . R=V …………………………………………2.13
11
BAB III
METODE PERCOBAAN
Mulai
4. Ditutup switch S, kemudian atur keluarnya catu daya sehingga lebih besar
dari 0 Volt
5. Dicatat kedudukan amperemeter (I) dan kedudukan voltmeter (V) yang
ditentukan oleh asisten
6. Diulangi percobaan ini beberapa kali ( minimum 5 kali ) untuk harga
hargaI dan tegangan V yang berbeda
7. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = NTC
8. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = PTC
9. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = Lampu
Hukum I Kirchoff
1. Disusunlah rangkaian seperti dalam modul, dimana nilai dari R1, R2, dan
R3 berturut turut adalah 100Ω, 50Ω, dan 150Ω
2. Disambungkan catu daya DC ke jala jala listrik PLN dan nyalakan
3. Ditentukan harga tegangan DC dengan cara memutar selector pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
4. Diukur besar arus yang melewati masing masing resistor menggunakan
amperemeter ( A ) yang terpasang seri pada tiap resistor, lalu catat
hasilnya pada blangko percobaan
5. Diulangi percobaan ini dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.
Hukum II Kirchoff
1. Disusunlah rangkaian seperti yang terlihat pada modul rangkaian listrik,
dimana nilai dari R1, R2, dan R3 berturut turut sebesar 100Ω, 50Ω, dan
150Ω.
2. Disambungkan catu daya DC ke jala jala listrik PLN dan nyalakan.
3. Ditentukan harga tegangan DC dengan cara memutar selektor pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
4. Diukur besar tegangan yang pada masing masing resistor menggunakan
voltmeter ( V ) yang terpasang paralel pada tiap resistor, lalu catat hasilnya
pada blangko percobaan
14
BAB IV
15
Setelah data dalam tabel terkumpul, setelah itu kita ubah ke grafik
16
0.2
0.15
0.1
0.05
0
2 4 6 8 10 12
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2 4 6 8 10 12
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2 4 6 8 10 12
Resistor
V
R=
I
2
R= =100 Ω
0.02
4
R= =100 Ω
0.04
6
R= =100Ω
0.06
8
R= =100 Ω
0.08
10
R= =90,90Ω
0.11
12
R= =92,30Ω
0.13
Lampu
V
R=
I
18
2
R= =18,18 Ω
0.11
4
R= =28,57 Ω
0.12
6
R= =35,29Ω
0.17
8
R= =42,10Ω
0.1
10
R= =47,61Ω
0.21
12
R= =52,17 Ω
0.23
PTC
V
R=
I
2
R= =11,11 Ω
0.18
4
R= =11,42 Ω
0.35
6
R= =11,76 Ω
0.51
8
R= =15,38 Ω
0.52
10
R= =26,31Ω
0.38
12
R= =50 Ω
0.24
NTC
V
R=
I
19
2
R= =40 Ω
0.05
4
R= =40 Ω
0.10
6
R= =40 Ω
0.15
8
R= =30,76Ω
0.26
10
R= =21,73Ω
0.46
12
R= =11,21 Ω
1.07
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−90,90
% Error= x 100=1,1 %
100
100−93,30
% Error= x 100=7,7 %
100
20
1 1 1 1
= + +
R P R 1 R2 R 3
1 1 1 1 6+ 3+2
= + + =
R P 50 100 150 300
300
R P= =27,27
11
Pada VS = 8 volt
Vs
I s=
Rs
8
Is= =0,29 A
27,27
Pada VS = 16 volt
21
Vs
I s=
Rs
16
Is= =0,58 A
27,27
R 2 R3
I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
I R1 = x 0,29=0,16 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
I R2 = x 0,29=0,08 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R2
I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
I R3 = x 0,29=0,05 A
50.100+50.150+100.150
R 2 R3
I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
I R1 = x 0,58=0,32 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
I R2 = x 0,58=0,16 A
50.100+50.150+100.150
22
R 1 R2
I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
I R1 = x 0,58=0,10 A
50.100+50.150+100.150
|R literatur−R percobaan|
%Error= x 100 %
R literatur
0,17−0,16
% Error= x 100=5,9 %
0,17
0,08−0,08
% Error= x 100=0 %
0,08
0,04−0,05
% Error= x 100=25 %
0,04
|R literatur−R percobaan|
%Error= x 100 %
R literatur
0,33−0,32
% Error= x 100=3,03 %
0,33
0,17−0,16
% Error= x 100=5,9 %
0,17
0,09−0,10
% Error= x 100=100 %
0,09
Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 8volt
R1
V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
V R1 = x 8=1,33 volt
50+100+150
23
R2
V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
V R2 = x 8=2,7 volt
50+100+150
R3
V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
V R3 = x 8=4 volt
50+100+150
Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 16 volt
R1
V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
V R1= x 16=2,7 volt
50+100+150
R2
V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
V R1 = x 16=5,33 volt
50+100+150
R3
V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
V R1 = x 16=8 volt
50+100+150
|V literatur−V percobaan|
%Error= x 100 %
V literatur
24
1,01−1,33
% Error= x 100=31,6 %
1,01
2,24−2,7
% Error= x 100=20,5 %
2,24
2,98−4
% Error= x 100=34,2 %
2,98
|V Literatur−V percobaan|
%Error= x 100 %
V literatur
1,97−2,7
% Error= x 100=37 %
1,97
4,37−5,33
% Error= x 100=22 %
4,37
5,98−8
% Error= x 100=33,8 %
5,98
4.2 Pembahasan
Rangkaian listrik merupakan sambungan komponen atau alat-alat yang paling
sederhana, yang dimana didalamnya paling sedikit satu jalan tertutup yang dapat
dilalui oleh arus listrik. Pemanfaatan rangkaian listrik sering dimanfaatkan di
kehidupan sehari-hari, contohnya rangkaian pada lampu, yang dimana arus yang
bekerja serta tegangan dan hambatan di dalam rangkaian listrik tersebut berubah
menjadi cahaya dan panas.
Teori rangkaian listrik berasal dari hukum dasar fisika seperti hukum ohm
dan hukum kirchoff. Ada dua besaran yang sering digunakan yaitu muatan arah
arus dan energy listrik. Namun besaran yang kita pakai pada praktikum kali ini
hanya arusdan tegangan . Tidak hanya di besaran saja, rangkaian listrik terbagi
menjadi 2 jenis yaitu rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri.
Sebelum kita masuk ke percobaan, kita perlu menyiapkan alat-alat yang
digunakan seperti Multimeter, catu daya DC (0-12volt, 3A), komponen elektronik
resistor, komponen elektronik NTC, komponen elektronik PTC, komponen
elektronik lampu, kabel-kabel penghubung. Setiap alat memiliki kegunaannya
misalnya seperti alat multi meter yang berfungsi untuk mengetahui seberapa kuat
tegangan, resistansi atau hambatan dan arus listrik, kemudian catu daya berfungsi
untuk memasok energy listrik untuk satu atau lebih beban listrik, lalu komponen
resistor berfungsi untuk menghambat serta mengatur arus listrik di dalam
rangkaian listrik. Kompnen NTC dan PTC digunakan untuk sensor dan
mengontrol suhu serta pembatasan untuk arus listrik yang masuk ke dalam
rangkaian, lampu digunakann sebagai alat yang mengkonversikan tenaga listrik
27
menjadi cahaya dan panas dan yang terakhir ialah komponen penghubung yang
berfungsi untuk menghubungkan komponen-komponen yang lain.
Setelah kita memahami dan bisa meggunakan alat-alat yang ada, selanjutnya
kita bisa memahami metodologi percobaannya, dengn mengikuti langkah-langkah
yang telah tersedia. Di dalam praktikum ini ada 4 tujuan yang harus dicapai
setelah itu aka nada hasil yang di dapat.
Langsung saja kita ke percobaan yang pertama yaitu hukum ohm yang
dimana dalam pengerjaannya kita harus melakukan atau menyusun rangkaian
komponen yang akan diuji coba. Setelah itu kita dapat melakukan percobaan atau
mengikuti prosedur yang sudah tertera di dalam modul atau dari video prosedur
percobaan yang telah disediakan. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, ada alat yang harus digunakan dalam percobaan kali ini, alat utama yang
harus digunakan pada percobaan kali ini ialah catu daya DC (0-12volt, 3A),
seperti yang telah dijelaskan ditas juga bahwa catu daya dc ini digunakan untunk
mengatur tegangan yang dikeluarkan, pada semua percobaan menggunakan catu
daya, selain menggunakan catu daya yaitu menggunakan resistor, kabel, dan
multimeter.
Kemudian setelah melakukan langkah atau prosedur percobaan dengan
benar, maka kita mendapatkan data-data atau nilai dari tegangan dan kuat arus,
lalu kita menghitung nilai hambatan (R) pada setiap komponen yang berdasarkan
data yang telah didapatkan. Data-data tadi yang sudah didapatkan pada percobaan
hukum ohm ini kita mengkonversikan data yang berbentuk table ke bentuk grafik
yang didalamnya berisikan tegangan terhadap kuat arus.
Pada grafik tegangan terhadap kuat arus kita bisa menentukan komponen
mana saja yang termasuk ohmik dan non ohmik. Komponen Resistor, lampu, dan
NTC termasuk ke dalam ohmik. Kenapa dikatakan atau dtermasuk ohmik? karena
dari data yang telah kita dapat setelah membuat grafik bisa kita simpulkan bahwa
ternyata di ohmik itu semakin tinggi tegangan maka semakin tinggi juga kuat arus,
dan ini sejalan dengan hukum ohm. Sementara itu yang termasuk kedalam non
ohmik itu ialah komponen PTC, karena dari data hasil percobaan yang kita dapat
bahwasannya itu tidak sejalan dengan dengan hukum ohm.
28
Setelah kita menentukan komponen mana yang termasuk ohm atau non ohm
kita menghitung besar hambatan yang ada, dengan cara menghitung menggunakan
rumus V=IR. Hasil yang ada atau hasil hambatan ini selanjutnya kita menghitung
seberapa besar presentase kesalahan yang terjadi pada percobaan hukum ohm ini,
menghitungnya kita bisa dengan cara hambatan yang ada pada blanko sebesar 100
Ω. Hasil yang didapat yaitu 0%, 0%, 0%, 0%, 1,1% dan 7,7%.
Jika hasil presentase kesalahannya nol persen artinya pada percobaan hukum
ohm ini memiliki tingkat kesalahannya sangat kecil atau bisa dibilang tidak
memiliki faktor kesalahan yang mengakibatkan salah mendapatkan data. Kenapa
demikian? Karena pada percobaan ini sudah menggunakan alat yang otomatis
benar mengolah data dalam penghitungannya dan sangat kecil mengalami error.
Percobaan selanjutnya yang akan dibahas ialah percobaan hukum I kirchoff.
Pada hukum 1 kichoff ini rangkaian yang digunakan ialah rangkaian paralel.
Rangkaian paralel sendiri ini menggunakan hambatan resistor, hambatan
resitornya ini sendiri terdapat 3 buah resistor yang disusun secara paralel serta R1-
nya dihubungkan dengan kutub positif dan negatif catu daya DC. Pada percobaan
hukum I kirchoff catu daya DC diatur untuk memberikan tegangan sebesar 8 volt
dan 12 volt lalu kita mengukur seberapa besar arus yang mengalir pada 3 resistor
yang disusun paralel menggunakan alat multimeter.
Pada percobaan hukum I kirchoff ini kita harus menghitung total hambatan
yang terjadi pada satu rangkaian, maka diperoleh nilai hambatan total sebesar
27,27 Ω. Kita juga harus menghitung kuat arus pada resistor, setelah kita hitung
maka pada tegangan 8 volt kita mendapatkan nilai IR1 = 0,16 A, IR2 = 0,08 A, IR3
= 0,05 A, sedangkan pada tegangan 16 volt kuat arus yang mengalir ialah IR 1 =
0,32A, IR2 = 0,16 A, IR3 = 0,10 A.
Percobaaan hukum I kirchoff ini juga mengharuskan kita untuk
menghitung persentase kesalahan (%Error). Pada tegangan 8 volt ternyata
kesalahannya ialah 5,9%, 0% dan 25%. Sementara jika pada tegangan 12 volt
ternyata persentase kesalahannya ialah 3,3% , 5,9% dan 100%. Dapat kita
simpulkan bahwa pada percobaan ini persentase kesalahannya sangat besar,
sehingga ada beberapa faktor yang mengakibatkan kealahan ini terjadi, seperti
29
mengukur seberapa besar tegangan yang bekerja pada 3 resistor yang disusun seri
menggunakan alat multimeter.
Pada percobaan hukum II kirchoff kita harus menghitung tegangan yang
bekerja pada resistor, setelah kita hitung maka pada tegangan 8 volt kita
mendapatkan nilai VR1 = 1,33 volt, VR2 = 2,7 volt, dan VR3 = 4volt, sedangkan
pada tegangan 16 volt tegangan yang bekerja ialah VR1 = 2,7 volt, VR2 = 5,33 volt,
dan VR3 = 16 volt.
Percobaaan hukum II kirchoff ini juga mengharuskan kita untuk
menghitung persentase kesalahan (%Error). Pada tegangan 8 volt ternyata
kesalahannya ialah 31,6%, 20,5% dan 34,2%. Sementara jika pada tegangan 12
volt ternyata persentase kesalahannya ialah 37% , 22% dan 33,8%. Dapat kita
simpulkan bahwa pada percobaan ini persentase kesalahannya sangat besar,
sehingga ada beberapa faktor yang mengakibatkan kealahan ini terjadi, seperti
besar kemungkinan diakibatkan karena ketika dalam pengumpulan pengukuran
data yang keliru lalu salah dalam menyusun rangkaian resistor yang
mengakibatkan salah dalam hal perhitungan.
Percobaan yang keempat yaitu ini kita harus merangkai terlebih dahulu
rangkaian listrik secara seri yang terdiri dari 3 resistor. Percobaan ini
menggunakan osiloskop. Seperti pada prosedur percobaan hal yang harus kita
lakukan ialah menyalakan osiloskop dan menyambungkan kabel probe ke
osiloskop dan menyambungkannya juga dengan komponen yang akan di ukur
gelombangnya pada Vs = 12 volt, lalu kita mengukur volt/div sebesar 5 volt/div.
Pada Gambar tegangan pada sumber menghasilkan gelombang yang
memiliki puncak yang cukup tinggi, lalu lembah yang curam serta gelombangnya
sangat panjang. Gelombang pada R1 menampilkan gelombang yang cukup landai
dan tidak memiliki frekuensi tinggi, serta gelombangnya lebih menyerupai bentuk
parabola terbalik. Gelombang yang dihasilkan pada R2 yaitu puncak
gelombangnya yang hanya seperempat dari puncak gelombang tegangan tegangan
pada sember. Terakhir gelombang yang dihasilkan R3 yaitu sangat banyak, serta
puncak gelombangnya setengah dari tinggi puncak gelombang tegangan pada
sumber.
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari semua percobaan yang telah kita lakukan
1. Setelah melakukan percobaan hukum ohm, kita dapat menyimpulkan
bahwa persamaan hukum ohm sesuai dengan teorinya serta di dalam
percobaan hukum ohm ini tidak memiliki presentase kealahan (%Error)
sehingga tidak memiliki faktor kesalahan.
2. Pada tegangan dan arus listrik ini sesuai dengan rumus fisikanya, dimana
tegangan dan arus saling berbanding lurus namun hambatannya selalu
berbanding terbalik.
3. Percobaan hukum kirchoff selalu berisikan hukum I dan II nya, yang
dimana selalu berisi rangkaian paralel dan seri.
4. Percobaan hukum kirchoff dan osiloskop kemungkinan presentase
salahnya selalu ada, karena pada saat pengumpulan datanya atau saat
pengukurannya secara personal dan human errornya tidak akan pernah
hilang.
5.2 Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
35
Resistor
V
R=
I
2
R= =100
0.02
4
R= =100
0.04
6
R= =100
0.06
8
R= =100
0.08
10
R= =90,90
0.11
12
R= =92,30
0.13
Lampu
V
R=
I
2
R= =18,18
0.11
4
R= =28,57
0.12
6
R= =35,29
0.17
36
R=8/0.1=42,10
10
R= =47,61
0.21
12
R= =52,17
0.23
PTC
V
R=
I
2
R= =11,11
0.18
4
R= =11,42
0.35
6
R= =11,76
0.51
8
R= =15,38
0.52
10
R= =26,31
0.38
12
R= =50
0.24
NTC
V
R=
I
2
R= =40
0.05
4
R= =40
0.10
6
R= =40
0.15
8
R= =30,76
0.26
37
10
R= =21,73
0.46
R=12/1.07=11,21
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−100
% Error= x 100=0 %
100
100−90,90
% Error= x 100=1,1 %
100
100−93,30
% Error= x 100=7,7 %
100
1 1 1 1
= + +
R P R 1 R2 R 3
1 1 1 1 6+ 3+2
= + + =
R P 50 100 150 300
300
R P= =27,27
11
38
Pada VS = 8 volt
Vs
I s=
Rs
8
Is= =0,29 A
27,27
Pada VS = 16 volt
Vs
I s=
Rs
16
Is= =0,58 A
27,27
R 2 R3
I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
I R1 = x 0,29=0,16 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
I R2 = x 0,29=0,08 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R2
I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
I R3 = x 0,29=0,05 A
50.100+50.150+100.150
39
R 2 R3
I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
I R1 = x 0,58=0,32 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
I R2 = x 0,58=0,16 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R2
I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
I R1 = x 0,58=0,10 A
50.100+50.150+100.150
|R literatur−R percobaan|
%Error= x 100 %
R literatur
0,17−0,16
% Error= x 100=5,9 %
0,17
0,08−0,08
% Error= x 100=0 %
0,08
0,04−0,05
% Error= x 100=25 %
0,04
|R literatur−R percobaan|
%Error= x 100 %
R literatur
0,33−0,32
% Error= x 100=3,03 %
0,33
0,17−0,16
% Error= x 100=5,9 %
0,17
40
0,09−0,10
% Error= x 100=100 %
0,09
Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 8volt
R1
V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
V R1 = x 8=1,33 volt
50+100+150
R2
V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
V R2 = x 8=2,7 volt
50+100+150
R3
V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
V R3 = x 8=4 volt
50+100+150
Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 16 volt
R1
V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
V R1= x 16=2,7 volt
50+100+150
R2
V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
V R1 = x 16=5,33 volt
50+100+150
41
R3
V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
V R1 = x 16=8 volt
50+100+150
|V literatur−V percobaan|
%Error= x 100 %
V literatur
1,01−1,33
% Error= x 100=31,6 %
1,01
2,24−2,7
% Error= x 100=20,5 %
2,24
2,98−4
% Error= x 100=34,2 %
2,98
|V Literatur −V percobaan|
%Error= x 100 %
V literatur
1,97−2,7
% Error= x 100=37 %
1,97
4,37−5,33
% Error= x 100=22 %
4,37
5,98−8
% Error= x 100=33,8 %
5,98
42
LAMPRAN B
PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
43
Jawab
Penerapan hukum ohm dalam kehidupan sehari-hari ialah seperti pada
lampu yang menyala karena adanya energi listrik, lampu tersebut berperan
sebagai hambatan, Lampu redup karena tegangan yang dibutuhkan 8 volt
sedangkan tegangan dari batu baterai 7 Volt sehingga kekurangan
tegangan. Setrika Listrik, Kulkas dan masih banyak elektronik lainnya.
Sementara penerapan hukum kirchoff 1 dan hukum kirchoff II adalah
lampu yang disusun dari rangkaian paralel dan seri.
3. Hitunglah hambatan total (Rtotal) pada rangkaian berikut !
Jawab
1 1 1 5
= + =
R p 20 5 20
20
Rp= =4
5
R s=4 +1=5
1 1 1 5
= + =
R p 20 5 20
20
Rp= =4
5
R s=4 +2=6
1 1 1 3
= + =
R p 9 18 18
18
Rp= =6
3
R s=6+6 +16=28
Loop 1
Σ є+ ΣI =0
24 I 1+ 5 I 3=25 ……………………persamaan 2
Loop 2
19+7 I 2−7 I 3 =0
7 I 2−7 I 3 =−19……………………persamaan 3
24 ( I 2 + I 3 ) + 5 I 3=25
46
Eliminasi
29 I 3 +24 I 2=25 ( 5 ) x 7
−7 I 3+7 I 2=−19 ( 29 ) x 2 4
¿¿
371 I 3=631
I 3=1,7 A
Kemudian mencari I 1
24 I 1+ 5 I 3=25
24 I 1+ 5(1,7)=25
16,5
I 1= =69 A
24
Lalu mencari I 1
−7 I 3+7 I 2=−19
−7(1,7)+7 I 2=−19
−7,1
I 2= =−1,01 A
7
I total=I 1+ I 2 + I 3
Jadi arus total yang mengalir pada rangkaian di atas ialah sebesar 1,38 A
1 1 1 2+1 3
= + = =
Rp 1 2 4 2 4
4
Rp1=
3
4 6+ 4 10
Rtotal=2+ = = =3,3
3 3 3
4 8
V x =Rp. I = .2= V
3 3
8
Vx 3 8 8 4
I x= = = = = A
r 2 3.2 6 3
48
LAMPIRAN C
ALAT-ALAT YAN DIGUNAKAN
49
LAMPRAN D
BLANKO PERCOBAA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGIFAKULTASTEKNIKUNIVERSITASSULTANAGENGTIRTAYASA
51
LABORATORIUM FISIKATERAPAN
BLANKO PERCOBAAN
RANGKAIAN LISTRIK
DATAPRAKTIKAN
NAMA Fahmi Hermastiandi
NIM/ GRUP 3332200034/N3
JURUSAN Teknik Elektro
REKAN Amelia N, Fikry Nurul H, Dedi J
TGL.PERCOBAAN 22 Maret 2021
Tegangan pada R1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGIFAKULTASTEKNIKUNIVERSITASSULTANAGENGTIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKATERAPAN 53
Tegangan Pada R3