Anda di halaman 1dari 61

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

RANGKAIAN LISTRIK

Disusun Oleh:

Nama Praktikan : Fahmi Hermastiandi


NIM : 3332200034
Jurusan : Teknik Elektro
Grup : N3
Rekan : Amelia N, Fikry Nurul H, Dedi J
Tgl. Percobaan : 23 Maret 2021
Asisten : Niko Arfana Usti

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2021

Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
i

ABSTRAK

Rangkaian listrik merupakan sambungan komponen atau alat-alat yang paling


sederhana, yang dimana didalamnya paling sedikit satu jalan tertutup yang dapat
dilalui oleh arus listrik. Pemanfaatan rangkaian listrik sering dimanfaatkan di
kehidupan sehari-hari, contohnya rangkaian pada lampu, yang dimana arus yang
bekerja serta tegangan dan hambatan di dalam rangkaian listrik tersebut berubah
menjadi cahaya dan panas.
Teori rangkaian listrik berasal dari hukum dasar fisika seperti hukum ohm
dan hukum kirchoff. Ada dua besaran yang sering digunakan yaitu muatan arah
arus dan Daya listrik. Pada praktikum rangkaian listrik ada tujuan yang harus
dicapai, yaitu seperti menguji Hukum Ohm, menguji kebenaran rumus tegangan
dan arus listrik, menguji Hukum Kirchoff pada resistor, dan memahami cara kerja
osiloskop.

Kata kunci: Hukum Ohm, Hukum Kirchoff, Muatan arah arus, Daya dan usaha
ii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i

ABSTRAK ……………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………........................................................................1


1.2 Tujuan Percobaan....................................................................................1
1.3 Batasan Masalah ………….....................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Muatan dan Arus Listrik……...................................................................3


2.2 Tegangan………………...........................................................................3
2.3 Daya dan Energi.......................................................................................5
2.4 Hukum Ohm.............................................................................................5
2.5 Hukum Kirchoff1....................................................................................10

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan …………........................................................11


3.2 Prosedur Percobaan ...............................................................................12
3.3 Alat yang Digunakan ………….............................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


iii

4.1 Hasil Percobaan......................................................................................15


4.2 Pembahasan …………...........................................................................25
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……. ……..........................................................................30


5.2 Saran………….......................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A.PERHITUNGAN..........................................................................33
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS .............40
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN..................................43
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................47
iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tegangan Pada Listrik.....................................................................5

Gambar 2.2 Arus Dalam simpul..........................................................................8

Gambar 2.3 (a) Sumber Arus Paralel., dan (b) Sumber Arus Ekivalen...............9

Gambar 2.4 Rangkaian KVL...............................................................................9

Gambar 3.1 Diagram Alir Rangkaian Listrik.....................................................11

Gambar 4.1 Gafik Pada Resistor........................................................................16

Gambar 4.2 Gafik Pada Lampu .........................................................................16

Gambar 4.3 Grafik Pada PTC.............................................................................16

Gambar 4.4 Grafik Pada NTC.............................................................................16

Gambar 4.5 Tegangan pada Sumber ..............................................................…23

Gambar 4.6 Tegangan pada R1.......................................................................…24

Gambar 4.7 Tegangan pada R2.......................................................................…24

Gambar 4.8 Tegangan pada R3.......................................................................…24

Gambar C.1 Catu Daya...................................................................................…45

Gambar C.2 Osiloskop....................................................................................…45

Gambar C.3 Resistor.......................................................................................…45

Gambar C.4 PTC.............................................................................................…45

Gambar C.5 Lampu.........................................................................................…45


v

Gambar C.6 NTC...........................................................................................…45

Gambar C.7 Multimeter..................................................................................…45

Gambar C.8 Kabel..........................................................................................…45


vi

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Hail Percobaan Hukum Ohm Resistor dan Lampu..........................15
Tabel 4.2 Hail Percobaan Hukum Ohm PTC dan NTC .................................15
Tabel 4.3 Hail Percobaan Hukum I dan II kirchoff.........................................19
vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A. Perhitungan..................................................................................32
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus .....................................39
1 Jawaban Pertanyaan..................................................................40
Lampiran C. Gambar Alat Yang Digunakan....................................................46
Lampiran D. Blangko Percobaan……………………………………………...48
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan listrik sudah dilakukan sejak zaman dahulu sampai sekarang.
Listrik merupakan energi yang sangat mudah didapatkan tidak sama halnya
dengan energi yang lainnya. Listrik mulai dikembangkan dan diteliti sejak tahun
1800-an yang diaman para fisikawan menemukan berbagai hal di dalam listrik
sendiri. Pengaplikasian listrik di zaman sekarang adalah rangkaian listrik yang
bisa menghasilkan lampu.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sangat membutuhkan rangkaian listrik,
karena dengan rangkaian listrik dapat menunjang atau memenuhu kehidupan kita
masing masing. Namun apakah kita tahu sebelumnya, jika di dalam rangkaian
listrik juga terdapat hambatan, arus listrik dan beda potensial. Serta rangkaiannya
ada yang seri dan paralel. Maka dari itu agar kita bisa memahami lebih jauh
konsep rangkaian listrik, kita membuat percobaan praktikum rangkaian listrik.

1.2 Tujuan Percobaan


Seperti yang kita ketahui, setiap tindakan yang kita lakukan pasti ada
tujuannya, maka dari itu tujuan dari dilakukannya percobaan kali ini ialah, sebagai
berikut:
1. Menguji Hukum Ohm dengan menggunakan hambatan dan beberapa
komponen elektronik.
2. Menguji kebenaran rumus tegangan dan arus listrik untuk rangkaian seri
dan paralel pada hambatan-hambatan listrik.
3. Menguji Hukum Kirchoff pada resistor baik terhubung seri maupun
paralel. Menguji Hukum Ohm Menguji kebenaran rumus tegangan dan
2

arus listrik Menguji Hukum Kirchoff pada resistor Memahami cara kerja
osiloskop
4. Memahami cara kerja osiloskop serta dapat menggambar bentuk
gelombang tegangan dan beban yang ditampilkan melalui osiloskop.

2.3 Batasan Masalah


Percobaan pertama kita hanya mencari nilai resistansi yang ada pada setiap
komponen, pada percobaan kedua yaitu mencari nilai arus yang melewati masing-
masing resistor, dan pada percobaan ketiga yaitu kita mencari besar tegangan dan
hambatan yang ada pada resistor.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Muatan dan Arah Listrik


Benda terdiri dari atom-atom yang tersusun atas proton, elektron dan neutron.
Proton bermuatan positif, elektron bermuatan negatif dan neutron tak bermuatan.
Benda yang memiliki elektron lebih banyak akan akan bermuatan negatif. Namun
apabila perbandingan elektron lebih sedikit dari jumlah proton yangdimilikinya,
maka benda tersebut akan bermuatan positif[1].
Dua tipe muatan, yakni positif dan negatif, ditetapkan oleh Benjamin Franklin
(1706-1790) seorang filosof, ilmuwan dannegarawan Amerika. Teori Franklin
tentang muatan listrik adalah sebagai teori aliran tunggal yang memperlihatkan
muatan positif sebagai dampak dari aliran listrik berlebih dan muatannegatif
sebagai kekurangannya. Keseimbangan jumlah dari keduanya akan bernilai nol.
Pernyataan ini kemudian dikenal sebagai hukum kekekalan muatan listrik, yang
menyatakan, Nilai total dari muatan yang dihasilkan dalam setiap proses adalah
nol. Dari teori itu pula maka kita menyatakan, Arus mengalir dari kutub positif ke
kutub negatif[1].
Elektron sendiri merupakan muatan negatif yang memiliki nilai sebesar 1,602
x 10-19 Coulomb untuk tiap satu muatannya. Dimana kenegatifannya menyatakan
arah secara vektor. Di dalam 1 Coulomb muatan, terdapat elektron sebanyak 6,24
x 1018 buah elektron. Jumlah ini didapat dari perhitungan sebagai berikut:

q=n q 3…………………………………..…….1.1

Dimana
N = Jumlah elektron
Q = Besar muatan, dalam Coulomb
Qe = Muatan elektron, -1,602 x 10-19 C
4

Dalam kondisi bebas, elektron akan selalu bergerak menuju potensial yang
lebih tinggi. Pergerakan elektron ini dalam suatu penghantar akan menghasilkan
arus listrik yang arahnya selalu berlawanan dengan arah gerak elektron itu sendiri.
Arus listrik I merupakan banyaknya perubahan muatan q yang mengalir dalam
suatu selisih waktu t yang dilaluinya[1].

2.2 Tegangan
Untuk dapat bergerak pada suatu konduktor dalam arah tertentu, sebuah
elektron memerlukan energi atau kerja. Kerja tersebut disebabkan adanya external
electromotive force (emf) atau dikenal dengan istilah gaya gerak listrik (GGL).
GGL tersebut juga dikenal dengan voltage (tegangan) atau beda potensial[1].
Tegangan Vab antara dua titik a dan b dalam sebuah rangkaian listrik adalah
besarnya energi (kerja) yang dibutuhkan untuk menggerakkan satu satuan muatan
dari a ke b. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut

dw
v ab= ………...……………………………….2.2
dq

Dimana :
W = Enwrgi dalam joule(J)
q = muatan dalam coulomb (C)
v = diukur dalam volt (V)

Tanda plus (+) dan minus (-) digunakan untuk mendefinisikan arah atau
polaritas tegangan.Vab dapat dinyatakan dengan dua cara yaitu 1. titik a
mempunyai potensial Vab volt lebih tinggi dari pada titik b, atau 2. Potensial pada
titik a terhadap titik b adalah Vab. Hal ini mengikuti logika bahwa secara umum

v ab =−v ab………………...…………………….2.3
5

Gambar 2.1 Tegangan Pada Elemen Listrik

Arus dan tegangan adalah dua variable dasar dalam rangkaian listrik. Istilah
signal (sinyal) adalah istilah umum yang digunakan oleh besaran listrik seperti
arus dan tegangan untuk membawa informasi. Engineer lebih sering menyebut
variable sinyal dari-pada fungsi matematis terhadap waktu karena pentingnya
sinyal dalam komunikasi dan disiplin ilmu lainnya. Sebagaimana arus listrik,
tegangan yang bernilai konstan disebut tegangan dc dan dinyatakan dengan V.
Sementara tegangan yang berubah-ubah terhadap waktu disebut tegangan ac dan
disimbolkan dengan v. Tegangan dc umumnya dihasilkan oleh battery dan
tegangan ac dihasilkan oleh generator listrik[2].

2.3 Daya dan Energi


Daya adalah besaran yang merupakan fungsi waktu dan disebut sebagai daya
sesaat (instantaneous power). Jadi daya yang diserap atau disuplai oleh sebuah
elemen adalah hasil dari tegangan yang melintasi elemen tersebut dan arus yang
melaluinya[1]. Untuk menghubungkan antara daya dan energi dengan tegangan
dan arus, kita perlu mengingat kembali dalam Fisika bahwa:

dw
P= ……………………………….……….2.4
dt

Dimana:
P = Daya (watt)
W = Energi (Joule)
6

t = waktu (sekon)
dw dw dq
P= = . ………………………………..2.5
dt dq dt

P=V . I ……………….…………………………2.6

Arah arus dan polaritas tegangan memegang peranan penting dalam


menentukan tanda daya. Karena penting arah arus dan tegangan maka kita perlu
memperhatikan hubungan antara arus i dan tegangan v.
Meskipun arus dan tegangan adalah dua variabel dasar dalam rangkaian
listrik, keduanya tidak cukup bekerja sendirinya. Untuk tujuan itu, kita perlu
mengetahui seberapa besar daya yang dapat ditangani perangkat listrik. Kita
semua tahu dari pengalaman bahwa bohlam 100 watt memberikan lebih banyak
cahaya daripada Bohlam 60 watt. Kita juga tahu itu ketika kita membayar tagihan
kita ke listrik perusahaan pembangkit listrik, kita membayar untuk energi listrik
yang dikonsumsi jangka waktu tertentu. Jadi, perhitungan daya dan energi adalah
penting dalam analisis sirkuit [2].

2.4 Hukum Ohm


Hukum ohm berbunyi sebagai berikut: “besarnya kuat arus yang timbul pada
suatu pengantar berbanding lurus dengan beda potensial atau tegangan antara
kedua ujung pengantar tersebut”. Hukum ohm menggambarkan bagaimana arus,
tegangan, dan tahanan berhubungan. George ohm menentukan secara
eksperimental bahwa jika tegangan yang melewati sebuah tahanan bertambah
nilainya maka arusnya juga akan bertambah nilainya, Begitu juga sebaliknya[2].
Secara umum bahan material pada hukum ohm memiliki kemampuan dalam
menghambat aliran muatan listrik. Sifat fisis ini, atau kemampuan dalam
menghambat arus, dikenal sebagai resistansi yang disimbolkan dengan R.
Hambatan dari tiap material dengan luasan penampang bidang A tergantung dari
A dan panjangnya digambarkan secara matematis sebagai
7

V =I . R ……………………...……………….2.7

Dimana :
V = Tegangan (volt)
I = Kuat arus (Ampere)
R = Hambatan (Ω)

Hukum ohm juga menyatakan bahwa pada tegangan yang konstan, jika nilai
tahanan di perkecil maka akan diperoleh arus yang lebih kuat. Begitu juga
sebaliknya dan dapat ditulis sebagai berikut

V
I = …………………………………….2.
R
8

Untuk mendapatkan persamaan R dapat dinyatakan dalam satuan ohm dan


disimbolkan dengan Ω. Jadi resistansi R dari sebuah elemen menyatakan
kemampuan elemen tersebut untuk menghambat arus listrik dan diukur dengan
ohm Ω. Persamaan dapat ditulis ulang menjadi

V
R= ……………………………..……2.9
I

Untuk menerapkan hukum ohm, kita harus memperhatikan arah arus dan
polaritas tegangan. Arah arus I dan polaritas tegangan V harus sesuai dengan
konvensi tanda positif. Arus yang mengalir dari potensial yang lebih tinggi ke
potensial yang lebih rendahV =I . R , sebaliknya jika arus mengalir dari potensial
rendah ke potensial lebih tinggi V =−I . R . Nilai R dapat bervariasi dari mulai nol
sampai tak terhingga. Sehingga penting untuk mempertimbangkan dua keadaan
ekstrim dari R. Elemen yang memiliki R = 0 dikatakan hubung singkat (short
circuit). Untuk rangkaian yang terhubung singkat V =IR=0, berarti tegangan
bernilai nol tetapi arusnya bisa berapa saja. Pada tataran praktis, hubung singkat
8

biasanya menggunakan konduktor yang sangat baik dan resistansinya mendekati


nol[3].
Rangkaian listrik banyak menggunakan resistor. Resistor sendiri merupakan
elemen pasif paling sederhana. Resistror adalah komponen elektronika dua
saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan
tegangan diatara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.
Resistansi atau hambatan suatu material bergantung pada panjang, luas
penampang lintang, tipe material dan temperatur. Untuk material-material yang
memenuhi hukum ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan
tidak bergantung pada I. Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam,
disebut material ohmmik [3].

2.5 Hukum Kirchoff


Hukum ohm sendiri tidak cukup untuk menganalisa rangkaian. Ia akan sangat
baik untuk menyelesaikan analisa rangkaian listrik yang besar jika dipadukan
dengan dua hukum Kirchhoff. Seorang fisikawan jerman yaitu Gustav Robert
Kirchhoff berhasil ikut berkontribusi dalam pemahaman konsep dasar teori
rangkaian listrik, spektroskopi, dan emisi radiasi benda hitam yang dihasilkan
oleh benda-benda yang dipanaskan. Dalam kelistrikan, sumbangan utamanya
adalah dua hukum dasar rangkaian, yang kita kenal sekarang dengan Hukum I dan
Hukum II Kirchoff. Kedua hukum dasar rangkaian ini sangat bermanfaat untuk
menganalisis rangkaian-rangkaian listrik majemuk yang cukup rumit.Pada Kedua
hukum tersebut juga dikenal dengan nama Kirchhoff’s current (KCL)/hukum
kirchhoff untuk arus dan Kirchhoff’s voltage law (KVL)/hukum kirchhoff untuk
tegangan[1].
Hukum pertama Kirchhoff didasarkan pada hukum konservatif muatan, yaitu
menyebutkan bahwa jumlah muatan total pada sebuah sistem tidak dapat berubah.
Atau Hukum I Kirchoff berbunyi “jumlah aljabar dari arus yang menuju/ masuk
dengan arus yang meninggalkan/keluar pada satu titik sambungan/cabang sama
dengan nol “.
9

2.2 Gambar Aus dalam Simpul

i 1−i 2+ i3 +i 4 −i 5=0……………………………..2.10

Arus i 1, i 3 ,dan i 4 masuk ke simpul dan arus i 2dan i 5keluar simpul. Jika
persamaan diatas disusun kembali akan menghasilkan

i 1+ i3 +i 4 =i 2+i 5……………..…………………2.11

Dari persamaan diatas dapat dikatakan bahwa KCL menyatakan bahwa


jumlah arus yang masuk simpul sama dengan jumlah arus yang keluar simpul.
Sebuah aplikasi sederhana KCL adalah kombinasi beberapa sumber arus
secara paralel. Arus total adalah penjumlahan semua arus individual dalam
rangkaian tersebut. Sumber arus ekivalen dapat diperoleh dengan menerapkan
KCL ke titik simpul a.

Gambar 2.3 (a) Sumber Arus Paralel., dan (b) Sumber Arus Ekivalen
10

Hukum Kirchhoff kedua (KVL) berdasarkan prinsip energi konservatif. KVL


menyatakan bahwa tegangan total pada sebuah rangkaian tertutup (loop) bernilai
nol.

Gambar 2.4 Rangkaian KVL

R s=R1 + R2….…………………………………2.12

I . R=V …………………………………………2.13
11

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Daigram Alir Percobaan


Berikut merupakan diagram alir pada percobaan kali ini yang telah disusun
secara sederhana

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Melakukan uji coba hukum


Ohm dengan mengglunakan
hambatan dan komponen
elektronik

Menguju kebenaran rumus


tegangan dan arus listrik
pada rangkaian seri dan
paralel

Menguji hukum kirchoff


pada resistor baik terhubung
seri maupun paralel
12

Gambar 3.1 Diagram Alir Rangkaian Listrik

3.2 Prosedur Percobaan


Dalam percobaan kalo ini terdapat 4 metode percobaan yang akan dilakukan,
yang diantaranya sebagai berikut
Metode Hukum Ohm
1. Disusunlah rangkaian seperti yang ada pada modul rangkaian listrik.
2. Diatur posisi output, set komponen elektronik sehingga Kx = Resistor
3. Diatur posisi saklar pada catu daya DC sehingga keluarannya adalah 0
Volt
13

4. Ditutup switch S, kemudian atur keluarnya catu daya sehingga lebih besar
dari 0 Volt
5. Dicatat kedudukan amperemeter (I) dan kedudukan voltmeter (V) yang
ditentukan oleh asisten
6. Diulangi percobaan ini beberapa kali ( minimum 5 kali ) untuk harga
hargaI dan tegangan V yang berbeda
7. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = NTC
8. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = PTC
9. Diulangi langkah 1 sampai 5 untuk Kx = Lampu

Hukum I Kirchoff
1. Disusunlah rangkaian seperti dalam modul, dimana nilai dari R1, R2, dan
R3 berturut turut adalah 100Ω, 50Ω, dan 150Ω
2. Disambungkan catu daya DC ke jala jala listrik PLN dan nyalakan
3. Ditentukan harga tegangan DC dengan cara memutar selector pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
4. Diukur besar arus yang melewati masing masing resistor menggunakan
amperemeter ( A ) yang terpasang seri pada tiap resistor, lalu catat
hasilnya pada blangko percobaan
5. Diulangi percobaan ini dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.

Hukum II Kirchoff
1. Disusunlah rangkaian seperti yang terlihat pada modul rangkaian listrik,
dimana nilai dari R1, R2, dan R3 berturut turut sebesar 100Ω, 50Ω, dan
150Ω.
2. Disambungkan catu daya DC ke jala jala listrik PLN dan nyalakan.
3. Ditentukan harga tegangan DC dengan cara memutar selektor pada catu
daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut.
4. Diukur besar tegangan yang pada masing masing resistor menggunakan
voltmeter ( V ) yang terpasang paralel pada tiap resistor, lalu catat hasilnya
pada blangko percobaan
14

5. Diulangi percobaan ini dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.

Pembangkitan Gelombang Menggunakan Osiloskop


1. Disusunlah rangkain seperti pada percobaan Hukum II Kirchaff dengan
Tegangan sumber yang telah ditetapkan
2. Dinyalakan Osiloskop , Kemudian ambil dan sambungkan ujung dari kabel
probe dengan channel 1 pada osiloskop.
3. Diatur Volt/Div sebesar Volt/Div yang ditentukan asisten masing-masing.
4. Diukur tegangan yang akan terbaca dengan osiloskop , hubungkan kabel
probe dengan secara paralel pada tiap resistor dan tegangan resitor.
5. Diamati bentuk gelombang yang tertampil pada layar osiloskop.

3.3 Alat-Alat Yang Digunakan


Berikut merupakan daftar alat-alat yang akan digunakan pada percobaan kali
ini

Tabel 3.1 Alat-Alat Percobaan Rangkaian Listrik


No. Alat Jumlah
1 Multimeter 1 set
2 Catu Daya DC (0-12V, 3A) 1 buah
3 Komponen elektronik Resistor 3 buah
4 Komponen elektronik NTC 1 buah
5 Komponen elektronik PTC 1 buah
6 Komponen elektronik Lampu 1 buah
7 Kabel – Kabel Penghubung 1 set

BAB IV
15

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berikut merupakan hasil pengumpulan data atas percobaan yang telah
dilakukan

Percobaan Hukum Ohm


Tabel 4.1 Hasil Percobaan Hukum Ohm Resistor dan Lampu
Perc. Kx = Resistor 100 Ω Kx = Lampu
ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,02 2 0,11
2 4 0,04 4 0,14
3 6 0,06 6 0,17
4 8 0,08 8 0,19
5 10 0,11 10 0,21
6 12 0,13 12 0,23

Tabel 4.2 Hasil Percobaan Hukum Ohm PTC dan NTC


Perc. Kx = PTC Kx = NTC
ke- V (volt) I (Ampere) V (volt) I (Ampere)
1 2 0,18 2 0,05
2 4 0,35 4 0,10
3 6 0,51 6 0,15
4 8 0,52 8 0,26
5 10 0,38 10 0,46
6 12 0,24 12 1,07

Setelah data dalam tabel terkumpul, setelah itu kita ubah ke grafik
16

Grafik Pada Resistor


0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
2 4 6 8 10 12

Gambar 4.1 Grafik Pada Resistor

Grafik Pada Lampu


0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
2 4 6 8 10 12

Gambar 4.2 Grafik Pada Lampu

Grafik Pada PTC


0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
2 4 6 8 10 12

Gambar 4.3 Grafik Pada PTC


17

Grafik Pada NTC


1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

0
2 4 6 8 10 12

Gambar 4.4 Grafik Pada NTC

Menghitung jumlah R (hambatan) yang diperoleh pada setiap komponen


dengan cara memasukan data yang ada ke dalam rumus.

 Resistor

V
 R=
I
2
 R= =100 Ω
0.02
4
 R= =100 Ω
0.04
6
 R= =100Ω
0.06
8
 R= =100 Ω
0.08
10
 R= =90,90Ω
0.11
12
 R= =92,30Ω
0.13

 Lampu

V
 R=
I
18

2
 R= =18,18 Ω
0.11
4
 R= =28,57 Ω
0.12
6
 R= =35,29Ω
0.17
8
 R= =42,10Ω
0.1
10
 R= =47,61Ω
0.21
12
 R= =52,17 Ω
0.23

 PTC

V
 R=
I
2
 R= =11,11 Ω
0.18
4
 R= =11,42 Ω
0.35
6
 R= =11,76 Ω
0.51
8
 R= =15,38 Ω
0.52
10
 R= =26,31Ω
0.38
12
 R= =50 Ω
0.24

 NTC

V
 R=
I
19

2
 R= =40 Ω
0.05
4
 R= =40 Ω
0.10
6
 R= =40 Ω
0.15
8
 R= =30,76Ω
0.26
10
 R= =21,73Ω
0.46
12
 R= =11,21 Ω
1.07

 Menghitung % Error dari hasil percobaan pada Resistor dengan R =


100 Ω
|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−90,90
 % Error= x 100=1,1 %
100

100−93,30
 % Error= x 100=7,7 %
100
20

Percobaan Hukum I dan II Kirchoff

Tabel 4.3 Percobaan Hukum I dan II Kirchoff


Perc. Kirchoff Voltage Law Kirchoff current Law
ke- VS VR1 VR2 VR3 VS IR1 IR2 IR3
(volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (A) (A) (A)
1 8 1,21 2,46 4,87 8 0,17 0,08 0,04

2 16 2,35 4,74 9,40 16 0,33 0,17 0,09

50 100 150 50 100 150

 Menghitung total hambatan pada rangkaian sebagai berikut

1 1 1 1
 = + +
R P R 1 R2 R 3
1 1 1 1 6+ 3+2
 = + + =
R P 50 100 150 300
300
 R P= =27,27
11

 Pada VS = 8 volt

Vs
 I s=
Rs
8
 Is= =0,29 A
27,27

 Pada VS = 16 volt
21

Vs
 I s=
Rs
16
 Is= =0,58 A
27,27

 Menghitung arus yang mengalir tiap resistor pada Is = 0,29 A

R 2 R3
 I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
 I R1 = x 0,29=0,16 A
50.100+50.150+100.150

R 1 R3
 I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
 I R2 = x 0,29=0,08 A
50.100+50.150+100.150

R 1 R2
 I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
 I R3 = x 0,29=0,05 A
50.100+50.150+100.150

 Menghitung arus yang mengalir tiap resistor pada Is = 0,58 A

R 2 R3
 I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
 I R1 = x 0,58=0,32 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
 I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
 I R2 = x 0,58=0,16 A
50.100+50.150+100.150
22

R 1 R2
 I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
 I R1 = x 0,58=0,10 A
50.100+50.150+100.150

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 8 volt, Is= 0,29 A

|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur
0,17−0,16
 % Error= x 100=5,9 %
0,17
0,08−0,08
 % Error= x 100=0 %
0,08
0,04−0,05
 % Error= x 100=25 %
0,04

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 16 volt, Is= 0,58 A

|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur
0,33−0,32
 % Error= x 100=3,03 %
0,33
0,17−0,16
 % Error= x 100=5,9 %
0,17
0,09−0,10
 % Error= x 100=100 %
0,09

 Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 8volt

R1
 V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
 V R1 = x 8=1,33 volt
50+100+150
23

R2
 V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
 V R2 = x 8=2,7 volt
50+100+150

R3
 V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
 V R3 = x 8=4 volt
50+100+150

 Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 16 volt

R1
 V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
 V R1= x 16=2,7 volt
50+100+150

R2
 V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
 V R1 = x 16=5,33 volt
50+100+150

R3
 V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
 V R1 = x 16=8 volt
50+100+150

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 8 volt,

|V literatur−V percobaan|
 %Error= x 100 %
V literatur
24

1,01−1,33
 % Error= x 100=31,6 %
1,01
2,24−2,7
 % Error= x 100=20,5 %
2,24
2,98−4
 % Error= x 100=34,2 %
2,98

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 16 volt, Is= 0,58 A

|V Literatur−V percobaan|
 %Error= x 100 %
V literatur
1,97−2,7
 % Error= x 100=37 %
1,97
4,37−5,33
 % Error= x 100=22 %
4,37
5,98−8
 % Error= x 100=33,8 %
5,98

 Percobaan Tegangan pada Sumber

Gambar 4.5 Tegangan pada Sumber

 Percobaan Tegangan pada R1


25

Gambar 4.6 Tegangan pada R1

 Percobaan Tegangan pada R2

Gambar 4.7 Tegangan pada R2

 Percobaan Tegangan Pada R3

Gambar 4.8 Tegangan pada R3


26

4.2 Pembahasan
Rangkaian listrik merupakan sambungan komponen atau alat-alat yang paling
sederhana, yang dimana didalamnya paling sedikit satu jalan tertutup yang dapat
dilalui oleh arus listrik. Pemanfaatan rangkaian listrik sering dimanfaatkan di
kehidupan sehari-hari, contohnya rangkaian pada lampu, yang dimana arus yang
bekerja serta tegangan dan hambatan di dalam rangkaian listrik tersebut berubah
menjadi cahaya dan panas.
Teori rangkaian listrik berasal dari hukum dasar fisika seperti hukum ohm
dan hukum kirchoff. Ada dua besaran yang sering digunakan yaitu muatan arah
arus dan energy listrik. Namun besaran yang kita pakai pada praktikum kali ini
hanya arusdan tegangan . Tidak hanya di besaran saja, rangkaian listrik terbagi
menjadi 2 jenis yaitu rangkaian listrik paralel dan rangkaian listrik seri.
Sebelum kita masuk ke percobaan, kita perlu menyiapkan alat-alat yang
digunakan seperti Multimeter, catu daya DC (0-12volt, 3A), komponen elektronik
resistor, komponen elektronik NTC, komponen elektronik PTC, komponen
elektronik lampu, kabel-kabel penghubung. Setiap alat memiliki kegunaannya
misalnya seperti alat multi meter yang berfungsi untuk mengetahui seberapa kuat
tegangan, resistansi atau hambatan dan arus listrik, kemudian catu daya berfungsi
untuk memasok energy listrik untuk satu atau lebih beban listrik, lalu komponen
resistor berfungsi untuk menghambat serta mengatur arus listrik di dalam
rangkaian listrik. Kompnen NTC dan PTC digunakan untuk sensor dan
mengontrol suhu serta pembatasan untuk arus listrik yang masuk ke dalam
rangkaian, lampu digunakann sebagai alat yang mengkonversikan tenaga listrik
27

menjadi cahaya dan panas dan yang terakhir ialah komponen penghubung yang
berfungsi untuk menghubungkan komponen-komponen yang lain.
Setelah kita memahami dan bisa meggunakan alat-alat yang ada, selanjutnya
kita bisa memahami metodologi percobaannya, dengn mengikuti langkah-langkah
yang telah tersedia. Di dalam praktikum ini ada 4 tujuan yang harus dicapai
setelah itu aka nada hasil yang di dapat.
Langsung saja kita ke percobaan yang pertama yaitu hukum ohm yang
dimana dalam pengerjaannya kita harus melakukan atau menyusun rangkaian
komponen yang akan diuji coba. Setelah itu kita dapat melakukan percobaan atau
mengikuti prosedur yang sudah tertera di dalam modul atau dari video prosedur
percobaan yang telah disediakan. Seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan
diatas, ada alat yang harus digunakan dalam percobaan kali ini, alat utama yang
harus digunakan pada percobaan kali ini ialah catu daya DC (0-12volt, 3A),
seperti yang telah dijelaskan ditas juga bahwa catu daya dc ini digunakan untunk
mengatur tegangan yang dikeluarkan, pada semua percobaan menggunakan catu
daya, selain menggunakan catu daya yaitu menggunakan resistor, kabel, dan
multimeter.
Kemudian setelah melakukan langkah atau prosedur percobaan dengan
benar, maka kita mendapatkan data-data atau nilai dari tegangan dan kuat arus,
lalu kita menghitung nilai hambatan (R) pada setiap komponen yang berdasarkan
data yang telah didapatkan. Data-data tadi yang sudah didapatkan pada percobaan
hukum ohm ini kita mengkonversikan data yang berbentuk table ke bentuk grafik
yang didalamnya berisikan tegangan terhadap kuat arus.
Pada grafik tegangan terhadap kuat arus kita bisa menentukan komponen
mana saja yang termasuk ohmik dan non ohmik. Komponen Resistor, lampu, dan
NTC termasuk ke dalam ohmik. Kenapa dikatakan atau dtermasuk ohmik? karena
dari data yang telah kita dapat setelah membuat grafik bisa kita simpulkan bahwa
ternyata di ohmik itu semakin tinggi tegangan maka semakin tinggi juga kuat arus,
dan ini sejalan dengan hukum ohm. Sementara itu yang termasuk kedalam non
ohmik itu ialah komponen PTC, karena dari data hasil percobaan yang kita dapat
bahwasannya itu tidak sejalan dengan dengan hukum ohm.
28

Setelah kita menentukan komponen mana yang termasuk ohm atau non ohm
kita menghitung besar hambatan yang ada, dengan cara menghitung menggunakan
rumus V=IR. Hasil yang ada atau hasil hambatan ini selanjutnya kita menghitung
seberapa besar presentase kesalahan yang terjadi pada percobaan hukum ohm ini,
menghitungnya kita bisa dengan cara hambatan yang ada pada blanko sebesar 100
Ω. Hasil yang didapat yaitu 0%, 0%, 0%, 0%, 1,1% dan 7,7%.
Jika hasil presentase kesalahannya nol persen artinya pada percobaan hukum
ohm ini memiliki tingkat kesalahannya sangat kecil atau bisa dibilang tidak
memiliki faktor kesalahan yang mengakibatkan salah mendapatkan data. Kenapa
demikian? Karena pada percobaan ini sudah menggunakan alat yang otomatis
benar mengolah data dalam penghitungannya dan sangat kecil mengalami error.
Percobaan selanjutnya yang akan dibahas ialah percobaan hukum I kirchoff.
Pada hukum 1 kichoff ini rangkaian yang digunakan ialah rangkaian paralel.
Rangkaian paralel sendiri ini menggunakan hambatan resistor, hambatan
resitornya ini sendiri terdapat 3 buah resistor yang disusun secara paralel serta R1-
nya dihubungkan dengan kutub positif dan negatif catu daya DC. Pada percobaan
hukum I kirchoff catu daya DC diatur untuk memberikan tegangan sebesar 8 volt
dan 12 volt lalu kita mengukur seberapa besar arus yang mengalir pada 3 resistor
yang disusun paralel menggunakan alat multimeter.
Pada percobaan hukum I kirchoff ini kita harus menghitung total hambatan
yang terjadi pada satu rangkaian, maka diperoleh nilai hambatan total sebesar
27,27 Ω. Kita juga harus menghitung kuat arus pada resistor, setelah kita hitung
maka pada tegangan 8 volt kita mendapatkan nilai IR1 = 0,16 A, IR2 = 0,08 A, IR3
= 0,05 A, sedangkan pada tegangan 16 volt kuat arus yang mengalir ialah IR 1 =
0,32A, IR2 = 0,16 A, IR3 = 0,10 A.
Percobaaan hukum I kirchoff ini juga mengharuskan kita untuk
menghitung persentase kesalahan (%Error). Pada tegangan 8 volt ternyata
kesalahannya ialah 5,9%, 0% dan 25%. Sementara jika pada tegangan 12 volt
ternyata persentase kesalahannya ialah 3,3% , 5,9% dan 100%. Dapat kita
simpulkan bahwa pada percobaan ini persentase kesalahannya sangat besar,
sehingga ada beberapa faktor yang mengakibatkan kealahan ini terjadi, seperti
29

besar kemungkinan diakibatkan karena ketika dalam pengumpulan pengukuran


data yang keliru lalu salah dalam menyusun rangkaian resistor yang
mengakibatkan salah dalam hal perhitungan.
Percobaan selanjutnya yang akan dibahas ialah percobaan hukum I kirchoff.
Pada hukum 1 kichoff ini rangkaian yang digunakan ialah rangkaian paralel.
Rangkaian paralel sendiri ini menggunakan hambatan resistor, hambatan
resitornya ini sendiri terdapat 3 buah resistor yang disusun secara paralel serta R1-
nya dihubungkan dengan kutub positif dan negatif catu daya DC. Pada percobaan
hukum I kirchoff catu daya DC diatur untuk memberikan tegangan sebesar 8 volt
dan 12 volt lalu kita mengukur seberapa besar arus yang mengalir pada 3 resistor
yang disusun paralel menggunakan alat multimeter.
Pada percobaan hukum I kirchoff ini kita harus menghitung total hambatan
yang terjadi pada satu rangkaian, maka diperoleh nilai hambatan total sebesar
27,27 Ω. Kita juga harus menghitung kuat arus pada resistor, setelah kita hitung
maka pada tegangan 8 volt kita mendapatkan nilai IR1 = 0,16 A, IR2 = 0,08 A, IR3
= 0,05 A, sedangkan pada tegangan 16 volt kuat arus yang mengalir ialah IR 1 =
0,32A, IR2 = 0,16 A, IR3 = 0,10 A.
Percobaaan hukum I kirchoff ini juga mengharuskan kita untuk menghitung
persentase kesalahan (%Error). Pada tegangan 8 volt ternyata kesalahannya ialah
5,9%, 0% dan 25%. Sementara jika pada tegangan 12 volt ternyata persentase
kesalahannya ialah 3,3% , 5,9% dan 100%. Dapat kita simpulkan bahwa pada
percobaan ini persentase kesalahannya sangat besar, sehingga ada beberapa faktor
yang mengakibatkan kealahan ini terjadi, seperti besar kemungkinan diakibatkan
karena ketika dalam pengumpulan pengukuran data yang keliru lalu salah dalam
menyusun rangkaian resistor yang mengakibatkan salah dalam hal perhitungan.
Percobaan yang ketiga ialah percobaan hukum II kirchoff. Pada hukum II
kichoff ini rangkaian yang digunakan ialah rangkaian seri. Rangkaian seri sendiri
ini menggunakan hambatan resistor, hambatan resitornya ini sendiri terdapat 3
buah resistor yang disusun secara seri seri. Pada percobaan hukum II kirchoff catu
daya DC diatur untuk memberikan tegangan sebesar 8 volt dan 12 volt lalu kita
30

mengukur seberapa besar tegangan yang bekerja pada 3 resistor yang disusun seri
menggunakan alat multimeter.
Pada percobaan hukum II kirchoff kita harus menghitung tegangan yang
bekerja pada resistor, setelah kita hitung maka pada tegangan 8 volt kita
mendapatkan nilai VR1 = 1,33 volt, VR2 = 2,7 volt, dan VR3 = 4volt, sedangkan
pada tegangan 16 volt tegangan yang bekerja ialah VR1 = 2,7 volt, VR2 = 5,33 volt,
dan VR3 = 16 volt.
Percobaaan hukum II kirchoff ini juga mengharuskan kita untuk
menghitung persentase kesalahan (%Error). Pada tegangan 8 volt ternyata
kesalahannya ialah 31,6%, 20,5% dan 34,2%. Sementara jika pada tegangan 12
volt ternyata persentase kesalahannya ialah 37% , 22% dan 33,8%. Dapat kita
simpulkan bahwa pada percobaan ini persentase kesalahannya sangat besar,
sehingga ada beberapa faktor yang mengakibatkan kealahan ini terjadi, seperti
besar kemungkinan diakibatkan karena ketika dalam pengumpulan pengukuran
data yang keliru lalu salah dalam menyusun rangkaian resistor yang
mengakibatkan salah dalam hal perhitungan.
Percobaan yang keempat yaitu ini kita harus merangkai terlebih dahulu
rangkaian listrik secara seri yang terdiri dari 3 resistor. Percobaan ini
menggunakan osiloskop. Seperti pada prosedur percobaan hal yang harus kita
lakukan ialah menyalakan osiloskop dan menyambungkan kabel probe ke
osiloskop dan menyambungkannya juga dengan komponen yang akan di ukur
gelombangnya pada Vs = 12 volt, lalu kita mengukur volt/div sebesar 5 volt/div.
Pada Gambar tegangan pada sumber menghasilkan gelombang yang
memiliki puncak yang cukup tinggi, lalu lembah yang curam serta gelombangnya
sangat panjang. Gelombang pada R1 menampilkan gelombang yang cukup landai
dan tidak memiliki frekuensi tinggi, serta gelombangnya lebih menyerupai bentuk
parabola terbalik. Gelombang yang dihasilkan pada R2 yaitu puncak
gelombangnya yang hanya seperempat dari puncak gelombang tegangan tegangan
pada sember. Terakhir gelombang yang dihasilkan R3 yaitu sangat banyak, serta
puncak gelombangnya setengah dari tinggi puncak gelombang tegangan pada
sumber.
31

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berikut merupakan kesimpulan dari semua percobaan yang telah kita lakukan
1. Setelah melakukan percobaan hukum ohm, kita dapat menyimpulkan
bahwa persamaan hukum ohm sesuai dengan teorinya serta di dalam
percobaan hukum ohm ini tidak memiliki presentase kealahan (%Error)
sehingga tidak memiliki faktor kesalahan.
2. Pada tegangan dan arus listrik ini sesuai dengan rumus fisikanya, dimana
tegangan dan arus saling berbanding lurus namun hambatannya selalu
berbanding terbalik.
3. Percobaan hukum kirchoff selalu berisikan hukum I dan II nya, yang
dimana selalu berisi rangkaian paralel dan seri.
4. Percobaan hukum kirchoff dan osiloskop kemungkinan presentase
salahnya selalu ada, karena pada saat pengumpulan datanya atau saat
pengukurannya secara personal dan human errornya tidak akan pernah
hilang.

5.2 Saran
32

Berikut merupakan saran-saran yang dapat membangun praktikum lebih baik


kedepannya
1. Divideo proper tidak dijelaskan begitu rinci bagaimana dan apa yang
membuat percobaan menghasilkan besar persentase kesalahannya.
2. Di dalam blanko juga harusnya berisikan nilai perhitungan yang dilakukan
di laprak agar praktikan tahu bahwa yang sedag di pehitungkan mana nilai
yang benar atau salah.

3. Dalam hal pengukuran bisakah dilakukan secara pelan-pelan di dalam


video propernya, agar tidak terjadi kesalahan mengumpulkan data-data.
33

DAFTAR PUSTAKA

[1] Supriyanto. Rangkaian Listrik 1. Serang. Untirta Press Anggota APPTI


(Asosiasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia). 2020.

[2] Alexander, C. K. and Sadiku, M. N. O. Fundamental of Electric Circuit 5th


Edition, McGraw-Hill. 2013.

[3] Rusdianto,E.Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika.Yogyakarta:


Kanisius. 1999
34

LAMPIRAN A
PERHITUNGAN
35

 Resistor

V
 R=
I
2
 R= =100
0.02
4
 R= =100
0.04
6
 R= =100
0.06
8
 R= =100
0.08
10
 R= =90,90
0.11
12
 R= =92,30
0.13

 Lampu

V
 R=
I
2
 R= =18,18
0.11
4
 R= =28,57
0.12
6
 R= =35,29
0.17
36

 R=8/0.1=42,10
10
 R= =47,61
0.21
12
 R= =52,17
0.23

 PTC

V
 R=
I
2
 R= =11,11
0.18
4
 R= =11,42
0.35
6
 R= =11,76
0.51
8
 R= =15,38
0.52
10
 R= =26,31
0.38
12
 R= =50
0.24

 NTC

V
 R=
I
2
 R= =40
0.05
4
 R= =40
0.10
6
 R= =40
0.15
8
 R= =30,76
0.26
37

10
 R= =21,73
0.46
 R=12/1.07=11,21

 Menghitung % Error dari hasil percobaan pada Resistor dengan R =


100 Ω
|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−100
 % Error= x 100=0 %
100

100−90,90
 % Error= x 100=1,1 %
100

100−93,30
 % Error= x 100=7,7 %
100

 Menghitung total hambatan pada rangkaian sebagai berikut

1 1 1 1
 = + +
R P R 1 R2 R 3
1 1 1 1 6+ 3+2
 = + + =
R P 50 100 150 300
300
 R P= =27,27
11
38

 Pada VS = 8 volt

Vs
 I s=
Rs
8
 Is= =0,29 A
27,27

 Pada VS = 16 volt

Vs
 I s=
Rs
16
 Is= =0,58 A
27,27

 Menghitung arus yang mengalir tiap resistor pada Is = 0,29 A

R 2 R3
 I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
 I R1 = x 0,29=0,16 A
50.100+50.150+100.150

R 1 R3
 I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
 I R2 = x 0,29=0,08 A
50.100+50.150+100.150

R 1 R2
 I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
 I R3 = x 0,29=0,05 A
50.100+50.150+100.150
39

 Menghitung arus yang mengalir tiap resistor pada Is = 0,58 A

R 2 R3
 I R1 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
100.150
 I R1 = x 0,58=0,32 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R3
 I R2 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R3 s
50.150
 I R2 = x 0,58=0,16 A
50.100+50.150+100.150
R 1 R2
 I R3 = xI
R1 . R 2 + R 1 . R3 + R 2 . R 3 s
50.100
 I R1 = x 0,58=0,10 A
50.100+50.150+100.150

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 8 volt, Is= 0,29 A

|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur
0,17−0,16
 % Error= x 100=5,9 %
0,17
0,08−0,08
 % Error= x 100=0 %
0,08
0,04−0,05
 % Error= x 100=25 %
0,04

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 16 volt, Is= 0,58 A

|R literatur−R percobaan|
 %Error= x 100 %
R literatur
0,33−0,32
 % Error= x 100=3,03 %
0,33
0,17−0,16
 % Error= x 100=5,9 %
0,17
40

0,09−0,10
 % Error= x 100=100 %
0,09

 Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 8volt

R1
 V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
 V R1 = x 8=1,33 volt
50+100+150

R2
 V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
 V R2 = x 8=2,7 volt
50+100+150

R3
 V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
 V R3 = x 8=4 volt
50+100+150

 Menghitung tegangan yang terdapat pada tiap resistor dengan Vs= 16 volt

R1
 V R1 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
50
 V R1= x 16=2,7 volt
50+100+150

R2
 V R2 = xV S
R 1 + R 2+ R 3
100
 V R1 = x 16=5,33 volt
50+100+150
41

R3
 V R3 = xV S
R1 + R2 + R3
150
 V R1 = x 16=8 volt
50+100+150

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 8 volt,

|V literatur−V percobaan|
 %Error= x 100 %
V literatur

1,01−1,33
 % Error= x 100=31,6 %
1,01
2,24−2,7
 % Error= x 100=20,5 %
2,24
2,98−4
 % Error= x 100=34,2 %
2,98

 Menghitung persentase Kesalahan (%Error) pada Vs= 16 volt, Is= 0,58 A

|V Literatur −V percobaan|
 %Error= x 100 %
V literatur
1,97−2,7
 % Error= x 100=37 %
1,97
4,37−5,33
 % Error= x 100=22 %
4,37
5,98−8
 % Error= x 100=33,8 %
5,98
42

LAMPRAN B
PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS
43

B.1 Pertanyaan dan Jawaban


1. Jelaskan proses bagaimana energi listrik yang kita rasakan saat ini
dibangkitkan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)?
Jawab
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalkan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin
dimana untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas
atau kering. Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi
energi listrik adalah bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat
berupa batubara (padat), minyak (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU
menggunakan kombinasi beberapa macam bahan bakar. Konversi energi
tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah konversi energi
primer menjadi energi panas (kalor). Hal ini dilakukan dalam ruang bakar
dari ketel uap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air
yang ada dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan
dalam drum dari ketel. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam
turbin uap, energi uap dikonversikan menjadi energy mekanis penggerak
generator, dan akhirnya energi mekanik dari turbin uap ini dikonversikan
menjadi energi listrik oleh generator.
2. Jelaskan penerapan Hukum Ohm, Hukum Kirchoff I, dan Hukum Kirchoff
II dalam kehidupan sehari-hari?
44

Jawab
Penerapan hukum ohm dalam kehidupan sehari-hari ialah seperti pada
lampu yang menyala karena adanya energi listrik, lampu tersebut berperan
sebagai hambatan, Lampu redup karena tegangan yang dibutuhkan 8 volt
sedangkan tegangan dari batu baterai 7 Volt sehingga kekurangan
tegangan. Setrika Listrik, Kulkas dan masih banyak elektronik lainnya.
Sementara penerapan hukum kirchoff 1 dan hukum kirchoff II adalah
lampu yang disusun dari rangkaian paralel dan seri.
3. Hitunglah hambatan total (Rtotal) pada rangkaian berikut !

Jawab
1 1 1 5
= + =
R p 20 5 20
20
Rp= =4
5
R s=4 +1=5
1 1 1 5
= + =
R p 20 5 20
20
Rp= =4
5
R s=4 +2=6
1 1 1 3
= + =
R p 9 18 18
18
Rp= =6
3
R s=6+6 +16=28

4. Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini!


45

Jika diketahui ε1 = 18 V; ε2 = 7 V; ε3 = 12 V; R1 = 24 Ω; R2 = 5 Ω; dan


R3 = 7 Ω. Maka besar kuat arus lisrik total Itotal adalah?
Jawab
I 1=I 2 + I 3=0 ………………………..persamaan 1

Loop 1

Σ є+ ΣI =0

−18−7+ I 1( 24)+ I 3 (5)=0

24 I 1+ 5 I 3=25 ……………………persamaan 2

Loop 2

12+7+ I 2 ( 7 )−I 3 ( 7 )=0

19+7 I 2−7 I 3 =0

7 I 2−7 I 3 =−19……………………persamaan 3

Subtitusikan persamaan 1 dan 2

24 ( I 2 + I 3 ) + 5 I 3=25
46

Eliminasi

29 I 3 +24 I 2=25 ( 5 ) x 7

−7 I 3+7 I 2=−19 ( 29 ) x 2 4

¿¿

203 I 3 +168 I 2=175

−168 I 3 +168 I 2=−456

Mencari I 3 Terlebih dahulu

371 I 3=631

I 3=1,7 A

Kemudian mencari I 1

24 I 1+ 5 I 3=25

24 I 1+ 5(1,7)=25

16,5
I 1= =69 A
24

Lalu mencari I 1

−7 I 3+7 I 2=−19

−7(1,7)+7 I 2=−19

−7,1
I 2= =−1,01 A
7

Subtitusikan untuk mendapatkan nilai Itotal

I total=I 1+ I 2 + I 3

I total=0,69 A−1,01 A+1,7=1,38 A


47

Jadi arus total yang mengalir pada rangkaian di atas ialah sebesar 1,38 A

5. Perhatikan gambar yang ada pada modul!

Tentukan nilai I x dan nilai V s ?


Jawab

1 1 1 2+1 3
= + = =
Rp 1 2 4 2 4
4
Rp1=
3
4 6+ 4 10
Rtotal=2+ = = =3,3
3 3 3
4 8
V x =Rp. I = .2= V
3 3
8
Vx 3 8 8 4
I x= = = = = A
r 2 3.2 6 3
48

LAMPIRAN C
ALAT-ALAT YAN DIGUNAKAN
49

Gambar C.1 Catu Daya Gambar C.2 Osiloskop

Gambar C.3 Resitor Gambar C.4 PTC

Gambar C.5 Lampu Gambar C.6 NTC

Gambar C.7 Multimeter Gambar C.8 Kabel


50

LAMPRAN D
BLANKO PERCOBAA
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGIFAKULTASTEKNIKUNIVERSITASSULTANAGENGTIRTAYASA
51
LABORATORIUM FISIKATERAPAN

JalanJenderal SudirmanKm. 3Cilegon 42435Telp. (0254) 395502


Website:http://fisdas.ft-untirta.ac.idEmail:lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

BLANKO PERCOBAAN
RANGKAIAN LISTRIK

DATAPRAKTIKAN
NAMA Fahmi Hermastiandi
NIM/ GRUP 3332200034/N3
JURUSAN Teknik Elektro
REKAN Amelia N, Fikry Nurul H, Dedi J
TGL.PERCOBAAN 22 Maret 2021

PERCOBAAN A. Hukum Ohm


Perc. Kx= Resistor 100 Ω Kx=Lampu
ke- V(volt) I(Ampere) V(volt) I(Ampere)
1 2 0,02 2 0,11
2 4 0,04 4 0,14
3 6 0,06 6 0,17
4 8 0,08 8 0,19
5 10 0,11 10 0,21
6 12 0,13 12 0,23

Perc. Kx=PTC Kx= NTC


ke- V(volt) I(Ampere) V(volt) I(Ampere)
1 2 0,18 2 0,06
2 4 0,35 4 0,10
3 6 0,51 6 0,15
4 8 0,52 8 0,26
5 10 0,38 10 0,46
6 12 0,24 12 1,07

PERCOBAAN B. Hukum Kirchoff


KirchoffVoltageLaw KirchoffCurrentLaw
Perc. Vs VR1 VR2 VR3 Vs IR1 IR2 IR3
ke- (volt) (volt) (volt) (volt) (volt) (A) (A) (A)
1 8 1,21 2,46 4,87 8 0,17 0,08 0,04
2 16 2,35 4,74 9,40 16 0,33 0,17 0,09
Urutan Resistor 50 100 150 50 100 150
(Ω)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGIFAKULTASTEKNIKUNIVERSITASSULTANAGENGTIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKATERAPAN 52

JalanJenderal SudirmanKm. 3Cilegon 42435Telp. (0254) 395502


Website:http://fisdas.ft-untirta.ac.idEmail:lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

PERCOBAAN C. Gelombang dari Osiloskop


Vs = 12 v
5 V/div

Tegangan pada Sumber

Tegangan pada R1
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGIFAKULTASTEKNIKUNIVERSITASSULTANAGENGTIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKATERAPAN 53

JalanJenderal SudirmanKm. 3Cilegon 42435Telp. (0254) 395502


Website:http://fisdas.ft-untirta.ac.idEmail:lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

Percobaan Tegangan pada R2

Tegangan Pada R3

Anda mungkin juga menyukai