Anda di halaman 1dari 36

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PESAWAT ATWOOD

Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Styven Handoyo Putra
NIM : 3331200061
Jurusan : Teknik Mesin
Grup : E1
Rekan : Muhammd Ajie Barakaat
Ade Fahmi
Dhimas Permnana
Tgl. Percobaan : 03-10-2020
Asisten : Muhammad Maulana Zensih

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020

Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.i
ABSTRAK

Pesawat adwood adalah adalah alat yang digunakan untuk


menjelaskan hubungan antara tegangan ,energi potensial dan energi
kinetik .Hal tersebut memungkinkan Pesawat adwood untuk menjelaskan
hubungan antara kinematika dan mekanika.Percobaaan ini bertujuan untuk
mengenal Hukum Newton dalam sistem katrol dan mengamati apakah
Hukum Newton berlaku baik dalam sistem katrol. Dalam kehidupan sehari
hari, penerapan Pesawat Atwood digunakan dalam sistem kerja lift dengan
menerapkan Hukum Mekanika Newtonian secara sederhana ,katrol dalam
lift diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan mengangkut beban
yang berat dengan tenaga yang relatif kecil.Prosedur praktikum Pesawat
Atwood adalah dengan menambahkan beban massa pada kedua sisi
Pesawat Atwood. Lalu menambahakan beban tambahan pada beban pada
sisi kanan(M2) dan melepaskan pegas penahan pada Pesawat Atwood.
Kemudian menghitung waktu yang diperlukan bagi massa disebelah
kanan(M2) untuk berpindah dari titik A ke B dan B ke C.Hasil dari
Pengukuran tersebut adalah kecepatan dan percepatan yang diperlukan
dari titik A ke B adalah (V=0.83cm /s )(a=0.27cm/s) ,B ke C
(V=0,457cm/s) (a=0.26 m/s)

Kata kunci :Hukum Newton , Kecepatan ,Percepatan ,Waktu,Massa


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


ABSTRAK ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.................................................................................. 1
1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................ 2
1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Besaran Fisis .................................................................................... 3
2.2. Hukum Newton ................................................................................ 4
2.3. Gerak ................................................................................................ 6
2.4. Pesawat Atwood .............................................................................. 8
2.5. Momen Inersia ................................................................................. 8
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1. Diagram Alir percobaan................................................................... 10
3.2. Prosedur Percobaan.......................................................................... 12
3.3. Alat yang digunakan ........................................................................ 12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan .............................................................................. 13
4.2. Pembahasan .................................................................................... 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...................................................................................... 20
5.2. Saran ................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN ....................................................................... 22
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ........... 22
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN ................................. 24
LAMPIRAN D. BLANKO ................................................................................... 27
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 4.1 Massa Benda .................................................................................................... 13
Tabel 4.2 Hasil Percobaan 1 ............................................................................................ 13
Tabel 4.3 Hasil Percobaan 2 ............................................................................................ 13
Tabel 4.4 Ralat M1 ........................................................................................................... 14
Tabel 4.5 Ralat M2 ........................................................................................................... 15
Tabel 4.6 Ralat m ............................................................................................................. 15
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Besaran Pokok............................................................................................. 3


Gambar 2. 2 Besaran Turunan ......................................................................................... 4
Gambar 2. 3 Pesawat Atwoodt......................................................................................... 8
Gambar 2. 4 Silider Pegas ……………………………………………………………..9
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan ................................................................................................. 22
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus ..................................................... 22
B.1 Jawaban Pertanyaan .............................................................................. 23
Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan .................................................................... 24
Lampiran D. Blangko Percobaan ..................................................................................... 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesawat Atwood adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan


hubungan antara tegangan ,energi potensial dan energi kinetik. Pesawat
Atwoot menggunakan prinsip Hukum -Hukum Newton dalam
penggunaannya sehingga, mampu menjelaskan hubungan antara
kinematika dan mekanika . Dalam Pesawat Atwoot terdapat komponen
komponen Hukum Newton diantaranya seperti massa ,waktu ,kecepatan
dan percepatan . Pesawat Atwoot bekerja dengan Menambahkan massa
dikedua sisi lalu di salah satu sisi ditambahkan berat tambahan sehingga
massa yang lebih besar jatuh kebawah karena efek gravitasi dan massa
yang lebih kecil terangkat keatas .
Pesawat Atwoot sendiri berfungsi dengan menerapkan Hukum
Newton 1 yaitu, ketika Benda diam atau ketika benda berkecepatan
konstan . Hukum Netwton 2 yaitu percepatan berbanding lurus dengan
gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan masanya. Hukum 3
newton ketika benda memberi gaya sebesar A maka jumlah gaya yang
berbalik sama besar dan hanya berbeda arah gaya nya. Jumlah gaya yang
bekerja di Pesawat Atwoot anatara lain , gaya berat dan gaya tegangan tali
Dalam Kehidupan sehari hari cara kerja Pesawat atwoot digunakan
dalam sistem penggunaan lift dengan menerapakan Mekanika Newton
secara sederhana .Katrol dalam lift dibentuk sedemikian rupa sehingga
mampu mengangkut beban yang berat dengan tenaga yang relatif kecil
akibatnya efisiensi daya untuk menarik atau mengangkat beban lebih kecil
ketimbang tanpa penggunaan katrol di sistem lift
1.2 Tujuan Praktikum
Dalam praktikum Pesawat Atwoot mempunyai beberapa sebagai
berikut ;
1. 1. Mengenal besaran fisis momen inersia.
2. Mengenal Hukum Newton melalui sistem katrol.
3. Mengamati gerak dipercepat dan gerak dengan kecepatan tetap.
4. Memeriksa apakah Hukum Newton berlaku baik terhadap sistem
katrol.
5. Menghitung harga momen inersia katrol bila percepatan gravitasi
diketahui
1.3 Batasan Masalah
Dalam Praktikum ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan
terikat untuk variabel bebas adalah waktu yang dibutuhkan M2 untuk
berpindah dari titik A ke B ,B ke C dan A ke C pada Pesawat Atwoot,
adapun variabel terikat adalah jarak yang telah ditentukan oleh praktikan
di Pesawat Atwoot yaitu A keB ,B ke C dan A ke C
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Besaran Fisis


Besaran Fisis adalah suatu besaran yang dapat dinyatakan secara
kuantitas. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu,
dengan bantuan alat ukur. Contohnya saat, kita diminta ibu untuk membeli
beras di warung ibu meminta kita untuk membeli 1/2 kg beras. Pak penjual
kemudian menimbang beras yang ingin kita beli dengan timbangan hingga
didapat beras 1/2 kg seperti yang ibu mau. 1/2 kg beras adalah termasuk
salah satu besaran fisis, besaran yang lainnya adalah, tinggi badan, berat
badan, dan lain-lain. segangkan kegiatan untuk mendapatkan tinggi badan,
berat badan dll di namakan pengukuran. Besaran Fisis dibagi menjadi 2
bagian yaitu Besaran pokok dan Besaran turunan
• Besaran Pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih
dahulu oleh para penemunya pada zaman dahulu. Besaran Pokok bisa juga
dikatakan sebagai besaran dasar, karea ian merupakan dasar dari
besaranbesaran sejanjutnya. Berikut adalah macam besaran pokok, beserta
satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS : 1. Panjang, dalam
satuan meter (m) atau centimeter (cm) 2. Massa, dalam kilogram (kg) atau
gram (g) 3. Waktu, dalam detik (s) 4. Suhu, dalam kelvin (K) 5. Kuat arus
listrik, dalam ampere (A) atau stat ampere (statA) 6. Intensitas cahaya,
dalam candela (Cd) 7. Jumlah zat, dalam kilo mol (kmol) atau mol (mol)
Gambar 2.1 Tabel Besaran Pokok [1]

• Besaran Turunan Besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan


dari besaranbesaran pokok. Besaran turunan bermacam-macam
bentuknya, berikut ini diantaranya:

Gambar 2.2 Tabel Besaran Turunan [2]

2.2 Hukum Newton

Hukum Newton adalah hukum yang dikemukakan oleh Issac Newton mengenai
bagaimana cara kerja gravitasi . Berawal dari memerhatikan buah apel yang jatuh
dari pohon memunculkan banyak sekali pertanyaan dikepalanya mengapa buah
apel bisa selalu jatuh kebawah . Setelah penelitiannya mengenai gravitasi, Newton
mengemukakan 3 Hukum .

Hukum 1 Newton

Newton mengemukakan bahwa ketika benda dalam keadaan diam atau


berkecepatan konstan maka gaya yang dialami benda tersebut sama dengan
0 .Newton menjelaskan bahwa benda yang bergerak dalam keadaan konstan tidak
memiliki gaya yang bekerja pada benda tersebut.Akibatnya percepatannya sama
dengan 0 begitu pula ketika benda tersebut diam . Benda dalam kecepatan konstan
atau GlB (Gerak Lurus Beraturan ) Selalu mengalami percepatan sama dengan 0
contohnya

1. Mobil yang bergerak dengan kecepatan Konstan


2. Orang yang berlari berkecepatan konstan
3. Kelereng yang menggeliding di permukaan licin
4. Kereta api yang bergerak di rel nya
5. Air sungai yang berkeceptan tetap

Newton mengemukakan sistem persamaan untuk Hukum 1 Newton sebagai


berikut

F=0............................................2.1

Hukum 2 Newton

Newton Menjelaskan bahwa percepatan berbanding lurus dengan gaya yang


bekerja pada sistem atau benda dan berbandint terbalik dengan massanya . Hukum
ini berlaku saat suatu benda bergerak dengan kecepatan berubah ubah atau GlBB
(Gerak lurus berubah beratutan ) . Namun ketika benda tersebut bergerak secara
GlBB maka benda tesebut akan memiliki percepatan konstan tetapi kecepatannya
selalu berubah . Dalam kehidupan sehari hari Hukum 2 Newton terdapat dalam
beberapa pengaplikasiannya

1. Mobil yang semula diam kemudian bergerak


2. Bola yang jatuh dari ketinggian tertentu
3. Mobil yang semula berkecepat⁷an tinggi tiba tiba mengerem
4. Apel yang jatuh dari ketinggian pohon dan menyentuh tanah
5. Mobil yang dipercepat dengan menginjak gas

Newton Membuat persamaan untuk Hukum ke 2 sebagai berikut

F=m.a atau a=F/m............................2.2

Hukum 3 Newton

Newton menjelaskan bahwa " Ketika suatu benda A memberikan gaya sebesar x
kepada benda B maka benda B akan membalikan gaya tersebut sebesar -x " yang
artinya sama besarnya hanya berlawanan arah gayanya saja .Contoh kejadian yang
dapat dijelaskan pada kehidupan sehari hari sebagai berikut

1. Seseorang yang mendorong tembok maka tembok tersebut tidak akan


bergeser
2. Sesrorang yang menonjok sebuah benda keras maka benda keras akan
membalikan gaya sebesat gaya tonjokan dan menimbulkan rasa sakit
3. Henrtakan pistol ditembakan maka penembak akan terhentak kebelakang
4. Putaran ban pada mobil

Newton merumuskan Hukum 3 sebagai berikut

Faksi =-Freaksi................................2.3

2.3 Gerak

Gerak adalah perubahan posisi suatu benda terhadap suatu titik acuan titik
acuan sendiri di definisikan sebagai titik awal atau titik tumpu pengamatnya dan
macam macam gerak dibagi menjadi 2 macam yaitu berdasarkan lintasannya dan
percepatannya

Berdasarkan lintasan dan percepatannya gerak lurus beraturan termasuk


didalamnya. Dalam kehidupan sehari-hari jarang sekali kita menemui benda atau
sesuatu yang benar-benar bergerak lurus beraturan. Suatu benda dikatakan
melakukan gerak lurus beraturan jika kecepatan selalu konstan. Kecepatan konstan
artinya besar kecepatan alias kelajuan dan arah kecepatan selalu konstan. Karena
besar kecepatan alias kelajuan dan arahkecepatan selalu konstan maka bisa
dikatakan bahwa benda bergerak pada lintasa lurus dengan kelajuan konstan. Kita
dapat menggerakkan suatu benda pada lajur atau kecepatan yang sangat lurus
namun kemungkinan kelajuannya tidak berubah adalah sangat kecil. Ketika suatu
benda melakukan gerak lurus beraturan kecepatan benda sama dengan kecepatan
rata-rata.

Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda yaitu, benda dapat bergerak karena
ada penyebabnya, penyebab benda bergerak karena di beri perlakuan, berupa
terikan atau dorongan.Selain faktor luar, ada faktor dalam yang memepengaruhi
gerak benda. Benda, yaitu bentuk benda, berat ringan benda, bahan benda, serta
permukaan benda

Faktor –faktor yang menpengaruhi gerak benda :

1)Bentuk benda

Bentuk benda bermacam –macam, ada benda yang berbentuk lingkaran, kotak,
dan lain –lain. Bentuk suatu benda dapat memengaruhi gerakannya, misal :
roda sepeda mudah bergerak, bola berbentuk bulat sehingga mudah
mengelinding. Jadi, benda yang berbentuk bulat atau lingkaran mudah bergerak
dari pada benda yang berbentukkotak, segitiga, dan lain-lain.

2)Ukuran benda

Ukuran suatu benda dapat memengaruhi gerakannya, bola sepak berukuran


lebih besar dari pada ping pong.Bola ping pong lebih kecil dari pada sepak.Jadi,
benda yang berukuran kecil dan ringan lebih mudah bergerak atau di gerakkan
dari pada benda yang berukuran besar dan berat.

3)Permukaan benda

Jenis permukaan suatu benda dapat memengaruhi gerak benda tersebut,


yaitu permukaan benda yang kasar dan ada yang halus. Benda yang
permukaannya halus lebih mudah bergerak dari pada yang permukaannya kasar,
karena benda yang permukaannya kasar gaya geseknya lebih besar dari pada
benda yang permukaannya lebih halus, semakin kasar kasar permukaan benda
semakin sulit benda itu mengelinding

2.4 Pesawat Atwood


Pesawat adwood adalah adalah alat yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara tegangan ,energi potensial dan energi kinetik[1] .Hal tersebut
memungkinkan Pesawat adwood untuk menjelaskan hubungan antara kinematika
dan mekanika.Percobaaan ini bertujuan untuk mengenal Hukum Newton dalam
sistem katrol dan mengamati apakah Hukum Newton berlaku baik dalam sistem
katrol. Dalam kehidupan sehari hari, penerapan Pesawat Atwood digunakan dalam
sistem kerja lift dengan menerapkan Hukum Mekanika Newtonian secara
sederhana ,katrol dalam lift diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan
mengangkut beban yang berat dengan tenaga yang relatif kecil

Gambar 2.3 Pesawat atwood [3]

Cara kerja pesawat Atwood adalah dengan cara menambahkan beban pada kedua
sisi yang sama beratnya kemudian tambahahkan berat tambahan pada sisi satunya
sehingga sisi sebalah yang diberi tambahan lebih berat dari sisi satunya . Lepakasn
pegas penahan sehingga beban yang lebih berat jatuh kebawah dan tetapkan titik
jatuh diketinggian tertentu .Hitung waktu yang dibutuhkan bagi massa yang berat
untuk jatuh ketitik bawah. Kemudian setelah itu massa akan meluncur ketitik
selanjutnya tambha berat beban tambahan dan saat itu terjadi GLB namun ketika
beban tambahan tersebut masih ada Maka massa tersrbut sedang dalam keaadaan
GLBB

2.5 Momen inersia

Momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi pada
porosnya, momen inersia juga disebut sebagai besaran pada gerak rotasi yang
analog dengan massa pada gerak translasi [2]. Silinder pejal tanpa rongga
memiliki konstanta yang sama dengan silinder pejal berongga yaitu 1/2 ,
akantetapi berbeda dari jari-jari. Silinder pejal hanya memiliki 1 besar jari-jari,
tanpa jari-jari dalam[3]Jika momen inersia besar maka benda akan sulit untuk
melakukan perputaran dari keadaan diam dan semakin sulit berhenti ketika dalam
keadaan berotasi, itu sebabnya momen inersia juga disebut sebagai momen rotasi.
Setiap benda tegar bergerak melingkar di masing-masing titik partikel geraknya,
hal ini merupakan acuan tertentu yang dapat ditentukan dengan momen inersia
Besar momen inersia pada silinder pejal dapat dicari dengan persamaan [4]

I=MR²...............................................2.4

Dimana : I adalah momen inersia (kg.m2), kmerupakan konstanta dari bentuk


benda, m adalah massa benda (kg) dan R2 merupakan kuadrat dari jari-jari benda
(m2) [5])Momen inersia pada suatu benda tegar dapat ditentukan massa dan
dimensi fisiknya, baik dengan cara matematis maupun eksperimen. Metode
eksperimen dapat dilakukan sebagai pembuktian sebuah konsep mengenai momen
inersia, besaran-besaran yang terukur dan yang mempengaruhi nilai momen
inersia [6]. Momen inersia dipengaruhi oleh jari-jari (jarak benda dari sumbu).
Benda yang berbentuk sama namun momen inersianya bisa saja berbeda karena
pengaruh jari-jari. Semakin besar jari-jari benda maka semakin besar momen
inersianya [7] .Hal ini didasarkan pada silinder pejal yang tidak memiliki rongga,
sehingga jari-jari yang dimiliki utuh [8]sebagaimana ditunjukkan pada gambar

Gambar 2.4 Silinder Pejal [4]


Bab 3

3.1 Diagram alir percobaan

Diagram air untuk percobaan dan praktikum pesawat atwood sebagai berikut

Mulai

Mempersiapkan alat adan bahan

Menimbang massa M1 dan M2 dan sebanyak 3


kali

Menggantung massa beban utama pada ujung tali


lalu dipasang pada katrol

Memasang beban M1 pada pemegang bebas berpegas

Menekan pegas pada pemegang beban

Menambah beban m pada M2


Mencatat waktu perpindahan M+m dari A
ke B dan B ke C

Mengulangi percobaan sebanyak 3 kali

Data Pengamatan

Literatur

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
3.2 Prosedur percobaan

Prosedur percobaan dari Pesawat Atwood yang dilakukan Sebagai berikut

1. Timbang massa M1,M2,m1 dan m2 pada neraca masing masing sebanyak


3 kali
2. Gabungkan massa beban pada ujung ujung tali
3. Pasangkan beban M1 pada bagian kanan unit pesawat dan beban M2 pada
bagian kiri
4. Sebelumnya tambahkan beban pada M2, atur agar keduanya sejajar sampai
sejajar
5. Ukur titik dari titik A ke B dan dari titk B ke C dengan menggunakan
stopwatch saat pemegang penahan beban dilepas
6. Tekan start pada stopwatchx saat beban m2 bergerak dari titik A ke B
kemudian saat beban tambahan terlepas segera tekan split setelah itu
apabila sudah mencapai titik C tekan Stop
7. Ulangi pengamatan sebanyak tiga kali untuk setiap jarak
a. Percobaan A: jarak A-B tetap, jarak B-C berubah
b. Percobaan B: Jarak A-B berubah, jarak dan B-C tetap

3.3 Alat dan Bahan

Pada praktikum Pesawat Atwood ini digunakan alat dan bahan sebagai berikut

1. Alat Pesawat Atwood


2. Tali penggantung
3. Pemegang beban pegas
4. Neraca
5. Beban penggantung M1 dan M2 100g
6. Beban tambahan m 20g
7. Penahan beban berlubang dan tanpa lubang
8. Penggaris
9. Stopwatch
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Berikut adalah hasil percobaan untuk Pesawat Atwood dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Massa Penimbangan 1 Penimbangan 2 Penimbangan 3 Rata-rata


M1 (g) 99.58 99.58 99.58 99.58
M2 (g) 100.16 100.16 100.22 100.18
m (g) 9.98 9.98 9.98 9.98

Tabel Percobaan 4.2


a) M2 + m = 110.16g
AB
14 14 14 14
(cm)
t1
0.74 0.71 0.74 0.74 0.74 0.77 0.74 0.74 0.77 0.77 0.80 0.74
(detik)
𝑡̅1 (detik) 0.73 0.75 0.75 0.77
a (m/s2) 0.26 0.25 0.25 0.24
BC
14 16 18 20
(cm)
t2
0.35 0.32 0.33 0.39 0.33 0.32 0.39 0.39 0.39 0.38 0.45 0.45
(detik)
𝑡̅2 (detik) 0.33 0.35 0.39 0.43

v (m/s) 0.424 0.457 0.461 0.465

I (kgm2) 0.000653
Tabel Percobaan 4.3
b) M2 + m =110.16g
AB
14 16 18 20
(cm)
t1
0.74 0.74 0.73 0.84 0.80 0.80 0.89 0.93 0.86 0.90 0.92 0.90
(detik)
𝑡̅1 (detik) 0.73 0.81 0.89 0.91
a (m/s2) 0.26 0.24 0.22 0.16
BC
14 14 14 14
(cm)
t2
0.36 0.33 0.33 0.23 0.29 0.29 0.23 0.26 0.22 0.23 0.23 0.26
(detik)
𝑡̅2 (detik) 0.34 0.27 0.236 0.24
v (m/s) 0.41 0.518 0.59 0.58
I (kgm2) 0.000845
4.1.1Ralat Langsung
• Menimbang massa M1 dilakukan dengan tiga kali penimbangan,
diperoleh data sebagai berikut :
Penimbangan 1 : 99.58
Penimbangan 2 : 99.58
Penimbangan 3 : 99.58
Tabel 4.4 Massa M1
n Mn ̅n
M |ðM| |ðM|2  SM SR mn ± Sm

1 99.58 0 0

2 99.58 99.58 0 0 0 0 0 99.58±0

3 99.58 0 0

∑ 298.74 0 0

• Menimbang massa M2 dilakukan tiga kali penimbangan, diperoleh data


sebagai berikut :
Penimbangan 1 : 100.16
Penimbangan 2 : 100.16
Penimbangan 3 : 100.22
Tabel 4.5 Massa M2
n mn m
̅n |ðm| |ðm|2  Sm SR mn ± Sm

1 100.16 0.02 0.0004

2 100.16 100.18 0.02 0.0004 0.0008 0.03 0.02% 100.18±0.03

3 100.22 0.04 0.0016

∑ 300.54 0.08 0.0024

• Menimbang massa m dilakukan dengan tiga kali penimbangan,


diperoleh data sebagai berikut :
Penimbangan 1 : 9.98
Penimbangan 2 : 9.98
Penimbangan 3 : 9.98
Tabel 4.6 Massa m
n mn m
̅n |ðm| |ðm|2  Sm SR mn ± Sm

1 9.98 0 0

2 9.98 9.98 0 0 0 0 0 9.98±0

3 9.98 0 0

∑ 29.94 0 0

4.1.2 Ralat Tidak Langsung


Momen Inersia
(𝑚𝑔𝑟 2 −(𝑎𝑟 2 (𝑀1 −𝑀2 +𝑚))
I= 𝑎
Turunan terhadap M1
ðI 𝑎𝑟 2
=
ðM1 𝑎
Turunan terhadap M2
ðI 𝑎𝑟 2
=
ðM2 𝑎
Turunan terhadap m
ðI (𝑔𝑟 2 − 𝑎𝑟 2 )
=
ðm 𝑎
4.2 Pembahasan

Pada pembahasan Praktikum Pesawat Atwood ini saya akan menjelaskan


bagaimana cara kerja Pesawat atwood ini serta hukum hukum apa saja yang terdapat
di Pesawat Atwood. Prinsip cara kerja pesawat Atwood sendiri tidak jauh jauh dari
penerapan sistem kerja Hukum newton .pada dasarrnya pesawat Atwood sendiri
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kinematika dan mekanika. Dalam
pesawat Atwood sendiri banyak sekali hukum hukum Newton yang diterapkan
seperti penerapan Hukum 1,2,3 Newton didalam pesawat Atwood ini .

Penerapan GLB dan GLBB di pesawat atwood ini tidak lepas dari penerapan
hukum newton itu sendiri. Didalam percobaan GLBB terjadi ketika M2 bergerak
dari titik A ke titik B . Sedangkan untuk GLBB sendiri bekerja ketika benda
bergerak dari titik B Ke C saat beban tambahan dilepas . ketika beban M2 sampai
dititik C disana terdapat benturan dimana Hukum Newton bekerja yaitu setiap aksi
akan ada reaksi.

Dalam percobaan ini terdapat banyak variabel yang diujikan diantaranya jarak
yang selalu diubah ubah. Pengunaan jarak yang diubah ubah adalah untuk
mengetahui kepastian penghintungan yang dilakukan serta terdapat juga waktu
yang divariabel banyak kan untuk menetapakan waktu yang lebih terukur dan pasti.
Dalam percobaan kerap kali menggunakan banyak variabel sehingga mendapat kan
nilai yang pasti dan jauh dari error. Nilai kerap terjadi dibanyak variabel seperti
massa dan waktu.

Dalam tabel 4.1 demi menghindari nilai error pada percobaan M1,M2
dan m ditimbang sebanyak 3 kali dengan berbagai posisi seperti
ditegakan,dibaringkan dan diputar posisi. Dengan menimbang tiga kali
kemudian mencari nilai rata rata nya yaitu menjumlahkan ke 3 massa
kemudian membaginya diproleh lah nilai rata rata ratanya yang akurat dan
jauh dari error serta pengukuran yang lebih pasti . kemudian menuju tabel
4.2 kami meguji percobaan A yaitu menghitung waktu tempuh dari titik A
ke B dan waktu tempuh dari titik B ke C. didalam percobaan ini kami
melakukan empat kali percobaan dengan setiap percobaan melakukan
pengukuran waktu sebanyak 3 kali demi menghindari error dan kesalahan
ketika menghitung dengan menggunkan stopwatch. Setiap percobaan
selesai dilanjutkan dengan percobaan selanjutnya yaitu merubah jarak dari
titik B ke C dengan perubahan jarak sebanyak 4 kali dengan pengulanngan
penghintungan sebanyak 3 kali.
Setelah kami menyelesiakan percobaan A yaitu mengisi tabel
4.2 ,melanjutkan percobaan yang dilakukan terhadap pesawat atwood ini
yaitu percobaan B. perbedaan yang tedapat dalam percobaan A dan B
adalah jarak yang ditempuh ketika menghitung percobaan A jarak yang
ditempuh adalah dari titik B ke C sedangkan untuk percobaan B
menghitung waktu yang dibutuhkan dari titik Ake B. sama seperti
sebelumnya di percobaan A yaitu melakukan 4 kali percobaan dengan
pengulangan sebanyak 3 kali. Namun bedanya adalah ketika benda
bergerak dari titik A ke B ia bergerak secara GLBB dan ketika massa
tambahan dilepas dititk B maka benda tersebut akan bergerak dengan GLB.
Kemudian ketika benda menyentuh titik C maka akan terdapat benturan
kecil yaitu aksi dan reaksi.
Setelah diproleh hasil percobaan untuk percobaan B maka akan
dihitunglah rata rata dari t1 dan t2 dari setiap percobaan Pada Tabel
Percobaan 4.2, t1 dan t2 memiliki variable yang berbeda-beda. t1 memiliki
variabel waktu yang berbeda-beda dikarenakan penekanan tombol pada
stopwatch yang berbeda. Sedangkan t2 memiliki variabel waktu yang
berbeda-beda yang disebabkan oleh jarak dari BC yang berbeda dan
terlepasnya beban tambahan m dari M2. Hal ini berdampak pada rata-rata
yang akan diperoleh. Dalam memperoleh rata-rata, praktikan
menjumlahkan ketiga waktu yang telah dicatat, lalu dibagi dengan 3.
Alasan mengapa dibagi oleh 3 adalah dikarenakan dilakukannya
pencatatan waktu sebanyak tiga kali dalam setiap percobaan .
Selanjutnya percobaan dilanjutkan pada pengisian tabel kecepatan
(V) ,Percepatan (a)dan momen inersia (I). sebelum mengisi tabel
diharuskan mengganti satuan jarak cm ke meter . setelah itu mencari massa
rata rata yang telah didapatkan pada tabel 4.1 kemudian mengubah dari
gram ke kilogram. Setelah penggantian konversi satuan bias dilakukan
pengisian kolom yang tersedia.
Pertama kita akan mengisi persamaan percepatan pada tabel 4.2
menggunakan jarak dari titik A ke B dan menggunakan rata rata waktu t1
untuk mencari percepatan . Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai
𝑋𝑎𝑏
berikut a = . Dimana Xab adalah jarak dari A menuju B dan t1 adalah
𝑡2

waktu rata-rata yang telah diperoleh. Kedua dengan mengisi kolom


𝑋𝑏𝑐
kecepatan menggunakan rumus sebagai berikut v = Xbc adalah jarak
𝑡2

dari B menuju C dan t2 adalah waktu rata-rata yang telah diperoleh.


Yang ketiga adalah mengisi Momen Inersia (I) yaitu menggunakan
massa rata rata dengan jari jari katrol yaitu 6 cm. untuk menghitung
(𝑚𝑔𝑟 2 −(𝑎𝑟 2 (𝑀1 +𝑀2 +𝑚))
momen inersia digunakan rumus sebagai berikut I = 𝑎

dengan m adalah massa tambahan dan r adalah jari jari katrol itu sendiri.
Setelah selesai dilanjutkan dengan mengisi tabel 4.3 pada tabel kita
memiliki t1 dan t2 yang berbeda beda dikarenakan variabel serta
pegukuran yang dilakukan secara berulang. Akibatnya mengakibatkan
berdampak pada penhitungan rata rata yang didapatkan. Terdapat juga
alasan yang lain Hal ini disebabkan oleh pencatatan waktu yang tenggang
waktunya berbeda dari satu dan yang lainnya.
Dilanjutkan pada tabel 4.3 yaitu pengisian kecepatan , percepatan dan
momen inersia . didalam tabel ini dilakukan pengisian data yang diproleh
dari tabel 4.1 . namun pada tabel 4.3 digunakan satuan yang berbeda yaitu
kilogram untuk massa dan meter untuk jarak. Pada tabel 4.3 ini
menggunakan jarak yaitu A ke B .
Pertama mengisi kolom percepatan , sama seperti tabel 4.2 hanya
berbeda dijaraknnya saja dan jangan lupa untuk memastikan untuk tidak
lupa untuk mengganti sentimeter ke meter. Kecepatan (v) setelah selesai
mengisi kolom Percepatan (a) pada Tabel Percobaan 4.3. Untuk mengisi
kolom Kecepatan, Praktikan membutuhkan Jarak B ke C dan rata-rata dari
waktu jelajah B ke C. setelah mendapatkan data tersebut, kita memasukkan
𝑋 𝑏𝑐
data kedalam rumus v = . Setelah mendapatkan hasil dari rumus
𝑡2
𝑋 𝑎𝑏
memasukan hasil kedalam Percepatan dirumuskan sebagai berikut a = .
𝑡2

Dengan jarak dari titik A ke titik B. ketiga mengisi momen inersia dengan
mendapatkan rata rata yang diperoleh dari tabel 4.1 dengan , gaya gravitasi
yang bernilai 9.8 m/s2, jari jari katrol yang bernilai, 6cm dan rata-rata
percepatan percobaan a. Untuk mencari Inersia, digunakan rumus I =
(𝑚𝑔𝑟 2 −(𝑎𝑟 2 (𝑀1 +𝑀2 +𝑚))
didapatkan lah nilai momen inersia
𝑎
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Pada praktikum pesawat atwood ini didapat kesimpulan sebagai berikut

1. Harga Momen Inersia bila percepatan gravitasi diketahui pada percobaan


1 adalah 6.53 × 10-3 dan percobaan 2 adalah 8.45 × 10-3
2. Hukum Newton bekerja baik pada sistem katrol
3. Percepatan dipengaruhi oleh massa dan gaya
4. Pengaplikasian Hukum Newton pada pesawat Atwood sangat berpengaruh
5. Pesawat Atwood digunakan sebagai media penjelas antara hubungan
kinematika dan mekanika
6. Gerak dipercepat dan gerak dengan kecepatan tetap dapat diamati
percepatan yang diperoleh dari percobaan 1 adalah 0.25 dan percepatan dari
percobaan 2 adalah 0.22.

5.2 SARAN

1. Lebih dipermudah untuk mencari materi


2. Ralat langsung dan tidak langsung dijelaskan lebih detail
DAFTAR PUSTAKA

1. Melly Ariska ,Pesawat ATWOOD TERAPAN, Jurnal Inovasi dan


pembelajaran fisika ,2019. 6(1) 62-69,
2. Agung Sucipto, penyelesaian dinamika ATWOOD dengan
persamaan EULAR LAGRANGE sebagai alternatf persamaan
newton pada fisika SMA,Jurnal inovasi pembelajaran
fisika,2018 5(2),181-186
3. Melly Ariska ,Analisi Momen Inersia TippeTop Di Bidang
Datar Sebagai Kontrubusi Pada Mata Kuliah Mekanika ,jurnal
inovasi fisika 186,2018 7(1),34-39
4. Muhamad Minan, FM Rizaldy , Santi Nursela ,Siti
Nursetia ,Wawat Susilawati Momen Inersia pada silinder pejal
dengan integral dan tracker,jurnal pendidikan
fisika ,2018,2(1),22-30
LAMPIRAN
Lampiran A. Perhitungan

1. Menghitung Massa Rata-rata


99.58+99.58+99.58
M1 = = 99.58 gram
3
100.16+100.16+100.22
M2 = = 100.18 gram
3
9.98+9.98+9.98
m= = 9.98 gram
3
2. Menghitung Percepatan
>percobaan A
0.14
a=0.732=0.26 m/s2
0.14
a=0.752=0.25 m/s2
0.14
a=0.752=0.25 m/s2
0.14
a=0.752=0.24 m/s2
>percobaan B
0.14
a=0.732 = 0.26 m/s2
0.16
a=0.812 = 0.24 m/s2
0.18
a=0.892 = 0.22 m/s2
0.20
a=0.912 = 0.16 m/s2
3. Menghitung Kecepatan
0.14
v=0.33=0.424
0.16
v=0.35=0.457
0.18
v=0.39=0.461
0.2
v=0.43=0.465
4. Menghitung momen inersia
(0.00998×9.8×0.062 −(0.25×0.062 (0.09958+0.10018+0.00998))
I= =0.000653
0.25
(0.00998×9.8×0.062 −(0.22×0.062 (0.09958+0.10018+0.00998))
I= =0.000845
0.22

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

B.1 Jawaban Pertanyaan

1. Apabila diameter katrol dan massa beban dalam percobaan diubah, apakah mampu
mempengaruhi data yang didapatkan? Mengapa demikian?
Jawab:
Ya, Karena pada rumus momen inersia terdapat r yaitu diameter katrol dan massa
beban.
2. Dua buah benda yang masing-masing bermassa 4 kg dan 12 kg digantung dengan
seutas tali melalui sebuah katrol yang massa dan diameternya dapat diabaikan.
Hitunglah percepatan gerak system dan tegangan yang dialami oleh tali!
Jawab:
diketahui:
Ma= 4 kg
Mb = 12 kg
Ditanya: a=? T=?
Jawab:
(𝑀𝑏 −𝑀𝑎 )𝑔
a= 𝑀𝑎 +𝑀𝑏
(12−4)10
a= 4+12
80
a=16
a=5 m/s2
T=𝑀𝑎 × 𝑔 + 𝑀𝑎 × 𝑎
T=4 × 10 + 4 × 5
T=40 + 20 = 60 N
3. Ujung sebuah balok bermassa 12 kg ditarik di sebuah bidang datar kasar dengan
gaya 60 N. Berapakah gaya gesek yang bekerja pada balok tersebut jika koefisien
gesek kinetiknya 0,2 dan gaya Tarik yang bekerja pada balok tersebut membentuk
sudut 53° terhadap garis vertikal?
Jawab:
fk=μk 𝑁
fk=μk (𝑤 − 𝐹𝑠𝑖𝑛37°)
fk=0,2(12×10-60×sin37º)
fk=0,2×84
fk=16.8 N

4. Seorang mahasiswa FT UNTIRTA melakukan percobaan penimbangan badan di


dalam sebuah lift. Saat lift belum bergerak, timbangan menunjukkan angka 65 kg.
Sesaat setelah lift bergerak mahasiswa ini merasa sedikit pusing dan timbangan pun
menunjukkan angka tertinggi sebesar 75 kg, hal ini terjadi pula sesaat sebelum lift
behenti. Di tengah perjalanan, ternyata timbangan menunjukkan angka konstan 72 kg.
Berapakah percepatan gerak lift tersebut? Mengapa timbangan menunjukkan angka
tertinggi sesaat lift akan bergerak dan berhenti? Jelaskan!
Jawab:
a. W’= W+F 70 = 65a
W’ = m.g + m.a a = 70/65
720 = 650 + 65a a =1.07 m/s2
Percepatannya adalah 1.07 m/s2

b. Timbangan menunjukkan angka tertinggi sesaat lift akan bergerak dan berhenti,
dikarenakan oleh perubahan kecepatan dan perubahan keadaan lift. Dari lift
keadaan diam menjadi lift bergerak. Begitu pula dengan saat berhenti, ketika lift
hendak berhenti, ada perubahan kecepatan dan keadaan lift dari bergerak menjadi
d

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C.1 Stopwatch Gambar C.2 Alat Pesawat Atwood


Gambar C.3 Tali Penggantung Gambar C.4 Pemegang beban berpegas

Gambar C.5 Neraca Gambar C.6 Beban M1

Gambar C.7 Beban M2 Gambar C.8 Beban Tambahan

Gambar C.9 Penahan beban Gambar C.10 Penahan beban tanpa lubang

Berlubang
Gambar C.11 Penggaris
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

BLANGKO PERCOBAAN
PESAWAT ATWOOD
DATA PRAKTIKAN
NAMA Styven Handoyo Putra
NIM / GRUP 3331200061 / E1
JURUSAN TEKNIK MESIN
DHIMAS PERMANA MUHAMMAD ADJIE
REKAN
ADE FAHMI FAUZAN
TGL. PERCOBAAN 3 Oktober 2020

M1 (g) 99.58 99.58 99.58


M2 (g) 100.16 100.16 100.22
m (g) 9.98 9.98 9.98

PERCOBAAN A
a) M2 + m =...g
AB (cm) 14 14 14 14
t1
0.74 0.71 0.74 0.74 0.74 0.77 0.74 0.74 0.77 0.77 0.80 0.74
(detik)
𝑡̅1 (detik) 0.73 0.75 0.75 0.77
a (m/s2) 0.26 0.25 0.25 0.24
BC (cm) 14 16 18 20
t2
0.35 0.32 0.33 0.39 0.33 0.32 0.39 0.39 0.39 0.38 0.45 0.45
(detik)
𝑡̅2 (detik) 0.33 0.35 0.39 0.43

v (m/s) 0.424 0.457 0.461 0.465

I (kgm2) 0.000653
PERCOBAAN B
b) M2 + m = ... g
AB (cm) 14 16 18 20
t1
0.74 0.74 0.73 0.84 0.80 0.80 0.89 0.93 0.86 0.90 0.92 0.90
(detik)
𝑡̅1 (detik) 0.73 0.81 0.89 0.91
a (m/s2) 0.26 0.24 0.22 0.16
BC (cm) 14 14 14 14
t2
0.36 0.33 0.33 0.23 0.29 0.29 0.23 0.26 0.22 0.23 0.23 0.26
(detik)
𝑡̅2 (detik) 0.34 0.27 0.236 0.24
v (m/s) 0.41 0.518 0.59 0.58
I (kgm2) 0.000845
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN
Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

Grafik Kecepatan Percobaan A (𝒗𝑨 ) terhadap Waktu (𝒕̅𝟐 )

0.47

0.46

0.45
va (m/s)

0.44

0.43

0.42

0.41

0.4
0.33 0.35 0.39 0.43
t2 (sekon)

Grafik Percepatan Percobaan B (𝒂𝑩 ) terhadap Waktu (𝒕̅𝟏 )

0.6

0.5

0.4
ab (m/s2)

0.3

0.2

0.1

0
0.73 0.81 0.89 0.91
t1 (sekon)

Suhu ruang awal = 26℃

Suhu ruang akhir = 26℃

Sikap barometer awal = 760 mmHg

Sikap barometer akhir = 760 mmHg

Anda mungkin juga menyukai