l Revisi
Tangga
l
Terima
Disusun Oleh:
Jl. Jenderal Sudirman Km. 03 Cilegon 42435 Telp. (0254) 385502, 376712
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK
Rangkaian listrik adalah sebuah jalur atau rangkaian sehingga elektron dapat
mengalir dari sumber voltase atau arus listrik. Hal tersebut bersangkut dengan
Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff, yang memunkinkan suatu rangkaian dapat dicari
tegangan dan arusnya. Pencarian nilai suatu arus dan tegangan bertujuan untuk
mencari tahu kebenaran Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff. Dalam percobaan
Rangkaian Listrik arus dan tegangan dapat diukur dengan cara menggunakan Hukum
Kirchoff serta dibutuhkan alat dan bahan. Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff
berpengaruh untuk kehidupan sehari hari misalnya dalam menyalakan lampu LED.
Prosedur praktikum Rangkaian Listrik adalah dengan mengukur arus atau tegangan
yang melewati resistor. Lalu dicatat dan dilakukan penjumlahan dengan persamaan
Hukum Kirchoff. Kemudian diulangin percobaan agar dapat dianalisa, setelah
mendapatkan data dari percobaan lalu kita beri bahasan. Setelah itu membangkitkan
gelombang menggunakan Osiloskop dengan cara disambung kecatu daya. Hasil
perhitungan Rangkaian Listrik adalah VR1 = 2,75 Volt.
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan .............................................................................1
1.3 Batasan Masalah ...............................................................................2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tabel Halaman
Gambar Halaman
Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan........................................................................................... 25
TINJAUAN PUSTAKA
Rangkaian listrik terdiri atas 2 jenis yaitu Seri dan Paralel. Selain itu, ada juga
gabungan dari 2 jenis rangkaian listrik, yang disebut rangkaian campuran. Jadi, ada 3
bentuk rangkaian listrik yaitu rangkaian listrik seri, paralel, dan campuran.[3]
1. Apabila salah satu beban putus atau padam, maka beban yang lain
akan ikut padam.
2. Lampu yang dirangkai secara seri tidak bisa menyala sama terang.
Hal itu karena tegangan yang ada di setiap lampu berbeda-beda,
bergantung besarnya hambatan.
Rangkaian Listrik seri dapat didefinisikan sebagai persamaan sebagai
berikut.
I = I1 = I2 = I3 ............................................. 2.1
V = V1 + V2 + V3........................................ 2.2
R = R1 + R2 + R3 ........................................ 2.3
Rangkaian paralel mempunyai ciri khas yang bisa dan sangat mudah
banget dikenali yaitu susunan rangkaiannya mempunyai cabang. Berikut
adalah karakteristik Rangkaian Paralel:
I = I1 + I2 + I3...................................................2.4
V = V1 = V2 = V3.............................................2.5
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus
dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian”. Hukum Ohm dinamai dari ahli fisika Jerman, Georg Simon
Ohm (1787-1854). Hukum Ohm digunakan untuk menghitung tegangan listrik,
hambatan listrik, atau kuat arus dalam rangkaian listrik.[1]
I ∞ V.................................................................2.8
Secara tepat berapa besarnya arus yang mengalir dalam kawat tidak hanya
bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan oleh kawat
terhadap aliran elektron. Dengan mengambil analogi aliran air, dinding pipa, pinggir
sungai dan batu di tengahnya memberikan hambatan terhadap aliran air. Hal yang
serupa, elektron diperlambat oleh interaksi dengan atom dalam kawat. Hambatan
yang lebih tinggi akan mengurangi arus listrik untuk suatu tegangan tertentu.
Sehingga hambatan dapat didefinisikan sebagai suatu besaran yang berbanding
terbalik dengan arus.[2]
I = V/R...............................................................2.9
Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase atau
tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau hambatan yang
diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik yang diukur dalam satuan
ampere. Sesuai dengan bunyi hukum Ohm, secara matematis untuk menghitung besar
voltase listrik menggunakan rumus:
V = I × R.............................................................2.10
Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan
beda potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Hukum
ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav
Robert Kirchhoff (1824-1887) pada tahun 1845.
Tegangan jatuh pada R1 dan R2 tidaklah sama karena adanya ggl ϵ2.
Sehingga, rangkaian kedua resistor ini tidaklah paralel juga bukanlah rangkaian seri,
karena arus yang mengalir pada kedua resistor tidaklah sama. Namun, ada hukum
yang berlaku pada rangkaian yang memliki arus tetap (tunak). Hukum ini adalah
hukum Kirchhoff 1 dan 2.[2]
“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu
rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik
percabangan tersebut”
∑I Masuk = ∑I Keluar........................................2.11
R2R3
I1= Is......................2.12
R 1 R 2+ R1 R 3+ R 2 R 3
R1R3
I2= Is......................2.13
R 1 R 2+ R1 R 3+ R 2 R 3
R1R2
I3= Is .....................2.14
R 1 R 2+ R1 R 3+ R 2 R 3
2.3.2 Hukum Kirchoff 2
METODE PERCOBAAN
Dalam metode percobaan terdapat langkah langkah atau diadram alir yang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Mulai
Literatur
Data Pengamatan
B
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram Alir Hukum Ohm
Mulai
Memilih harga tegangan DC dengan cara memutar selektor pada catu daya
DC
Mengukur besar tegangan yang pada masing-masing resistor menggunakan
Voltmeter
Mengulangi percobaan ini dengan nilai tegangan sumber yang berbeda.
Literatur
Data Pengamatan
B
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.2 Diagram Alir Hukum Kirchof 1 dan 2
Mulai
Menyusunlah
Menyalakan rangkaian seperti yang terlihat pada Gambar
Osiloskop
-
Data Pengamatan
B
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
Hukum Ohm
Hukum Kirchoff
Pada praktikum ini ada beberapa alat yang digunakan untuk melengkapi
percobaan yaitu sebagai berikut.
1. Multimeter 1 set
2. Catu Daya DC (0-12 V, 3 A) 1 buah
3. Komponen elektronik Resistor 3 buah
4. Komponen elektronik NTC 1 buah
5. Komponen elektronik PTC 1 buah
6. Komponen elektronik Lampu 1 buah
7. Kabel-kabel penghubung 1 set
BAB IV
Pada praktikum Rangkaian Listrik ini terdapat percobaan yang sudah di beri
ada hasilnya seperti pada Percobaan pertama yaitu menguji hukum Ohm dengan cara
mencari nilai tegangan dan arusnya, seperti pada tabel dibawah ini.
4.2 Pembahasan
Dalam menghitung Rangkaian Listrik Gabungan atau campuran ini kita dapat
memperhitungkan rangkaian paralel dahulu baru rangkaian serinya, karena jumlah
arus masuk atau tegangan sama dengan jumlah arus atau tegangan yang keluar,
setelah itu menggunakan cara seri agar nilai dapat didapat.
Hukum Ohm adalah suatu pernyataan yang menyebutkan bahwa arus listrik
(I) yang mengalir pada suatu kawat konduktor sebanding dengan beda potensial (V)
yang diberikan pada ujung-ujungnya. Artinya, semakin besar beda potensial, maka
semakin besar arus yang mengalir. Sebaliknya, jika beda potensial yang diberikan
diperkecil, semakin kecil pula arus yang mengalir. Hukum Ohm juga dapat
dinyatakan sebagai “arus yang mengalir melalui konduktor berbanding lurus dengan
beda potensial antara kedua ujungnya, sementara kondisi fisik konduktor seperti
temperatur, regangan, dan lainnya tetap konstan”. Dalam percobaan Hukum Ohm
dapat dikatakan berhasil karena sesuai dengan persamaan atau rumus hukum Ohm
serta sama dengan pengertiannya. Percobaan pertama kita menyusun rangkaian
seperti pada modul, lalu kita atur posisi output. Setelah itu atur sklar pada catudaya
DC hingga keluarannya adalah 0 Volt, lalu tutup switch kemudian atur keluaran catu
daya sehingga lebih besar dari 0 Volt. Catat dan ulangi percobaan dengan
menggunakan komponen resistansi yang berbeda.[4]
Setelah kita mendapatkan Hasil percobaan dan telah direkap menjadi data kita
akan melakukan analisa pada setiap percobaan dan akan dibahas dalam poin
pembahasan kali ini. Yang pertama yaitu Hukum Ohm dengan cara mengganti
komponen resistansi yang diminta pada modul, setelah percobaan selesai kita dapat
mengetahui nilai arus setelah kita mengatur tegangan yang diinginkan. Oleh karena
itu dapat dikatakan bahwa percobaan kali ini itu sesuai dengan bunyi dan persamaan
hukum Ohm yaitu “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan
rangkaian”.
Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan
beda potensial (umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Hukum
Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena hukum ini
memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang
multisimpal yang mengandung titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi.
Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena
pada kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu
rangkaian pada keadaan tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari
adanya hukum konservasi energi. Jika kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang
titik dengan potensial V, dengan demikian energi yang dimiliki oleh muatan tersebut
adalah QV. Dalam percobaan Hukum Kirchoff ini kita melakukan untuk mengetahui
kebenaran pada rangkaian dengan resistansi yang ada berhubungan dengan tegangan.
Setelah kita tahu tujuan dan makna Hukum Kirchoff, kita coba dengan sesuai
prosedur percobaan yang ada pada modul, yang pertama yaitu kita menyusun
rangkaian seperti pada modul, lalu sambungkan catudaya DC ke jala jala Listrik
PLN dan nyalakan, lalu pilih tegangan harga tegangan DC dengan cara memutar
selektor pada catu daya DC tersebut, lalu catat harga tegangan sumber tersebut,
setelah itu ukur besar arus yang lewat pada masing-masing resistor menggunakan
Amperemeter. Setelah didapat hasilnya kemudian ulangi percobaan pada nilai
tegangan dan arus sumber yang berbeda
Percobaan kedua yaitu Hukum Kirchoff yang mana tujuannya yaitu menguji
resistor yang terhubung dalam Rangkaian Seri maupun Paralel. Dari hasil data arus
dan tegangan pada Tabel 4.3 yang didapat pada percobaan Hukum Kirchoff ini dapat
disimpulkan bahwa bila dua Hukum Kirchoff sesuai dengan bunyinya walau ada
sedikit kesalahan pendataan dikarenakan percobaan menggunakan alat yang
menjadikan nilai beda dari persamaan Hukum Kirchoff itu sendiri. Dengan bunyi
Hukum Kirchoff 1 “Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam
suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik
percabangan tersebut”. Dan bunyi Hukum Kirchoff 2 yaitu “Pada setiap rangkaian
tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”.
5.1 Kesimpulan
Semua percobaan yang telah kita lakukan yaitu praktikum Rangkaian Listrik
terdapat beberapa kesimpulan yaitu, sebagai berikut.
5.2 Saran
Dalam percobaan praktikun Rangkaian Listrik kali ini terdapat saran agar saat
pengerjaan selanjutnya lebih baik yaitu, sebagai berikut.
PERHITUNGAN
Lampiran A. Perhitungan
Percobaan A . Hukum Ohm
V=I X R R5 = 100% =
0%
R=
R6 = 100 % = 0
Perhitungan Resistor %
%Eror =100%
1. R1 = = 100 Ω
2. R2 = = 100 Ω
3. R3 = = 100 Ω
4. R4 = = 100 Ω
5. R5 = = 100 Ω
6. R1 = = 100 Ω
Menghitug Presentase
kesalahan (%eror%)
Pada Resistor
R1 = 100% =
0%
R2 = 100% =
0%
R3 = 100% =
0%
R4 = 100% =
0%
Perhitungan Lampu Perhitungan Ptc
1. R1 = = 18,18 Ω 2. R2 1. R1 = = 10,52 Ω
= = 28,6 Ω
2. R2 = = 11,42 Ω
3. R3 = = 35,29 Ω
3. R3 = = 12 Ω
4. R4 = = 42,10 Ω
4. R4 = = 17,77 Ω
5. R5 = = 47,61 Ω
5. R5 = = 32,25 Ω
6. R6 = = 52,17 Ω
Menghitung Presentase Kesalahan
Menghitung Presentase Pada Ptc
Kesalahan (%eror%)
% Error = |𝑅𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟 −
Pada Lampu 𝑅𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 | × 100%
R1 = 100% = 𝑅𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
0,9%
R1 = |100−10,52| × 100% = 0,89 %
R2 = 100% =
0,80% 100 R2 = |100−11,42| × 100% = 0,88
%
R3 = 100% =
0,65% 100
68 x 100
IR1 = × 0,02 = 0,01 A
50× 68+50 ×100+68 ×100
50 x 100
IR2 = × 0,02 = 0,01 A
50× 68+50 ×100+68 ×100
50 x 68
IR3 = × 0,02 = 0,04 A
50× 68+50 ×100+68 ×100
R1
VR1 = 𝑉s
R 1+ R 2+ R 3
50
VR1 = × 12 = 2,75 Volt
50+68+100
R1
VR2 = 𝑉s
R 1+ R 2+ R 3
68
VR2 = × 12 = 3,47 Volt
50+68+100
R1
VR3 = 𝑉s
R 1+ R 2+ R 3
100
VR3 = × 12 = 3,47 Volt
50+68+100
LAMPIRAN B
1. Jelaskan proses bagaimana energi listrik yang kita rasakan saat ini
dibangkitkan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)?
Jawab : Proses Dapat Perubahan Energi Itu Melalui 3 Tahapan Antara berikut
1. Energi Kimia Dirubah Menjadi energy Panas Dalam uap tersebut nanti
nya akan menghasilkan Bertekanan Dan Temperatur Yang Tinggi
2. Setelah itu energy panas(uap) Di ubah kembali Menjadi energy
Mekanik Dalam Bentuk Putaran
3. Kemudian Yang Terakhir Ini Energi Mekanik Tersebut Di ubah
Menjadi energi Listrik. PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang
bersirkulasi secara tertutup. Siklus tertutup artinya menggunakan fluida
yang sama secara berulang-ulang. Urutan sirkulasinya.
Jawab : Menghidupkan lampu LED, kedua Menghitung Resistor Seri, dan paralel,
lalu dilanjut dengan rangkaian rangkaian yang ingin dihitung dengan cara atau
persamaan Hukum Kirchoff
Rp1 + 1 Ω = 5 Ω = Rs1
1/𝑅𝑝2 = 1/5 + 1/20 = 4+1/20 = 5/20 Rp2 = 20 5 = 4 Ω
Rs2 = Rp2 + 2 = 4 + 2 = 6 Ω
Jawab :
+12 + 7 + I2 x 7 – I3 x 7 = 0 Mencari I1
19 + 7 I2 – 7 I3 = 0 24 I1 + 5 I3 = 25
Arus total = 1, 38 A
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT DAN BAHAN
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT DAN BAHAN
BLANKO PERCOBAAN
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN