Anda di halaman 1dari 43

PERAWATAN GENERATOR SET 500KVA PADA PT.

INOAC
POLYTECHNO INDONESIA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik dan Salah
Satu Syarat Menempuh Sarjana Strata 1 (S1)

Disusun oleh:
MUHAMMAD KEMAL ALFARIDZI
NPM. 3332170092

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
HALAMAN PENGESAHAN

PERAWATAN GENERATOR SET 500KVA PADA PT. INOAC


POLYTECHNO INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktik dan salah
satu syarat menempuh Sarjana Strata 1 (S1)

Disusun oleh :
MUHAMMAD KEMAL ALFARIDZI
3332170092

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing


Pada tanggal : ……………………..

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Ariadi Purna N Agusutrisno, S. Si., M. Sc


NIP. 201808032159
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Dr. Romi Wiryadinata, M. Eng.


NIP. 198307032009121006
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat serta kasih-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktik ini yang mengambil judul
“Perawatan Generator Set 500kva Pada PT. INOAC POLYTECHNO
INDONESIA”. Tujuan penulisan Laporan Kerja Praktik ini untuk memenuhi
syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik dan salah satu syarat menempuh
Sarjana Strata 1 (S1) di Program Studi Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Kerja Praktik
ini.
Terselesaikannya Laporan Kerja Praktik ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak, sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan
penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang terlibat terutama kepada :
1. Orang tua dan keluarga penulis yang memberikan dukungan baik
secara moril maupun materi.
2. Bapak Dr. Romi Wiryadinata, M. Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3. Bapak Agusutrisno, S.Si., M.Sc. selaku Koordinator Kerja Praktik
Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Agusutrisno, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Kerja
Praktik.
5. Bapak Teguh selaku Asisten Manager Bagian Enginering PT. INOAC
POLYTECHNO INDONESIA yang telah memberikan kesempatan
Kerja Praktik di PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA.
6. Bapak Ariyadi selaku pembimbing Kerja Praktik di PT. INOAC
POLYTECHNO INDONESIA.
7. Bapak Muryanto selaku supervisor di PT. INOAC POLYTECHNO
INDONESIA.
8. Teman seperjuangan penulis Ari Surya Komara sebgai rekan kerja
praktik di PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA.
9. Seluruh sahabat dan teman perkuliahan Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu
persatu tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis.

Penulis menyadari bahwa Laporan Kerja Praktik ini masih terdapat


kekurangan. Akhir kata penulis berharap bahwa Laporan Kerja Praktik ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.

Serang, 20 Agustus 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………...
1.2. Tujuan Kerja Praktik…...……………………………………………...
1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek……………………….
1.4. Ruang Lingkup Kerja Praktik…………………………………………
1.5. Sitematika Penulisan………………………………………………….

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perawatan dan Pemeliharaan Generator di PT Eagle Glove
Indonesia………………………………………………………………...
2.2 Analisa Pemeliharaan Genset Olympian pada Rotary Equipment di PT
Pertamina EP Asset 4 Field Cepu……………………………………….
2.3 Perawatan dan Perbaikan Generator Set (Genset) di Desa
Nisombia…………………………………………………………………
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Generator Set…………………………………………………………….
3.2 Pengertian Generator Set……………………………………………....
3.3 Kontruksi Generator Set………....…………………………………….
3.4 Bagian Yang Diam (Stator).…………………………………………...
3.5 Bagian yang bergerak(rotor)………….……………………………….
3.6 Prinsip Kerja Generator…………………………………….…………
3.7 Operasi Generator Set………...…………………………….………...
3.8 Operasi Awal Generator Set..…………………………………………
3.9 Operasi Generator yang Diizinkan(Operasi Normal dan (Abnormal)
………………………………………………………………..
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Generator Set….………………………………………………………...
4.2 Prinsip Kerja Generator Set…………………………………………….
4.3 Black Start.………………………..……………………………….……
4.4 Sistem Start Generator Set………….…………………………………. .
4.4.1 Sistem Start Manual……………………………………………….
4.5 Perawatan Generator Set…………………………………………………
4.5.1 Faktor penting pada Generator Set………………………………...
4.5.2 Perawatan rutin atau preventif…………………………………….
4.5.3 Perawatan Periodik……………………………………………….
4.5.4 Pemeliharaan generator pada rotor
4.5.5 Pemeliharaan generator pada stator
4.5.6 Pemeliharaan generator pada system eksitasi
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………
5.2 Saran…………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Generator Set


Gambar 3.2 Konstruksi Generator Sinkron
Gambar 3.3 Konstruksi Stotor
Gambar 3.4 Rotor Bentuk Menonjol dan Bentuk Silinder
Gambar 3.5 Gelombang tegangan bolak balik
Gambar 3.6 Prinsip Kerja Generator Sinkron
Gambar 4.1 Generator Set
Gambar 4.2 Spesifikasi Generator Set
Gambar 4.3 Blact start
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Perawatan Generator Set


Tabel 4.2 Data Perawatan Generator Set
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Generator Set atau biasa disebut Genset adalah peralatan yang begitu
penting untuk melakukan back up listrik ketika PLN melakukan pemadaman
listrik secara otomatis. Tak hanya perusahaan saja, tetapi perumahan juga
membutuhkan generator untuk waktu-waktu tertentu. Apalagi terkadang pihak
PLN sendiri langsung memadamkan listrik tanpa adanya pemberitahuan. Hal ini
tentunya akan begitu merugikan khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
tergantung dengan sumber aliran listrik ini. Maka dari itu, memiliki generator
merupakan pilihan yang tepat untuk mendapatkan suplai listrik ketika terjadi
pemadaman secara otomatis.
Seperti kita ketahui, biasanya generator yang sering kali digunakan adalah
genset dengan bahan bakar solar. Di samping itu daya tahan dari mesin solar
sendiri tergolong tinggi, maka dari itu pemeliharaan yang dibutuhkan hanya
meliputi pemanasan mesin, pemeriksaan umum, pemeliharaan pada sistem
pendingin, pemeliharaan pada sistem pelumasan, pemeliharaan pada aki starting,
dan pemeliharaan pada bahan bakar.
Dalam hal ini genset tidak setiap saat di gunakan dan hanya pada waktu
waktu tertentu jika terjadi pemadaman listrik, maka dari itu perlu perawatan
pada genset agar tetap tahan lama dan selalu dalam kondisi yang stabil. Untuk
perawatannya maka generator perlu dipanaskan dengan jangka waktunya
tergantung dari jenis generator. Jenis generator dengan starter elektrik
membutuhkan pemanasan mesin paling tidak satu minggu sekali selama 10-15
menit untuk sirkulasi pelumas atau oli ke seluruh bagian mesin. Ini dikarenakan
generator menggunakan aki yang membutuhkan pengisian aki yang konsisten.
Terlalu lama tidak menghidupkan generator akan menyebabkan aki kosong dan
jika dibutuhkan sewaktu-waktu tidak akan menyala dan harus menghidupkan
dengan tarikan tuas atau sistem recoil. Generator yang tidak menggunakan
sistem elektrik starter dapat lebih lama jangka waktunya untuk tidak
menghidupkan mesin. Jangka tiga minggu sampai 2 satu bulan tidak
menghidupkan mesin bukan lagi masalah, namun sebaiknya memanaskan tidak
lebih dari itu. Gunanya bukan lagi untuk aki, namun lebih untuk sirkualsi oli
mesin dalam ruang mesin. Maka dari itu perlu adanya sebuah alat agar
mempermudah operator dalam pengerjaannya. Yaitu alat yang digunakan untuk
menyalakan saklar pada genset sehingga genset akan menyala dan mati secara
otomatis.

1.2 Tujuan Kerja Praktik


Kerja praktik ini ditujukan untuk memenuhi kelengkapan mata kuliah Kerja
Praktik serta digunakan sebagai salah satu syarat untuk kelulusan program studi
strata 1 (S1) Teknik Elektro Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Adapun tujuan
khusus pada laporan kerja praktek ini adalah memahami bagaimana cara menjaga
atau perawatan generator set di PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA.
Selain itu kegiatan kerja praktik ini diharapkan dapat diperolehnya pengalaman
kerja lapangan secara nyata.

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktik ini dilaksanakan di PT. INOAC POLYTECHNO
INDONESIA Tangerang-Banten. Waktu pelaksanaan kerja praktik ini
dilaksanakan pada tanggal 6 Juli s/d 6 Agustus 2020.

1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktik


Kondisi beban pada pembangkit yang berubah-ubah menyebabkan
pentingnya pengaturan penguatan atau eksitasi yang diberikan kepada generator
agar tegangan generator tetap konstan. Oleh karena itu, perlu dibahas mengenai :
1. Jenis-jenis perawatan pada generator.
2. Komponen-komponen pada generator.
3. Prinsip kerja pada generator.
4. Cara perawatan pada generator.
1.5 Sistematika Penulisan
Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai permasalahan yang
akan dibahas, maka berikut ini dikemukakan secara garis besar isi dari tiap-tiap
bab laporan kerja praktik ini :
1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang penulisan, maksud dan
tujuan, waktu dan pelaksanaan kerja praktik, ruang lingkup kerja praktik,
dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II berisi informasi tentang ulasan mengenai beberapa kerja praktik atau
penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan onjek atau permasalahan,
yang menjadi hal yang sangat berkaitan dengan kerja praktik dan penelitian
tersebut.
3. BAB III LANDASAN TEORI
Landasan atau dasar teori adalah teori-teori yang terkait dengan tema KP
yang diambil. Judul bab III dapat langsung menggunakan nama teori atau
tema teori yang akan dibahas. Bab ini paling tidak berisi tentang definisi-
definisi, prinsip-prinsip kerja dan implementasi teori terkait. Bab ini juga
dapat berisi ringkasan teori tertentu yang berasal dari jurnal, buku atau
manual book.
4. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Secara umum Bab IV berisi tentang laporan kegiatan dan pengambilan data.
Kemudian dilakukan analisis terhadap temuan-temuan yang dianggap
penting dalam memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan
sivitas akademika JTE Untirta.
5. BAB V PENUTUP
Penutup berisi dua hal yaitu simpulan dan saran. Simpulan berisi tentang
ringkasan hasil yang diperoleh dalam KP dikaitkan dengan tujuan KP yang
telah dirumuskan di bagian pembuka. Sedangkan saran adalah informasi
dari penulis kepada pembaca yang ingin menindaklanjuti laporan KP.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam suatu laporan kerja praktik atau laporan penelitian tentunya


diperlukan informasi tentang ulasan mengenai beberapa kerja praktik atau
penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan objek atau permasalahan, yang
menjadi hal yang sangat berkaitan dengan kerja praktik atau penelitian tersebut.

2.1. Perawatan dan Pemeliharaan Generator di PT Eagle Glove Indonesia


Memiliki sistem genset standby yang dirancang dengan baik dan terpelihara
dengan baik adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman listrik. Sistem
genset dipelihara secara teratur untuk memastikan beroperasi dengan baik bila
diperlukan. Ketika genset mengalami kegagalan operasi itu biasanya karena
prosedur perawatan yang salah atau kelalaian perawatan. Semua masalah umum
ini dapat diantisipasi dengan perawatan genset rutin yang dilakukan oleh teknisi
terlatih. Prosedur perawatan yang perlu dilakukan secara teratur adalah
pemeliharaan preventive, pemeriksaan umum, perawatan pada sistem pelumasan,
perawatan pada sistem pendingin, perawatan pada sistem bahan bakar, perawatan
baterai starting, pemanasan genset, dan backup plan. Pemeliharaan preventif
untuk genset mesin solar memainkan peran penting dalam memaksimalkan
keandalan sistem standby dan mengurangi risiko kerugian keuangan dan fungsi-
fungsi fasilitas emergency (safety untuk keselamatan dan penyelamatan manusia)
terkait dengan mati listrik. Kerugian finansial akibat pemadaman listrik pada data
center mengakibatkan banyak sekali kerugian, baik finansial maupun kerugian-
kerugian lainnya. Pemeliharaan preventif juga meminimalkan kebutuhan untuk
perbaikan dan mengurangi biaya operasional genset tersebut. Dengan mengikuti
prosedur perawatan mesin diesel umumnya sesuai rekomendasi produsen mesin,
maka sistem standby power dipastikan akan bekerja dengan baik dan men-supply
kebutuhan daya sesuai dengan kebutuhan. Perawatan dan pemeliharaan generator
dalam sebuah industri sangat diperlukan karena dengan adanya perawatan dan
pemeliharaan yang terstruktur dan berjalan kontinyu dapat mengurangi biaya atau
kerugian baik dari segi waktu dan material[1].

2.2. Analisa Pemeliharaan Genset Olympian pada Rotary Equipment di


PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu
Dalam mengetahui strategi pemeliharaan, nilai availability, serta MTBF dan
MTTR pada komponen mesin diesel genset Olympian di PT. Pertamina EP Asset
4 Field Cepu. Hasil yang didapat dari analisa pemeliharaan ini yaitu komponen
mesin diesel genset Olympian tersebut dapat diketahui bahwa strategi
pemeliharaan yang sudah dilakukan oleh perusahaan adalah tindakan preventive
maintenance 1, yaitu melakukan penggantian pelumas (replace engine oil filter).
Untuk nilai availability mengalami penurunan masing-masing pada Oktober 2015
yakni 33,6%, November 2015 yakni 84,2%, dan April 2016 yakni 91,1%.
Sedangkan dari hasil peramalan availability (ketersediaannya) yang ada di atas
menunjukkan bahwa nilai MAPE yang besar sehingga disarankan agar
menggunakan metode forecast (peramalan) yang lainnya. Adapun perhitungan
MTBF diketahui bahwa komponen mesin diesel genset Olympian memiliki selang
waktu kerusakan sebesar 30 jam hingga diperoleh nilai MAPE yang kecil.
Sedangkan MTTR memiliki waktu perbaikan sebesar 161 jam setiap kerusakan.
Sehingga dari data perbandingan antara MTBF dan MTTR dapat ditarik
kesimpulan bahwa selang waktu rata-rata terjadinya kerusakan hanya berjarak 30
jam dengan rata-rata waktu penyelesaian perbaikan adalah 161 jam. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa sistem perawatan pada komponen tersebut masih belum
optimal. Sehingga perlu dilakukan evaluasi kembali terkait strategi pemeliharaan
yang sudah dilakukan oleh perusahaan[2].

2.3. Perawatan dan Perbaikan Generator Set (Genset) di Desa Nisombalia


Air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat maupun warga desa
Nisombalia. Desa ini terletak di dataran tinggi Kabupaten Maros. Kebutuhan air
bersih menjadi masalah utama pada musim kemarau. Bantuan Badan Geologi
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral berupa sarana dan prasarana air
bersih sumur bor tidak berfungsi lagi disebabkan mesin diesel genset penggerak
sumur bor rusak. Jika sarana dan prasarana air bersih sumur bor dapat berfungsi
kembali, kebutuhan air bersih bagi masyarakat bisa terselesaikan terutama pada
musim kemarau. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan dan
memelihara genset serta panduan teknis bagi operator untuk mengoperasikan dan
prosedur memelihara genset dengan benar. Metode yang diterapkan adalah
identifikasi penyebab kerusakan, perbaikan genset, petunjuk teknis perawatan, dan
pengoperasian genset. Hasil yang dicapai genset dapat beroperasi dengan normal,
operator dapat memelihara dan mengoperasikan genset dengan baik[3].
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Generator Set


Generator Set adalah peralatan yang berfungsi untuk membangkitkan listrik
atau mengkonversikan energi mekanik menjadi energi listrik. Tenaga mekanis
memutar kumparan kawat penghantar dalam medan magnet ataupun sebaliknya
memutar magnet diantara kumparan. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator
tersebut adalah arus searah (DC/Direct curent) atau arus bolak-balik
(AC/Alternating Curent), hal ini tergantung dari susunan atau konstruksi dari
generator, serta tergantung dari sistem pengambilan arusnya.

3.2 Pengertian Generator Set


Genset (Generator set) adalah perangkat kombinasi antara pembangkit
listrik (generator) dan mesin penggerak yang digabung dalam satu set unit untuk
menghasilkan tenaga listrik. Mesin penggerak pada genset umumnya merupakan
mesin pembakaran internal berupa motor / mesin diesel dengan bahan bakar solar.
Sedangkan generator adalah perangkat yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Pada Gambar 3.1 menunjukkan gambar generatror yang ada pada
PT. INOAC POLYTECHNO INDINESIA, gambarnya ialah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Generator Set
Fungsi Genset ialah alat untuk membangkitkan tenaga listrik. Salah satu
mesin penggeraknya adalah diesel, bisa juga menggunakan solar taupun air.
Banyak merk Genset yang dijual dipasar dan dayanya tergantung kebutuhan
konsumen, misalnya 400 KVA dan lain lain. Mesin generator adalah kombinasi
dari sebuah generator listrik dan sebuah mesin (prime mover) yang dipasang
bersama untuk membentuk satu peralatan[4].
Generator Set dapat menghasilkan listrik secara mandiri tanpa terhubung
ke jaringan listrik kota. Mereka bisa menghasilkan sejumlah besar daya, tapi
seperti halnya semua benda mekanik, mereka rentan terhadpat kerusakan dan
memerlukan perbaikan. Sebab itu perlu adanya preventive atau perawatan rutin
terhadap Generator Set.
Generator Set paling banyak di gunakan di perusahaan-perusahaan adalah
komersial alternator, yang memiliki dua lilitan berputar dan lilitan stasioner.
Lilitan berputar menarik oleh arus searah, sedangkan lilitan stasioner
menghasilkan arus bolak-balik.
Cara kerja Generator Set yaitu: Prime mover atau penggerak mula
merupakan peralatan yang berfungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Penting untuk mengetahui bahwa
generator tidak benar-benar membuat energi listrik. Sebaliknya, Generator Set
menggunakan energi disediakan untuk itu untuk memaksa pergerakan muatan
listrik hadir dalam kawat gulungan melalui sebuah sirkuit listrik eksternal.
Generator Set mengubah energi pada bahan bakar menjadi energi gerak oleh
engine yang kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator. Generator Set
mampu digunakan sebagai sistem cadangan listrik atau off grid (sumber daya yang
tergantung atas kebutuhan pemakai). Generator Set dipakai oleh rumah sakit, mall
dan industri yang menginginkan sumber listrik yang besar dan relatif stabil.
Generator terpasang satu poros dengan motor diesel, yang biasanya
memaki generator sinkron (alternator) pada pembangkit. Generator sinkron
mempunyai dua bagian utama yaitu: sistem medan magnet dan jangkar. Generator
ini kapasitasnya besar dan medan magnetnya berputar karena terletak pada
rotor[5].

Generator Set akan bekerja 8 detik ketika blackout atau listrik padam,
delapan detik berikutnya listrik diswitch ke Generator Set, saat itu listrik akan
menyala kembali. Cara kerja Generator Set yang memeberikan supply listrik
setelah 16 detik tersebut di topang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator) Di
dalam AVR, ada MT (Mutual Reactor) yaitu semacam trafo jenis CT (Current
Transformer) yang menghasilkan arus listrik berdasarkan besaran arus beban yang
melalui secara rangkaian seri. Arus listrik yang dihasilkan ini digunakan untuk
memperkuat medan magnet pada belitan motor. Namun untuk menjaga kestabilan
AVR tidak cukup dengan mngandalkan AVR saja, Generator Set juga di lengkapi
sistem Governor untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power Momentum)
nya sehingga bisa menghasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada atau
tidakada beban, hal ini bisa dilakukan dengan mengatur suppy bahan bakar
minyak (biasanya solar) pada Generator Set.

3.3 Konstruksi Generator Set


Generator terdiri dari dari dua bagian paling utama, yaitu:
1. Bagian yang diam (stator)
2. Bagian yang bergerak (rotor)
Agar mengetahui konstruksi generator lebih jelasnya, bisa dilihat pada
Gambar 3.2 dibawah ini.

Gambar 3.2 Konstruksi Generator Sinkron


3.4 Bagian Yang Diam (Stator)
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi sebagai tempat
untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus AC yang menuju ke beban
disalurkan melalui armatur, komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder
dengan lilitan kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam (tidak
bergerak). Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan ferromagnetik yang
berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-rugi arus pusar[6]. Dengan inti
ferromagnetik yang bagus berarti permeabilitas dan resistivitas dari bahan yang
bagus. Untuk konstruksi stator sendiri bisa dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini.
Gambar 3.3 Konstruksi Stator
Bagian yang diam (stator) terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat
serapat mungkin untuk menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current
losses). Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan konduktor dan
untuk mengatur arah medan magnetnya. Untuk menghindari arus pusar dan
panas yang timbul, maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan
isolasi satu terhadap yang lain.
2. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di
dalam slot-slot dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot
dihubungkan untuk mendapatkan tegangan induksi.
3. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator
ditempatkan.
4. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk
silinder. Bagian belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip
sebagai alat bantu dalam proses pendinginan.

3.5 Bagian yang bergerak (rotor)


Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar. Antara rotor dan
stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor berfungsi untuk
membangkitkan medan magnet yang kemudian tegangan dihasilkan dan akan
diinduksikan ke stator.
Rotor terdiri dari dua bagian umum, yaitu:
a. Inti kutub
b. Kumparan medan
Bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang memiliki fungsi sebagai
jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada
kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai
jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Kutub medan magnet rotor
dibagi menjadi dua kutub yaitu salient pole (kutub menonjol) dan non salient
pole.
1. Rotor Bentuk Menonjol (Salient Pole)
Jenis salient pole ini kutub magnetnya menonjol keluar dari permukaan
rotor. Belitan-belitan medannya dihubung seri. Ketika belitan medan ini
disuplai oleh eksiter, maka kutub yang berdekatan akan membentuk kutub
berlawanan. Rotor kutub menonjol akan mengalami rugi-rugi angin yang
besar dan bersuara bising jika diputar dengan kecepatan tinggi dan
konstruksi kutub menonjol tidak cukup kuat untuk menahan tekanan
mekanis apabila diputar dengan kecepatan tinggi.
2. Rotor Bentuk Silinder (Non-Salient Pole)
Rotor silinder umumnya digunakan pada generator sinkron dengan
kecepatan putar tinggi (1500 atau 3000 rpm). Rotor silinder baik digunakan
pada kecepatan putar tinggi karena konstruksinya memiliki kekuatan
mekanik yang baik pada kecepatan putar tinggi dan distribusi di sekeliling
rotor mendekati bentuk gelombang sinus sehingga lebih baik dari kutub
menonjol. Berikut adalah Gambar 3.4 yang menunjukkan gambar rotor
bentuk menonjol dan bentuk silinder.
Gambar 3.4 Rotor Bentuk Menonjol dan Bentuk Silinder
3.6 Prinsip Kerja Generator Set
Prinsip kerja generator DC adalah kumparan jangkar ada pada bagian rotor
dan terletak di antara kutub-kutub magnet yang tetap di tempat, diputar oleh
tenaga mekanik. Pada generator sinkron, konstruksinya sebaliknya, yaitu
kumparan jangkar disebut juga kumparan stator karena berada pada tempat yang
tetap, sedangkan kumparan rotor bersama-sama dengan kutub magnet diputar oleh
tenaga mekanik.
Prinsip generator ini secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut bergerak pada
medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya. Hukum tangan kanan
berlaku pada generator dimana menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara
penghantar bergerak, arah medan magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang
terinduksi. Apabila ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran elektron yang
terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet sebagai pengganti penghantar
yang digerakkan.
Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik
yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang
bersifat melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai
prime mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar
menimbulkan medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan
menghasilkan tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu
utara dan selatan, maka pada 900 pertama akan dihasilkan tegangan maksimum
positif dan pada sudut 2700 kedua akan dihasilkan tegangan maksimum negatif.
Ini terjadi secara terus menerus/continue[7]. Bentuk tegangan seperti ini lebih
dikenal sebagai fungsi tegangan bolak-balik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat
pada Gambar 3.5 yang menunjukan gambar gelombang tegangan bolak balik,
gambarnya ialah sebagai berikut.

Gambar 3.5 Gelombang tegangan bolak balik


Prinsip kerja generator sinkron juga dapat digambarkan pada Gambar 3.6 sebagai
berikut,

Gambar 3.6 Prinsip Kerja Generator Sinkron

dari gambar diatas prinsip kerja dari generator sinkron dapat dinyatakan sebagai
berikut :
1. Rotor disuplai dengan arus DC If yang kemudian menghasilkan fluks
magnet ɸf .
2. Rotor digerakkan oleh turbin dengan kecepatan konstan sebesar ns.
3. Garis gaya magnet bergerak menginduksi kumparan pada stator.
4. Frekuensi dari tegangan generator tergantung dari kecepatan putaran rotor
yang dapat dinyatakan dengan persamaan :

...........................................................................................(3.1)
f=

dimana : f = frekuensi (Hz)


p = jumlah kutub
n = kecepatan putaran rotor (rpm)
Adapun besar GGL induksi kumparan stator atau GGL induksi armatur per fasa
adalah :
Ea = 4,44. f. M. ɸ. Kd .........................................................................(3.2)
dimana : Ea = Gaya gerak listrik armatur per fasa (volt)
f = Frekuensi output generator (Hz)
M = Jumlah kumparan per fasa = Z/2
Z = Jumlah konduktor seluruh slot per fasa
Kd = Faktor distribusi.
ɸ = Flux magnet per kutub per fasa
3.7 Operasi Generator Set
Generator harus dioperasikan sesuai dengan kurva kemampuan. Banyak
faktor dipertimbangkan ketika kurva kapabilitas diketahui. Untuk Misalnya, suhu
titik panas belitan stator, belitan rotor dan inti stator berada dalam suhu yang
sesuai, namun suhu titik panas ini tidak dapat secara langsung diukur dari detektor
suhu, sehingga kurva kemampuan mengintegrasikan hasil tes ke dalam
perhitungan desain, dan itu mendefinisikan kemampuan output unit generator di
bawah yang berbeda kondisi operasi.
Diketahui bahwa suhu yang diukur oleh detektor mungkin bukan hot spot
suhu. Perbedaan antara suhu titik panas dan pembacaan detektor adalah selalu ada
nilai yang berbeda, yang tergantung pada hidrogen press, output, metode cooling,
dan sistem ventilasi generator, sehingga tidak cocok untuk mengatur kemampuan
output generator hanya mengandalkan pembacaan detektor.
Keselamatan dalam pengoperasian adalah yang terpenting, dan harus
bergantung pada kontrol otomatis sistem, untuk generator dengan sistem
tambahannya. Seluruh sistem dan perangkat kontrol harus dipasang sepenuhnya,
sebelum unit generator dioperasikan. Tetapi di sisi lain, keselamatan dalam
operasi sebagian besar tergantung pada rasa tanggung jawab yang tinggi dan
aktivitas subyektif dari personel pembangkit tenaga listrik.. Karena itu, mulailah
dengan operasi awal selama catatan commissioning dari berbagai parameter
operasi pada tahapan yang berbeda berturut-turut, harus juga di periksa dengan
cermat dan memperbaiki item demi item untuk keandalan dan diajukan sebagai
referensi yang dapat dipercaya untuk perbandingan data pemantauan selama
operasi yang akan dilakukan nantinya.

3.8 Operasi Awal Generator Set


Sebelum unit pertama kali dimulai, pemeriksaan akhir pada akhir ereksi
harus dilakukan dan diparaf secara berurutan sesuai daftar cek dari dokumentasi
yang dikirimkan “FINAL INSPEKSI ”untuk berbagai tahap persiapan untuk
commissioning. Poin-poin berikut harus diperiksa ulang, ketika unit pertama kali
dimulai, berikut adalah poin-poin operasi awal pada generator di PT INOAC
POLYTECHNO INDONESIA
1. Sistem hidrogen, minyak dan air
Pastikan sistem bantalan, oli seal, dan kumparan air stator beroperasi normal
dan generator diisi dengan hidrogen pada tekanan yang tepat. Untuk
menghindari penyumbatan gas di cincin paralel, buang pipa di luar timah
kotak harus didirikan sesuai dengan spesifikasi sebagai berikut:
a. Pipa buang harus 48 * 3,5;
b. Radius pipa bengkok harus lebih besar atau sama dengan 1,5 kali dari
nominal
diameter.
c. Pipa knalpot menghubungkan antarmuka X dan Z, dan panjangnya harus
kurang dari 5 meter.
2. Suhu, kemurnian hidrogen, kualitas minyak dan air
Temperatur generator, kemurnian hidrogen, hidrogen dan kadar air, minyak
pengotor, suhu saluran masuk air pendingin kumparan stator dan
konduktivitas listrik harusdiperiksa, semua parameter ini harus sesuai
dengan nilai yang sudah disepakati. Ketika air pendingin dipasok ke sistem
air pendingin belitan stator,sangat penting untuk memeriksa apakah udara
dalam sistem air benar-benar habis, inikunci untuk menghindari
penyumbatan gas di cincin paralel belitan stator.
3. Pendingin hidrogen
awalnya, udara di pipa knalpot harus dibuang dengan saksama. Semua
kamar air dan pipa harus diisi dengan air. Total aliran air pendingin yang
dipasok ke pendingin hidrogen adalah 900 meter kubik per jam. Setiap
bagian pendingin harus disesuaikan untuk memiliki aliran air yang sama,
untuk mencegah kesalahan tabung karena kecepatan air yang berlebihan.
Kisaran yang disesuaikan untuk air pendingin dan suhu hidrogen tidak boleh
terlalu berlebihan, karena untuk mencegah getaran intens deformasi bingkai
stator.
4. Seal oil cooler, pendingin air berliku stator, pemanas air dan minyak
Pastikan pendingin oli seal dan pendingin air berliku stator disediakan
secara memadai dengan air pendingin pada suhu yang tepat. Pengontrol suhu
oli harus cukup peka untuk merespons suhu oli dari sisi hidrogen dan udara,
dan ada perbedaan suhu. Pengontrol suhu air juga harus cukup sensitif untuk
mengontrol suhu air pendingin inlet coil coil sesuai dengan nilai yang
ditentukan.
5. Bantalan isolasi
Bantalan ujung eksitasi dilengkapi dengan lapisan ganda isolasi, agar isolasi
dapat diuji saat unit sedang beroperasi, serta selama shutdown dengan poros
turbin digabungkan.
6. Rotasi fase
Sebelum generator disinkronkan dengan sistem, putaran fase generator harus
sama dengan bus yang akan dihubungkan. Rotasi fase diberikan berdasarkan
perjanjian teknis.
7. Pemantauan pendeteksi suhu selama start-up
Selama start-up pertama generator didirikan, atau start-up selanjutnya,
karena sistem air pendingin stator telah dioperasikan, direkomendasikan
bahwa semua detektor di outlet air kumparan stator dan slot kumparan stator
harus dipantau.

3.9 Operasi Generator yang Diizinkan (Operasi Normal dan Abnormal)


1. Mode operasi normal
Parameter pada kondisi terukur bisa dilihat dari gambar generator yang ada
diatas. Parameter pada kondisi normal mengacu pada parameter kondisi
operasi Generator.
2. Kemampuan operasi yang tidak seimbang
3. Rentang tegangan dan frekuensi
4. Kemampuan arus lebih pendek dari belitan stator dan kemampuan tegangan
lebih pendek dari belitan rotor
5. Memaksa operasi eksitasi
6. Kehilangan operasi eksitasi Generator harus dikurangi hingga 60% dari
beban pengenal dalam 60 detik dan 40% dari beban pengenal dalam 90
detik setelah kehilangan eksitasi. Total waktu operasi dari kehilangan
eksitasi tidak boleh: lebih dari 15 mm, atau mengacu pada Perjanjian
Teknis.
7. Operasi pada faktor daya utama
8. Persyaratan kehilangan air kumparan stator
Perlindungan generator dari kerusakan akibat kehilangan air kumparan
stator didasarkan pada persyaratan bahwa generator harus tersandung dari sistem
secara otomatis pada 30 detik setelah kehilangan air kumparan stator.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Generator Set


PT INOAC POLYTECHNO memiliki Generator Set sebagai cadangan
energi listrik apabila terjadi blackout atau padam listrik. Generator Set akan
menyala dengan cara manual.
Terdapat 4 Generator Set di PT INOAC POLYTECHNO INDONESIA
yang memliki kapasitas yang sama yaitu sebesar 500 kVA. Berikut merupakan
gambar Generator Set dan data spsesifikasi Generator Set:
Gambar 4.1 Generator Set
Gambar 4.2 Spesifikasi Generator Set

Tabel 4.1 Spesifikasi Generator Set 500 kVA


Spesifikasi Kapasitas

Merk engine Stamford

Machine ID A03A005941

KVA Base Rate 500kVA

Frame/Core HC.540

Phase 3
4.2 Black Start

Genset yang digunakan oleh PT INOAC POLYTECHNO INDONESIA


yaitu pengoprasian nya masih dengan cara manual dan belum otomatis, oleh
karena itu dibutuhkan black start untuk menyalakan genset.

Untuk menyediakan black start, beberapa pembangkit listrik


memiliki generator diesel kecil, biasanya disebut generator diesel black
start (BSDG), yang dapat digunakan untuk menghidupkan generator yang lebih
besar (dengan kapasitas beberapa megawatt ), yang pada gilirannya dapat
digunakan untuk menyalakan generator utama. Berikut adalah gambar black start
yang digunakan pada PT INAOC POLYETECHNO INDONESIA:

Gambar 4.3 Blact start

4.3 Sistem Start Generator Set secara Manual


Genset yang digunakan oleh PT INOAC POLYTECHNO INDONESIA
yaitu pengoprasian nya masih dengan cara manual. Sistem ini dipakai oleh mesin
diesel yang memiliki daya sedang yaitu < 500 PK. Sistem ini menggunakan motor
DC dengan suplai listrik dari baterai/accu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel.
Saat start, motor DC mendapat suplai listrik dari baterai atau accu dan
menghasilkan torsi yang dipakai untuk menggerakkan diesel sampai mencapai
putaran tertentu. Baterai atau accu yang dipakai harus dapat dipakai untuk
menstart sebanyak 6 kali tanpa diisi kembali, karena arus start yang dibutuhkan
motor DC cukup besar maka dipakai dinamo yang berfungsi sebagai generator
DC. Pengisian ulang baterai atau accu digunakan alat bantu berupa battery charger
dan pengaman tegangan.

4.4 Faktor penting pada Generator Set

Faktor penting yang harus di cek pada setiap generator diantarnya :

1. Oli (pelumas):apakah sudah waktunya diganti atau belum


2. Bahan akar: Untuk kebanyakan bahan bakar genset di Indonesia
adalahsolar,selain itu genset ada yang menggunakan bensin,dan gas
3. Air Radiator: Untuk hasil pendinginan yang sempurna dicampur dengan
coolant
4. Air Aki:usahakan tidak kering,untuk pengisian pertama kali air yang
digunakan berbeda dengan pengisian berikutnya.
5. Tegangan Aki: Biasanya satu aki bertegangan 12 volt,bila tegangan aki
kurang dari 10 volt dipastikan genset akan tersendat (tidak sempurna)dalam
running(menyala).

4.5 Perawatan rutin atau preventif

Pada PT INOAC POLYTECHNO INDONESIA dilakukan pemeliharaan yang


bersifat rutin atau pemeliharaan yang dilakukan secara berulang dengan periode
waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu
meliputi:

Perawatan dilakukan satu kali dalam satu pekan (7 hari) dengan rincian
pekerjaan pemeliharaan sebagai berikut:
1. Pengecekan kapasitas air radiator
Pengecekkan kapasitas air radiator dilakukan untuk memastikan air radiator
berada pada level cukup, jika air radiator berada pada level kurang harus
ditambah sampai pada level cukup.
2. Pengecekan kapasitas oli mesin Seperti
halnya air radiator, oli mesin juga harus dipastikan berada pada level yang
cukup, tambahkan jika oli mesin berada pada level kurang.
3. Pengecekan konektor dan kabel
accumulator/battery Konektor dan kabel accumulator/battery dibersihkan dari
kemungkinan korosi yang timbul dan dikencangkan jika kendur.
4. Pengecekan persediaan bahan bakar Bahan
bakar solar pada tangki induk dan tangki harian dipastikan cukup untuk
beroperasi selama 6 (enam) jam. Jika bahan bakar pada tangki harian berada
pada level kurang dari setengah tangki maka harus dilakukan pengisian dari
tangki induk. Tapi jika bahan bakar pada tangki induk telah kurang dari
setengah tangki maka harus dilakukan proses pengadaan bahan bakar solar
kembali.
5. Pembersihan unit genset Unit genset harus
dibersihkan dari kotoran seperti debu, cairan atau kotoran lainnya agar
kondisi unit genset selalu bersih. Gunakan kain bersih dan blower untuk
membersihkan unit genset, jangan membersihkan unit genset dengan bahan
pembersih yang bersifat korosif dan mudah terbakar.
6. Pembersihan ruang genset Selain unit genset,
ruangan genset juga harus selalu dijaga kebersihannya untuk menghindari
serangga atau hewan pengerat bersarang di ruang genset, ruang genset yang
bersih akan membuat sirkulasi udara bersih lebih baik.
7. Running test genset selama 15 menit Genset
yang berada pada posisi siaga (stand-by) harus secara rutin dipanaskan untuk
menjaga genset agar tidak mengalami kerusakan.

Generator Set memiliki preventive atau perawatan rutin agar Generator Set
bekerja dengan baik dan tidak ada kerusakan pada Generator Set . Pemeriksaan
sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak seluruhnya melainkan
sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan seperti tersebut diatas
dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat bantunya . Berikut
merupakan tabel data perawatan Generator Set:
Tabel 4.2 Data Perawatan Generator Set
RINCIAN Kondisi
NO STANDA
KEGIATA
. R
N 1 2 3 4 5 6
  Harian(7 Hari)
Bersihkan
1 body Genset Bersih B B B B B B
Periksa air
2 radiator Max Full Full Full Full Full Full
Periksa filter
3 udara Bersih B B B B B B
Periksa level Antara low
4 oli mesin - max B B B B B B
Periksa air Antara low
5 batre/aki - max B B B B B B
Berisihkan
drain fuel
water
6 sparator bersih B B B B B B
periksa
terminal air
dan terminal
7 accu kencang B B B B B B
periksa
kebocoran di
mesin Tidak
8 Genset bocor B B B B B B
Bersihkan Berish
9 ruang genset B B B B B B
KONDISI: B= BAIK TB=TIDAKBAIK

Berdasarkan standar pemeliharaan yang telah di tetapkan di PT INOAC


POLYTECNO INDONESIA dan hasil pemeliharaan yang telah dilakukan dapat
di jelaskan bahwa kebersihan ruangan dan body baik., pemeriksaan air radiator
full, pemeriksaan filter udara dalam keadaan bersih dan pemeriksaan lainnya baik
dan sesuai dengan standar. Berdasarkan hasil pemeliharaan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa kondisi Generator Set ini masih cukup baik dan masih
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
4.6 Perawatan Periodik

Pemeliharaan generator yang bersifat periodik pada PT INOAC


POLYTECHNO INDONESIA adalah pemeliharaan yang dilakukan berdasarkan
lama operasi dari generator, yang diklasifikasikan  :

 Pemeriksaan sederhana, setiap 8.000 jam.


 Pemeriksaan sedang, setiap 16.000 jam.
 Pemeriksaan serius, setiap 32. 000 jam.

Pemeriksaan periodik kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran


(disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan
pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan
tergantung dari klasifikasi pemeriksaan periodiknya.

Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak


seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-kegiatan
seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap generator dan alat
bantunya.

Oleh sebab itu pada pembahasan ini diuraikain pemeriksaan serius saja,
karena pemeriksaan jenis lainnya secara keseluruhan sudah tercakup didalamnya.
Guna mendukung agar program pemeriksaan serius ini selesai tepat pada
waktunya perlu dibuat program terperinci yang meliputi jenis komponen –
komponen dan kegiatannya, serta waktu yang direncanakan. Berikut adalah table
data perawatan yang dilakukan secara periodik:

Tabel 4.3 Perawatan Periodik


No Item Part Interval Jenis
Pendinginan
Terapan
1 Pemeriksaan Stator Setiap 2 Semua Jenis
Bushing Tahun Tidak
Tegangan Berlaku jika
Tinggi tanpa
Batang
Tembaga

2 Mengencangkan Stator Setiap 2 Semua jenis


Baut dari Tahun
Packing Gland

3 Perawatan dan Auxiliaries Setiap 2 Semua jenis


Pemeriksaan Tahun
Cooler
Generator,
Termasuk
Cooler untuk
Sistem
Pendingin
Winding Stator,
Cooler

4 Inspeksi AC Auxiliaries Setiap 2 Semua Jenis


Exciter & Tahun * Hanya
Auxiliaries Sistem
Eksitasi DC
yang
berlaku

5 Pemeriksaan Rotor Setiap 4 Semua jenis


Keseluruhan Tahun
untuk Field
Endwinding

4.7 Pemeliharaan generator pada rotor

Hal-hal yang perlu diperiksa bagian Rotor Generator, meliputi:

1. Periksa kebersihan dan perubahan bentuk kumparan serta kerusakan dan


penggeseran dari blok isolasinya.
2. Periksa kekendoran beban penyeimbang (balance weight).
3. Cek ujung komponen dibawah cincin penahan.
4. Periksa kelonggaran rakitan penghantar radial.
5. Periksa komponen-komponen rotor, seperti cincin penahan, pasok blower,
dan journal poros (komponen tersebut disarankan diperiksa dengan ultra sonic
test atau dye penetrant test untuk mengetahui keretakkan material-material
tersebut).
6. Teliti kelonggaran dari tiap-tiap baut dan plat alas.
7. Kerusakkan dan keausan dari journal rotor dan kopling, diteliti, pasak-
pasak rotor dan beban penyeimbangan diperiksa kelonggarannya.
8. Perapat penekan dan cincin perapat harus diperiksa celahnya, kerusakan
perubahan bentuk. Cincin perapat harus diperiksa kelancaran geraknya.
9. Tiap labyrinth harus diperiksa kerusakkannya dan keadaan celahnya.
10. Periksa keausan bahan bantalan.
11. Ukur tahanan isolasi kumparan.

4.8 Pemeliharaan generator pada stator

Pemeliharaan generator pada stator dilakukan setelah rotor dikeluarkan, yang


meliputi:

1. Belitan stator diperiksa tentang kemungkinan terjadinya kontaminasi,


kerusakan, retak, pemanasan lebih dan keausan.
2. Pasak stator diperiksa kemungkinan terjadinya pergeseran (kedudukan)
dari ujung pasak dan pengganjal dibawah pasak, serta kelonggaran dari
pasak-pasak kumparan stator.
3. Penyangga ujung kumparan diperiksa, khususnya kelonggaran dari baut
pengikatnya.
4. Penjarak isolasi (insulation spacer) diperiksa kemungkinan merapatnya
jarak isolasi, kelonggaran dan keausan dari kain polyster, segmen penyangga
kumparan, tali pengikat dan panahan ujung kumparan.
5. Cincin phasa, diperiksa kerusakan / perubahan bentuknya.
6. Gulungan di dalam alur (slot) diteliti kelonggarannya dari terminal.
7. Ujung penghantar utama (main lead), diperiksa kerusakan dari porselin
bushing dan permukaan sambungan serta kondisi bagian dalam kotak saluran
dan netralnya.
8. Pemeriksaan keadaan inti, yang meliputi kerapatan dan laminasi-laminasi,
tanda-tanda kerusakan mekanis, tanda-tanda pemanasan setempat dan
keadaan susunan pengikat inti.
9. Periksa permukaan kumparan, pemukaan inti besi, benda-benda asing serta
kebocoran minyak dan air.
10. Cek pendeteksi temperatur inti stator (RTD), bila perlu ditest.
11. Periksa klem kawat pentanahan dan bagian-bagiannya.

4.9 Pemeliharaan generator pada sistem eksitasi

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada Sistem Eksitasi Statik,


meliputi:

1. Periksa sikat arang dan tekanannya.


2. Periksa baut-baut terminal dari sikat arang.
3. Periksa kekotoran pada dudukan sikat arang.
4. Periksa slipring, apakah ada permukaan yang cacat dan cek kebersihhan
permukaannya.
5. Periksa sistem penyearah (Rectifier).
6. Ukur tahanan isolasi transformator dari rectifier.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi dengan


Generator DC”, meliputi:

1. Periksa keadaan komutator, apakah ada yang cacat atau permukaan tidak
rata.
2. Periksa keadaan sikat arang dan tekanannya.
3. Cek baut-baut pengikat.
4. Ukur tahanan isolasi kumparan rotor dan stator generator DC.
5. Tes pendeteksi temperatur (RTD).
6. Cek sikat arang dan slipring pada sambungan ke eksitasi.

Komponen-komponen yang perlu diperiksa pada sistem “Eksitasi Tanpa


Sikat” (Brushless excitartion), meliputi:

1. Periksa dioda
penyearah putar (rotating diode rectifier), dari kotoran atau bekas terjadi
pemanasan lebih dan kerusakan.
2. Periksa
zekering, diganti bila ada yang putus.
3. Cek baut-baut
terminal.
4. Lakukan
pengukuran tahanan isolasi.
5. Periksa
penghantar fleksibel dioda dari kerusakan dan kelonggaran.
6. Bersihkan
seluruh kumparan-kumparan dari kotoran.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang telah didapatkan dari hasil kerja praktik tentang
sistem eksitasi pada generator di PLTU Banten 1 Suralaya, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pemeriksaan periodik pada PT INOAC POLYTECNO INDONESIA
kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly),
pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing).
2. Pemeriksaan sederhana dan sedang, komponen yang diperiksa tidak
seluruhnya melainkan sebagian saja. Tetapi pemeriksaan serius, kegiatan-
kegiatan seperti tersebut diatas dilakukan secara menyeluruh terhadap
generator dan alat bantunya.
3. Kebersihan unit Generator harus selalu terjaga dalam keadaan bersih apabila
unit Generator dalam keadaan tidak bersih akan menghambat jalannya suatu
Generator.
4. Genset yang standby dalam jangka waktu panjang harus mampu starting
dengan dari starting dalam keadaan dingin ke operasi full dalam hitungan
detik.

5.2 Saran
Berdasarkan kerja praktik yang sudah dilakukan selama 1 bulan, penulis
memberikan saran yaitu sebagai berikut :
1. Agar dilakukannya pengecekan secara berkala pada tiap-tiap komponen dan
pemantauan rutin terhadap generator set ketika unit sedang beroperasi.
2. Jika ditemukannya indikasi ketidaknormalan pada parameter operasi, agar
secepatnya melakukan penanganan agar masalah tidak meluas. Penanganan
ini bisa dilakukan pada waktu pemeliharaan unit.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Epin Supinto. 2017. Perawatan dan Pemeliharaan Generator di PT. EAGLE
GLOVE INDONESIA. Kerja Praktek Universitas Janabadra.
[2] Al Giffari, Syifaur Riza. 2016. Analisa Pemeliharaan Genset Olympian pada
Equipment di PT. ASSET 4 FIELD CEPU. Politektik Perkapalan Negri
Surabaya.
[3] Yosihard Basongan. 2017. Perawatan dan Perbaikan Genarator Set di Desa
Nisombalia. Politeknik Negri Ujung Pandang.
[4] PT. Deprintz Sukses Sejahtera Distributor Mesin & Peralatan “Sejarah,
Pengertian, Manfaat, Cara Penggunaan Genset”
[5] Adi, Priabudi Analisis. Sistem Kerja Generator Set. 2011. Jurnal Teknik
Elektro Universitas Negeri Jakarta
[6] Pengertian Genset [Online] Tersedia : http://bmj.co.id/tentang-
genset/generator-genset/ [22 Agustus 2020]
[7] J. D. Haryati, "Prinsip Kerja Generator," Resume Pelatihan Kerja, p. 9, 2013.

Anda mungkin juga menyukai