Anda di halaman 1dari 14

Nama : Berliana Putri Larasati

NIM : 180210102004
Prodi : Pendidikan Fisika – Kelas A
Mata Kuliah : Elektoronika Dasar I

KOMPONEN ELEKTRONIKA

Komponen elektronika merupakan alat berbentuk benda menjadi komponen


pendukung dari suatu rangkaian elektronik dan bekerja sesuai dengan kegunaan dan
fungsinya. Pengertian lain dari komponen elektronika yaitu elemen dasar pembentuk
rangkaian elektronika yang dapat menempel lansung papan rangkaian atau tidak menempel
lansung dengan penghubung alat lain seperti menggunakan kabel. Komponen elektronika
dibagi menjadi dua jenis, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Komponen aktif
merupakan komponen yang dapat digunakan jika terdapat tegangan minimal atau dapat
dikatakan komponen aktif merupakan komponen yang memerlukan arus sedangkan
komponen pasif merupakan komponen elektronika yang dapat digunakan tanpa tegangan
minimal atau tidak memerlukan arus. Contoh komponen aktif yaitu dioda, LED (Light
Emiting Diode), dan transistor dan contoh dari komponen pasif yaitu resistor, kapasitor, dan
induktor.
1. Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang mempunyai nilai
resistansi tertentu dan berfungsi untuk membatasi arus listrik dalam rangkaian
elektronika. Resistor bersifat resistif dan pada umumnya terbuat dari karbon. Satuan
resistansi dari resistor yaitu Ohm (Ω). Hukum ohm diketahui bahwa hambatan
berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya Tipe umum dari
resistor yaitu berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga pada bagian kedua kakinya.
Penentuan nilai resistor dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu dengan
kode gelang warna dan menggunakan kode angka. Berdasarkan bentuk dan proses
pemasangan pada papan sirkuit resistor memiliki dua bentuk yaitu berupa komponen
axial/radial dan chip. Pada komponen axial/radial nilai dari resistor dapat diketahui
melalui kode gelang warna yang tertera pada tubuh resistor sedangkan pada
komponen chip nilai resistor dapat diketahui oleh kode tertentu sehingga lebih mudah
dalam membacanya.
a) Perhitungan Nilai Resistor Berdasarkan Kode Gelang Warna
Resistor biasanya tersusun dari 4 sampai 6 pita warna, gelang warna emas dan perak
terletak agak jauh dari gelang warna lainnya dan sebagai tanda gelang terakhir dan juga
berfungsi sebagai nilai toleransi pada resistor. Resistor dengan 4 gelang warna, warna pada
gelang pertama dan kedua menunjukkan angka koefisien nilai resistansi, gelang ketiga
berfungsi sebagai angka pengali dan gelang 4 sebagai batas toleransi. Resistor dengan 5
gelang warna, warna pada gelang pertama, kedua, dan ketiga berfungsi sebagai angka
koefisien nilai resistansi, dan gelang keempat sebagai angka pengali sedangkan gelang
kelima sebgai batas toleransi. Sedangkan, resistor dengan 6 warna, warna pertama, kedua,
dan ketiga menunjukkan koefisien nilai, warna keempat sebagai angka pengali, gelang
warna kelima sebagai batas toleransi, dan gelang keenam berfungsi sebagai koefisien
suhu. Untuk lebih mudah memahami dapat disajikan dengan bentuk tabel seperti gambar
di bawah ini :

Koefisien
Resistor Nilai Pengali Toleransi
suhu
4 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4
5 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4 Gelang 5
6 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4 Gelang 5 Gelang 6

Adapun keterangan nilai tiap-tiap gelang warna pada resistor dapat dilihat dalam
penyajian tabel.Tabel di bawah merupakan tabel acuan yang digunakan dalam penentuan
nilai resistansi pada resistror.

 Perhitungan Resistor dengan 4 Gelang Warna


 Langkah membaca nilai pada resistor :
a. Memasukkan angka lansung pada gelang warna pertama dan kedua sesuai dengan
tabel acuan
b. Memasukkan jumlah nol berdasarkan kode warna pada gelang ketiga dengan
pangkatkan angka tersebut (10n)
c. Memasukkan angka toleransi berdasarkan warna gelang keempat

 Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar : 1
Gelang kedua menunjukkan warna hitam, maka nilainya sebesar : 0
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5, maka kalikan
dengan (105) karena gelang ketiga berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang keempat menunjukkan warna perak, maka nilai toleransinya sebesar :
±10%
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 10 x 10 5 =
1.000.000 Ohm (Ω) dengan toleransi ±10%.
 Perhitungan resistor dengan 5 gelang warna
 Langkah membaca nilai pada resistor :
a. Memasukkan angka lansung pada gelang warna pertama, kedua, dan ketiga
sesuai dengan tabel acuan
b. Memasukkan jumlah nol berdasarkan kode warna pada gelang keempat dengan
pangkatkan angka tersebut (10n)
c. Memasukkan angka toleransi berdasarkan warna gelang kelima

 Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar : 1
Gelang kedua menunjukkan warna hitam, maka nilainya sebesar : 0
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5
Gelang keempat menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5, maka
kalikan dengan (105) karena gelang keempat berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang kelima menunjukkan warna perak, maka nilai toleransinya sebesar : ±10%
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 105 x 10 5 =
10.500.000 Ohm (Ω) dengan toleransi ±10%.
 Perhitungan resistor dengan 6 gelang warna
 Langkah membaca nilai pada resistor :
a. Memasukkan angka lansung pada gelang warna pertama, kedua, dan ketiga sesuai
dengan tabel acuan
b. Memasukkan jumlah nol berdasarkan kode warna pada gelang keempat dengan
pangkatkan angka tersebut (10n)
c. Memasukkan angka toleransi berdasarkan warna gelang kelima
d. Memasukkan angka koefisien suhu berdasarkan warna gelang keenam

 Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna merah, maka nilainya sebesar : 2
Gelang kedua menunjukkan warna kuning, maka nilainya sebesar : 4
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5
Gelang keempat menunjukkan warna merah, maka nilainya sebesar : 2, maka
kalikan dengan (102) karena gelang keempat berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang kelima menunjukkan warna coklat, maka nilai toleransinya sebesar : ±1%
Gelang keenam menunjukkan warna oranye, maka nilai koefisien suhunya adalah
sebesar 15ppm/oC
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 245 x 10 2 =
24.500 Ohm (Ω) dengan toleransi ±1% dan koefisien suhu sebesar 15ppm/oC
 Perhitungan Toleransi

Berdasarkan gambar di atas, diketahui niai resistansi resistor dengan 4 gelang warna
yaitu sebesar 1.000.000 Ohm dengan nilai toleransi sebesar ±10%. Dari data
tersebut maka range hambatan resistor sebesar
= 1.000.000 ±10%
= 10% x 1.000.0000
= 100.000 Ohm
Besar toleransi pada resistor tersebut yaitu
 1.000.000 + 100.000 = 1.100.000
 1.000.000 - 100.000 = 900.000
Artinya, nilai resistansi resistor tersebut berkisar antara 900.000 sampai 1.100.000
Ohm.

b) Perhitungan Nilai Resistor Berdasarkan Kode Angka


Menentukan nilai resistor dengan bentuk komponen chip dapat dikatakan lebih
mudah dibandingkand dengan komponen axial, karena pada komponen chip tidak
menggunakan kode gelang warna namu menggunakan kode angka lansung yang
sering disebut dengan Body Code Resistor atau Kode Tubuh Resistor. Jenis resistor
dengan komponen chip, rata-rata memiliki nilai toleransi sebesar 5% dan
menggunakan tiga angka digit yang tertera pada tubuh resistor. Angka pertama dan
angka kedua menunjukkan nilai resistansi sedangkan angka ketiga menunjukkan
faktor pengali resistor. Langkah membaca nilai resistansi resistor tersebut yaitu :

a. Memasukkan angka pertama dan kedua secara lansung


b. Memasukkan jumlah nol angka ketiga atau kalikan dengan 10n

Berdasarakan gambar tersebut kode angka yang tertulis pada komponen chip
yaitu sebesar 332. Cara membaca nilai resistansi resistor pada gambar di atas :
 Memasukkan angka pertama lansung yaitu sebesar 3
 Memasukkan angka kedua lansung yaitu sebesar 3
 Memasukkan jumlah angka nol pada angka ketiga atau kalikan dengan 102
Maka, nilai resistansi dari resistor tersebut adalah sebesar 33 x 102 = 3.300 Ohm.
Selain itu, terdapat pula jenis resistor memakai kode angka dengan penulisan
menggunakan huruf R. Huruf R tersebut menandakan letak desimal pada nilai
resistansi resisor atau sebagai faktor angka pengali (100).
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan angka yang tertera pada gambar di atas
yaitu sebesar 4R2 dan 0R22, karena huruf R menunjukkan letak desimal atau sebagai
faktor pengalli 100, maka nilai resistansi resistor tersebut yaitu sebesar 4,2 Ohm dan
0,22 Ohm. Selain itu, terdapat pula jenis resistor dengan daya yang cukup besar
menggunakan kode angka untuk menujukkan nilai resistansi resistor seperti yang
ditunjukkan gambar di bawah ini.

Berdasarkan gambar di atas, mennjukkan angka yang tertera pada komponen


resistor chip yaitu sebesar 5W3R3J. Arti dari kode angka tersebut yaitu :
 5W menunjukkan bahwa resistor tersebut memiliki daya sebesar 5 Watt
 3R3 menunjukkan bahwa nilai resistansi resistor yaitu sebesar 3,3 Ohm
 J menunjukkan nilai toleransi resistor sebesar ±5%.
Kode huruf yang diletakkan di akhir maka kode tersebut berfungsi sebagai nilai
toleransi dengan ketentuan sebagai berikut :
J berarti resistor memiliki nilai toleransi sebesar ±5%
K berarti resistor memiliki nilai toleransi sebesar ±10%
M berarti resistor memiliki nilai toleransi sebesar ±20%
 Jenis-Jenis Resistor

Komponen elektornika resistor berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua, yaitu


resistor tetap dan resistor variabel. Resistor tetap merupakan resistor yang
hambatannya bernilai tetap dan umumnya nilai resistansinya ditentukan dengan kode
warna. Sedangkan resistor variabel merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat
diuabah-ubah.

 Resistor Tetap
1. Resistor Keramik

Resistor keramik terbuat dari bahan keramik yang dilapisi dengan kaca
tipis. Resistor keramik memiliki bentuk yang relatif kecil dan nilai
resistansinya tinggi.

2. Resistor Kawat

Resistor kawat digunakan pada saat rangkaian elektronika


menggunakan tabung hampa. Resistor kawat mempunyai nilai resistansi yang
tinggi dan tahan pada suhu panas.
3. Resistor Batang Karbon

Resistor kawat merupakan resistor generasi pertama setelah resistor


kawat. Resistor kawat terbuat dari bahan karbon kasar kemudian dililtkan
dengan kawat dan diberi tanda kode warna.
4. Resistor Film Karbon
Resistor jenis ini dterbuat dari potongan batangan keramik yang
panjang kemudian dicampur dengan material karbon. Bentuk dari resistor film
karbon relatif kecil dan memiliki nilai resistansi yang tinggi.
 Resistor Variabel
1. VDR (Voltage Dependent Resistor)

Voltage Dependent Resistro dipengaruhi oleh tegangan. Sama halnya


dengan Light Dependent Resistor, nilai resistansi VDR juga berbanding
terbalik dengan nilai tegangan.Ketika nilai tegangan tinggi, maka nilai
resistansinya rendah, sebalikanya saat nilai tegangan rendah maka
resistansinya tinggi.
2. Positive Temperature Coefficient dan Negative Temperature Coefficient

PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative


Temperature Coefficient) dipengaruhi oleh perubahan temperatur lingkungan
sekitarnya. Pada jenis resistor PTC, nilai resistansi akan mengecil ketika suhu
disekitarnya dingin, dan nilai resistansi akan membesar ketika suhu
disekitarnya panas. Sedangkan untuk NTC merupakan kebalikan dari PTC,
nilai resistansi akan membesar ketika suhu disekitarnya dingin, dan nilai
resistansi akan mengecil ketika suhu disekitarnya panas.

3. LDR (Light Dependent Resistor)

Light Dependent Resistor dipengaruhi oleh intensitas cahaya. LDR


berfungsi sebagai sensor cahaya. Nilai resistansi dari LDR berbanding terbalik
dengan intensitas cahaya. Saat intensitas cahayanya tinggi maka nilai
resistansi dar LDR kecil dan sebaliknya saat intensitas cahayanya rendah maka
nilai resistansinya akan membesar.
2. Kapasitor
Kapasitor disebut juga kondensator merupakan salah satu komponen elektonika
yang berfungsi menyimpan muatan listrik dalam waktu yang tidak permanen atau
sementara dan bisa menyalurkan kembli muatan listrik yang disimpannya. Kapasitor
terdiri atas dua pelat konduktor (keping) dengan luasan tertentu terbuat dari bahan
logam dan dipisahkan dengan sebuah isolator dianta kedua pelat tersebut. Saat
kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan maka kepingan akan terisi elektron,
dan saat elektron berpisah dari plat yang satu ke plat yang lain maka elektron terdapat
di antara kepingan.
Muatan yang terjadi yaitu muatan positif dan muatan negatif, muatan positif
terdapat pada plat yang kehilangan elektron. Sedangkan muatan negatif terdapat pada
plat yang memperoleh elektron. Dalam suatu rangkaian kapasitor biasanya ditulis
dengan lambang huruf C. Satuan dari kapasitor yaitu Farad namun biasanya satuan
yang digunakan yaitu turunan dari farad yaitu berupa mikro farad, nano farad, dan
piko farad. Sama halnya dengan resistor, penentuan nilai pada kapasitor dapat
dilakukan dengan menggunakan kode angka dan kode warna.
a) Perhitungan Nilai Kapasitor Berdasarkan Kode Gelang Warna
Kode warna pada kapasitor biasanya terdiri dari 4 atau 5 ring warna. Pembacaan
warna pada ring dimulai dari bagian paling atas. Ring warna pertama dan kedua
menunjukkan koefisien nilai, ring ketiga menunjukkan faktor pengali, ring keempat
menunjukkan nilai toleransi sedangkan nilai kelima menunjukkan nilai voltase
(tegangan kerja maksimum) pada kapasitor.

 Perhitungan Nilai Kapasitor

Berdasarkan gambar di atas diketahui kapasitor terdiri atas 5 ring warna yaitu
coklat, hijau, coklat, merah, dan coklat. Langkah membaca nilai kapasitor yaitu :
a. Gelang warna pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar 1
b. Gelang warna kedua menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar 5
c. Gelang ketiga menunjukkan warna coklat, nilainya sebesar 1 maka kalikan
dengan faktor pengali 101
d. Gelang keempat menunjukkan warna merah, maka nilai toleransi sebesar ±2%
e. Gelang kelima menunjukkan wana coklat, berarti nilai tegangan maksimum dari
kapasitor sebesar 100V
Maka dari itu, besar nilai kapasitor gambar di atas sebesar 15 x 10 1 = 150 pF dengan
toleransi ±2% dan tegangan maksimum sebesar 100 V.

b) Perhitungan Nilai Kapasitor Berdasarkan Kode Angka


Nilai kapasitor menggunakan kode angka biasanya menggunakan penanda
dengan huruf alfabet dan numerik yang dicetak pada tubuh kapasitor. Angka pada
tubuh kapasitor berfungsi menyatakan nilai kapasitansi dan tegangan maksimum
kapasitor, dan huruf berfungsi menyatakan nilai toleransi serta satuan. Untuk lebih
jelasnya dapat di gambarkan dengan tabel seperti di gambar di bawah ini

Misalnya pada kapasitor tertera nilai 224J, maka cara menghitung nilai
kapasitor berdasarkan kode tersebut yaitu :
 Angka pertama dan kedua sebagai koefisien nilai
 Angka ketiga : 4, sebagai pengali maka sebesar 104
 Huruf J menyatakan nilai toleransi yaitu sebesar ±5%
Maka nilai kapasitor sebesar 22 x 10 4 = 220.000 pF dengan toleransi sebesar ±5%,
maka range nilai kapasitor dengan toleransi 5% :
= 220.000 x 5% = 11.000
Nilai toleransinya sebesar
= 220.000 + 11.000 = 231.000 pF
= 220.000 – 11.000 = 209.000 pF
Maka, nilai resistansi kapasitor berkisar antara 209.000 hingga 231.000 pF
3. Induktor
Induktor disebut juga Coli merupakan komponen elektronika yang terdiri atas
lilitan kawat membentuk kumparan. Induktor bisa mengakibatkan medan magnet
apabila di aliri arus, dan akibat dari medan magnet dapat menyimpan suatu energi
dalam waktu sementara relatif cepat. Kemampuan induktor dalam menyimpan suatu
energi magnet disebut sebagai induktansi. Satuan dari induktor yaitu Henry (H),
namun satuan yang digunakan biasanya turunan dari henry seperti milihenry (mH),
microhenry dan induktor dalam suatu rangakaian biasanya dilambangkan dengan
huruf “L”. Perhitungan nilai pada induktor dapat diketahui melalui persamaan
matematis berbeda dengan resistor dan kapasitor, nilai pada induktor dipengaruhi
beberapa parameter seperti jumlah lilitan, diameter lilitan, permeabilitas inti, dan
panjang lilitan. Maka dari itu, perhitungan nilai pada induktor dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus matematis sesuai dengan jenisnya.
 Induktor Lilitan Silinder
Induktor jenis ini, merupakan induktor yang bentuk lilitannya mendatar dan
berbentuk tabung. Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai pada induktor
lilitan silinder yaitu :
μK N 2 π r 2
L=
l

Keterangan :
L : Induktansi
μ : Permeabilitas vakum
K : Koefisien Nagaoka
N : Jumlah lilitan
r : Jari-Jari lilitan
l : Panjang lilitan
 Induktor Kawat Lurus
Besarnya induksi pada kawat yang lurus dipengaruhi oleh diameter dan
panjang kawat, induksi pada kawat dapat dinyatakan dengan persamaan :
−1
4l
ln ¿ 10
d
¿
L=200 l +¿
Keterangan :
L : Induktansi
l : Panjang kawat
d: Diameter kawat
 Induktor Lilitan Silinder Pendek Inti Udara
Induktor jenis ini mempunyai induktansi relatif kecil dengan nilai induktansi
dibawah satu mikroHenry, induktor jenis ini banyak ditemui dalam pemancar radio.
r 2 N2
L=
9 r +10 l

Keterangan :
L : Induktansi
r : Jari-jari lilitan
l : Panjang lilitan
N : Jumlah lilitan
 Induktor Lilitan Berlapis Inti Udara
2 2
0,8 N
L=
6 r +9 l+10 d

Keterangan :
L : Induktansi (μH)
r : Rerata jari-jari lilitan (dalam inchi)
l : Panjang lilitan (dalam inchi)
N : Jumlah lilitan
d : Tebal lilitan (dalam inchi)
 Induktor Spiral Datar Inti Udara
r2 N 2
L=
( 2r + 2.8 d ) 105
Keterangan :
L : Induktansi
d : Tebal lilitan
N : Jumlah lilitan
 Induktor Lilitan Inti Toroid
Induktor dengan lilitan inti toroid mempunyai nilai induktansi paling besar
dibandingkan dengan jenis induktor lainnya, dan mempunyai inti ferit. Pada
umumnya, jenis induktor inti toroid terdapat pada transformator.
N 2 r2
L=μ0 μr
D
Keterangan :
L : Induktansi
μ0 : Permeabilitas vakum
μr : Permeabilitas relatif bahan inti
N : Jumlah lilitan
D : Diamter Keseluruhan
Nilai induktansi juga dapat dihitung melalui rangkaian baik berupa rangkaian
seri maupun rangkaian paralel. Rangkain seri terjadi ketika sebuah rangkaian terdiri
atas dua atau lebih dirangkai secara sejajar. Sedangkan rangkaian paralel terjadi apabila
dua atau lebih induktor dirangkai secara berderet dan bercabang. Nilai induktansi dari
rangkaian seri merupakan persamaan penjumlahan matematis dari nilai tiap-tiap
induktor, pada rangkaian paralel nilai induktansinya di peroleh dari persamaan se per
nila tiap-tiap induktor. Persamaan niai induktansi pada rangkaian seri dan paralel dapat
dinyatakan dengan persamaan matematis di bawah ini :
 Rangkaian seri Ltot = L1 + L2 + L3 + … + …+…+….+Ln
1 1 1 1 1
 Rangkaian paralel = + + +…+ … +… +… +
Ltot L1 L2 L3 Ln

Anda mungkin juga menyukai