NIM : 180210102004
Prodi : Pendidikan Fisika – Kelas A
Mata Kuliah : Elektoronika Dasar I
KOMPONEN ELEKTRONIKA
Koefisien
Resistor Nilai Pengali Toleransi
suhu
4 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4
5 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4 Gelang 5
6 warna Gelang 1 Gelang 2 Gelang 3 Gelang 4 Gelang 5 Gelang 6
Adapun keterangan nilai tiap-tiap gelang warna pada resistor dapat dilihat dalam
penyajian tabel.Tabel di bawah merupakan tabel acuan yang digunakan dalam penentuan
nilai resistansi pada resistror.
Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar : 1
Gelang kedua menunjukkan warna hitam, maka nilainya sebesar : 0
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5, maka kalikan
dengan (105) karena gelang ketiga berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang keempat menunjukkan warna perak, maka nilai toleransinya sebesar :
±10%
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 10 x 10 5 =
1.000.000 Ohm (Ω) dengan toleransi ±10%.
Perhitungan resistor dengan 5 gelang warna
Langkah membaca nilai pada resistor :
a. Memasukkan angka lansung pada gelang warna pertama, kedua, dan ketiga
sesuai dengan tabel acuan
b. Memasukkan jumlah nol berdasarkan kode warna pada gelang keempat dengan
pangkatkan angka tersebut (10n)
c. Memasukkan angka toleransi berdasarkan warna gelang kelima
Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar : 1
Gelang kedua menunjukkan warna hitam, maka nilainya sebesar : 0
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5
Gelang keempat menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5, maka
kalikan dengan (105) karena gelang keempat berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang kelima menunjukkan warna perak, maka nilai toleransinya sebesar : ±10%
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 105 x 10 5 =
10.500.000 Ohm (Ω) dengan toleransi ±10%.
Perhitungan resistor dengan 6 gelang warna
Langkah membaca nilai pada resistor :
a. Memasukkan angka lansung pada gelang warna pertama, kedua, dan ketiga sesuai
dengan tabel acuan
b. Memasukkan jumlah nol berdasarkan kode warna pada gelang keempat dengan
pangkatkan angka tersebut (10n)
c. Memasukkan angka toleransi berdasarkan warna gelang kelima
d. Memasukkan angka koefisien suhu berdasarkan warna gelang keenam
Contoh :
Gelang pertama menunjukkan warna merah, maka nilainya sebesar : 2
Gelang kedua menunjukkan warna kuning, maka nilainya sebesar : 4
Gelang ketiga menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar : 5
Gelang keempat menunjukkan warna merah, maka nilainya sebesar : 2, maka
kalikan dengan (102) karena gelang keempat berfungsi sebagai faktor angka pengali
Gelang kelima menunjukkan warna coklat, maka nilai toleransinya sebesar : ±1%
Gelang keenam menunjukkan warna oranye, maka nilai koefisien suhunya adalah
sebesar 15ppm/oC
Dari kode warna tersebut maka diketahui nilai resistor yaitu sebesar 245 x 10 2 =
24.500 Ohm (Ω) dengan toleransi ±1% dan koefisien suhu sebesar 15ppm/oC
Perhitungan Toleransi
Berdasarkan gambar di atas, diketahui niai resistansi resistor dengan 4 gelang warna
yaitu sebesar 1.000.000 Ohm dengan nilai toleransi sebesar ±10%. Dari data
tersebut maka range hambatan resistor sebesar
= 1.000.000 ±10%
= 10% x 1.000.0000
= 100.000 Ohm
Besar toleransi pada resistor tersebut yaitu
1.000.000 + 100.000 = 1.100.000
1.000.000 - 100.000 = 900.000
Artinya, nilai resistansi resistor tersebut berkisar antara 900.000 sampai 1.100.000
Ohm.
Berdasarakan gambar tersebut kode angka yang tertulis pada komponen chip
yaitu sebesar 332. Cara membaca nilai resistansi resistor pada gambar di atas :
Memasukkan angka pertama lansung yaitu sebesar 3
Memasukkan angka kedua lansung yaitu sebesar 3
Memasukkan jumlah angka nol pada angka ketiga atau kalikan dengan 102
Maka, nilai resistansi dari resistor tersebut adalah sebesar 33 x 102 = 3.300 Ohm.
Selain itu, terdapat pula jenis resistor memakai kode angka dengan penulisan
menggunakan huruf R. Huruf R tersebut menandakan letak desimal pada nilai
resistansi resisor atau sebagai faktor angka pengali (100).
Berdasarkan gambar di atas menunjukkan angka yang tertera pada gambar di atas
yaitu sebesar 4R2 dan 0R22, karena huruf R menunjukkan letak desimal atau sebagai
faktor pengalli 100, maka nilai resistansi resistor tersebut yaitu sebesar 4,2 Ohm dan
0,22 Ohm. Selain itu, terdapat pula jenis resistor dengan daya yang cukup besar
menggunakan kode angka untuk menujukkan nilai resistansi resistor seperti yang
ditunjukkan gambar di bawah ini.
Resistor Tetap
1. Resistor Keramik
Resistor keramik terbuat dari bahan keramik yang dilapisi dengan kaca
tipis. Resistor keramik memiliki bentuk yang relatif kecil dan nilai
resistansinya tinggi.
2. Resistor Kawat
Berdasarkan gambar di atas diketahui kapasitor terdiri atas 5 ring warna yaitu
coklat, hijau, coklat, merah, dan coklat. Langkah membaca nilai kapasitor yaitu :
a. Gelang warna pertama menunjukkan warna coklat, maka nilainya sebesar 1
b. Gelang warna kedua menunjukkan warna hijau, maka nilainya sebesar 5
c. Gelang ketiga menunjukkan warna coklat, nilainya sebesar 1 maka kalikan
dengan faktor pengali 101
d. Gelang keempat menunjukkan warna merah, maka nilai toleransi sebesar ±2%
e. Gelang kelima menunjukkan wana coklat, berarti nilai tegangan maksimum dari
kapasitor sebesar 100V
Maka dari itu, besar nilai kapasitor gambar di atas sebesar 15 x 10 1 = 150 pF dengan
toleransi ±2% dan tegangan maksimum sebesar 100 V.
Misalnya pada kapasitor tertera nilai 224J, maka cara menghitung nilai
kapasitor berdasarkan kode tersebut yaitu :
Angka pertama dan kedua sebagai koefisien nilai
Angka ketiga : 4, sebagai pengali maka sebesar 104
Huruf J menyatakan nilai toleransi yaitu sebesar ±5%
Maka nilai kapasitor sebesar 22 x 10 4 = 220.000 pF dengan toleransi sebesar ±5%,
maka range nilai kapasitor dengan toleransi 5% :
= 220.000 x 5% = 11.000
Nilai toleransinya sebesar
= 220.000 + 11.000 = 231.000 pF
= 220.000 – 11.000 = 209.000 pF
Maka, nilai resistansi kapasitor berkisar antara 209.000 hingga 231.000 pF
3. Induktor
Induktor disebut juga Coli merupakan komponen elektronika yang terdiri atas
lilitan kawat membentuk kumparan. Induktor bisa mengakibatkan medan magnet
apabila di aliri arus, dan akibat dari medan magnet dapat menyimpan suatu energi
dalam waktu sementara relatif cepat. Kemampuan induktor dalam menyimpan suatu
energi magnet disebut sebagai induktansi. Satuan dari induktor yaitu Henry (H),
namun satuan yang digunakan biasanya turunan dari henry seperti milihenry (mH),
microhenry dan induktor dalam suatu rangakaian biasanya dilambangkan dengan
huruf “L”. Perhitungan nilai pada induktor dapat diketahui melalui persamaan
matematis berbeda dengan resistor dan kapasitor, nilai pada induktor dipengaruhi
beberapa parameter seperti jumlah lilitan, diameter lilitan, permeabilitas inti, dan
panjang lilitan. Maka dari itu, perhitungan nilai pada induktor dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus matematis sesuai dengan jenisnya.
Induktor Lilitan Silinder
Induktor jenis ini, merupakan induktor yang bentuk lilitannya mendatar dan
berbentuk tabung. Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai pada induktor
lilitan silinder yaitu :
μK N 2 π r 2
L=
l
Keterangan :
L : Induktansi
μ : Permeabilitas vakum
K : Koefisien Nagaoka
N : Jumlah lilitan
r : Jari-Jari lilitan
l : Panjang lilitan
Induktor Kawat Lurus
Besarnya induksi pada kawat yang lurus dipengaruhi oleh diameter dan
panjang kawat, induksi pada kawat dapat dinyatakan dengan persamaan :
−1
4l
ln ¿ 10
d
¿
L=200 l +¿
Keterangan :
L : Induktansi
l : Panjang kawat
d: Diameter kawat
Induktor Lilitan Silinder Pendek Inti Udara
Induktor jenis ini mempunyai induktansi relatif kecil dengan nilai induktansi
dibawah satu mikroHenry, induktor jenis ini banyak ditemui dalam pemancar radio.
r 2 N2
L=
9 r +10 l
Keterangan :
L : Induktansi
r : Jari-jari lilitan
l : Panjang lilitan
N : Jumlah lilitan
Induktor Lilitan Berlapis Inti Udara
2 2
0,8 N
L=
6 r +9 l+10 d
Keterangan :
L : Induktansi (μH)
r : Rerata jari-jari lilitan (dalam inchi)
l : Panjang lilitan (dalam inchi)
N : Jumlah lilitan
d : Tebal lilitan (dalam inchi)
Induktor Spiral Datar Inti Udara
r2 N 2
L=
( 2r + 2.8 d ) 105
Keterangan :
L : Induktansi
d : Tebal lilitan
N : Jumlah lilitan
Induktor Lilitan Inti Toroid
Induktor dengan lilitan inti toroid mempunyai nilai induktansi paling besar
dibandingkan dengan jenis induktor lainnya, dan mempunyai inti ferit. Pada
umumnya, jenis induktor inti toroid terdapat pada transformator.
N 2 r2
L=μ0 μr
D
Keterangan :
L : Induktansi
μ0 : Permeabilitas vakum
μr : Permeabilitas relatif bahan inti
N : Jumlah lilitan
D : Diamter Keseluruhan
Nilai induktansi juga dapat dihitung melalui rangkaian baik berupa rangkaian
seri maupun rangkaian paralel. Rangkain seri terjadi ketika sebuah rangkaian terdiri
atas dua atau lebih dirangkai secara sejajar. Sedangkan rangkaian paralel terjadi apabila
dua atau lebih induktor dirangkai secara berderet dan bercabang. Nilai induktansi dari
rangkaian seri merupakan persamaan penjumlahan matematis dari nilai tiap-tiap
induktor, pada rangkaian paralel nilai induktansinya di peroleh dari persamaan se per
nila tiap-tiap induktor. Persamaan niai induktansi pada rangkaian seri dan paralel dapat
dinyatakan dengan persamaan matematis di bawah ini :
Rangkaian seri Ltot = L1 + L2 + L3 + … + …+…+….+Ln
1 1 1 1 1
Rangkaian paralel = + + +…+ … +… +… +
Ltot L1 L2 L3 Ln