Anda di halaman 1dari 8

Farmaka 236

Volume 17 Nomor 2

REVIEW ARTICLE: PENGGUNAAN RADIOFARMAKA TEKNESIUM-99M DARI SENYAWA


GLUTATION DAN SENYAWA FLAVONOID SEBAGAI DETEKSI DINI RADIKAL BEBAS
PEMICU KANKER

Quinzheilla Putri Arnanda, Rina Fajri Nuwarda

Program Studi Sarjana Farmasi


Departemen Analisis Kimia dan Kimia Medisinal, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor, Sumedang, 45363
quinzheilla05@gmail.com
Diserahkan 28/06/2019, diterima 01/08/2019

ABSTRAK
Radikal bebas merupakan molekul dengan elektron tak berpasangan yang tak stabil dan berasal polutan
lingkungan dan dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat sehingga menurunkan kualitas hidup dengan
adanya berbagai penyakit degeneratif dari penuaan dini, stroke, bahkan kanker. Dengan adanya senyawa
antioksidan, stress oksidatif yang dipicu oleh radikal bebas dapat distabilkan dan dinetralkan sehingga dapat
menurunkan risiko kerusakan pada sel tubuh. Dengan penggunaan senyawa dari bahan alam sebagai
antioksidan yaitu senyawa golongan flavonoid (kuersetin, rutin) dan glutation yang merupakan antioksidan
endogen yang telah diformulasikan dengan radionuklida teknesium-99m (99m-Tc) menjadi beberapa
sediaan radiofarmaka yang siap digunakan sebagai alat deteksi dini adanya radikal bebas dalam tubuh
manusia penyebab kanker.
Kata kunci: antioksidan, flavonoid, glutation, radikal bebas, radiofarmaka, stress oksidatif, teknesium-
99m.

ABSTRACT
Free radicals are molecules with unpaired electrons which are unstable that can be derived from
environmental pollutants and from unhealthy people's lifestyles which reduce the quality of life in the
presence of various degenerative diseases as of premature aging, stroke, and even cancer. With the
presence of antioxidant compounds, free radicals can be stabilized and neutralized to reduce the risk of
damage to body cells. By using compounds from natural substances as antioxidants, such as flavonoid
compounds (quersetin, rutin) and glutathione which an endogen antioxidant which formulated with
technetium-99m radionuclide (99m-Tc) into several radiopharmaceutical dosage form which are ready to
be used as early detection tool for free radicals causing cancer in the human body.
Keywords: antioxidant, flavonoid, free radical, glutathione, oxidative stress, radiopharmaceutical,
technesium-99m.
Farmaka 237
Volume 17 Nomor 2

PENDAHULUAN tahap perubahan sel normal menjadi sel kanker


Pada era modern dengan perkembangan akibat mutasi yang disebabkan oleh berbagai
teknologi dan ilmu pengetahuan, terjadi faktor, salah satunya dipicu oleh senyawa
perubahan pola hidup masyarakat yang reactive oxygen species (ROS), yang terbentuk di
berdampak buruk bagi kesehatan, seperti dalam tubuh.
konsumsi makanan dengan nutrisi tidak Untuk mencegah terjadinya
seimbang, kurang olahraga dan istirahat, akumulasi radikal bebas yang dapat
kebiasaan merokok dan minum-minuman menyebabkan perkembangan penyakit kanker,
beralkohol. Selain itu, kondisi lingkungan sekitar diperlukan senyawa antioksidan untuk
yang memburuk seperti banyaknya polusi juga menetralkan, menurunkan dan menghambat
akan menyebabkan penurunan kualitas hidup pembentukan radikal bebas baru di dalam tubuh
masyarakat dengan adanya penurunan produksi dengan menjadi pendonor elektron untuk radikal
senyawa yang menjaga kondisi tubuh, yaitu bebas sehingga menjadi elektron bebas dalam
antioksidan alami yang digunakan untuk radikal bebas menjadi berpasangan dan
menetralisir radikal bebas yang terbentuk akibat menghentikan kerusakan dalam tubuh.
polusi udara, sumber radiasi, zat kimia Antioksidan dapat diproduksi secara endogen
berbahaya, dan pembentukan radikal bebas atau eksogen untuk membantu menetralkan
lainnya. radikal bebas yang terdapat dalam tubuh.
Radikal bebas didefinisikan sebagai atom Antioksidan endogen yang diproduksi oleh tubuh
atau molekul dengan satu atau lebih elektron yang di antaranya glutation, ubiquinon, dan asam urat.
tidak berpasangan dan bersifat tidak stabil, Sementara antioksidan eksogen yang bersifat
berumur pendek, dan sangat reaktif untuk lebih ringan di antaranya vitamin C, E, dan beta
penarikan elektron molekul lain dalam tubuh karoten (Rao & Moller, 2011).
untuk mencapai stabilitas yang menyebabkan Senyawa flavonoid merupakan senyawa
potensi kerusakan pada biomolekul dengan metabolit sekunder golongan polifenol yang
merusak integritas lipid, protein, dan DNA yang memiliki kemampuan berperan sebagai
mengarah pada peningkatan stres oksidatif seperti antioksidan dengan penangkalan senyawa radikal
penyakit neurodegenerative, diabetes mellitus, bebas. Banyak penelitian yang menunjukkan
penyakit kardiovaskular, proses penuaan dini, kemampuan flavonoid sebagai penangkal radikal
bahkan kanker (Phaniendra, et al., 2015). Sejak bebas. Perkembangan terbaru menunjukkan
tahun 2015, sebanyak 8,8 juta pasien meninggal adanya usaha penggunaan radiofarmaka dari
karena kanker dan menjadikannya penyebab senyawa golongan flavonoid yang digunakan
kematian nomor 2 secara global (World Health sebagai penangkal radikal bebas dan sebagai
Organization, 2017). Kanker terbentuk melalui deteksi dini adanya penyakit kanker dengan
Farmaka 238
Volume 17 Nomor 2

dibuat sediaan radiofarmaka bertanda di samping itu, pembersihan atau klirens


radionuklida teknesium-99m (99mTc) yang radiotracer dari jaringan lain harus cepat. Jumlah
merupakan sediaan yang digunakan untuk radioaktivitas terakumulasi dalam jaringan target
melakukan diagnosa suatu penyakit. berkorelasi dengan fungsi jaringan, dan dengan

RADIOFARMAKA demikian, status penyakit ditentukan. Karena itu,

Radiofarmaka merupakan senyawa kualitas gambar tergantung pada sifat nuklir

radioaktif yang digunakan untuk diagnosis dan radionuklida, itu akumulasi di jaringan target, dan

terapi pengobatan berbagai penyakit manusia pembersihan dari daerah sekitarnya

dengan adanya informasi anatomi dan fisiologi (Papagiannopoulou, 2017).

organ berdasarkan lokalisasi radiofarmaka di Aplikasi Teknesium-99m untuk

dalam organ yang diberikan atau kegunaan prosedur diagnostik sudah terkenal di dunia,

radiofarmaka tersebut dalam fungsi fisiologis mulai dari diagnostis tiroid, studi perfusi, scan

organ. Terdapat 5 prinsip umum umum tulang, dan aplikasi diagnostik lainnya.

penggunaan radiofarmaka yaitu radiofarmaka Teknesium-99m yang berkembang pesat

memberikan informasi penting terkait penyakit dikarenakan karakteristik yang menguntungkan

yang tidak didapatkan dengan cara lain, rasio yaitu waktu paruh yang pendek, energi yang

risiko atau manfaat merupakan faktor penentu dibutuhkan rendah, dan lebih ekonomis (Fahey &

dosis radiofarmaka, syarat utama penggunaan Stabin, 2014).

radiofarmaka adalah waktu optimum Teknesium-99m diproduksi dari

radiofarmaka di dalam tubuh, tipe radiasi yang reaktor nuklir sebagai produk fisi dari Uranium-

diemisikan oleh radionuklida dipilih berdasarkan 235 yang diperkaya sebagai bahan bakarnya.

tujuan penggunaannya, dan harus adanya Produk perlu diproses untuk proses pemurnian

pertimbangan waktu paruh biologis dari 99-Molibdat dari kotoran lain dengan cara

radioaktif (Rajurkar, 2012). sebagai berikut: isotop 99Mo berada di dalam


fasa air kemudian diserap ke dalam kolom
TEKNESIUM-99m
alumina (Al2O3) yang tahan terhadap radiasi,
Teknesium-99m adalah radionuklida
lebih dikenal sebagai generator teknesium. Di
yang banyak digunakan, dan merupakan
dalam generator, teknesium-99m dielusi dengan
pengembangan sebagai agen pencitraan yang
menggunakan larutan saline steril untuk
paling diminati. Radiofarmaka Teknesium-99m
pemulihan dan akhirnya teknesium-99m dapat
yang diberikan secara sistemik dan menumpuk di
digunakan sebagai perteknat murni atau
organ atau jaringan yang sesuai dengan desain
dikombinasikan dengan senyawa bertanda
mereka. Agen pencitraan, agar efektif, harus tetap
lainnya. Generator dapat digunakan beberapa kali
terjebak dalam target selama durasi tertentu, dan
seminggu dengan memasukkan larutan saline ke
Farmaka 239
Volume 17 Nomor 2

dalam kolom 99Mo sampai aktivitas 99m- Efek stres oksidatif pada DNA
Tekenesium yang terelusi sangat rendah dan tidak berasal dari keterlibatan oksigen beberapa
dapat digunakan untuk prosedur diagnostik reaksi biokimia dan mengarah pada
(Hidayati & Hidayat, 2015)
pembentukan zat intermediet yang berupa
RADIKAL BEBAS PEMICU STRES racun reaktif penyebab kerusakan DNA yang
OKSIDATIF akan menyebabkan adanya mutasi dan
Radikal bebas merupakan senyawa
berkembanglah penyakit kanker (Gupta, et al.,
dengan elektron bebas dan bersifat tidak stabil,
2012). Sedangkan efek stres oksidatif pada
berumur pendek, dan sangat reaktif. Peningkatan
protein dapat menyebabkan modifikasi protein
produksi radikal bebas dan terjadinya penurunan
oksidatif yang reversible maupun irreversible.
pertahanan antioksidan dapat menyebabkan
Perubahan protein yang irreversible termasuk
terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif dapat
pada karbonilasi protein (Rao & Moller, 2011)
menyebabkan kerusakan sel dan gangguan pada
yang sering dikaitkan dengan kerusakan oksidatif
tubuh dengan menargetkan makromolekul
dan beberapa telah digunakan sebagai biomarker
penting seperti lipid, protein, dan asam
stress oksidatif pada proses penuaan dan
nukleatStres oksidatif merupakan suatu keadaan
beberapa penyakit. Perubahan protein yang
yang terjadi ketika adanya produksi reactive
reversible termasuk di dalamnya modifikasi
oxygen species (ROS) yang melebihi kapasitas
protein sistein (Cai & Yan, 2013) untuk
dari sistem antioksidan selular. ROS merupakan
mencegah peristiwa tidak terduga seperti stroke
molekul kecil yang biasa diproduksi dari reaksi
dan serangan jantung.
radikal yang memiliki kapasitas untuk
Ketika oksigen oleh sel
berinteraksi secara cepat dengan struktur selular.
digunakan untuk mengahsilkan energi sel,radikal
ROS biasanya sangat reaktif, waktu hidupnya
bebas terbentuk sebagai produk samping dari
pendek, dan tidak bisa bertransportasi ke jarak
pembentukan ATP oleh mitokondria hasil dari
yang jauh di dalam tubuh organisme. ROS
proses reduksi oksidasi seluler. Spesies ini
merusak struktur sel yang dekat dengan situs
memainkan peran ganda sebagai senyawa
pembentukannya dan biasanya menyerang asam
beracun dan bermanfaat, namun tingginya level
nukleat, protein, dan lipid dalam tubuh. ROS
ROS menghasilkan stres oksidatif dan merusak
memainkan peran penting terjadinya
semua struktur sel. Diperlukan adanya oksidan
perkembangan penyakit neurodegeneratif,
dan antioksidan yang seimbang sebagai faktor
inflamasi kronik, bahkan kanker (Ma, 2010).
penting dalam perkembangan kanker (Gupta, et
ROS umum termasuk radikal hidroksil (OH),
al., 2014).
superoksida (O2), dan hidrogen peroksida (H2O2)
(Rogers, et al., 2014).
Farmaka 240
Volume 17 Nomor 2

FLAVONOID SEBAGAI SENYAWA menyumbangkan atom hidrogen atau dengan


ANTIOKSIDAN EKSOGEN transfer elektron tunggal (Procházková, et al.,
Flavonoid merupakan kelompok 2011).
substansi alam dengan struktur fenol yang Mekanisme aksi flavonoid sebagai
bervariasi dan banyak ditemukan di buah-buahan, antioksidan eksogen lainnya adalah melalui
sayur-sayuran, kulit kayu, akar, batang, bunga, pengkelatan elemen logam transisi karena
teh, dan bagian tumbuhan lainnya. Flavonoid flavonoid memiliki sifat pengkhelat, yang
terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu diaktifkan untuk mengikat ion logam pada tubuh
kalkon, flavon, flavonol, dan isoflavon manusia untuk mencegah mereka dapat diakses
berdasarkan atom karbon pada cincin C yang untuk oksidasi, seperti senyawa kuersetin yang
mengikat cincin B serta derajat ketiak jenuhan digunakan untuk pengkhelatan ion logam yaitu
dan oksidasi dari cincin C. (Panche, et al., 2016) Fe2+ dan Cu2+ yang berperan penting dalam
Mekanisme kerja dari antioksidan untuk formasi radikal bebas (Liu & Guo, 2015).
mengurangi senyawa radikal bebas adalah Flavonoid juga dapat bertindak sebagai
dengan menunda, mencegah, dan menghilangkan inhibitor enzim yang berguna untuk
kerusakan oksidatif dari molekul target dengan pembentukkan senyawa radikal bebas seperti
pendinginan radikal bebas, perkhelatan logam, xanthine oksidase, lipoksigenase, protein kinase
menurunkan kadar enzim yang membantu C, dan siklooksigenase. Induksi enzim
pembentukkan radikal bebas, dan menstimulasi antioksidan endogen merupakan mekanisme aksi
enzim antioksidan internal (Procházková, et al., lainnya yang dimiliki flavonoid. Enzim
2011). metabolisme metabolisme fase II (UDP-
Aktivitas flavonoid sebagai antioksidan glukuronosiltransferase, sulfotransferase, N-
didasarkan pada kemampuannya untuk secara acetyltransferase, glutathione S-transferase dan
langsung untuk mencari dan mengumpulkan methyltransferase) adalah enzim yang paling
spesies oksigen reaktif kemudian melakukan defensif terhadap intraseluler xenobiotik
pengkhelatan radikal bebas dengan langsung (Procházková, et al., 2011).

Tabel 1.1 Perbandingan Penggunaan Radiofarmaka Teknesium-99m Glutation dengan


Teknesium-99m Flavonoid
Referensi Tipe Radiofarmaka Pengujian Hasil
Kemurnian radiofarmaka 99,08 ±
Teknesium-99m-
0,26%, muatan netral, lipofilisitas
(Zainuddin & Glutation Karakteristik
log (P) = 0,03 ± 0,002 dan ikatan
Sriyani, 2012) (Antioksidan Radiofarmaka
dengan protein plasma 30,31 ±
Endogen)
0,04%.
Kemurnian radiokimia 98,94% ±
(Widyasari, et al., Teknesium-99m- Karakteristik
0,30%, pH 7, tidak bermuatan, dan
2019) Kuersetin Radiofarmaka
lipofilisitas log (P) = 0,62 ± 1,34%.
Farmaka 241
Volume 17 Nomor 2

(Antioksidan
Flavonoid)
Teknesium-99m Biodistribusi pada organ ginjal
(Bernardo, et al., Biodistribusi
Rutin (Antioksidan yang baik saat dilakukan pengujian
2001) Radiofarmaka
Flavonoid) terhadap tikus jantan.

TEKNESIUM-99m-KUERSETIN
TEKNESIUM-99m GLUTATION Kuersetin merupakan senyawa flavonoid
Untuk penggunaan enzim internal tubuh yang termasuk dalam golongan flavonol dan
sebagai antioksidan yang dikombinasikan dengan banyak ditemukan dalam buah dan sayur seperti
isotop teknesium-99m telah ada di Indonesia bawang bombai, tomat, apel, anggur (Panche, et
bahkan telah dilakukan formulasi radiofarmaka al., 2016). Kuersetin telah terbukti berpotensi
teknesium-99m-glutation yang telah diteliti oleh sebagai produk alam yang berpotensi memiliki
(Baba, et al., 1999) untuk diagnosis kanker aktivitas antioksidan dengan menangkal radikal
karena senyawa glutation dapat membentuk berupa superoksida anion dan hidroksil
kompleks khelat bersama teknesium-99m sebagai (Hosseinimehr, et al., 2010) sehingga dapat
inti logam dengan teras oksi dalam bentuk digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel
tetradentat (2N, 2S) dari 2 molekul glutation. kanker payudara, prostat, kolon, bahkan paru-
Glutation atau GSH adalah senyawa tripeptida paru.
alam terdiri dari glutamat, sistein, dan glisin yang Kemampuan kuersetin yang dapat
berperan pentung dalam detoksifikasi xenobiotik membentuk kompleks dengan agen logam
spektrum luas untuk melindungi sel. Ion-ion pengkhelat dimanfaatkan oleh peneliti untuk
logam seperti teknesium-99m dapat membentuk ditandai dengan radioisotop teknesium-99m yang
kompleks khelat dengan GSH untuk diagnosis ketika dilakukan uji kemurnian didapatkan
kanker leher dan kepala (Zainuddin & Sriyani, kemurnian radiofarmaka yang tinggi yaitu lebih
2012). dari 90%. Telah dilakukan uji biodistribusi
Telah dilakukan produksi teknesium- teknesium-99m-kuersetin terhadap hewan
99m-glutation yang kemudian dikarakterisasi dan percobaan mencit yang menunjukkan adanya
didapatkan informasi berupa kemurnian potensi tinggi teknesium-99m-kuersetin sebagai
radiofarmaka 99,08 ± 0,26%, muatan netral, media untuk mendeteksi adanya radikal bebas
lipofilisitas log (P) = 0,03 ± 0,002 dan ikatan yang tinggi di dalam suatu organ. Untuk saat ini,
dengan protein plasma 30,31 ± 0,04%. Stabilitas tahapan pengembangan radioisotop teknesium-
yang dimiliki oleh Teknesium-99m-glutation ini 99m-kuersetin masih tahap lanjutan untuk
lebih dalam plasma dibandingkan disimpan pada dilakukan penelitian in vivo setelah diketahui
suhu kamar (Zainuddin & Sriyani, 2012). beberapa karakteristik yang telah diketahui yaitu
kemurnian radiokimia 98,94% ± 0,30%, pH 7,
Farmaka 242
Volume 17 Nomor 2

tidak bermuatan, dan nilai lipofilisitas log (P) = dilakukan sintesis terlebih dahulu sebelum
0,62 ± 1,34% (Widyasari, et al., 2019). dilakukan pelabelan dengan teknesium-99m.

TEKNESIUM-99m-RUTIN
Rutin merupakan senyawa flavonoid
DAFTAR PUSTAKA
yang termasuk dalam golongan flavonol dan
Baba, K. J., Moretti, P., Weinmann, R. S.-S. &
banyak ditemukan dalam buah dan sayur seperti
Ercan, M. T., 1999. Tc-Glutathone
bawang bombai, tomat, apel, anggur (Panche, et Complex (Tc-GSH): Labelling,
al., 2016). Aktivitas antioksidan yang dimiliki Chemical Characterization and
Biodistribution in Rats. Metal-Based
senyawa rutin adalah dengan penangkalan ABTS, Drugs, 6(6), pp. 329-336.
DPPH (1,1-hiphenyl-2-picryl-hydrazyl), serta Bernardo, L. C., Oliveira, M. B. N., da Silva, C.
R., & Bernardo-Filho, M., 2001. Rutin
nitrit oksida (Okoh, et al., 2014).
Labeled with Technetium-99M and its
Setelah dilakukan pelabelan senyawa Biodistribution in Wistar Rats. J.
rutin dengan menggunakan radioisotop Labelled Cpd Radiopharm, 44(1), pp.
5645-5647.
teknesium-99m, didapatkan hasil biodistribusi
Cai, Z. & Yan, L. J., 2013. Protein Oxidative
pada organ ginjal yang baik saat dilakukan Modifications: Beneficial Roles in
pengujian terhadap tikus jantan (Bernardo, et al., Disease and Health. J Biochem
Pharmacol Res, Volume 1, pp. 15-26.
2001). Perlu dilakukan pengujian lanjutan dengan Fahey, F. & Stabin, M., 2014. Dose Optimization
melihat kemurnian, karakteristik, dan pengujian in Nuclear Medicine. Seminars in
Nuclear Medicine, 44(3), pp. 193-201.
in vitro serta in vivo.
Gupta, R. K., Patel, A. K., Kumari, R., Chugh, S.,
SIMPULAN Shrivastav, C., Mehra, S., & Sharma, A.
N., 2012. Interactions between Oxidative
Perkembangan penggunaan Stress, Lipid Profile and Antioxidants in
radiofarmaka menggunakan senyawa flavonoid Breast Cancer: a Case Control Study.
untuk deteksi radikal bebas pemicu kanker akan Asian Pac J Cancer Prev, 13(12), pp.
6295-6298.
terus berkembang. Namun untuk saat ini, Gupta, R. K., Patel, A. K., Shah, N., Chaundhary,
penggunaan teknesium-99m-kuersetin A. K., Jha, U. K., Yaday, C., Gupta, P.
K., & Pakuwal, U., 2014. Oxidative
merupakan pilihan utama yang bisa digunakan
Stress and Antioxidants in Disease and
karena penelitian mengenai kuersetin sudah lebih Cancer: A Review. Asian Pacific Journal
maju dibandingkan senyawa flavonoid lain yang of Cancer Prevention, Volume 15, pp.
4405-4409.
baru akan dikembangkan. Penggunaan senyawa
flavonoid sebagai antioksidan eksogen untuk Hidayati, N. R. & Hidayat, B., 2015. Application
of 99mTc Radioisotope in Diagnostic
radiofarmaka lebih menguntungkan karena dapat
Procedures and Internal Radiation Dose
diisolasi tanaman dibandingkan dengan senyawa Estimation. International Conference on
endogen alami seperti glutation yang harus Nuclear Energy Technologies and
Sciences, Volume 2016, pp. 134-143.
Farmaka 243
Volume 17 Nomor 2

Hosseinimehr, S. J., Ahmadi, A. & Taghvai, T., Rao, R. S. & Moller, I. M., 2011. Pattern of
2010. Preparation and Biodistribution Occurrence and Occupancy of
Study of Technetium-99m-Labeled Carbonylation Sites in Proteins.
Quercetin as a Potential Radical Proteomics, Volume 11, pp. 4166-4173.
Scavenging Agent. J Radioanal Nucl Rogers, N. M. et al., 2014. Regulation of Soluble
Chem, 283(3), pp. 563-566. Guanylate Cyclase by Matricellular
Liu, Y. Z. & Guo, M. Q., 2015. Studies on Thrombospondins: Implications for
Transition Metal-Quercetin Complexes Blood Flow. Frontiers in Physiology,
Using Electrospray Ionization Tandem Volume 5, p. 134.
Mass Spectrometry. Molecules, Volume Widyasari, E. M., M. E. Sriyani, I. Daruwati, I.
20, pp. 8583-8594. Halimah, & W. Nuraeni., 2019.
Lobo, V., Patil, A., Phatak, A. & Chandra, N., Karakteristik Fisiko-Kimia Senyawa
2010. Free Radicals, Antioxidants, and Bertanda 99mTc-Kuersetin. Jurnal Sains
Functional foods: Impact on Human dan Teknologi Nuklir Indonesia, 20(1),
Health. Pharmacognosy Reviews, 4(8), pp. 9-18.
pp. 118-126. World Health Organization, 2014. Non
Ma, Q., 2010. Transcriptional Responses to Communicable Disease (NCD) Country
Oxidative Stress: Pathological and Profiles, Indonesia. [Online]
Toxicological Implications. Pharmacol Available at:
Ther, Volume 125, p. 376– 393. http://www.who.int/nmh/countries/idn_e
Okoh, S. O., Asekun, O. T., Familoni, O. B. & n.pdf
Afolayan, A. J., 2014. Antioxidant and [Accessed 2 Juni 2017].
Free Radical Scavenging Capacity of Zainuddin, N. & Sriyani, M. E., 2012.
Seed and Shell Essential Oils Extracted Karakteristik Radiofarmaka 99mTc-
from Abrus precatorius (L.). Glutation. Jurnal Sains dan Teknologi
Antioxidants, Volume 3, pp. 278-287. Nuklir Indonesia, 13(1), pp. 1-12.
Panche, A. N., Diwan, A. D. & Chandra, S. R.,
2016. Flavonoids: an Overview. J. Nutr.
Sci, 5(47), pp. 1-15.
Papagiannopoulou, D., 2017. Technetium-99m
Radiochemistry for Pharmaceutical
Applications. J. Label Compd
Radiopharm, Volume 60, pp. 502-520.
Phaniendra, A., Jestadi, D. B. & Periyasamy, L.,
2015. Free Radicals: Properties, Sources,
Targets, and Their Implication in Various
Diseases. Indian J Clin Biochem, 30(1),
pp. 11-26.
Procházková, D., Bousová, I. & Wilhelmová, N.,
2011. Antioxidant and Prooxidant
Properties of Ffavonoids. Fitoterapia,
82(4), pp. 513-523.
Rajurkar, N. S., 2012. Role of
Radiopharmaceuticals in Diagnosis and
Therapy. Asian Journal of Chemistry,
24(12), pp. 5450-5452.

Anda mungkin juga menyukai