Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya radioaktif
membawa perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui
bawasannya dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat
signifikan akan tetapi semua itu selain  memberikan pengaruh yang positif juga
menimbulkan efek negative pula. Di dalam makalah ini membahas tentang apa itu
radioaktif, dampak-dampak yang ditimbulkan dan manfaat radioaktif.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Radioaktif ?
2.      Apakah manfaat Radioaktif bagi kehidupan?
3. Apa itu senyawa radioaktif Sm-153 EDTMP ?
4.      Apakah Dampak dari Radioaktif ?

C.     Tujuan Masalah
1. Mengerti Radioaktif
2. Mengetahui manfaat Radioaktif bagi kehidupan
3. Mengetahui manfaat dari senyawa radioaktif Sm-153 EDTMP
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi
(pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat radioaktif, unsur tersebut
biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat radioaktif adalah isotopnya, karena
untuk mencapai kestabilan salah satunya harus melakukan peluruhan. Peluruhan
zat radioaktif untuk menghasilkan unsur yang lebih stabil sambil memancarkan
partikel seperti, partikel alpha α (sama dengan inti 4He), partikel beta (β), dan
partikel gamma (γ).
Pengertian atau arti definisi pencemaran radioaktif adalah suatu pencemaran
lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat terjadinya ledakan
reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya dari pencemaran
radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat
membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron
yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa
ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen tulang dan 131J.
B.   Manfaat Radioaktif

1.  Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah
berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini.
Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan radiasinya:
         Sterilisasi radiasi
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara
radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
a)Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan kimia.
c)Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat tersebut tidak mungkin
tercemar bakteri lagi sampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional,
yaitu disterilkan dulu baru dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada
kemungkinan terkena bibit penyakit.
2. Terapi tumor atau kanker
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi.
Sebenarnya, baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi
sel kanker atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu,
sel kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat
pada sel-sel kanker tersebut.
3. Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang
dengan radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau
sinar-X yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer
yang dipasang pada alat bone densitometer tersebut. Teknik ini bermanfaat untuk
membantu mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering
menyerang wanita pada usia menopause (matihaid).
4.      Three Dimensional Conformal Radiotheraphy (3d-Crt)
Terapi radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat
pembangkit radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker.
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam
dua dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi.
Dengan menggunakan pesawat pemercepat partikel generasi terakhir telah
dimungkinkan untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan
tingkat keselamatan yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif
untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan dikenai radiasi,
memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada
target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah
berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai
pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang
sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan
baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang
terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
5.      Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral
tubuh terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang
sangat kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan
dengan metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang
tidak merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang
akan diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk
pendeteksian jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang
sangat sukar dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga
dimanfaatkan untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat
dipergunakan dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang
digunakan dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed
source) dan sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat
dipergunakan lagi, maka sumber radioaktif bekas tersebut sudah menjadi limbah
radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian
dalam dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung. Dalam radiografi
dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh
jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang
didominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan
membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk
mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu CT-
Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona
yang mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan
radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga intensitas
radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai digunakan.
Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan electron
capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga dampak
terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh dalam
bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99 (Mo-99)
dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik. Radioisotop ini
dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa tertentu melalui
reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan
senyawa yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam
tubuh. Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam
tubuh yang mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat
dengan mudah diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan
menggunakan kamera gamma. Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk
mencari jejak terjadinya infeksi bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam
tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh
infeksi bakteri. Terjadinya reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan
senyawa tertentu, misalnya antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat
terjadinya infeksi. Beberapa saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan
Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil disintesa radiofarmaka bertanda
teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam tubuh. Produk hasil litbang ini
saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer)
untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu
radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker
sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel
kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat
digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Contoh radioisotop dalam bidang kedokteran :
•       I-131 Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi kerusakan pada kelenjar
gondok, hati dan otak
•       Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
•       Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
•       Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
•       Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
•       P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia rubavera, yaitu
pembentukkan sel darah merah yang berlebihan. Didalam penggunaannya P-32
disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan sinar beta
dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada sumsum tulang.
Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan alat-alat
kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses sterilisasi
alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah disterilkan. Tetapi,
pada proses pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi, sehingga setelah alat
suntik tersebut dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan sterilisasi ulang dengan
menggunakan sinar gamma.
2.      Bidang Hidrologi
       Mempelajari kecepatan aliran sungai.
       Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
3.      Bidang Biologis
         Mempelajari kesetimbangan dinamis
         Mempelajari reaksi pengesteran.
         Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.
4.     Bidang pertanian
      Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh : Hama kubis
      Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh : Padi
      Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas, contoh : kentang dan
bawang.
5.        Bidang Industri
      Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat pada logam
      Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film, lempeng logam
      Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
      Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur serat tekstil
      Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
C. Pengertian 153 Samarium-Etilen Diamin Tetrametilen Fosfonat
153 Samarium-Etilen Diamin Tetrametilen Fosfonat atau Sm-EDTMP adalah
radiofarmaka untuk tujuan terapi mengandung senyawa kimia organofosfor
sebagai ligand pembawa (carrier) yang secara spesifik dan selektif terdistribusi
atau terserap secara cepat langsung ke tulang (target), mengikuti alur metabolisme
di dalam tubuh manusia.
153 Sm-EDTMP yang diyakini sangat bermanfaat bagi penderita kanker
khususnya kanker metastasis tulang, sediaan 153 Sm-EDTMP ini apabila
diinjeksikan ke tubuh pengidap kanker metastasis tulang maka penderita akan
merasakan manfaat kurang lebih 2 jam setelah pemakaian yang ditandai dengan
hilangnya rasa sakit. Dari hasil penelitian para penderita kanker metastasis tulang
yang telah menggunakan 153 Sm-EDTMP merasakan rasa nyaman untuk waktu 3
bulan.
Radioisotop 153 Sm, mempunyai energi beta 0,8 MeV , waktu paruh 1,95 hari
atau 47 jam adalah waktu yang cukup untuk terapi (optimalnya 1–3 hari), selain
memiliki energi beta, Sm memiliki energi gamma 103 KeV. Partikel beta tersebut
mampu menembus jaringan setebal 3 mm, dan diharapkan dapat membunuh sel-
sel kanker yang telah bermetastasis ke tulang serta memberikan efek paliatif
(mengurangi rasa nyeri tulang) yang sebelumnya biasa digunakan obat dari
golongan narkotik.
Sebelum pasien diterapi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan laboratorium
darah rutin, fungsi hati, dan fungsi ginjal serta skening tulang dengan Tc-99m
MDP. Pasien dalam keadaan hidrasi yang baik. Terapi Sm-153 EDTMP diberikan
secara intravena dan dijaga untuk tidak terjadi ekstravasasi dalam dosis 37
MBq/kg, meskipun dapat diberikan sampai 50 mCi, tergantung pada berat badan
pasien. Sebaiknya dilakukan skening tulang pada 24 jam setelah terapi. Pasien
dengan inkontinensia urine harus dipasang kateter sebelum dilakukan pengobatan.
Tindak lanjut terhadap pasien dilakukan sekurang-kurangnya sampai 8 minggu
setelah terapi. Pada umumnya pasien kontrol setiap 2 minggu.
Terapi dengan Sm-153 EDTMP ditujukan terutama untuk keganasan stadium
lanjut yang sudah bermetastasis ke tulang. Tujuan utamanya adalah untuk
mengurangi rasa sakit tulang akibat kerusakan tulang yang terlibat proses
metastasis. Terapi Sm-153 diberikan dalam bentuk garam lexidronam
pentasodium dan tidak membutuhkan persiapan yang khusus. Indikasinya adalah
terapi paliatif untuk mengurangi rasa sakit tulang akibat metastasis yang
mengambil label Tc-99m biphosphonate pada skening tulang. Kontra indikasi
absolut adalah kehamilan dan laktasi serta hipersensitif terhadap EDTMP atau
senyawa phosphonate yang serupa. Pasien yang diobati dengan kemoterapi dan
hemi-body radiasi eksterna pada periode 6 minggu sebelumnya juga merupakan
kontra indikasi. Apalagi pada pasien dengan tanda-tanda myelotoksis. Sedangakan
pasien di bawah usia 18 tahun dan gagal ginjal akut atau gagal ginjal kronis
merupakan kontra indikasi yang relatif. Perlu perhatian pada pasien dengan
tandatanda adanya depresi sumsum tulang.
Sm-153 EDTMP telah dinyatakan baik oleh FDA di USA dan telah
dipasarkan di Amerika untuk mengobati rasa sakit tulang. Relief signifikansi
untuk mengurangi rasa sakit tulang berkisar antara 60-80%. Obat lain yang dapat
digunakan adalah Re-186 HEDP (rhenium-186 hidroxy ethylene diphosphonate)
dan Stannum-117m diethylene triamine pantolositic acid.
153
Samarium dihasilkan dari hasil reaksi aktivasi neutron 40 mg 152Sm-oksida
(Sm2O3) diiradiasi menjadi 153Sm-oksida di dalam Reaktor Serba Guna G.A.
Siwabessy Serpong, yang berkapasitas 15MW, dengan aktivitas spesifik tinggi
(fluks neutron 1,2543×1014 netron cm-2sec-1, 15 MW selama 120 jam. Hasil
iradiasi dilarutkan dengan asam klorida 1N (HCl) dan 3 mL akubides,
membentuk 153Sm-klorida. Penandaan EDTMP dengan 153Sm (1 elektron
kelebihan dari nuklida Sm berikatan dengan 1 elektron yang belum berpasangan
pada atom struktur dasar P-N-P pada molekul EDTMP maka terbentuk senyawa
kompleks 153Sm-EDTMP, sambil melepaskan energinya (sinar beta dan gamma)
pada proses menuju ke kestabilan (peluruhan megatron beta) dengan waktu paruh
1,95 hari atau 47 jam.
153
Sm-EDTMP sebagai radioterapi untuk penanganan paliatif kanker tulang
metastasis telah mendekati kriteria sediaan parenteral yang ideal, dikarenakan
sifat-sifatnya antara lain: stabilitas radionuklida 153Sm (sebagai obat) dan EDTMP
(sebagai pembawa), senyawa kompleks tersebut cukup stabil/terjaga secara
perjalanannya dan secara in-vivo dan tidak menimbulkan toksisitas serta pembawa
mencapai jaringan spesifik yang menjadi sasaran (pembawa tidak menuju sel yang
bukan sasaran), reprodukisibilitas formulasi, mudah dalam penanganan dan
pemberian, karena memberikan paparan radiasi yang tinggi ke bagian meliganan
di dalam organ atau jaringan tubuh sel kanker, tetapi membatasi paparan radiasi
pada sel sehat di sekitarnya.
Dampak Radioaktif
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada manusia
seperti berikut di bawah ini :
1. Pusing-pusing
2. Nafsu makan berkurang atau hilang
3. Terjadi diare
4. Badan panas atau demam
5. Berat badan turun
6. Kanker darah atau leukimia
7. Meningkatnya denyut jantung atau nadi
8. Daya tahan tubuh berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel
darah putih   yang jumlahnya berkurang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penggunaan radionuklida Sm-153 EDTMP untuk terapi tumor yang
bermetastasis ke tulang yang berasal dari berbagai jenis keganasan hampir
seluruhnya merasakan adanya pengurangan rasa sakit, mulai 24 jam sampai 3
hari setelah suntikan. Pasien yang mengeluh pusing pada skening tulang
setelah 24 jam suntikan Sm-153 EDTMP, namun dapat diatasi dengan
pemberian analgesik.

B. Saran
Penerimaan penggunaan radionuklida untuk terapi metastasis kanker ke
tulang atau primer pada tulang oleh para klinisi dan atau onklogist sangat
diperlukan untuk mengembangkan penggunaan radionuklida secara luas dalam
medis. Radionuklida mempunyai peran baik paliatif maupun kuratif. Perlu
sosialisasi yang lebih giat lagi.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Medan, 20 November 2019

Tim Penulis

Anda mungkin juga menyukai