Anda di halaman 1dari 12

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

BIORADIASI

Oleh:

H. MASWAN DAULAY, S. Kep., Ns., M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN PRODI KEPERAWATAN


UNEFA PEMATANGSIANTAR 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kapanpun kita mendengar kata “radiasi” disebutkan, kita cenderung


menghubungkannya dengan istilah seperti perang nuklir, senjata nuklir,
pembuangan limbah nuklir, penderitaan yang mengerikan dan kesakitan.

Semua itu merupakan permasalahan yang sangat emosional dan kontroversial


yang mencemaskan orang diseluruh dunia. Sudah tentu, pertanyaan mengenai
penggunaan radiasi dalam hubungannya dengan dampak potensialnya yang
menyesengsarakan merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh semua individu
masyarakat. Namun, yang juga tidak perlu diragukan lagi adalah materi yang
menghasilkan radiasi jenis tertentu  sangan efektif dalam memainkan perannya di
dunia kedokteran, dalam pengobatan dan diagnosis kanker. Banyak orang yang
berhutang nyawa pada radiasi.

Masalah yang mungkin di hadapi oleh banyak tenaga kesehatan, termasuk perawat,
adalah rasa takut yang berkaitan dengan keselamatan mereka sendiri dan orang
lain saat pertama kali mereka berhubungan dengan penggunaan radiasi. Cukup
sering ditemukan individu yang lebih banyak terpajan pada aspek negatif radiasi
bukan terhadap sifat alaminya sendiri, berkaitan dengan penggunaannya dalam
bidang kedokteran. Banyak pertanyaan yang terlontar bukan saja dalam benak
perawat, tetapi juga dibenak penjenguk pasien. Sayangnya, rasa takut dan
kecelakaan yang sebenarnya tidak perlu ada, terjadi karena kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang bioradiasi.

1.2  RUMUSAH MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan bioradiasi?
b. Apa saja prinsip prinsip bioradiasi?
c. Apa efek dari radiasi?
d. Apa saja penerapan radioterapi?

1.3 TUJUAN PENULISAN
a. Menjelaskan pengertian bioradiasi
b. Menjelaskan prinsip-prinsip bioradiasi
c. Menjelaskan kegunaan sinar X dalam radiasi
d. Menjelaskan efek radiasi
e. Menjelaskan penerapan radioteraphi
1.4 MANFAAT PENULISAN
a. Agar mahasiswa mengetahui pengertian bioradiasi
b. Mengetahui prinsip-prinsip bioradiasi
c. Mengetahui  cara penggunaan sinar X dalam radiasi
d. Mengetahui efek radiasi
e. Mengetahui penerapan radioteraphi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  PENGERTIAN BIORADIASI      

Bioradiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi. Radiasi yaitu energi
yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Dalam fisika radiasi
mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui
ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain, (misalnya, sebagaimana terjadi pada
senjata nuklir, reaktor nuklir, dan zat radioaktif), tetapi juga dapat merujuk
kepada radiasi elektromagnetik yaitu gelombang radio, cahaya infra merah, cahaya
tampak, sinar ultra violet, dan X-ray, radiasi akustik, atau untuk proses lain yang
lebih jelas.
       Adapun tujuan dari bioradiasi ini adalah untuk memudahkan  para ahli
bidang kesehatan dalam menengani masalah medis, terutama pada bagian dalam
tubuh manusia.

2.2 PRINSIP PRINSIP BIORADIASI

Bioradiasi menggunakan pancaran gelombang elektro magnetis untuk diradia
sikan dalam tubuh. Sinar yang digunakan biasanya adalah sinar X dan sinar gamma.
Sinar X Terkadang disebut dengan rontgen  dan diproduksi melalui mesin demi
kepentingan medis. Terapi radiasi terutama menggunakan sinar X yang berenergi
tinggi  yang dihasilkan akselator.

Seperti disebutkan diatas, radiasi tersebut merupakan sejenis radiasi


elektromagnetik yang sifatnya serupa dengan sinar gamma, tetapi cara
pembuatannya berbeda. Satu langkah yang sangat penting dalam produksi sinar X
adalah pemanasan sebuah filamen untuk menghasilkan eektron, yang kemudian
dipercepat untuk menyerbu suatu logam target untuk menghasilkan sinar X.

Voltase yang digunakan untuk mempercepat elektron dalam mesin sinar X mungkin
berkisar antara 20.000 sampai 200.000 volt, tetapi sekitar 80.000 untuk mesin
diagnostik yang khas. Voltase yang digunakan akan menentukan panjang gelombang
minimum sinar X yang dihasilkan, dan panjang gelombang tersebut pada gilirannya
akan menentukan daya penetrasi  radiasi ini. Panjang gelombang yang panjang
dapat diserap hampir seluruhnya oleh kulit, sementara panjang gelombang yang
pendek akan menembus sangat dalam, beberapa bahkan menembus sedemikian
dalam sehingga benar-benar melalui tubuh. Daya penetrasi yang berlainan tersebut
memungkinkan dilakukannya teknik diagnostik karena sinar yang muncul digunakan
untuk memengaruhi foto yang sudah terbentuk. Akan menunjukkan bayangan
gambar tulang tsb.

Adapun terbentuknya sinar gamma merupakan hasil disintegrasi atom. Inti


atom yang mengalami dsintegrasi dengan memancarkan sinar alfa akan terbentuk
inti-inti baru dengan memiliki tingkat energi yang agak tinggi. Kemudian terjadi
proses transisi ke tingkat energi yang lebih rendah atau tingkat dasar sambil
memancarkan sinar gamma. Sinar gamma sama halnya dengan sinar X, termasuk
gelombang elektromagnetis, jika sinar gamma menembus lapisan materi setebal X
maka intensitas akan berkurang.

KEGUNAAN SINAR X DALAM BIORADIASI

1. PEROBATAN
- Sinar X lembut
Untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar X bisa
menembus badan manusia tapi diserap oleh bahagian yang  lebih tumpat
seperti tulang . Gambar foto sinar ini dapat mengesan  tulang yang  patah
dan menyiasat organ dalam tubuh manusia.
- Sinar X keras
Untuk memusnahkan  sel-sel kanker  yang disebut dengan  radioterapi.

2. INDUSTRI
-  Mengesan struktur binaan atau bagian dalam mesin yang mengalami
kecatatan.
- Menyiasat rekahan dalam paip logam, dinding konkrit dan dandang tekanan
tinggi.
- Memeriksa struktur palstik dan getah yang mengalami keretakan.
    
3.  PENYELIDIKAN
-  Sinar X dapat menyelidiki jarak pemisahan antara atom-atom dalam suatu
bahan hablur.
-   Untuk mengambil gambar foto yang dikenal sebagai radiograf. Sinar X bisa
menembus badan manusia tapi
-   Diserap oleh bahagian yang  lebih tumpat seperti tulang. Gambar foto sinar
ini dapat mengesan tulang yang patah dan menyiasat organ dalam tubuh
manusia.

2.3  EFEK RADIASI PADA SEL


Perubahan  senyawa organik yang mengakibatkn perubahan  pada struktur
dan tentu saja,  perubahan  pada perilaku  sel mis, DNA dan RNA dapat diubah
untuk menghasilkan efek yang segera atau efek yang tidak muncul sampai sel
mengalami pembelahan efek yang  mungkin tidak tampak selama bertahun-tahun.
Manifestasi dari kerusakan akibat radiasi akan bervariasi di antara berbagai jenis
sel, mis, selama berjam jam untuk epitelium usus dan sumsum  tulang, berbulan-
bulan untuk  jaringan  yang  pembelahannya  lebih  lambat  misalnya ginjal dan
paru, dan bertahun- tahun  untuk jaringan  yang sensitivitasnya rendah, misalnya
sel-sel saraf.
Sel dapat menjadi steril akibat penuaan dini,sehingga sel tidak pernah
berupaya untuk menjalani pembelahan.
Kematian  sel dapat terjadi secara langsung atau  pada akhirnya akibat
perubahan yang di jelaskan diatas.

EFEK SAMPING
1. Efek genetik
Perubahan  genetik juga diakibatkan oleh radiasi. Dengan   mengakibatkan
perubahan didalam  kromosom tumbuhan dan hewan, mutasi dapat dihasilkan, dan
efek tersebut juga dapat terjadi pada manusia. Anak-anak dari tenaga radiografi
misalnya menunjukkan peningkatan kasus efek kongenital seperti halnya anak-anak
dari mereka yang selamat dalam  kasus Hirosima dan Nagasaki. Efek tersebut
dapat terjadi sekalipun dalam  beberapa kondisi .
Efek radiasi pada sistem reproduksi menjadi kekhawatiran perawat wanita karna
begitu banyak dari mereka yang masih berada dalam usia subur. Perubahan genetik
yang terlihat anatara lain perubahan gen dan penyimpangan kromosom . bukti
langsung dari efek genetik pada manusia agak sulit didapat. Dosis yang dibutuhkan
untuk menghasilkan sterilitas yang permanen relatif  tinggi.

2. Perubahan pada kesehatan umum


Reaksi individual terhadap radioterapi berbeda sesuai dengan kerentanan
orang itu sendiri,dosis yang digunakan,dan bagian tubuh yang
diradiasi.pasien  mungkin akan memperlihatkan respon seperti
keletihan,kelemahan,mual muntah,sakit kepala,diare desertai dengan masalah yang
muncul kemudian. Sistem tubuh lain yang memperlihatkan efek radiasi adalah
sistem hemopoietik yang terdiri dari sel sel yang sangat radiosensitif. Penipisan
sumsum tulang dapat terjadi sehingga produksi sel darah menjadi tidak mencukupi.

3. Reaksi kulit
Efek  yang  khas terjadi akibat  radiasi adalah eritema biasanya setelah
terapi atau antara 1-24  jam. Keparahannya bergantung  pada dosis yang diberikan.
2.4 RADIOISOTOP DALAM DIAGNOSIS DAN RISET

Radiasi ternyata paling  bermanfaat dalam penggunaanya, sebagai alat


diagnostik dalam pengobatan, untuk mengkaji fungsi organ-organ tertentu dan
untuk mencukur kuantitas seperti volume
darah, kecepatan sirkulasi, arus balik sel darah merah, curah jantung, konsentrasi
hormon, dan untuk menentukan lokasi tumor dan lesi dalam otak, ginjal, hati, paru-
paru tulang.

Beberapa keuntungan penggunaan radioisotop mencakup:


a. Radioisotop dapat dilekatkan dengan unit tertentu mis, sel darah merah,
dan senyawa semacam  protein serum, enzim, dsb.
b. Beberapa radioisotop secara kimiawi serupa dengan zat yang ada dalam
tubuh. Zat tersebut dapat ditarik untuk melakukan fungsi yang sama
sehingga baik zat maupun perilakunya dapat lebih mudah dikaji atau
diperiksa.
c. Beberapa radioisotop akan mencari area tertentu dalam tubuh dan sifat
tersebut dapat mempermudah riset terhadap area tersebut.
d. Radioisotop dapat diberikan secara oral atau melalui injeksi dan hanya
memerlukan dosis yang sangat sedikit. Sehingga tubuh ditempatkan pada
tingkat radiasi yang minimum dan kerusakan sel tidak akan terjadi
e. Jumlah radioaktivitas yang sangat kecil sekalipun dapat terdeteksi dengan
akurat melalui detektor dan kamera atau pemindai.` 
f. Beberapa radioisotop dapat digunakan untuk memriksa fungsi kelenjar
melalui pemeriksaan darah

RADIOIMMUNOASSAYS (RIA)
Teknik ini melibatkan radiotracer dan sangat
sensitif  terhadap  kadar  yang  sangat rendah dari hormon, obat, atau banyak zat
lainnya. Metode ini menggunakan sampel darah urine, atau jaringan.

POSITRON EMISSION TOMOGRAPHY (PET)


Metode yang merupakan kemajuan sangat menarik dibidang kedokteran
nuklir ini merupakan perpaduan dari tracer radioisotop konvensional dengan
kemampuan pemetaan sinar X. Penerapan terbesar metode tersebut sejauh ini
adalah dalam pengkajian metabolisme otak, yang digunakan untuk membedakannya,
misalnya aktivitas otak dalam  berbicara dengan aktivitas otak saat mendengarkan
musik. Metode ini menawarkan peluang yang besar dalam  bidang  riset aktivitas
otak. Penerapan yang lain mencakup pangkajian berbagai jenis kanker, termasuk
peningkatan kefektifan terapi, dan gangguan jiwa lainnya.
KEWASPADAAN
Karena kuantitas yang digunakan dalam diagnosis maupun pengkajian
terhadap pasien begitu rendahnya, isotop biasanya tidak memberikan bahaya
pejanan yang signifikan dalam asuhan keperawatan yang biasa. Perawatan pada
pasien mungkin tidak banyak berubah walau disertai dengan adanya isotop.
Peringatan yang diberikan akan bergantung pada hasil pemeriksaan, dosis, cara
tubuh menangani isotop dan tentu saja, isotop tertentu yang digunakan.
Satu hal yang paling diperlukan disini adalah penanganan dan pembuangan yang
cermat sebagian limbah atau cairan sebagian limbah atau cairan yang berasal dari
tubuh pasien misalnya darah, urine, muntahan, keringat, dan tinja, dengan demikian
cairan tersebut harus ditangani dengan hati-hati dan berkaitan dengan urine
misalnya pengumpulan dan pembuangannya harus sesuai dengan prosedur dan
kebijakan institusi perawatan.

2.5 PENERAPAN  RADIOTERAPI

Tujuan utama penggunaan terapi radiasi adalah menghancurkan tumor atau


sel ganas tanpa membahayakan jaringan disekitarnya. Konsep terapi didasarkan
pada sel-sel tumor yang memang lebih sensitif terhadap radiasi (karena sel ini
biasanya membelah lebih cepat dari pada sel yang lain) dan lebih lambat pulih
setelah dirusak dibandingkan sel yang sehat/normal.
Metode ini menawarkan kelebihan yang sangat jelas karena menghancurkan
atau merusak lebih banyak sel abnormal dari pada sel yang normal. Jika terapi juga
didasarkan pada program yang pelaksanaannya berkala dengan jeda waktu
antarsesi yang singkat, kemungkinan sel normal yang rusak untuk pulih lebih besar
dari pada sel yang abnormal. Ada dosis maksimum yang dapat ditoleransi sel
normal yang dikenal sebagai dosis radiasi maksimal yang ditoleransi. Lebih dari
dosis tersebut sel yang sehat mungkin tidak dapat pulih dari kerusakan dan efek
samping yang ditimbulkan radiasi.
Terapi radiasi dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama dengan
bentuk terapi yang lain. Seperti obat atau pembedahan. Tujuan keseluruhan terapi
itu bisa bersifat aktif (menghancurkan sel abnormal) ataupun paliatif (mengurangi
ketidaknyamanan atau memperpanjang kehidupan dalam kondisi terminal). Terapi
yang paling efektif dapat dilaksanakan pada tumor yang terletak di area yang
dapat menerima dosis menengah, misalnya dikulit atau membran mukosa. Atau area
rongga tubuh yang memiliki akses ke luar tubuh. Terapi tumor pada dalam tubuh
misalnya dipankreas keefektifannya minimal karena besarnya jumlah jaringan
normal yang dapat terkena dampak sinar yang melaluinya harus dipertimbangkan.
A. PENERAPAN EKSTERNAL RADIASI

Penerapan eksternal melibatkan penggunaan mesin sinar X berenergi tinggi


atau sumber radioisotop. Radiasi megavolt memiliki daya penetrasi yang lebih
besar dari pada radiasi voltase rendah, kerusakan yang ditimbulkan pada kulit
rendah pada saat radiasi tersebut masuk, kurang dapat diabsorbsi tulang, dan
tidak begitu menyebar sehingga kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan normal
juga berkurang.

1. TERAPI SINAR X
Digunakan untuk pengobatan kanker kulit (radiasi tingkat rendah) atau
kanker yang lokasinya dalam.

2. RADIOISOTOP
Istilah radioisotop digunakan dalam dua konteks. Pertama, dalam teleterapi
(terapi jarak jauh) dalam bentuk bom, misalnya, dengan menggunakan sumber
berintensitas tinggi dari kobalt atau terkadang kaesium-137 (hanya radiasi gamma
yang digunakan). Sumbernya bersifat tertutup dalam suatu tempat atau kerangka
pelindung yang disebut sebagai bom. Pasien ditempatkan pada jarak tertentu dari
sumber yang akan diam atau bergerak mengitari pasien untuk mencapai semua urea
pertumbuhan dan agar penyebaran radiasi merata.Teknik tersebut digunakan
untuk mengirafiasi atau menmghancurkan kanker pada bagian dalam tubuh karena
kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan kulit lebih kecil. Contoh yang sesuai
untuk terapi ini adalah pada tumor otak, esofagus atau tumor paru. Manfaat
lainnya adalah terapi ini menyebarkan kesakitan yang muncul akibat radiasi lebih
rendah dibandingkan yang diakibatkan oleh sinar X.

Penggunaan kedua adalah moul eksternal yang mengandung radioisotop,


kobalt-60 dan strontium radioaktif (yang sangat berguna dalam mengobati
karsinoma pada bibir, telinga, kulit kepala, mulut, dsb) yang diterapkan pada
permukaan kulit. Muld pelindung terkadang perlu dibengkokan atau ditekuk agar
sesuai dengan posisi atau bentuk teretentu berkaitan dengan tumor yang akan di
terapi. Perlu diingat bahwa isotop sendiri tidak berkontak langsung dengan kulit
sehingga jika wadah yang menyelubungi sumber itu dipindahkan dari dalam
ruangan, tidak ada materi radioaktif yang tertinggal. Dalam hal ini, pasien
sebenarnya memiliki sumber radiasi pada tubuhnya sehingga tibdakan pencegahan
khusus dan lebih ekstensif harus dijalankan.
B. PENERAPAN INTERNAL RADIASI

Penerapan internal melibatkan penanaman radioisotop tertentu didalam


tubuh. Brakiterapi dilakukan jika dosis yang dibutuhkan untuk memengaruhi tumor
terlalu tinggi untuk dapat ditoleransi oleh jaringan sekitar. Energi radiasi yang
dihasilkan oleh sumber jenis ini tingkatnya lebih rendah sehingga daya
penetrasinya pun lebih rendah dari pada mesin pancaran eksternal yang dibahas
sebelumnya. Materi radioaktif yang berada dalam kateter atau selang dapat
ditanamkan langsung ke dalam tumor, kedalam jaringan yang berdekatan dengan
tumor atau kedalam sistem sirkulasi. Ini berarti pasien sebenarnya memiliki
sumber radiasi (mis.radioisotop) didalam tubuhnya sampai materi tersebut
akhirnya dikeluarkan atau sampai radioaktifitasnya tidak memadai lagi. Impian
dapat bersifat sementara dipasang ditempat selama beberapa hari (dikepala,
leher atau rahim) atau bersifat permanen. Seperti sebelumnya terapi ini
memerlukan tindakan pencegahan sangat penting yang harus dijalankan perawat
dan mereka yang berkontak  langsung dengan pasien sampai sumber dikeluarkan
langsung dengan pasien sumber dikeluarkan atau sampai bahaya radiasi sepenuhnya
hilang.

1. TERAPI INTRAKAVITAS

Terapi intrakavitas melibatkan penempatan isotop radioaktif kedalam


rongga tubuh untuk mengiradiasi karsinoma disebelah atau di dekatnya, di dalam
kandung kemih, rahim, sinus maksilar, dsb. Dalam terapi ini isotop biasa di bungkus
oleh beberapa materi yang baisa di pakai untuk membungkusnya dan untuk
mengatur jenis radiasi yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan untuk
pembungkusan sumber memiliki beragam bentuk dan ukuran tetapi mencakup
kapsul slang plastik, bentuk tetesan dan bahkan balon yang diletakkan kedalam
posisinya dengan bantuan instrumen, tetapi biasanya tanpa pembedahan. Teknik
intrakavitas ini sangat efektif untuk pengobatan kanker pada rahim dan kandungan
kemih.

2. TERAPI INTERSTITIAL

Radioisotop dapat diimplantasikan melalui pembedahan langsung kedalam


jaringan atau area tumor yang ganas, misalnya sebuah kelenjar dan umunya berada
di dalam jarum, tetesan, bijih, pita maupun kateter. Suatu isotop dan wadahnya
yang tepat akan dipilih berdasarkan posisi tumor, ukuran, bentuk, dan jenisnya
serta faktor semacam tingkatan dosis yang diinginkan.
3. TERAPI SISTEMIK

Penggunaan radioisotop yang diberikan secara intravena yang mengobati


gangguan tertentu. Misalnya sumsum tulang yang menggunakan natrium fosfat.
Perlu diperhatikan bahwa pola distribusi, metabolisme, dan ekskresi radioisotop
yang tidak tertutup pada pasien itu berlainan. Ada isotop yang dieksresikan
dalamn urine, tinja beberapa dieksresikan dengan cepat, beberapa lagi
dieksresikan.

 
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
             
Bioradiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang radiasi. Radiasi yaitu
energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. 
Bioradiasi menggunakan pancaran gelombang elektro magnetis untuk diradiasikan d
alam tubuh. Sinar yang digunakan biasanya adalah sinar X dan sinar gamma. Sinar
X dalam radiasi digunakan diberbagai hal seperti untuk perobatan, industri, dan
penyelidikan. Tujuan utama penggunaan terapi radiasi adalah menghancurkan
tumor atau sel ganas tanpa membahayakan jaringan disekitarnya. Konsep terapi
didasarkan pada sel-sel tumor yang memang lebih sensitif terhadap radiasi
(karena sel ini biasanya membelah lebih cepat dari pada sel yang lain) dan lebih
lambat pulih setelah dirusak dibandingkan sel yang sehat/normal.

3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa tentunya harus menguasai berbagai materi perkuliahan,
termasuk Bioradisi. Maka kedepannya diharapkan agar pembaca mampu mencari
referensi lain untuk menambah ilmu yang jauh lebih baik dari saat membaca
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cree, dkk. 2012. Sains dalam Keperawatan.  Jakarta: EGC
2. http://docs.google.com/presentation/d/IJTnItce7zi8HuqALiOd16xNcJJ4KxG
orWi03XEI/edit?pli=I#slide=id.p18
3. Joyce, dkk. 2008. Prinsip-Prinsip Sains Untuk Keperawatan.  Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai