Anda di halaman 1dari 27

LABORATORIUM FISIKA LANJUT

PROGRAM STUDI FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
JALAN GANESHA 10, BANDUNG, 40132, TELEPON (022) 2534161

Modul Fisika Nuklir dan Biofisika


Monitoring dan Pemetaan Radiasi Nuklir Lingkungan ITB

I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mengetahui prinsip kerja monitoring radiasi nuklir lingkungan
b. Mengetahui fenomena radiasi nuklir lingkungan
c. Mengukur dan memonitor radiasi nuklir lingkungan
d. Melakukan pemetaan tingkat radiasi nuklir lingkungan

II. ALAT DAN BAHAN


a. Detektor Geiger Muller GMC-320+
b. Kabel USB
c. Timer / Stopwatch
d. GPS
e. Tripod
f. Modem Wireless
g. Komputer / Laptop
h. Software Surfer 13

III. TEORI DASAR

Kebijakan Energi Nasional mengamanatkan target proporsi Energi Baru dan Energi
Terbarukan setidaknya 23% pada tahun 2025 dan nuklir merupakan salah satu energy yang
dapat digunakan sesuai juga dengan amanah UU no. 17 tahun 2007 di dalam lampirannya
yang menyebutkan bahwa energi nuklir secara eksplisit dapat mulai berkontribusi dalam
RPJM tahap 3 tahun 2015-2019. Pemanfaatan energy nuklir PLTN yang handal, dengan
produksi

1
listrik dalam skala besar yang murah dan bersih (clean energi) secara komersial telah
dilakukan selama lebih dari 60 tahun dengan uranium sebagai bahan bakarnya, dan Indonesia
juga telah mengoperasikan reaktor risetnya lebih dari 50 tahun. Kebutuhan energi tidak
hanya berkaitan dengan listrik saja, tetapi juga untuk aplikasi co-generasi seperti produksi
hydrogen yang dapat digunakan untuk transportasi, gasifikasi dan likuifaksi batu bara dalam
meningkatkan added value batu bara, desalinasi air untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan
industry lainnya yang dapat dipenuhi oleh PLTN khususnya berbasis thorium.

Komisi International proteksi radiasi atau International Commission on Radiological


Protection (ICRP) berdasarkan pada jenis-jenis bahan radioaktif, susunan kimia dan mode
atau jalur asupan. Contoh-contoh di atas menggunakan nilai-nilai (untuk asupan melalui
mulut oleh orang dewasa) disebutkan dalam pedoman komisi keselamatan nuklir atau nuclear
safety commission (pedoman untuk perkiraan level radiasi di daerah-daerah berdekatan
dengan fasilitas-fasilitas reaktor berpendingin air (ligh water reactor) untuk pembangkit
daya). Beberapa pengaruh dari radiasi yang mungkin terjadi pada tubuh manusia yang
tentunya akan bergantung kepada level atau intensitas radiasi, jenis radiasi, respon tubuh dan
daya tahan tubuh terhadap radiasi seperti anak-anak dan orang dewasa mempunyai daya
tahan dan respon yang berbeda.

BATAN didirikan dan sebagai tindak lanjut dari pertemuan dibandung tersebut telah
dilakukan beberapa studi introduksi PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia
yang secara efektif telah dimulai sejak tahun 1972 dengan pembentukan Komisi Persiapan
Pembangunan- PLTN (KP2-PLTN), dan berlangsung hingga saat ini. Untuk itu diperlukan
proses penelitian dan pengembangan ketenaganukliran dan juga upaya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir. Proses penelitian dan pengembangan dalam teknologi
reaktor di mulai dengan dibangunnya tiga reaktor riset dan fasilitas penunjang lainnya. Dari
kawasan ini, merupakan embrio berdirinya Unit Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Hasan
Sadikin (RSHS), Bandung. Beberapa aplikasi dari fasilitas nuklir yang telah dibangun juga
diantaranya penelitian dan pengembangan eksplorasi dan pengolahan bahan nuklir, geologi
dan geofisika, keselamatan radiasi dan biomedika nuklir, pendidikan dan pelatihan serta
kegiatan sosialisasi hasil penelitian dan pengembangan iptek nuklir kepada masyarakat.
2
Mengenal Radiasi dan Efek terhadap manusia
Radiasi serupa dengan sinar atau cahaya yang mempunyai kemampuan menembus atau
melewati materi atau sebuah benda. Sinar-sinar tersebut bisa berupa sinar alpha (α), sinarbeta
(β), sinar gamma (γ), sinar X dan partikel neutron. Kemampuan menembus materi masing
masing sinar tersebut berbeda-beda sesuai dengan sifat dan intensitas. Sehingga kita bisa
mencegah atau menahan sinar-sinar tersebut dengan berbagai bahan pelindung atau sinar-
sinar tersebut bisa diserap oleh bahan pelindung tersebut. Seperti bisa dilihat dari Gambar 1
dibawah ini, berkaitan dengan tipe bahan radioaktif dan kemampuan menyebarkan radiasinya.
Partikel alpha dapat ditahan penyebarannya dengan memakai pelindung kertas. Untuk partikel
beta, kertas tidak cukup untuk menahan pancaran radiasinya, sehingga diperlukan lempengan
aluminium. Partikel gamma dan X-ray masih bisa tembus dengan Aluminium, sehingga
diperlukan lempengan timah atau dengan lempengan baja tebal. Partikel keempat yang biasa
di pakai disebuah reaktor untuk bereaksi dan menembus atom-atom khususnya atom besar
untuk melakukan proses reaksi fisi adalah partikel neutron. Neutron dapat juga menembus
lempengan timah atau baja tebal, oleh karenanya neutron bisa ditahan dengan air atau
lempengan baja tebal.

Gambar 1 Tipe bahan radioaktif dan bahan pelindung radiasi

3
Intensitas dan daya tembus juga berkaitan dengan jarak, waktu dan bahan serta
ketebalan bahan pelindung. Semakin jauh posisi kita, maka kemampuan sinar-sinar tersebut
untuk menembus atau berinteraksi dengan tubuh kita akan semakin kecil, begitu pula
semakin sedikit kita menerima efek radiasi sinar-sinar tersebut akan semakin sedikit pula
radiasi yang akan kita terima. Efek pelindung juga berpengaruh banyak untuk melindungi
kita dari efek radiasi sinar
sinar tersebut begitu juga masing-masing bahan pelindung akan mempunya kemampuan
menyerap atau menahan intensitas radiasi beserta ketebalan sebuah pelindung juga akan
berpengaruh seberapa banyak radiasi diserap atau ditahan. Seperti sering kita lihat, bahan baju
khusus yang dipakai para pekerja Fukushima dalam merekonstruksi PLTN atau para
pengungsi yang sekali-kali kembali kedesa yang telah terkontaminasi radiaoaktif senantiasa
menggunakan pakaian khusus.

Gambar 2 Ilustrasi Kemampuan Radiasi dan Bahan Radioaktif

Radiasi, radioaktif dan bahan radioaktif merupakan definisi yang kadang kala membuat
kita akan bingung membedakannya. Kemampuan mengeluarkan radiasi dinamakan
radioaktiftas dan materi atau bahan yang mempunyai kemampuan tersebut adalah bahan
radioaktif. Untuk menggambarkan lebih mudah bagaimana membedakan definisi tersebut,
akan lebih jelas dengan analogi sebuah lampu penerang senter atau flashlight. Cahaya yang
dipancarkan senter tersebut adalah radiasi dan senter atau flashlight itu sendiri adalah bahan
radioaktif dan kemampuan untuk mengeluarkan cahaya dari senter merupakan radioaktifitas
atau proses pengeluaran radiasi. Ilustrasi serupa bisa dilihat pada Gambar 2, terkait
kemampuan melepaskan radiasi dari sebuah lampu dan bahan radiaoaktif. Apa yang terjadi
saat ini yang dinamakan bocornya radiasi atau radioaktifitas sebenarnya merupakan bocor
atau proses keluarnya materi atau bahan radioaktif yang merupakan proses keluarnya bahan
radioaktif keluar dari fasilitas PLTN atau fasilitas terkait nuklir. Radiasi itu sendiri adalah

4
radioaktifitas dari bahan radioaktif tersebut yang terntunya seberapa besar level radiasi yang
ada bergantung pula banyaknya bahan radioaktif yang ikut keluar dari sebuah fasilitas nuklir.

Beberapa pengaruh dari radiasi yang mungkin terjadi pada tubuh manusia yang
tentunya akan bergantung kepada level atau intensitas radiasi, jenis radiasi, respon tubuh dan
daya tahan tubuh terhadap radiasi seperti anak-anak dan orang dewasa mempunyai daya
tahan dan respon yang berbeda.
1. Tubuh manusia dibuat dari begitu banyak sel dan kesehatan sel akan membelah secara
terus menerus. Ketika sel manusia terkena radiasi dalam sejumlah besar radiasi dalam
satu waktu, sel-sel tersebut akan mati atau proses pembelahannya menjadi lambat.
Karenanya, ketika organ hematopoietic, kelenjar-kelenjar kelamin, saluran usus, kulit dan
organ-organ lainnya dimana pembelahan sel-sel secara aktif terjadi terkena radiasi dalam
sejumlah besar radiasi dalam satu waktu, ganguan atau gejala-gejala akibat radiasi tersebut
akan terjadi dalam beberapa minggu.
2. Paparan radiasi dalam waktu yang lama dengan jumlah radiasi tertentu menyebabkan
kerusakan pada organ-organ genetik termasuk DNA didalam sel-sel organ
hematopoietic dan organ-organ lainnya, dengan kemampuan mereka untuk
memperbaiki dirinya sendiri tidak mampu mengimbangi kerusakan yang ada,
mengakibatkan kanker, leukemia dan beberapa penyakit lainnya dalam beberapa
kasus.
Ada tidaknya penyakit yang muncul pada seseorang dan pada saat penyakit itu
muncul, untuk masing-masing individu akan berbeda- beda kasusnya.
3. Bayi, anak-anak dan wanita hamil dimana mereka mempunyai bagian yang melakukan
pembelahan sel yang begitu aktif, akan lebih mudah terkena penyakit akibat radiasi
dibanding dengan dewasa dan wanita lainnya.

Asal Dosis Radiasi dan Persentasenya Baik Radiasi Alam maupun Buatan Seperti yang
telah diuraikan pada bagian awal, radiasi yang diterima sebagai dosis radiasi dapat berupa
radiasi alam (radiasi alamiah) dan berasal dari radiasi buatan manusia (seperti pemakaian
Sinar-X ). Berdasarkan laporsan UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the
Effects of Atomic Radiation) tahun 2000, menyatakan bahwa secara rata rata seseorang akan
menerima dosis 2,8 mSv (280 mrem) per tahun. Ada dua tipe paparan radiasi yaitu radiasi
paparan luar(external) dan paparan internal. Radiasi paparan luar adalah
5
paparan radiasi yang dikeluarkan oleh bahan radioaktif dari luar tubuh. Dengan kata lain,
paparan dalam internal adalah paparan melalui asupan kedalam tubuh kita berupa udara yang
dihirup, air yang diminum dan makanan yang dimakan dan bahan lainnya yang mengandung
bahan radioaktif. Kita sehari-harisenantiasa terpapar baik melalui paparan internal dan
paparan
luar oleh radiasi alami. Sekitar 85% dari total dosis yang diterima seseorang berasal dari
alam. Sekitar 43% dari total dosis yang diterima seseorang berasal dari radionuklida radon
yang terdapat di dalam rumah seperti yang di sebutkan didalam Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 Komposisi Sumber radiasi baik alami maupun buatan

Semua bahan yang terdapat dalam kerak bumi mengandung radionuklida, khususnya uranium
(U), thorium (Th) dan kalium (K). Uranium tersebar di bebatuan dan tanah dalam konsentrasi
yang sangat kecil. U-238 merupakan induk dari beberapa deret peluruhan radionuklida. Setiap
radionuklida akan meluruh menjadi radionuklida lain hingga akhirnya tercapai nuklida stabil
Pb-206. Salah satu radionuklida yang berada dalam deret peluruhan uranium ini adalah radon-
222 (Rn-222) yang dapat berinteraksi dengan udara. Thorium juga tersebar di tanah, dan Th-
232 merupakan radionuklida induk dari deret peluruhan lain. Konsentrasi kalium lebih banyak
dibandingkan dengan uranium dan thorium. Semua radionuklida tersebut memancarkan
radiasi gamma. Karena itu, setiap saat kita mendapat radiasi gamma, baik sewaktu kita
berada di dalam maupun di luar rumah. Dosis yang diterima

6
akan bervariasi sesuai dengan struktur geologi daerah tempat tinggalnya dan dengan bahan
bangunan yang dipakai. Secara rata-rata, kita menerima dosis 0,5 mSv (50 mrem) per tahun
dari radiasi gamma alamiah yang berasal dari bebatuan dan tanah. Kita mungkin berpikir
bahwa dengan masuk ke dalam rumah, kita akan terhindar dari radiasi terestrial.
Kenyataannya, kontribusi radiasi terestrial ini 20% terdapat di luar rumah, 80% berasal dari
bahan bangunan (Batan site , 2013).

Gambar 3 Radiasi dalam kehidupan sehari-hari

Radioaktivitas adalah perubahan inti atom tak stabil secara spontan menjadi inti atom
stabil yang disertai dengan pancaran radiasi berupa partikel maupun gelombang
elektromagnetik. Proses ini disebut juga sebagai peluruhan radioaktif, sedangkan inti atom tak
stabil disebut radionuklida dan materi yang mengandungnya disebut zat radioaktif. Nilai
radioaktivitas suatu radionuklida ditentukan oleh konstanta peluruhan (λ) dan waktu paruh
(t1/2) radionuklida tersebut. Waktu paruh merupakan laju peluruhan suatu radionuklida.
Radioaktivitas tidak dipengaruhi oleh tekanan, suhu dan bentuk senyawa kimia tetapi hanya
dipengaruhi oleh inti atom yang bersangkutan. Untuk melakukan pengukuran cacah peluruhan
inti suatu radionuklida diperlukan sebuah besaran yang dinamakan aktivitas. Aktivitas

7
merupakan cacah peluruhan inti per satuan waktu. Peluruhan radioaktif terbagi menjadi tiga
jenis yaitu, peluruhan alfa, peluruhan beta dan peluruhan elektromagnetik.
Gambar 4 Jenis Radiasi

Dengan banyaknya reaktor nuklir yang beroperasi di dunia, baik reaktor daya maupun reaktor
riset, serta aplikasi teknologi nuklir pada segala bidang dapat memberikan dampak buruk
berupa lepasan material radioaktif ke lingkungan. Ditambah lagi dengan adanya beberapa
kecelakaan reaktor nuklir dan pengujian ledakan senjata nuklir yang turut menyumbangkan
dampak buruk tersebut. Dalam kurun waktu 1945 – 1998, telah terjadi 2039 pengujian
ledakan senjata nuklir. Lepasan material radioaktif ke lingkungan dapat menyebabkan
paparankepada manusia yang memberikan efek buruk pada kesehatan manusia.

Lepasan material radioaktif ke lingkungan merupakan salah satu hasil dari kegiatan
pemanfaatan zat radioaktif buatan. Selain itu, terdapat pula sumber radiasi alam yang telah
ada secara alami dan terjadi sejak pembentukan bumi, yang besarnya aktivitas radiasi di
suatu tempat bergantung pada struktur batuan geologi penyusunnya. Aktivitas radiasi alam
yang ada di lingkungan sekitar kita antara lain berasal dari paparan radiasi teresterial dan gas
radon serta radiasi dari luar bumi yang berupa radiasi kosmik. Menurut laporan UNSCEAR
(2000), radiasi alam merupakan penyumbang terbanyak sumber radiasi yang diterima
manusia sekitar 85% dari total radiasi yang diterima manusia dalam satu tahun.

8
Radiasi dan radioaktivitas alam terdapat di semua tempat di bumi. Pembelajaran dan
penelitian tentang radiasi dan radioaktiviitas alam sangat penting untuk keilmuan fisika
radiasi. Radiasi alam terdiri dari sinar kosmik dan material radioaktif alami. Material tersebut
bersifat kosmogenik (radionuklida kosmogenik), primordial maupun yang muncul karena
transformasi radioaktif dari zat lain. Dari hasil penelitian ini dapat memenuhi target jangka
menengah dan panjang aspek radiasi alam dan monitoring serta efeknya terhadap kesehatan
dan lingkungan sekitar baik air dan tanah serta makanan khususnya ditengah semakin
berkembanganya
pemanfaatan energi nuklir dan fasilitas radiasi untuk kesehatan dan aplikasi industri lainnya
serta penguasaan teknologi terkait.

Besaran dan Pengukuran Radiasi


Perbedaan satuan pengukuran radioaktifitas Bequerel (Bq) dan Sievert (Sv) Semua
bahan atau materi terbuat dari atom-atom, masing-masing terdiri dari sebuah nukleus atau inti
atom dengan elektron berputar mengelilinginya. Radiasi dilepaskan ketika sebuah nukleus
berubah menjadi inti atom yang lainnya. Satu bequerel (Bq) adalah sejumlah radiasi yang
dilepas oleh satu inti atom dalam satu detik ketika atom tersebut berubah atau pecah menjadi
into atom lainnya. Semakin banyak nilai Bq, artinya semakin banyak nilai disintergrasi atom
atau perubahan atau pembelahan into atom. Akan tetapi tipe dan intensitas radiasi yang
dilepas berbeda-beda bergantung pada tipe bahan radioaktif. Meskipun pada level
radioaktivitas yang sama 1 Bq, bahan radioaktif yang berbeda berefek pada tubuh manusia
dengan level yang berbeda-beda. Oleh karenanya, sebuah satuan yang secara umum
digunakan untuk pengukuran telah ditentukan untuk mengukur efek radiasi pada manusia dan
unit pengukuran ini dinamakan Sievert (Sv). Sebuah pengukuran 1 Sv senantiasa
mengindikasikan efek yang sama bagi tubuh manusia. Bq dan Sv dapat dirubah atau dihitung
secara bersamaan dengan metode sebagai berikut.

Misalnya :
1 Kg makanan berisi 500 Bq/kg radioaktif cesium (Cs)-137 dikonsumsi, efek pada tubuh
manusia adalah
500x1,3x10e-5 = 0,0065 mSv (1 millisievert =1/1000 of 1 Sv)

9
Contoh 2:
1 kg makanan berisi 300 Bq/kg radioaktif Iodine (I)-131 dikonsumsi, efek pada tubuh
manusia adalah 300x1,6x10e-5=0,0048 mSv (1microSv = 1/1000000 of 1 Sv)

Keterangan : koefisien dosis efektif atau effective dose coefficient (mSv/Bq) adalah koefisien
untuk merubah satuan bequerel (Bq) sebagai satuan radioaktivitas ke dalam satuan mSv yang
digunakan untuk perhitungan efek radiasi terhadap makhluk hidup. Satuan ini digunakan oleh
Komisi International proteksi radiasi atau International Commission on Radiological
Protection (ICRP) berdasarkan pada jenis-jenis bahan radioaktif, susunan kimia dan mode
atau jalur asupan. Contoh-contoh di atas menggunakan nilai-nilai (untuk asupan melalui
mulut oleh orang dewasa) disebutkan dalam pedoman komisi keselamatan nuklir atau nuclear
safety commission (pedoman untuk perkiraan level radiasi di daerah-daerah berdekatan
dengan fasilitas-fasilitas reaktor berpendingin air (ligh water reactor) untuk pembangkit
daya). Di dalam pedoman tersebut, koefisien radioaktivity untuk yodium (I) 131 di set dalam
levelyang berbeda-beda untuk anak-anak 7,5x10e-5 dan bayi 1,4x10e-4.

Paparan Radiasi Luar (external) dan Radiasi dalam (Internal)


1. Ada dua tipe paparan radiasi yaitu radiasi paparan luar(external) dan paparan internal.
Radiasi paparan luar adalah paparan radiasi yang dikeluarkan oleh bahan radioaktif
dari luar tubuh.
2. Dengan kata lain, paparan dalam internal adalah paparan melalui asupan kedalam tubuh
kita berupa udara yang dihirup, air yang diminum dan makanan yang dimakan dan
bahan lainnya yang mengandung bahan radioaktif. Ada empat sumber paparan internal
yaitu 1. Paparan internal melalui mulut dengan makanan atau dikenal dengan oral
intake, 2. Paparan melalui udara yang masuk melalui pernafasan yang dikenal dengan
intake by inhalation, 3. Paparan melalui kulit (penyerapan dermal) dan 4. Paparan
melalui luka (penetrasi luka)
3. Paparan luar dapat dikurangi dengan bergerak atau keluar menjauhi dari sumber bahan
radioaktif (sebagai contoh, apabila kita berada diposisi dua kali lipat dari sebelumnya,
maka paparan luar akan berkurang menjadi seper-empatnya). Untuk kasus paparan
internal, dikarenakan bahan radioaktif berada didalam tubuh, paparan terhadap tubuh
akan terus menerus terjadi sampai bahan tersebut keluar dari dalam tubuh melalui
10
proses metabolisme tubuh atau cara lainnya.
4. Kita sehari-hari senantiasa terpapar baik melalui paparan internal dan paparan luar oleh
radiasi alami. Paparan radiasi dari bahan radioaktif yang dikeluarkan akibat
kecelakaan PLTN merupakan paparan tambahan bahan radioaktif yang dikeluarkan
terhadap radiasi alami yang sudah ada secara alami.

Pengaruh waktu dan posisi dari Radiasi Alam


Definisi terkait waktu paruh bahan radioaktif.
1. Bahan-bahan radioaktif tidak akan tersisa selamanya di alam. Mereka mengeluarkan
radiasi, berubah menjadi inti atom yang lain dan pada akhirnya mengeluarkan semua
isi radioaktifnya. Sejumlah waktu diperlukan untuk sejumlah inti atom dari bahan
radioaktif asal berkurang sebanyak separuh jumlah semula akan berbeda-beda
bergantung jenis atomnya. Sebagai contoh, sekitar kira-kira 8 hari bagi I-131 dan 30
tahun bagi Cs-137 untuk menjadi separuh jumlahnya dari jumlah semula. Karena
karakteristik waktu paruh berkaitan dengan sifat-sifat fisika sebuah bahan atau atom,
maka dalam hal ini waktu paruh ini dinamakan waktu paruh secara fisika.

2. Sementara itu, bahan radioaktif yang masuk kedalam tubuh manusia lewat makanan
dan lainnya, masuk kedalam darah dapat dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk-bentuk
seperti pernapasan, pencernaan, urine dan buang air besar. Sejumlah waktu yang
diperlukan untuk bahan radioaktif berkurang menjadi separuh jumlahnya didalam
tubuh melalui proses- proses tersebut dinamakan waktu paruh biologis.
3. Waktu paruh biologis untuk yodium I-131 sekitar 11 hari didalam tubuh bayi, 23 hari
untuk anak 5 tahun dan 80 hari didalam tubuh orang dewasa. Untuk Cesium Cs-137,
sekitar 9 hari untuk anak umur 1 tahun, 38 hari untuk anak kecilsampai umur 9 tahun,
70 hari unutuk orang dewasa sampai umur 30 tahun, dan sekitar 90 hari untuk orang
dewasa sampai umur 50 tahun.
4. Waktu paruh fisis bahan radioaktif bergantung dengan jenis bahan tersebut dan tidak
berpengaruh dengan dimasak atau berbagai pemanasan. Tidak juga bergantung dengan
proses pendinginan bahan radioaktif tersebut, sehingga makanan yang terkontaminasi
tidak akan berkurang waktu paruh fisis bahan radioaktifnya dengan adanya perlakuan
tersebut baik didinginkan maupun dipanaskan.

11
Radiasi Dan Ketinggian

Radiasi kosmik merupakan radiasi yang berasal dari angkasa luar, umumnya terdiri atas
partikel proton. Proton merupakan partikel bermuatan, sehingga jumlah proton yang
memasuki atmosfir bumi dipengaruhi oleh medan magnet bumi. Karena itu, dosis radiasi
yang berasal dari radiasi kosmik bergantung pada garis lintang; semakin jauh dari
khatulistiwa, semakin besar dosisnya. Ketika memasuki atmosfir bumi, radiasi kosmik
berinteraksi dengan atom/unsur penyusun atmosfir. Semakin mendekati bumi, jumlah radiasi
kosmik akan semakin berkurang karena diserap oleh bahan penyusun atmosfir, sehingga
dosisnya juga akan semakin berkurang. Pada permukaan bumi, secara rata-rata, dosisnya
sekitar 0,4 mSv (40 mrem) per tahun. Beberapa kota di bumi, misalnya kota Lhasa di
Himalaya, Tibet, berada di lokasi yang cukup tinggi sehingga penduduknya akan mendapat
dosis yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang berada di permukaan bumi.
Secara umum, intensitas radiasi kosmik bertambah dua kali lipat untuk setiap ketinggian 2
km. Selain itu, mereka yang sering bepergian dengan pesawat terbang juga akan mendapat
dosis radiasi yang lebih tinggi. Penerbangan pada ketinggian 13 km, ketinggian yang umum
untuk penerbangan komersial, memberikan tambahan dosis 0,005 mSv (0,5 mrem) per jam
penerbangan untuk setiap penumpang (Batan Site, 2013).

Gambar 5 Pengaruh Ketinggian terhadap dosis radiasi


12
Deteksi Radiasi

Untuk mendeteksi radiasi, dibutuhkan suatu alat yang disebut detektor radiasi. Detektor
radiasi terbagi menjadi tiga jenis yaitu, detektor isian gas, detektor sintilator dan detektor semi
konduktor. Pemilihan detektor untuk suatu pengukuran radiasi berdasarkan tujuan tertentu.
Detektor geiger muller termasuk ke dalam jenis detektor isian gas. Detektor geiger muller
mempunyai tegangan operasi yang rendah. Hal tersebut menjadikan detektor geiger muller
cocok digunakan sebagai survey meter untuk melakukan monitoring lingkungan.

Gambar 6 Skema Pengkukuran Detektor Geiger Muller

Detektor geiger muller terdiri dari sebuah tabung berdinding logam sebagai katode yang di isi
gas dan mempunyai kawat ditengahnya sebagai anode. Ketika radiasi masuk ke dalam tabung,
radiasi tersebut bertabrakan dengan molekul gas di dalam tabung untuk mengionisasi gas.
Pasangan ion-elektron yang dihasilkan dari proses tersebut berakselerasi dalam medan magnet
menuju elektroda (ion menuju katodan dan elektron menuju anoda). Pada pergerakannya
pasangan ion-elektron yang dipercepat kembali menabrak gas yang menghasilkan ionisasi
sekunder. Apabila energi pasangan ion-elektron masih tersisa, mereka akan kembali
menghasilkan ionisasi tersier dan seterusnya. Elektron yang terkumpul pada katoda dialirkan
melewati resistor dalam bentuk pulsa listrik yang akan diubah menjadi cacahan hasil radiasi.
Cacahan tersebut sebanding dengan intensitas radiasi yang datang.

13
GMC-320+ (V5) adalah versi terbaru dari jajaran Geiger Counter yang sangat populer
dari GQ Electronics. Alat ini memiliki semua fitur utama dari pendahulunya: sensitivitas yang
sangat baik terhadap β, γ & X-Ray (beta, gamma & radiasi X-Ray), ukuran kompak,
pembacaan LCD backlit besar, mudah digunakan, baterai isi ulang dan konektivitas PC,
ditambah beberapa fitur baru yang membuatnya lebih fleksibel, seperti konektivitas WIFI.
GMC 320+ biasa digunakan sebagai peralatan monitoring lingkungan.

Gambar 7 GMC-320 Plus

Perlunya database atau peta level radiasi untuk seluruh daerah Indonesia adalah hal
yang penting dan signifikan untuk mengetahui level kesadaran dalam kesehatan lingkungan
dan tubuh khususnya terkait pengaruh radiasi dari bahan radioaktif. Seperti yang
diperlihatkan pada gambar radiasi sehari-hari, bahwa radiasi dalam kehidupan sehari-hari
mempunyai intensitas dan level dosis yang berbeda-beda baik radiasi alam maupun radiasi
buatan manusia. Berdasarkan dari peta sebaran sumber radiasi yang berasal dari daerah bahan
radioaktif, Indonesia mempunyai lokasi-lokasi sumber radioaktif yang cukup tinggi yang
dapat diprediksi sebagai bahan baku untuk bahan bakar PLTN yang nanti bisa digunakan
untuk memproduksi listrik. Seperti tampak pada Gambar 8 sebaran bahan radioaktif di
Indonesia, sebaran sumber bahan radioaktif untuk bahan bakar nuklir tersedia di Indonesia.
Untuk sebaran radiasi alami, belum ada data yang tersedia, sehingga perlu data yang cukup
informatif untuk sebaran level radiasi alam diseluruh Indonesia.

14
Gambar 8 Sebaran Sumber radiasi di Indonesia

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Radiasi merupakan gejala alam yang timbul baik secara alamiah maupun buatan,
jelaskan ?
a. Apa yang dimaksud dengan radiasi ?
b. Sebutkan dan jelaskan jenis radiasi nuklir yang anda ketahui?
c. Bagaimana kita menahan atau memproteksi diri kita dari radiasi nuklir berdasarkan
jenis sumber radiasinya.
d. Apa yang anda ketahui dari pengertian radiasi eksternal dan radiasi internal
2. Mengapa di lingkungan sekitar kita ada radiasi nuklir alam atau lingkungan, a.
Mengapa demikian terjadi sebagai radiasi nuklir alam
b. Sebutkan komponen penyusun radiasi alam di sekitar kita dan persentase kontribusi
masing-masing?
c. Jelaskan menurut anda apa itu bahan radioaktif dan bahan Toxic (beracun)

15
3. Berapa nilai radiasi dalam mSv (mili Sv) apabila diketahui didalam makanan berisi a.
Dalam 2 kg makanan mengandung 1000 bq/kg (bequerel/kg) radioaktif cesium (Cs)
137
b. Dalam 5 kg makanan mengandung 1500 Bq/kg Iodium (I) 131
c. Dalam 1 kg makanan mengandung 650 Bq/kg Cs-137 dan 300 Bq/kg I-131 4.
Apabila radiasi alam sebuah daerah rata-rata adalah 0,15 microSv/jam, berapa a.
Akumulasi radiasi didalam tubuh kalau seseorang terpapar radiasi tersebut selama satu
tahun setengah?

b. Apabila orang tersebut setiap tahun diterapi dengan SCAN abdominal scan x-ray,
berapa tahun yang diperlukan untuk mendapatkan nilai akumulasi radiasi yang
sama dengan tanpa terapi?
c. Apa yang dimaksud dengan waktu paruh fisika dan waktu paruh biologis? 5.
Untuk mengukur dosis radiasi nuklir diperlukan alat ukur yang kita sebut detector a.
Sebut dan jelaskan cara kerja detector radiasi nuklir
b. Sebutkan jenis-jenis detector yang anda ketahui
c. Dalam eksperimen fisika ini, jelaskan detector apa yang digunakan
d. Apa yang diukur oleh detector ini dalam eksfis kali ini.

16
V. METODE PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini, akan didemonstrasikan tiga metode pengambilan data yang
berbeda.

Gambar 9 Skema Pengambilan Data GMC-320+


Pengenalan Pengambilan Data Secara Langsung pada Perangkat
Detektor 1. Tentukan lokasi pengambilan data.
2. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini. 3. Pastikan
GMC-320+ pada keadaan yang baik dan dapat digunakan. 4. Rangkai tripod dan
pastikan tempat detektor pada ketinggian sekitar 1 meter di atas tanah.
5. Letakan GMC-320+ ke tempat detektor pada tripod.
6. Nyalakan timer / stopwatch dan pastikan sudah siap untuk digunakan.
7. Nyalakan GMC-320+ dengan menekan tombol merah pada perangkat.
8. Mulai timer/stopwatch selama 1 menit.
9. Catat nilai hasil cacahan (CPM) dan laju dosis µSv/h yang tertera pada layar GMC
320+ setiap 5 detik.
10. Matikan kembali GMC-320+ dengan menekan tombol merah.

17
Pengenalan Pengambilan Data Menggunakan Komputer dan Perangkat Lunak GMC
Data Viewer
Dengan menggunakan pengaturan tripod dan lokasi yang sama.
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini.
2. Pastikan GMC-320+ pada keadaan yang baik dan dapat digunakan. 3.
Letakan GMC-320+ ke tempat detektor pada tripod.
4. Nyalakan komputer / laptop yang sudah ter-instal perangkat lunak GMC Data
Viewer.
5. Hubungkan komputer / laptop dengan GMC-320+ menggunakan kabel USB.
6. Jalankan perangkat lunak GMC Data Viewer.
7. Nyalakan GMC-320+ dengan menekan tombol merah pada perangkat. 8. Pada
perangkat lunak GMC Data Viewer, pilih menu Setting lalu pilih Auto Detect. 9.
Perangkat lunak akan menghubungkan komputer / laptop dengan GMC-320+. 10.
Apabila gagal, pilih menu Setting lalu pilih Serial Port.
11. Pada tampilan Serial Port Setting, ganti bagian Rate dengan 115200 dan klik
Ok. 12. Perangkat lunak akan kembali menghubungkan komputer / laptop dengan
GMC 320+.
13. Apabila berhasil terhubung, pada tampilan GMC Data Viewer akan muncul
notifikasi GMC-320Re 5.16 connected.
14. Cek list pada bagian Realtime Monitoring hingga muncul notifikasi Heartbeat
started dan Realtime monitoring started.
15. Catat nilai hasil cacahan (CPM) dan laju dosis µSv/h yang tertera pada
tampilan perangkat lunak GMC Data Viewer setiap lima detik selama satu menit.

18
Gambar 10 Setup Alat GMC-320 Plus

Pengenalan Pengambilan Data Secara Online dari gmcmap.com


Dengan menggunakan pengaturan tripod dan lokasi yang sama.
1. Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini.
2. Pastikan GMC-320+ pada keadaan yang baik dan dapat digunakan. 3.
Letakan GMC-320+ ke tempat detektor pada tripod.
4. Nyalakan komputer / laptop.
5. Nyalakan modem wireless yang akan digunakan, pastikan modem terkoneksi ke
internet.
6. Nyalakan GMC-320+ dengan menekan tombol merah pada perangkat. 7. Pada
GMC-320+, tekan tombol merah untuk masuk ke dalam Main Menu. 8. Gerakan
kursor pada Main Menu menggunakan tombol biru untuk gerakan ke bawah dan
tombol merah untuk gerakan ke atas.

9. Untuk memilih menu tekan tombol merah dan untuk kembali ke menu sebelumnya
tekan tombol hitam.
10. Cari pilihan menu WIFI.

19
11. Pada menu WIFI, pilih SSID dan isikan sesuai dengan nama SSID pada modem
wireless setelah selesai tekan tombol merah.
12. Pilih Password dan isikan sesuai dengan password yang ada pada modem wireless
setelah selesai tekan tombol merah.
13. Pilih Website dan isikan dengan www.gmcmap.com setelah selesai tekan tombol
merah.
14. Pilih URL dan isikan dengan log2.asp setelah selesai tekan tombol merah. 15.
Pilih User ID dan isikan dengan 01876 setelah selesai tekan tombol merah. 16.
Pilih Period dan isikan dengan 1 setelah selesai tekan tombol merah. 17. Pilih
Geiger Counter ID dan isikan dengan 18496181343 setelah selesai tekan tombol
merah.
18. Pilih menu WIFI On/Off tunggu hingga konektivitas berhasil. 19. Pada
komputer / laptop buka browser dan ketikan gmcmap.com lalu tekan enter. 20. Pilih
menu Sign In, masukan email dan password yang berasal dari asisten. 21. Pada
tampilan map, klik balon berwarna hijau pilih History Data. 22. Catat nilai hasil
cacahan (CPM) dan laju dosis µSv/h yang tertera pada tampilan web gmcmap.com
setiap lima detik selama satu menit.

Gambar 11 Grid Lokasi Pengambilan Data

20
Monitoring Radiasi Nuklir Lingkungan ITB
1. Tentukan pembagian lokasi pengambilan data. Lokasi pengambilan di dalam kampus
di bagi menjadi 9 grid lokasi.
2. Pengambilan data dimulai pada grid nomor 7 bersama - sama dan setelah itu akan
dibagi menjadi dua kelompok untuk mengambil data di grid 1-2-3-4 dan 5-6-8-9. 3.
Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum kali ini. 4. Pastikan
GMC-320+ pada keadaan yang baik dan dapat digunakan. 5. Setelah selesai, rangkai
tripod dan pastikan tempat detektor pada ketinggian sekitar 1 meter.
6. Letakan GMC-320+ ke tempat detektor pada tripod dan siapkan GPS. 7. Catat nilai
hasil cacahan (CPM) dan laju dosis µSv/h yang tertera pada layar GMC 320+
sebanyak tiga data dengan interval lima detik.
8. Catat koordinat lokasi yang tertera pada GPS.
9. Ulangi langkah 3-8 diatas dengan lokasi yang berbeda (acak) dalam satu grid yang
sama hingga didapatkan 20 data untuk masing-masing grid lokasi.

Pembuatan Peta Kontur Radiasi Nuklir Lingkungan ITB


1. Siapkan File Excel Meliputi Data Koordinat dan Laju Dosis Radiasi. 2.
Buka Aplikasi Surfer 13 dan pada bagian menu pilih Menu Grid lalu Data.

3. Lalu pilih file Excel yang berisi data pada point pertama kemudian klik open. 4.
Setelah jendela grid terbuka akan tersedia pilihan data X, Y dan Z sebagai data Laju
Dosis Radiasi. Pastikan Pemilihan Kolom untuk masing-masing data X, Y, Z dan data
yang lain yang diperlukan sudah benar lalu klik Ok. Untuk memperoleh laporan selama
proses Grid Centang pada Grid Report.
21
5. Setelah proses Grid selesai tempat file hasil grid pada folder yang ditentukan. 6.
Kembali di halaman Surfer 13. Untuk mendapatkan peta kontur, Pilih Map – New –
Lalu New Contour Map.

7. Kemudia pilih file hasil grid yang bertipe Surfer Grid. Kemudian Klik Open. Setelah
itu akan ditampilkan Map Kontur Hasil Grid.

8. Untuk medapatkan Visual yang lebih, Pada bagian Object Manager Klik peta kontur.
Lalu pada bagian Properti Manager terdapat pilihan untuk mengatur peta kontur
yang diinginkan.

22
Tabel 1 Pengambilan Data Laju Dosis Gamma Lingkungan ITB untuk Satu Grid
No Koordinat Waktu CPM Laju Dosis Rata - rata 1 lokasi

Latitude Longitude CPM Laju Dosis

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Rata - rata total satu grid

23
VI. PERTANYAAN DAN ANALISIS
1. Jelaskan mengapa hasil cacahan dari detektor geiger muller tidak konstan (random)!
2. Jelaskan mengapa terdeteksi cacahan pada lokasi yang ditentukan! Jelaskan secara
detail sumber yang memberikan cacahan tersebut!
3. Jelaskan metode yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa detektor yang
dipakai memberikan bacaan yang tepat!
4. Bandingkan hasil cacahan untuk setiap grid lokasi pengukuran! Apa yang dapat
disimpulkan dari hasil tersebut?
5. Bandingkan setiap metode pengambilan data! Metode manakah yang paling efektif
digunakan (gunakan beberapa contoh kasus)?
6. Ambil 1 data grid lokasi, bandingkan hasil cacahan (CPM) dengan laju dosis µSv/h!
Apakah linier? Bila tidak jelaskan alasannya! Tentukan koefisien konversi dari
hasil tersebut!
7. Buatlah peta kontur sesuai dengan langkah-langkah yang telah diberikan, apa yang
bisa disimpulkan dari hasil tersebut?
8. Perhatikan contoh peta kontur laju dosis gamma dibawah ini.

Gambar 12 Contoh Peta Kontur Laju Dosis Gamma (Zulfahmi, 2022)


Apa yang dapat disimpulkan dari peta kontur tersebut? Bandingkan dengan peta
kontur yang telah dibuat sebelumnya!

24
VII. OPEN PROBLEM
1. Mengapa kita perlu mengetahui dan menganalisa lingkungan sekitar kita dari aspek
radiasi nuklir lingkungan?
2. Apa urgensinya kita mengukur dan melakukan analisa waktu dan lokasi untuk
radiasi lingkungan?
3. Apa fungsi pemetaan dan monitoring radiasi lingkungan?
4. Bagaimana proses pengukuran dengan alat portable dan mobile?
5. Perlukah kita memonitor secara realtime dan online radiasi lingkungan dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan instrumentasi?
6. Apakah kepedulian lingkungan dan menjaga lingkungan tetap sehat dan
memonitornyaadalah tegas kita semua? Atau hanya pemangku kebijakan saja?

VIII. REFERENSI
[1] Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant Accident and Radiation Health Effects,
Presentation at International center of Waseda University April 14,2011 URL:
http://www.f.waseda.jp/okay/news_en/news_content/Fukushima_Waseda_1104
20.pdf, diakses 5 mei 2011
[2] Reading of environmental radioactivity level (English version). Ministry of
Education, Culture, Sports, Science and Technology, Japan (MEXT). URL:
http://www.mext.go.jp/english/incident/1303962.htm diakses 4 Mei 2011.
[3] Brenner DJ, Doll R, Goodhead DT, Hall EJ, Land CE, Little JB, et al. Cancer
risks attributable to low doses of ionizing radiation: assessing what we really
know. Proc Natl Acad Sci U S A. 2003; 100(24):13761-6.
[4] The International Nuclear and Radiological Event Scale, User’s Manual 2008
Edition. International Atomic Energy Agency. 2008, URL : http://www
pub.iaea.org/MTCD/publications/PDF/INES-2009_web.pdf, diakses 5 Mei
2011.
[5] INOVASI online Vol.19/XXII/ April 2011
[6] Laporan TEPCO terkait penanganan dan gambaran umum bencana
nuklir : http://www.tepco.co.jp/en/nu/fukushima-np/index-e.html
[7] Guideline Nuclear Safety Comission (NSC) 2011
[8] Dokumen orientasi Nuclear Safety Research Association (NSRA) 2008
25
[9] http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/
2-2.htm (Akses 30 september 2013)
[10] http://www.mext.go.jp/component/english/
icsFiles/afieldfile/2011/08/07/1309514_080 714.pdf (akses 20 September 2011) [11]
Barack, Obama, 2010, Remarks by President Barack Obama, on April 5, 2009. URL:
http://www.whitehouse.gov/the_press_office/Remarks-By-President Barack-Obama-
In- Prague-As-Delivered/ accessed on November 23, 2010. [12] Indarta Kuncoro Aji
and Sidik Permana, Nuclear energy position in industrial and economics global, AIP
Conf. Proc. 1448, 309 (2012); doi: 10.1063/1.4725469 View online:
http://dx.doi.org/10.1063/1.4725469 [13] Peraturan Pemerintah No. 79 tahun 2014
tentang Kebijakan Energi Nasional
[14] Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, RPJM tahap 3 tahun 2015-
2019.
[15] Sidik Permana, Energi Nuklir dan Kebutuhan Energi Masa Depan (Era Renaisans
Energi Nuklir Dunia dan Energi Nuklir Indonesia), Majalah INOVASI
Vol.5/XVII/November 2005
[16] Undang-undang, UU no. 17 tahun 2007
[17] Zaleski, P., 2006. Contribution of Coal and Nuclear to Sustainable Energy
Supply: Perspectives and Problems, “Paper presented at the Russian
Academy of Sciences, Academies of Sciences President’s meeting of G8
countries, Brazil, China, India and South Africa”, Moscow April19-20.
[18] Susetyo, Wisnu. 1988. Spektrometri Gamma. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press.
[19] Cooper, J. K Randle., dan R S Sokhi. 2004. Radioactive Releases in the
Environment: Impact and Assessment. New York. John Willey and Sons [20] Yang,
Xiaoping dkk. 2000. Worldwide Nuclear Explosions. Arlington [21] UNSCEAR. 2000.
Sources and effects of ionizing radiation. New York. UNSCEAR [22] Martin, James E.
2013. Physics for Radiation Protection. Weinheim. Wiley [23] Arya, Atam P. 1996.
Fundamental of Nuclear Physics. Boston. Allyn and Bacon [24] Zulfahmi. 2022.
Analisa dan Pemetaan Laju Dosis Radiasi Alam di Jawa Barat Bagian Tengah dan
Timur serta Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Proyek Akhir Program Magister
Pendidikan Fisika. Institut Teknologi Bandung
26
IX. MATAKULIAH TERKAIT
a. FI-1201 Fisika Dasar II
b. FI-4101 Fisika Inti
c. FI-3151 Dosimetri dan Proteksi
Radiasi d. FI-3141 Aplikasi Nuklir di
Industri e. FI-4141 Instrumentasi Nuklir

27

Anda mungkin juga menyukai