Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTERAKSI RADIASI DENGAN ORGAN TUBUH SERTA


ORGAN REPRODUKSI MANUSIA

DISUSUN OLEH:
NOFITA NENGSIH
1910070140006

PROGRAM STUDI D III RADIOLOGI

FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH PADANG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya dan shalawat beriring salam untuk nabi Muhammad
SAW, sehingga kami dapat menyeselesaikan tugas makalah yaitu interaksi radiasi
dengan organ tubuh serta organ reproduksi manusia

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas dosen pada
masa semester pendek ini. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang interaksi radiasi dengan organ tubuh manusia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Cicilia Artitin, Amd. Rad,S.Si M.
Biomed selaku dosen radiobiologi yang telah memberikan tugas ini sehingga
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

1.1 Latar belakang penulisan makalah..............................................................1


1.2 Rumusan masalah.......................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan makalah..........................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3

2.1 Definisi Radiasi..........................................................................................3

2.2 Pengaruh Radiasi Terhadap Organ Tubuh Manusia...................................4

BAB III PENUTUP..........................................................................................8

3.1 Kesimpulan.................................................................................................8

3.2 Saran...........................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................9

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata “Radiasi” di era globalisasi ini sudah tidak asing terdengar lagi
meskipun radiasi bukanlah sebuah barang yang dapat dilihat dan dirasa. Meskipun
tidak asing lagi di lingkungan masyarakat, namun pengetahuan lebih mendalam
mengenai “Radiasi” sangatlah kurang. Hal ini sangat perlu mendapatkan perhatian
yang khusus, mengingat “ Radiasi” yang bermanfaat dan dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari, ternyata membawa pengaruh yang kurang baik bagi
penggunanya.
Untuk saat ini sangat diperlukan sosialisasi mengenai “Radiasi”, agar
masyarakat mengetahui pengaruh positif dan negative yang ditimbulkan oleh
radiasi bagi masyarakat atau dalam lingkup yang lebih luas adalah pengaruh
radiasi bagi manusia.
Karena pentingnya pengetahuan mengenai “Radiasi” di perguruan tinggi
diadakan sebuah mata kuliah yang membahas mengenai “Radiasi”, mata kuliah
tersebut diantaranya adalah mata kuliah radiobiology, kedokteran nuklir, fisika
radiasi dan sebagainya. Namun sosialisasi “Radiasi” melalui mata kuliah ini,
hanya bias ditujukan kepada para mahasiswa, masyarakat luas tentunya tidak
mendapatkannya.
Oleh sebab itu, selain bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
radiobiology. Saya menyusun makalah ini agar masyaratakat mendapat
pengetahuan lebih mendalam mengenai “Radiasi” dan pengaruhnya bagi manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan makalah yang diajukan
yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang di maksud dengan radiasi ?
2. Bagaimana pengaruh radiasi terhadap organ tubuh serta organ reproduksi
manusia?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan makalah “interaksi radiasi dengan organ tubuh serta organ
reproduksi manusia” ini adalah untuk :

1. Menjelaskan pengertian radiasi,


2. Menjelaskan pengaruh radiasi terhadap organ-organ tubuh manusia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Radiasi
Radiasi merupakan energy yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau
energy yang dipancarkan dalam bentuk gelombang atau dapat dalam bentuk panas
dimana pancaran tersebut berasal dari sumber radiasi. Bentuk dari energy radiasi
seperti panas atau cahaya.
Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan setiap jenis radiasi tersebut
memiliki panjang gelombang masing-masing. Ditinjau dari massanya radiasi
dibagi menjadi :
1. Radiasi Elektromagnetik
Radiasi yang tidak memiliki massa contohnya gelombang radio,
gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak, sinar-X, sinar gamma
dan sinar kosmik.
2. Radiasi Partikel
Radiasi berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta,
alfa dan neutron.

Berdasarkan muatan listriknya, radiasi dibagi menjadi :

1. Radiasi Pengion
Radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul
partikel bermuatan listrik. Radiasi pengion disebut juga radiasi atom
atau radiasi nuklir. ( sinar-X, gamma, sinar kosmik, serta partikel
beta, alfa dan neutron).
2. Radiasi Non Pengion
Radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi (radio, gelombang
mikro, inframerah, cahaya tampak dan ultraviolet).

3
2.2 Pengaruh Radiasi Terhadap Organ Tubuh Manusia

Pada bab ini akan dijelaskan lebih spesifikasi mengenai dampat radiasi terhadap
organ tubuh manusia. Tubuh manusia terdiri dari berbagai macam organ seperti
mata, kulit, tiroid, ginjal, paru-paru dan lainnya.

1. Organ Kulit
Efek deterministic pada kulit tergantung pada besarnya dosis. Pada kulit
saat dosis sekitar 3-8 Gy menyebabkan terjadinya kerontokan rambut (epilasi)
dan pengelupasan kulit (deskuamasi kering) dalam waktu 3-6 minggu setelah
paparan radiasi.
Pada dosis yang lebih tinggi, sekitar 12-20 Gy, akan mengakibatkan
terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan dan bernanah
(blister) serta peradangan akibat infeksi pada lapisan dalam kulit (dermis)
sekitar 4-6 minggu kemudian. Kematian jaringan (nekrosis) timbul dalam
waktu 10 minggu setelah paparan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20 Gy,
sebagai akibat dari kerusakan yang parah pada kulit dan pembuluh darah. Bila
dosis yang diterima mencapai 50 Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang
lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.
Efek stokastik pada kulit adalah kanker kulit. Keadaan ini, berdasarkan
studi epidemiologi, banyak dijumpai pada para penambang uranium yang
menderita kanker kulit di daerah muka akibat papara radiasi dari debu
uranium yang menempel pada muka.
2. Mata
Mata jika terkena paparan radiasi baik akibat dari radiasi local (akut atau
protaksi) maupun paparan radiasi seluruh tubuh. Lensa mata adalah struktur
mata yang paling sensitive terhadap radiasi. Keerusakan pada lensa diawali
dengan terbentuknya titik-titik kekeruhan atau hilangnya sifat transparansi sel
serabut lensa yang mulai dapat dideteksi setelah paparan radiasi sekitar 0,5
Gy. Kerusakan ini bersifat akumulatif dan dapat berkembang sampai terjadi
kebutaan akibat katarak. Tidak seperti efek deterministic pada umumnya,

4
katarak tidak akan terjadi beberapa saat setelah paparan, tetapi setelah masa
laten berkisar dari 6 bulan sampai 35 bulan dengan rerata 3 tahun.
3. Tiroid
Tiroid atau kelenjer gondok berfungsi mengatur proses metabolisme
tubuh melalui hormone tiroksin yang dihasilkannya. Kelenjar ini beresiko
kerusakan baik akibat paparan radiasi eksterna maupun interna. Tiroid tidak
terlalu peka terhadap radiasi. Meskipun demikian bila terjadi inhalasi
radioaktif yodium maka akan segera terakumulasi dalam kelenjar tersebut dan
mengakibatkan kerusakan. Paparan radiasi dapat menyebabkan tiroiditis akut
dan hipotiroidisme. Dosis ambang untuk tiroidiris akut sekitar 200 Gy.
4. Paru
Paru dapat terkena paparan radiasi eksterna dan interna. Efek
deterministic berupa pneumonitis biasanya mulai timbul setelah beberapa
minggu atau bulan. Efek utama adalah pneumonitis interstisial yang dapat di
ikuti dengan terjadinya fibrosis sebagai akibat dari rusaknya sel sistim
vaskularisasi kapiler dan jaringan ikat yang dapat berakhir dengan kematian.
Kerusakan sel yang mengakibatkan terjadinya peradangan akut paru ini
biasanya terjadi pada dosis 5-15 Gy. Perkembangan tingkat kerusakan sangat
bergantung pada volume paru yang terkena radiasi dan laju dosis. Hal ini juga
dapat terjadi setelah inhalasi partikel radioaktif dengan aktivitas tinggi dan
waktu paro pendek. Setelah inhalasi, distribusi dosis dapat terjadi dalam
periode waktu yang lebih singkat atau lebih lama, antara lain bergantung pada
ukuran partikel dan bentuk kimiawinya
Efek stokastik berupa kanker paru. Keadaan ini banyak di jumpai pada
para penambang uranium. Selama melakukan akyivitasnya para pekerja
menginhalasi gas Radon-222 sebagai hasil luruh dari uranium.
5. Organ reproduksi
Efek deterministic pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas
atau kemandulan. Paparan radiasi pada testis akan mengganggu proses
pembentukan sel sperma yang akhirnya akan mempengaruhi jumlah sel
sperma yang akan dihasilkan. Proses pembentukan sel sperma diawali dengan

5
pembelahan sel induk dalam testis. Sel induk akan membelah dan
berdiferensiasi sambil bermigrasi sehingga sel yang terbentuk siap untuk
dikeluarkan. Dengan demikian terdapat sejumlah sel sperma dengan tingkat
kematangan yang berbeda, yang berarti mempunyai tingkat radiosensitivitas
yang berbeda pula. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan dosis ambang sterilitas
sementara karena sudah mengakibatkan terjadinya jumlah sel sperma selama
beberapa minggu. Dosis radiasi sampai 1 Gy menyebabkan kemandulan
selama beberapa bulan dan dosis 1-3 Gy kondisi steril berlangsung selama 1-
2 tahun. Menurut ICRP 60, dosis ambang sterilitas permanen adalah 3,5-6
Gy.
Pengaruh radiasi pada sel telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua
usia semakin sensitive terhadap radiasi. Selain sterilitas, radiasi dapat
menyebabkan monopouse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal system
reproduksi. Dosis terendah yang doketahui dapat menyebabkan sterilitas
sementara adalah 0,65 Gy. Dosis ambang sterilitas menurut ICRP 60 adalah
2,5-6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi pada
dosis yang lebih tinggi yaitu 12-15 Gy, tetapi pada usia 40-an dibutuhkan
dosis 5-7 Gy.
Efek stokastik pada sel germinal lebih dikenal dengan efek pewarisan
yang terjadi karena mutasi pada gen atau kromosom sel pembawa keturunan
(sel sperma dan sel telur). Perubahan kode genetik yang terjadi akibat paparan
radiasi akan di wariskan pada keturunan individu terpanjang. Penelitian pada
heewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek yang terjadi bervariasi dari
ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan antomik yang parah bahkan
kematian premature.
6. System Pembentukan Darah
Sumsum tulang sebagai tempat pembentukan sel darah adalah organ
sassaran paparan radiasi dosis tinggi akan mengakibatkan kematian dalam
waktu beberapa minggu. Han ini disebabkan karena terjadinya penurunan
secara tajam sel induk pada sumsum tulang. Dosis radiasi seluruh tubuh

6
sekitar 0,5 Gy sudah dapat menyebabkan penekanan proses pembentukan sel-
sel darah sehingga jumlah sel darah akan menurun.
Komponen sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah
putih (leukosit) dan sel keeping darah (trombosit). Sel leukosit dapat
dibedakan atas sel limfosit dan netrofil. Radiosensitivitas dari berbagai jenis
sel darah ini bervariasi, sel yang paling sensitif adalah sel limfosit dan sel
yang paling resisten adalah sel eritrosit.
Jumlah sel limfosit menurun dalam waktu beberapa jam pasca paparan
radiasi, sedangkan jumlah granulosit dan trombosit juga menurun tetapi
dalam waktu yang lebih lama, beberapa hari atau minggu. Sementara
penurunan jumlah eritrosit terjadi lebih lambat, beberapa minggu kemudian.
Penurunan jumlah sel limfosit absolut/total dapat digunakan untuk
memperkirakan tingkat keparahan yang mungkin didetita seseorang akibat
paparan radiasi akut. Pada dosis yang lebih tinggi, individu terpapar
umumnya mengalami kematian sebagai akibat dari infeksi karena terjadinya
penurunan jumlah sel leukosit ( limfosit dan granulosit) atau dari pendarahan
yang tidak dapat dihentikan karena menurunnya jumlah trombosit dalam
darah
Efek stokastik pada sumsum tulang adalah leukemia dan kanker sel
darah merah. Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di
hirosima dan Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama
yang terjadi setelah paparan radiasi seluruh tubuh dengan massa laten sekitar
dua tahun dan puncaknya setelah 6-7 tahun.
7. System Pencernaan
Bagian dari system ini yang paling sensitive terhadap radiasi adalah
usus halus. Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala
mual,muntah, diare, gangguan system pencernaan dan penyerapan makanan.
Dosis radiasi yang tinggi dapat mengakibatkan kematian karena dehidrasi
akibat muntah dan diare yangparah. Efek stokastik yang timbul berupa kanker
pada epitel saluran pencernaan.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan makalah “interaksi radiasi dengan organ tubuh
serta organ reproduksi manusia” ini radiasi merupakan energy yang
dipancarkan dalam bentuk partikel atau energy yang dipancarkan dalam bentuk
gelombang atau dapat dalam bentuk panas dimana pancaran tersebut berasal dari
sumber radiasi. Bentuk energy dari radiasi seperti adalah cahaya atau panas.
Radiasi telah menjadi bagian dari lingkungn semenjak terciptanya dunia
ini. Radiasi yang terpancarkan oleh radioisotope akan memberikan dampak pada
sel yaitu efek radiasi langsung (efek yang dirassakan langsung oleh pasien yang
menerima radiasi), efek genetic (efek radiasi yang diterima oleh individu akan
diwariskan kepada keturunanya), efek teragonik ( efek pada embrio contohnya :
kemunduran mental), efek stokastik ( efek yang kebolehjadiannya timbul akibat
fungsi dosis radiasi dan tidak mengenal dosis ambang), dan efek deterministic
(efek yang tingkat keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila
telah melewati dosis ambang).

3.2 Saran

Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa radiasi belum tentu aman, yang
biasa kita lakukan adalah mengambil resiko yang sekecil-kecilnya untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Tidak ada salahnya kita
menggunakan radiasi, jika manfaat yang akan kita dapat jauh lebih besar dari pada
resikonnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/104857179/Makalah-Efek-Radiasi-Terhadap-
Manusia
https://id.scribd.com/doc/313663707/Interaksi-radiasi
https://id.scribd.com/doc/104857179/Makalah-Efek-Radiasi-Terhadap-
Manusia
https://id.scribd.com/document/371907547/967-Efek-Radiasi-Terhadap-
Manusia
https://id.scribd.com/doc/189231175/2007-Efek-Radiasi-Terhadap-
Manusia
https://id.scribd.com/document/359518970/Efek-Radiasi-Terhadap-Sel-
Tubuh

Anda mungkin juga menyukai