Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH K3

RADIASI
Dosen Pengampu : Ir. Nana Dyah Siswati, MKES

KELOMPOK 3
Disusun Oleh :
Safitri Candra Pangestu (18031010010)
Astri Setiani (18031010031)
Nadia Luthfi Pratiwi (18031010052)
Ferinka Desty Rachmadhani (18031010060)
Yusril Wahyu (18031010065)
Azzahra Putri T (18031010066)
Dyah Hesti N I (18031010074)
M. Dzulqarnain Busyra (18031010076)
Sulistiyawati (18031010078)
M. Alief Setyanugraha (18031001097)
Try Ema Noer Aini M (18031010099)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah ini. Makalah ini kami buat satu jilid yang berisi tentang
“Radiasi”.
Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan kami. Atas dukungan yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Ir. Nana Dyah Siswati, MKES selaku dosen pengampuh mata
kuliah K3
2. Pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah
ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 17 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
I.1. Latar Belakang................................................................................................4
I.2. Tujuan.............................................................................................................4
I.3. Manfaat...........................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................5
II.1 Secara Umum..................................................................................................5
II.2 Jenis-Jenis Radiasi..........................................................................................5
II.3 Cara Meminimalisir Paparan Radiasi.............................................................8
II.4 Macam-Macam Sinar Radioaktif ...................................................................8
II.5 Dampak Radiasi pada Manusia.....................................................................11
II.6 Sumber Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari...........................................11
II.7 Manfaat Radiasi............................................................................................13
II.8 Peralatan Proteksi Radiasi.............................................................................14
II.9 Prinsip Keselamatan Radiasi.........................................................................16
II.10 Manajemen Keselamatan Radiasi.................................................................17
II.11 Dosis Maximum Radiasi...............................................................................18
BAB III KESIMPULAN dan SARAN.....................................................................20
III.1 Kesimpulan...................................................................................................20
III.2 Saran.............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Proteksi radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan teknik kesehatan lingkungan yaitu tentang proteksi yangperlu diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orang terhadap kemungkinan diperolehnya
akibat negatif dari radiasi pengion, sementara kegiatan yang diperlukan dalam
pemakaian sumber radiasi pengion masihtetap dapat dilaksanakan.
Sebagian besar orang mengetahui bahwa radiasi nuklir atau radiasipegion
sangat berbahaya, karena bisa mengakibatkan berbagai macammasalah kesehatan
bahkan bisa mempengaruhi genetik seseorang yangkemudian diturunkan. Disadari
atau tidak, kita semua pernah berdekatandengan radiasi pengion. Radiasi pengion
ini biasanya didapati di rumah sakitatau di bandara. Untuk menghindari atau
meminimalisasi efek negatif dari radiasipengion yang dapat membahayakan diri
kita, maka pada materi ini akan dibahas mengenai proteksi radiasi.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari proteksi radiasi.
2. Untuk mengetahui falsafah proteksi radiasi.
3. Untuk mengetahui asas-asas proteksi radiasi.

I.3 Manfaat
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu proteksi radiasi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara memptoteksi diri dari paparan
radiasi
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui asas proteksi radiasi

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Secara Umum


Radiasi adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik /cahaya (foton) dari
sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan
kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan
(microwave oven), komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak
mempunyai massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan
juga termasuk radiasi tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang
microwave, radar dan handphone.
Radiasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana energy dilepaskan oleh
atom-atom. Radiasi ini biasanya diklasifikasikan menjadi dua kelompok yakni
Radiasi korpuskuler (corpuscular radiation), adalah suatu pancaran atau aliran dari
atom-atom dan atau partikel-partikel sub-atom, yang mempunyai kemampuan
untuk memindahkan energy geraknya atau energy kinetiknya (kinetic energy)
kebahan-bahan yang mereka tumbuk / bentuk. Radiasi Elektromagnetis adalah
suatu pancaran gelombang (gangguan medan elektris dan magnetis) yang bisa
menyebabkan perubahan struktur dalam atom dari bahan-bahan yang dilaluinya
(medium).
II.2 Jenis – Jenis Radiasi
Apabila ditinjau dari muatan listriknya radiasi dapat dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Radiasi Ionisasi
Radiasi pengion ialah radiasi yang apabila menumbuk atau
menabrak sesuatu akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut
ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi, Ion ini kemudian akan
menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.
Radiasi pengion dapat dibagi menjadi dua bagian menurut jenisnya :

5
a. Radiasi Eksternal
Adalah sumber radiasi yang terletak diluar tubuh pasien
atau pasien mendapat pajanan radiasi dari luar tubuhnya yang dapat
mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) ataupun mengenai
sebagian tubuh saja (penyinaran parsial). Radiasi eksterna ada yang
dimanfaatkan untuk keperluan diagnosa biasanya digunakan
sumber radiasi sinar-X yang dibangkitkan pada tegangan 40 kV-
150 kV, sedangkan untuk keperluan terapi selain digunakan sinar
gamma dari radioisotope Cobalt dan Cessium.
b. Radiasi Internal
Adalah sumber radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh
pasien. Sumber radiasi yang diperlukan adalah radioisotope non
toksik yang mempunyai waktu paruh pendek dan aktivitas rendah,
misalnya Tc 99 atau I-131. Radiasi interna kebanyakan untuk
keperluan diagnosa.
2. Radiasi Non Ionisasi
Radiasi non-ionisasi, sebaliknya, mengacu pada jenis radiasi yang
tidak membawa energy yang cukup per foton untuk mengionisasi atom
atau molekul. Ini terutama mengacu pada bentuk energi yang lebih rendah
dari radiasi elektromagnetik (yaitu, gelombang radio, gelombangmikro,
radiasi terahertz, cahaya inframerah, dan cahaya yang tampak).
Adapun bebrapa contoh dari radiasi non ionisasi adalah sebagai berikut :
a. Radiasi Neutron
Radiasi Neutron adalah jenis radiasi non-ion yang terdiri
dari neutron bebas. Neutron ini bisa mengeluarkan selama baik
spontan atau induksi fisi nuklir, proses fusi nuklir, atau dari reaksi
nuklir lainnya. Ia tidak mengionisasi atom dengan cara yang sama
bahwa partikel bermuatan seperti proton dan electron tidak
(menarik elektron), karena neutron tidak memiliki muatan. Namun,
neutron mudah bereaksi dengan inti atom dari berbagai elemen,
membuat isotop yang tidak stabil dan karena itu mendorong radio

6
aktivitas dalam materi yang sebelumnya non-radioaktif. Proses ini
dikenal sebagai aktivasi neutron.
b. Radiasi Elektromagnetik
Radiasi elektromagnetik mengambil bentuk gelombang
yang menyebar dalam udara kosong atau dalam materi. Radiasi
EM memiliki komponen medan listrik dan magnetik yang
berosilasi pada fase saling tegak lurus dan ke arah propagasi
energi. Radiasi elektromagnetik diklasifikasikan ke dalam jenis
menurut frekuensi gelombang, jenis ini termasuk (dalam rangka
peningkatan frekuensi), gelombang radio,gelombang mikro, radiasi
terahertz, radiasi inframerah, cahaya yang terlihat, radiasi
ultraviolet,sinar-X dan sinar gamma. Dari jumlah
tersebut,gelombang radio memiliki panjang gelombang terpanjang
dan sinar gamma memiliki gelombang terpendek.
c. Cahaya
Cahaya adalah radiasi elektromagnetik dari Panjang
gelombang yang terlihat oleh mata manusia (sekitar 400-700 nm),
atau sampai 380-750 nm. Lebih luas lagi, fisikawan menganggap
cahaya sebagai radiasi elektromagnetik dari semua Panjang
gelombang, baik yang terlihat maupun tidak.
d. Radiasi Termal
Radiasi termal adalah proses dimana permukaan benda
memancarkan energy panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. radiasi infra merah dari radiator rumah tangga
biasa atau pemanas listrik adalah contoh radiasi termal, seperti
panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar
bercahaya. (Setiawan, 2020 ).

7
II.3 Cara Meminimalisir Paparan Radiasi
a) Jaga Jarak dari sumber radiasi
Semakin Anda dekat dengan sumber radiasi, maka paparan radiasi
yang dapat Anda terima semakin besar. Sebaliknya, jika jarak Anda
semakin jauh dari sumber radiasi, maka radiasi yang Anda terima jauh
lebih sedikit.
b) Mengurangi durasi terhadap paparan radiasi
Semakin lama saat terpapar radiasi, memungkinkan tubuh Anda
menyerap radiasi yang lebih banyak. Sehingga, waktu Anda terpapar
radiasi harus dibatasi seminimal mungkin.
c) Mengurangi kesempatan ion radiasi untuk bergabung ke dalam tubuh
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi kalium iodida
(KI) segera setelah terpapar radiasi. Kalium iodida ini dapat membantu
melindungi tiroid dari radiasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mengonsumsi kalium iodida (KI) segera setelah terpapar radiasi. Kalium
iodida ini dapat membantu melindungi tiroid dari radiasi. Sehingga,
konsumsi  kalium iodida dapat membantu melawan dampak radioaktif
iodium. Kalium iodida mungkin efektif dalam membantu mengurangi
paparan radiasi dengan cara mengurangi akumulasi dan simpanan racun
radioaktif dalam tiroid. Konsumsi kalium iodida juga dapat mengurangi
risiko berkembangnya kanker tiroid.
d) Menggunakan Pelindung
Pelindung ini menggunakan bahan penyerap untuk menutupi
reaktor atau sumber radiasi lainnya, sehingga pancaran radiasi ke
lingkungan dapat berkurang. Pelindung biologis ini bervariasi
efektivitasnya, tergantung dari materi yang digunakan untuk
menghamburkan dan menyerap radiasi.
(Veratamala,2020)
II.4 Macam-macam Sinar Radioaktif
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan.
Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang

8
mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi
nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun,inti yang
tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan
kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat
dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa. Pada tahun 1895, W.C. Rontgen
menemukan bahwa tabung sinar katode mengahasilkan suatu radiasi
berdaya tembus tinggi yang dapat menghitamkan film potret, walupun film
tersebut terbungkus kertas hitam. Karena belum mengenal hakekatnya,
sinar ini dinamai sinar X. Ternyata sinar X adalah suatu radiasi
elektromagnetik yang timbul karena benturan berkecepatan tinggi (yaitu
sinar katode dengan suatu materi (anode). Sekarang sinar X disebut juga
sinar rontgen dan digunakan untuk rongent yaitu untuk mengetahui
keadaan organ tubuh bagian dalam.
Penemuan sinar X membuat Henry Becguerel tertarik untuk
meneliti zat yang bersifat fluorensensi, yaitu zat yang dapat bercahaya
setelah terlebih dahulu mendapat radiasi (disinari), Becquerel menduga
bahwa sinar yang dipancarkan oleh zat seperti itu seperti sinar X. Secara
kebetulan, Becquerel meneliti batuan uranium. Ternyata dugaan itu benar
bahwa sinar yang dipancarkan uranium dapat menghitamkan film potret
yang masih terbungkus kertas hitam. Akan tetapi, Becqueret menemukan
bahwa batuan uranium memancarkan sinar berdaya tembus tinggi dengan
sendirinya tanpa harus disinari terlebih dahulu. Penemuan ini terjadi pada
awal bulan Maret 1986. Gejala semacam itu, yaitu pemancaran radiasi
secara spontan, disebut keradioaktifan, dan zat yang bersifat radioaktif
disebut zat radioaktif..(Anonim,2017)
Zat radioaktif yang pertama ditemukan adalah uranium. Pada tahun
1898, Marie Curie bersama-sama dengan suaminya Pierre Curie
menemukan dua unsur lain dari batuan uranium yang jauh lebih aktif dari
uranium. Kedua unsur itu mereka namakan masing-masing polonium
(berdasarkan nama Polonia, negara asal dari Marie Curie), dan radium
(berasal dari kata Latin radiare yang berarti bersinar). Ternyata, banyak

9
unsur yang secara alami bersifat radioaktif. Semua isotop yang bernomor
atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau
kurang mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium.
Isotop yang bersifat radioaktif disebut isotop radioaktif atau radioi isotop,
sedangkan isotop yang tidak radiaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini,
radioisotop dapat juga dibuat dari isotop stabil. Jadi disamping radioisotop
alami juga ada radioisotop buatan.
Pada tahun 1903, Ernest Rutherford mengemukakan bahwa radiasi
yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan atas dua jenis
berdasarkan muatannya. Radiasi yang berrnuatan positif dinamai sinar
alfa, dan yang bermuatan negatif diberi nama sinar beta. Selanjutnya Paul
U.Viillard menemukan jenis sinar yang ketiga yang tidak bermuatan dan
diberi nama sinar gamma.
a. Sinar alfa ( α )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif.
Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan
bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh
zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar
1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus
sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar radioaktif. Diudara
hanya dapat menembus beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit.
Sinar alfa dapat dihentikan oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera
kehilangan energinya ketika bertabrakan dengan molekul media yang
dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan media yang dilaluinya mengalami
ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap 2 elektron dan berubah
menjadi atom helium.
b. Sinar beta (β)
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Partikel beta yang
bemuatan-l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat kecil, partikel beta
dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi 0 -1e. Energi

10
sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar dari sinar
alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik dapat
menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus
kulit.
c. Sinar gamma ( γ )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi,
tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan
notasi 0 0y. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta,
gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan
sinar Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik.
Radioaktivitas merupakan Salah satu gejala yang sangat penting dari inti
atom. Meskipun nuklida-nuklida diikat oleh gaya inti yang cukup kuat,
banyak nuklida yang tidak mantap secara spontan meluruh menjadi
nuklida lain melalui pemancaran partikel alpha, beta dan gamma. Energi
gamma lebih besar dibandingkan dengan energi beta dan alfa. Sedangkan
radiasi yang energinya terkecil adalah partikel alfha.
(Setiawan, 2007)
II.5 Dampak Radiasi Pada Manusia
Paparan radiasi pada tubuh manusia dapat mengionisasi molekul
atau sel dan efek pada tubuh manusia akibat terpapar radiasi bergantung
pada dosis radiasi yang diterima. Menurut Badan peneliti radiasi PBB
(UNSCEAR), rata-rata dosis efektif radiasi per tahun yang diterima
manusia dari alam adalah 2,4 mSv, terdiri dari radiasi kosmik (0,4 mSv),
gamma (0,5 mSv), radon (1,2 mSv) dan radiasi internal (0,3 mSv). Pada
paparan akut dengan dosis tinggi, efek radiasi dapat menyebabkan
kematian sel, gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian,
hal ini disebut dengan efek deterministik. Radiasi juga menyebabkan
terbentuknya sel baru yang tidak normal dan berpotensi kanker pada
individu yang terpapar atau penyakit yang diturunkan pada keturunan, hal
ini disebut dengan efek stokastik. Badan energi nuklir dunia (IAEA)
menggolongkan radiasi sebagai zat karsinogenik, artinya radiasi pada

11
dosis serendah berapa pun yang diterima manusia akan menyebabkan efek
terhadap sel dan jaringan yang berpotensi kanker. Target organ paparan
gas radon adalah sel epitel paru, sehingga dampak kesehatan akibat
paparan gas radon adalah kanker paru. Namun tubuh manusia memiliki
kemampuan mentoleransi paparan radiasi dan radioaktivitas yang ada di
alam. (Anonim,2017)
II.6 Sumber Radiasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari
a) Rokok
Tanpa ada radiasi sekalipun, rokok sudah memiliki segalanya
untuk menyebabkan kanker. Berbagai senyawa yang terkandung dalam
rokok merupakan karsinogen atau pemicu kanker misalnya arsen, benzen,
dan hidrogen sianida. Risiko kanker makin meningkat karena rokok juga
merupakan sumber radiasi karena mengandung molekul polonium dan
timbal radioaktif. Molekul-molekul tersebut memancarkan radiasi hingga
1.300 milirem pertahun pada perokok yang rutin mengonsumsi 1,5
bungkus dalam sehari.
b) Penyinaran Medis
Intensitas radiasi pada penyinaran medis bervariasi tergantung
jenisnya. Sinar-X untuk memeriksa persendian misalnya, hanya
menghasilkan radiasi yang sangat kecil yakni sekitar 10 milirem. Namun
penyinaran organ dalam seperti pada kolonografi mampu menghasilkan
radiasi hingga 10.000 milirem, cukup untuk menaikkan risiko kanker
hingga 1 persen. Risiko ini tentunya harus diambil jika ada kemungkinan
menderita kanker usus dan ada anjuran dari dokter untuk melakukan
prosedur tersebut.
c) Perjalanan Udara
Perjalanan jauh dengan menempuh jalur udara akan memberikan
paparan radiasi meski dalam intensitas kecil. Tiap menempuh jarak 4.890
mil atau sekitar 7.870 km, radiasi yang dihasilkan hanya sekitar 6 milirem.
Namun itu belum termasuk radiasi yang diperoleh di pos pemeriksaan
keamanan bandar udara yang intensitasnya berkisar antara 10 milirem.

12
Jika dalam sekali penerbangan harus menjalani 2 kali pemeriksaan, maka
total radiasi yang didapatkan adalah 26 milirem.

d) Menonton Televisi
Di atas usia 2 tahun, rata-rata orang menghabiskan waktu 4,5 jam
di depan televisi. Kebiasaan ini juga memberikan paparan radiasi meski
sangat kecil, yakni sekitar 1 milirem yang dihasilkan dari penghantaran
arus listrik.
e) Telepon Genggam
Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh telepon genggam jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan mesin sinar-X misalnya. Namun ini
tidak mengurangi bahayanya, mengingat perangkat ini sangat sering
digunakan.
Terlebih karena digunakan di sekitar kepala, para ahli mengkhawatirkan
radiasi tersebut akan terakumulasi dan menyebabkan kanker otak. Risiko
pada otak bayi dan anak-anak lebih tinggi, karena sel-sel otak sedang
berada dalam masa pertumbuhan.
(Anonim,2010)
II.7 Manfaat Radiasi
a. Manfaat Radiasi Dalam Bidang Radioterapi
Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan
(radiodiagnosis) dan pengobatan (radioterapi) pertama kali ditemukan oleh
Prof. WC. Roentgen pada bulan Nopember 1895. Radiasi ini berasal dari
sinar X, yang karena sifat-sifatnya mampu menembus jaringan tubuh
manusia untuk mendeteksi kelainan dan menimbulkan efek biologi
menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikan sel. Oleh karena itu
dapat dimanfaatkan untuk mematikan sel-sel kanker, dan sudah barang
tentu dalam dosis yang sesuai dengan keperluan.
Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat
diagnosis dan alat terapi berbagai macam penyakit.

13
1. Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses
diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra
(imaging devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis yang
terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis,
suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang
larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian
aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar 2
dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop
yang sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat digunakan
untuk mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal,
sirkulasi darah dan struktur tulang.
2. Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak
adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif
terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa sumber
eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber internal,
yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti Iodine-131
yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar tiroid.
3. Sterilisasi Peralatan Kedokteran
Banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi
gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih
efektif dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses
yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan
untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat
salep, dan larutan kimia.
b. Manfaat Radiasi Dalam Bidang Komunikasi
Semua sistem komunikasi modern menggunakan bentuk radiasi
elektromagnetik, variasi intensitas radiasi berupa perubahan suara, gambar
atau informasi lain yang sedang dikirim. Misalnya suara manusia dapat

14
dikirim sebagai gelombang radio atau gelombang mikro dengan membuat
gelombang bervariasi sesuai variasi suara.
c. Manfaat Radiasi Dalam Bidang Iptek
Para peneliti menggunakan atom radioaktif untuk menentukan
umur bahan yang dulu bagian dari organisme hidup. Usia bahan tersebut
dapat diperkirakan dengan mengukur jumlah karbon radioaktif
mengandung dalam proses yang disebut penanggalan radiokarbon.
Kalangan ilmuwan menggunakan atom radioaktif sebagai atom pelacak
untuk mengidentifikasi jalur yang dilalui oleh polutan di lingkungan.
II.8 Peralatan Proteksi Radiasi
Peralatan proteksi radiasi terdiri dari 8 macam peralatan, yaitu ;
a. Apron atau celemek : setara dengan 0,2 mm (nol koma dua
milimeter) Pb, atau 0,25 mm Pb untuk Penggunaan pesawat sinar-X
Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb, atau 0,5 mm Pb untuk
pesawat sinar-X Radiologi Intervensional. Dengan menggunakannya
maka sebagian besar dari tubuh dapat terlindungi dari bahaya radiasi.
b. Tabir radiasi atau shielding portable : Tabir yang harus dilapisi
dengan bahan yang setara dengan 1 mm Pb. Ukuran tabir adalah
sebagai berikut : tinggi 2 m, dan lebar 1 m, yang dilengkapi dengan
kaca intip Pb yang setara dengan 1 mm Pb, digunakan pada saaat
pekerja melakukan mobile X-ray diruangan intensive care.
c. Kacamata Pb ini terbuat dari timbal dengan daya serat setara dengan
1 mm Pb, yang digunakan untuk melindungi lensa mata.
d. Sarung tangan Pb yang digunakan untuk fluoroskopi harus
memberikan kesetaraan atenuasi paling kurang 0,25 mm Pb pada
150 kVp (seratus lima puluh kilovoltage peak). Proteksi ini harus
dapat melindungi secara keseluruhan, mencakup jari dan
pergelangan tangan.
e. Pelindung tiroid : yang terbuat dari karet timbal, terbuat dari bahan
yang setara dengan 1mm Pb, digunakan untuk melindungi daerah
tyroid yang tidak tertutup body apron/celemek. Dan menurut

15
penelitian memperlihatkan bahwa bila pekerja melakukan
fluoroskopi maka daerah tyroid merupakan daerah kedua tertinggi
setelah gonad yang sensitif menerima dosis radiasi.
f. Gonad apron : setara dengan 0,2 mm Pb atau 0,25 mm Pb untuk
penggunaan pesawat sinar-X Radiologi Diagnostik, dan 0,35 mm Pb,
atau 0,5 mm Pb untuk pesawat sinar-X Radiologi Intervensional.
Proteksi ini harus dengan ukuran dan bentuk yang sesuai untuk
mencegah gonad secara keseluruhan dari paparan berkas utama.
Menurut penelitian daerah ini merupakan daerah yang paling sensitif
terkena paparan radiasi.
g. Pemantulan, dosis radiasi yang selanjutnya disebut dosis adalah
jumlah radiasi yang terdapat dalam medan radiasi atau jumlah energi
radiasi yang diserap atau diterima oleh materi yang dilaluinya. Untuk
pekerja radiasi adalah dosis efektif sebesar 20 mSv/th rata-rata
selama 5 tahun atau dosis efektif sebesar 50 mSv/th dalam satu tahun
tertentu. pemantauan dosis radiasi bagi pekerja dapat menggunakan
TLD (Termo Luminescence Dosimeter) atau yang lebih sering
digunakan yaitu film badge. Pemantulan dosis radiasi dilakukan
setiap bulan sekali dengan mengirim ke Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan, hasil laporan dari dosis tersebut nantinya jadi bahan
evaluasi dan didokumentasikan kurang lebih 30 tahun lamanya
terhitung sejak pekerja telah memutuskan hubungan kerja. Untuk
pemantulan dosis paparan radiasi menggunakan survey meter, alat
ini dalam penggunaan pesawat sinar-X radiologi diagnostik tidak
dipersyaratkan.
h. Rekaman/Dokumentasi, merupakan dokumen yang menyatakan hasil
yang dicapai atau memberi bukti pelaksanaan kegiatan dalam
pemanfaatan tenaga nuklir. Penyimpanan dokumen dilakukan dalam
jangka waktu minimal tiga puluh tahun, terhitung sejak tanggal
pemberhentian pekerja yang bersangkutan.
(Anonim,2014)

16
II.9 Prinsip Keselamatan Radiasi
Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan pekerja, masyarakat,
dan lingkungan, pengusaha instalasi yang melaksanakan setiap kegiatan
pemanfaatan tenaga nuklir yang dapat mengakibatkan penerimaan dosis
radiasi harus memenuhi prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan sebagai
berikut :

1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber radiasi lainnya
harus didasarkan pada azas manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup
paparan atau potensi paparan radiasi hanya disetujui jika kegiatan itu
akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi individu atau
masyarakat dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul
terhadap kesehatan.
2. Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima oleh pekerja radiasi atau
masyarakat tidak boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang
ditetapkan pemerintah (Bapeten). Batas dosis yang ditetapkan bagi
pekerja dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek non stokastik
(deterministik) dan mengurangi peluang terjadinya efek stokastik. Nilai
Batas Dosis bagi anggota masyarakat, ditentukan hampir sama dengan
dosis radiasi dari sumber radiasi alam atau biasa dikenal dengan radiasi
latar belakang.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya ( As
Low As Reasonably Achieveable ) dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus
direncanakan dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan
untuk menjamin agar paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan
serendah-rendahnya.
II.10 Manajemen Keselamatan Radiasi

17
Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 Tahun 2000 setiap instalasi
yang menggunakan radiasi pengion wajib menerapkan Manajemen
Keselamatan Radiasi, yang meliputi :
1. Organisasi Proteksi Radiasi
Pengusaha atau instalasi yang menggunakan sumber radiasi
pengion wajib membentuk organisasi proteksi radiasi agar dalam
pemanfaatan tenaga nuklir semua persyaratan keselamatan dan
kesehatan kerja dapat dilaksanakan sesuai ketentuan.
2. Pemantauan Dosis Radiasi dan Radioaktivitas
Untuk mengetahui besar dosis yang diterima oleh pekerja
radiasi maka dilakukan pemantauan dosis. Setiap pekerja radiasi
wajib menggunakan dosimeter perorangan baik yang dapat diaca
langsung maupun yang tidak dapat dibaca langsung sesuai dengan
jenis sumber radiasi yang digunakan.
3. Peralatan Proteksi Radiasi
Pengusaha / Instalasi yang menggunakan sumber radiasi
pengion harus menyediakan dan mengusahakan peralatan proteksi
radiasi, pemantauan dosis perorangan, pemantauan daerah kerja dan
pemantauan lingkungan yang dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan jenis sumber radiasi yang digunakan.
4. Pemeriksaan Kesehatan
Setiap orang yang akan bekerja sebagai pekerja radiasi harus
sehat dan minimal berusia 18 tahun. Pengusaha instalasi harus
menyelenggarakan pemeriksaan yang meliputi; pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan berkala selama masa kerja,
dan pemeriksaan kesehatan pada waktupemutusan hubungan kerja.
Apabila dipandang perlu dapat dilakukan pemeriksaan khusus.
5. Penyimpanan Dokumentasi
Dokumentasi yang memuat catatan dosis, hasil pemantauan
daerah kerja, hasil pemantauan lingkungan, dan kartu kesehatan

18
pekerjaharus disimpan paling tidak selama tiga puluh tahun terhitung
sejak pekerja radiasi bekerja.
6. Jaminan Kualitas
Program jaminan kualitas harus dilakukan sejak dari
perencanaan, pembangunan, pengoperasian, dan perawatan.

7. Pendidikan dan Pelatihan


Setiap pekerja radiasi harus memperoleh pendidikan dan
pelatihan tentang keselamatan dan kesehatan kerja terhadap radiasi.
(Sukmawan, 2008)
II.11 Dosis Maximum Radiasi
United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah
satu sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara
untuk penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC telah
menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05
Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan
dengan batas pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang
juga merekomendasikan hal serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah
National Council on Radiation Protection (NCRP), yang merupakan
kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk
membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai
keamanan radiasi.
Menurut NCRP, tujuan dari proteksi radiasi adalah :
a. Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti
batas dosis minimum.
b. Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada
masyarakat.
Dosis maksimum yang diijinkan adalah jumlah maksimum
penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh individu, atau
sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih

19
dipertimbangkan aman. Aman dalam hal ini berarti tidak adanya
bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal yang telah
ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat
membahayakan tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu.
Rekomendasi untuk batas atas paparan telah dibentuk pula oleh
NCRP sebagai panduan didalam pekerjaan yang berkaitan dengan
radiasi. Rekomendasi NRCP meliputi:
1. Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi
sebelum umur 18 tahun.
2. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak
melebihi 50 mSv (5 rem).
3. Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari
penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1 mSv ( 0,1 rem)
per tahun.
4. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio
mestinya tidak melebihi 0,5 mSv (0,05 rem). Dengan
demikian untuk pekerja wanita yang sedang hamil tidak lagi
direkomendasikan bekerja sampai kehamilannya selesai.
(Batan,2008)

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan
1. Radiasi adalah pancaran energy melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik /cahaya (foton)
dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita kenal,
contohnya adalah televisi, lampu penerangan, komputer, dan lain-lain.
2. Adapun cara meminimalisir radiasi yaitu dengan menjaga jarak dari
sumber radiasi, mengurangi durasi terhadap paparan radiasi, mengurangi
kesempatan ion radiasi untuk bergabung ke dalam tubuh, serta
menggunakan pelindung dengan menggunakan bahan penyerap untuk
menutupi reaktor atau sumber radiasi lainnya, sehingga pancaran radiasi ke
lingkungan dapat berkurang.
3. Pada paparan akut dengan dosis tinggi, efek radiasi dapat menyebabkan
kematian sel, gangguan fungsi jaringan dan organ tubuh, bahkan kematian,
dan juga menyebabkan terbentuknya sel baru yang tidak normal dan
berpotensi kanker pada individu yang terpapar atau penyakit yang
diturunkan pada keturunan
III.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
makalah yang kami susun akan diperbaiki lagi dimasa akan datang

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010, “Sumber Radiasi di Sekitar Kita”, (https://health.detik.com/hidup-


sehat-detikhealth/d-1444141/sumber-radiasi-di-sekitar-kita), diakses pada
tanggal 15 November 2020 pukul 14.00 WIB.
Anonim 2014, “Pengertian Radiasi, Bahaya, Jenis, Dampak, Dan Manfaat”,
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-radiasi/), diakses pada tang
gal 16 November 2020 pukul 20.11 WIB.

Anonim 2017, “Radiasi dan Kesehatan”, (https://kesmas.kemkes.go.id/portal/kont


en/~rilis-berita/031717-radiasi-dan-kesehatan#:~:text=Sumber%20radiasi%
20di%20lingkungan%20secara,kosmik%20yang%20diterima%20oleh
%20manusia), diakses tanggal 16 November 2020 pukul 19.00 WIB.
PPIN Batan 2008, “Radiasi”, (http://www.batan.go.id/FAQ/faq_radiasi.php),
diakses tanggal 16 November 2020 pukul 23.54 WIB.
Setiawan, Agus, 2007, “Fisika Inti dan Radioaktivitas”, Fisika FMIPA UPI,
Bandung
Setiawan, S. 2020, “Pengertian Radiasi, Bahaya, Jenis, Dampak dan Manfaat”,
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-radiasi/#ftoc-heading-4), di
akses pada tanggal 16 November 2020 pukul 20.20 WIB.
Sukmawan, A Y 2008, “Ketentuan Keselamatan Kerja Dengan Radiasi”
(http://k3-infokes.blogspot.com/2008/04/ketentuan-keselamatan-kerja-deng
an.html), diakses pada tanggal 16 November 2020 pukul 20.56 WIB.
Veratamala, Arinda 2020, “Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Terpapar Radiasi”,
(https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/apa-itu-bahaya-radiasi-dan-
bagaimana-cara-mengatasinya/#gref), diakses pada tanggal 15 November
2020 pukul 13.00 WIB.

22

Anda mungkin juga menyukai