Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH BAHAN KONSTRUKSI PABRIK KIMIA

“ Baja Stainless”

DISUSUN OLEH

PARAREL : A
KELOMPOK : 3

1. MOCH. YOS SETIAJIE


18031010003
2. MOCH. ALFIAN UBAIDI 18031010005
3. MARIA VINDRI VINCENSIA SARU 18031010008
4. EVI LUTFIAH 18031010025
5. SITI WIDAYANA 18031010028

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkat-Nya sehingga makalah alat industri kimia dapat selesai. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.

1
Makalah yang kami buat ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Surabaya, 14 November 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN

2
I.1 Latar Belakang 1

I.2 Rumusan Masalah 1

I.3 Tujuan 1

I.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Scrubber 3

II.2 Keuntungan Scrubber 3

II.3 Kerugiaan Scrubber 3

II.4 Jenis-Jenis Scrubber 4

BAB II KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan 12

III.2 Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

3
Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh
dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri.
Ditemukan pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu
untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian berkembang menjadi
bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini. Untuk menjadikan
baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan.
Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan
minimal 12% kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan
pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom
yang terjadi secara spontan. Kategori Stainless Steel tidak halnya seperti baja
lain yang didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur
metalurginya. Lima golongan utama Stainless Steel adalah Austenitic,
Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless
Steel.Makalah ini dibuat sebagai bahan pengetahuan tentang stainless steel.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu stainless steel?


2. Apa saja jenis dari stainless steel?
3. Bagaimana proses pembuatan stainless steel?
4. Apa saja aplikasi stainless steel di umum dan industri?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi dari stainless steel


2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari stainless steel
3. Untuk mengetahui proses pembuatan stainless steel
4. Untuk mengetahui aplikasi stainless stell di umum dan industri

I.4 Manfaat

4
Agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan aplikasi dari stainless steel
dalam kehidupan terutama dalam bidang industri

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Umum

5
Baja stainless ( stainless steel ) merupakan baja paduan yang mengandung
minimal 10,5% Cr. Daya tahan stainless steel terhadap oksidasi yang tinggi di
udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal
13% (dari berat) krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif Kromium(III)
Oksida (Cr2O3) ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat,
sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara,
melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut
Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada alumunium dan
titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, krom
merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi
yang lebih baik lagi, dintaranya dilakukan penambahan beberapa zat-zat berikut,
Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi
pitting dan korosi celah Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil
karbida (titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada
material yang mengalami proses sensitasi.Penambahan kromium (Cr) bertujuan
meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan
ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi. Penambahan nikel (Ni) bertujuan
untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah.
Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan nikel
meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Penambahan unsur molybdenum (Mo)
untuk meningkatkan ketahanan korosi pitting di lingkungan klorida. Unsur
aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperature
tinggi.

2.2 Sejarah Stainless Steel

Awalnya, beberapa besi tahan karat pertama berasal dari beberapa artefak
yang dapat bertahan dari zaman purbakala. Pada artefak ini tidak ditemukan danya
kandungan krom, namun diketahui, bahwa yang membuat artefak logam ini tahan

6
karat adalah banyaknya zat fosfor yang dikandungnya yang mana bersama dengan
kondisi cuaca lokal membentuk sebuah lapisan basi oksida dan fosfat. Sedangkan,
paduan besi dan krom sebagai bahan tahan karat pertama kali ditemukan oleh
ahlimetal asal Prancis, Pierre Berthier pada tahun 1821, yang kemudian
diaplikasikan untuk alat-alat pemotong, seperti pisau. Kemudian pada akhir 1890-
an, Hans Goldschmidt dari Jerman, mengembangkan proses aluminothermic
untuk menghasilkan kromium bebas karbon. Pada tahun 1904-1911, Leon Guillet
berhasil melakukan paduan dalam beberapa penelitiannya yang kini dikenal
sebagai Stainless Steel namun masih terdapat beberapa kelemahan. Pada tahun
1912, Harry Brearley melakukan riset terhadap korosi laras senapan.
Masalahnya adalah baja pada laras senapan tersebut tidak tahan panas. Brearley
mulai menguji penambahan sejumlah kromium ke baja dan dari hasil eksperimen
tersebut didapat penambahan kromium sebanyak 12-14% agar baja bisa tahan
karat. Brearley melihat adanya kemungkinan material ini dapat dikomersilkan
sebagai peralatan-peralatan dapur dan akhirnya dia menamai penemuannya
dengan stainless steel. Pada 13 Agustus 1913, stainless steel pertama diproduksi
di laboratorium Brown-Firth dan pada tahun 1916 Brearley mendapatkan paten
atas penemuannya ini di Amerika dan beberapa negara di Eropa.

2.3 Klasifikasi dan Spesifikasi Stainless Steel

Meskipun seluruh kategori Stainless Steel didasarkan pada kandungan


krom (Cr), namun unsur paduan lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-
sifat Stainless Steel sesuai aplikasi-nya. Kategori Stainless Steel tidak halnya
seperti baja lain yang didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada
struktur metalurginya. Lima golongan utama Stainless Steel adalah Austenitic,
Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless Steel.

1. Austenitic Stainless Steel

Austenitic Stainless Steel mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6%


Nikel (grade standar untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic Stainless

7
Steel seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nikel lebih tinggi serta unsur
tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper
(Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta
korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan
unsur Nickel membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur
rendah.
Bersifat non magnetic, pada kondisi annealed, tidak dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas, dapat di hot-work dan dicold-work, memiliki shock
resistant yang tinggi, sulit dimachining kecuali dengan penambahan S atau Se,
sifat tahan korosinya paling baik diantara jenis lainnya, kekuatan pada
temperature tinggi dan ketahanan scaling sangat baik.

2. Ferritic Stainless Steel

Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 – 18 % seperti grade 430 dan


409. Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di
fabrikasi / machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada grade
434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.
Bersifat magnetic, tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas
tapi dapat dikeraskan dengan cold work, dapat dicold work maupun dihot
work, pada kondisi annealed keuletan dan ketahanan korosi tertinggi,
kekuatan mencapai 50% lebih tinggi dari pada baja plain carbon,
ketahanan korosi dan machinability lebih baik dari pada stainless steel
Martensitic.

3. Martensitic Stainless Steel

Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih
sedikit jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif
tinggi misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16%
tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki

8
Nickel 2%.Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki
tensile strength tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari
grade ini, jika dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di
hardening.
Bersifat magnetic, dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, dapat
di cold work maupun di hotd work, machinabilitynya bagus, ketangguhan
baik, ketahanan korosinya cukup bagus terhadap cuaca tetapi tidak sebaik
stainless steel ferritic maupun austenitic.

4. Duplex Stainless Steel

Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama
menyatakan persentase Chrom dan dua angka terakhir menyatakan
persentase Nickel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan
Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi
dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress
Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-
nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya jauh lebih
baik (superior) dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk dibanding
Austenitic Stainless Steel. Sementara kekuatannya lebih baik dibanding
Austenitic Stainless Steel (yang di annealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai
tambahan, Duplex Stainless Steel ketahanan korosinya sedikit lebih baik
dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting coorrosion jauh
lebih baik (superior) dubanding 316. Ketangguhannya Duplex Stainless
Steel akan menurun pada temperatur dibawah – 50 oC dan diatas 300 oC.

5. Precipitation Hardening Steel

Precipitation hardening Stainless Steel adalah Stainless Steel yang


keras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam
struktur mikro logam. Sehingga gerakan deformasi menjadi terhambat dan

9
memperkuat material Stainless Steel. Pembentukan ini disebabkan oleh
penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan
alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan
pengerjaan dingin (cold work).
Baja tahan karat yang mengalami pengerasan presipitasi, mudah
dipabrikasi, kekuatan tinggi, ketahanan korosinya baik.

2.4. Proses Pembuatan Stainless Steel

Pada dasarnya stainless steel merupakan salah satu jenis dari baja
paduan, sehingga pembuatan stainless steel tidak jauh berbeda dengan proses
pembuatan baja paduan, yang membedakan adalah penambahan unsur-unsur
paduan, antara lain Kromium, Nikel, Mangan, dan Aluminium.

1. Proses Konvertor
Dimana proses konverter adalah salah satu proses dari dapur baja
yang menggunakan batu bata tahan api yang bersifat asam dan juga batu
bata yang bersifat basa. Fungsi dari pada batu bata tahan api tersebut
adalah menahan panas dan mampu sampai lebih dari 1000 derajat Celcius.
Biasa digunakan pada incinerator, cerobong, kiln, dryer, rotary, dll. Batu
bata tahan api seniri diperlukan oleh setiap industri yang dalam
pengolahan produksinya mengunakan Tungku Pembakaran (Furnace),
Ketel Uap (boiler), dan Tungku Peleburan.
Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat
lonjong dengan menghadap ke samping.

Sistem kerja :

1. Dipanaskan dengan kokas sampai + 1500°C)


2. Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (+ 1/8 dari
volume konveror)
3. Kembali ditegakkan

10
4. Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk
mengeluarkan isinya.

Proses konvertor :

a. Proses Bessemer (Asam) untuk besi kasar dengan kadar fosfor


yang rendah
Lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang
mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang
diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab
dapat bereaksi dengan SiO2,
SiO2 + CaO  CaSiO3
Proses Bessemer adalah proses untuk produksi massa baja
dari cair pig iron. Proses ini dinamai sesuai dengan nama
penemunya, Henry Bessemer, yang mengeluarkan paten pada
tahun 1855. Proses ini juga telah digunakan di luar Eropa
selama ratusan tahun, tetapi tidak pada skala industri. Prinsip
utama adalah menghilangkan kotoran dari besi dengan oksidasi
dengan udara yang ditiup melalui besi cair. Oksidasi juga
meningkatkan suhu massa besi dan menyimpannya cair.

Proses ini dilakukan dalam kontainer baja bulat telur besar


yang disebut Converter Bessemer.Konvertor dibuat dari plat
baja dengan sambungan las atau paku keling. Bagian dalamnya
dibuat dari batu tahan api. Batu tahan api yang digunakan
untuk lapisan bagian dalam Konvertor dapat bersifat asam.
Konvertor disangga dengan alat penyangga yang dilengkapi
dengan trunnion untuk mengatur posisi horizontal atau vertikal
Konvertor. Kapasitas sebuah konverter 8-30 ton besi cair
dengan muatan yang biasa berada di sekitar 15 ton. Dibagian
atas konverter merupakan pembukaan, biasanya miring ke sisi
relatif terhadap tubuh kapal, dimana besi diperkenalkan dan

11
produk jadi dihapus. Bagian bawah ini berlubang dengan
sejumlah saluran yang disebut tuyères melalui udara dipaksa
menjadi konverter. Konverter ini diputar pada trunnions
sehingga dapat diputar untuk menerima tuduhan, berbalik
tegak selama konversi dan kemudian diputar lagi untuk
menuangkan baja cair di akhir.

Konvertor Bessemer dilapisi dengan batu tahan api yang


bersifat asam. Dibagian atasnya terbuka sedangkan pada
bagian bawahnya terdapat sejumlah lubang-lubang untuk
saluran udara. Bejana ini dapat diguling-gulingkan.

Korvertor Bessemer diisi dengan besi kasar kelabu yang


banyak mengandung silisium. Silisium dan mangan terbakar
pertama kali, setelah itu baru zat arang yang terbakar. Pada
saat udara mengalir melalui besi kasar udara membakar zat
arang dan campuran tambahan sehingga isi dapur masih tetap
dalam keadaan encer.

Setelah lebih kurang 20 menit, semua zat arang telah


terbakar dan terak yang terjadi dikeluarkan. Mengingat baja
membutuhkan karbon sebesar 0,0 sampai 1,7 %, maka pada
waktu proses terlalu banyak yang hilang terbakar, kekurangan
itu harus ditambah dalam bentuk besi yang banyak
mengandung karbon. Dengan jalan ini kadar karbon
ditingkatkan lagi. dari oksidasi besi yang terbentuk dan
mengandung zat asam dapat dikurangi dengan besi yang
mengandung mangan. Udara masih dihembuskan ke dalam
bejana tadi dengan maksud untuk mendapatkan campuran yang
baik. Kemudian terak dibuang lagi dan selanjutnya muatan
dituangkan ke dalam panci penuang.

12
Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan
kandungan fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan
fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam
prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali. Hasil
dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga
disebut proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu
tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan
yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi
penggaraman

b. Proses Thomas ( basa ) untuk besi kasar dengan kadar fosfor


yang tinggi.
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api
bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO 3 +
MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P
antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur
Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk
mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak cair)

Konvertor Thomas juga disebut konvertor basa dan


prosesnya adalah proses basa, sebab batu tahan apinya bersifat
basa serta digunakan untuk mengolah besi kasar yang bersifat
basa. Muatan konvertor Thomas adalah besi kasar putih yang
banyak mengandung fosfor.

Proses pembakaran sama dengan proses pada konvertor


Bessemer, hanya saja pada proses Thomas fosfor terbakar
setelah zat arangnya terbakar. Pengaliran udara tidak terus-
menerus dilakukan karena besinya sendiri akan terbakar.

13
Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap
selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap
tinggi. Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini
maka diberi bahan tambahan batu kapur agar menjadi terak.
Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses
yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang
biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.

Proses Thomas disebut juga “Basic Bessemer Process”


yaitu proses Bessemer dalam keadaan basa. Proses ini memakai
Converter yang di bagian dalamnya dilapisi bahan tahan api
(refractory) bersifat basa seperti dolomite (Mg CO3 CaCO3).

Pertama-tama converter diisi dengan batu kapur, kemudian


besi mentah (pig iron) cair yang mengandung unsur phosfor
(P) : 1,6 - 2% ; dan sedikit Si dan S (0,6% Si, 0,07 % S).

Pada periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu


pada saat penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan
terbentuklah terak basa (basic slag). Dengan adanya batu kapur,
akan terjadi kenaikan temperatur, tetapi unsur phosfor (P) yang
terkandung dalam besi mentah belum dapat dipisahkan dari Fe.

Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon


blow) yang ditandai dengan adanya penurunan temperatur,
dimana Carbon (C) akan terbakar, berarti kadar C menurun. Jika
kadar C tinggal 0,1 - 0,2%, maka temperatur akan turun menjadi
1400 - 1420oC.

Setelah temperatur turun menjadi 1400oC, mulailah periode


ke III (Reddish Smoke Periode) yaitu terjadinya oksidasi dari Fe
secara intensif dan terbentuklah terak dengan  reaksi :

14
Peristiwa ini berlangsung + 3 - 5 menit, dan selanjutnya
terbentuklah terak Phospor [CaO)4.P2O5] yang diikuti kenaikan
temperatur yang mendadak menjadi 1600oC. Setelah periode ke
III ini berakhir, hembusan udara panas dihentikan dan converter
dimiringkan untuk mengeluarkan terak yang mengapung di atas
besi cair.

Kemudian diberi doxiders/deoxidising agents misalnya


Ferro Monggan, Ferro Silicon atau Aluminium untuk
menghilangkan Oksigen (O2) serta memberikan kadar Mn dan
Si supaya diperoleh sifat-sifat tertentu dari baja yang dihasilkan.
Terak yang dihasilkan mengandung + 22 % P2O5 merupakan
hasil ikatan yang diperoleh dan dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman. Baja yang dihasilkan digunakan sebagai bahan dalam
proses pengecoran seperti pembuatan baja tuang atau baja profil
(steel section) seperti baja siku, baja profil I, C.

2. Proses Siemens Martin

Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah
menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin.
Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya
menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses
ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar
sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.

Gas yang akan dibakar dengan udara untuk pembakaran dialirkan ke


dalam ruangan-ruangan melalui batu tahan api yang sudah dipanaskan
dengan temperatur 600 sampai 900 derajat celcius. dengan demikian nyala
apinya mempunyai suhu yang tinggi, kira-kira 1800 derajat celcius. gas
pembakaran yang bergerak ke luar masih memberikan panas kedalam
ruang yang kedua, dengan menggunakan keran pengatur maka gas panas

15
dan udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian
dipanaskan dan didinginkan. Bahan bakar yang digunakan adalah gas
dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie) dan juga gas generator.

Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas
dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi
hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke
dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam
membentuk terak yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi
cairan itu dari oksida lebih lanjut. Setelah proses berjalan selama 6 jam,
terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja
cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja
ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan
teliti pada proses yang berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses
Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi kasarnya
mengandung fosfor sedikit atau banyak.

Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat
asam atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses
Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang
tinggi. Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan
Thomas adalah sebagai berikut :

a. Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang


lebih baik dengan jalan percobaan-percobaan.

b. Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat


dihindarkan atau dibersihkan.

c. Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir


proses menyebabkan susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.
Selain keuntungan di atas dan karena udara pembakaran
mengalir di atas cairan maka hasil akhir akan sedikit
mengandung zat asam dan zat lemas.

16
Proses Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran
seperti zat asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses
Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.

Proses ini menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari


regenerator adalah :

a. memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur


b. sebagai Fundamen/ landasan dapur
c. menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
· Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),

· besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO 3 + 60 %


CaCO3)

3. Proses Basic Oxygen Furnace

· logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)


· Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang _elat dengan
kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan
1400 kN/m2.
· ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.

Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat.


Merupakan modifikasi dari proses Bessemer. Proses BOF memakai oksigen
murni sebagai ganti uap air. Bejana BOF biasanya berdiameter dalam 5m
mampu memproses 35 – 200 ton dalam satu pemanasan. Peleburan Baja
Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri
pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian luarnya
dibuat dari pelat baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata
tahan api (firebrick).

17
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan
besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan
dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 – 35%),
batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan oleh
reaksi dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun
1800.
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang
dilapisi
batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana
tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan air
dimasukkan  kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan logam cair.
Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar berangsur – angsur
turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi
berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan
temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi
berlangsung ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut
kemudian mencair dan bercampur dengan bahan – bahan impuritas
(termasuk bahan – bahan yang  teroksidasi) membentuk terak yang
terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi selesai maka aliran oksigen
dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari tungku.
Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil
untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah
tercapai maka dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut
dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 1650 C. Penuangan
dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan sehingga cairan baja akan
tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan
skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses
perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri
dari proses pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen
pemadu atau lainnya dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair

18
sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses
ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :
 Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya
berkisar sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan.
 Tidak  perlu  tuyer dibagian bawah.
 Phosphor  dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
   Biaya operasi murah.

4. Proses Dapur Listrik


Dapur listrik digunakan untuk pembuatan baja yang tahan terhadap
suhu tinggi. Dapur ini mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai
berikut,

a.       Jumlah panas yang diperlukan dapat dapat diatur sebaik-


baiknya.

b.      Pengaruh zat asam praktis tidak ada.

c.       Susunan besi tidak dipengaruhi oleh aliran listrik.

Sedangkan kekurangannya adalah harga listrik yang mahal. Dapur


listrik dibagi menjadi dua kelompok yaitu dapur listrik busur cahaya dan
dapur listrik induksi.

a. Dapur Busur Cahaya


Dapur ini berdasarkan prinsip panas yang memancar dari busur
api, dapur ini juga dikenal dengan sebutan dapur busur nyala api.
Dapur ini merupakan suatu tungku yang bagian atasnya
digantungkan dua batang arang sebagai elektroda pada arus
bolak-balik atau dengan tiga buah elektroda arang yang dialirkan
arus putar. Misalnya pada dapur Stassano busur api terjadi antara
tiga ujung elektroda arang yang berada di atas baja yang dilebur
melalui ujung elektroda itu dengan arus putar. Pada dapur Girod,

19
arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda yang
membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya
dikeluarkan melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan
dengan air ke dasar tungku. Pada dapur Heroult menggunakan
dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan dapat juga
menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik
membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan
kembali dari cairan ke elektroda lainnya.

b. Dapur Induksi

Dapur induksi dapat dibedakan atas dapur induksi frekuensi


rendah dan dapur induksi frekuensi tinggi. Pada dapur induksi
dibangkitkan suatu arus induksi dalam cairan baja sehingga
menimbulkan panas dalam cairan baja itu sendiri sedangkan
dinding dapurnya hanya menerima pengaruh listrik yang kecil
saja.

 Dapur induksi frekuensi rendah, bekerja menurut


prinsip transformator. Dapur ini berupa saluran
keliling teras dari baja yang beserta isinya dipandang
sebagai gulungan sekunder transformator yang
dihubungkan singkat, akibat hubungan singkat
tersebut di dalam dapur mengalir suatu aliran listrik
yang besar dan membangkitkan panas yang tinggi.
Akibatnya isi dapur mencair dan campuran-
campuran tambahan dioksidasikan.
 Dapur induksi frekuensi tinggi, dapur ini terdiri atas
suatu kuali yang diberi kumparan besar di
sekelilingnya. Apabila dalam kumparan dialirkan
arus bolak-balik maka terjadilah arus putar didalam
isi dapur. Arus ini merupakan aliran listrik hubungan
singkat dan panas yang dibangkitkan sangat tinggi

20
sehingga mencairkan isi dapur dan campuran
tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.
Hasil akhir dari dapur listrik disebut baja elektro
yang bermutu sangat baik untuk digunakan sebagai
alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-
lainnya.

5. Proses Dapur Kopel

Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang. Prosesnya adalah sebagai berikut :
· pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
· Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
· kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga
kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
· besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
· 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan
batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:

CaCO3  CaO CO2

CO2 akan bereaksi dengan karbon:

CO2 + C  2CO

Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat


dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.

6. Proses Dapur Cawan

21
· Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas
dan besi kasar dalam cawan,
· kemudian dapur ditutup rapat.
· Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling
cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
· Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur paduan yaitu: Kromium, Nikel, Mangan,
dan Aluminium

2.5 Penggunaan/Aplikasi
Stainless steel merupakan material primer yang digunakan dalam
industri dan konstruksi. Bentuk dari produk stainless steel ada berbagai
macam, antara lain cold rolled sheet, hot rolled plate, tabung, batang,
kabel, dan lain-lain.

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Cold Rolled Sheet Hot Rolled Plate Batangan dan Kawat Tabung Lain-lain

Tabel 1.1 Bentuk Produk Stainless Steel dalam Dunia Industri (Leffler Bela)

Penggunaan dari stainless steel di dominasi sektor industri utama,


seperti produk-produk konsumen, peralatan untuk industri minyak dan gas,
industri proses kimia, dan industri makanan. Beberapa aplikasi dari
stainless steel dapat dilihat pada tabel berikut :

22
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
ci si i l i ur s s
Cu ta ks dl an rg iga rta
in
r r u u, an n e ap e -la
i n
sp
o
ns
t
isa ak E D i M K ia n
es uk n str n L
M r an Ko ci, P tr i M
o d lata
d u da
T n n s r a l p
at da Pa u P
Pe
r In u
Al an Ind n til, P
un gd
a ks
a ng in i Te
B r tr
Pi us
uci d
In
kC
Ba

Gambar 1.2 Aplikasi Stainless Steel dalam Dunia Industri (Leffler Bella)

Contoh lain aplikasi dari stainless steel dalam bidang industri antara lain :

1. Industri Susu

Di industri susu, penggunaan komponen yang terbuat dari baja tahan


karat sangat dominan di segala proses produksi. Setelah susu dikirim dari
peternakan, alat pengiriman susu seperti jalur pipa digunakan untuk
menyalurkan susu ke tangki penyimpan dingin, umumnya menggunakan
tipe 304. Di dalam tangki penyimpanan selalu menggunakan tipe 304, tapi
dinding luar (proses cladding) menggunakan tipe 430 ferritic grades.
Untuk proses pengumpulan susu dari peternakan, tangki baja tahan karat
digunakan. Semua komponen tersebut juga termasuk jalur pipa, sistem
pendingin, pompa, peralatan pembersih, dan lain-lain.Pada plant proses
produksi susu, semua komponen terbuat dari baja tahan karat seperti
Tangki-tangki penyimpanan, pasteurizing plate heat exchanger, perpipaan,
pompa, sistem pembersih, dan lain-lain. Tipe 304 umumnya digunakan
dalam komponen-komponen tersebut, namun kadang-kadang tipe 316
digunakan untuk heat exchanger plate untuk mencegah resiko terhadap

23
korosi retak tegang saat komponen dibersihkan dengan larutan
disinfektan.Komponen untuk pembuatan margarine juga dibuat dari tipe
304, namun tipe 316 juga dipilih untuk komponen dalam proses
penggaraman keju karena cukup tahan terhadap korosi terhadap
lingkungan kloride (garam)

2. Industri air mineral, minuman berkarbonasi (Soda) dan jus buah

Baja tahan karat merupakan pilihan pertama dan utama dari


komponen di industri-industri ini. Peralatan yang umumnya digunakan
yaitu proses `collection dan treatment` air mineral dan juga minuman
bersoda. Berdasarkan tipe air dan suhu di industri minuman bersoda, tipe
304 dan tipe 316 digunakan.

Pada industri minuman jus buah, digunakan tipe 316 (rekomendasi


penulis) untuk mencegah kontaminasi besi (Fe) dan tembaga (Cu) yang
akan mengubah rasa dan menurunkan nilai vitamin.

3. Industri pengolahan buah dan sayuran

Umumnya secara umum, menggunakan komponen dari tipe 304


dari semua proses produksi. Kecuali pada proses yang membutuhkan
panas yang cukup tinggi, tipe 316 pilihannya sebagai contoh pada
produksi olahan tomat, evaporators dibuat dari material tipe 316.

Kategori stainless steel saat ini yang paling banyak digunakan


dalam industri adalah stainless steel tipe Cr-Ni 18-8, EN 1.4301/1.4307,
yang memproduksi sekitar 50% dari total produksi stainless steel global.
Kategori selanjutnya yang banyak digunakan adalah Fe-Cr 1.4512 dan
1.4016, diikuti oleh stainless steel kategori campuran antara Molybdenum

24
dengan Cr-Ni-Mo 1.4401/1.4404. Ketiga jenis ini menghasilkan stainless
steel sebesar 80% dari produksi total sedangkan 20% sisanya adalah
stainless steel dengan kategori duplex dan martensitic.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stainless Steel sebagai salah satu baja paduan yang memiliki sifat tahan
karat yang tinggi, juga merupakan baja paduan dengan kadar karbon yang rendah.
Dibagi dalam 5 klasifikasi yaitu, Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan
Precipitation Hardening Stainless Steel. Dengan tingkat kekerasan yang juga
tinggi Stainless Steel biasa dijadikan sebagai bahan dasar utama perabotan rumah
tangga dan peralatan serta perkakas, alat – alat pemotong dan bagian mesin.

3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun.Diharapkan untuk para pembaca
makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang
didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih
memper -dalam materi stainless steel .

26
DAFTAR PUSTAKA

Seitovirta, Mika. 2013. Handbook of Stainless Steel. Finland : Outokumpu


Indra, Febriana, dkk. 2008. Stainless Steel. Institut Pertanian Bogor : Fakultas
Teknologi Pertanian
Affandi, Abdul. 2015. Makalah Baja I. (https://www.academia.edu/5741925/
Makalah-baja-1.html) diakses pada Minggu 14 November 2019 pukul
19.00 WIB

27

Anda mungkin juga menyukai