“ Baja Stainless”
DISUSUN OLEH
PARAREL : A
KELOMPOK : 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkat-Nya sehingga makalah alat industri kimia dapat selesai. Kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
penyusunan makalah ini.
1
Makalah yang kami buat ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
2
I.1 Latar Belakang 1
I.3 Tujuan 1
I.4 Manfaat 2
BAB II PEMBAHASAN
III.1 Kesimpulan 12
III.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB I
PENDAHULUAN
3
Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh
dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri.
Ditemukan pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu
untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian berkembang menjadi
bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini. Untuk menjadikan
baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu
pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan.
Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan
minimal 12% kromium. Komposisi ini membentuk protective layer (lapisan
pelindung anti korosi) yang merupakan hasil oksidasi oksigen terhadap krom
yang terjadi secara spontan. Kategori Stainless Steel tidak halnya seperti baja
lain yang didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada struktur
metalurginya. Lima golongan utama Stainless Steel adalah Austenitic,
Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless
Steel.Makalah ini dibuat sebagai bahan pengetahuan tentang stainless steel.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
I.3 Tujuan
I.4 Manfaat
4
Agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan aplikasi dari stainless steel
dalam kehidupan terutama dalam bidang industri
BAB II
PEMBAHASAN
5
Baja stainless ( stainless steel ) merupakan baja paduan yang mengandung
minimal 10,5% Cr. Daya tahan stainless steel terhadap oksidasi yang tinggi di
udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan minimal
13% (dari berat) krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif Kromium(III)
Oksida (Cr2O3) ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk dilihat,
sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara,
melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut
Passivation dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada alumunium dan
titanium. Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, krom
merupakan salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi
yang lebih baik lagi, dintaranya dilakukan penambahan beberapa zat-zat berikut,
Penambahan Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi
pitting dan korosi celah Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil
karbida (titanium atau niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada
material yang mengalami proses sensitasi.Penambahan kromium (Cr) bertujuan
meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan
ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi. Penambahan nikel (Ni) bertujuan
untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral atau lemah.
Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk logam. Penambahan nikel
meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Penambahan unsur molybdenum (Mo)
untuk meningkatkan ketahanan korosi pitting di lingkungan klorida. Unsur
aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperature
tinggi.
Awalnya, beberapa besi tahan karat pertama berasal dari beberapa artefak
yang dapat bertahan dari zaman purbakala. Pada artefak ini tidak ditemukan danya
kandungan krom, namun diketahui, bahwa yang membuat artefak logam ini tahan
6
karat adalah banyaknya zat fosfor yang dikandungnya yang mana bersama dengan
kondisi cuaca lokal membentuk sebuah lapisan basi oksida dan fosfat. Sedangkan,
paduan besi dan krom sebagai bahan tahan karat pertama kali ditemukan oleh
ahlimetal asal Prancis, Pierre Berthier pada tahun 1821, yang kemudian
diaplikasikan untuk alat-alat pemotong, seperti pisau. Kemudian pada akhir 1890-
an, Hans Goldschmidt dari Jerman, mengembangkan proses aluminothermic
untuk menghasilkan kromium bebas karbon. Pada tahun 1904-1911, Leon Guillet
berhasil melakukan paduan dalam beberapa penelitiannya yang kini dikenal
sebagai Stainless Steel namun masih terdapat beberapa kelemahan. Pada tahun
1912, Harry Brearley melakukan riset terhadap korosi laras senapan.
Masalahnya adalah baja pada laras senapan tersebut tidak tahan panas. Brearley
mulai menguji penambahan sejumlah kromium ke baja dan dari hasil eksperimen
tersebut didapat penambahan kromium sebanyak 12-14% agar baja bisa tahan
karat. Brearley melihat adanya kemungkinan material ini dapat dikomersilkan
sebagai peralatan-peralatan dapur dan akhirnya dia menamai penemuannya
dengan stainless steel. Pada 13 Agustus 1913, stainless steel pertama diproduksi
di laboratorium Brown-Firth dan pada tahun 1916 Brearley mendapatkan paten
atas penemuannya ini di Amerika dan beberapa negara di Eropa.
7
Steel seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nikel lebih tinggi serta unsur
tambahan Mo sampai 6%). Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper
(Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap temperatur serta
korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperature rendah disebabkan
unsur Nickel membuat Stainless Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur
rendah.
Bersifat non magnetic, pada kondisi annealed, tidak dapat dikeraskan
dengan perlakuan panas, dapat di hot-work dan dicold-work, memiliki shock
resistant yang tinggi, sulit dimachining kecuali dengan penambahan S atau Se,
sifat tahan korosinya paling baik diantara jenis lainnya, kekuatan pada
temperature tinggi dan ketahanan scaling sangat baik.
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih
sedikit jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif
tinggi misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16%
tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki
8
Nickel 2%.Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki
tensile strength tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan dari
grade ini, jika dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di
hardening.
Bersifat magnetic, dapat dikeraskan dengan perlakuan panas, dapat
di cold work maupun di hotd work, machinabilitynya bagus, ketangguhan
baik, ketahanan korosinya cukup bagus terhadap cuaca tetapi tidak sebaik
stainless steel ferritic maupun austenitic.
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama
menyatakan persentase Chrom dan dua angka terakhir menyatakan
persentase Nickel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic dan
Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan korosi
dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap Stress
Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion Cracking-
nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya jauh lebih
baik (superior) dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih buruk dibanding
Austenitic Stainless Steel. Sementara kekuatannya lebih baik dibanding
Austenitic Stainless Steel (yang di annealing) kira-kira 2 kali lipat. Sebagai
tambahan, Duplex Stainless Steel ketahanan korosinya sedikit lebih baik
dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan terhadap pitting coorrosion jauh
lebih baik (superior) dubanding 316. Ketangguhannya Duplex Stainless
Steel akan menurun pada temperatur dibawah – 50 oC dan diatas 300 oC.
9
memperkuat material Stainless Steel. Pembentukan ini disebabkan oleh
penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb) dan
alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan
pengerjaan dingin (cold work).
Baja tahan karat yang mengalami pengerasan presipitasi, mudah
dipabrikasi, kekuatan tinggi, ketahanan korosinya baik.
Pada dasarnya stainless steel merupakan salah satu jenis dari baja
paduan, sehingga pembuatan stainless steel tidak jauh berbeda dengan proses
pembuatan baja paduan, yang membedakan adalah penambahan unsur-unsur
paduan, antara lain Kromium, Nikel, Mangan, dan Aluminium.
1. Proses Konvertor
Dimana proses konverter adalah salah satu proses dari dapur baja
yang menggunakan batu bata tahan api yang bersifat asam dan juga batu
bata yang bersifat basa. Fungsi dari pada batu bata tahan api tersebut
adalah menahan panas dan mampu sampai lebih dari 1000 derajat Celcius.
Biasa digunakan pada incinerator, cerobong, kiln, dryer, rotary, dll. Batu
bata tahan api seniri diperlukan oleh setiap industri yang dalam
pengolahan produksinya mengunakan Tungku Pembakaran (Furnace),
Ketel Uap (boiler), dan Tungku Peleburan.
Proses konverter terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat
lonjong dengan menghadap ke samping.
Sistem kerja :
10
4. Udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor.
5. Setelah 20 – 25 menit konvertor dijungkirkan untuk
mengeluarkan isinya.
Proses konvertor :
11
produk jadi dihapus. Bagian bawah ini berlubang dengan
sejumlah saluran yang disebut tuyères melalui udara dipaksa
menjadi konverter. Konverter ini diputar pada trunnions
sehingga dapat diputar untuk menerima tuduhan, berbalik
tegak selama konversi dan kemudian diputar lagi untuk
menuangkan baja cair di akhir.
12
Pada proses Bessemer menggunakan besi kasar dengan
kandungan fosfor dan belerang yang rendah tetapi kandungan
fosfor dan belerang masih tetap agak tinggi karena dalam
prosesnya kedua unsur tersebut tidak terbakar sama sekali. Hasil
dari konvertor Bessemer disebut baja Bessemer yang banyak
digunakan untuk bahan konstruksi. Proses Bessemer juga
disebut proses asam karena muatannya bersifat asam dan batu
tahan apinya juga bersifat asam. Apabila digunakan muatan
yang bersifat basa lapisan batu itu akan rusak akibat reaksi
penggaraman
13
Pencegahan pembakaran itu dilakukan dengan menganggap
selesai prosesnya walaupun kandungan fosfor masih tetap
tinggi. Guna mengikat fosfor yang terbentuk pada proses ini
maka diberi bahan tambahan batu kapur agar menjadi terak.
Terak yang bersifat basa ini dapat dimanfaatkan menjadi pupuk
buatan yang dikenal dengan nama pupuk fosfat. Hasil proses
yang keluar dari konvertor Thomas disebut baja Thomas yang
biasa digunakan sebagai bahan konstruksi dan pelat ketel.
14
Peristiwa ini berlangsung + 3 - 5 menit, dan selanjutnya
terbentuklah terak Phospor [CaO)4.P2O5] yang diikuti kenaikan
temperatur yang mendadak menjadi 1600oC. Setelah periode ke
III ini berakhir, hembusan udara panas dihentikan dan converter
dimiringkan untuk mengeluarkan terak yang mengapung di atas
besi cair.
Proses lain untuk membuat baja dari bahan besi kasar adalah
menggunakan dapur Siemens Martin yang sering disebut proses Martin.
Dapur ini terdiri atas satu tungku untuk bahan yang dicairkan dan biasanya
menggunakan empat ruangan sebagai pemanas gas dan udara. Pada proses
ini digunakan muatan besi bekas yang dicampur dengan besi kasar
sehingga dapat menghasilkan baja dengan kualitas yang lebih baik jika
dibandingkan dengan baja Bessemer maupun Thomas.
15
dan udara pembakaran masuk ke dalam ruangan tersebut secara bergantian
dipanaskan dan didinginkan. Bahan bakar yang digunakan adalah gas
dapur tinggi, minyak yang digaskan (stookolie) dan juga gas generator.
Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas
dan mengakibatkan cairannya bergolak, dengan demikian akan terjadi
hubungann yang erat antara api dengan bahan muatan yang dimasukkan ke
dapur tinggi. Bahan tambahan akan bersenyawa dengan zat asam
membentuk terak yang menutup cairan tersebut sehingga melindungi
cairan itu dari oksida lebih lanjut. Setelah proses berjalan selama 6 jam,
terak dikeluarkan dengan memiringkan dapur tersebut dan kemudian baja
cair dapat dicerat. Hasil akhir dari proses Martin disebut baja Martin. Baja
ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan ditentukan dengan
teliti pada proses yang berlangsung agak lama. Lapisan dapur pada proses
Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari besi kasarnya
mengandung fosfor sedikit atau banyak.
Proses Martin asam teradi apabila mengolah besi kasar yang bersifat
asam atau mengandung fosfor rendah dan sebaliknya dikatakan proses
Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan mengandung fosfor yang
tinggi. Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan
Thomas adalah sebagai berikut :
16
Proses Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran
seperti zat asam, belerang, fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses
Martin asam kadar kotoran-kotoran tersebut lebih kecil.
17
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan
besi kasar cair (65 – 85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan
dasar utama dicampur dengan besi bekas (skrap baja) sebanyak (15 – 35%),
batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%). Panas ditimbulkan oleh
reaksi dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer sekitar tahun
1800.
Besi bekas sebanyak ± 30% dimasukkan kedalam bejana yang
dilapisi
batu tahan api basa. Logam panas dituangkan kedalam bejana
tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang didinginkan dengan air
dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan logam cair.
Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar berangsur – angsur
turun sampai mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi
berlangsung terjadi panas yang tinggi sehingga dapat menaikkan
temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi
berlangsung ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut
kemudian mencair dan bercampur dengan bahan – bahan impuritas
(termasuk bahan – bahan yang teroksidasi) membentuk terak yang
terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi selesai maka aliran oksigen
dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari tungku.
Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil
untuk dilakukan analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah
tercapai maka dilakukan penuangan (tapping). Penuangan tersebut
dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 1650 C. Penuangan
dilakukan dengan memiringkan perlahan – lahan sehingga cairan baja akan
tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan
skimming untuk membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses
perlakuan logam cair (metal treatment). Metal treatment tersebut terdiri
dari proses pengurangan impuritas dan penambahan elemen – elemen
pemadu atau lainnya dengan maksud untuk memperbaiki kualitas baja cair
18
sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses
ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Kelebihan proses BOF dibandingkan proses pembuatan baja lainnya :
Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya
berkisar sekitar 60 menit untuk setiap proses peleburan.
Tidak perlu tuyer dibagian bawah.
Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon.
Biaya operasi murah.
19
arus bolak balik mengalir melalui satu elektroda yang
membentuk busur api di antara kutub dan baja cair selanjutnya
dikeluarkan melalui enam buah elektroda baja yang didinginkan
dengan air ke dasar tungku. Pada dapur Heroult menggunakan
dua elektroda arang dengan arus bolakbalik dan dapat juga
menggunakan tiga buah elektroda pada arus putar. Arus listrik
membentuk busur nyala dari elektroda kepada cairan dan
kembali dari cairan ke elektroda lainnya.
b. Dapur Induksi
20
sehingga mencairkan isi dapur dan campuran
tambahan yang lain serta mengkoksidasikannya.
Hasil akhir dari dapur listrik disebut baja elektro
yang bermutu sangat baik untuk digunakan sebagai
alat perkakas misalnya pahat, alat tumbuk dan lain-
lainnya.
Mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi
tuang. Prosesnya adalah sebagai berikut :
· pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
· Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
· kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga
kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
· besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
· 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan
batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
CO2 + C 2CO
21
· Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas
dan besi kasar dalam cawan,
· kemudian dapur ditutup rapat.
· Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling
cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
· Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa
dengan menambahkan unsur paduan yaitu: Kromium, Nikel, Mangan,
dan Aluminium
2.5 Penggunaan/Aplikasi
Stainless steel merupakan material primer yang digunakan dalam
industri dan konstruksi. Bentuk dari produk stainless steel ada berbagai
macam, antara lain cold rolled sheet, hot rolled plate, tabung, batang,
kabel, dan lain-lain.
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Cold Rolled Sheet Hot Rolled Plate Batangan dan Kawat Tabung Lain-lain
Tabel 1.1 Bentuk Produk Stainless Steel dalam Dunia Industri (Leffler Bela)
22
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
ci si i l i ur s s
Cu ta ks dl an rg iga rta
in
r r u u, an n e ap e -la
i n
sp
o
ns
t
isa ak E D i M K ia n
es uk n str n L
M r an Ko ci, P tr i M
o d lata
d u da
T n n s r a l p
at da Pa u P
Pe
r In u
Al an Ind n til, P
un gd
a ks
a ng in i Te
B r tr
Pi us
uci d
In
kC
Ba
Gambar 1.2 Aplikasi Stainless Steel dalam Dunia Industri (Leffler Bella)
Contoh lain aplikasi dari stainless steel dalam bidang industri antara lain :
1. Industri Susu
23
korosi retak tegang saat komponen dibersihkan dengan larutan
disinfektan.Komponen untuk pembuatan margarine juga dibuat dari tipe
304, namun tipe 316 juga dipilih untuk komponen dalam proses
penggaraman keju karena cukup tahan terhadap korosi terhadap
lingkungan kloride (garam)
24
dengan Cr-Ni-Mo 1.4401/1.4404. Ketiga jenis ini menghasilkan stainless
steel sebesar 80% dari produksi total sedangkan 20% sisanya adalah
stainless steel dengan kategori duplex dan martensitic.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Stainless Steel sebagai salah satu baja paduan yang memiliki sifat tahan
karat yang tinggi, juga merupakan baja paduan dengan kadar karbon yang rendah.
Dibagi dalam 5 klasifikasi yaitu, Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan
Precipitation Hardening Stainless Steel. Dengan tingkat kekerasan yang juga
tinggi Stainless Steel biasa dijadikan sebagai bahan dasar utama perabotan rumah
tangga dan peralatan serta perkakas, alat – alat pemotong dan bagian mesin.
3.2 SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun.Diharapkan untuk para pembaca
makalah ini, sebaiknya tidak merasa puas, karena masih banyak ilmu-ilmu yang
didapat dari berbagai sumber. Sebaiknya mencari sumber lain untuk lebih
memper -dalam materi stainless steel .
26
DAFTAR PUSTAKA
27