DISUSUN OLEH
KELAS C1
Mutiawalia Putri (09220190007)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Makalah ini yang berjudul “Pemilihan Bahan Dan Proses
Pembuatan Sendok Dan Garpu”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu, kritik maupun saran dari semua pihak yang bersiat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penentuan Material 3
2.2 Stainless Steel 4
2.3 Proses Pembuatan 6
2.4 Perbandingan dengan bahan lain 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tersebut ditambahkan untuk memperbaiki sifatsifat Stainless Steel sesuai
aplikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana tahapan dalam menentukan material?
2. Apa itu material stainless steel
3. Bagaimana proses pembuatan sendok dan garpu bahan baku stainless
steel?
4. Bagaimana perbedaan sendok dan garpu dari stainless steel dengan bahan
lainnya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian limbah cair.
2. Untuk mengetahui material stainless steel.
3. Untuk mengetahui proses pembuatan sendok dan garpu.
4. Untuk mengetahui perbandingan sendok dan garpu dari stainless steel
dengan bahan lainnya.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
lain yang didasarkan pada persentase karbon tetapi didasarkan pada
struktur metalurginya. Pada sendok ini menggunakan austenitic stainless
steel dimana austenitic stainless steel mengandung sedikitnya 16%
Chrom dan 6% Nickel (grade standar untuk 304), sampai ke grade Super
Autenitic SS seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nickel lebih tinggi
serta unsur tambahan Mosampai 6%). Molybdenum (Mo),Titanium (Ti)
atau Copper (Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan terhadap
temperatur serta korosi. Austenitic cocok juga untuk aplikasi temperatur
rendah disebabkan unsur Nickel membuat SS tidak menjadi rapuh pada
temperatur rendah.
4
aplikasi temperature rendah disebabkan unsur Nickel membuat Stainless
Steel tidak menjadi rapuh pada temperatur rendah.
2. Ferritic Stainless Steel
Kadar Chrom bervariasi antara 10,5 - 18 % seperti grade 430 dan
409. Ketahanan korosi tidak begitu istimewa dan relatif lebih sulit di
fabrikasi/ machining. Tetapi kekurangan ini telah diperbaiki pada grade
434 dan 444 dan secara khusus pada grade 3Cr12.
3. Martensitic Stainless Steel
Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih
sedikit jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif
tinggi misal grade 410 dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16%
tetapi mikrostrukturnya masih martensitic disebabkan hanya memiliki
Nickel 2%. Grade Stainless Steel lain misalnya 17-4PH/ 630 memiliki
tensile strength tertinggi dibanding Stainless Steel lainnya. Kelebihan
dari grade ini, jika dibutuhkan kekuatan yang lebih tinggi maka dapat di
hardening.
4. Duplex Stainless Steel
Duplex Stainless Steel seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama
menyatakan persentase Chrom dan dua angka terakhir menyatakan
persentase Nickel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran austenitic
dan Ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki kombinasi sifat tahan
korosi dan temperatur relatif tinggi atau secara khusus tahan terhadap
Stress Corrosion Cracking. Meskipun kemampuan Stress Corrosion
Cracking-nya tidak sebaik ferritic Stainless Steel tetapi ketangguhannya
jauh lebih baik (superior) dibanding ferritic Stainless Steel dan lebih
buruk dibanding Austenitic Stainless Steel. Sementara kekuatannya lebih
baik dibanding Austenitic Stainless Steel (yang di annealing) kira-kira 2
kali lipat. Sebagai tambahan, Duplex Stainless Steel ketahanan
korosinya sedikit lebih baik dibanding 304 dan 316 tetapi ketahanan
terhadap pitting coorrosion jauh lebih baik (superior) dubanding 316.
Ketangguhannya Duplex Stainless Steel akan menurun pada temperatur
dibawah - 50oC dan diatas 300oC.
5. Precipitation hardening stainless steel
5
Precipitation hardening stainless steel adalah Stainless Steel yang
keras dan kuat akibat dari dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam
struktur mikro logam. Sehingga gerakan deformasi menjadi terhambat
dan memperkuat material Stainless Steel. Pembentukan ini disebabkan
oleh 49 penambahan unsur tembaga (Cu), Titanium (Ti), Niobium (Nb)
dan alumunium. Proses penguatan umumnya terjadi pada saat dilakukan
pengerjaan dingin (cold working).
6
kekerasan. Namun logam akan bersifat lunak dan ulet, sehingga dapat
diproses lebih lanjut.
4. Pembentukan Pola atau Pattern Formed
Dengan menggunakan mesin cetakan lain/pattern formed, sendok tadi
dicetak bagian gagangnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan / sesuai
dengan pola cetakan dalam mold, misal ukiran,nama, atau bentuk
lainnya dan setelah itu dilanjutkan pembentukan cekungan sendok
menggunakan mesin press. Molding adalah sebuah proses produksi
dengan membentuk bahan mentah menggunakan sebuah rangka kaku
atau model yang disebut sebuah mold.
5. Polishing and Grinding
Sebelum melakukan proses gerinda terlebih dahulu sendok tersebut
dikurangi ketajamannya dengan dipoles. Proses poles ini sendiri melalui
beberapamesin, antara lain poles untuk bagian dalam daun sendok,
proses poles untuk bagian luar daun sendok, dan proses poles untuk
bagian gagang sendok. Setelah itu baru dilakukan proses Abrasi
(Gerinda) dengan pengamplasan menggunakan lilin putih
(Compound ).Untuk proses pembersihannya, sendok telah halus dicuci.
Setelah sendok dikeringkan, produk sendok yang telah jadi dibawa ke
bagian inspeksi. Proses inspeksi dilakukan secara manual oleh operator.
Proses inspeksi dilakukan oleh operator pada bagian daun dan gagang
sendok
6. Quality Control
Inspeksi akhir memeriksa potongan untuk chafes, goresan, bintik-
bintik kasar antara tines garpu itu, perubahan warna, atau kelemahan lain
yang mungkin telah terjadi ketika potongan-potongan yang dicap,
dibentuk dan dipoles.
7
Aluminium adalah bahan yang cukup populer untuk sendok dan alat
dapur lainnya karena harga yang lebih terjangkau, tahan pakai dan
konduktor panas yang baik. Material ini juga tidak lengket dan tidak
gampang tergores. Beberapa studi juga belum menemukan relasi antara
dampak penggunaannya dengan penyakit berbahaya seperti kanker.
2. Bahan Keramik
Sendok keramik yang mengandung timah harus dihindari, terutama
yang diproduksi dengan kualitas rendah oleh produsen asal. Jika ia
khusus diproduksi untuk dekorasi, jangan gunakan untuk makan karena
kandungan kimianya akan mengakibatkan masalah kesehatan.
Namun jika sendok keramik diproduksi khusus untuk konsumsi
makanan dan sudah lulus uji standar kesehatan, maka boleh digunakan
sesuai dengan pemakaian umum yang berlaku.
3. Bahan Kayu atau Bambu
Karena terbuat dari bahan alami, kayu atau bambu bisa jadi alternatif
material sendok yang aman bagi kesehatan. Namun, ini juga tergantung
pada cara pembersihan rutin dikarenakan material kayu yang berpori-
pori. Otomatis, bakteri dan mikroorganisme bisa masuk dengan mudah
jika sendok tidak dibersihkan dan dikeringkan dengan baik.
Sendok dari material bambu juga sangat disukai karena memikili
kandungan antimikrobakterial sehingga lebih baik dari kayu dari sisi
kebersihan. Kedua jenis sendok ini juga cocok untuk memasak karena
tidak akan menggores permukaan panci atau kuali.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses pembuatan sendok dan garpu dengan bahan stainless steel terdiri
dari beberapa tahap yaitu blanking, rolling, anil, pembentukan pola, polishing,
grinding, dan quality control. Sebelum itu, terlebih dahulu mengetahui
tahapan menentukan material yang digunakan. Perbandingan sendok stainless
steel dengan sendok bahan lainnya salah satunya dengan bahan keramik.
Sendok dengan bahan keramik ini tidak disarankan digunakan untuk sebagai
alat makan karena mengandung timah yang harus dihindari
3.2 Saran
Dalam pemilihan material pada proses pembuatan sendok sebaiknya
menggunakan material yang aman.
9
DAFTAR PUSTAKA